Anda di halaman 1dari 24

Pemecahan Masalah Matematika

Oleh : Erif Ahdhianto, M.Pd.

Pengertian Pemecahan Masalah


Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemecahan masalah?
Polya (1985) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai
suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai
Pemecahan masalah dapat juga diartikan sebagai penemuan
langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan (gap) yang ada.
Sedangkan kegiatan pemecahan masalah itu sendiri merupakan
kegiatan manusia dalam menerapkan konsep-konsep dan aturanaturan yang diperoleh sebelumnya (Dahar, 1989; Dees, 1991).

Branca (1980) menegaskan bahwa terdapat tiga interpretasi umum


mengenai pemecahan masalah, yaitu
1.

pemecahan masalah sebagai tujuan (goal) yang menekankan pada


aspek mengapa matematika diajarkan. Hal ini berarti bahwa
pemecahan masalah bebas dari materi khusus. Sasaran utama yang
ingin dicapai adalah bagaimana cara memecahkan suatu masalah
matematika

2.

pemecahan masalah sebagai proses (process) diartikan sebagai


kegiatan yang aktif. Dalam hal ini penekanan utamanya terletak
pada metode, strategi atau prosedur yang digunakan siswa dalam
menyelesaikan masalah hingga mereka menemukan jawaban dan

3.

pemecahan masalah sebagai keterampilan (basic skill) menyangkut


dua hal yaitu (a) keterampilan umum yang harus dimiliki siswa untuk
keperluan evaluasi dan (b) keterampilan minimum yang diperlukan
siswa agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Charles dan Lester (dalam Kaur Berinderjeet, 2008), ada


tiga faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah dari
seseorang.
1.

Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti


usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang strategi
penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi
masalah.

2.

Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan,


kecemasan, toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan
kesabaran.

3.

Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan


berwawasan (spatial ability), kemampuan menganalisa,
ketrampilan menghitung, dan sebagainya.

Sebagai ilustrasi tentang pemecahan masalah dalam matematika


pada tingkat SD.
Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya sekarang, berapakah usia Andi sekarang? Untuk
menyelesaikan masalah ini, permasalahan di atas dapat ditulis
sebagai suatu persamaan.
Misalkan x = usia Andi sekarang,
maka x + 16 = 3x
dari persamaan ini dapat diselesaikan sehingga diperoleh nilai x
adalah 8 . Jadi usia Andi sekarang adalah 8 tahun.

Suydan (1980) mengajukan 10 kriteria siswa dikategorikan sebagai good


problem solver dalam pembelajaran matematika, yaitu siswa mampu :
1.

memahami konsep dan terminology

2.

menelaah keterkaitan, perbedaan dan analogi

3.

menyeleksi prosedur dan variabel yang benar

4.

memahami ketidak konsistenan konsep

5.

membuat estimasi dan analisis

6.

menvisualisasikan dan menginterpretasikan data

7.

membuat generalisasi

8.

menggunakan berbagai strategi

9.

mencapai skor yang tinggi dan baik hubungannya dengan siswa lain

10.

mempunyai skor yang rendah terhadap kecemasan

Tugas-tugas dalam Pemecahan Masalah


Tugas-tugas pemecahan masalah nyata (real problems-solving)
menuntut tingkat proses pemikiran (cognitive processes) yang tinggi
dengan berbagai corak tampilan yang dibutuhkan, yaitu
1.

kompleks dan bukan pemikiran algoritma

2.

analisa batasan tugas dan menggunakan strategi heuristik

3.

eksplorasi konsep-konsep matematika, proses, dan hubunganhubungannya

4.

kesadaran akan situasi permasalahan dengan ketertarikannya


dan motivasi untuk membuat usaha yang terencana untuk
mendapatkan sebuah solusi

Tugas Matematika
Penghitungan Rutin

Permasalahan

Masalah Tertutup

Sekumpulan
Tantangan

Permasalahan
proses strategi
heuristik

Masalah Terbuka-Tertutup

masalah
openended
pendek

aplikasi
masalah
kehidupan
sehari-hari

investigasi
matematika

Penghitungan rutin (routin sum)


Penghitungan rutin (routin sum) adalah tugas-tugas yang biasa
termuat pada buku pelajaran (textbooks). Siswa diarahkan
melalui sederetan latihan yang didesain untuk meningkatkan
kefasihan dalam suatu skill baru atau membangkitkan atau
menyegarkan kembali keterampilan yang telah dimiliki.

Permasalahan (problem) dapat kita adopsi definisi yang secara


umum tentang masalah (seperti pada Unit 1), yaitu bahwa
seseorang sedang dihadapkan pada soal pemecahan masalah
yang belum ada solusinya dan orang tersebut merasa
tertantang untuk menemukan solusinya.

