Anda di halaman 1dari 7

Nama: Yoga Ferdy Septiansah

NIM: 1714007
Remidi Kapita Selekta

SOAL A : Tahapan Paradigma


Awal mula berasal dari Paradigma Kimia Industri, paradigma ini mulai ada dan
berkembang pada abad ke 18 dan 19. Sebelumnya kimia industri telah ada dengan adanya
percobaan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya teori ilmu yang mendasari.
Sebagai dasar dari perkembangan paradigma, mereka mempelajarinya dari pengetahuan dari
insinyur mekanik, selain itu mereka mencoba untuk mulai mengenali sifat alami dari bahan
yang ada di sekitar. Pada rentang abad ke 18-19 para ahli kimia tersebut mengembangkan
beberapa alat sederhana, sudah mampu mengatasi permasalahan di lingkungan, membuat
suatu karya berupa buku sampai dengan pendirian suatu program studi dengan pengusulan
ilmu yang mempelajari teknik kimia.
Seiring perkembangan ilmu, maka munculah Paradigma Pertama yang membahas
beberapa persoalan diantaranya mengenai Unit Operasi, Neraca Massa dan Energi,
Termodinamika, Kontrol Proses, serta Teknik Reaksi Kimia. Yang pada dasarnya muncul
karena beberapa persoalan yaitu adanya kebutuhan dalam perhitungan energi di dalam suatu
proses industri kimia. Pada abad ke 20 para profesor mampu menerapakan ilmu yang
merupakan solusi dari munculnya permasalahan paradigma pertama tersebut, dengan
terbitnya beberapa buku yang mengawali ilmu diantaranya adalah Perhitungan Metallurgical
oleh J. Richards (1906), Stoikiometri Industri oleh W.K. Lewis dan A.H. Radasch (1926)
dan Perhitungan Kimia Industri oleh Hougen dan K.M. Watson (1931).
 Unit Operasi dalam paradigma pertama membahas kuarng lebih menekankan dan
menfokuskan untuk pengoperasian ilmu (unit operasi) yang sudah ada di dalam buku
Paradigma Pertama. Permasalahan dalam Unit Operasi ini adalah para insinyur kimia tidak
mengetahui desain karena keterbatasan pengetahuan tentang fisikokimia suatu bahan. Pada
tahun 1940-1950an banyak beredar buku mengenai Unit Operasi Teknik Kimia. Di dalam
penerapannya ditemukan beberapa perbedaan seperti karateristik dari suatu bahan kimia,
tekanan dan suhu disekitar. Oleh karena itu munculah suatu solusi konsep baru untuk
merancang suatu proses yang didalamnya dilakukan rekayasa kimia sederhana.
 Untuk pembahasan paradigma setelah Unit Operasi adalah paradigma tentang Neraca Massa
dan Energi, dimana beberapa hal yang dipelajari pada paradigma ini adalah perpindahan
panas, perpindahan massa, serta aliran fluida.
 Paradigma tentang Termodinamika muncul karena adanya kebutuhan untuk menggambarkan
operasi dari mesin uap. Buku pertama yang melatarbelakanginya adalah A Manual of the
Steam Engine and Other Prime Movers oleh William John Macquorn Rankine.
Penggambaran konsep dari hukum termodinamika berasal dari eksperimen yang kemudian
muncul hokum pertama, kedua dan ketiga termodinamika.
 Paradigma Kontrol Proses berkaitan erat dengan buku yang sudah diterbitkan, dan
diaplikasikan dalam beberapa mesin bahkan untuk pabrik kimia dalam pengoperasian
prosesnya.
 Beberapa kebutuhan mengenai aplikasi dari teknik kimia yang kemudian diekspor ke bidang
teknik lain, sehingga munculah buku yang membahas tentang reaktor dan reaksi yang terjadi
di dalamnya. Hal inilah yang mendorong adanya Paradigma Teknik Reaksi Kimia. Buku
yang mendasari diantaranya adalah Smith, Levenspiel, dan Wallas.
Paradigma kedua merupakan lanjutan dari paradigma pertama yang membahas tentang
Tranport Fenomena yang menekankan pada perhitungan yang lebih sitemastis yang
diaplikasikan terhadap banyak alat di industri kimia.
Paradigma ketiga berkaitan dengan desain suatu produk. Penggunaan komputer di tempat
kerja, laboratorium, dan universitas, yang lebih mempelajari tentang simulasi dari suatu
proses kimia dan beberpa perhitungan yang dilakukan dalam suatu aplikasi di komputer,
yang dapat mempengaruhi suatu produk yang dihasilkan pada proses kimia.
SOAL B
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
2.1. Macam – macam Proses
Proses pembuatan asetaldehida selama ini menggunakan proses beberapa proses yang
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2.1.1. Dehidrogenasi fasa uap ethyl alchohol
Reaksi yang dihasilkan dari proses ini berupa :
CH3CH2OH CH3CHO + H2
Untuk reaksi ini menghasilkan yield dengan konversi sekitar 85-95 %. Proses
penguapan ethanol untuk menghasilkan antara 50-95% direaksikan menggunakan katalis
perak dengan kondisi operasi :
Temperatur : 375 – 550 0C
Tekanan : atmosfer
Basis : 1 metric ton acetaldehyde ethanol (100%) 1150 kg

Gambar 2.1 Blok diagram pembuatan asetaldehida menggunakan proses dehidrogenasi


fasa uap ethyl alchohol
Alchohol dan air direkasikan di dalam reaktor fixed bed multitube, setalah proses
dehidrogenasi selesai kemudian diumpankan ke scrubber untuk menghilangkan kadar air,
kemudian dimurnikan ke dalam refining column.
2.1.2. Oksidasi katalik ethyl alchohol
Oksidasi fase cair dari ethylene menggunakan satu tahap menghasilkan persamaan
reaksi :
CH3CH3OH + 1/2O2  CH3CHO + H2O (-57,84 kcal/mol)

Oksidasi dibuat dengan melewatkan uap alkohol dan udara yang dipanaskan terlebih
dahulu di atas katalis perak pada 480 °C dan tekanan 1034 kPa (15 psi). Pada proses ini
menggunakan reaktor multitubular dengan konversi mencapai 74-82%.
2.2. Seleksi Proses
Dari kedua macam proses yang berbeda untuk pembuatan asetaldehida, dapat dilakukan
perbandingan sebagai berikut :
No Proses
Parameter
. Dehidrogenasi Oksidasi
1. Bahan baku Ethanol, Oksigen Ethylene, Oksigen
2. Aspek teknis
 Reaksi proses Dehidrogenasi Oksidasi
 Temperatur operasi 375 – 550 0C 480 0C

 Tekanan Atm 1034 kPa (15 psi)

 Katalis Perak Perak


50-95% 74-82%.
 Kemurnian
3. Aspek ekonomi Sedang Besar
Berdasarkan perbandingan yang telah dituliskan diatas, maka dipilih proses
dehidrogenasi ethyl alchohol, karena lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lain.
2.3. Uraian Proses
Ada 4 tahapan utama dalam proses pembuatan asetaldehida dari bahan baku ethyl
alchohol dan oksigen. Tahapan tersebut berupa :
1. Tahap persiapan bahan baku
Ethanol disimpan alam fase cair di dalam tangki penyimpanan dengan konsisi operasi
pada suhu kamar dan tekanan atmosfer dipompa agar tekanannya naik menjadi 1,5 atm
dan dilanjutkan ke mixer agar mendapatkan komposisi yang diinginkan (minimal 95%
mol ethanol) sebelum masuk ke reaktor. Menuju vaporizer untuk menguapkan dan
memanaskan ethanol sebagai umpan. Kemudian menuju separator untuk memisahkan
cairan dan uap. Furnace digunakan untuk memanaskan umpan agar suhunya naik
menjadi sekitar 280 0C.
2. Tahap reaksi
Ethanol dan air direaksikan dalam reaktor dengan kondisi operasi 375 0C dengan
tekanan 1,5 atm dengan konversi yang dihasilkan sebesar 50%. Reaksi yang terjadi
adalah :
CH3CH2OH CH3CHO + H2
3. Tahap pemisahan dan pemurnian produk
Produk yang telah direaksikan kemudian dimasukkan kedalam cooler untuk didinginkan
beberapa saat, kemudian menuju separator untuk memisahkan cairan dan uap. Kemudian
dipanaskan kembali menggunakan heater sebelum menuju ke menara destilasi. Destilasi
pertama berfungsi untuk memisahkan asetaldehida dari ethanol dan air. Kemudian hasil
atas menuju kondensor untuk mengembunkan uap hasil destilat. Accumulator sebagai
penampung arus keluaran dari kondensor. Hasil bawah destilasi menuju reboiler untuk
menguapkan cairan. Yang kemudian murnikan kembali di kolom kedua destilasi.
4. Tahap penanganan produk
Produk asetaldehida yang telah ditampung langsung bisa dikirim menggunakan
kendaraan.
PABRIK ASETALDEHID PROSES DEHIDROGENISASI ETANOL

30 L-612 Pompa 1
29 F-611 Storage 1
CW
28 D-510 Distilasi 1
27 L-515 Pompa 1
26 E-514 Reboiler 1
S 25 L-513 Pompa 1
24 A-512 Accumululator 1
23 E-511 Condensor 1
22 D-410 Distilasi 1
WP 21 L-416 Pompa 1
20 E-415 Reboiler 1
19 L-414 Pompa 1
18 A-413 Accumululator 1
17 E-412 Condensor 1
16 E-411 Heater 1
15 H-320 Separator 1
14 L-312 Pompa 1
13 R-310 Reaktor 1
12 E-313 Condensor 1
11 E-312 Cooler 1
10 E-311 Cooler 1
9 Q-220 Furnice 1
8 H-210 Separator 1
7 V-212 Vaporizer 1
6 E-211 Heater 1
5 M-110 Mixer 1
4 L-114 Pompa 1
3 L-113 Pompa 1
2 F-112 Storage 1
1 L-111 Pompa 1
NO KODE ALAT NAMA ALAT JUMLAH

TEMPERATURE
7
(C)

6 PRESSURE (Atm)

STEAM
5
CONDENSATE

COOLING
4
1,5 260
WATER
UNIT
3 PENGOLAHAN
LIMBAH
R-310 D-410
E-412 WATER
2
PROCESS

D-510 1 STEAM
E-511
A-413 NO SIMBOL KETERANGAN

Q-220
260

A-512

L-414

L-513

F-611
1,5 90

Fuel Oil
100

E-311
E-514

H-210
V-212
100 L-612
E-312 H-320
L-515

1 30
E-415

F-112 M-110 E-411


ETHANOL
E-313
1,5 30

E-211 L-416
UPL
L-111 L-113 L-114 L-321
SC

Anda mungkin juga menyukai