Anda di halaman 1dari 2

B.

Adab Berhias
1. Pengertian Adab Berhias
Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh setiap manusia. Berhias telah menjadi
kebutuhan dasar manusia sesuai dengan tingkat peradaban, dan tingkat sosial. Berhias
dalam ajaran Islam bertujuan untuk ibadah dan mencari ridlo Allah. Berhias dalam
Bahasa Arab disebut dengan kata “tazayyana-yatazayyanu”. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias diartikan; “usaha memperelok diri dengan
pakaian ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan dandanan yang indah
dan menarik.”
Secara istilah berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk
memperindah diri dengan berbagai busana, hiasan ataupun yang lain dan dapat
memperindah diri bagi pemakainya, sehingga memunculkan kesan indah bagi yang
menyaksikan serta menambah rasa percaya diri.
Pada hakekatnya berhias itu dapat dikatagorikan sebagai akhlak terpuji sebagai
perbuatan yang dibolehkan bahkan dianjurkan, selama tidak bertentangan dengan
prinsip dasar Islam. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-A’rāf [7] ayat 31:
Nabi Muhammad Saw. menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu Indah
dan menyukai keindahan. Untuk itu, sebagai umat Islam harus berusaha supaya dapat
menjaga keindahan
2. Bentuk Adab Berhias
Berhias merupakan perbuatan yang diperintahkan ajaran Islam. Mengenakan
pakaian merupakan salah satu bentuk berhias yang diperintahkan. Diantara fungsi
pakaian adalah tidak sekadar untuk menutup aurat, tetapi juga busana yang
memperelok pemakainya.
Pada masyarakat yang sudah maju peradabanya, mode pakaian ataupun
berdandan sangat diperhatikan. Berhias juga mencakup penggunaan bahan ataupun
alat tertentu untuk melengkapi dandanan dan penampilan mulai dari bedak, make up,
semir rambut, parfum, wewangian dan sejenisnya. Dalam ajaran Islam, perhiasan
tidak sebatas pada penggunaan pakaian, tetapi mencakup keseluruhan piranti (alat)
aksesoris yang lazim digunakan untuk mempercantik diri, mulai dari kalung, gelang,
arloji, anting-anting, bross dan lainnya.
Ada beberapa barang perhiasan yang dihalalkan untuk kaum perempuan
tetapi diharamkan untuk kaum wanita, diantaranya adalah emas dan sutera asli. Nabi
Muhammad Saw. pernah melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di
tangannya, kemudian oleh Nabi dicabutnya cincin itu dan dibuang ke tanah,
kemudian beliau bersabda: ”Salah seorang diantara kamu ini sengaja mengambil
bara api kemudian ia letakkan di tangannya. Setelah Rasulullah pergi, kepada si lakilaki
Demi Allah, saya tidak mengambil cincin yang telah dibuang oleh rasululla”
(HR. Muslim)
Rambu-rambu yang harus ditaati oleh seorang muslim dalam berhias antara
lain:
a. Niat yang lurus, yaitu berhias hanya untuk beribadah, artinya segala bentuk
kegiatan berhias diorientasikan sebagai bentuk nyata bersyukur atas nikmat dan
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
b. Dalam berhias tidak dibenarkan menggunakan bahan-bahan yang dilarang agama.
c. Dilarang berhias dengan menggunakan simbol-simbol non muslim.
d. Tidak berlebih-lebihan
e. Dilarang berhias seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliyah
f. Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis kelamin,
g. Dilarang berhias untuk keperluan berfoya-foya atau pun riya’.
Al-Qur’an sudah menjelaskan tentang etika berhias sebagaimana ditegaskan
dalam firman Allah (QS. Al-Ahẓab [33]: 33 ).
Larangan Allah dalam ayat tersebut secara khusus ditujukan kepada wanitawanita
muslimah, agar mereka tidak berpenampilan seperti orang-orang jahiliyah
(tabarruj al-jahiliyah), yaitu berhias dengan maksud untuk mengundang rangsangan
birahi kepada lawan jenis yang bukan pasangannya.
3. Nilai Positif Adab Berhias
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur manusia dalam segala
aspeknya. Ajaran Islam bukannya hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah
(hablum minallah) tetapi juga mengatur hubungan dengan sesamanya (hablum
minannas).
Tidak boleh seorang muslim atau muslimah dalam berhias hanya
mementingkan mode atau adat yang berlaku di suatu masyarakat, sementara batasanbatasan
yang sudah ditentukan agama ditinggalkan. Seorang muslim ataupun
muslimah yang berhias (berdandan) sesuai ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah
menegaskan jati dirinya sebagai mukmin ataupun muslim. Seorang yang berhias
secara Islami akan meras nyaman dan percaya diri dengan dandanannya yang telah
mendapatkan jaminan halal secara hukum. Sehingga apa yang dilakukan akan
menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak
menimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan (hiasan) yang
dikenakan, karena keangkuhan dan kesombongan merupakan perangkap setan yang
harus dihindari.
Berhias secara Islami akan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek
kehidupan, karena niat berhias adalah untuk ibadah, maka segala aktifitas berhias
yang dilakukan seorang muslim akan menjadi jalan untuk mendapatkan barakah dan
pahala dari Allah Swt.
4. Membiasakan Adab Berhias
Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban
pemeluknya untuk menjaga sopan santun dalam kaitannya dengan berhias ataupun
berdandan, dengan cara menentukan bahan, bentuk, ukuran dan batasan aurat yang
harus dijaga
Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan
mengaktualisasikan dirinya menurut tuntutan perkembangan zaman, nilai keindahan
dan kekhasan dalam berhias menjadi tuntutan yang terus dikembangkan seiring
dengan perkembangan zaman. Dalam kaitannya dengan kegiatan berhias atauI
berdandan, maka setiap manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan
keinginan mengembangkan berbagai model menurut fungsi dan momentumnya,
sehingga berhias dapat menyatakan identitas diri seseorang.
Islam memerintahkan berhias yang baik, bagus, dan indah sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa, perhiasan tersebut dapat
memenuhi hajat tujuan berhias, yaitu mempercantik atau memperelok diri dengan
dandanan yang baik dan indah.
Islam mengajarkan untuk hidup secara wajar, berpakaian secara wajar, berhias
secara lazim, jangan kurang dan jangan berlebihan. Ada beberapa hal yang
diharamkan dalam perhiasan:
a. Bagi laki-laki memakai emas dan sutera.
b. Pakaian yang mempertajam bagian tubuh (pakaian ketat)
c. Laki-laki menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki.
d. Pakaian yang berlebih-lebihan dan untuk kesombongan.
e. Tato dan mengikir gigi.
f. Menipiskan alis.
g. Menyambung rambut.
Karena itu setiap pribadi muslim haruslah membisaakan diri untuk
berpenampilan yang baik, bagus, indah dan meyakinkan, tidak menyombongkan diri,
tidak angkuh, tetapi tetap sederhana dan penuh kebersahajaan sebagai wujud
konsistensi terhadap ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai