Anda di halaman 1dari 31

25

BAB III

ANALISA DAN DESAIN SISTEM

III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta

melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes menggunakan

metode Certainty Factor, analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-

masalah dalam pengolahan sistem pakar mendiagnosa herpes dengan

menggunakan metode Certainty Factor dalam menentukan gejala-gejala dari

setiap penyakit agar mudah dalam menentukan penyakit yang menyerang

manusia. Adapun analisis sistem ini meliputi input, proses dan output yang

dijabarkan sebagai berikut :

III.1.1. Analisa Input

Masukan sistem (Input) adalah merupakan data gejala dimasukkan

kedalam sistem untuk diproses. Pada bagian ini, tidak ada yang menjadi masukan

sistem karena sistem yang digunakan adalah dengan cara manual. Biasanya rumah

sakit mengandalkan pengetahuan mereka tentang gejala-gejala dari penyakit

kemudian mengambil kesimpulan.

III.1.2. Analisa Proses

Proses mendiagnosa penyakit yaitu dengan melihat gejala - gejala yang

terjadi pada yang dialami pasien, setelah gejala diketahui maka rumah sakit

menyimpulkan penyakit yang menyerang pasien tersebut.

25
26

III.1.3. Analisa Output

Terdapat analisa output dalam mendiagnosa herpes pada manusia yaitu,

hasilnya berupa data hasil konsultasi.

III.2. Evaluasi sistem yang berjalan

Dalam hal ini sistem yang digunakan belum efektif dikarenakan prosedur

dalam mendiagnosa herpes yang ada masih tergolong manual. Pendiagnosaan

herpes dilakukan dengan melihat gejala – gejala yang terjadi. Masalah yang

ditimbulkan yaitu kurang akuratnya hasil diagnosa. Dengan masalah tersebut

penulis membuat sistem dengan bahasa pemograman VB.Net dengan database

SQL Server.

III.3. Basis Pengetahuan

1. Tabel Penyakit

No Penyakit
P01 Herpes Simpleks Tipe 1
P02 Herpes Simpleks Tipe 2
P03 Herpes Zoster Virus

2. Tabel Gejala

No Gejala
G01 Demam
G02 Terdapat benjolan berisi cairan pada wajah
G03 Terdapat benjolan melepuh pada bibir dan mulut
G04 Merasakan panas dingin pada tubuh
G05 Terdapat gelembung merah pada bagian alat vital
G06 Merasakan perih pada luka pada sekitar
selangkangan
G07 Sering merasa lelah
G08 Sakit kepala
G09 Merasakan gatal-gatal pada bagian tubuh
G10 Nyeri pada syaraf
G11 Mengalami gangguan penglihatan
27

G12 Gangguan pada pendengaran


G13 Mual

3. Tabel Rule Base (Aturan)

G01 G02 G03 G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13
P01 X X X
P02 X X X X X X X
P03 X X X X X

4. Tabel Nilai Rule

Penyakit Gejala MB MD
Demam 0,3 0
Terdapat benjolan berisi cairan pada
Herpes Simpleks 0,6 0
wajah
Tipe 1
Terdapat benjolan melepuh pada
0,8 0
bibir dan mulut
Demam 0,3 0
Merasakan panas dingin pada tubuh 0,4 0
Terdapat gelembung merah pada
0,8 0,2
bagian alat vital
Herpes Simpleks Merasakan perih pada luka pada
0,6 0,4
Tipe 2 sekitar selangkangan
Sering merasa lelah 0,5 0
Sakit kepala 0,4 0
Merasakan gatal gatal pada bagian
0,3 0
tubuh
Demam 0,3 0
Nyeri pada syaraf 0,7 0,1
Herpes Zoster Virus Mengalami gangguan penglihatan 0,6 0,3
Gangguan pada pendengaran 0,7 0,1
Mual 0,2 0
28

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Herpes

G01

G02 G04

G03 G05 G10

Herpes Simpleks
Tipe 1 G06 G11

G07 G12

G08 G13

Herpes Zoster
G09 Virus

Herpes Simpleks
Tipe 2

Gambar III. Pohon Keputusan


29

5. Metode Certainty Factor

CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]

[ ]
MB[h ,e1 ^ e2] = {
[ ] [ ]( [ ])

[ ]
MD[h, e1 ^ e2] = {
[ ] [ ]( [ ])

CF = Certainty Factor dalam hipotesis H yang dipengaruhi oleh fakta E

MB = Measure of Believe, merupakan nilai kenaikan dari kepercayaan

hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E.

MD = Measure of Disbelieve, merupakan nilai kenaikan dari ketidakpercayaan

hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E.

H = Hipotesis (Dugaan)

E = Evidence (Peristiwa/fakta)

Contoh Kasus :

Diketahui seorang pasien mengalami gejala sebagai berikut :

No Gejala
G01 Demam
G02 Terdapat benjolan berisi cairan pada wajah
G03 Terdapat benjolan melepuh pada bibir dan mulut
G04 Merasakan panas dingin pada tubuh
G05 Terdapat gelembung merah pada bagian alat vital
G06 Merasakan perih pada luka pada sekitar
selangkangan
G07 Sering merasa lelah
G08 Sakit kepala
G09 Merasakan gatal-gatal pada bagian tubuh
G10 Nyeri pada syaraf
G11 Mengalami gangguan penglihatan
G12 Gangguan pada pendengaran
G13 Mual
30

Perhitungan Manual :

