Anda di halaman 1dari 1

Pertemuan ke-5

   

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

B. PENGANIAYAAN
1. Pengertian penganiayaan
Dalam pembahasan fikih tidak begitu jelas tentang arti penganaiayaan. Istilah yang mendekati
dengan penganiayaan adalah melukai. Menurut kamus Al-Munjid diterangkan bahwa pelukaan adalah
dari kata “jarah” yang berarti “shaqq ba’d badanih” adalah menyakiti sebagian anggota badan manusia.
Oleh karena itu yang dimaksud dengan penganiayaan di sini adalah perbuatan pidana (tindak kejahatan),
yang berupa melukai, merusak atau menghilangkan fungsi anggota tubuh.
2. Macam-macam penganiayaan
Penganiayaan dibagi menjadi dua macam yaitu penganiayaan berat dan penganiayaan ringan.
a. Penganiayaan berat yaitu perbuatan melukai atau merusak bagian badan yang menyebabkan hilangnya
manfaat atau fungsi anggota badan tersebut, seperti memukul tangan sampai patah, merusak mata
sampai buta dan lain sebagainya.
b. Penganiayaan ringan yaitu perbuatan melukai bagian badan yang tidak sampai merusak atau
menghilangkan fungsinya melainkan hanya menimbulkan cacat ringan seperti melukai hingga
menyebabkan luka ringan.
Suatu jarimah pelukaan (penganiayaan) dikenakan sanksi apabila memenuhi beberapa unsur–unsur
sebagai berikut:
1) Perbuatan menimbulkan rasa sakit atau luka pada badan orang lain.
2) Tidak dengan maksud patut atau dengan kata lain melewati batas yang diizinkan.
3) Perbuatan diiringi dengan niat ingin menyakiti orang lain.
3. Dasar Hukuman Tindak Penganiayaan
Perbuatan menganiaya orang lain tanpa alasan yang dibenarkan dalam Islam dilarang. Larangan
berbuat karena menganiaya ini sama dengan larangan membunuh orang lain tanpa dasar. Allah berfirman
dalam surat surat al-Maidah ayat 45:

Artinya: "Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada
qisas -nya (balasan yang sama). Barangsiapa melepaskan (hak qis}as})nya, maka itu (menjadi) penebus
dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itulah orang-orang zalim." (Q.S. al-Maidah [5]: 45)

Anda mungkin juga menyukai