Anda di halaman 1dari 117

BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

MEKANISME KERUNTUHAN TEBING SALURAN DAN SUNGAI PADA


JEMBATAN SERTA CARA-CARA PENANGANANNYA

Faktor dan Penyebab Keruntuhan Tebing Sungai

1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keruntuhan Tebing Sungai

Karena proses erosi alami dan interaksi variabel dan gaya-gaya penyebab erosi
bersifat komplek, maka mekanisme erosi pada tebing sungai pada dasarnya
sangat sulit dipahami kecuali dilakukan melalui evualuasi detail dengan data
yang cukup. Erosi tebing dapat disebabkan karena ulah manusia atau pun
karena proses alam. Diperlukan suatu identifiksi dan perkiraan tentang
mekanisme keruntuhan tebing yang terjadi untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab erosi tebing, sehingga dapat digunakan untuk memilih jenis
perlindungan tebing yang sesuai dan proporsional.

1.1 Katagori Mekanisme Keruntuhan

Mekanisme keruntuhan adalah proses fisik erosi yang dapat dipandang sebagai
masalah yang dapat dilihat di lokasi. Mekasime keruntuhan dapat diakibatkan
oleh pengaruh lokal (site based) dan/atau pengaruh bentangan (reach based)
atau kedua-duanya.

Mekanisme keruntuhan tebing yang umum dijumpai di lapangan adalah:


1. Keruntuhan akibat erosi pada ujung bawah tebing (toe erosion)
2. Penggerusan (scour) yang terdiri dari gerusan local, gerusan akibat
penyempitan, terjunan dan jet.
3. Keruntuhan massa (mass failure)
4. Keruntuhan akibat erosi aliran bawah permukaan (subsurface
entrainment)
5. Keruntuhan akibat potensi avulsi dan sudetan (avultion and chute-cutoff
potential)

1
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.1.1 Penyebab Keruntuhan Tebing

Memperkirakan mekanisme keruntuhan tebing harus dengan observasi dan


evaluasi kondisi di tempat (site), seperti kondisi geologi dan topografi, tipe tanah,
pola aliran dan derajat gaya erosi, pertumbuhan tanaman termasuk dalamnya
akar dan kekuatannya, geomeri tebing sungai dan beban sedimen.

Mengidentifikasi penyebab pengaruh bentangan (reach based) umumnya


memerlukan beberapa kali investigasi lapangan (site invetigasi) yang lebih luas
sepanjang daerah sungai. Umumya, perlindungan tebing difokuskan pada
penyebab lokal yang menyebabkan ketidakstabilan tebing, dan mengabaikan
stabilitas bentangan sungai atau stabilitas daerah pengaliran (watershed) secara
luas.

Dengan mengabaikan penyebab bentangan, bangunan perlindung tebing yang


direncanakan dapat menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikannya
(keuntungannya). Mereka dapat menyebabkan kegagalan tambahan seperti
chanell flanking, penggerowongan (underminning) struktur, atau pengendapan
sedimen dan tertimbunnya bangunan pelindung.

Identifikasi mekanisme keruntuhan dan penyebab-penyebabnya umumnya


dilakukan bersama-sama, baik akibat lokal maupun akibat bentangan. Perlu
dicatat, bahwa menentukan mekanisme keruntuhan di lokasi langsung (onsite)
tanpa mengidentifikasikan penyebab yang tersembunyi adalah seperti
memberikan aspirin (obat penghilang rasa sakit) tanpa mengobati kaki yang
sakit, mungkin hanya mengobati gejalanya saja, tetapi tidak memecahkan
masalahnya .

Tabel 6.1 menjelaskan katagori mekanisme keruntuhan akibat pengaruh lokal


dan pengaruh bentangan sekitar.

2
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Tabel 6.1. Mekanisme keruntuhan akibat pengaruh lokal (site-based) dan


pengaruh bentangan (reach-based)
Mekanisme Keruntuhan Pengaruh local (site based) Pengaruh bentangan
(reach-based)
Erosi kaki (toe) berkurangnya tanaman pada migrasi meander
srutuktur tebing agradasi
sungai dihaluskan degradasi
sepanjang tikungan

Gerusan local penghalang di alur tidak ada


terbentuknya gosong
Gerusan akibat jembatan tidak ada
penyempitan bentuk tebing sungai asli
sampah runtuhan kayu besar
Gerusan akibat terjunan/ bendung tidak ada
bendung
Gerusan akibat aksi jet gosong lateral migrasi meander
sungai samping atau anak sungai agradasi
tikungan mendadak yang berfungsi degradasi
sebagai peredam energi (energy
sink))
alur-alur pada sungai berjalin.
Keruntuhan massa tanah jenuh Tidak ada
pertambahan beban permukaan
(surcharge)
kurangnya struktur akar
hilangnya struktur penopang lateral
Erosi oleh aliran bawah seepage air tanah Tidak ada
permukaan (Subsurface penurunan muka air dengan cepat
entrainment) (rapid draw down)
Potensi terjadinya avulsi aktifitas di bantaran banjir agradasi
atau sungai sudetan kondisi alami relokasi sungai
(chute-cutoff) penyempitan pada
hilir

3
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

sungai berjalin
banjir besar

1.2 Mekanisme Keruntuhan Akibat Pengaruh Lokal (Site-Based)

1.2.1 Keruntuhan akibat erosi pada kaki tebing (toe erosion)

1.2.1.1 Mekanisme Keruntuhan.

Erosi pada kaki terjadi ketika aliran air memindahkan partikel dari tebing atau
dasar sungai sehingga terjadi penggerowong (undermines) pada bagian kaki
(toe) tebing dan kemudian massa tebing runtuh atau tergelincir (sliding).

1.2.1.2 Penyebab keruntuhan:

Erosi toe terjadi di sepanjang meander ataupun pada ruas sungai yang lurus.
Ada sejumlah penyebab lokal erosi toe, diantaranya:
1) Berkurangya pepohonan pada tebing. Gangguan pada pepohonan di
sepanjang tebing sungai dan pada daerah bantaran (riparian)
berpengaruh pada stabilitas tebing, terutama dalam hal daya tahannya
terhadap erosi (lihat Gambar 6.1). Akar pepohonan diatas lereng tebing
sungai mengikat tanah dan menyatu (monolit) secara vetikal dan
horizontal. Gangguan pada pepohonan merupakan penyebab umum
erosi tebing sungai dan sering dihubungkan langsung dengan
pembangunan daerah atau manajemen pertanian. Ini juga terjadi ketika
ada sungai yang terdegradasi. Sungai yang terdegradasi menurunkan
muka air tanah dibawah daerah zona perakaran (root zone) yang pada
gilirannya menurunkan daya hidup tanaman.

4
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.1 Erosi pada kaki (Toe Erosion)

2) Sungai dihaluskan. Sungai yang dihaluskan menyebabkan hambatan


terhadap aliran berkurang. Sungai yang halus dapat terjadi karena
reruntuhan kayu telah dipindahkan, sungai telah dikeruk, atau tebing telah
diperkeras. Suatu sungai yang diperhalus akan memiliki kelebihan energi
yang kemudian didesipasikan ke tebing sungai. Sungai akan
menyesuaikan diri melalui desipasi energi dengan cara memperpanjang
sungai dan mengurangi kemiringannya atau dengan mendegradasi dasar
sungai, dan penyesuaian ini memicu erosi tebing sungai.
3) Sepanjang tikungan. Ketika aliran bergerak sepanjang tikungan, thalweg
(bagian terdalam dasar sungai) bergeser ke sudut luar sungai (lihat
Gambar 6.2) dan menimbulkan gerusan pada lokasi tikungan (lihatseperti
dijelaskan pada bagian 4……

5
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.2 Potongan melintang pada sungai lurus dan tikungan

1.2.2 Keruntuhan Akibat Gerusan

-
- Gerusan adalah erosi pada lokasi tertentu yang tingkatnya lebih besar
dibandingkan daerah sekitarnya.
- Gerusan diakibatkan dari aksi erosif air yang mengalir, yang menggali dan
membawa material dari dasar dan tebing sungai.
- Tanah berbutir lepas dengan cepat tererosi oleh aliran air, sedangkan
tanah kohesif lebih tahan terhadap gerusan.
- Bagian tengah tebing kebawah adalah bagian yang selalu basah oleh
aliran yang akan langsung mengalami gerusan, dan jika material tebing
tidak tahan terhadap gaya gerus maka terjadi penggerowongan

6
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

(undermining) yang dapat mengakibatkan terbentuk katilever pada tebing


dan keruntuhan pun akan terjadi.
- Ada empat jenis gerusan, yaitu:
1. lokal
2. penyempitan (constriction)
3. terjunan/bendung
4. gerusan jet (jet scour)

1.2.2.1 Gerusan lokal

1.2.2.1.1 Mekanisme gerusan

Ketika arus di sungai terhalang oleh gangguan, contohnya pilar jembatan, arah
aliran akan berubah, bahkan bergerak kehilir menyelam didepan pilar dan
membentuk pusaran (pola aliran sekunder) yang menuju kesisi lain penghalang.
Terjadi percepatan dan vortex di sekitar dasar menghasilkan gaya erosi yang
lebih tinggi dari pada di sekitar pilar sehingga membawa lebih banyak sedimen
dasar dan terbentuklah lubang gerusan. Gerusan lokal nampak seperti terpisah
dan berlegok-legok sepanjang garis tebing atau seperti legokan pada dasar
sungai.

1.2.2.1.2 Penyebab gerusan

Penghalang dapat di buat oleh manusia atau alam. Penghalang buatan manusia
termasuk diantaranya adalah jembatan atau abutment. Gangguan alam termasuk
antaranya adalah bongkahan batu, kumpulan reruntuhan kayu atau gosong-
gosong di tengah sungai.

Lebarnya gerusan lokal tergatung pada ukuran relatif dan lokasi penghalang
yang menyebabkan gerusan. Sebagai contoh, gerusan yang terbentuk disekitar
pohon besar yang jatuh ke sungai tidak akan meleber terlalu jauh dari pohon.

7
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gerusan lokal besarnya terbatas dan umumnya tidak beresiko tinggi terhadap
stabilitas tebing.

Gambar 6.3 Gerusan lokal akibat penghalang batu

1.2.2.2 Gerusan akibat penyempitan

1.2.2.2.1 Mekanisme gerusan


Rata-rata kecepatan yang melalui penampang sungai yang menyempit
meningkat, mengakibatkan erosi sepanjang dasar sunai di dekat penyempitan.
Dasar sungai pada bagian menyempit lebih dalam dibandingkan dasar sungai di
hilir dan udik.

1.2.2.2.2 Penyebab gerusan:


- Gerusan akibat penyempitan terjadi jika bentuk tebing sepanjang sungai
lebih sempit dibandingkan bentuk normal. Bagian yang menyempit
biasanya memliliki struktur yang lebih keras dibandingkan tebing diudik
maupun di hilir dan umunya lebih tahan terhadap gaya gerus yang lebih
tinggi yang dihasilkan penyempitan itu sendiri. Bedrock yang berada pada
permukaan sering membentuk penyempitan alami.
- Selain bedrock, sampah rerutuhan pohon besar atau jembatan juga
merupakan contoh umum yang dapat menyebabkan penyempitan. Tembok
tebing yang terlalu sempit, penyempitan sungai akibat dibangunnya groin,
atau keberadaan akar pohon yang kuat pada sungai kecil dapat
menyebabkan penggerusan akibat penyempitan.

8
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.4 Gerusan akibat penyempitan

1.2.2.3 Gerusan akibat terjunan /bendung

Gerusan akibat bangunan terjun atau dam adalah hasil dari tumpahan air dari
bagunan yang lebih tinggi (mercu) atau banguan terjun, menciptakan pola aliran
sekunder yang dikenal sebagai pusaran (roller). Pusaran menggerus dasar
dibawah terjunan (gambar 6.5). Kolam disipator energi dapat terbentuk dari
penggerusan akibat terjunan.

Gambar 6.5 Gerusan akibat Terjunan

1.2.2.4 Gerusan akibat aksi jet

1.2.2.4.1 Mekanisme gerusan

Gerusan jet terjadi ketika aliran yang masuk sungai berperilaku seperti aliran
yang menyemprot dari lubang kecil (misal slang air). Gaya tumbuk yang
dihasilkan dari aliran jet menggerus dasar dan tebing sungai.
9
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.2.2.4.2 Lokasi dan penyebab gerusan.

Gosong lateral, alur-alur pada sungai berjalin, anak-anak sungai, tikungan tajam
yang berfungsi sebagai peredam energi (energy sink), dapat menimbulkan
gerusan jet.
a. Gosong lateral adalah gosong di tengah sungai yang umumnya terjadi di
hilir tikungan sempit dan terletak secara diagonal pada sungai. Gerusan jet
terbentuk ketika aliran diarahkan oleh gosong dan difokuskan langsung
ketebing sungai didekatnya (lihat Gambar 6.6). Gosong lateral terbentuk
selama aliran penuh dan gerusan terjadi selama surut dan juga saat aliran
sedang. Gosong-gosong ini adalah hasil proses sungai alami akibat
bertambahnya suplai sedimen. Penyebab fomasi gosong lateral harus
diketahui selama kajian mengenai sebab-sebab bentangan (reach
assessment).
b. Alur-alur pada sungai berjalin adalah penyebab lain gerusan jet. Aliran air
yang melalui alur-alur ini pada saat aliran rendah sampai dengan aliran
sedang dapat mengarahkan aliran lansung ke garis tebing dan menyebabkan
gerusan jet (lihat Gambar 6.6).

Gambar 6.6. gerusan Jet akibat gosong kerikil lateral dan alur-alur pada
sungai berjalin (tampak dari atas)

c. Anak-anak sungai. Ketika energi tinggi dari sungai samping atau anak
sungai (tributary) mengalir ke dalam sungai utama, aliran dapat di fokuskan
10
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

pada tebing seberang pada sungai utama (Gambar 6.7) dan menghasilkan
gerusan jet.

Gambar 6.7 Gerusan jet akibat aliran anak sungai

d. Tikungan tajam yang berfungsi sebagai peredam energi (energy sink)


adalah salah satu penyebeb lain gerusan jet. Ketika aliran melewati tikungan
dengan radius tajam, kolam gerusan terbentuk (Gambar 6.8). Kolam gerusan
adalah peredam energi (energy sink) yang mendesipasikan energi aliran.

Gambar 6.8 Gerusn jet akibat peredam energi (energy sink)

11
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.2.3 Keruntuhan akibat erosi aliran bawah permukaan (subsurface


entrainment)

1.2.3.1 Mekanisme erosi dan keruntuhan.

Erosi akibat aliran bawah permukaan (sub-surface flow) atau piping terjadi ketika
aliran bawah permukaan membawa partikel hingga sungai buluh terbentuk
(Gambar 6.9). Sungai buluh ini mengurangi kohesif lapisan tanah, dengan
demikian, menyebabkan slip pada lapisan tebing dan pergeseran besar-besaran
pada tebing.

1.2.3.2 Penyebab erosi dan keruntuhan.

Seepage (perembesan) air tanah dan penurunan muka air di sungai dengan
cepat (rapid drawdown) adalah penyebab umum erosi akibat aliran bawah
permukaan (subsurface entrainment)

Gambar 6.9 Aliran bawah permukaan atau piping

1.2.4 Keruntuhan akibat berat sendiri (mass failure)

1.2.4.1 Mekanisme keruntuhan

Keruntuhan masa adalah pergerakan kebawah sejumlah besar dan utuh masa
tanah. Ini terjadi karena tegangan geser lereng (akibat berat) melebihi kuat geser
material tanah. Lima puluh persen keruntuhan masa dipicu oleh penjenuhan

12
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

tanah pada tebing. Ketika air menjenuhkan tanah tebing akan terjadi
penambahan berat tanah sementara kuat geser tanah berkurang.

1.2.4.2 Penyebab keruntuhan

Keruntuhan masa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:


Penurunan muka air disungai dengan cepat (rapid draw down)
Pengaruh pasang surut
Rembesan (seepage)
Pengaruh topografi, geologi dan tanaman
Kombinasi dengan mekanisme keruntuhan lain seperti erosi kaki atau piping
(subsuface entrainment).

1.2.4.3 Jenis keruntuhan.

Keruntuhan masa dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok utama, yaitu:


1. jatuh (fall),
2. roboh (topples),
3. tergelincir (slides) berupa rotasi atau translasi,
4. menyebar (spreads),
5. mengalir (flow),

Gelincir rotasi memiliki kelengkungan dan bidang keruntuhan cekung (Gambar


6.10) dan umumnya cukup dalam. Umumnya terjadi pada tebing dengan sudut
antara 200 sampai 400 dan pada material yang homogen. Gelincir translasi lebih
dangkal dibanding gelincir rotasi dan runtuh sepanjang tebing berbutir halus dan
hampir datar permukaannya (Gambar 6.11).

13
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.10 Keruntuhan Rotasi

Gambar 6.11 Keruntuhan Translasi

1.2.5 Potensial Avulsion dan Chute-Cutoff (Sudetan)

1.2.5.1 Mekanisme avulsi dan chute cutoff.


Avulsi adalah perubahan yang terjadi secara signifikan dan tiba-tiba pada
alinyemen sungai yang menghasilkan sungai baru pada bantaran banjir
(floodplain) (Gambar 6.12). Avulsi disebabkan oleh kosentrasi aliran diatas
permuaan tanah, headcutting dan/atau penggerusan sungai baru melintasi
bantaran banjir (floodplain) yang akhirnya berubah menjadi sungai besar. Avulsi
berasal dari lubang gerusan, headcut dan rills/gullis yang nampak pada bantaran
banjir (floodplain). Avulsi terjadi selama badai besar dimana ada aliran
permukaan yang besar yang mengerosi dataran banjir (floodplain). Sudetan
(cutoff) mengubah alinyemen sungai pada skala lebih kecil dibandingkan dengan
avulsi (gambar 6.12). Sungai sudetan terjadi ketika radius kelengkungan
meander menjadi kecil sehingga aliran mengunakan jalan pintas memotong
gosong atau bantaran banjir (floodplain) terdekat, mengalihkan perkembangan ke
14
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

pola meander baru. Sungai sudetan sering terjadi pada sistem sungai
bermeander, dan menghasilkan perubahan yang kecil pada alinyemen sungai.
Jika melihat ruang dan waktu, akan terjadi perubahan menyeluruh terhadap pola
sungai.

Gambar 6.12 Avulsi dan chute cutoff (sudetan)

1.2.5.2 Penyebab avulsi dan chute cutoff.


Meskipun avulsi dan sungai sudetan merupakan proses alami, aktivitas manusia
bertanggungjawab atas peningkatan frekuensi kejadiannya. Avulsi umumnya
diakibatkan oleh aktivitas pada bentangan (reach-based) seperti:

a. Agradasi (peningkatan suplai sedimen),


b. Penyempitan hulu,
c. Kejadian banjir besar,
d. Sungai berjalin, dan/atau
e. Relokasi sungai.
f. Aktifitas dataran banjir.
g. Penghilangan tanaman diatas bantaran banjir dan/atau pada
bantaran sungai (riparian).
h. Penambangan kerikil pada bantaran banjir.

15
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.3 Mekanisme Keruntuhan Akibat Pengaruh Bentangan (reach-


based)

Ada dua kategori dasar pengaruh bentangan (reach-based) yang menyebabkan


erosi:
1. sungai dalam kondisi seimbang (stabil)
2. sungai dalam kondisi tidak seimbang (tidak stabil)

1.3.1 Sungai dalam kondisi keseimbangan

Salah satu perhatian terbesar yang timbul ketika erosi terjadi dalam sungai yang
seimbang adalah jika sungai akan bermeander secara alami kedalam koridor
migrasi dimana terdapat kontruksi jalan.

1.3.1.1 Migrasi Tikungan dan meander

Pada daerah tikungan arus dipaksa membelok dengan adanya tebing sungai
dimana arus dari arah lurus menabrak langsug sisi luar tikungan dan kembali
memantul ke arah tikungan dalam dengan kecepatan yang lebih rendah. Tebing
sungai pada tikungan luar yang tertabrak langsung oleh arus akan menerima
gaya gerus yang sangat besar oleh arus spiral sehingga akan merubah garis
tebing menggeser keluar tikungan, sedangkan pada tikungan dalam arus yang
memantul dengan kecepatan rendah akan meninggalkan sedimen yang
dibawanya membentuk gosong setempat. Secara keseluruhan tikungan akan
bergeser kearah tikungan luar. Jika arus yang terjadi cukup besar dan kondisi
tanahnya mudah tererosi maka akan terjadi tikungan yang tajam dan pada
akhirnya dapat menimbulkan sudetan, dan perpindahan tikungan ini akan
membahayakan bangunan diatasnya. Gambar 4.13 Mengilustrasikan migrasi
meander yang mengancam keamanan jalan. Gambar 4.14 memperlihatkan
gerusan yang terjadi pada tikungan yang mengancam keamanan jalan beserta
pencegahannya.

16
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.13 Migrasi meander mendekati jalan

Gambar 6.14a Gerusan pada tikungan luar Sungai di Bengkulu

17
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.14b Gerusan pada tikungan luar Sungai di Bengkulu

Gambar 6.15 Gerusan pada tikungan luar dan pengamanan tebing dengan
bronjong

18
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.3.1.2 Sudetan meander

Sudetan meander dapat berupa sudetan sungai (chute cutoff) atau sudetan leher
(neck cutoff). Sudetan leher terjadi ketika lengan tikungan bertemu karena erosi
tebing bertahap dan tekanan meander. Sudetan sungai terjadi ketika tikungan
sungai menjadi sempit karena pengendapan sedimen dan reruntuhan yang
menimbulkan aliran backwater pada hulu tikungan. Kondisi backwater ini
meningkatkan aliran diatas tebing yang akan membentuk jalan pintas aliran
dengan menggerus tebing hingga memotongnya dan membentuk sungai baru
hingga bertemu dengan sungai hilir tikungan.

1.3.2 Sungai dalam kondisi tidak setimbang

Kecenderungan sungai menjadi tidak seimbang tergantung atas besarnya


gangguan yang disebabkan oleh manusia atau secara alami yang relatif terhadap
fleksibilitas sungai. Jika kondisi sungai berada dalam daerah (range)
keseimbangannya, maka sungai tersebut akan lebih fleksibel terhadap
perubahan, dan lebih dapat mengakomodasi perubahan tiba-tiba tanpa
mengakibatkan perubahan dramatis pada dimensi dan bentuk sungai.

1.3.2.1 Ketidaksetimbangan jangka panjang

Jika sungai mengalami perubahan dalam hirologi dan/atau sedimen yang masuk,
maka sungai akan menyesuaikan diri. Proses penyesuaian sungai terhadap
perubahan-perubahan ini berupa proses agradasi dan degradasi seperti yang
telah dijelaskan pada bagian 4.4.24.

1.3.2.2 Ketidaksetimbangan jangka pendek

Dampak jangka pendek bencana besar seperti banjir, keruntuhan massa dan
kebakaran menimbulkan perubahan sungai dengan cepat dan merupakan
komponen fundamental dinamika sungai. Sungai yang dipengaruhi oleh sejumlah
kejadian bencana akan membutuhkan periode waktu untuk pulih dan kembali ke

19
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

keseimbangan geomorphik. Sungai yang pulih mungkin tidak mirip dengan


sungai sebelum terkena gangguan.

1.4 Bentuk-Bentuk Penanggulangan Keruntuhan

Bermacam-macam bangunan telah dibangun untuk mengontrol aliran sungai dan


untuk menstabilkan tebing yang berpotensi menimbulkan kerusakan desain jalan.

Pemilihan bangunan yang sesuai untuk stabilitas tebing sungai dapat didasarkan
pada beberapa faktor antara lain :

1. bagaimana bangunan itu bekerja,


2. material yang digunakan,
3. ukuran dan lokasi pemasangan,
4. karakter sistem sungai dimana bangunan tersebut dipasang, dan
5. ketersediaan dana.

Berdasarkan prinsip kerjanya, bangunan untuk stabilisasi tebing sungai secara


garis besar dapat dibagi manjadi katagori besar, yaitu:

1. Cara langsung, yaitu dengan membangun struktur untuk mencegah erosi


dengan melindungi (armoring) tebing yang tererosi,
2. Cara tidak langsung meliputi :
- Struktur yang melindungi erosi dengan memantulkan/mengalihkan arus
menjauh dari tebing,
- Metode dengan mengurangi kemampuan erosi pada saluran, dan
- Metode memodifikasi saluran.

1.4.1 Cara Langsung

1.4.1.1 Teknik pelapisan dengan pelindung (Armoring)

Teknik armoring adalah meletakan penutup pelindung langsung pada daerah


yang akan dilindungi, umumya terdiri dari batu, beton atau kayu, yang melindungi
pada sebagian atau seluruh permukaan tebing dan/atau dasar sungai. Teknik

20
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Armoring fungsinya untuk melindungi batas geser yang disebabkan oleh aliran air
pada tebing yang mudah tererosi.

1.4.1.1.1 Dinding pelindung (Revetment)

Beberapa tentang revetment adalah:


Revetment dapat bersifat fleksibel atau kaku dan dapat digunakan untuk
menahan semua mekanisme erosi.

Revetment dapat digunakan untuk melindungi tanggul, tebing sungai dan


dasar sungai.

Revetment tidak terlalu mempersempit saluran atau mengubah pola


bentuk aliran.

Revetment tidak begitu berhasil dalam menahan penurunan (slump) pada


tanggul dan tebing sungai yang jenuh (saturated) dan tidak begitu
berhasil dalam menstabilkan dinding dan dasar sungai pada sungai yang
mengalami penurunan dasar. Tindakan pencegahan khusus harus diteliti
dalam merencanakan revetment untuk saluran yang mengalami
penurunan dasar.

1.4.1.1.1.1 Fleksibel revetment

Yang termasuk kelompok ini diantaranya antara lain: riprap batu, beronjong
(gabion), balok beton pracetak, parit berisi batu (rock fill trenches), windrow
revetment, ban bekas dan tanaman. Riprap batu dapat mengatur distorsi dan
perpindahan lokal material di bawahnya, tanpa mengalami penurunan pada saat
pemasangan revetment. Walaupun demikian flexible rock-wire mattres dan
gabion kadangkala memperlebar displacement material dibawahnya, tetapi
umumnya juga dapat mengatur hampir semua distorsi lokal. Menggunakan
bantalan ban, balok beton pracetak umumnya lebih kaku dibandingkan dengan
riprap batu dan gabion, maka dari itu riprap batu dan gabion tidak dapat
mengatur displacement material di bawahnya dengan baik.

21
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.4.1.1.1.2 Rigid Revetments

Rigid Revetments termasuk diataranya pelapisan semen portland,


concrete filled mats, kantong berisi semen dan pasir, riprap yang di
grouthing (grouted riprap) dan campuran semen-tanah (soil-cement).

Rigid Revetments umumnya lebih licin dibandingkan dengan Flexible


Revetments sehingga meningkatkan efesiensi hidrolik dan umumnya
memiliki daya tahan tinggi terhadap erosi dan kerusakan terhadap
benturan. Mereka mudah mengalami kerusakan akibat pergerakan
pondasi penyangga akibat penurunan, pengalian (underminning), tekanan
hidrostatik, tergelincir (slides), dan erosi pada tepi. Dan umumnya mereka
merupakan jenis tindakan yang paling mahal untuk penanggulang dalam
melindungan tebing.

1.4.1.2 Tanggul Longitudinal

Tanggul longitudinal adalah bangunan lurus yang kedap (impermeable) yang


perlu dibangun secara paralel dengan tebing saluran atau sepanjang tempat
aliran yang diperlukan. Mereka melindungi tebing sungai pada tikungan dengan
memindahkan arus aliran menjauh dari tebing. Tanggul logitudinal dapat
diklasifikasikan seperti tanggul tanah atau batu, tanggul krib atau rock toe-dikes.

1.4.2 Cara Tidak Langsung

1.4.2.1 Teknik pemantulan/pengalihan aliran

Teknik pemantulan aliran berdasarkan atas prinsip pengarahan arus untuk


menjauh dari tebing, sehingga erosi dapat dikurangi atau dihilangkan di daerah
antara bangunan. Teknik ini umumnya digunakan karena biaya pembangunan
yang lebih murah dibandingkan dengan pelapisan (armoring) pada seluruh
permukaan tebing. Bangunan pemantul dibangun kurang lebih tegak lurus
dengan aliran, oleh karena itu akan mengurangi lebar efektif saluran. Kantong
gerusan (gerusan lokal) terbentuk pada ujung bangunan dan menerus ke hilir
dengan pola seperti air mata. Umumnya ada peningkatan kecepatan didekat
bangunan tersebut. Rata-rata kecepatan melintang saluran dapat bertambah,

22
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

berkurang atau tidak tepengaruh. Secara umum ada peningkatan kedalaman


aliran pada saluran dekat bangunan, dan hal ini umumnya terjadi jika panjang
bangunan lebih dari 1/6 lebar saluran. Tipe material, panjang, tinggi, lokasi dan
orientasi bangunan akan berpengaruh pada sudut pantulan. Bangunan ini
umumnya memberikan sedikit gangguan pada bantaran tebing (riparian)
dibandingkan dengan teknik pengendalian yang lain. Efek pada hewan liar
umumya sangat besar.

1.4.2.2 Metode penurunan energi erosi

Metode penurunan energi berfungsi untuk mengurangi kemampuan sungai untuk


mengerosi material tebing dan dasar saluran. Baling-baling dan revetment
berbentuk pagar, bekerja dengan mengurangi batas geser dan arus sekunder
yang berputar. Baling-baling dan pagar memiliki pengaruh yang kecil pada
morfologi sungai. Transportasi berkurang drastis secara tiba-tiba disekitar
bangunan. Bangunan tersebut cenderung mempunyai pengaruh yang kecil pada
geomertri saluran.

1.4.2.3 Bangunan pelambat arus (Retardance Structures)

Banguanan pelambat adalah bangunan lurus yang permeabel atau impermeabel


pada saluran, dipasang paralel dan umunya terletak pada bagian ujung bawah
(toe) tebing. Tujuan bangunan pelambat adalah untuk mengurangi kecepatan
aliran, menyebabkan pengendapan, atau mempertahankan alinyemen aliran asli.
Mereka dapat dibangun dari tanah, batu, tiang kayu, Sheet pile atau tiang baja.
Jack atau tetrahedron dari baja jusa sering digunakan.
Hampir semua bangunan pelambat bersifat permeable dengan kemapuan kerja
(performance) yang baik. Mereka telah terbukti berguna dalam beberapa situasi
berikut:

23
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

untuk masalah alinyemen yang terlalu dekat dengan embankment jembatan


atau jalan, umumnya pada tikungan yang lebih tajam dan aliran yang dapat
merusak langsung tebing.
untuk tipe erosi tebing lain yang terjadi terlalu dekat dengan jembatan.yang
memiliki thalweg atau tebing yang sangat tidak stabil

1.4.2.4 Metode memodifikasi saluran

Digunakan untuk mengubah geometri dan/atau bentuk datar saluran dengan


tujuan untuk membentuk kondisi saluran yang lebih alami dan stabil. Modifikasi
saluran dapat direncanakan dengan menghitung perubahan kondisi daerah
pengaliran, seperti sedimen dan aliran. Modifikasi saluran memerlukan
pemahaman tentang kondisi lokasi dan kondisi jangkauan sekitar dan
pendekatan desain yang seksama.

Pembentukan kemiringan (grading). Solusi struktural terbaik untuk hampir


semua kegagalan geoteknik adalah memiringkan tebing dengan sudut yang lebih
rendah dan melindungi ujung bawah tebing dari erosi lebih lanjut yang dapat
mempercuram tebing.

Jika kegagalan utama karena faktor geoteknik seperti penurunan


(drawdown), perlindungan untuk mencegah erosi merupakan solusi yang
kurang tepat, dilain pihak kegagalan geoteknik dapat menerus jika terjadi
penggerusan yang menerus pada toe tebing. Jika hanya masalah
geoteknik yang menjadi penyebab keruntuhan, umumnya akan
menghasilkan keruntuhan masa pada material tebing.

Beberapa tipe keruntuhan geotenik yang sering terjadi diantaranya:


slip/sliding sepanjang permukaan runtuh dalam (deep failure surface), slip
dangkal (shallow slip) dan lock slip. Faktor-faktor yang mengakibatkan
keruntuhan masa antara lain tipe tanah, geometri kemiringan tebing,
rezim aliran tahan dan aliran permukaan, infiltrasi, besar pembebanan,
tegangan retak, dan vegetasi. Setiap faktor yang berperan pada
keruntuhan tebing harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum
menentukan solusi yang tepat. Teknik penstabilan kemiringan biasanya
berhubungan dengan memodifikasi tebing dalam skala besar. Hal ini

24
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

dapat merusak sistem lingkungan tebing dan dapat berpengaruh pada


estetika dan suasana rekreasi.

Tabel 6.2 Betuk-bentuk bangunan pelindung


Secara Secara tidak langsung Bio-
langsung enginering
Armoring Mengalihkan Menurunkan Modifikasi
aliran kemampuan saluran
erosi
Revetment : - Spurs - Spurs - Pembentuka - Batu dasar
Fleksibel dan groin - Jack dan n tebing - Pasak tepi
revetment: - Tebing Tetrahed - Gulungan
- Riprap pengarah ron ranting
- Gabion - Ceck - Pagar
- Ban bekas Dam tanaman
Rigid - Tembok
revetment: krib
- Campuan - Bantalan
semen-tanah semak
- Kantong - Stek
- Dinding batang
penahan - Lapisan
beton semak
- Dinding - Groin dan
penahan tanaman
kayu.
- Buklhead
(turap)

Tanggul
longitudinal
- Kaki dari
riprap.
- A-jack

25
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5 BANGUNAN PELINDUNG

1.5.1 RIPRAP BATU

Gambar 6.16 Riprap sebagi Revetment


Tipe :

- Cara langsung, fleksibel revetment

Gambaran umum

- Melindungi bagian tebing dengan lapisan batu dengan membentuk


kemiringan alami tebing

Tujuan:

- Melindungi tebing sungai dari gaya erosi air

Penggunaan

- Pada sungai kecil hingga sedang dan pada semua tipe karakter sungai

- Umumnya digunakan pada sungai dengan kecepatan alir melebihi 2 m/s


atau pada tebing dimana perlindungan dengan tanaman saja tidak cukup.
26
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Pada sungai dengan muka air yang berfluktuasi.

- Pada sungai yang tererosi secara aktif, umumnya pada sungai yang tidak
lurus atau pada tempat yang diperlukan penurunan energi air.

Keuntungan

- Relatif murah, khususnya dikombinasikan dengan struktur perlindungan


yang lain seperti dinding turap.

- Bersifat Fleksibel dan tahan terhadap erosi.

- Mengijinkan terjadinya perkolasi.

Kekurangan :

- Batu yang digunakan harus tahan terhadap gaya erosi air yang tinggi.

- Tidak disarankan pada sungai dengan kemiringan lebih dari 2V:1H.

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif dalam pemasangan batu.

- Banjir dapat dengan mudah menghanyutkan batu riprap.

Material :
- Batu dengan sifat keras, kaku dan tahan terhadap cuaca serta memiliki
berat jenis minimal 2,5.

- Jika ada gunakan batu-batu lokal. Batu lokal umumnya dapat di peroleh
dengan harga yang lebih murah dan dapat tercampur baik dengan
lingkungan tebing.

- Bentuk batu harus bersudut (angle slope).

- 50% batu (terhadap berat) harus lebih besar dari D50 yang disyaratkan dan
batu dengan ukuran kurang dari 7,5 cm tidak boleh melebihi 15%.

- Geotextile atau lapisan pasir/kerikil harus digunakan untuk menstabilkan


riprap terutama pada pemasangan yang besifat permanen.

Pemasangan

- Pindahkan semak-belukar, pohon, ongkol tanaman, sampah dan


reruntuhan lain.

- Gali tebing secukupnya utuk penempatan geotextile dan batu riprap.

- Padatkan tebing.
27
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Potong pada lereng bawah untuk memperkuat toe; dengan ketebalan


minimal 1,5 kali ketebalan riprap rencana dan diperpanjang satu kali tebal
rencana riprap.

Gambar 6.17 Pemasangan Riprap

- Letakan geotextile. Jika menggunakan pasir atau kerikil, agregat dengan


gradasi butiran yang baik dan sebarkan dengan ketebalan merata minimal
15 cm; jika diperlukan lebih dari satu lapisan, maka letakan lapisan dengan
butiran kecil terlebih dahulu dan hindarkan pencampuran antara lapisan.

- Bentuk permukaan riprap agar rata dengan permukaan sekitar untuk


menghindari tonjolan yang dapat meruntuhkan batu.

- Riprap dapat ditata dengan tangan atau di tumpahkan dengan truk.

Pertimbangan khusus

- Gunakan periode debit banjir periode 10 tahunan untuk menentukan


kecepatan minimun rencana.

- Pondasi harus cukup kuat untuk mencegah pengerowongan.

- Kemiringan lebih dari 2V:1H harus di perlandai sehingga material batu


tidak akan berpindah.

- Riprap harus bergradasi cukup untuk mencegah pergerakan batu dan erosi
pada pondasi.

- Padatkan lereng sebelum meletakkan batu, untuk mengurangi settlement


yang dapat menyebabkan terjadinya pergerakan (displacement).

28
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Riprap yang digunakan harus cukup besar dan diperpanjang 30 cm di


bawah permukaan air normal untuk memberikan ruang kosong bagi
habitat.

- A-jack dapat digunakan sebagai perlindungan toe.

Pemeliharaan :

- Inspeksi secara berkala terhadap perpindahan (displacement) material


batu, penurunan dan erosi pada tepi (khususnya pada tepi bawah tebing).
Umumnya jika riprap di rencanakan dengan baik akan memerlukan
perawatan yang sangat sedikit.

29
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.2 Beronjong atau Gabion

Gambar 6.18a. Bronjong sebagai pelindung tebing sungai

Gambar 6.18b. Bronjong rusak akibat gerusan sungai

30
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.18c. Gabion jenis bantalan digunakan sebagai revetment

Tipe :

- Cara langsung, Armoring fleksibel revetment

Gambaran umum
- Keranjang kawat atau plastik yang diisi dengan batu. Keranjang diikatkan
bersama untuk membentuk dinding atau bantalan untuk mengontrol erosi
sepanjang tebing sungai.

Tujuan:

- Melindungi lereng tebing sungai dimana terdapat permasalahan


penggerusan dan penggerowongan.

Penggunaan :
- Melapisi dinding tebing sungai.

- Pada sungai dari ukuran sedang hingga besar dan pada semua jenis
karakter sungai.

Keuntungan :

- Relatif murah jika batu pengisi tersedia.

- Bersifat fleksibel, khususnya ketika dikombinasikan dengan tanaman


hidup.

- Sangat efektif untuk melindungi tebing yang tidak stabil dengan segera.

31
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Kekurangan :

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif.

- Diperlukan keahlian untuk pemasangan yang tepat.

- Diperlukan biaya yang mahal untuk membetulkannya jika pemasangannya


tidak tepat.

- Tidak baik bagi ekologi sungai dan keindahan.

- Dapat memperburuk erosi pada hilir jika pemasanganya tidak tepat.

- Membutuhkan ruang yang lebih lebar dibanding dinding penahan (retaining


wall)

Material:

- Keranjang gabion.

- 10-20 cm diameter batu pengisi keranjang gabion, dan 6,5-10 cm untuk


mengisi bantalan gabion.

- Filter pada daerah yang mudah tererosi.

Pemasangan

- Gabion dan bantalan gabion harus diikatkan ke dalam dasar sungai untuk
mencegah penggerowongan dan penurunan.
- Untuk memperkuat daya dukung tanah maka dasar (terutama pada kaki)
keranjan dipasang cerucuk tiang pancang dengan ukuran diameter 15 cm
dan panjang 4 m.

32
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.19 Pemasangan bantalan gabion dan keranjang gabion

- Keranjang kosong diikatkan satu sama lain dan dikaitkan ke dasar sungai.

- Menyatukan gabion dengan mengikat bagian tepi keranjang vertikal gabion


kosong, dipasang diatas gabion yang terisi, diikatkan ke gabion yang berisi
pada bagian depan dan belakangnya.

- Keranjang diletakan secara berhimpitan sehingga terkekang ketika terisi.

- Gabion dapat dibangun dengan bagian bawah lebar dan bagian atas
sempit.

- Pada lapisan bawah keranjang diperpanjang/diperlebar sebesar 2 kali


kedalaman gerusan (lihat gambar 6.19)

Pertimbangan khusus:

- Pemancangan dari tanaman hidup dapat di letakan diantara keranjang dan


di tanam kedalam tanah ketika digunakan pada lereng.

33
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.3 BAN BEKAS

Tipe :

- Armoring, fleksibel revetment

Gambaran umum :

- Melindungi bagian tebing dengan lapisan ban bekas dengan membentuk


kemiringan alami tebing.

Tujuan :

- Melindungi tebing sungai dari gaya erosi air

Penggunaan

- Pada sungai kecil hingga sedang dan pada semua tipe karakter sungai.

- Umumnya digunakan pada sungai dengan kecepatan aliran melebihi 2


m/det atau pada tebing dimana perlindungan dengan tanaman saja tidak
cukup.

- Pada sungai dengan muka air yang berfluktuasi.

- Pada sungai yang tererosi secara aktif, umumnya pada sungai yang tidak
lurus atau pada tempat yang diperlukan penurunan energi aliran.

Keuntungan

- Relatif murah

- Bersifat fleksibel dan tahan terhadap erosi.

- Mengijinkan terjadinya perkolasi.

Kekurangan :

- Tidak cukup baik digunakan untuk mencegah penggerusan yang akan


mengali pada ujung bawah tebing (toe).

- Tidak enak dilihat (pemandangan yang tidak baik) dan mengakibatkan


permasalahan yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis revetment
lain dalam melindungi tebing.

- Pembangunan yang intensif akan memerlukan biaya yang lebih mahal.

34
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif dalam pemasangan ban bekas

- Banjir dapat dengan mudah menghanyutkan ban.

Material

- Ban bekas : Pilih ukuran ban berdasarkan besarnya untuk mempermudah


dalam pengikatan menjadi satu.

- Kawat pengikat.

- Pasak.

Pemasangan

- Potong, lubangi atau dibakar untuk membuat lubang ban pada sisi yang
menghadap dinding untuk mencegah ban mengapung.

- Ban-ban tersebut harus terikat manjadi satu; alternatifnya, kawat dapat di


anyamkan ke ban-ban hingga membentuk mattres (bantalan)

Gambar 6.20 Pemasangan ban bekas sebagi Revetment

- Kencangkan bantalan ban pada tebing pada jarak tertentu dengan


menggunakan kait (anchor)

- Isi ban dengan batu atau pemberat lain

- Tanami jenis tanaman, terutama tanaman cepat tumbuh, masukan semak-


semak kedalam ban. Ketika sudah tumbuh sistem perakaran akan
memperkuat tebing dan tanaman akan menutupi pemandangan tidak
sedap dari ban.

Pertimbangan khusus

35
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Pada puncak, unjung bawah dan ujung akhir mulai hulu hingga hilir mattres
harus diikatkan pada tebing (gambar 6.19).

- Riprap atau A-jack harus dipasang pada unjung bawah tebing untuk
mencegah penggerusan.

Pemeliharaan :

- Inspeksi secara berkala terhadap kerusakan yang terjadi.

- Usahakan tanaman dapat hidup dengan baik dan segera. Jika bantalan
ban dapat efektif dan tetap utuh dengan mengontrol erosi tebing sungai
maka sedimen akan mengendap dan menutupi revetment secara perlahan-
lahan. Jika tanaman tidak ditanam, tanaman lain yang tersangkut mungkin
akan tumbuh pada ban.

36
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.4 Campurna Semen Tanah.

Gambar 6.21 Campuran semen-tanah sebagai revetment

Tipe :

- Armoring, rigid revetment

Gambaran umum :

- Melindungi bagian tebing dengan lapisan campuran antara semen dan


tahah asli tebing.
Tujuan :

- Melindungi tebing sungai secara permanen dari gaya erosi air


Penggunaan :

- Pada daerah yang jarang terdapat bahan riprap, menggunakan tanah


dilokasi yang dicampur dengan semen dapat menjadi alternatif yang
praktis

- Pada daerah dengan material tanah mudah dihaluskan dengan komposisi


lanau (silt) dan lempung (clay) (material dengan kelulusan saringan
no.200) tidak kurang dari15%, tetapi tidak lebih dari 35%. Tanah dengan
tekstur lebih baik umumnya lebih sukar untuk dihaluskan dan memerlukan
lebih banyak semen seperti pada 100% butiran tanah yang tidak lolos pada
saringan no.200.
37
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Keuntungan :

- Relatif murah

- Menggunakan material tanah asli.

Kekurangan:

- Tidak permeable

- Kekuatan rendah.

- Rentan terhadap perubahan suhu.

- Jika tebing sebelah selimut menjadi lembab dan tidak dapat dikeringkan,
keruntuhan dapat terjadi

- Karena selimut tanah-semen relatif kaku, akibat pengaruh lalulintas


kendaraan kecil, pejalan kaki atau lalulintas barang, selimut tanah-semen
tidak dapat bertahan tanpa mengalami keretakan.

Material :

- Semen.

- Tanah asli.

- Selimut semen-tanah dengan campuaran 8 sampai 15 persen semen


adalah metode perlindungan tebing yang ekonomis dan efektif untuk
daerah dimana tanaman sulit tumbuh dengan baik dan material tebing
sebagian besar berupa pasir

Pemasangan :

- Pencampuran tanah pasir dengan semen dapat dilakukan dengan tangan


atau secara mekanik

- Membentuk susunan tangga-berundak dari lapisan semen-tanah.

- Meletakan sejumlah campuran semen-tanah dengan ketebalan 100mm-


150 mm, dan dipertebal secara bertahap dengan cepat keatas. Perhatikan
agar susunan antara lapisan tetap menerus.

38
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6. 22 Pemasangan Campuran semen-tanah

- Padatkan tiap lapisan dengan A Sheepfoot roller (mesin pemadat kaki


kambing) untuk menghasilkan ikatan (interlocking) antara lapisan.
Pertimbangan khusus :
- Lapisan tanah-semen harus dilindungi selama 7 hari periode hidrasi untuk
pengeringan.

- Tanah-semen dapat diletakkan pada daerah dengan kemiringan curam


seperti 1 vetikal banding 2 horisontal, idealnya 1V:3H atau lebih landai.
Namun demikian pada daerah gersang dapat menggunakan kemiringan
1H:1V untuk semen-tanah dengan sistim tangga berundak.

- Jika kecepatan melebihi 1,8 m/det sampai 2,4 m/det dan aliran membawa
material kasar (bed load), agregat harus berisi minimal 30 % partikel kerikil
yang tertahan pada saringan no.4 (4,75 mm)

- Penanggulangan pada ujung bawah tebing dapat dilakukan dengan


memperpanjang pemasangan di bawah perkiraan kedalaman gerusan,
dengan riprap launching apron atau dengan sheet pile beton yang
diperpanjang sampai ke lapiasan keras (bedrock) atau sampai cukup
kebawah untuk mengantisipasi penggerusan lapisan.

- Untuk situasi tertentu diperlukan lubang cucuran (drainse) untuk


meringankan tekanan hidrostatik.

Perawatan :

- Tidak ada

39
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.5 KANTONG

Gambar 6.23 Kantong diisi semen-pasir digunakan sebagai revetment


Tipe :

- Armoring, rigid revetment

Gambaran umum:

- Kantong (goni, kertas, plastik dll) dapat digunakan untuk melindungi


daerah tebing sungai bila ukuran dan kualitas batuan untuk riprap susah
didapat serta karena alasan biaya.

Tujuan :

- Membangun pelindungan sementara atau permanen untuk mencegah


erosi dan penggerusan.

Penggunaan :

- Pekerjaan darurat sepanjang tanggul dan tebing sungai selama banjir.

- Pada sungai dari ukuran sedang hingga besar dan pada semua jenis
karakter sungai.

Keuntungan :

- Mudah dikerjakan

40
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Kantong berisi campuran semen-pasir dapat memberikan perlindungan


dalam jangka waktu yang lama jika campuran telah diatur dengan baik,
meskipun semua jenis kantong mudah rusak dan akhirnya memburuk.

Kekurangan :

- Tidak baik bagi ekologi sungai

Material :

- Kantong dapat terbuat dari goni, kertas, plastik atau kontong khusus
buatan pabrik.

- Bahan pengisi dapat berupa tanah, pasir atau campuran semen-pasir.

Pemasangan :

- Jika revetment permanen harus dibangun, maka kantong harus diisi


dengan 15% (minimum) campuran semen dan 85% pasir kering (% berat)

Gambar 6.24 Pemasangan Kantong sebagai revetment

- Kantong yang terisi harus diletakan dalam bentuk barisan horizontal seperti
umumnya pemasangan batu bata rumah, dimulai dari elevasi bawah pada
ujung bawah tebing yang tergerus (alternatif lain, riprap dapat diletakan
pada ujung bawah tebing untuk mencegah penggerusan (underminning)
tebing. Baris berikutnya harus ditumpuk kebelakang secara berundak
kurang lebih sekitar setengah lebar kantong pada tebing diatasnya hingga
sampai tebing dimana perlindung tidak diperlukan lagi

41
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Kemiringn akhir dari revetment tidak lebih curam dari 1:1. Setelah kantong
diletakan pada tebing

- Setelah kantong diletakan pada tebing, mereka dapat dibasahi kebawah


atau campuran semen-pasir dibiarkan secara alami dibawah kucuran
hujan, seepage atau dengan kondensasi. Jika semen luntur (hanyut)
melalui material kantong ikatan akan terbentuk antara kantong dan
mencegah drainase secara bebas.

Pertimbangan khusus

- Diperlukan lubang cucuran. Pemasangan lubang cucuran akan


mengakibatkan drainase air tanah dari belakang revetment sehingga
membantu mencegah terjadinya tekanan yang dapat menyebabkan
keruntuhan.

- Diperlukan perlindungan pada ujung bawah tebing (toe) untuk mencegah


penggerowongan.

Pemeliharaan :

- Tidak ada

42
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.6 DINDING PENAHAN KAYU

Tipe :

- Armoring, rigid revetment

Gambaran umum

- Dinding kayu permanen untuk menahan tebing.

Tujuan :

- Membangun dinding permanen yang menahan tanah, umumnya sepanjang


tebing sungai dengan erosi tinggi dan curam.
Penggunaan :

- Pada semua ukuran dan tipe sungai.

- Pada sungai dengan tinggi muka air yang berfluktuatif dengan kecepatan
alir yang tinggi.

- Tinggi dinding lebih dari 1,5 m.

Keuntungan

- Dapat diadaptasikan untuk menyusun konfigurasi tebing sungai.

- Membutuhkan perawatan yang sedikit.

- Mencegah erosi dan penggerusan.

Kekurangan:

- Mahal

- Area terbatas untuk pemasangan.

- Dapat juga mengakibatkan masalah erosi pada hilir jika dipasang dengan
tidak tepat.

43
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Harus diikat pada ketinggian diatas 1 m sehingga perlu dilakukan


penggalian.

- Kurang permanen dibandingkan dinding batu atau dinding beton.

Material:

- Kayu yang telah diawetkan.

- Pasak baja

- Pengisi tebing dengan butiran yang bergradasi.

Pemasangan.

- Pondasi dasar setebal 15 cm dari kerikil.

- Letakkan rangkaian kayu secara berurut dengan ujung yang tegak lurus.

- Setiap 4 rangkaian, belokan kayu tegak lurus dengan panjang setinggi


tembok dan ditanam kedalam tanah dibelakang tembok dan dipasak
dengan pasak baja.

- Isi bagian belakang tembok dengan agregat yang dikeringkan (open


graded agregat) dan padatkan setiap rangkaian horizontal.

Pertimbangan khusus

- Ruangan dibelakang tebing harus memiliki drainase yang bebas sehingga


perbedaan tekanan air akibat fluktuasi air sungai dapat diminimalkan.

