Anda di halaman 1dari 22

DILEMATISASI PENYELESAIAN KASUS PEMBAKARAN

HUTAN SUKU DAYAK KENYAH OMA LONG DESA


PIMPING KECAMATAN TANJUNG PALAS UTARA
KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI
KALIMANTAN UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

DwiBartholomeus
NPM: 17144300027

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN PANCASILA DAN EWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2020
DILEMATISASI PENYELESAIAN KASUS PEMBAKARAN
HUTAN SUKU DAYAK KENYAH OMA LONG DESA
PIMPING KECAMATAN TANJUNG PALAS UTARA
KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI
KALIMANTAN UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

DwiBartholomeus
NPM: 17144300027

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN PANCASILA DAN EWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Dwi Bartholomeus


No. Mahasiswa : 17144300027
Program Sarjana : PendidikanPancasiladanKewarganegaraan
JudulSkripsi : Dilematisasi Penyelesaian Kasus Pembakaran Hutan Suku
Dayak Kenyah Oma Long Desa Pimping Kecamatan
Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan Kalimantan
Utara

Menyetujui Yogyakarta, … Juni 2020


Dosen Pembimbing Penulis

Supri Hartanto, M.Pd Dwi Bartholomeus


NIS. 197304112010041002 NPM. 17144300027

Mengetahui
Dekan FKIP KetuaProgramSarjana PPKn

Darsono, M.Pd Yitno Pringgowijoyo, SH.,MH


NIS. 19671105 199412 1 002 NIP. 19540321 201908 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesehatan serta melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

Penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian yang berjudul “Dilematisasi

Penyelesaian Kasus Pembakaran Hutan Suku Dayak Kenyah Oma Long Desa

Pimping Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan Kalimantan

Utara” ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

mendukung dan membantu proses penyelesaian proposal penelitian ini baik secara

langsung maupun tidak secara langsung, terutama kepada:

1. Dr. Ir. Paiman, M.P, Rektor Universitas PGRI Yogyakarta, yang telah

memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menempuh studi di Universitas

PGRI Yogyakarta.

2. Bapak Darsono, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

3. Bapak Yitno Pringgowijoyo, SH., MH, Ketua Program Sarjana Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta yang telah menyetujui judul penelitian.

4. Bapak Supri Hartanto, M.Pd, pembimbing skripsi yang telah memberikan

arahan dalam menyelesaikan proposal skripsi.

iii
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta yang

telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal ini.

Proposal penelitian ini telah dibuat secara maksimal apabila masih terdapat

kesalahan Penulis membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk

perbaikan dan penyempurnaan proposal penelitianini di masa mendatang. Penulis

berharap Proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi pendidikan dan

masyarakat umum.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Fokus Penelitian...........................................................................................4

C. Rumusan Masalah........................................................................................4

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................5

E. Paradigma.....................................................................................................5

F. Manfaat Penelitian........................................................................................5

II. LANDASAN TEORI.........................................................................................7

A. Dilematisasi..................................................................................................7

B. Pembakaran..................................................................................................8

C. Hutan............................................................................................................9

III. METODE PENELITIAN.................................................................................11

A. Latar Penelitian...........................................................................................11

B. Cara Peneliti...............................................................................................11

C. Data dan Sumber Data................................................................................11

D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................12

E. Analisis Data..............................................................................................13

F. Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang cukup besar

bagi kerugian manusia baik materiil maupun imateriil. Pemerintah telah

berupaya keras menyelesaikan permasalahan ini baik melalui dukungan

kebijakan, dukungan kelembagaan, maupun dukungan pendanaan.

Realitanya kejadian ini masih berulang sepanjang tahun.

Menurut Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang

menyebutkan bahwa pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang

berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya yang satu

dengan yang lain tidak dapat dipisahkan, maka dari itu hutan harus dijaga

agar tidak rusak.

Hutan yang perlu dijaga ternyata banyak pihak yang berusaha

membakarnya karena masalah ekonomi dan bisnis. Hal ini merupakan salah

satu pelanggaran yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pasal 78 ayat 3 yang pelaku pembakaran

hutan dikenakan sanksi kurungan 15 tahun dan denda maksimal Rp. 5

miliar. Lalu Pasal 78 ayat 4 berbunyi; Pelaku pembakaran hutan dikenakan

sanksi kurungan 5 tahun dengan denda Rp. 1,5 miliar, Undang-undang

Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; Pasal 8 ayat 1 menyebutkan,

seorang yang sengaja membuka lahan dengan cara dibakar, dikenakan


2

sanksi kurungan 10 tahun dan denda maksimal Rp. 10 miliar. Undang-

undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup; Pasal 108 berisi, seorang yang sengaja membakar lahan

dengan cara dibakar dikenakan sanksi minimal 3 tahun dan maksimal 10

tahun serta denda maksimal Rp. 10 miliar.

Kebakaran hutan yang sering terjadi menimbulkan asap kabut yang

berdampak buruk tidak saja di wilayah Indonesia tetapi juga sampai ke

negara tetangga. Dampak buruk dari asap kabut tersebut terjadi pada sektor

kesehatan dan lingkungan, sektor ekonomi dan transportasi, serta

menyebabkan pencemaran lintas batas (Anih Sri Suryani, 2012: hal 59-75).

Kebakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang cukup besar

bagi kerugian manusia baik materiil maupun imateriil. Pemerintah telah

berupaya keras menyelesaikan permasalahan ini baik melalui dukungan

kebijakan, dukungan kelembagaan, maupun dukungan pendanaan.

Realitanya kejadian ini masih berulang sepanjang tahun (Supriyanti dkk,

2018:1).

Kebakaran hutan dan lahan terutama pada lahan gambut sering

dialami Indonesia. Sepuluh tahun terakhir, Indonesia menempati urutan

ketiga dunia dalam hal pencemaran udara akibat pembakaran hutan, di mana

sebelumnya menempati urutan ke-25 (Afid Nurkholis dkk, 2016: hal 1-15).

Kebakaran hutan dan lahan di desa Pimping disebabkan oleh

masyarakatnya sendiri yaitu suku Dayak Oma Long, setiap tahun

masyarakat selalu melakukan pembakaran hutan dan lahan. Hal ini


3

merupakan tradisi turun-temurun yang masih dilakukan hingga sekarang,

pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan tujuannya adalah untuk

bercocok tanam.

Pembakaran hutan yang dilakukan tentu berdampak pada lingkungan

dan melanggar undang undang yang berlaku, pada kasus pembakaran hutan

dan lahan yang dilakukan ini merupakan pembakaran yang terbilang cukup

besar, namun suku dayak Oma Long mampu mengontrol api yang merambat

luas untuk mencegang api yang semakin meluas.

Pihak kepolisian telah memberi himbawan kepada masyarakat Desa

Pimping agar tidak lagi memlakukan pembakaran hutan dan lahan,

himbawan dari kepolisian itupun tidak berlaku bagi masyarakat desa.

Sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa dengan melakukan

pembakaran hutan dan lahan merupakan hutan dan lahan milik mereka

sendiri, bahkan pembakaran hutan dan lahan yang mereka lakukan pasti

berpindah-pindah sampai pohon-pohon yang ditebang kemudian dibakar

akan tumbuh kembali menjadi hutan, lalu akan kembali melakukan

pembakaran ditempat yang sama.

Kebiasaan ini telah dihimbau oleh aparat kepolisian namun masih saja

dilakukan setiap tahunnya. Maka dari itu peneliti akan mencari solusi serta

kesepakatan atau kebijakan apa yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah

untuk permasalahan dilematisasi kasus pembakaran hutan Suku dayak

Kenyah Oma Long Desa Pimping, Kecamatan Tanjung Palas Utara,

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara yang dilakukan setiap tahunnya.


4

Kerusakan hutan juga berpengaruh terhadap habitan hewan-hewan

yang hidup di alam serta merusak ekosistem lingkungan. Jika hutan tidak

dijaga maka generasi berikutnya tidak dapat menikmati betapa kayanya

sumber daya alam. Berdasarkan kajian tersebut itu penulis akan meneliti

permasalahan yang terjadi tentang pembakaran hutan yang dilakukan oleh

masyarakat suku Dayak Kenyah Oma Long di Desa Pimping, Kecamatan

Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara yang

memiliki kebudayaan membuat ladang dengan cara menebang dan

membakar hutan.

B. Fokus Masalah

Fokus masalah yang akan ditekankan adalah kajian dilematisasi kasus

pembakaran hutan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah maupun aparat

kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan kasus pembakaran hutan

yang dilakukan oleh Suku Dayak Kenyah Oma Long setiap tahunnya.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dilematisasi kasus pembakaran Hutan oleh Suku Dayak

Kenyah Omah Long Desa Pimping Kecamatan Tanjung Palas Utara

Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara?

2. Bagaimana penyelesaian kasus pembakaran Hutan oleh Suku Dayak

Kenyah Omah Long Desa Pimping Kecamatan Tanjung Palas Utara

Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara?


5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tentang dilematisasi kasus pembakaran Hutan oleh Suku

Dayak Kenyah Omah Long Desa Pimping Kecamatan Tanjung Palas

Utara Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara

2. Mengetahui solusi permasalahan kasus pembakaran Hutan oleh Suku

Dayak Kenyah Omah Long Desa Pimping Kecamatan Tanjung Palas

Utara Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara

E. Paradigma

Paradigma penelitian yang digunakan adalah naturalistik. Penelitian

bersifat deskriptif berdasarkan fenomenologi yang terjadi pada lokasi

penelitian. Kajian dalam penelitian ini ditekankan permasalahan

pembakaran hutan ditinjau dari segi sejarah dan penanganan secara hukum.

F. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Teoritis

a. Memperluas pengetahuan tentang kasus pembakaran hutan

b. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan

pembakaran hutan

2. Praktis
6

a. Hasil penelitian ini akan menemukan penyelesaian terhadap kasus

kebakaran hutan

b. Hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan solusi atas kasus

pembakaran hutan.
7

II. LANDASAN TEORI

A. Dilematisasi

Dilematisasi adalah istilah yang merujuk pada suatu kondisi yang

menyulitkan yaitu munculnya sebuah masalah yang menawarkan dua

kemungkinan, dimana keduaya sama-sama tidak praktis untuk diterima.

Dalam pengertian lain, dilema juga dapat dimaknai sebagai situasi sulit

yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan

yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi

yang sulit dan membingungkan (https://kbbi.web.id/dilema.html).

Dilema dibagi beberapa macam, yaitu definisi dilema etik,

pengertian dilema etik dalam keperawatan, dilema moral, dilema sosial.

Berikut adalah beberapa pengertian dilema, yaitu:

1. Pengertian dilema etik


Situasi dimana para pekerja profesional harus memilih antara dua
pilihan atau lebih yang relevan, namun pilihan tersebut
bertentangan secara arahan etik.
2. Defenisi dilema etik
Dilema dimana terdapat alternatifpilihan yang tidak memuaskan
secara sebanding
3. Dilema moral
Situasi yang menghadapkan seseorang ke dalam dua pilihan
namun tidak satupun dari pilihan tersebut bisa dianggap sebagai
jalan keluar yang tepat.
4. Dilema sosial
Kondisi yang menempatkan kepentingan pribadi individu
terhadap kepentingan bersama
(https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-dilema/).

Dilema mengharuskan seseorang bijak memilih diantara pilihan yang

sulit, yang mana yang paling sedikit keburukannya karena semua pilihan
8

sama-sama tidak menguntungkan, atau pilihan lain yang memungkinkan

dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul.

B. Pembakaran

Secara umum pembakaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang

yang melibatkan reaksi kimia antara material mampu bakar (cobustibel) dan

oksigen yang terkandung didalamnya. Definisi lain mengatakan bahwa

pembakaran adalah suaru transisi dari bentuk tidak reaktif ke bentuk reaktif

dimana Stimuli eksternal menyebabkan terjadinya suatu proses

thermochemical yang diikuti oleh transisi sangat cepat ke pembakaran yang

stabil (NT Fadly, 2014).

Pembakaran biasanya dilakukan oleh manusia pada objek tertentu,

misalnya pembakaran hutan yang mengakibatkan kebakaran hutan yang dapat

merusak habitat dan ekosistem di hutan. Selain hutan, kebakaran juga

biasanya terjadi pada lahan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Kebakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang cukup besar bagi

kerugian manusia baik materiil maupun imateriil. Pemerintah telah berupaya

kerasmenyelesaikan permasalahan ini baik melalui dukungan kebijakan,

dukungankelembagaan, maupun dukungan pendanaan.Namun realitanya

kejadian ini masih berulang sepanjang tahun(Supriyanto, Syarifudin, Ardi,

2018: hal 94-104).

Menurut Syaufina (2008) kebakaran hutan dan lahan di Indonesia faktor

penyebabnya 99% adalah manusia baik disengaja maupun tidak sengaja,


9

sedang faktor alam hanya sebesar 1% saja. Faktor alami kebakaran hutan dan

lahan diantaranya terjadi karena petir. Menurut CIFOR/ICRAF di sepuluh

lokasi penelitian menunjukan penyebab kebakaran hutan dan lahan di

Indonesia adalah api yang digunakan untuk pembukaan lahan, api untuk

senjata konflik lahan, api yang menyebar tidak sengaja, dan api yang

berkaitan dengan ekstraksi sumberdaya alam. Kasus kebakaran hutan dan

lahan adalah bukti bahwa manusia merupakan faktor paling utama

menyumbang kerusakan bagi alam yang mengancam keberlangsungan

kehidupan (M Nurul Fajri, 2016: hal 43-67).

C. Hutan

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang

luas yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan

dalam persekutuan alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara

yang satu dengan yang lainnya (Abdul Muis Yusuf & Mohammad Taufik

Makarao, 2011).

Hutan sebagai karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan alam yang

tidak ternilai harganya. Hutan, selain merupakan unsur utama sistem

penyangga kehidupan manusia, juga merupakan modal dasar pembangunan

nasional yang memiliki manfaat nyata, baik manfaat ekologi, manfaat sosial

budaya, maupun manfaat ekonomi (Rizana, 2019: hal 52-63).


10

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang

luas yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan

dalam persekutuan alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara

yang satu dengan yang lainnya (Abdul Muis Yusuf & Mohammad Taufik

Makarao, 2011). Hutan sebagai karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha

Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan alam

yang tidak ternilai harganya. Hutan, selain merupakan unsur utama sistem

penyangga kehidupan manusia, juga merupakan modal dasar pembangunan

nasional yang memiliki manfaat nyata, baik manfaat ekologi, manfaat sosial

budaya, maupun manfaat ekonomi (Aji Prasetyo Pujiyono, Soemarni, 2013:

hal 1-10).
11

III. METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilakukan selama 3 bulan yaitu pada

awal bulan Oktober 2020 hingga akhir bulan Desember 2020. Selama tiga

bulan tersebut penulis melakukan penelitian secara bertahap hingga hasil

penelitian dapat disusun dengan baik.

Tempat penelitian akan dilakukan di Desa Pimping, Kecamatan

Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Penulis

melakukan penelitian langsung dengan cara mewawancarai sehingga data

yang didapat merupakan data yang jelas dan valid, serta data yang ditulis

dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

B. Cara Peneliti

Penulis melakukan penelitian menggunakan metode penelitian

kualitatif, dengan metode kualitatif penulis dapat mengamati secara

langsung di lapangan. Berbagai sumber data yang diperoleh kemudian di

analisis dan dideskripsikan sesuai dengan kajian yang akan dibahas.

C. Data dan Sumber Data

Data yang diambil penulis adalah berupa hasil wawancara, dan hasil

observasi langsung yang telah dilakukan penulis serta berkas-berkas

berupa dokumen jika ada ataupun jika diberikan dari pihak kepolisian atau
12

pemerintah daerah. Data-data yang telah dikumpulkan merupakan salah

satu bukti keaslian hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Ada empat pihak yang menjadi sumber data penulis. Jumlah nara

sumber sebanyak 7 orang yaitu Masyarakat suku dayak sebanyak 4 orang,

Kepala Desa 1 orang, Kepala Adat Desa 1 orang, dan Kepolisian 1 orang.

Keempat pihak sumber data ini akan diwawancarai untuk mendapatkan

data-data yang penting dalam penelitian ini, kerahasiaan keempat pihak ini

kemungkinan akan dijaga kerahasiaannya jika salah satu pihak yang tidak

ingin identitasnya diketahui.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah observasi,

observasi dilakukan untuk melihat langsung situasi dan kondisi tempat

penelitian, serta memudahkan penulis untuk beradaptasi dengan

lingkungan masyarakat desa tempat penulis melakukan penelitian.

Observasi dilakukan pada masyarakat dan kawasan hutan di Desa

Pimping, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan,

Kalimantan Utara

Selain observasi, penulis juga melakukan wawancara langsung

dengan sumber data yang bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih

dan mendapatkan data-data yang jelas dari sumber data. Dengan

melakukan wawancara secara langsung, penulis akan lebih mudah

mendapatkan data-data serta mempermudah proses penelitian penulis.


13

Wawancara dilakukan dengan nara sumber masyarakat Suku Dayak,

Kepala Desa, Kepala Adat dan Kepolisian.

Selain itu penulis juga mengumpulkan dokumen-dokumen penting

berupa berkas-berkas dan foto-foto sebagai bukti yang memperkuat hasil

penelitian penulis. Jika dimintai pertanggung jawaban, penulis dapat

memperlihatkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan sebagai

pertanggungjawaban.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis

deskriptif, metode analisis deskriptif akan membantu penulis

mendeskripsikan hasil penelitian dan menyajikan gambaran lengkap

mengenai dilematisasi kasus pembakaran hutan, serta mengeksplorasi

kasus tersebut dengan medeskripsikan sejumblah variabel yang berkenaan

dengan permasalahan tersebut.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan metode

triangulasi sumber data. Pengumpulan data dari beragam sumber yang

saling berbeda dengan menggunakan metode yang sama, yaitu metode

triangulasi sumber data. Wawancara secara mendalam yang dilakukan

penulis kepada sumber data untuk mendapatkan data-data yang akan

ditulis sebagai hasil penelitian.


14

Dalam sumber data triangulasi sumber data penulis perlu

memperhatikan adanya tiga tipe sumber data yaitu waktu, tempat, dan

orang. Hal ini bertujuan agara data yang ditulis sebagai hasil penelitian

merupakan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan data-data yang

ditulis merupakan data asli yang didapat penulis dari sumber data.
15

DAFTAR PUSTAKA

Ahsanul, Buduri Agustiar. Mustajib. Fadlilatul, Amin. Ahmad, Fauzan


Hidayatullah. 2019. “Kebakaran Hutan Dan Lahan Perspektif Etika
Lingkungan”. Dalam sirok bastra: Jurnal Studi Islam Volume 20. Nomor 2.
(hal 124-132). Pengkaplingan: Pendidikan Biologi, Fakultas Sain dan
Teknologi, Jl. Walisongo No. 3-5, Semarang.

Eko, Mapilata. Komarsa, Gandasasmita. Gunawam, Djajakirana. 2013. “ Analisis


Daerah Rawan Kebakaran Hutan Dan Lahan Dalam Penataan Ruang Di
Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah.” Dalam sirok bastra:
Globe Volume 15. Nomer 2. (hal 178-184). Pengkaplingan: Departemen
Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Lahan IPB. Palangkaraya.

Eko, Priyo Purnomo. Suhendri. 2017. “Penguatan Kelembagaan Dalam


Pencegahan Dan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Dalam sirok bastra: Journal of Governance
And Public Policy Volume 4. Nomor 1. (hal 175-204). Pengkaplingan:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Fajri, M Nurul. 2016. “Penindakan Pelaku Pembakaran Hutan Dan Lahan Dengan
Pendekatan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi” dalam
sirok bastra: Jurnal Integritas Volume 2. Nomor 1. Pengkaplingan: Peneliti
Muda Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Dan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Hukum Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Andalas.

