HIDROKARBON ALIFATIK
STANDAR KOMPETENSI : Memahami senyawa hidrokarbon alifatik dan penggolonganya
KOMPETENSI DASAR : 1. Menjelaskan senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
2. Menjelaskan keisomeran senyawa hidrokarbon alifatik
3. Menjelaskan sifat-sifat hidrokarbon alifatik
A. ALKANA
1. Rumus Molekul
Alkana merupakan hidrokarbon paling sederhana yang tergolong ke
dalam hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan
semua ikatan antarkarbonnya adalah ikatan tunggal. Rumus umum dari alkana
adalah C n H 2n+2
Tabel 2.1. Nama, rumus molekul dan rumus struktur sepuluh suku pertama alkana
Rumus
ƩC Nama Rumus Struktur
Molekul
1 n-metana CH4 CH 4
2 n-etana C2H6 CH 3 – CH 3
3 n-propana C3H8 CH 3 – CH 2 – CH 3
4 n-butana C 4 H 10 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 3
5 n-pentana C 5 H 12 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
6 n-heksana C6H14 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
7 n-heptana C7H16 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
8 n-oktana C8H18 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
9 n-nonana C9H20 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
10 n-dekana C10H22 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3
Nama beberapa alkana dengan jumlah atom karbon lebih dari 10 dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nama dan rumus molekul senyawa alkana dengan atom karbon lebih dari 10
Rumus Molekul Nama Rumus Molekul Nama
C11H24 undekana C18H38 oktadekana
C12H26 dodekana C19H40 nonadekana
C13H28 tridekana C20H42 eikosana
C14H30 tetradekana C21H44 heneikosana
C15H32 pentadekana C22H46 dokosana
C16H34 heksadekana C23H47 trikosana
C17H36 heptadekana C30H62 Trikontana
a. Rantai lurus
Penamaan sesuai dengan jumlah atom karbon yang dimiliki CH3 – CH2 – CH2 – CH3
(lihat tabel 2.1 dan 2.2) dan diberi awalan n (n = normal). n-butana
b. Rantai bercabang
1) Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, CH3
yaitu nama cabang (cabang-cabang) dan nama |
CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3
rantai induk. 2-metilpentana
2) Rantai induk adalah rantai karbon terpanjang cabang rantai induk
dalam molekul. Untuk mempermudah, rantai CH3
|
induk diberi nomor. Penomoran dimulai dari salah
CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH2 – CH3
satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga 1 2 3 4 5 6
nama alkana yang sesuai tetapi akhiran ana diganti CH 3 – CH2 – CH – CH2 – CH2 – CH3
|
dengan il, misalnya etana menjadi etil (lihat tabel CH3
2.3).
cabang : 3-metil
4) Posisi cabang (cabang-cabang) ditulis dengan angka
sesuai dengan nomor urut cabang pada rantai induk CH3
|
dan diletakkan sebelum nama cabang tersebut. CH3 – CH2 – CH – CH – CH2 – CH3
6 5 4 3 2 1
5) Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka |
cabang-cabang tersebut ditulis menurut abjad, CH2 – CH3
misalnya butil harus ditulis lebih dahulu dari pada etil. cabang : 3-etil-4-metil
6) Bila terdapat dua atau lebih cabang yang sama,
2-etil-3,3-dimetilheptana
C C C C C C C
1 2 3 4 5 6 7
C
CH 3
C C C C C C C
1 2 3 4 5 6 7 CH 3 CH 2 CH C CH 2 CH 2 CH 3
1 2 3 4 5 6 7
C C
CH 2 CH 3
C CH 3
CH3 – (CH2)4 – CH3 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 Terkadang dalam
n-heksana
penulisan rumus struktur,
digunakan singkatan guna
(CH3)2CH – CH2 – CH3 CH3 – CH – CH2 – CH3
| menghemat tempat tanpa
CH3 mengubah makna dari
2-metilbutana rumus struktur senyawa
CH3 – (CH2)2 – CH(CH3) – CH2 – CH3 CH3 – CH2 – CH2 – CH – CH2 – CH3 yang dimaksud.
|
CH3
3-metilheksana
B. ALKENA
1. Rumus Molekul
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap –C=C–
.Rumus umum alkena adalah CnH2n.Senyawa yang memiliki dua ikatan rangkap dinamakan
alkadiena dan yang memiliki tiga ikatan rangkap dinamakan alkatriena.
metil 3,4-dimetil-1-heksena
CH 3
C C C C C C
1 2 3 4 5 6
CH 3 CH C C CH 2 CH 3
1 2 3 4 5 6
C C C C C C
CH 3 CH 2 CH 3 1 2 3 4 5 6
metil etil
C C C C C C
4-etil-3,4-dimetil-2-heksena 1 2 3 4 5 6
CH3 CH CH CH CH CH3
1 2 3 4 5 6 C C
2,4-heksadiena CH 2 CH CH CH CH 2 CH 3
CH2 C CH CH CH CH3 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
CH 3 CH 3
1,2,4-heksatriena
Sama halnya dengan alkana, rumus struktur suatu senyawa alkena dapat digambar
berdasarkan namanya, tahapannnya sebagai berikut:
a. Menggambar rantai terpanjang atom karbon dan memberi nomor.
b. Memberi ikatan rangkap pada atom karbon yang sesuai.
c. Menambahkan cabang-cabang atom karbon.
d. Menambahkan atom H.
C. ALKUNA
1. Rumus Molekul
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap
tiga—C≡C—. Rumus molekulnya adalah C n H 2n-2 . Senyawa yang memiliki dua ikatan
rangkap tiga dinamakan alkadiuna dan yang memiliki tiga ikatan rangkap tiga
dinamakan alkatriuna.
2. Tata Nama Alkuna Dan Penulisan Rumus Struktur
Nama IUPAC alkuna diturunkan dari nama alkana yang Alkana : C2H6 ; etana
sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una. Sama halnya Alkuna : C2H2 ; etuna
dengan alkena, alkuna juga dimulai dari jumlah atom karbon 2
(etuna). Penamaannya, baik rantai lurus maupun rantai bercabang CH ≡ C – CH2 – CH3
1-butuna
juga sama dengan penamaan alkena yang sesuai (jumlah atom C CH3 – C ≡ C – CH3
yang sama), hanya saja akhiran ena pada alkena diganti dengan una. 2-butuna
Langkah menggambar rumus struktur dan nama senyawa alkuna, sama dengan
langkah pada alkena, hanya saja mengubah ikatan rangkap yang ditambahkan
menjadi rangkap tiga.
3,4,4-trimetil-1-heksuna
C C C C C C C C C C C C
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
C
CH 3
C C C C C C CH C CH C CH 2 CH 3
1 2 3 4 5 6 1 5
2 3 4 6
C C CH 3 CH 3
Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga dalam
molekulnya memiliki nama tersendiri sebagaimana terlihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Nama senyawa yang memiliki campuran ikatan rangkap dan rangkap tiga
Ʃ–C=C– Ʃ–C≡C– Nama
1 1 alkenuna
1 2 alkendiuna
2 1 alkadienuna
2 2 alkadiendiuna
D. KEISOMERAN
lstilah isomer berasal dari bahasa Yunani, isos = sama dan meros = bagian-
bagian. Keisomeran merupakan kesamaan rumus molekul dari senyawa-senyawa yang
berbeda, paling sedikit memiliki satu perbedaan sifat kimia atau sifat fisikanya.
Keisomeran terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Keisomeran struktur
a. Keisomeran rantai/kerangka, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan
kerangka rantai induk atau posisi cabang-cabangnya atau posisi ikatan rangkap.
b. Keisomeran posisi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan
kedudukan substituen/gugus fungsi.
c. Keisomeran gugus fungsi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan
gugus fungsi.
Kimia Organik 14 Oleh: Sukemi .
2. Keisomeran ruang
a. Keisomeran geometri, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan
posisi gugus-gugus terhadap ikatan rangkap.
b. Keisomeran optik, yaitu keisomeran yang terjadi karena adanya perbedaan
daya putar bidang polarisasi.
Keisomeran posisi, gugus fungsi dan optis akan dibahas lebih lanjut pada
keisomeran senyawa turunan alkana. Berikut akan dijelaskan keisomeran-keisomeran
yang terjadi pada alkana, alkena dan alkuna, yaitu keisomeran kerangka dan
keisomeran geometri.
Cabang juga tidak dapat diperbesar menjadi etil karena akan sama dengan isomer yang telah ada
yaitu 2-metil-1-butena. Jadi isomer C5H10 ada 5.
Isomer geometri pada alkena dapat terjadi jika masing-masing atom karbon yang
berikatan rangkap memiliki 2 gugus yang berbeda, namun salah satu gugus yang diikat
pada kedua atom karbon harus sama. Jadi tidak semua senyawa-senyawa yang memiliki
ikatan karbon-karbon rangkap (C = C) akan memiliki isomer geometri.
Penentuan isomer dari 2-butena
H H H CH 3
C C C C
CH 3 CH 3 CH 3 H
cis-2-butena trans-2-butena
bentuk cis terjadi jika kedua posisi gugus sejenis terletak pada sisi yang sama, dan bentuk trans terjadi
jika kedua posisi gugus sejenis terletak pada sisi yang berseberangan.
Tidak adanya isomer geometri pada 1-butena karena salah satu atom karbon yang berikatan rangkap
gugus yang diikatnya sama, yaitu gugus hidrogen.
2-pentena memiliki isomer geometri
CH3
H CH2
C C
CH3 H
Kedua atom karbon yang berikatan rangkap, masing-masing mengikat gugus yang berbeda dan ada
salah satu gugus yang diikat antara atom karbon yang satu dengan yang lainnya sama, yaitu gugus
hidrogen.
Tabel 2.7. Perbedaan titik didih beberapa senyawa alkana, alkena dan alkuna
ƩC Nama alkana Titik didih Nama alkena Titik didih Nama alkuna Titik didih
1 metana −162oC − − − −
2 etana −88,5oC etena −102oC etuna −75oC
3 propana −42oC propena −48oC propuna −23oC
4 butana 0oC 1-butena −7oC 1-butuna 8,1 oC
2. Sifat-sifat kimia
a. Reaksi-reaksi alkana
Alkana tergolong senyawa yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin yang
artinya sukar bereaksi, namun sangat mudah terbakar, terutama alkana suku rendah
(jumlah atom C sedikit). Reaksi terpenting dari alkana adalah pembakaran (oksidasi),
substitusi dan perengkahan (cracking).
1) Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan karbon dioksida dan uap air,
sedangkan pembakaran tidak sempurnanya menghasilkan karbon monoksida (racun),
uap air dan jelaga (C).
2) Substitusi atau penggantian
Reaksi substitusi yang terjadi pada alkana
Pembakaran sempurna metana
adalah halogenasi yaitu reaksi penggantian atom H
dengan atom halogen (F, Cl, Br, I). Misalnya klorinasi CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
(penggantian atom H dengan atom Cl) yaitu reaksi Pembakaran tak sempurna metana
3CH4 + 4O2 2CO + 6H2O + C
alkana dengan klorin.
3) Perengkahan atau cracking Klorinasi metana
Perengkahan alkana dapat dilakukan dengan H H
pemanasan dengan suhu dan tekanan yang tinggi H C H + Cl2 H C Cl + HCl
(termal cracking), juga dengan menggunakan katalis H H
(catalytic cracking). Perengkahan menghasilkan Reaksi cracking tetradekana
alkena dan dapat pula menghasilkan gas hidrogen. C H C H + C H
14 30 7 16 7 14
Jadi perengkahan alkana dapat digunakan untuk Tetradekana heptana heptena
produksi alkena dan gas hidrogen.
b. Reaksi-reaksi alkena
Alkena lebih reaktif dibanding alkana yang disebabkan Pembakaran etena
adanya ikatan rangkap –C=C–. Reaksi penting alkena adalah
C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O
pembakaran, adisi dan polimerisasi.
c. Reaksi-reaksi alkuna
1) Pembakaran
Sama halnya dengan alkana dan alkena,
Pembakaran etuna
pembakaran sempurna alkuna menghasilkan karbon
dioksida dan uap air, pembakaran tidak sempurna 2C2H2 + 3O2 4CO2 + 2H2O
menghasilkan karbon dioksida, uap air dan karbon Hidrogenasi etuna
(jelaga). Pd
CH CH + 2H 2 CH 3 CH 3
2) Adisi
Reaksi adisi alkuna sama halnya dengan adisi Brominasi butuna
alkena, bedanya adisi alkuna memerlukan jumlah CH CH + 2Br2 CHBr2 CHBr2
reagen pengadisi dua kali lebih besar dari adisi Adisi propuna dengan asam klorida
alkena, karena pada alkuna ada 2 ikatan yang harus CH 3 C CH + 2HCl CH 3 CCl 2 CH 3
diputus.
2. Etana
Etana adalah senyawa hidrokarbon alifatik
Pembakaran etana
golongan alkana dengan rumus molekul C2H6. Pada 2C2H6 + 7O2 4CO2 + 6H2O
suhu kamar, etana berwujud gas dan tidak Brominasi etana
berwarna, dengan titik didih −88,5oC dan mudah H H
cahaya
H H
terbakar. Sama halnya dengan metana, etana juga H C C H + Br2 H C C Br + HBr
H H H H
dapat dioksidasi oleh oksigen dan dapat mengalami
reaksi substitusi oleh halogen. Etana biasanya
digunakan untuk sintesis etil klorida melalui reaksi klorinasi.
3. Etena
Dehidrasi etanol
Etena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak H2SO4
CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 + H2O
jenuh golongan alkena dengan rumus molekul C2H4. Pada
H OH
suhu kamar, etena atau etilena merupakan gas tidak
Pembakaran etena
berwarna dan mendidih pada −102oC, mudah terbakar dan
C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O
memiliki bau yang khasserta eksplosif dalam udara pada
Kimia Organik 25 Oleh: Sukemi .
konsentrasi 3 – 34%. Etena terdapat dalam gas batu bara
Brominasi etena
dan dapat dibuat dengan dehidrasi etanol yaitu reaksi
CH2=CH2 + Br2 CH2Br – CH2Br
etanol dengan asam sulfat dan melepas air.
Hidrogenasi etena
Etena dapat dioksidasi oleh oksigen yang dikenal
CH2=CH2 + H2 CH3 – CH3
dengan pembakaran menghasilkan karbon dioksida dan Reaksi etena dengan asam klorida
uap air. Etena dapat mengalami reaksi adisi dengan CH2=CH2 + HCl CH3 – CH2Cl
halogenasi; menghasilkan haloetana, hidrogenasi; Pembuatan polietilena
menghasilkan etana dan reaksi dengan asam halida; nCH2=CH2 –(–CH2–CH2–)n–
menghasilkan etil klorida. Selain kedua reaksi di atas etena Pembuatan PVC
juga dapat mengalami reaksi polimerisasi menghasilkan CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl – CH2Cl
polietena/polietilena. CH2Cl – CH2Cl CH2=CHCl + HCl
∆
Etena digunakan sebagai bahan sintesis etanol
nCH2=CHCl –(–CH2–CHCl–)n–
(kebalikan dari reaksi dehidrasi etanol), etil klorida, Pembuatan glikol
polietena/polietilena, polivinilklorida (PVC), dan etilen CH2=CH2 + O2 H2C – CH2
glikol. Polietilena biasanya digunakan sebagai isolasi kawat \ /
dan kabel, barang mainan, botol, drum dan pipa. Polietilena O
H2C – CH2 + H2O H2C – CH2
bersifat termoplastik yakni menjadi lunak jika dipanaskan \ / | |
dan menjadi keras jika didinginkan kembali. PVC adalah O HO OH
golongan plastik sebagai bahan pembuat pipa paralon,
isolasi kabel dan karpet. Etilen glikol atau glikol adalah bahan antibeku dalam radiator
mobil di daerah beriklim dingin. Jika dicampur dengan oksigen etena dapat digunakan
sebagai obat bius. Etena dapat digunakan sebagai bahan untuk mematangkan buah-
buahan.
4. Propena
Propena atau propilena/metiletilena adalah senyawa Dehidrogenasi propana
hidrokarbon jenuh suku terendah kedua dalam alkena CH3 – CH2 – CH3
dengan rumus umum C3H6. Propena memiliki 1 ikatan CH3 – CH = CH2 + H2
rangkap dalam 1 molekulnya. Senyawa ini tidak berwarna Pembakaran propena
dan berwujud gas pada suhu kamar. Sumber utamanya 2 C3H6 + 9 O2 6 CO2 + 6 H2O
dihasilkan dari minyak bumi, gas alam dan batubara. Polimerisasi propena
Penyulingan minyak bumi dan gas alam memproduksi hasil n CH3 – CH= CH2
sampingan berupa propena yang merupakan hasil dari –(–CH2(CH3) – CH2–)n–
Halogenasi propena
pemecahan molekul hidrokarbon yang lebih besar. Propana
CH3 – CH= CH2 + Br2
juga dapat dihasilkan dari dehidrogenasi propana.
CH3 – CHBr – CH2Br
Pembakaran sempurna propena merupakan reaksi
oksidasi menghasilkan CO2 dan H2O. Polimerisasi propena menghasilkan polipropilena,
sedangkan adisi propena dengan halogen (halogenasi) menghasilkan senyawa haloalkana.