Masalah tertutup (closed structure)


Masalah tertutup disebut juga sebagai masalah lengkap sebab
permasalahan itu telah diformulasikan dengan baik dengan jawaban
benar atau salah dan jawaban yang benar bersifat unik karena hanya
ada satu solusi. Masalah tertutup adalah istilah dari tugas-tugas
terumus yang terstruktur dengan baik, di mana seseorang dapat
mengoreksi jawaban yang ditetapkan dalam berbagai cara yang
diberikan dalam situasi permasalahan.

Sekumpulan tantangan (challenge sums)


Setelah mempelajari suatu topik matematika tertentu, seorang guru
memberikan sekumpulan tantangan dalam pengajaran untuk pemecahan
masalah, di mana penekanannya adalah pada pembelajaran matematika
untuk memecahkan masalah. Tantangan tersebut digunakan untuk
memecahkan masalah dengan pernyataan yang serupa yang berkaitan
dengan topik aritmetika seperti bilangan cacah, pecahan, rasio dan persen.
Contoh :

Contoh 1
Dari 3/5 siswa kelas 6A dan 3/4 siswa kelas 6B SD Amanah adalah perempuan. Kedua kelas
tersebut mempunyai jumlah siswa yang sama, dan kelas 6A mempunyai 6 siswa laki-laki lebih
banyak dari kelas 6B. Berapa banyak siswa yang berada di kelas 6A?
Pada contoh 1 ini siswa dihadapkan pada tantangan untuk memecahkan masalah pada topik
pecahan.
Contoh 2
25% dari suatu kelas dari 32 siswa adalah laki-laki. Apabila beberapa siswa laki-laki bergabung
dalam kelas tersebut, persentase siswa laki-laki meningkat menjadi 40%. Berapa banyak siswa
laki-laki yang bergabung di kelas tersebut?
Pada contoh 2 ini siswa dihadapkan pada tantangan untuk memecah-kan masalah pada topik
persen.

Permasalahan proses (process problem)


Kadang-kadang permasalahan proses (process problem) dikenal
sebagai masalah tidak rutin (non-routin problems).
Penekanannya adalah pada penggunaan strategi heuristik untuk
pendekatannya, dan memecahkan suatu masalah yang tidak
familier yang bukan biasanya pada berbagai topik-topik di dalam
silabus matematika.
Contoh
Pak Raden sedang menghitung itik dan kambingnya. Ia menghitungnya ada 10 kepala dan 26 kaki kesemuanya.
Berapa banyak itik dan kambing yang Pak Raden punyai?
Dari contoh 4 di atas, nampaknya ada beberapa strategi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut

Masalah terbuka-tertutup (open-ended structure)


Masalah open-ended disebut juga masalah tak lengkap karena
masalah ini diformulasikan memiliki multijawaban yang benar.
Contoh penerapan masalah open-ended adalah ketika siswa
diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang
berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan
bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Tujuan utama
siswa dihadapkan dengan masalah open-ended adalah bukan
untuk mendapatkan jawaban, tetapi lebih menekankan pada cara
bagaimana sampai pada suatu jawaban.

masalah open-ended pendek (short open-ended problems)


Guru dapat
menggunakan short open-ended problems dalam
pemecahan masalah matematika yang lebih memfokuskan pada
bagaimana mengajarkan isi atau materi matematika (teaching via
problem solving) untuk mengembangkan kemampuan materi
matematika dan kemampuan komunikasi siswa.

Contoh short open-ended problems

Pak Tono ingin menaruh 12 apel dan 8 jeruk pada beberapa piring. Setiap
piring harus memuat buah dengan jumlah yang sama. Tunjukkan ada
berapa cara dia dapat menaruh apel dan jeruk pada piring

aplikasi masalah kehidupan sehari-hari (applied real-life problems)


Pemecahan masalah yang dihadapi setiap individu dalam situasi setiap saat
dimulai dengan situasi masalah dalam kehidupan sehari-hari (applied real-life
problems) kemudian mengaitkan yang ada hubungannya dalam memahami
masalah matematika.
Contoh applied real-life problems
Pak Tono ingin mengecat seluruh tembok dan langit-langit dalam tiga buah
ruangan. Langit-langit rumahnya setinggi 4 m. Ia mengambil satu liter cat dapat
mengecat permukaan seluas 10 m2 . Satu kaleng cat ia beli dengan harga Rp.
20.000,00.
Apa lagi yang dibutuhkan pak Tono untuk mengecat tembok?
Buatlah rencana dan anggaran belanja untuk melihat kekeliruan untuk belanja
alat-alat yang diperlukan pak Tono untuk pekerjaan mengecatnya!

investigasi matematika (mathematical investigations)


Umumnya aktivitas siswa dalam open-ended adalah menyelidiki dan memperbaiki
kemampuan matematika murni untuk kepentingan dirinya sendiri. Kebanyakan memandang
investigasi sebagai proses pemecahan masalah yang besar dalam open-ended, yang dapat
dikembangkan dengan cara berbeda untuk siswa yang berbeda.
Contoh mathematical investigations
Investigasi bilangan : membalikkan pengurangan dan membalikkan penjumlahan
Pilih 3 digit bilangan

: 123

Balikkan digitnya

: 321

Kurangkan

: 321 123 = 198

Mulai dari jawaban

: 198

Balikkan digitnya

: 891

Jumlahkan

: 198 + 981 = 1089

Coba sembarang bilangan


Apakah Anda selalu mendapatkan hasil 1098?

Kesulitan-kesulitan dalam Pemecahan Masalah


Menurut Kaur Berinderjeet (2008), proses pemecahan masalah matematika
dapat dimodelkan dengan tahapan dan secara hirarkinya seperti berikut :
1.

Membaca masalah

2.

Memahami masalah

3.

Pikirkan cara memecahkan masalah

4.

Terjemahkan masalah kedalam model matematika/ kalimat matematika

5.

Pengerjaan dengan penghitungan matematika, dst

6.

Tiba pada solusi

Dari masing-masing proses dan pentahapan tersebut, siswa dimungkinkan


mengalami kesulitan-kesulitannya, dan diiringi dengan penyebabnya, seperti
berikut :

1. Ketidakmampuan membaca masalah. Hal ini, misalnya


disebabkan kurangnya kemampuan berbahasa siswa, kurangnya
memahami masalah dalam bentuk bahasa.
Contoh :
Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya sekarang. Berapa usia Andi sekarang?
Dalam soal di atas jika siswa kurangnya memahami masalah dalam
bentuk bahasa, maka siswa tersebut akan kesulitan dalam
menentukan berapa usia Andi sekarang.

2. Kurangnya pemahaman terhadap masalah yang muncul. Hal ini,


misalnya siswa mampu membaca, tetapi tidak dapat menentukan esensi
atau inti dari teksnya.
Contoh :
Diberikan dua bilangan, yaitu 2007 dan 7002. Lena memilih salah satu
bilangan dan mengalikannya dengan 2211, sedangkan Olga memilih
bilangan yang satu lagi dan mengalikannya dengan 1122. Jumlah dari
kedua hasil perkalian adalah bilangan genap. Dapatkah kalian
menentukan bilangan yang dipilih Lena dan Olga sebenarnya?
Dalam soal di atas jika siswa tidak dapat menentukan esensi atau inti
dari teksnya maka siswa akan kesulitan dalam menentukan bilangan
yang dipilih Olga, apalagi dalam soal di atas membutuhkan kepekaan
terhadap angka-angka. Jika esensi dari soalnya saja tidak paham
bagaimana mungkin siswa dapat kreatif dalam memperhitungkan
jawaban yang masuk akal atau tidak

3. Kesalahan dalam mengintrepetasi tentang kondisi-kondisi


masalah. Hal ini, misalnya siswa telah salah mengintepretasi
kondisi masalah.
Contoh :
Sejumlah jeruk dapat dibagikan secara merata kepada 3, 4, 5, 6,
atau 8 anak dengan tidak ada jeruk yang tersisa. Berapakah
paling sedikit banyaknya jeruk tersebut?
Dalam soal di atas jika siswa salah mengintepretasi kondisi
masalah maka siswa akan kesulitan dalam menetukan paling
sedikit banyaknya jeruk

4. Kurangnya pengetahuan tentang strategi. Hal ini, biasanya


ditandai siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Contoh :
Dalam persegi ajaib 3 x 3, jumlah angka pada setiap baris,
kolom, dan diagonal sama. Buatlah persegi ajaib menggunakan
setiap angka berikut dengan tidak ada angka yang berulang. -9,
-5, -1, 3, 7, 11, 15, 19, 23
Dalam soal di atas jika siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan
untuk mendapatkan persegi ajaib sesuai aturan yang ditetapkan,
maka siswa tidak akan menemukan persegi ajaib yang sesuai,
namun jika siswa mengetahui strategi, misalnya terka dan uji
coba, berfikir logis maka persegi ajaib tersebut dapat
ditemukan.

Penggunaan istilah yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai