SIKLUS DAYA GAS

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

Matakuliah

: Termodinamika II

Kode / SKS

: TKM 240412 / 3 SKS

Semester/
TA

: Genap /

Program
Studi

: Teknik Mesin FT
UNSRI

Dosen
TERMODINAMIPengampu

2014 /2015

: Ir. H.M.Zahri Kadir,

M.T.

T
T uu jj uu aa nn
1.Mengevaluasi performansi siklus daya gas.
2.Mengembangkan asumsi-asumsi sederhana yang
dapat diaplikasikan ke siklus daya gas.
3.Mengetahui prinsip kerja dan Parameter Motor
Bakar Torak.
4.Menganalisa siklus tertutup dan terbuka siklus
daya gas.
5.Menyelesaikan soal-soal siklus Otto, Diesel, Stirling,
dan Ericsson
6.Menyelesaikan soal-soal sikus Brayton dengan
regeneration; intercooling, reheating, dan
regeneration.
7.Menganalisa siklus propulsi jet
8.Mengidentifikasi asumsi-asumsi sederhana untuk
menganalisis hukum kedua siklus daya gas

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

Pokok
Pokok Bahasan
Bahasan
PENDAHULUAN
1. Siklus Ideal
2. Siklus Carnot
3. Siklus Udara Standar
4. Prinsip Kerja dan Pamameter Motor Bakar
Torak
5. Siklus Otto
6. Siklus Diesel
7. Siklus Stirling dan Ericsson
8. Siklus Brayton:
.Ideal
.Regenerasi
.Intercooling, Reheating dan Regenerasi
9. Siklus Propulsi Jet Ideal
10. Analisis Hukum Kedua Siklus Daya Gas
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

Pendahuluan

SIKLUS
TERTUTUP
SIKLUS
>
REFRIGERASI
Refrigerator
SIKLUS
Sirkulasi
Fase
TERMODINAMIKA
Fluida
Fluida
Kerja
Kerja

Macam Siklus:
CARNOT
OTTO
DIESEL
STIRLING
ERICSSON
BRAYTON
RANKINE
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

Pendahuluan
Proses Termodinamika
Isobaric

Isometric
(Isochoric
B
)
(Isovolum
e)
A

Isothermal
T = 0 but Q
0

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

isoterm
al

Siklus terdiri dari

sejumlah proses.
Contoh:
Siklus heat engine: 1-23-4-1
Siklus heat pump:1-4-32-2-1

Adiabatic

T 0 but Q = 0

Sikus Daya Gas

12/11/16

1.
1. Siklus
Siklus IDEAL
IDEAL
Siklus ideal merupakan pemodelan dari siklus aktual. Kebanyakan sistem
pembangkit daya beroperasi secara siklus; dimana siklus aktual nya sulit
untuk dianalisis karena adanya efek-efek yang kompleks, seperti friksi,
dan tidak cukupnya waktu untuk mencapai keadaan keseimbangan
selama siklus.
Agar siklus aktual dapat dianalisis secara analitikal dilakukan idealisasi
siklus dengan mengambil pendekatan dan sejumlah asumsi, dan
siklus ini disebut SIKLUS IDEAL.

Pemodelan adalah sebuah tool

engineering yang ampuh yang
memberikan gambaran secara jelas
dan sederhana persoalan dengan
kehilangan akurasi yang kecil
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Siklus aktual
semua proses
irreversibilitas
internal dan
kompleksitas
Sikus Daya Gas

siklus ideal
semua proses
reversibel
internal
12/11/16

Apa

yang diperoleh dari

Sebuah model
ideal sederhana
memungkinkan para engineer
SIKLUS
IDEAL
?

untuk mempelajari efek-efek parameter-parameter utama yang

mengdominasi siklus tanpa perlu mendetail. Idealisasi siklus ini
masih tetap memperlihatkan karakteristik-karakteristik
umum dari siklus aktualnya.

Hati-hati
menginterpretasikan
hasil siklus ideal.
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Kesimpulan yang didapat dari analisis

siklus ideal juga dapat diberlakukan
terhadap siklus aktualnya. Misalnya,
efisiensi termal siklus Otto (siklus ideal
untuk motor bensin) meningkat terhadap
kenaikan ratio kompressi; dan hal ini juga
terjadi untuk motor bensin sebenarnya.
Tetapi nilai numerikal dari analisis
siklus ideal bukanlah reprentatif
dari siklus aktual , dan haruslah hatihati dalam menginterpretasinya. Analisis
siklus ideal/ disederhanakan dapat juga
digunakan sebagai starting point untuk
Daya Gas
7
12/11/16
kajian lebihSikus
dalam.

