Anda di halaman 1dari 11

Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

Pengajaran Konsep Pecahan dan Kabataku Pecahan


di Sekolah Dasar

Scolastika Mariani
Dosen Jurusan Matematika
Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang pengajaran konsep pecahan dan kabataku (kali, bagi, tambah,
kurang) pecahan di sekolah dasar dengan menggunakan model fisik. Model fisik ini akan
membantu siswa mengkonstruksi skema mental mereka tentang pecahan. Mengajarkan pecahan
tidak hanya menyangkut mentransfer ide-ide matematika, metode dan konsep, tetapi itu lebih
merupakan cara untuk mendefinisikan pecahan sebagai proses asal-usul, terjadinya dan
pengembangan (bertahap). Dimulai dengan menghubungkan suatu topik matematika dengan
kehidupan nyata, atau apa yang sekarang kita dapat menempatkan dalam paradigma genesis
kontekstual. Siswa membangun konsep-konsep matematika mereka sendiri melalui pengajaran
konsep pecahan dengan memperhatikan : tahap-tahap genesis kontekstual, kompleksitas
konseptual yang terkait dengan masalah pemodelan, pembelajaran pecahan yang realistik,
kontekstual, menyenangkan dengan model fisik ataupun visualisasi.

Kata Kunci : pengajaran konsep pecahan, kabataku pecahan, model fisik

masalah-masalah tersebut secara singkat


A. Pendahuluan dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil diskusi peserta 1. Pengajaran konsep pecahan yang
diklat guru pemandu matematika SD di terdefinisikan.
PPPPTK Matematika diperoleh 2. Kompleksitas konseptual yang terkait
informasi bahwa pada pelaksanaan dengan generalisasi, berangkat dari
pembelajaran matematika di SD guru konsep-konsep yang sederhana.
dominan menggunakan metode ceramah 3. Aturan dari empat operasi aritmatika
dan pendekatan yang bersifat abstrak. tampaknya dibuat terpisah dengan
Akibatnya peserta didik cenderung pasif empat operasi biasa pada bilangan
dan kurang memahami obyek-obyek bulat positif yang telah diakrabi para
matematika yang dipelajari (fakta, siswa.
konsep, prinsip dan keterampilan). 4. Secara umum, penjelasan matematika
Diduga salah satu penyebab dari keadaan dari dasarnya dalam semua aspek
tersebut adalah kurangnya kompetensi masih kurang. (Wu, 1999,
guru terutama kompetensi profesional Moynahan, 1996, Huinker, 1998).
dan pedagogik. (P4TK Matematika, Diakui secara luas bahwa
2009) setidaknya ada dua hambatan utama
Selama bertahun-tahun, belum ada dalam pembelajaran Matematika di SD
upaya dari komunitas pendidikan khususnya tentang bilangan yaitu :
matematika untuk memperbaiki konsep dan operasi kabataku (kali, bagi,
pengajaran pecahan (Lamon, 1999, tambah, kurang) pada bilangan bulat dan
Bezuk-Cramer ,1989 , Lappan Bouck pecahan, serta pemodelan untuk kedua
1989), meskipun masih banyak hal yang topik ini. Keduanya membutuhkan
harus dibenahi. Terdeteksi bahwa perhatian dan pembahasan yang
beberapa daerah tertentu bermasalah mendalam. Penulis berharap dengan
terus-menerus baik dalam teori dan tulisan singkat ini dapat memberikan
praktek pengajaran pecahan, dan kontribusi terhadap masalah