5. Butadiena
Butadiena adalah senyawa hidrokarbon golongan
alkena yang memiliki 2 ikatan rangkap yang terletak pada Dehidrogenasi butena
CH2 = CH – CH2 – CH3
atom karbon 1 dan 3. Butadiena biasanya dihasilkan dari
CH2= CH – CH = CH2+ H2
produk samping pembuatan etilena dan olefin dari
Polimerisasi butadiena
hidrokarbon berantai 4 atom C. senyawa ini juga dapat
n CH2 = CH – CH2 – CH3
dihasilkan dari dehidrogenasi n-butana dan pemanasan –(–CH = CH – CH2 – CH2–)n–
etanol pada suhu 400-450oC dengan bantuan katalis oksida
logam. Pembuatan butadiena yang lebih ekonomis dibanding dari alkohol adalah dengan
mengoksidasi/hidrogenasi butena.
Polimerisasi buatadiena menghasilkan polibutadiena yang bersifat lunak bahkan
mendekati seperti cairan. Butadiena digunakan untuk pembuatan karet sintesis seperti
SBR (styrene butadiene); yaitu suatu kopolimer/heteropolimer (polimer yang dibuat dari
lebih 1 monomer) buatadieana dan stirena yang kuat dan elastis biasanya digunakan untuk
pembuatan ban mobil. Buatdieana juga sebagai bahan dasar neoprene, nilon 6,6.
6. Isobutilena
Isobutilena atau 2-metilpropena
Dehidrogenasi isobutana
pada suhu kamar berwujud gas. Senyawa CH3 – CH – CH3 CH2 = C – CH3 + H2
ini tidak berwarna dan mudah terbakar. | |
CH3 CH3
Pembakaran isobutilena merupakan
Polimerisasi isobutilena
reaksi oksidasi. Polimerisasi dari CH2 = C(CH3)2 –(–CH = C(CH3) – CH2 –)n–
isobutilena menghasilkan poliisobutilena Sintesisi MTBE
CH3 – C(CH3) = CH2 + CH3OH CH3 – C(CH3)2 – O – CH3
yang dikenal dengan karet butil.
Isobutilena dapat dibuat dengan dehidrogenasi isobutana. Senyawa ini digunakan
untuk sintesis MTBE (methyl tertiary butyl eter) yang digunakan untuk menaikkan angka
oktan pada bensin.
7. Isoprena
Isoprena atau 2-metil-1,3-butadiena, adalah senyawa alkadiena dengan rumus
CH2=C(CH3)CH=CH2. Pada suhu kamar, isoprena adalah cairan tidak berwarna, mudah
HC CH H2C CH 2
a. – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – dan CH c. – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – dan CH 2
CH 2 CH 2 CH
H2C CH 2 H2C CH 2 HC CH
H2C CH 2 H2C CH 2 HC CH
b. –(– CH2 – CH2 –)n– dan CH 2 d. CH 2 dan CH
16. Senyawa yang digunakan untuk membuat PVC yang juga digunakan sebagai bahan dasar etil
klorida dan etilen glikol adalah
a. Metana b. Etana c. Etena d. Propena
17. Monomer lain selain stirena pada pembuatan SBR adalah …
a. Propena b. Butena c. Butadiena d. Isoprena
18. Bahan dasar pembuat MTBE adalah …
a. Isobutilena b. Isoprena c. Etuna d. Bensin
19. Monomer dari karet alam adalah …
a. Isobutilena b. Etilena c. Propena d. etuna
20. Pernyataan yang benar, kecuali …
a. Knocking yang kecil menunjukkan mutu bahan bakar baik
b. Nilai oktan adalah ukuran kualitas bensin
c. Chatalitic cracking adalah pembuatan bensin melalui penyulingan dengan pemanasan
d. Proses perubahan alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang adalah reforming
B. Uraian
1. Gambarkan rumus bangun dari …
a. 3,3-dietil-2,2,4,4-tetrametilpentana b. 2,3-dimetil-1-pentena c. 2-metil-1-buten-3-una
2. Tuliskan nama dari …
a. (CH3)3C – C(CH3)2 – (CH2)2– C(CH3)3 b. CH=C(CH3) – CH(CH3)2 c. (CH3)2CH – C ≡ C – CH3
3. Tentukan jumlah dan gambarkan isomer strukur dari C6H10!
4. Gambarkan dan tuliskan nama isomer geometri dari 3-heksena!
5. Tuliskan reaksi …
a. Pembakaran propana c. Perengkahan tetradekana e. Polimerisasi etena
b. Brominasi etana d. adisi 1-butena dengan asam bromida f. Klorinasi propuna