Idealisasi dan simplifikasi

yang umum

dipakai dalam analisis siklus daya:

1) Siklus tanpa melibatkan gesekan. Jadi, fluida kerja tidak
mengalami kerugian tekanan sewaktu mengalir dalam pipa atau alat
seperti penukar kalor.
2) Semua proses kompressi dan ekspansi berlangsung dalam
kesetimbangan quasi.
3) Pipa-pipa penghubung berbagai komponen sistem terisolasi
secara baik, jadi perpindahan kalor melalui pipa tersebut diabaikan.
4) Mengabaikan perubahan energi kinetik dan potensial fluida
Catatan:
kerja dalam kasus tertentu (lihat catatan)
Untuk asumsi ke 4 :
Untuk alat yang melibatkan kerja poros, seperti turbin, kompressor
dan pompa, dimana perubahan energi kinetik dan potensial biasanya
relatif sangat kecil (dapat diabaikan) terhadap suku-suku lain yang
ada dalam persamaan energi.
Untuk alat dimana kecepatan fluida secara tipikal rendah ,seperti
condenser, boiler dan mixing chamber, aliran fluida mengalami
perubahan kecil dalam kecepatannya sehingga perubahan energi
kinetiknya dapat diabaikan.
Untuk alat yang didisain untuk menciptakan perubahan kecepatan
yang
besar
, seperti nozel dan diffuser,
perubahan energi kinetik
tidak
M. ZAHRI
KADIR
Sikus Daya Gas
12/11/16
TERMODINAMI
Teknik Mesin FT

2.
2. Siklus
Siklus CARNOT
CARNOT
Siklus Carnot = Sikus Idealisasi
Mesin Kalor
- Tidak ada friksi
- Semua proses reversibel:
Ekspansi isotermal
Ekspansi adiabatik
Kompressi isotermal
Kompressi adiabatik

Teorema Carnot:
Tidak ada mesin beroperasi
antara dua reservoir termal
yang effisiensinya dapat
lebih besar dari sebuah
mesin Carnot yang
beroperasi antara dua
reservoir yang sama

Siklus Carnot adalah siklus termodinamika

paling effisien untuk mesin kalor
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

klus CARNOT untuk sistem aliran stedi

Perubahan harus berlahan, dengan heat exchangers sangat

besar, sehingga tidak praktis.

Siklus Carnot adalah sikus reversibel total, terdiri dari 4 proses reversibel:
Proses 1-2 : Ekspansi/Pemasukan kalor Isotermal
Proses 2-3 : Ekspansi Isentropik
Proses 3-4 : Kompressi/Pembuangan kalor Isotermal
Proses 4-1 : Kompressi Isentropik
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

10

Effisiensi Siklus CARNOT

Hk Termo I untuk sistem siklus:

ein eout esist 0

qin qout wnet 0
qin qout wnet
Effisiensi thermal siklus

th

wnet qin qout

q

1 out
qin
qin
qin

Untuk proses reversibel:

2

qin Tds TH ds TH ( s2 s1 ) TH s
4

qout Tds TL ds TL ( s4 s3 ) TL s

th.Carnot 1
s

TL s
T
1 L
TH s
TH

NB: Efisiensi termal siklus Carnot tidak bergantung pada jenis fluida kerja dan apakah siklus
tertutup atau terbuka.
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

11

Efisiensi Termal Siklus Carnot

TH = Flame temp =
2000 K
TL = Exhaust Temp =
600 K
L
=
Carnot
H

1-

Carnot= 1 -

2000
K

TL
= 600
K

600 K
2000 K

= 70%
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

T
T

TH

TERMODINAMI

th ,Carnot 1

Sikus Daya Gas

QL
T
1 L 100%
QH
TH
12/11/16

12

3.
3. Siklus
Siklus UDARA
UDARA STANDAR
STANDAR
Siklus daya gas aktual amat kompleks.
Untuk memudahkan analisis secara teoritis digunakan suatu
pendekatan yaitu dengan Siklus Udara Standar sebagai siklus ideal
dengan asumsi:
1. Fluida kerja adalah udara yang
bersifat sebagai gas ideal dan
bersirkulasi secara kontinu dalam
loop tertutup.
2. Semua proses pada siklus adalah
reversibel-internal.
3. Proses pembakaran dianggap
sebagai proses pemasukan kalor
dari sebuah sumber luar.
4. Proses pembuangan gas bekas
dianggap sebagai proses
pengeluaran kalor yang
mengembalikan fluida kerja ke
awal. dan ditentukan pada
Bila ditambahkan asumsi, kalor jeniskeadaan
udara konstan
suhu kamar 25 oC, dinamakan Siklus Udara-Standar Dingin [Cold-airstandard
M. ZAHRI KADIRcycle]
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

13

4.
4. Prinsip
Prinsip Kerja
Kerja dan
dan Parameter
Parameter MOTOR
MOTOR BAKAR
BAKAR TORAK
TORAK
KOMPONEN UTAMA:
A. Katup masuk, Rocker Arm dan
Pegas
B. Tutup Katup (Cover Valve)
C. Saluran masuk (Intake port)
D. Kepala Silinder (Cylinder Head)
E. Air Pendingin (Coolant-Water
Jacket)
F. Blok Mesin (Engine Block)
G. Penampung Oli (Oil Pan)
H. Oli (Oil Sump)
I. Poros Cam (Camshaft)
J. Katup Buang, Rocker Arm dan
Pegas
K. Busi (Spark Plug)
L. Saluran Buang (Exhaust Port)
M. Torak (Piston)
N. Batang Penghubung
(Connecting Rod)
O.
Bearing
PROSESRod
KERJA:
P. PorosIsap
Engkol
(Crankshaft)
1. Langkah
(Intake)
2. Langkah Kompresi
3. Langkah Usaha
4. Langkah Buang
Sparrk
Top Dead Center

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

14

Parameter Motor Bakar Torak

1. Top Dead Center (TDC) :
Titik Mati Atas -TMA (posisi tertinggi piston)

Exhaus
t
valve

Intake
valve

TDC

Bore

Strok
e
BDC

compression
ratio

2. Bottom Dead Center (BDC) :

Titik Mati Bawah-TMB (posisi terendah piston)
3. Stroke (L): Panjang Langkah Piston
4. Bore (D): Diameter silinder
5. Clearance Volume (Vc ):
Vol silinder saat piston di TMA
6. Displacement Volume (Vd ):
Vol Langkah= (Vmax-Vmin)
7. Compression Ratio ( rv ) :
rv = (Vmax/Vmin) = (VBDC / VTDC )=Vtotal / Vc
8. Mean Effective Pressure (MEP):
MEP = (Wnet.siklusx /Vmd )

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

15

Mean Effective Pressure

P

Diagram siklus
aktual

Wnet

W net
MEP
Vmax Vmin
Ddiagram MEP
equivalen

Wnet PdV

Wnet ( MEP) Vd

ME
P

vmin

vmax v

TDC

BDC

Wnet

vmin

vmax v

Wnet = MEP x Apiston x Stroke

= (MEP) x (Displacement
Volume)
= (MEP) x (Vmax-Vmin)

MEP dapat digunakan sebagai parameter utk membanding-kan performansi motor

bakar torak berukuran sama. Motor dengan MEP lebih besar, lebih besar Wnet.siklus, maka
lebihM.baik
performannya
ZAHRI KADIR
Sikus Daya Gas
16
12/11/16
Teknik Mesin FT TERMODINAMI

Klasifikasi Heat Engine

HEAT ENGINE

INTERNAL COMBUSTION
ENGINE
RECIPROCATING
ENGINE

R0TARY ENGINE
(WANKEL)

EXTERNAL COMBUSTION
ENGINE

TURBIN GAS
(siklus terbuka)

TURBIN UAP

IGNITION SYSTEM

MESIN UAP
TURBIN GAS
(siklus tertutup)

SPARK IGNITION ENGINE

(MOTOR BENSIN/ OTTO)
COMPRESSION IGNITION ENGINE
(MOTOR DIESEL)

MESIN UDARA PANAS

WORKING CYCLE

4 STROKE ENGINE
(MESIN 4 TAK )
2 STROKE ENGINE
(MESIN 2 TAK )

Heat Engine (Mesin Kalor) : mesin yang mengubah energi termal dari hasil
pembakaran bahan bakar atau dari sumber termal lainnya menjadi kerja mekanik.
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

17

Four Stroke Engine

(Mesin 4 Tak)

Intake

Compression

Power

Exhaust

1. Intake Stroke (Langkah Isap)

Piston bergerak dari TDC ke BDC, mengisap
campuran udara-bahan bakar segar.
2. Compression Stroke (Langkah Kompressi)
Piston bergerak dari BDC ke TDC, mengkom-pressi
campuran udara-bahan bakar.
3. Power Stroke (Langkah Kerja)
Piston di TDC, busi menyalakan campuran udarabahan bakar. terjadi pembakaran sangat cepat,
teorinya, piston masih di TDC. Setelah itu piston
didorong ke BDC.
4. Exhaust Stroke (Langkah Buang)
Piston bergerak dari BDC ke TDC, mendorong gas
hasil pembakaran keluar.
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

18

TwoStroke Engine
(Mesin 2Tak)

Compression

Power

Intake &
Exhaust

1. Compression Stroke (Langkah

Kompressi) Piston bergerak dari BDC ke
TDC, mengkompressi campuran udarabahan bakar.
2. Power Stroke (Langkah Kerja)
Piston di TDC, busi menyalakan campuran udara-bahan
bakar. Piston didorong ke BDC.
Setelah kira-kira setengah langkah, gas hasil
pembakaran di buang dan disusul pemasukan
campuran udara-bahan bakar segar; proses
dimana pembuangan dan pemasukan gas
terjadi pada waktu bersamaan disebut proses
pembilasan
Daya Mesin 2 Tak = 2 x Daya Mesin 4 Tak,
utk ukuran(scavenging)
yg sama.
(karena Daya per siklus dhasilkan setiap putaran engkol , sedangkan mesin 4 Tak,
M. ZAHRI
KADIR
setiap
2 putaran
engkol)
Sikus Daya Gas
19
12/11/16
TERMODINAMI
Teknik Mesin FT

Motor Otto [Motor

Motor
sistem penyalaan bunga api (Spark Ignition):
Bensin]

Pencampuran udara-bahan bakar diluar silinder, penyalaan

oleh sebuah busi (spark plug).
Pembakaran bahan bakar
menghasilkan gas tekanan dan suhu
tinggi dan berekspansi memdorong
piston , sehingga terjadi konversi
energi termal ke energi mekanik.
Pembakaran secara intermitten
Octane number, ukuran resistansi
bahan bakar/ bensin terhadap
detonasi pada volume konstan.
Semakin tinggi nilainya, semakin
lambat bahan bakar terbakar.

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

20

5.
5. Siklus
Siklus OTTO
OTTO
Siklus kerja motor Otto 4 Tak

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

21

Siklus OTTO

iklus ideal motor bensin/ Otto = Siklus udara volume konstan

FUEL

A
I

Ignition

Ignition

Fuel/Ai
r
Mixtur
e

Siklus
Aktual
Intake
Stroke

Combustio
n
Products

Compressio
n
Stroke

Power
Stroke

Qin

Siklus
0tto
(Ideal
)

Ai
r

Exhaus
t
Stroke

BDC

TDC

Qout

Qin

TDC

2
BDC

4
Compressio
n
Process

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

Const
volume
heat
addition
Process

TERMODINAMI

Expansion
Process

Const
volume
heat
rejection
Process
Sikus Daya Gas

TDC

Qout
1
BDC

12/11/16

22

Analisis Siklus Termodinamika

SIKLUS OTTO
Siklus ideal Otto terdiri dari 4 proses reversibel
internal:
Proses 1-2 : Kompressi Isentropik
Proses 2-3 : Pemasukan Kalor Volume konstan
Proses 3-4 : Ekspansi Isentropik
Proses 4-1 : Pembuangan Kalor Volume konstan

3
Pv
k
=

wout
2

4
Pv k
=

win
v2=v3

TDC

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

1
v1=v4

qin

s1=s2

v=

Compression ratio:

t.
ns
co

rv

.
onst
v=c

vmax v1 v4

vmin v2 v3

qout

s3=s4

BDC

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

23

Diagram T-s siklus Otto

T

s1=s2

1-2 Kompressi Isentropik

2-3 Pemasukan kalor volume konstan
3-4 Ekspansi Isentropik
4-1 Pembuangan kalor volume
konstan
Balans energi untuk sembarang
proses:

qin

(qin qout ) ( win wout ) u (kJ/kg)

qout

s3=s4

Untuk proses 2-3: pemasukan kalor,

v= konstan:

qin u3 u2 cv (T3 T2 )

Untuk proses 4-1: pembuangan

kalor,
q u4 u1 cv (T4 T1 )
v= konstan:out
Catatan:
utk proses v konstan w p dv 0
utk Gas ideal : Pv RT
du Cv dT
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

24

Diagram P-v siklus Otto

P

1-2
2-3
3-4
4-1

3
Pv
k
=

wout

Balans energi untuk sembarang

proses:

4
Pv k
=

(qin qout ) ( win wout ) u (kJ/kg)

win

v1=v4

v2=v3

Catatan:
rasio kalor jenis : k

cp
cv

Untuk Proses isentropik gas ideal :

k

Pv k C P1v1 P2 v2
T2 P2

T1 P1
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

( k 1) / k

v
1
v2

Kompressi Isentropik
Pemasukan kalor volume konstan
Ekspansi Isentropik
Pembuangan kalor volume konstan

k
k 1

TERMODINAMI

Untuk proses Kerja kompressi (1-2) atau

Kerja ekspansi (3-4) :

w Pdv

P2 v2 P1v1 R T2 T1
w1 2

1 k
1 k
P4 v4 P3v3 R T4 T3
w3 4

1 k
1 k

Sikus Daya Gas

12/11/16

25

Effisiensi termal siklus Otto

P

Efisiensi termal siklus Otto :