119
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

pembelajaran pecahan, yaitu konsep berikutnya sebelum konsep-konsep dasar


pecahan dan konsep operasi kabataku terpahami dengan baik.
pecahan, tulisan ini tidak membahas Mengajarkan pecahan tidak hanya
prinsip dan prosedur kabataku pecahan, menyangkut mentransfer ide-ide
karena menurut penulis prosedur tersebut matematika, metode dan konsep, tetapi
sudah banyak dibahas di buku-buku SD itu lebih merupakan cara untuk
secara jelas, dan menurut pengamatan mendefinisikan pecahan sebagai proses
penulis para guru justru lebih dominan asal-usul, terjadinya dan pengembangan
mengajarkan prinsip dan prosedur (bertahap). Dimulai dengan
kabataku pecahan daripada konsepnya. menghubungkan suatu topik matematika
Kebutuhan untuk pengetahuan dengan kehidupan nyata, atau apa yang
yang lebih mendalam yaitu tentang sekarang kita dapat menempatkan dalam
bagaimana terbentuknya suatu konsep paradigma genesis kontekstual. Siswa
adalah amat penting. Bezuk dan Cramer membangun konsep-konsep matematika
(1989) mengatakan bahwa miskonsepsi- mereka sendiri. Sehubungan bahwa
miskonsepsi semacam ini berasal dari penting untuk menekankan diskusi dan
guru mencoba melakukan terlalu banyak, refleksi. Titik awal harus menjadi situasi
terlalu segera dan tidak menghabiskan yang bermakna, dan tugas dan soal harus
cukup waktu untuk mengembangkan realistis dalam rangka untuk memotivasi
konsep dasar kepada siswa. Yang sangat siswa (Arcavi, A, 2002). Konstruktivisme
dibutuhkan dalam pembelajaran pecahan menyarankan pendekatan sebagai berikut
bukan hanya semata-mata anak dapat : pengajaran matematika di semua tingkat
melakukan prosedur operasi pada harus memfasilitasi siswa dengan peluang
pecahan tapi lebih pada beragam contoh/ untuk : memperoleh pengalaman praktis
model pecahan yang sedang diajarkan, dan konkret, menyelidiki dan mencari
atau yang oleh Bezuk dan Cramer disebut hubungan, menemukan pola-pola dan
“model fisik”. Tanpa model fisik memecahkan masalah, bicara tentang
mungkin siswa trampil mengerjakan soal- matematika, menulis tentang pekerjaan
soal prosedural seperti : kesamaan mereka, merumuskan hasil dan solusi,
pecahan, kabataku pecahan, mengubah latihan keterampilan, pengetahuan dan
pecahan dari pecahan biasa, campuran ke prosedur; memberi alasan, dan menarik
dalam pecahan desimal, persen, atau kesimpulan, kerja kooperatif pada tugas
sebaliknya tapi bagaimana jika mereka dan masalah (Phillips, DC, 2000). Akan
dihadapkan pada soal-soal pemodelan lebih efektif jika pengajaran ini
pecahan, skill ini tidak dijamin tetap di”setting” sedemikian rupa sehingga
mereka kuasai tanpa pembelajaran yang menyenangkan, siswa belajar dengan
banyak memanfaatkan model fisik. gembira.
Model fisik ini akan membantu siswa
mengkonstruksi skema mental mereka B. Permasalahan
tentang pecahan. Misalnya siswa Beberapa masalah terkait dengan
 
dihadapkan pada pecahan numerik  ,  pembelajaran pecahan di sekolah dasar
adalah:
dan yang lainnya, angka-angka tersebut
1. Konsep pecahan yang ditanamkan
adalah representasi abstrak dari bangun
dalam pikiran siswa tidak
fisik tertentu, siswa harus banyak
memperhatikan tahap-tahap genesis
memiliki pengalaman primer dengan
kontekstual,
model fisik pecahan-pecahan tersebut
2. kompleksitas konseptual yang terkait
agar representasi angka menjadi
dengan penggunaan pecahan dalam
bermakna. Dan sebaiknya para guru
masalah pemodelan,
tidak tergesa-gesa untuk ke topik

120
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

3. aturan-aturan dari empat operasi pembelajaran pecahan.


aritmatika pada pecahan tidak
dikaitkan dengan empat operasi biasa C. Pemecahan Masalah
pada bilangan bulat positif yang 1. Mengajarkan Konsep Pecahan
sudah akrab bagi siswa, Misalkan ada sebuah kue tart (jika
4. bagaimana pembelajaran pecahan dimungkinkan benar-benar ada kue tart
yang realistik, kontekstual, sungguhan) berbentuk lingkaran. Kue tart
menyenangkan dengan model fisik ini kita potong menjadi empat potongan
ataupun visualisasi. yang identik (sama persis). Kemudian
Keempat masalah tersebut saling kita makan satu potongan kue tersebut.
terkait dan semua sangat mendasar dalam Besarnya satu potongan kue itu kita sebut

seperempat atau satu per empat ditulis .