- Dinding dengan tinggi melebihi 1 m harus ditinjau oleh ahli struktur


sebelum dilakukan pemasangan.

Pemeliharaan

- Periksa jika terjadi pelapukan dan ganti secukupnya.

- Settlement dinding dapat membahayakan seluruh kesatuan dinding.


Potensi settlement dapat dikurangi dengan mambangun melebihi perkiraan
settlement yang akan terjadi.

- Perhatikan erosi pada dasar tembok yang dapat menggerowong dinding


yang dapat mengakibatkan keruntuhan.

44
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.7 DIDING PENAHAN BETON

Tipe :

- Armoring, rigid revetment

Gambaran umum :

- Dinding beton permanen yang menahan dinding sungai.


Tujuan :

- Membangun dinding permanen untuk menahan tanah, umumnya


sepanjang saluran dengan tingkat erosi tinggi dan curam.
Penerapan :

- Semua jenis dan ukuran sungai.

- Sungai dengan fluktuasi muka air tinggi, dan dengan kecepatan alir tinggi.

Keuntungan :

- Perawatan yang rendah

- Memberikan stabilitas permanen.

- Mencegah erosi dan penggerusan dengan segera.

Kekurangan:

- Mahal dibandingkan tipe dinding lain.

- Memerlukan peralatan berat.

- Tidak baik bagi ekologi sungai.

- Dapat mengakibatkan masalah erosi pada hilir jika dipasang dengan tidak
tepat.

- Area terbatas untuk pemasangan.

45
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Harus direncanakan oleh ahlinya agar sesuai dengan kondisi yang ada.

Material:

- Beton

- Struktur pendukung.

- Baja mutu tinggi (pada beberapa tipe)

- Bekesting.

Pemasangan :

- Pemasangan dilakukan dengan memperhitungkan analisis struktur


bangunan. Untuk itu diperlukan perhitungan oleh ahli struktur dan juga
geoteknik.

Pertimbangan khusus

- Ada 5 tipe dinding penahan beton:

1. Dinding gravitasi: tidak ada tegangan tarik. Bangunan berat memberikan


kekuatan yang besar, tetapi tidak ekonomis untuk dinding yang tinggi.

Gambar 6.25 Dinding penahan beton tipe gravitasi

2. Dinding semi-gravitasi : Baja mutu tinggi diperlukan untuk mengurangi


berat beton.

Gambar 6.26 Dinding penahan beton tipe semi-garavitasi

46
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

3. Diding kantilever : Dasar berbentuk T terbalik dan bekerja seperti


kantilever. Umumnya dibuat dari beton bermutu tinggi, atau blok beton.

Gambar 6.27 Dinding penahan beton tipe kantilever


4. Dinding counterfort : Seperti dinding kantilever tetapi dengan siku-siku
vertikal yang disebut counterfort pada sisi tebing dinding.

Gambar 6.28 Dinding penahan beton tipe countervort

5. Dinding buttress : Seperti diding counterfort tetapi siku-siku pada sisi


sungai dinding.

Gambar 6.29 Dinding penahan beton tipe buttress

47
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Perawatan :
- Rendah

- Settlement dinding dapat membahayakan seluruh kesatuan dinding.


Potensial settlement dapat dikurangi dengan membangun melebihi
perkiraan settlement yang akan terjadi.

1.5.8 Turap atau Bulkhead


Tipe :

- Armoring, rigid revetment

Gambaran umum :

- Turap dari baja, beton, kayu atau plastik yang terkunci satu sama lain
dengan bentuk yang menerus membentuk dinding sepanjang sungai.
Umumnya didukung dengan akur yang tertanam dalam tanah.

Gambar 6.30a. Turap beton sebagai pelindung tebing

48
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.30b. Turap batu kali sebagai pelindung tebing sungai Ogan

Gambar 6.30c. Turap batu kali sebagai pelindung tebing sungai di NTT

49
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.30d. Turap batu beton dengan lapisan riprap sebagai pelindung
tebing sungai Komering

Tujuan :

- Membangun dinding sementara atau permanen untuk menahan tanah,


umumnya sepanjang saluran dengan tingkat erosi tinggi dan curam.

Penerapan :

- Semua jenis dan ukuran sungai.

- Sungai dengan fluktuasi muka air tinggi, dan dengan kecepatan alir tinggi.

- Pada sungai dengan halangan yang permanen seperti pada abutment


jembatan yang dapat menyebabkan erosi tinggi.

- Pada daerah dengan tebing sungai yang tidak dimungkinkan memiliki


kemiringan atau tidak dimungkinkan untuk digunakanya tipe armor jenis
lain.

50
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Keuntungan :

- Perawatan yang rendah.

- Memberikan stabilitas permanen jika diperlukan.

- Mencegah erosi dan penggerusan dengan segera.

- Dapat digunakan pada sungai dengan area pemasangan yang sempit atau
jika digunakan struktur lain akan memakan tempat yang lebih luas.

Kekurangan:

- Mahal.

- Memerlukan peralatan berat.

- Sebaiknya tidak digunakan pada sungai pada area dimana bongkahan


batu akan menyulitkan pemancangan turap mencapai kedalaman yang
dibutuhkan.

- Sebaiknya jangan digunakan jika strukturnya terlalu tinggi sehingga dapat


menyebabkan kelengkungan yang membahayakan.

- Dapat mengakibatkan masalah erosi pada hilir jika dipasang dengan tidak
tepat.

- Harus ditinjau stabilitasnya oleh ahli struktur.

- Dapat mentransfer erosi ke hilir jika tidak ditrasiskan dengan baik.

- Kurang baik dari segi lingkungan dan keindahan.

Material:

- Gulungan baja, tiang beton pracetak, tiang kayu atau tiang plastik.

- Baja : Mengunci satu sama lain, turap gulungan baja dengan beragam
berat dipancang ke tanah, Baja merupakan yang paling umum digunakan
sebagai material turap.

- Kayu : independent atau batang kayu yang diikat dengan papan dipancang
dari pinggi ke pinggir. Dapat bersifat permanen jika terendam secara
pemanen, dapat digunakan sebagai struktur sementara dengan ketinggian
rendah hingga menengah.

51
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Beton : Pracetak, tiang beton dipancang dari pinggir ke pinggir kedalam


tanah. Berumur panjang tetapi mahal biaya pembangunannya. Tiang beton
lebih sukar dikerjakan dan dipancang dibandingkan dengan tiang baja.
Dapat sangat berguna pada sungai dengan abrasi tinggi, dan pada daerah
dimana dinding harus memikul beban aksial. Dapat menyebabkan
settlement pada pondasi yang lembek.

- Plastik : Kepadatan tinggi, saling mengunci antar lembaran (turap) plastik.


Umumnya digetarkan ke dalam tanah. Plastik memiliki kapasitas lebih
rendah dibanding dengan jenis meterial lain dan umumnya digunakan
pengikat angkur.

Pemasangan :

- Metode umum yang digunakan untuk memasang turap termasuk


diantaranya dengan pemancangan, jetting dan pembuatan parit. Tipe
pemasangan tergantung dari jenis turap yang digunakan.

- Pemancangan : Turap umumnya dipancang dengan peralatan pemancang


tradisonal.

- Jetting : Jet air kadang kala diperlukan jika tiang dipancang pada tanah
padat tidak kohesif. Pengemprotan (jetting) harus dilakukan pada kedua
sisi tiang secara menerus tetapi dihentikan selama pemancangan dengan
penetrasi sekurangnya 1,5 m - 3 m.

- Treching (pembuatan parit) : Umumnya digunakan pada kedalaman


penetrasi yang dangkal dan pemancangan tidak mungkin dilakukan.

- Dinding penahan turap harus direncanakan oleh ahlinya dan dipasang


sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Pertimbangan khusus

- Pengangkuran dinding diperlukan jika tinggi dinding melebihi tinggi yang


yang disarankan untuk dinding kantilever, atau jika lendutan lateral
diperhitungkan. Dekat jauhnya pengangkuran dinding terhadap struktur
dipengaruhi oleh jarak horizontal yang diperlukan untuk pemasangan
angkur.

52
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.30e. Skema Sheetpile bulkhead yang di angkur

- Dinding kantilever umunya digunakan sebagai dinding banjir atau dinding


penahan tanah dengan tinggi < 3 m - 4,5 m. Dinding kantilever mendapat
dukungan dari pondasi tanah sehingga dapat dipasang relatif dekat (>1,5
kali panjang tiang) terhadap struktur yang ada.

- Investigasi geoteknik harus dilakukan untuk mengidentifikasikan kondisi


pondasi, dan untuk membantu perencanaan dan pemilihan material tiang.

- Evaluasi sistem pembebanan yang diterapkan pada turap harus dilakukan


sebelum merencanakan dinding. Beban rencana meningkat oleh adanya
air dan tanah sekitar dinding, dan pengaruh lain seperti beban permukaan,
beban luar yang dipikul langsung oleh dinding.
Perawatan :

- Rendah

- Tidak terlindungi, turap yang terbuka terkorosi pada tingkat yang bervariasi
2-10 mil per tahun, tergantung pada kondisi lingkungan atmosfer sekitar.

- Settlement dinding dapat membahayakan seluruh kesatuan dinding.


Potensi settlement dapat dikurangi dengan membangun melebihi perkiraan
settlement yang akan terjadi.

53
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.9 Tanggul Kaki atau Rock Toe Dike

54
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.31 Perlindungan kaki tebing dengan tanggul longitudinal dari


riprap

Tipe :

- Armoring, tanggul longitudinal

Gambaran umum :

- Bangunan rendah dari riprap batu yang diletakan sepanjang ujung kaki
tebing saluran.

Tujuan :

- Melindungi kaki tebing dari erosi

Penggunaan

- Pada sungai kecil hingga sedang dan pada semua tipe karakter sungai

- Umumnya digunakan pada sungai dengan kecepatan alir melebihi 2 m/det


atau pada tebing dimana perlindungan dengan tanaman saja tidak cukup.

- Pada sungai yang tererosi secara aktif pada kaki tebing.

- Pada tikungan luar sungai.

Gambar 6.32 Perlindungan pada kaki tebing setelah selesai pemasangan

55
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.33 Keadaan tebing satu tahun kemudian pada lokasi yang sama
(gambar 6.32 )

Keuntungan

- Relatif murah.

- Bersifat Fleksibel dan tahan terhadap erosi.

- Mengijinkan terjadinya perkolasi.

Kekurangan :

- Batu yang digunakan harus tahan terhadap gaya erosi air yang tinggi.

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif dalam pemasangan batu.

- Banjir dapat dengan mudah menghanyutkan batu riprap.

Material :
- Batu dengan sifat keras, kaku dan tahan terhadap cuaca serta memiliki
berat jenis minimal 2,5.

- Batu harus bersudut (angle shape)

- Jika ada gunakan batu-batu lokal. Batu lokal umunya dapat di peroleh
dangan harga yang lebih murah dan dapat tercampur baik dengan
lingkungan tebing.

56
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Volume batu yang diperlukan adalah 1,5-2 kali volume batu yang
digunakan untuk armor (Revetment riprap).

Pemasangan

- Dapat diletakkan langsung di kaki tabing

- Untuk mengantisipasi pengerusan diperlukan ketebalan 1,5 kali diameter


batu terbesar yang disyaratkan.

- Pengikat (tieback) sering digunakan bersama rock toe-dikes untuk


mencegah pengapitan (outflanking). Seperti yang ditunjukan pada gambar
6.20. pengikat (tieback) harus digunakan jika toe-dikes tidak dibangun
persis pada tepi ujung bawah (toe) tebing.

Gambar 6.34 Geometri Tanggul Logitudinal pada Toe dari batu

57
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.35 Tanggul dari riprap pada kaki tebing dengan pengikat

Pertimbangan khusus

- Rock toe-dikes sangat berguna pada saluran dimana lebar saluran perlu
dipertahankan. Jika pemasangan rock-toe dikes tidak begitu penting,
menggunakan (spurs) dapat lebih ekonomis karena penggerusan hanya
bermasalah pada ujung yang direncanakan sampai kedalam saluran.
Namun demikian spurs mungkin bukan alternatif yang ekonomis untuk
sungai yang terdegradasi secara aktif.
Pemeliharaan :

- Penataan kembali posisi batu yang berpindah jangan sampai terjadi


pengapitan.

58
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.10 A-JACK
Gambaran umum :
- Beton berbentuk yang berbentuk A-jack yang diletakan pada kaki tebing.
Tujuan :
- Melindungi tebing dari gaya erosi oleh aliran air.
- Menstabilkan tanah sepanjang tebing sungai.
Penggunaan :
- Sepanjang kaki tebing yang tererosi
- Pada sungai dengan kecepatan aliran rendah hingga tinggi.
- Lubang gerusan.
Keuntungan :
- Melindungi tebing dari penggerusan.
- Perlindungan segera pada kaki tebing.
- Meningkatkan habitat air.
Kekurangan :
- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif.
- Arus digunakan bersama-sama dengan tanaman.
Material :
- A-jack berukuran 60 cm.
- Tanaman.
- Fiberdam-material geo-textile.
- Tanaman penstabil
- Pengisi tebing yang tepat.
Pemasangan :
- Gali parit dengan kedalaman 30 cm pada kaki tebing.
- Letakan baris A-jack dalam posisi saling mengunci pada parit.
- Letakan stek tanaman berdasarkan metode penempatan stek tanaman
(lihat bio-enginering), dan fiberdam didalam ruang kosong antara A-jack.
- Timbun tebing dengan material hingga A-jack tertimbun.
- Jika dimungkinkan kemiringan tebing + 1V:3H dan padatkan.

59
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.36 Pemasangan A-jack yang dfikombinasikan dengan


tanaman

Gambar 6.37 A-jack yang dikombinasikan dengan riprap

Pertimbangan khusus :
- A-jack harus disusun berdasarkan tinggi elevasi tinggi diatas 5 tahunan.
- Gabungkan gulungan karet dengan A-jack jika digunakan untuk menahan
aksi gelombang.
- Dapat dikombinasikan.

60
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.11 KRIB (SPURS)


Tipe :

- Pengalih arus, peredam energi, fleksibel, rigid.

Gambaran umum :

- Spurs adalah bangunan yang lolos air (permeable) atau tidak lolos air
(impermeable) yang dibangun dari tebing ke dalam saluran.

- Groin adalah spurs jenis tanggul.

Tujuan :

- Untuk mengubah arah aliran.

- Menyebabkan pengendapan.

- Mengurangi kecepatan aliran.

- Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai.

- Mengkonsentrasikan arus sungai.

- Pada tikungan luar sungai.

Penggunaan :

- Pada tebing sungai yang aktif.

- Pada sungai yang tidak terlalu sempit.

- Pada tikungan tajam.

Keuntungan :

- Spurs dapat lebih murah untuk melidungi tebing sungai dibandingkan


dengan revetment dari riprap karena hanya dipasang pada lokasi-lokasi
tertentu.

- Dengan mengalihkan aliran menjauhi tebing menyebabkan terjadinya


pengendapan, sehinga akan lebih efektif dalam mencegah erosi
dibandingkan revetment.

- Selain digunakan untuk perlindungan tebing spur juga digunakan untuk


menyempitkan saluran sepanjang daerah tertentu, menstabilkan saluran
61
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

pada sungai berjalin, penyempitan pada daerah yang tidak terlalu panjang
untuk membentuk garis alir yang diinginkan dan untuk meningkatkan
kapasitas transportasi sedimen, dan mengontrol aliran pada belokan.

Kekurangan :

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif.

Material :

- Umumnya spurs dibangun menggunakan bahan riprap batu, beton, gabion,


atau tiang kayu yang sudah diawetkan.

- Material yang digunakan untuk membangun bangunan tergantung pada


ketersediaan material dan lebar saluran.

Pemasangan :

- Metode pemasangan tergantung dari penggunan krib dan jenis material.

1. Riprap batu, gabion dan beton pracetak : disusun membentuk tanggul


(groin) dari tebing ke sungai.

2. Krib tiang.

- Tiang kayu, tiang beton atau tiang baja berdiameter 15-30 cm dipancang
ke tanah dengan jarak antara 1-2 m dengan pola pemasangan tertentu.

Gambar 6.38 Beberapa macam pola pemancangan tiang kirb sebagai


bangunan pelambat
- Pancang tiang sampai melebihi kedalaman gerusan yang diperkirakan.

- Ketinggian tiang bagian ujung lebih rendah dibanding pangkalnya dengan


kemiringan antar 1/0 -1/200.

62
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Lindungi dasar krib lapisan pelindung seperti riprap atau bronjong (gabion)

- Kepala tiang dihubungkan dengan balok horizontal pada arah memanjang


dan melintang untuk memperkuat kontruksi krib.

- Sisi luar yang menghadap hulu dapat dianyam dengan kawat atau material
pemagar lainya.

Gambar 6.39 Pemancangan kirb dari tiang pancang

Gambar 6.40 Bangunan pelambat dari tiang kayu

3. Krib rangka

63
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Balok kayu atau balok beton dihubungkan sedemikian rupa membentuk


sistem rangka piramid atau rangka kotak.

Gambar 6.41 Beberapa bentuk sitem rangka krib

- Brojong kawat silinder diisikan kedalamnya sebagai pemberat.

Gambar 6.42 Krib rangka piramid


Pertimbangan khusus :

- Jika digunakan untuk mempersempit sungai yang berjalin pada saluran


yang sempit, bangunan akan lebih tepat menggunakan bentuk tanggul
(groin) atau banguanan penghambat yang diletakan pada beberapa
tempat.

- Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja (performance)


spurs adalah permeabilitas, arah (orentasi), jarak (spasing), bentuk,
panjang, material penyusun, dan lingkungan saluran dimana spurs
diletakkan

Perawatan :

64
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Pemeriksaan terhadap kerusakan karena keruntuhan spurs dapat


mendangkalkan sungai terutama yang berbentuk tanggul.

1.5.12 Tebing Pengarah (Guide Bank)

Gambar 6.43 Bentuk tebing pengarah

Tipe :

- Pengalih arus

Gambaran umum :

- Tebing jembatan yang digunakan untuk mengarahkan arus melewati


bukaan jembatan.

- Tebing pengarah berbeda dengan spurs seperti yang dijelaskan di atas


dimana spur jenis tanggul (groin) dimaksudkan untuk menahan aliran,
sedangkan tebing pengarah hanya mengalihkan alinyemen aliran ke
bawah bukaan jembatan (opening bridge).

Tujuan :

- Mencegah erosi akibat aksi turbulen (eddy action) pada pilar atau
abutment jembatan dimana aliran dialirkan masuk ke daerah bukaan
bawah jembatan.

65
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Menstabilkan tebing yang tererosi dan lokasi saluran yang mudah


berpindah atau berjalin.

- Membuat panjang jembatan lebih ekonomis dengan menyempitkan alur


asli.

- Meningkatkan efisiensi hidrolik daerah bukaan.

Penggunaan :

- Pada hulu dan hilir jembatan.

- Pada sungai berjalin untuk mempersempit saluran sehingga hanya


terbentuk satu saluran.

Keuntungan :

- Mencegah erosi dan penggerusan.

Kekurangan :

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif

Material :

- Hampir semua tebing pengarah dibangun dari tanah dengan revetment


untuk mencegah erosi pada tanggul.

- Tebing pengarah dapat dibuat dari revetment dari riprap (umum dipakai),
revetment dari beton, rock-and-wire mattress, gabion, hamparan rumput
dapat dikombinasikan dengan hasil yang memuaskan.

Pemasangan :

- Tebing pengarah dipasang dengan memperhatikan gerusan pada ujung


tebing.

- Riprap dapat digunakan sebagi pelindung kaki tebing.

Pertimbangan khusus :

- Jika penggerusan pada ujung bawah terlalu besar maka perlu dipasang
perlindungan pada toe.

- Kemampuan kerja tebing pengarah dipengaruhi oleh kontruksi material,


bentuk, orentasi (arah), dan panjangnya.

Perawatan :
66
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Tidak ada

1.5.13 Jack dan Tetrahedron


Tipe :

- Pelambat arus

Gambaran umum :

- Jack umumnya terdiri dari tiga bagian lurus yang disatukan pada
tengahnya, setiap bagian tegak lurus terhadap dua lainya. Kawat
diuntaikan pada bagian-bagian tersebut untuk menahan penyimpangan
dan untuk megumpulkan reruntuhan. Kabel digunakan untuk mengikat tiap
jack dan untuk mengkaikan unit pada deadman.

Gambar 6.44 Tipikal Jack


- Tetrahedron terdiri dari enam bagian lurus yang sama panjang disatukan
sehingga membentuk muka segitiga, dimana tiap sisinya membentuk
segitiga sama sisi seperti tetrahedron. Unit tetrahedron mungkin bercabang
seperti ditunjukan pada gambar 6.32. Jaring-jaring kawat ditambahkan
untuk mempertinggi perlambatan aliran. Tetrahedron tidak selebar seperti
jack.

67
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.45, Tipikal Tetrahedron

Tujuan :

- Menurunkan kecepatan alir sungai sehinga mengurangi daya erosi aliran.

- Membersihkan sungai dari sampah dan reruntuhan.

Penggunaan :

- Pada sungai dengan tebing yang tererosi secara aktif.

- Pada sungai dengan arus tidak terlalu besar karena akan dengan mudah
menghanyutkan bangunan.

Keuntungan :

- Dapat digunakan untuk membentuk kembali alinyemen tebing.

Kekurangan :

- Memerlukan pekerjan tukang yang intensif.

- Kawat dapat mudah mengalami korosi.

Material :

- Batang kayu atau beton.

- Kawat.

- Pasak.

Pemasangan :

68
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Ketika jack digunakan untuk menstabilkan sungai yang berliku-liku,


umumnya dipasang pada kedua baris arah lateral dan longitudinal untuk
membentuk bangunan dengan area yang lebih lambat dibanding bangunan
yang lurus.

- Barisan jack arah lateral umumnya diarahkan pada hilir dengan arah dari
450 sampai 700. Jarak arah lateral antara barisan jack sekitar 15 sampai 75
m tergantung dari reruntuhan dan sedimen yang dibawa oleh aliran.
Bentuk pemasanganya ditujukan pada gambar 6.33.

Gambar 6.46 Skema pemasangan bangunan pelambat (jack atau


tetrahedron)
- Hamparan jack harus diperpanjang keatas daerah tebing untuk
memperlambat kecepatan aliran dan menyediakan tambahan jangkauan
pengkaitan.

Pertimbangan khusus

- Jack dan tetrahedron tidak disarankan pada lingkungan yang bersifat


korosif atau pada tempat dimana sungai digunakan sebagai tempat
rekreasi.

- Jack dan tetrahedron efektif melindungi tebing dari masalah erosi hanya
jika reruntuhan ringan mengumpul pada bangunan tersebut, dengan
demikian meningkatkan kemampuan kerja (performance) dalam
memperlambat aliran.

- Jack dan tetrahedron sebaiknya jangan digunakan pada sungai yang


membawa reruntuhan berat karena akan merusak struktur.

69
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Perawatan :

- Perbaiki kerusakan terutama terhadap sampah atau reruntuhan besar.

1.5.14 Check Dam (Drop Structure)

Gambar 6.47 Bentuk check dam dari riprap batu

Tipe :

- Pelambat arus

Gambaran umum:

- Bangunan melintang sungai dan menghadang arus sungai secara


langsung.

Tujuan :

- Mengurangi energi air sehinga mengurangi daya erosinya.

- Menaikan dasar saluran untuk mengembalikan dasar saluran agar


mencapi profil dan elevasi yang lebih stabil.

Penggunaan:

- Pada sungai yang terlalu curam dengan kemiringan lebih dari tiga persen.

70
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Pada hilir jembatan besar (highway crossings) untuk menahan headcutting


dan mempertahankan elevasi dasar sungai yang stabil di sekitar jembatan.

Keuntungan :

- Mengurangi energi alir secara tiba-tiba hingga menurunkan daya erosi


dengan drastis pada hulu bangunan.

- Dapat mengendapkan sedimen yang dibawa oleh aliran air karena tejadi
penurunan energi.

Kekurangan :

- Menaikan muka air di hulu.

- Menimbulkan efek backwater pada hulu bangunan.

- Check dam dapat menyebabkan erosi pada tebing dan dasar saluran di
daerah hilir bangunan sebagai akibat dari desipasi energi dan turbulensi
pada daerah terjun (the droop). Penggerusan lokal ini dapat merusak
(dengan cara mengeruk) check dam dan dapat menyebabkan keruntuhan.

- Erosi lateral pada tebing menyebabkan timbulnya alur-alur aliran (flow


channel) disekitar bagian ujung check dam dan ini dapat menimbulkan
erosi pada hilir check dam, dan dapat memulai timbulnya erosi pada
tanggul (embankment) dan dasar pondasi jembatan.

Material :

- Umumnya check dam dibangun menggunakan bahan riprap batu, beton,


turap (sheet pile), gabion, atau tiang kayu yang sudah diawetkan.

- Material yang digunakan untuk membangun bangunan tergantung pada


ketersediaan material, tinggi jatuh yang diperlukan dan lebar saluran.

- Konstruksi dari pasangan batu dan tiang kayu paling cocok digunakan
pada saluran yang memiliki tinggi jatuh kecil dan lebar kurang dari 30 m.

- Konstruksi dengan turap, gabion dan beton umumnya digunakan untuk


tinggi jatuh yang besar pada saluran dengan lebar sekitar 100 m.

Pemasangan :

71
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Check dam harus dibangun pada saat aliran sungai rendah untuk
meminimalkan gangguan oleh arus sungai.

Pertimbangan khusus

- Diperlukan desipator energi (dapat berupa ruang olak) pada hilir check
dam untuk mengurangi energi jatuh yang digunakan untuk mengikis dasar
dan tebing saluran.

- Erosi pada dasar saluran dapat juga dikurangi dengan memasang riprap
batu pada ruang olak (preformed scour hole) di bagian hilir bangunan
terjun.

- Satu barisan tiang (sheet pile) yang dipancang dengan puncak diatur
setinggi atau dibawah elevasi dasar sungai dapat di gunakan untuk
menjaga riprap agar tidak bergerak pada hilir aluran.

- Dinding pelindung riprap pada tebing sungai dan pada bagian hilir check
dam dapat digunakan untuk mencegah erosi lateral

- Dalam beberapa kasus akan lebih baik jika membangun beberapa


bangunan terjun (drop structure) secara berurutan dengan tinggi yang lebih
rendah untuk meminimalisir erosi yang lebih besar.

Perawatan :

- Perawatan diantaranya menata kembali batu yang berpindah akibat aliran.


- Membersihkan sampah yang mungkin tersangkut check dam karena dapat
membahayakan bangunan tersebut.

72
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.5.15 Geo-Textile
Gambaran umum :

- Lembaran polimer yang digunakan untuk melapisi tanah sebagai pelindung


Tujuan :

- Filtrasi: Permukaan geotextile diletakkan tegak lurus terhadap aliran.


Material yang berukuran lebih besar dibanding celah pada geotextile akan
tertahan saat melewati geotextile.
- Drainase : Geotextile berfungsi sebagai saluran bagi pergerakan bahan
cair atau gas pada permukan geotextile.
- Pengontrol erosi : Melindungi permukaan tanah dari gaya seret dari
pergerakan air atau angin.
- Pengontrol sedimen : Partikel yang tertahan pada geotextile lama-lama
akan terkumpul dan terendapkan.
- Penguatan (reinforcement) : Geotextile berinteraksi dengan tanah melalui
gaya geser atau gaya lekat untuk menahan gaya tarik atau gaya geser.
- Pemisah : Mencegah dua material yang berbeda untuk menyatu.
- Menahan kelembaban : ketika digunakan sebagai penutup geotextile juga
berfungsi mengurangi jumlah air yang masuk.
Keuntungan :

- Bekerja sangat efektif jika dipasang dengan tepat.


- Tahan lama (tergantung bahan).
Kekurangan :

- Mahal
73
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif


Material :

- Geotextile terbuat dari polypropylene, polyester, polyethylene, Plyamide


(nilon), Polyvinylidene cholide, dan fiberglass. Polypropylene dan polyester
adalah bahan yang paling banyak digunakan.
Penggunaan :

- Pada semua jenis karakteristik sungai.


Pemasangan :

- Bersihkan permukaan dari tanaman, batu besar, bongkol tanaman,


sampah, pohon, akar dan reruntuhan lain.
- Ratakan (haluskan) permukaan tanah.
- Hamparkan geotextile pada permukaan rata tanah, geotextile harus
diletakan tanpa tekanan, lipatan dan kerutan (kusut).
- Jika digunakan untuk perlindungan tebing, jika arus penyebab utama gaya
erosi paralel (sejajar) dengan tebing, maka geotextile harus diletakkan
dengan ukuran yang lebih lebar dari ukuran pabrik untuk mengantisipasi
aliran air, strip aas geotextile harus dioverlapkan dengan strip bawah (lihat
gambar 6.46)
- Jika digunakan untuk perlindungan dari serangan gelombang atau galian
dan timbunan tebing, maka geotextile harus diletakan vertikal kebawah
lereng (gambar 6.47) dan strip atas harus overlap diatas (menutupi) strip
bawah, jarak selang-seling antara overlap minimum 1,5 m.

74
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.48 Penenpatan geotextile untuk arus yang bekerja sejajar tebing
atau untuk serangan gelombang pada tebing

- Geotextile harus diangkut pada ujungnya untuk mencegah uplift atau


penggerowongan dengan membuat parit pengunci dan apron pada puncak
dan kaki tebing.
- Panjang overlap minimum adalah 30 cm.
- Jika diletakan dibawah air maka overlap minimum adalah 1m.
- Penjahitan, staples, sambungan panas (heat welding), atau pengeleman
hanya digunakan pada bagian sambungan (overlap) saja. Penjahitan
merupakan metode yang paling baik.
- Benang yang digunakan harus terbuat dari polyester, polypropropylene,
kevlar atau nylon.
- Gunakan pin sebagai pengikat sebelum lapisan penutup (misal riprap)
diletakan, pin bercincin (paku payung) harus di tancapkan pada tengah
sabungan (overlap).
- Jarak antara pin tergantung dari kemiringan tebing, berdasarkan ketentuan
tabel 6.3
Tabel 6.3 Jarak antara pin yang dibutuhkan untuk pengunaan pada pengontrol
erosi
75
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Kemiringan Jarak antara pin


Lebih curam dari 1V : 3 H 60 cm
1V : 3H s/d 1V: 4H 90 cm
Lebih landai dari 1V : 4H 150 cm

- Pin dengan diameter 3/16 inch (30/64 cm) dan panjang 18 inchi (± 45 cm)
cukup baik digunakan pada tanah keras untuk tanah lepas digunakan pin
yang lebih panjang.
- Penempatan penutup (riprap) dimulai dari dasar tebing dan kemudian ke
atas dan lebih baik dimulai dari tengah dan kemudian ketepi untuk
menghindari perpindahan parsial tanah karena tergelincir (sliding).
Pertimbangan khusus:
- Geotextile jangan sampai dibiarkan terbuka pada cuaca buruk lebih dari
satu minggu untuk kasus geotextile pada permukaan tidak lebih dari 30
hari untuk kasus geotextile yang terlindung dari cuaca dan terkena ultra
vilolet rendah.
- Kekuatan sambungan tidak boleh lebih kecil dari gaya seret dari yang
ditentukan.
Pemeliharaan :

- tidak ada

1.6 Metoda Rekayasa Biologi (Bioengineering)

Beberapa tahun belakang penggunaan teknik bioengineering telah terkenal


sebagai bangunan pelindung dengan pengaruh lingkungan yang rendah. Secara
umum teknik telah di gunakan pada saluran /sungai dengan ukuran kecil hingga
sedang dengan gaya erosi tidak terlalu besar. Kriteria bioengineering umumnya
dipasang bersama dengan memasang bangunan hidraulik transversal dengan
bentuk profil morfologi yang bermacam-macam disesuaikan dengan kreasi yang
cocok pada habitat riparian (kondisi lereng) bagi kehidupan spesies flora dan
fauna. Kayu dan batu adalah yang umum digunakan untuk jenis teknik ini.

76
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Konsep dasar dari rekayasa biologi adalah memanfaatkan tanaman sebagai


pelindung tebing, karena tanaman mempunyai beberapa manfaat, antara lain:

Tanaman adalah metode yang paling alamiah untuk melindungi tebing


sungai karena relatif lebih mudah untuk mengadakan dan memeliharanya
dan memiliki bentuk yang menarik. Walaupun demikian tanaman vegetasi
jangan menjadi pertimbangan utama sebagai tindakan penanggulangan
untuk mencegah erosi tebing karena beresiko bagi jembatan. Tanaman
dapat digunakan sebagai tindakan penanggulangan tambahan.
Tanaman dapat efektif untuk melindungi tebing dari erosi dibawah muka air
dengan dua cara. Pertama sistem akar membantu mengikat tanah dan
meningkatkan stabilitas tebing secara keseluruhan dengan membentuk
jaringan ikatan. Kedua, dahan yang terlihat, ranting, cabang dan daun
memberikan daya tahan terhadap aliran, menyebabkan aliran kehilangan
energi dengan menabrak tanaman dan meninggalkan partikel tanah. Diatas
muka air, tanaman mencegah erosi permukaan dengan menyerap tumbukan
(impact) dari tetes hujan dan mengurangi kecepatan pada aliran diatas
tebing dan runoff hujan.
Lebih jauh lagi tanaman memberi tambahan kapasitas dalam infiltrasi
dengan mengambil air dari tanah dan dapat menaikan stabilitas tebing
dengan mengambil kembali air dari sungai.

Tanaman secara umum dibagi menjadi dua katergori besar: Rumput-rumputan


dan tanaman keras (kayu). Faktor utama agar efektif dalam pemilihan vegetasi
adalah lamanya waktu yang diperlukan agar tanam tumbuh dengan baik (mapan)
pada kemiringan tebing. Rumput lebih murah dalam penanggulangan erosi
tebing dan memerlukan waktu yang lebih pendek untuk tumbuh baik. Tanaman
keras memberikan perlindungan yang lebih besar untuk melawan erosi karena
memiliki sistim akar yang lebih rapat (intensif). Walupun demikian dalam kondisi
tertentu berat tanaman akan mengurangi manfaat dari sistem akar. Pada tebing
yang tinggi, sistem akar pohon mungkin tidak akan masuk sampai ujung bawah
tebing. Jika ujung bawah tebing tererosi, berat tumbuhan dan masa akar akan
menyebabkan keruntuhan tebing.

77
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Tanaman tahan air seperti Canarygras (Phalris), reedgrass (Calamagrostis),


cordgrass (Spartina), dan fescue (Fetuca), efektif dalam mencegah erosi pada
atas tebing yang tergenang dari waktu kewaktu dan merupakan subjek erosi
utama selama hujan, aliran permukaan (overland flow) dan aksi gelombang kecil.
Pada tebing yang lebih rendah, dimana gaya erosi tinggi, vegetasi umumnya
tidak efektif sebagai tindakan perlidungan.