KBBI.WEB.ID. 2019. “Arti Kata Dilema-Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Online”. 30 Juni 2020. https://kbbi.web.id/dilema.html.

Kenti, Friskarini. Kasnodihardjo. 2013. “Presepsi Petugas Sektor Terkait Tentang


Kebakaran Hutan Dan Upaya Penanggulangannya Di Provinsi Jambi”.
Dalam sirok batra: Jurnal Ekologi Kesehatan Volume 12. Nomor 3. (hal
243-252). Pengkaplingan: PTIKM Badan Litbangkes Jl. Percetakan No. 29
Jakarta.

Kunto, Arief Wibowo. 2019. “Manajemen Penanganan Kebakaran Hutan Dan


Lahan (Karhutla) Guna Peningkatan Ekonomi Kerakyatan”. Dalam sirok
bastra: Jurnal Studi Sosial Dan Politik Volume 3. Nomor 1. (hal 69-83).
Pengkaplingan: Komando Resort Militer 032 Wirabraja.

Nurkholis, Afid, W. Amalya, Suci. Abdillah, Ardian. Widiastuti, Arum Sari.


Rahma, Ayu, Dyah. Martya, Deka Ayu. Wangge, Gina, Aprilia.
Widyaningsih, Yuli. 2016. Analisis Temporal Kebakaran Hutan Dan Lahan
di Indonesia Tahun 1997 dan 2015 (Studi Kasus Provinsi Riau. Departemen
Lingkungan: Fakultas Geografi, Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
17

Prasetyo, Aji. Pujiyono. Soemarni, Amiek. 2013. “Penegakan Hukum Tindak


Pidana Pembakaran Hutan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur”.
Volume 1. Nomor 2. Pengkaplingan: Diponegoro Law Review.

Rizana. 2019. “Peran Pemerintah Daerah Dalam Mencegah Kebakaran Hutan Di


Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau” dalam Sirok Bastra: Kajian
Pembelajaran PPKn Volume 2. Nomor1. (hal 52-63). Pengkaplingan:
Universitas Lancang Kunging

Saharjo, Bambang Hero. Wibisana, Guntala. 2017. “Persepsi Masyarakat Dalam


Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan Di Taman Nasional Gunung
Ciremai” dalam sirok Bastra: Jurnal Silvikultur Tropika Volume 8. Nomor
2.(hal 141-146). Pengkaplingan: Departemen Silvikultur, Fakultas
Kehitanan IPB.

Sukarman. 2017. “Faktor Pendukung Dan Peran Brigade Pengendalian Kebakaran


Hutan Pada Balai Taman Nasional Way Kambas”. Dalam sirok bastra:
Jurnal Sylva Lestari Volume 5. Nomor 3. (hal 104-115). Pengkaplingan:
Balai Taman Nasional Way Kambas.

Supriyanto. Syarifudin, Ardi. 2018. “Analisis Kebijakan Pencegahan Dan


Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi” dalam sirok
bastra: Jurnal Pembangunan Keberlanjutan Volume 1. Nomor 1.
Pengkaplingan: Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Jambi.

Suryani, Anih Srih. 2012. “Penanganan Asap Kabut Kebakaran Hutan di Wilayah
Perbatasan Indonesia”. Dalam sirok bastra: Jurnal Aspirasi Volume 3.
Nomor. 1. Pengkaplingan: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data Dan
Informasi (P3DI) Sekretariat Jendral DPR RI.

UU No. 18 Tahun 2004. Tentang Perkebunan.

UU No. 31 Tahun 2009. Tentang Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika.

UU No. 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan Dan Perlindungan Hutan.

www.pengertianmenurutparaahli.net. 2016 ”Pengertian Dilema”. 30 Juni 2020.


https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-dilema/.

Anda mungkin juga menyukai