Gambar 1. Konsep Pecahan

Kalau kue tart tersebut kita potong kita potong menjadi sepuluh potongan
menjadi enam potongan yang identik, yang identik, maka besarnya satu
maka besarnya satu potongan kue itu kita potongan kue itu kita sebut sepersepuluh.
sebut seperenam. Kalau kue tart tersebut

Gambar 2. Menggambar
pizza pada kertas manila
kemudian dipotong-
potong, sebagai
visualisasi pecahan,
menggantikan pizza asli.

Notasi pecahan satuan 


Setengah = satu perdua =

Pecahan-pecahan setengah 
(seperdua), sepertiga, seperempat, Sepertiga = satu pertiga = 

seperlima, seperenam, dan seterusnya itu Seperempat = satu perempat = 
dituliskan sebagai berikut. 
Seperlima = satu perlima =
1 1 1 1 1
, , , , dan seterusnya.
2 3 4 5 6 Makna lanjutan dari pecahan

121
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

Misalkan Yuli mempunyai delapan buah Apelnya ada 8 buah. Seperempat


apel. Seperempatnya diberikan kepada bagiannya kita bisa peroleh setelah
Resi. Berapa banyak apel yang Resi membaginya menjadi empat kelompok
terima? Bagaimana cara menjelaskannya yang sama banyaknya.
kepada siswa?

Masing-masing kelompok itu menyatakan


seperempat bagian dari keseluruhan. Ada Satu Kesatuan
berapa apel pada masing-masing Konsep satu kesatuan ini sangat penting
kelompok? Ada dua apel. Jadi, dalam pecahan. Mengapa?
seperempat bagian yang diterima Resi Batang pecahan merupakan alat bantu
adalah sebanyak 2 apel. Dalam hal ini yang dapat menunjukkan perbandingan
satu kesatuannya adalah 8 apel. antar pecahan satuan.

Gambar 3. Batang Pecahan

Batang pecahan ini mempunyai satu


kesatuan yang sama besarnya. 2. Konsep Pecahan Senilai
Batang pecahan ini dapat Ambil selembar kertas HVS. Lipat dua,
digunakan untuk menjelaskan konsep tepat di tengah-tengah. Kemudian beri
pecahan sebagai bagian dari satu kesatuan warna pada satu bagian.
yaitu yang ditunjukkan oleh batang
pertama (warna biru).

122
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan


Berapa bagian kertas yang diarsir ini? Jawab :

Lipat kembali kertas ini; lipat dua lagi.


Berapa bagian kertas yang diarsir ini? Jawab :

Lipat kembali kertas ini; lipat dua lagi.


Berapa bagian kertas yang diarsir ini? Jawab : 
Lipat kembali kertas ini; lipat dua lagi.

Berapa bagian kertas yang diarsir ini?



Jawab : 

Perhatikan, bagian yang diarsir besarnya sama. Jadi, nilai dari sebuah pecahan tetap atau tidak
Apakah yang dapat kita simpulkan? Jawab : berubah jika pembilang dan penyebutnya
   
=  =  =  dikalikan dengan sebuah bilangan (bukan nol)

yang sama.

Pecahan-pecahan ini kita sebut pecahan- Apakah itu pecahan campuran? Pecahan
pecahan yang senilai; nilainya sama. campuran merupakan gabungan antara sebuah
bilangan bulat dengan sebuah pecahan biasa.
3. Pecahan Campuran Apa makna dari pecahan campuran?
Perhatikan contoh berikut ini. Nenek

123
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

mempunyai 5 buah apel yang akan dibagikan yang diperoleh masing-masing cucu Nenek?
kepada 2 cucunya secara adil. Berapa apel Ada 5 apel.

Kalau kita berikan kepada dua orang, maka sama besar dan dibagikan kepada masing-
masing-masing dapat 2 apel, tetapi masih ada masing orang.
1 apel lagi. Sehingga 1 apel ini kita potong dua

Jadi, berapa apel yang diperoleh masing- Misalkan Anna makan seperdelapan bagian
masing cucu nenek? Jawabannya adalah dua roti dan Doni makan dua perdelapan bagian
dan setengah apel. Nah, dua dan setengah apel roti. Berapa bagian jumlah roti yang dimakan

ini kita tulis 2 . keduanya?

  Mudah saja, ada satu perdelapan roti dan dua
Ingat, 2  bukan berarti 2 dikali dengan . perdelapan roti. Ada berapa perdelapan roti?

Artinya dari 2 dan . Tiga. Jadi, jumlahnya adalah tiga perdelapan
roti.
4. Konsep Penjumlahan Pecahan

Kalau penyebutnya sama memang mudah. Bagaimana jika penyebutnya berbeda?

1 1
+ =⋯
3 2

2 1

+ = 1

124
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

Tulisan “1” artinya daerah persegipanjang 5. Konsep Pengurangan Pecahan


 Pengurangan pecahan analog dengan
kecil tersebut dihitung , karena

penjumlahan pecahan.
persegipanjang bagian kiri atas mendapat dua
Misalkan Ibu memasak roti tart yang cukup
arsiran (vertikal dan horisontal) maka dihitung
 besar, Rina mengambil bagian dari roti itu,
“2” artinya . Jadi hasil penjumlahan di atas 

    kemudian Andi teman Rina datang , dan Rina
adalah + + + = . 
     memberikan kepada Andi bagian . Berapa

bagian roti yang dimakan Rina ?

_ =

5 3 2
− =
8 8 8

Bagaimana visualisasi jika penyebutnya berbeda ?



4 2
− =⋯
5 3

=
_

Persegi panjang – persegi panjang kecil susu. Berapa liter susu yang diminum oleh
dengan arsiran vertikal dikurangi yang Toto selama seminggu?
horisontal, atau secara visual arsiran yang 
Satu hari liter susu.
horisontal digunakan untuk menutup yang       
vertikal, kemudian hasil pengurangan adalah Tujuh hari 7 × =  + + + + + +

bagian vertikal yang tersisa, yaitu  . 25=145=245 liter susu.
Perkalian pecahan dengan pecahan. Misalkan
6. Konsep Perkalian Pecahan 
Ibu membeli liter santan dan sepertiganya
Perkalian bilangan bulat dengan pecahan dapat 
dipandang sebagai penjumlahan berulang. digunakan untuk memasak sayur kari. Berapa
 liter santan yang masih tersisa?
Misalnya, setiap harinya Toto meminum liter

125
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

Santan yang digunakan untuk memasak sayur perkalian pembilang dan perkalian penyebut.
     ×  
kari adalah dari , yaitu liter. × = = = .
     ×  
Soal ini merupakan soal perkalian. Hasil kali
perkalian pecahan adalah pecahan baru dari Perkalian pecahan dengan pecahan dapat
menggunakan bantuan kotak-kotak satuan
seperti berikut.

2 1 2 1
× = =
3 4 12 6

1 3 3
× =
2 5 10

7. Konsep Pembagian Pecahan kepada 3 orang. Berapa kilogram beras yang


Pembagian pecahan oleh bilangan bulat diterima masing-masing orang? Maksudnya
 
positif. Misalnya, Oki membeli kilogram ∶ 3 = ⋯.

beras. Kemudian dibagikan secara merata

 
Jadi, ∶ 3 =  .

126
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

Pembagian bilangan bulat positif oleh berapa banyak batang kayu yang dipotong Pak
pecahan Jeki?

Pak Jeki memotong beberapa batang kayu Maksudnya 5 ∶ = ⋯.
 
berukuran meter. Jika jumlah panjang semua Apa maksudnya itu? Ada berapa batang kayu

batang kayu tersebut adalah 5 meter, maka 
meter sehingga panjang semuanya 5 meter?



Jadi, 5 ∶ = 10.