Pattatails (Thipha), bulushe (Scripus), reeds (Phragmintes), knotweed dan


smartweed (Phylogonum), rushes (Juncus), dan mannagrs (Gleseria) sangat
membantu dalam melakukan pengendapan dan mengurangi kecepatan alir pada
air dangkal atau pada daerah basah pada ujung bawah tebing (toe) serta dalam
melindungi tebing pada sebagian daerah. Willow (Salix) adalah tanaman keras
yang paling efektif untuk melindungi tebing rendah karena kelenturannya dan
memiliki kepadatan cukup untuk mendorong pengendapkan sedimen, serta dapat
bertahan dalam genangan, dan dengan mudah tumbuh baik.

1.6.1 Zona Penempatan Bioengineering

1) Zona Kaki

Zona ini terletak diantara dasar saluran dengan kedalaman permukaan air
normal. Zona ini adalah zona dengan tegangan yang tinggi akibat arus dan
terkadang terjadi lubang akibat arus. Lubang yang terjadi seperti keruntuhan
pada bantaran kecuali ada pencegahan. Zona ini biasanya terkena banjir lebih
dari enam bulan dalam setahun. Penanganan zona ini dengan material yang
keras seperti batu, riprap, kayu, krib atau material yang tahan lama seperti
geotextile.

2) Zona Ombak

Zona ini terletak diantara kedalaman permukaan air maksimum dengan


kedalaman permukaan air rata-rata. Zona ini dan zona kaki merupakan zona
dengan terjadinya tegangan yang tinggi akibat arus. Zona ombak ini biasanya
terkena gelombang yang menyapu, arus air yang erosi, pergerakan kayu maupun
78
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

sampah. Kedalaman muka air di zona ini berfluktuasi setiap hari, musim dan di
lokasi zona.

Tanaman yang cocok untuk zona ini adalah rumput-rumputan yang tahan dalam
air seperti ganggang. Tanaman ini terkadang digabungkan dengan bahan
geotextile. Harus diperhatikan bila air di saluran mengandung tanah lempung
yang banyak dan dapat mengakibatkan tanaman rusak. Tanaman ini dapat
tumbuh di kedalaman antara +45 sampai –152 cm. Terkadang sulit untuk
menemukan bentuk aliran yang cocok dengan kondisi tersebut. Sekali lagi, jenis
tanaman yang baik untuk digunakan dapat dilihat sistem alami yang ada dan
diamati jenis tanaman yang tumbuh disana.

3) Zona Bantaran

Zona ini biasanya terletak diatas ketinggian air normal, meskipun zona ini terkena
gelombang yang menyapu, erosi arus sungai, pergerakan kayu dan perjalanan
manusia dan binatang. Ketinggian muka air di zona ini terkadang dekat dengan
permukaan tanah yang dekat dengan ketinggian normal sungai.

Pada zona ini, tanaman yang digunakan adalah rumput-rumputan dan tanaman
kayu. Tanaman ini dapat tahan terhadap banjir dan tahan meskipun sebagian
sampai seluruh tanaman terendam untuk beberapa minggu.

4) Zona Teras

Zona ini terletak pada daratan pada batas-batas zona bantaran. Zona ini
biasanya tidak terkena erosi kecuali musim banjir. Zona ini termasuk daerah
dengan ketinggian dekat bantaran atau daerah dengan kemiringan pada dataran
yang berada pada batas saluran.

79
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Perlindungan pada zona teras ini tidaklah begitu penting, karena jarang terkena
banjir, tetapi mudah tererosi bila tidak ada tanaman yang tumbuh. Tumbuhan
yang tumbuh pada zona ini sangat penting untuk menghalangi air banjir yang
naik melebihi bantaran sungai, mengurangi kejenuhan tanah dan mengurasi
berat bantaran yang tidak stabil melalui proses evapotranspirasi.

1.6.2 Bentuk-bentuk elemen penyusun skema bio engineering

Skema bio-engineering disusun dari beberapa elemen sedemikian hingga


diperoleh suatu bentuk sistem yang baik.

Berikut ini dalah elemen-eleman dasar yang digunakan dalam beberapa contoh
bentuk skema bio-engineering.

1.6.2.1 Batu dasar (base stone)


Gambaran umum :

- Batu yang diletakan pada ujung bawah tebing

Tujuan:

- Mengambat penggerowongan (underminning) dan penggerusan pada kaki


tebing.

- Menyediakan eleman struktural (tempat tinggal ikan)

Penggunaan :

- Zona kaki

- Pada sungai kecil hingga sedang dan pada semua tipe karakter sungai

- Umumnya digunakan pada sungai dengan kecepatan alir melebihi 2 m/s


atau pada tebing dimana perlindungan dengan tanaman saja tidak cukup.

- Pada sungai dengan muka air yang berfluktuasi.

Keuntungan :

- Mudah dikerjakan.

80
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Murah.

- Melindungi gerusan dengan segera.

Material :

- Batu bongkah.

Pemasangan :

- Batu diletakan pada ujung bawah tebing sungai sepanjang garis tebing.

Pertimbangan khusus :

- Ukuran batu harus cukup besar sehingga tidak hanyut terbawa arus
sungai.

Perawatan :

- Menata batu kembali jika terjadi perpindahan

1.6.2.2 Pasak tepi dari stek batang tanaman (anterior stake)


Gambaran umum :

- Tanaman stek batang yang dipasang pada bagian tebing sungai paling
tepi.

Tujuan :

- Mengamankan kaki tebing.

Penggunaan:

- Zona kaki, zona ombak.

- Pada sungai dengan kecepatan relatif kecil.

Keuntungan :

- Mudah murah.

Pemeliharaan :

- Tidak ada.

81
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.2.3 Gulungan ranting kayu (sunken fascine roll )


Gambaran umum :

- Gulungan seperti sosis dari ranting yang diikat menjadi satu, dan
diletakkan pada dalam parit pada tebing paralel dengan sungai.

82
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Tujuan :

- Memberikan perlindungan mekanikal pada ujung bawah lereng (toe).

- Melindungi tebing dari penghanyutan dan seepage terutama pada tepi


sungai dan pada sungai dengan tinggi air cukup berfluktuasi.

Penggunaan :

- Zona bantaran, zona ombak, zona kaki.

- Pada toe tebing dan ke atas lereng.

- Pada tebing dengan kemiringan 1:1 atau lebih landai.

- Efektif pada semua tipe sungai.

Keuntungan :

- Pelindung tebing secara cepat

- Menangkap sedimen.

- Memperlambat aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi.

- Meningkatkan habitat riparian.

Kekurangan :

- Pekerjaan tukang yang intensif

- Stabisasi diperlukan datara fascine.

- Tidak disarankan pada daerah dengan aliran permukaan yang tinggi.

Material :

- Ranting harus lebih panjang dari 120 cm dan berdiameter lebih kecil dari
2,5 cm dari berbagai macam jenis yang mudah berakar serta lurus.

- Tali dari goni.

- Pasak sepanjang 1 m.

- Tanaman penstabil.

Pemasangan :

- Buat bundelan dengan diameter 20 m - 25 m, ranting dianyam, ujungnya


diruncingkan dan diikat dengan tali hingga membentuk bundelan.

83
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

a. Untuk perlindungan toe :


- Diisi dengan batu pada bagian tengahnya sebagai pemberat.

- Diletakkan langsung pada lokasi toe yang bersangkutan, diikatkan ke


pemancang (patok) kayu dengan kawat dari plat seng. Sunken fascine roll
diletakkan sehingga ujungnya lebih rendah dan tepat masuk kedalam lantai
sungai.

b. Untuk perlidungan tebing


- Pancang pasak sebaris melintang terhadap lereng dimulai dari dasar
tebing pada rata-rata tinggi air tengah.

Gambar 6.50 Gulungan fascine digunakan sebagai perlindungan tebing

- Gali parit dangkal sedalam diameter fascine. jarak antara pengalian parit
dan peletakan fascine tidak boleh melebihi satu jam untuk meminimalkan
pengeringan tanah.

- Letakkan bundelan kedalam parit dan dioverlapkan pada bagian ujung


yang diruncingkan.

- Pancang pasak dari stek batang tanaman atau pasak biasa pada tengah
bundelan dan pada ujung bundelan.

84
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Tutup fascine dengan tanah galian, tebarkan untuk mengisi ruang kosong
yang ada tetapi biarkan fascine tetap telihat antara 10-20 %.

- Injak bundelan untuk menghilangkan air pada fascine.

- Diikuti baris ke atas tebing, jarak antara fascine ditentukan berdasarkan


tabel berikut:

Tabel 6.4 Jarak parit yang diperlukan untuk meletakkan gulungan ranting
(fascine)
Kemiringan Jarak antara parit Maksimum panjang lereng
(m) (m)
1V:1H sampai 1V:1.5H 1-1,2 4,5
1V:1.5H sampai 1V:2H 1.2 – 1,5 6
1V:2H sampai 1V:2.5H 1,5 – 1,8 9
1V:2.5H sampai 1V:3H 1,8 – 2,5 12
1V:3H sampai 1V:4H 2,5 – 2,7 15
1V:4H sampai 1V:5h 2,7 – 3 18

- Tanam kembali tanaman pada daerah antara fascine.


Pertimbangan khusus

- Pastikan fascine menyentuh tanah dengan baik.

- Tambahan bagi perlindungan toe diperlukan pada daerah dengan


kecepatan alir tinggi.

- Rendam semak yang akan digunakan rantingnya kedalam air dingin (pada
sungai, danau) selam 3 hari sebelum pemasangan.

Pemeliharaan :

- Rendah.

- Perhatikan jangan sampai hanyut oleh aliran permukaan.

- Diikuti dengan penanaman tanaman sebagai stabilisasi.

Pemeliharaan :

- Tidak ada

85
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.2.4 Pagar dari tanaman yang dianyam (Wattle work)


Gambaran umum :

- Pagar yang dibuat dari pasak yang dianyam dengan tanaman.


Tujuan :

- Melindungi tebing dari pergerakan vertikal dengan cepat dan efektif.

Penggunaan :

- Zona bantaran, zona teras

- Pada aliran air dengan penggerusan dasar yang rendah (50-100N/m2) dan
saluran yang relatif lurus.

Pemasangan :

- Pasak sepanjang 10-15 cm pancang kedalam tanah batang dalam bentuk


berisan.

- Tanaman semak (willow) yang kuat dan mudah dibengkokan (tidak mudah
patah) dianyam vertikal ke depan dan kebelakang pasak sehingga
terbentuk pagar. Ujung batang yang tebal selalu diletakan di dalam
(menghadap tebing) sehingga tersedia kelembaban yang cukup dan tidak
ada batang yang mencuat menghalangi aliran air. Ranting harus diletakkan
sangat dekat satu sama lain, sehingga dapat mencegah erosi tanah oleh
air. Jika aliran air memiliki periode aliran yang sangat rendah, batang
tanaman semak (willow) dapat dianyam secara transversal sehingga ujung
bawahnya dapat mencapai langsung kedalam air.

- Ketinggian pagar wettle tidak boleh lebih dari 50 cm.

Perawatan :

- Dalam kasus erosi tanah, material yang sudah tererosi harus di ganti untuk
menjamin kecukupan tanah untuk pertumbuhan dan perkembangan akar
yang menghasilkan stabilitas tebing.

86
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.2.5 Tembok krib dari kayu gelondong dengan lapisan ranting (long kirb
with barnch layer)
Gambaran umum :

- Susunan kayu gelondong, batu dan stek tanaman digunakan untuk


melindungi tebing yang tererosi, terutama pada tikungan saluran utama
dimana terdapat arus yang kuat.

Tujuan :

- Melindungi tebing sungai yang tererosi.

Penerapan :

- Zona kaki, zona ombak,

- Terutama pada tikungan luar sungai utama dan pada sungai dimana erosi
dapat membentuk sungai bercabang.

Keuntungan :

- Perlindungan erosi dengan segera.

- Terlihat alami dan merupakan bangunan permanen.

- Meningkatkan habitat liar dan kehidupan air.

Kekurangan :

- diperlukan kayu gelondong dan batu.

- Pekerjaan tukang yang intensif.

- Lebih komplek dibanding fascine ataupun stek.

- Diperlukan riprap pada bagian ujung.

- Tidak disarankan pada sungai yang terjadi penggerowongan. Tidak cocok


pada sungai berbatu, sungai sempit dan tebing tinggi pada kedua sisi.

Material :

- kayu gelondongan dengan diameter minimal 15 cm.

- Tanaman stek batang.

87
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Material pengisi termasuk material granular untuk mendukung


pertumbuhan.

- Paku besar.

Pemasangan :

- Gali dasar dinding krib 1 m dibawah dasar sungai asli.

- Gelondongan pertama diletakan paralel dengan tepi air dan pada tepi
dasar galian.

Gambar 6.51 Krib dari kayu gelondaongan dan lapisan ranting

- bukan gulungan ranting (fascine) pada toe tebing

- Gelondong lapisan kedua diletakkan diatas gelondongan pertama tegak


lurus dengan jarak 1,2 m antara gelondongan. Kuatkan tiap gelondongan
dengan paku.

- Pasang tanaman diantara kayu gelondongan. Jarak diantaranya diisi


dengan wiillow, facines atau batu pada bagian atas sisi air (waterside)
sedangkan dibelakangnya diisi dengan tanah, dan sehinga terbentuk
dinding tiang. Fascine harus tertutup oleh tanah, sehingga tanaman dapat
tumbuh di atas permukaan air dan mengambil alih fungsi stabilitas setelah

88
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

krib tiang melapuk. Dibawah permukaan air krib kayu dapat diisi dengan
batu yang lebih kecil dan fascine dari bahan tumbuhan (vegetable) mati.
Jangan pernah mengisi ruang antara gelondongan kayu dengan lapisan
ranting, karena akan dihempaskan oleh aliran air.

- Lapisan atas harus dipadatkan dengan bahan pengisi; bagian atas (kepala)
harus paralel dengan tepi sungai.

- Tinggi krib 50-70% dari tinggi tebing.

- Diperlukan riprap pada ujungnya.

- Dindng krib double dapat dibangun dengan meletakkan gelondongan


tambahan berdekatan dengan tebing serara paralel untuk setiap lapisan.

Pertimbangan khusus :

- Diding krib yang tingginya melebihi 2 m harus dilakukan dengan bantuan


ahli struktur.
Pemeliharaan :

- Rendah

- Monitor dan perbaiki seperlunya.

Evaluasi ekologi :

- ruang antara gelondongan kayu memberikan bermacam bentuk struktural


yang bagus. Menggunakan tumbuhan mati sebagai fascines pada daerah
dibawah permukaan air akan menambah jumlah kayu mati (dead wood)
dan memberikan perluasan permukaan untuk hidup zoobenthos.

89
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.2.6 Bantalan semak-semak (live brush mattresses)


Gambaran umum :

- Bantalan dari semak-semak yamg diikatkan diatas tebing yang tererosi.

Tujuan :

- Perlindungan dari erosi; membentuk kembali tebing dengan menangkap


sedimen

Penerapan :

- Zona ombak, zona bantaran.

- Pada tebing dengan kemiringan 1V:2H atau lebih landai.

- Pada sungai dengan kecepatan alir rendah.

Kekurangan ;

- Memerlukan pekerjaan tukang yang intensif.

- Aliran kecil dapat terjadi dibawah bantalan sebelum tanaman berakar.

- dIperlukan perlindungan pada kaki tebing.

Material :

- Tanaman semak dengan panjang 2 m.

- Pasak kayu ( 5 cm x 5 cm) dengan panjang 1 m.

- Fascine atau riprap.

- Humus.

- Klem dari seng

Pemasangan :

- Pasangan pengaman pada kaki dari fascine atau riprap

90
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.52 Gambar pemasangan bantalan semak sebagai perlindungan

- Letakkan batang semak pada lereng dengan pangkal batang diselipkan


dibawah fascine dengan batang melintang tebing.

- Lanjutkan meletakkan batang semak satu arah hingga ketebalan 30 cm.

- Pancang pasak tegak lurus dengan lereng membentuk barisan dengan


ujung sedikit kelihatan diatas semak.

- Kencangkan semak-semak pada pasak hingga membentuk jaring-jaring.

- Timbun semak dengan humus setebal 5 cm.

- Tebarkan benih rumput hijau diatasnya.

Pertimbangan khusus :

- Semak-semak yang digunakan sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu


seperti pada persiapan stek batang.

- Tali rami di anyamkan ke pasak dengan pola wajik (diamond) dan diklem
pada pasak sebelum sampai pada pasak terakhir.

- Pastikan batang semak menyentuh tanah sehingga dapat berakar dengan


baik seluruh pada batangnya.

Pemeliharaan :

- Hati-hati terhadap aliran dibawah bantalan sebelum akar tumbuh.

- Jika sudah tumbuh dengan baik, pemotongan diperlukan berdasarkan


pertumbuhannya untuk menjaga ketinggian dan elastisitasnya, yang
diperlukan pada saat banjir. Konsentrasi ketebalan akan mengakibatkan
91
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

kompetisi hidup yang mengakibatkan tumbuh kecil dan dengan batang


yang tinggi sehingga dapat lebih elastis. Ketika tanaman berganti daun
(deciduous tree) ditambahkan, area disekitarnya harus dibersihkan dari
tanaman willow sehingga tidak terjadi kompetisi.

Evaluasi ekologi :

- Perluasan selimut vegetasi dapat mengurangi kecepatan alir khususnya


pada saat banjir, dan juga menyedikan tempat tinggal organisme hidup.
Pada musim panas lereng ini memberikan naungan bagi organisme hidup.

1.6.2.7 Stek batang tanaman (cutting)


Gambaran umum :

- Stek tanaman semak belukar atau tanaman kayu yang dipancang kedalam
tebing.

Tujuan :

- Melindungi tebing dari gaya erosi akibat aliran air dengan menguatkan
tanah oleh pertumbuhan akar, (dapat ditanam diantara batu) dan
merupakan perlindungan yang baik dalam jangka yang lama.
Penggunaan :

- Sepanjang tebing dengan kemiringan sedang 1V:4H atau lebih landai.

- Digunakan pada tanah asli tebing.

- Sangat berguna juga tingkat erosi rendah dan tidak terjadi penghanyutan.

- Sering dikombinasikan dengan metode stabilisasi lain.

Keuntungan :

- Murah, khususnya jika tanaman tersedia disekitar lokasi.

- Dapat dilakukan dengan cepat dengan pekerja yang sedikit.

- Menghasilkan perlindungan alami yang permanen.

- Meningkatkan habitat riparian.

92
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Kekurangan

- Harus dikombinsaikan dengan teknik stabilisasi lain seperti stabilisasi


tanaman.

- Tidak memberikan perlindungan tebing hingga tanaman tumbuh baik.

- Tidak menguntungkan pada sungai dengan tingkat erosi tanggi dan


fluktuasi air tinggi.

Material :

- Stek batang dengan panjang 80-100 cm dan diameter 1,5-4 cm.

- Bersihkan stek dengan kulit tetap utuh.

- Pada bagian pangkal dipotong menyudut untuk memudahkan


menancapkannya kedalam tanah dan pada ujung atas ditumpulkan.

- Stek setidaknya memiliki 2 cabang pada bagian atas untuk pertumbuhan


batang.

- Stek harus dalam keadaan segar dan tetap lembab. Jangan disimpan
melebihi satu hari, sebaiknya stek ditamam pada hari yang sama persis.

Pemasangan :

- Zona bantaran, zona teras

- Dimulai dari lereng yang rendah, tancapkan stek pada tebing tegak lurus
dengan lereng.

Gambar 6.53 Penempatan Stek batang sebagai perlindungan tebing

93
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- 4/5 panjang stek harus tertanam kedalam tanah dan tanah sekitarnya
dipadatkan.

- Jangan mematahkan stek pada saat penancapan.

- Gunakan tongkat untuk melubangi tanah.

- Kerapatan penanaman tergantung dari kondisi lokal, kurang lebih 2-6


batang per meter persegi. Dengan jarak 60 cm atau lebih besar lebih baik.

Pertimbangan khusus :

- Penanaman dilakukan selama awal musim hujan.

- Rendam stek selama 3 hari sebelum pemasangan.

- Diperlukan pengamanan pada toe.

- Pengaturan kemiringan dapat diperlukan untuk medapatkan kemiringan


yang cukup sebelum pemasangan.

Pemeliharaan :

- Tanaman mudah rusak terutama setelah pemasangan. Periksa ketika


terjadi arus besar, perbaiki jika terjadi kerusakan. Jerami dapat digunakan
untuk mengamankan sementara.

- Menjaga pertumbuhannya agar tidak membahayakan.

1.6.2.8 Lapisan semak-semak berbentuk sikat dan sisir ("living brushes


dan combs")
Fungsi :

- Meningkatkan pembentukan silt (siltation)

- Melidungi tebing dari efek erosi lateral.

- Pertumbuhannya akan membuat bantalan akar terbentuk untuk melindungi


erosi tanah.

Penggunaan

- Zona ombak, zona bantaran, zona teras.

94
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

- Tipe ini tidak tahan terhadap tegangan geser dasar yang tinggi, oleh
karena itu sering digunakan pada ruang antara bangunan penghasil silt
(siltation construction) dengan tekanan dan daya tahan hidup yang lebih
tinggi.

Penerapan :

- Sikat hidup : sejumlah besar batang willow (tidak diikat satu sama lain)
ditanam dengan sangat tebal kedalam tanah dengan sudut kearah aliran.
Bundelan fascines dapat juga digunakan pada tempat batang willow
tersebut dipasang.

- Sisir hidup : satu stek batang, dengan panjang 1 m ditanam dalam barisan
dengan sudut ke arah aliran dan pada kedalam 70 cm kedalam tanah.
Jarak antara stek harus kurang lebih dua kali atau tiga kali panjang stek.
Hasilnya adalah berupa sisir yang pendek, memberikan ketahanan yang
lebih kecil dibandingkan dengan sikat (semak-semak) hidup. Tipe kontruksi
ini sangat mudah untuk memeliharanya.

Pemeliharaan :

- Dalam kasus kelebihan pembentukan silt (siltation) yang cepat, tipe


konstruksi ini harus diperbaharui karena willow hanya menyerap unsur
hara dan tumbuh dengan jarang ketika tertutupi.

Evaluasi ekologi :

- Jarak kosong antara sikat atau sisir hidup ada tempat cukup untuk hidup
tumbuhan rumput lain yang terbawa oleh angin dari daerah sekitarnya. Ini
berarti pada waktu selimut vegetasi tebing tumbuh maka akan cocok untuk
kondisi lokal (asal).

95
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.2.9 Groin dan stek batang tumbuhan (krib groynes with cutting (living
groynes))
Gambaran umum :

- Groin yang dikombinasikan dengan tanaman.

Tujuan :

- Groin adalah struktur yang dibangun dekat tebing dan melintang


(transversal) terhadap arah arus.

Penggunaan :

- Zona kaki, zona ombak.


- Pada arus yang memiliki variasi level air tinggi, konstruksi groin dipasang
pada level aliran rata-rata, terbukti sangat berharga dari sudut lingkungan.
Lebih jauh lagi groin dapat digunakan untuk melindungi dan memperbaiki
tebing dari erosi. Tipe groin yang dipih tergantung dari level permukaan air
dan tegangan geser pada lokasi yang akan dipasang.

Implementasi :

berdasarkan perluasan penggunaan dan ketersediaan bahan dasar (raw


material) didaerah sekitar, tipe groin yang berbeda dapat dibangun dari bahan
yang berbeda :
- groin krib dari gelondongan kayu yang digabung dengan stek batang
tanaman (willow).
- groin gabion yang dikombinasikan dengan stek.
- groin dari ranting-cabang tanaman yang ditata (paking).
- groin spurs dari pohon.
- groin dari facine.
- groin dari tiang kayu dikombinasikan dengan bongkol tanaman.
- groin tembok krib dari kayu gelondongan (log cribwall groin)
- groin kerikil dengan bantalan semak-semak.

96
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Pemeliharaan :

- Pemeliharaan dengan pemotongan harus dilakukan untuk menjaga


tanaman agar tetap kelihatan elastis pada saat terjadi banjir.
Evaluasi ekologi :

- Teluk groin adalah lingkungan ekologi yang sangat hebat karena dapat
digunakan oleh ikan untuk bertelur dan sebagai tempat hidup dan menjadi
suksesi alami, dan menjadi habitat bermacam spesies tumbuhan dan
binatang. Jika groin dibangun selang-seling pada kedua sisi lebar dasar
dengan jarak 5-7 kali panjang groin, meander akan terbetuk pada arus
rendah yang berkontribusi meningkatkan jumlah organisme hidup dalam
aliran sungai. Konstruksi pada level dibawah aliran groin dapat
meningkatkan kondisi kehidupan dalam air dan meningkatkan kualitas air.

97
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.6.3 Bentuk-bentuk skema bio-engineering

Skema A (untuk tebing agak curam)


Elemen penyusun
1 - Batu dasar (base stone).
2 - Stek batang tumbuhan pada tepi (anterior stakes).
3 - Gulung ranting ata serabut kelapa (sunken fascine roll).
4 - Pagar tanaman yang dianyam (wattle work).
7 - Stek batang tanaman (cutting).

Gambar 6.54 skema A

Skema B (untuk tebin agak curam)


Elemen penyusun
1 - Batu dasar (base stone)
2 - Stek batang tumbuhan pada tepi (anterior stakes)
3 - Gulung ranting ata serabut kelapa (sunken fascine roll)
5 - Tembok krib dari kayu gelondongan dengan lapisan ranting (log
cribwall)
6 - Bantalan semak-semak (live brush mattresses)
98
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

7 - Stek batang tanaman

Gambar 6.55 skema B

Skema C (untuk tebing relatif datar)


Elemen penyusun
6 - Bantalan semak-semak (live brush mattresses)

Gambar 6.56 skema C

99
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Skema D (untuk tebing relatif datar)


Elemen penyusun
4 - Pagar tanaman yang dianyam (wattle work)

Gambar 6.57 skema D

Skema E (untuk tebing agak curam)


Elemen penyusun
1 - Batu dasar (based stone)
5 - Tembok kirb dari kayu gelondong dengan lapisan ranting
7 - Stek batang (cutting)
Tanggul pelindung
8 - Lapisan semak-semak

100
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.58 skema E

Gambar 6.59 Skema E1 dinding kirb pelindung dari gelondongan kayu

Skema F
Elemen penyusun tambahan
9 - Goin dan stek tanaman (groin with cutting)

101
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.60 Tampak atas skema F

1.7 Identifikasi dan Pemilihan Bentuk-bentuk Penanggulangan


Keruntuhan Tebing Saluran

1.7.1 Umum

Menentukan alternatif perlindungan tebing yang sesuai dimulai dari memahami


mekanisme spesifik keruntuhan pada lokasi kejadian baik akibat pengaruh lokal
(site-based) ataupun pengaruh bentangan (reach based). Umumnya kedua
pengaruh saling berkaitan satu sama lain, dan hanya dengan cara mengetahui
mekanisme keruntuhan kita dapat menentukan solusi yang tepat untuk dibangun.

1.7.2 Identifikasi Keruntuhan pada Tebing Sungai

1.7.2.1 Identifikasi erosi toe

102
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Tebing yang mengalami erosi pada Toe dapat di diidentifikasikan dengan


menjawab pertanyaan berikut:

1) Apakah tebing membentuk kantilever? penggerusan pada toe


diidentifikasikan dengan tergerusnya pada ujung bawah tebing yang akhirnya
dapat membentuk kantilever pada tebing.
2) Apakah terlihat reruntuhan pohon dan masa tebing atau terjadi penurunan
tebing? Gerusan pada toe dapat mengakibatkan runtuhnya masa diatas
tebing.
3) Adakah kehilangan tanaman disekitar tebing dan bantaran (riparian)?
hilangnya tanaman akan melemahkan ikatan tanah oleh akar tumbuhan yang
akan memicu terjadinya erosi toe.

1.7.2.2 Identifikasi gerusan

1) Adakah bentuk-bentuk cekungan pada dasar saluran yang terlihat lebih gelap
dibandingkan sekitarnya? Gerusan lokal ditujukan adanya cekungan-
cekungan terpisah (discrete) pada dasar saluran.
2) Adakah ditemui penghalang pada saluran seperti bedrock, reruntuhan kayu
atau buatan manusia (misal jembatan)? Pengahalang-pengahalang tersebut
akan memicu terjadinya gerusan lokal disekitar penghalang tersebut.
3) Adakah penyempitan pada saluran misalnya keadaan tebing yang terlalu
sempit, adanya penghalang batu atau pepohonan atau penghalang buatan
manusia (misalnya jembatan)? Penyempitan tersebut akan membentuk
gerusan terhadap dasar saluran.

1.7.2.3 Identifikasi migrasi meander

Apakah saluran memiliki sejarah yang menujukan adanya pergeseran alinyemen


saluran? Migrasi tikungan ditunjukan adanya perpindahan alinyemen pada
tikungan.

103
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.7.2.4 Identifikasi Agradasi

Daerah yang teragradasi dapat diidentifikasikan dengan menjawab pertannyaan-


pertanyaan berikut:

1) Apakah rata-rata elevasi dasar sungai semakin naik sepanjang waktu?


Agradasi diidentifikasikan dengan kenaikan elevasi pada profil saluran.
2) Apakah kapasitas saluran dan debit penuh telah berkurang? Apakah
frekuensi aliran diatas tebing bertambah? Banjir lebih sering terjadi pada
sungai yang teragradasi dibanding sungai yang normal.
3) Apakah frekuensi terjadinya sudetan meander (meander cutoff) semakin
bertambah? Agradasi meningkatkan frekuesi aliran diatas tebing dan ini
meningkatkan kemungkinan terjadinya sudetan meander (meander cutoff).
4) Apakah saluran telah berubah dari pola saluran meander tunggal menjadi
pola berjalin saluran berjalin (multichannel).
5) Apakah saluran teravulsi (berubah aliran) karena pengendapan di dalam
saluran utama? Apakah avulsi umumnya terjadi didalam bentangan (reach)?
Avulsi umum terjadi pada sungai berjalin, dan juga terjadi pada saluran
meander karena agradasi.

1.7.2.5 Identifikasi Degradasi

Daerah yang terdegradasi dapat diidentifikasikan dengan menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut:

1) Adakah terjadi penurunan profil saluran? Penurunan menerus profil saluran


adalah indikasi jelas tentang degradasi.
2) Apakah headcut atau nickpoints terlihat di dasar saluran? Headcut atau
nickpoints pendek, pada saluran curam dikenali seperti terjunan kecil atau air
terjun atau segmen saluran terlalu curam yang tidak normal.
3) Apakah tebing menerus terlihat terlalu curam dan runtuh? Saluran
terdegradasi cenderung menghasilkan tebing yang curam yang kemudian
runtuh. Hasil erosi seluruh saluran melebar, dibanding terhadap erosi lokal
diluar tikungan.

104
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

4) Apakah gosong-gosong dan makin menghalus atau makin menjadi kasar?


Saluran terdegradsi mengerosi sedimen pada gosong-gosong, hingga
mereka hilang. Material yang keras yang tahan terhadap erosi akan
tertinggal.
5) Adakah kehilangan penetrasi akar pada tebing? Rendahnya muka air tanah
(water table) dibawah zona akar akan mengganggu daya tahan hidup
(survival) tanaman dan mengurangi struktur tebing dari vegetasi.
6) Adakah aktifitas yang akan menimbulkan degradasi? Kanalisasi pada hulu
atau bangunan bendung umumnya menyebabkan degradasi.
7) Apakah hidrologi daerah pengaliran telah berubah? Penambahan luas
daerah kedap air (impervious) dan mengubah sistem drainase alami dapat
mengubah durasi dan peak (debit puncak) aliran.

1.7.3 Penentuan Tujuan dan Kriteria Desain

Dalam rangka memilih teknik perlindung tebing yang cocok perlu disusun
sejumlah seri kriteria desain yang ditentukan berdasarkan tujuan umum
perlindungan. Kriteria ini harus memperhitungakn resiko dan biaya dan disusun
berdasarkan prioritas relatif yang dimaksudkan untuk menggambarkan (outline)
tujuan pembangunan dan memberikan dasar dalam mengambil keputusan
tentang ukuran spesifik dan komponen teknik perlindungan tebing.

1.7.4 Proses Pemilihan

- Apakah keruntuhan diakibatkan oleh pengaruh lokal (site-based) ataupun


oleh pengaruh bentangan (reach-based) sangat spesifik tiap lokasi, dan
harus dievaluasi sebelum memilih perlindungan yang sesuai.

- Tidak tertutup kemungkinan ditemukan kombinasi dua atau lebih teknik


untuk menghasilkan hasil yang lebih sukses, tergantung dari tujuan yang
ingin dicapai. Memberikan kesempatan untuk mengkombinasikan
beberapa kemungkinn akan memacu kreatifitas dalam mendesain tipe
perlindungan yang baik, sejauh kriteria desain terpenuhi.

105
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.7.5 Memilih Metode Perlindungan

1.7.5.1 Tanpa tindakan

Ketika mengidentifikasikan teknik perlindungan tebing yang sesuai, harus tetap


memikirkan solusi tindakan terbaik dan mungkin adalah “tanpa tindakan” sama
sekali. Setelah mempertimbangkan gaya penyebab erosi pada tebing sungai,
mungkin akan nampak bahwa terlalu susah dan mahal untuk menahan atau
merubah, atau ketidak seimbangan sistem sungai terlalu luas untuk ditanggulangi
secara lokal. Mungkin akan jauh lebih murah jika mengurangi atau
menghilangkan kebutuhan akan perlindungan tebing. Sebagai contoh jika migrasi
saluran sungai mengancam jalan, mungkin akan lebih murah dan mudah untuk
memindahkan jalan tersebut ketempat yang lebih aman dibandingkan dengan
mamasang bangunan pengaman.

1.7.5.2 Penanggulangan erosi toe

Keruntuhan akibat erosi toe umumya akibat berkurangnya tanaman. Untuk itu
solusi yang terbaik adalah dengan mengembalikan tanaman dengan
menanamnya kembali dan memberikan perlindungan pada toe.

1.7.5.3 Penanggulangan gerusan

1) Penyeimbangan diperlukan untuk melindungi lubang gerusan dan juga


mencegah erosi lebih lanjut dengan menggunakan titik kait (achor point).
Anchor point dapat secara alami (pohon, tonjolan batu) atau struktur buatan
manusia (groin terpendam) pada hulu dan hilir peredam energi.

2) Teknik perlindungan kaki (toe) juga dapat digunakan untuk mengatasi


gerusan.

106
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6. 61. Pemasangan anchore point untuk mencegah gerusan lokal


dan menahan pelebaran volume peredam energi (energy sink)

1.7.5.4 Penanggulangan migrasi tikungan dan meander

1) Perlindungan terbaik terhadap perpindahan meander adalah dengan


memindahkan bangunan yang terancam pada daerah sungai yang relatif
lurus di antara tikungan. Di banyak lokasi seperti itu, perlindungan mungkin
tidak diperlukan selama beberapa tahun sebab tikungan memerlukan waktu
untuk bergerak ke suatu lokasi yang dapat mengancam fasilitas bangunan.
Walau demikian, tingkat perpindahan tikungan pada sungai-sungai lainnya
mungkin berada pada tingkat yang tinggi sehingga perlindungan akan
diperlukan setelah beberapa tahun atau setelah terjadi banjir oleh karenanya
harus dipasang pada awal konstruksi.

2) Bangunan pelindung untuk perpindahan meander meliputi bangunan-


bangunan yang:
- melindungi garis tebing yang ada,

- menetapkan garis alir atau alinyemen baru, dan

- mengendalikan dan mengarahkan aliran dalam saluran.

107
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

3) Jenis-jenis bangunan pelindung yang digunakan untuk stabilisasi tebing


dan pengendalian tikungan adalah dinding penahan tebing (revetment),
spur, struktur penghambat (retardance structure), tanggul longitudinal,
dinding pemisah (bulkhead), dan relokasi saluran. Juga, sudetan yang
direncanakan dengan cermat dapat menjadi cara efektif untuk
menanggulangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perpindahan
meander. Bangunan-bangunan ini dapat digunakan secara individual atau
bersamaan untuk mencegah perpindahan meander di lokasi. Beberapa
bangunan pelindung ini juga dapat digunakan untuk erosi tebing akibat
sebab-sebab selain dari perpindahan meander.

1.7.5.5 Penanggulangan saluran berjalin

Bangunan pelindung yang digunakan pada sungai berjalin dan bercabang


umumnya dimaksukan untuk mencegah banyak saluran pada satu saluran.
Kecenderungannya untuk meningkatkan kapasitas transportasi sedimen pada
saluran utama dan mencegah pengendapan pada saluran sekunder.
Penanggulangan ini umumnya berupa tanggul yang dibangun mulai dari tempat
batas banyak saluran ke saluran dimana jembatan di bangun. Tebing pengarah
digunakan pada ujung jembatan dikombinasikan dengan revetment pada lereng
jalan, riprap pada lereng jalan, dan spurs, disusun pada saluran sungai untuk
menanggulangi aliran ke satu saluran.

1.7.5.6 Penanggulangn agradasi

1) Penanggulangan yang dapat digunakan dalam usaha untuk mengurangi


masalah agradasi adalah dengan jalan : pembentukan saluran
(chanelization), kolam runtuhan (debris basin), modifikasi jembatan, dan/atau
pemeliharaan secara menerus, atau kombinasi dari itu semua. Pembentukan
saluran (channalization) diantaranya dengan menggali dan membersihkan
saluran, membangun dam kecil untuk membuat kolam runtuhan, melakukan
pemotongan/sudetan (cutoff) untuk meningkatkan kemiringan lokal,
membangun bendungan pengontrol aliran untuk mengurangi dan mengontrol
108
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

lebar saluran lokal, dan membentuk relief saluran untuk meningkatkan


kapasitas aliran pada jembatan. Kecuali pada kolam runtuhan dan relief
saluran bangunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas
transportasi sedimen pada saluran, sehingga mengurangi atau
menghilangkan masalah agradasi. Sudetan harus direncanakan dengan
mempertimbangkan apakah mereka dapat menyebabkan erosi pada hulu dan
pengendapan pada hilir. Modifikasi jembatan yang paling umum adalah
dengan menambah panjang jembatan atau dengan memperpanjang bentang
dan meningkatkan area aliran efektif dibawah jembatan dengan menaikan
dek jembatan.

2) Program perawatan secara menerus dapat juga berhasil digunakan untuk


mengontrol masalah pada jembatan pada saluran yang teragradasi.
Disejumlah program, sistem pemantau dipasang untuk mensurvey pengaruh
jembatan pada interval yang beraturan. Ketika kedalaman endapan yang
terkumpul belum mencapai kedalaman tertentu, alur alir dibawah jembatan
dikeruk atau dibersihkan dari material yang mengendap. Dalam beberapa
kasus diperlukan pembersihan alur alir dibawah jembatan setelah terjadi
banjir besar. Solusi ini membutuhkan pengawasan dan dedikasi untuk
keberlangsungan perawatan agar mempertahankan kecukupan jalan air
dibawah jembatan. Jika tidak maka itu hanya sebagai solusi sementara saja.
Kolam runtuhan atau saluran yang lebih dalam pada hulu jembatan akan
lebih mudah untuk memeliharanya. Pemeliharaan yang menerus tidak
disarankan jika analisis menunjukan bahwa bangunan penanggulangan lain
dapat lebih praktis.

3) Alternatif mirip program pemeliharaan yang dapat digunakan pada saluran


yang mengalami masalah agradasi secara terus-menerus, adalah dengan
penggalian pasir dan kerikil yang terkontrol dari kolam runtuhan yang
dibangun di hulu lokasi jembatan. Penggunaan alternatif ini akan memerlukan
analisis yang hati-hati untuk menjamin bahwa penggalian kerikil tidak
merusak keseimbangan sedimen dan debit air pada hilir kolam runtuhan
(debris pool). Penggalian yang berlebihan dapat menghasilkan profil hilir
yang terdegradasi, dan berpotensi mempengaruhi jembatan ataupun
bangunan lain.
109
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

4) Berikut ini adalah daftar petunjuk mengenai bangunan penanggulangan


terhadap agradasi :
a. Pembentukan saluran (channelization). Untuk meningkatkan kapasitas
angkut sedimen. Pembentukan saluran harus dipertimbangkan hanya jika
analisis menunjukan bahwa hasil yang diharapkan dapat dicapai.
b. Merubah atau menempatkan kembali jembatan sering diperlukan untuk
mengakomodasikan kedalaman maksimum agradasi.
c. Program pemeliharaan telah terbukti tidak dapat dipercaya, tetapi mereka
memberikan solusi paling irit jika agradasi berasal dari sumber yang
temporal (sewaktu-waktu) atau pada saluran yang kecil dimana
permasalahannya pada besar agradasi yang terbatas.
d. Untuk agradasi pada saluran lebar dan dangkal, spur atau revetment
yang bersifat lentur (flexibel revetment) dapat digunakan dalam
mempertahankan aliran pada bagian yang lebih sempit atau lebih dalam.
e. Penambangan kerikil dan pasir yang terkontrol dapat menjadi solusi yang
terbaik pada kipas alluvial (aluvial fans) dan jembatan lain dengan
masalah yang berat.

1.7.5.7 Penanggulangan degradasi

1. Bangunan penanggulangan digunakan untuk mengontrol degradasi


diantaranya adalah check dams dan pelapisan saluran (channel linning).
Check dams dan bangunan lain yang berfungsi mirip dengan check dams
termasuk diantaranya bangunan terjun (drop structure), dinding yang
dipotong (cutoff wall), dan saluran terjun buatan (drop flume).

2. Pelapisan (linning) saluran dengan beton dan riprap telah terbukti berhasil
untuk menghentikan degradasi. Untuk melindungi lapisan pelapis check dam
dapat diletakan pada akhir hilir untuk menguncinya ke dasar saluran.

3. Erosi tebing adalah jenis bahaya yang umum terjadi pada saluran yang
terdegradasi. Karena dasar terdegradasi, tebing menjadi lebih curam dan
tebing berguna (tergerowong) dan keruntuhan terjadi. Telah diketahui bahwa
110
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

tanggul batu, atau ujung tebing berbatu (rock toe-dikes) memberikan


perlindungan yang paling efektif pada semua bangunan pelindung untuk
menstabilkan tebing baik pada saluran yang sangat dinamis atau secara aktif
terdegradsi.

4. Berikut ini adalah daftar rangkuman yang direkomendasikan serta petunjuk


untuk aplikasi bagi bangunan penangulangan pada jembatan penyeberang
pada saluran yang mengalami degradasi yang telah terjadi:
a. check dams ataupun bangunan terjun adalah teknik yang paling efektif
untuk mencegah degradasi pada sungai kecil atau sedang.
b. Dengan hanya melakukan pelapisan saluran, kemungkinan besar tidak
akan berhasil dalam menanggulangi masalah degradasi.
c. Kombinasi bulkhead dan riprap revetment telah terbukti berhasil
digunakan unuk melindungi abutment dimana kecuraman tebing sungai
mengancam tanah pada lereng.
d. Riprap diatas tebing saluran dan mercu lereng akan gagal jika tidak
diantisipasi pada saat terjadi degradasi.
e. Bantalan batu berkawat (rock and wire mattresses) disarankan untuk
saluran kecil (<30m) sering terjadi (experiencing) instabilitas lateral dan
sedikit atau tdak ada instabilitas vertikal.
f. Tanggul batu longitudinal diletakkan pada ujung bawah (toe) tebing
saluran merupakan penanggulangan yang efektif untuk tebing yang
tergerowong/tergali (caving) pada saluran yang terdegradasi.
Pencegahan untuk mencegah outflanking, seperti bangunan pengikat
(tieback) ke tebing, dapat diperlukan jika pemasangannya terbatas
sampai sekitar jembatan.

1.7.5.8 Memilih metode perlindungan tebing menggunakan matrik


petunjuk pemilihan struktur pengaman tebing

Salah satu yang paling susah tetapi sangat penting dalam proses perencanaan
adalah bagaimana menentukan mekanisme keruntuhan hingga memilih solusi
terbaik. Untuk mempermudah melakukannya bagi beberapa orang dengan

111
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

berbagi pengalaman yang berbeda maka disediakan matrik yang disusun untuk
membantu dalam pemilihan metode yang :

a. cukup dalam menemukan tujuan perlindungan tebing,


b. sesuai dengan memperhatikan pengaruh proses lokal (site-based) dan
proses bentangan sekitar (reach-based),

Matrik berikut (tabel 6.5, 6.6) digunakan untuk membantu mengidentifikasikan


dan memilih teknik perlindungan tebing dan berikut ini adalah bagaimana cara
menggunakan matrik

Matrik 1 Menyaring Bentuk tindakan berdasarkan pada kondisi Lokasi

1. Identifikasikan semua mekanisme yang terjadi pada lokasi anda


berdasarkan pengaruh lokasi (site-based) dan beri tanda cek pada kolom
berlabel "ini terjadi pada lokasi saya" sesuai dengan mekanisme yang
terjadi.
2. Identifikasikan sejumlah teknik perlindungan yang harus dipertimbangkan
dalam memecahkan masalah berdasarkan mekanisme keruntuhan yang
terjadi pada lokasi, jangan lupa mempertimbangkan pilihan "tanpa
tindakan" sebagai solusi.
3. Lihat kekolom tiap mekanisme keruntuhan yang sesuai, dan lingkari
semua teknik dengan tingkat "baik" (jika tidak ada pilihan dengan tingkat
"seimbang"). Teknik Ini mungkin pilihan yang baik bagi lokasi anda.
4. Pada bawah matrik tulis tingkat kesesuaian teknik yang telah anda
lingkari, hal ini menggambarkan teknik yang terbaik yang anda temukan
bagi lokasi anda.
5. Jika ada lebih dari satu mekansime keruntuhan pilih mekanisme yang
dominan dan lakukan langkah 2 dan 3. Berikan pertimbangan yang lebih
besar pada mekanisme dominan dalam memilih teknik penggulangannya.
6. Untuk mengindikasikan metode mana yang cocok dan tidak pada kolom
terakhir beri tanda "C" untuk yang cocok dan "T" untuk yang tidak cocok.
Diperlukan kunjungan kembali ke lapangan untuk menentukan kecocokan
terhadap teknik yang digunakan jika pada pemilhan pertama tidak
menghasilkan teknik yang cocok.

112
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Matrik 2: Menyaring bentuk tindakan berdasarkan pada kondisi bentangan


sekitar.
1. Identifikasikan semua mekanisme yang terjadi pada lokasi anda
berdasarkan pengaruh bentangan sekitar (reach-based) dan beri tanda
cek pada kolom berlabel "ini terjadi pada lokasi saya" sesuai dengan
mekanisme yang terjadi.
2. Dimulai dengan memindahkan baris terakhir matrik 1 yang bertanda C
(pada baris yang berlabel kecocokan tiap teknik) ke baris pertama matrik
2 (pada baris yang berlabel kecocokan tiap teknik dari matrik 1). Pastikan
bahwa pemindahan sesuai dengan tiap teknik yang ada dengan
mengecek ulang.
3. Lakukan langkah 1 sampai langkah 6 seperti pada matrik 1.
4. Pemilihan kecocokan harus mempertimbangkan kedua kondisi, dimana
kecocokan terhadap konsisi pertama (berdasarkan pengaruh lokal) dapat
dilihat pada baris pertama yang dibandingkan baris terakhir pada matrik 3
dan tanda "C" untuk yang cocok dan "T" untuk yang tidak cocok. Seperti
halnya pada matrik 1, diperlukan kunjungan kembali ke lapangan untuk
menentukan kecocokan terhadap teknik yang digunakan jika pada
pemilhan pertama tidak menghasilkan teknik yang cocok.

1.8 Identifikasi dan pemilihan penanggulangan Gerusan Pada


Jembatan

1.8.1 Mekanisame Gerusan Pada Jembatan.

Keberadaan jembatan yang melintasi saluran dapat mempengaruhi kondisi


saluran dan sebaliknya saluran yang dilintasi juga dapat membahayakan
keberadaan jembatan itu sendiri.

113
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Untuk dapat melintasi saluran tersebut umumnya diperlukan struktur penyangga


(pondasi) yang di letakan dalam saluran dan/atau pada tebing sungai. Struktur
jembatan umumnya merubah bentuk hidrolis jembatan dengan mempersempit
saluran asli akibat adanya pondasi ataupun abutment jembatan. Beberapa
masalah yang timbul yang berkaitan dengan keberadaan jembatan yang
melintasi sungai antara lain:

1. Erosi pada pilar dan abutment jembatan. Tingginya kecepatan aliran


akibat penyempitan oleh keberadaan pilar dan/atau embakment jembatan
akan menambah gaya erosi aliran sehingga pilar atau abutment jembatan
akan menerima gaya erosi yang cukup besar. Jika pilar atau abutment tidak
cukup tahan terhadap erosi maka aliran akan menggerus ujung bawah
abutment yang akan mengurangi daya dukung pilar atau abutment dalam
menopang jembatan. Jenis-jenis erosi yang terjadi beserta cara-cara
perhitungannya dijelaskan secara rinci pada subbab 5.6.

2. Degradasi dasar saluran. Kecepatan tinggi aliran juga akan menggerus


dasar saluran, jika gerusan maksimum yang terjadi terlalu besar maka akan
sangat membahayakan jembatan itu sendiri karena elevasi tanah di sekitar
pondasi akan menurun sehingga daya dukung tanah terhadap pondasi juga
akan menurun.

3. Migrasi saluran. Hal ini umunya terjadi pada lokasi jembatan yang dekat
dengan tikungan. Aksi migrasi tikungan seperti yang telah dijelaskan pada
sub-bab sebelumnya, migrasi saluran akan menggeser garis tebing, yang
akan menyebabkan saluran tidak pada posisinya lagi; saluran bisa saja akan
memotong jalan sebelah jembatan.

4. Piping pada abutment. Jika Abutment jembatan tidak kedap (impermeabel)


maka air akan meresap melalu tebing pendekat yang akan menimbulkan
buluh-buluh saluran kecil pada embankment. Aliran buluh ini akan membawa
material tanah di bawah abutment dan hal ini akan membuat abutment
kehilangan kestabilannya.

114
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

1.8.2 Metode Penanggulangan masalah pada jembatan

1.8.2.1 Pengaman gerusan lokal pada pilar jembatan

1.8.2.1.1 Pondasi telapak dengan apron

Pondasi telapak ditempatkan dibawah level terendah gerusan lokal yang telah
diperkirakan berdasarkan perhitungan. Dengan metoda ini gerusan akan tertahan
sampai batas kedalam telapak. Apron dapat dipasang diatas tapak pondasi
dengan tujuan bila gerusan terlalu dalam akan ditahan oleh keberadaan apron.
Apron dapat di buat dari riprap baru ataupun bahan lain yang lebih tahan erosi.

(a)

115
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

(b)
Gambar 6.62 Gerusan lokal pada jembatan di Sungai Komering

Gambar 6.63 Bronjong sebagai pelindung abutment

116
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.
BAHAN AJAR : TEKNOLOGI PENGAMANAN SUNGAI

Gambar 6.51 Struktur pengarah arus (NTT)

1.8.2.1.2 Pondasi telapak dengan turap (bulkhead)

Pondasi telapak dilindungi oleh turap (sheetpile pile keriting) yang dipasang
menyatu dengan pondasi. Dalam pemasangan turap harus mempertimbangkan
kedalaman gerusan lokal yang terjadi dan stabilitas lateral.

1.8.2.1.3 Pondasi tiang dalam

Pilar jembatan dipasang di atas pondasi dalam dari jenis tiang pancang atau
caisson. Dalamnya pemancangan harus mempertimbangkan level terendah
gerusan lokal, dengan demikian kestabilan pilar tetap terjamin.

1.8.2.2 Metode pengamanan gerusan menyeluruh

Cara penanganan gerusan menyeluruh sama dengan cara-cara untuk mengatasi


gerusan pada tebing sungai, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

117
PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK BANGUNAN DI ATAS RAWA
By : Salmani, MS, MT.

Anda mungkin juga menyukai