Energi berguna
Efisiensi
Energi input

3
Pv
k
=

qin

wout

Efisiensi Thermal : th

wnet
qin

th 1

qout
qin

th 1

cv(T4 T1 )
cv(T3 T2 )

4
Pv k
=

win
v2=v3

qout
1
v1=v4

(T4 T1 )
(T3 T2 )

Untuk proses siklus:

T (T / T 1 )
qin qout win wout 0
1 1 4 1
T2(T3 / T2 1 )
wout win qin qout
dimana :
wnet qin qout
v1 v4 dan v2 v3

Efisiensi termal
siklus :
th

(1 - 2) & (3 - 4) : isentropik :

w
q qout
net in
qin
qin

T1 v2

T2 v1

rv

q
th 1 out
qin

k 1

v
3
v4

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

T4
T3

Vmax v1

Vmin v2

th,Otto 1
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

k 1

1
rvk 1
12/11/16

26

fek rV dan k terhadap th,Otto

Efek rv

k=

4
1,

th,Otto 1

1
rvk 1

rv = compression ratio = Vmax/Vmin

k = specific heat ratio = cp /cv .

Efek k

1. Semakin besar rv semakin tinggi effisiensi termal.

2. Lebih tinggi rv menyebabkan Self-Ignition
engine knock
3. Octane Number bahan bakar lebih tinggi digunakan
mencegah self-ignition
4. Motor bensin rv ~ 9.0 10.0
5. Eff termal aktual motor bensin , th ~ 25-30%
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

27

an
Penyelesaian Soal Siklus
SOAL
SIKLUS
q = u
=?
q = h
=?
C = konstanu = Cv
Csuhu kamar

dT
h = Cp
cold air standar
dT

Crata-rata tabel pada:

Trata = (T1+T2)/2
Untuk proses isentropik gas ideal, c
k
k
k
=Pvkonstan
C P1v1 P2 v2
cp
( k 1) / k
k 1 k
v
T2 P2
cv

1
T1

P
1

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

v
2

TERMODINAMI

C = f ( T ) = variabel

Untuk proses isentropik gas ideal c

= variabel
u = u2
u1
Gunakan hubungan
h = h2 Pr dan Vr
P2 h1 Pr 2

P1
Pr 1 tab u, h
v2
v
r2
v1
vr 1
Pr = Relative
Pressure
Sikus Daya Gas

v = Relative

12/11/16

28

CONTOH_Siklus Otto Ideal

Sebuah siklus Otto ideal mempunyai ratio kompressi 8. Pada awal mulai proses
kompressi, udara pada 100 kPa dan 17oC, a dan 800 kJ/kg kalor ditransfer ke udara
selama proses pemasukan kalor. Dengan memperhitungkan variasi specific heat udara
terhadap suhu, tentukan:
(a) Suhu dan Tekanan maksimum siklus
(b) Kerja output netto,
(c) Effisiensi thermal
(d) Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure )) siklus
Diketahui:
rv = 8.0
P1= 100 kPa and

3
Pv
k
=

T1=17oC
qH = 800 kJ/kg

Specific heat
variabel

2
Pv k
=

v2=v3

TERMODINAMI

wout
2

v=

t.
ns
co

win

Ditanya:
a)
Tmax
b)
wnet

th
d)
MEP
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

qin

1
v1=v4

Sikus Daya Gas

s1=s2

.
onst
v=c

qout

s3=s4

12/11/16

29

(a)Tmax = T3
Keadaan (state) 2 dan 3 dicari menggunakan Pers Gas ideal & Tabel Gas ideal-udara.

1-2 Proses Isentropik, maka berlaku hubungan v1 /v2 = vr1 /vr2

dimana: v1 /v2 = rv =8,0
dari tabel, T1 = 290 K u1= 206.91 kJ/kg, dan vr1 = 676.1
vr2 = vr1 /rv
= 676.1/8.0 = 84.51
Dari tabel, pada vr2 = 84.51 T2 = 652.4 K dan u2 = 475.11 kJ/kg,
Berdasarkan Pers Gas Ideal P2v2 /T2 = P1v1/T1
P2 = P1(v1/v2 )(T2/T1 )
= (100 kPa)(8.0)(652.4/290) = 1799.7 kPa
2-3 Pemasukan kalor volume konstan,
1st law q23 = w23 + u3 u2 ; w23 = 0
q23 = u3 u2 800 kJ/kg = u3 475.11
u3 =1275.11 kJ/kg Tabel: T3 = 1575.1 K dan vr3 = 6.108
Jadi : Tmax = T3 = 1575.1 K
P3v3/T3 = P2v2 /T2 ,
P3 = P2(v2/v3 )(T3/T2 )
= (1799.7 kPa)(1/8.0)(1575.1/652.4) = 543.4 kPa
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

30

(b)

wnet = qH qL , dimana: qH= q23 dan -qL = q41 = u1 u4

3-4 Proses Isentropik vr4 /vr3 = v4 /v3

v4 /v3 = rv = 8, vr4 = vr3 rv = 6.108 x 8 = 48.864
Tabel : pada vr4 = 48.864 T2 = 795.6 K dan u4 =588.74 kJ/kg,
4-1 Pelepasan kalor volume konstan,
1st law q41 = w41 + u1 u4 ; w41 = 0
q41 = u1 u4 = 206.91 - 588.74 = -381.83 kJ/kg
qL = -q41 = 381.83 kJ/kg
wnet = qH qL = 800 381.83 = 418.17 kJ/kg
wnet = 418.17 kJ/kg
(c)

th = wnet /qH = 418.83/800 = 0.523 atau, th = 52.3 %

(d)

MEP = wnet /(v1-v2 ) ; P1v1 = RT1

v1 = 0.832 m3/kg , v2 = v1/8,
maka :
MEP = 574.4 kPa

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

31

6.
6. Siklus
Siklus DIESEL
DIESEL

Motor Diesel adalah motor Penyalaan Kompressi (Compression Ignition): bahan bakar
diinjeksikan ke dalam silinder menyala sendirinya karena kompressi yang tinggi suhu
udara akan mencapai tititik nyala
Diesel
kualitas pembakaran selama penyalaan kompressi
M. ZAHRICetanes:
KADIR
Sikus Daya Gas
32
12/11/16
Teknik Mesin FT TERMODINAMI

Siklus DIESEL

us ideal motor penyalaan kompressi (Compression Ignition Engine = CI e

us udara tekanan konstan
Fuel injected
at TDC

A
I
R

Siklus
Aktual

Combustion
Products

Air

Intake
Stroke

Compressio
n
Stroke

Power
Stroke

Qin

Siklus
Diesel
(Ideal)

Exhaust
Stroke

Qout

Qin

Air

BDC

Compressio
n
Process

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

Const
pressure
heat
addition
Process

TERMODINAMI

Expansion
Process

Const
volume
heat
rejection
Process
Sikus Daya Gas

Qout

TDC

1
BDC

12/11/16

33

Analisis Siklus Termodinamika

SIKLUS DIESEL
terdiri dari 4 proses:
Proses
Proses
Proses
Proses

1
2
3
4

2
3
4
1

:
:
:
:

Kompresi Isentropik
Pemasukan Kalor Tekanan Konstan
Ekspansi Isentropik
Pembuangan Kalor Volume Konstan
Compression ratio:

Qin

rv

vmax v1

v min v2

Cut-off ratio:

rc
Qout

v2
TDC
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

v1
BDC

TERMODINAMI

TDC

v3
v2

T
v
RT2 RT3

3 3 rc
v2
v3
T2 v2

BDC

Sikus Daya Gas

12/11/16

34

Diagram P-v dan T-s siklus Diesel

1-2 Kompressi isentropik
2-3 Pemasukan kalor tekanan
konstan
3-4 Ekspansi isentropik
4-1 Pembuangan kalor volume
Balans
energi untuk sembarang
konstan.
proses:
Proses 2-3 :

Proses 4-1 :

Efisiensi termal :

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

35

Efisiensi Termal Siklus Diesel

Dimana:

rv

Vmax v1

Vmin v2

rc

v1 v4 ; P2 P3

v3
v2

T3 v3

rc
T2 v2

(1 - 2) & (3 - 4) : isentropik :
T1 v2

T2 v1

th , Diesel

k 1

v
; 3
v4

k 1

T4
T3

k
1 rc 1
1 k 1

rv k (rc 1)

rc = cutoff ratio = v3/v2

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

36

EFISIENSI TERMAL
Siklus Diesel
th , Diesel

1 rc 1
1 k 1

rv k ( rc 1)
k

Siklus Otto

th ,Otto 1

1
rv

k 1

Bila, rc (=
v3/v2)1
siklus Diesel siklus
Ottol

1. Semakin besar rv semakin tinggi Efisiensi termal.

2. Pada motor Otto, nilai rv dibatasi oleh kualitas bahan bakar (Octane number of fuel). Nilai r v yang lebih tinggi
menyebabkan penyalaan sendiri (Self-Ignition) dan menimbulkan engine knock.
3. Pada motor Diesel, nilai rv dibatasi oleh tegangan mekanik dan termal bahan silinder.
4. Nilai rv utk motor bensin (gasoline engine) ~ 8.0 10.0 dan untuk Diesel rv = 14- 25
5. Efisiensi Termal aktual utk spark ignition engine ~ 25-30% dan utk Diesel 35 %
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

37

Komparasi Siklus Kerja

Siklus Otto

Siklus Diesel

(SIKLUS UDARA VOLUME KONSTAN)

(SIKLUS UDARA TEKANAN KONSTAN)

0-1 : Langkah isap proses tekanan

konstan
1-2 : Langkah kompressi proses
isentropik
2 : Penyalaan bunga api busi
2-3 : Proses pembakaran volume
konstan proses pemasukan
kalor volume konstan.
3-4 : Langkah kerja proses
isentropik.
M.
ZAHRI
KADIR
4-1
: Proses
pembuangan gas bekas
TERMODINAMI
Teknik Mesin FT

0-1 : Langkah isap proses tekanan

konstan
1-2 : Langkah kompressi proses
isentropik
2 : Penyemprotan bahan bakar
2-3 : Proses pembakaran tekanan
konstan proses pemasukan
kalor tekanan konstan.
3-4 : Langkah kerja proses
isentropik.
4-1 : Proses pembuangan gas bekas
Sikus
Daya Gas
38
proses
pengeluaran kalor12/11/16
volume

Siklus
Siklus DUAL
DUALSiklus

CI Engine Modern
Fuel
injected
at 15o
before TDC

A
I
R
Air

Combustion
Products

Actual
Cycle
Intake
Stroke

Compressio
n
Stroke

Power
Stroke

Qin

Air

Dual
Cycle

Exhaus
t
Stroke

Qin

Qout

TC
BC

Const
volume
heat
addition
Process
TERMODINAMI

Compressio
n
Process
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

Const
pressure
heat addition
Process

Expansion
Process

Sikus Daya Gas

Const
volume
heat
rejection
12/11/16
Process

39

Siklus DUAL [Gabungan]

Pada Motor Penyalaan Kompresi konvensional bahan bakar
disemprotkan ketika piston mencapai TDC dan terjadilah
pembakaran dan langkah ekspansi. Sehingga Proses Pembakaran
pada Motor CI konvensional dapat dianggap sebagai Proses
Penambahan Kalor Tekanan Konstan Diesel Cycle
Pada Motor CI modern bahan bakar disemprotkan sekitar 15o
sebelum TDC, sehingga proses pembakarannya dapat dianggap
sebagai proses gabungan Volume konstan dan Tekanan konstan
Dual Cycle (Siklus Gabungan/ Siklus Tekanan Terbatas)
Fuel injection starts

Fuel injection starts

Early CI engine

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Modern CI engine

Sikus Daya Gas

12/11/16

40

klus Gabungan [ DUAL Cycle]

Siklus Gabungan atau Siklus Tekanan Terbatas terjadi bila pemasukan kalor
pada siklus dilaksanakan pada volume konstan dan tekanan konstan.
1. Proses pemasukan kalor volume konstan : proses (2- 3a)
2. Proses pemasukan kalor tekanan konstan : proses ( 3a 3)
Siklus Gabungan sebagai Siklus Ideal Motor Otto dan Motor Diesel :
1.Pendekatan proses pembakaran pada Motor Pembakaran Dalam sebagai
suatu proses pemasukan kalor volume konstan atau tekanan konstan
adalah tidak cukup realistik.
2. Mungkin lebih baik ( tetapi lebih sedikit kompleks) bila proses pembakaran
dalam motor Otto atau motor Diesel sebagai proses perpindahan kalor
gabungan pada volume konstan dan tekanan konstan. Siklus ideal yang
Qin
berdasarkan
3 ini disebut dual cycle atau Siklus Gabungan
Catatan:
P 3a
Siklus Otto dan siklus Diesel dapat diperoleh
sebagai kasus khusus dari Siklus Gabungan,
Qin
bila:
2
= P3a/P2 dan = V3/V3a
4
Qout
0

TDC
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

BDC

TERMODINAMI

Siklus Otto (siklus volume konstan)

adalah Siklus Gabungan dengan =1
Siklus Diesel (siklus Tekanan konstan)
adalah Siklus Gabungan dengan =1
Sikus Daya Gas

12/11/16

41

Siklus Termodinamika Dual Cycle

Process
Process
Process
Process
Process
2.
5

12
2 2.5
2.5 3
34
41

Isentropic compression
Constant volume heat addition
Constant pressure heat addition
Isentropic expansion
Constant volume heat rejection
Qin

Qin

4
1

2.5

Qout

Qin
(u2.5 u2 ) (h3 h2.5 ) cv (T2.5 T2 ) c p (T3 T2.5 )
m
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

42

Effisiensi Thermal Siklus Dual

Dual 1
cycle

Dual

const cv

Qout m
u4 u1
1
Qin m
(u2.5 u2 ) (h3 h2.5 )

rck 1
1 k 1
r ( 1) k rc 1

where rc

v3

v2.5

and

P3

P2

Keadaan khusus:
Jika, rc=1 Siklus Otto
=1 Siklus Diesel

Otto 1

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

1
r k 1

Diesel

const cV

Sikus Daya Gas

1 1 rck 1
1 k 1

k
r
rc 1

12/11/16

43

ffisiensi Thermal Siklus Dual

Penggunaan siklus Dual membutuhkan informasi:
i) Fraksi pemasukan kalor volume konstan dan tekanan
konstan
(common assumption is to equally split the heat addition),
atau
Transformatsi
rc dan Pkedalam
variabel-variabel lebih
Ii} Tekanan maksimum
3.
natural:
1 P

rc 1

k 1
k

Qin 1
1

k 1
k 1
P1V1 r

r k P1

Untuk kondisi awal yang sama

P1, V1 dan compression ratio
yang sama:

Otto Dual Diesel

Untuk kondisi awal yang sama

P1, V1 dan peak pressure P3
yang sama
(batasan disain aktual engines):

Diesel Dual otto

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

44

MEP Siklus Dual

M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

45

SISTEM BOOSTING UDARA

Daya (Power) pada dasarnya fungsi dari 3 faktor:
1.
Densiti Udara (Air density)
-> boosting
2.
3.

Volume Langkah (Swept volume = cc silinder)

Kecepatan Putaran Mesin (Engine speed)

Mechanical Supercharger

Exhaust Gas - Turbocharger

Masalah utama pada Supercharger

adalah kehilangan daya poros
sekitar 15% untuk menggerakkan
kompresor
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

46

SIKLUS GABUNGAN
DENGAN SISTEM
BOOSTING

Qin

3a

Garis isap (0-1)

berada diatas garis
buang (5-6)

SIKLUS GABUNGAN SISTEM

RESPIRATORY (TANPA
BOOSTING)

Qin
2

Qin

3a

Qin

Garis isap (0-1) berada

dibawah garis buang (56)
4

Qout
0

TDC
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

BDC

6
0
V

TERMODINAMI

TDC

Qout

5
1
BDC

47

CONTOH_Siklus Diesel Ideal

Sebuah siklus Diesel Ideal dengan udara sebagai fluida kerja
mempunyai compression ratio 18 dan cutoff ratio 2. Pada saat mulai
proses kompressi fluida kerja mempunyai tekanan 100 kPPa dan suhu
27 oC dan volume 1917 cm3 . Gunakan asumsi udara standar dingin
(cold-air standard) , tentukan:
(a) Suhu dan Tekanan udara pada akhir setiap proses
(b)Kerja netto output
(c) effisiensi termal
(d)MEP (mean effective pressure)
kP
Diketahui:
a
rv = 18
rc = 2
P1= 100 kPa ; T1=17oC ; V1 = 1917 cm3
cp = 1,005 kJ/kg.K; cv = 0,718 kJ/kg.K; k = 1,4
Ditanya:
a)
T2, 3, 4 ; P2, 3, 4
b)
wnet
th
d)
MEP

10
0
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

48

kP
a

(a) Suhu dan Tekanan pada setiap akhir prose

dapat ditentukan menggunakan relasi
isentropik gas ideal untuk proses 1-2 dan 3-4
V2 = V1 /r = 1917 cm3 / 18 = 106,5 cm3
V3 = rc V2 = 2 x 106,5 = 213 cm3
V4 = V1 = 1917 cm3

1-2 Kompressi Isentropik gas ideal c = konstan

953 K
10
0

5720 kPa
2-3 Proses pemasukan kalor tekanan
konstan:
P = P = 5720 kPa
3

1906 K
3-4 Proses ekspansi isentropik gas ideal , c
= konstan:
791 K
264 kPa
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

49

(b) Kerja netto siklus equivqlen

perpindahan kalor netto
Massa udara:
0,00223 kg

kP
a

2-3 Proses pemasukan kalor tekanan

konstan:
=2.136 kJ
4-1 Proses pembuangan kalor
volume konstan:

10
0

Kerja netto siklus:

Effisiensi termal :

= 0,786 kJ
1,35 kJ

63,2 %

(c) Mean effective pressure

746 kPa
M. ZAHRI KADIR
Teknik Mesin FT

TERMODINAMI

Sikus Daya Gas

12/11/16

50