Pembagian pecahan oleh pecahan

4 2
∶ = ⋯
5 3

=
:

12 persegi kecil 10 persegi kecil


 
Hasil pembagiannya adalah = . Mengapa demikian ?


         

=  , 
=  . Jadi
∶  =  ∶  =  = .

Prosedurnya adalah
4 2 4 3 12 6
∶ = × = = .
5 3 5 2 10 5

8. Beberapa Masalah tentang Konsep Pecahan

127
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

a. Manakah dari antara daerah yang diarsir berikut ini yang besarnya seperempat dari
lingkaran?

 
b. Sebutkan dua buah pecahan yang nilainya di antara dan .
 
c. Tentukan dalam pecahan, bagian yang diarsir dari satu kesatuannya.
d. Perhatikan gambar-gambar berikut :

D. Penutup konkrit untuk menggantikan bangun-bangun


Konsep pecahan yang ditanamkan visual yang digambarkan di atas, siswa-siswa
dalam pikiran siswa harus memperhatikan dapat mempraktekkan operasi kabataku
tahap-tahap konstruksi mental siswa, materi- dengan memotong roti tawar, apel, dll, atau
materi prasyarat apa yang telah dimiliki siswa jika benda-benda konkrit tersebut tidak ada,
perlu diingatkan kembali, sehingga tidak ada siswa dapat menggambar benda tersebut pada
bagian-bagian konsep sebelumnya yang tidak kertas manila atau mencari gambar dari
diketahui siswa atau siswa memiliki konsep internet atau majalah, kemudian dipotong-
yang salah. Sebenarnya aturan-aturan kabataku potong (lihat Gambar 1.) . Semua ini
pada pecahan sangat terkait dengan (dan dapat diupayakan untuk pembelajaran yang
dipahami melalui) kabataku pada bilangan menyenangkan. Dengan demikian diharapkan
bulat positif yang sudah akrab bagi siswa. konsep pecahan dan konsep operasi kabataku
Guru dapat mengembangkan pengajaran pada pecahan tertanam dengan baik dan benar
pecahan dengan menggunakan benda-benda dalam pikiran siswa dan diharapkan mereka

128
Mariani – Pengajaran Konsep Pecahan

trampil menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah atau pemodelan.

DAFTAR PUSTAKA

Arcavi, A. (2002). The Everyday and the Academic in Mathematics, in M.E. Brenner & J.N.

Bezuk, N. & Cramer, K. (1989). Teaching about fractions: what, when and how? In: New
Directions for Elementary School Mathematics. Trafton, P. R. & Schulte, A. P. (editors)
Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.

Huinker, De Ann. (1998) Letting fraction algorithms emerge through Problem solving. In : The
Teaching and Learning of Algorithms in School Mathematics. Morow, L.J. & Kenny, M.J.
(editors). Reston,VA : National Council of Teachers of Mathematics.

Lamon, SusanJ. 1999. Teaching Fractions and Ratios for Understanding. Mahwah, NJ : Lawrence
Erlbaum Associates.

Lappan, Glenda & Bouck , MaryK. 1998. Developing algorithms for Adding and Subtracting
Fractions. In : The Teaching and Learning of Algorithms in School Mathematics. Morow,
L.J. & Kenny , M.J. (editors). Reston, VA : National Council of Teachers of Mathematics.

Moynahan, J. 1996. Of-ing fractions. In : What is happening in Math Class? Schifter , Deborah
(editor). NewYork, NY : Teachers College Press.

Phillips, D.C. (2000) Constructivism in Education - Opinions and Second Opinions on


Controversial Issues, Chicago: The University of Chicago Press.

Sukayati dan Marfuah. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu, Pembelajaran Operasi
Hitung Perkalian Dan Pembagian Pecahan Di SD. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika. Depdiknas.

Surya, dkk. 2009. Modul Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : PT Kandel.

Wu.H. 1999. Some remarks on the teaching of fractions in elementary school. Department of
Mathematics # 3840. University of California , Berkeley, CA94720-3840. USA.
http://www.math.berkeley.edu/wu/

129

Anda mungkin juga menyukai