1. Herpes Simpleks Tipe 1

e1 = Demam (MB = 0,3 | MD = 0)


e2 = Terdapat benjolan berisi cairan pada wajah (MB = 0,6 | MB = 0)
e3 = Terdapat benjolan melepuh pada bibir dan mulut (MB = 0,8 | MD =
0)

Perhitungan MB Herpes Simpleks Tipe 1


Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0,3 + 0,6 * (1 – 0,3) 0,72
e1 ^ e2 ^ e3 0,72 + 0,8 * (1 – 0,72) 0,944
Total MB = 0,944
Perhitungan MD Herpes Simpleks Tipe 1
Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0 0
e1 ^ e2 ^ e3 0 0
Total MD = 0
Maka CF = MB – MD
= 0,944 – 0
= 0,944 * 100
= 94,4 %

2. Herpes Simpleks Tipe 2

e1 = Demam (MB = 0,3 | MD = 0)


e2 = Merasakan panas dingin pada tubuh (MB = 0,4 | MB = 0)
e3 = Terdapat gelembung merah pada bagian alat vital (MB = 0,8 | MD =
0, 2)
e4 = Merasakan perih pada luka pada sekitar selangkangan (MB = 0,6 |
MD = 0,4)
e5 = Sering merasa lelah (MB = 0,5 | MD = 0)
e6 = Sakit kepala (MB = 0,4 | MD = 0)
e7 = Merasakan gatal-gatal pada tubuh (MB = 0,3 | MD = 0)
31

Perhitungan MB Herpes Simpleks Tipe 2


Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0,3 + 0,4 * (1 – 0,3) 0,58
e1 ^ e2 ^ e3 0,58 + 0,8 * (1 – 0,58) 0,916
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 0,916 + 0,6 * (1 – 0,916) 0,9664
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 0,9664 + 0,5 * (1- 0,9664) 0,9832
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 ^ e6 0,9832 + 0,4 * (1 - 0,9832) 0,98992
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 ^ e6 ^ e7 0,98992 + 0,3 *(1 – 0,98992) 0,98992
Total MB = 0,992944
Perhitungan MD Herpes Simpleks Tipe 2
Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0 0
e1 ^ e2 ^ e3 0 + 0,2 * (1 – 0) 0,2
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 0,2 + 0,4 * (1 – 0,2) 0,52
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 0,52 + 0 * (1 – 0,52) 0,52
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 ^ e6 0,52 + 0 * (1 – 0,52) 0,52
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 ^ e6 ^ e7 0,52 + 0 * (1 – 0,52) 0,52
Total MD = 0,52
Maka CF = MB – MD
= 0,992944 – 0,52
= 0,472944 * 100
= 47,29 %

3. Herpes Zoster Virus

e1 = Demam (MB = 0,3 | MD = 0)


e2 = Nyeri pada syaraf (MB = 0,7 | MB = 0,1)
e3 = Mengalami gangguan penglihatan (MB = 0,6 | MD = 0,3)
e4 = Gangguan pada pendengaran (MB = 0,7 | MD = 0,1)
e5 = Mual (MB = 0,2 | MD = 0)
32

Perhitungan MB Herpes Simpleks Tipe 1


Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0,3 + 0,7 * (1 – 0,3) 0,79
e1 ^ e2 ^ e3 0,79 + 0,6 * (1 – 0,79) 0,916
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 0,916 + 0,7 * (1 – 0,916) 0,9748
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 0,9748 + 0,2 * (1 – 0,9748) 0,97984
Total MB = 0,97984
Perhitungan MD Herpes Simpleks Tipe 1
Gejala Perhitungan Manual Nilai
e1 ^ e2 0 + 0,1 * (1-0) 0,l
e1 ^ e2 ^ e3 0,1 + 0,3 * (1- 0,1) 0,37
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 0,37 + 0,1 * (1 – 0,37) 0,433
e1 ^ e2 ^ e3 ^ e4 ^ e5 0,433 + 0 * (1 – 0,433) 0,433
Total MD = 0,433
Maka CF = MB – MD
= 0,97984 – 0,433
= 0,54684 * 100
= 54,68 %

Jadi dapat diketahui pasien mengidap penyakit Herpes Simpleks Tipe 1

dengan persentase terbesar yaitu : 94,4%

III.4 Desain Sistem

Untuk membantu membangun sistem pakar dalam menediagnosa herpes,

penulis mengusulkan pembuatan sebuah sistem dengan menggunakan aplikasi

program yang lebih akurat dan lebih mudah dalam pengolahannya. Dengan

menggunakan VB.Net, database SQL Server, dan menggunakan metode Certainty

Factor dengan merancang sistem dengan menggunakan bahasa pemodelan UML.

III.4.1 Desain Sistem Global

Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu :

1. Perancangan Use Case Diagram

2. Perancangan Class Diagram


33

3. Perancangan Sequence Diagram

4. Perancangan Database

III.4.1.1 Use Case Diagram

Dalam penyusunan suatu program diperlukan suatu model data yang

berbentuk diagram yang dapat menjelaskan suatu alur proses sistem yang akan di

bangun. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode UML yang

dalam metode itu penulis menerapkan diagram Use Case. Maka digambarlah

suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sistem Pakar Diagnosa Herpes Menggunakan Metode


Certainty Factor

Registrasi
Pasien Login

Extends
Data Pakar
Login

include Kelola Data


Rule
Melakukan
Konsultasi
Extends

Kelola Data
Penyakit
Pasien Pakar

Cetak Laporan
Konsultasi Kelola Data
Gejala

Melihat Data Riwayat


Konsultasi
34

Gambar III.1 Use Case Sistem Pakar Mendiagnosa Herpes Menggunakan


Metode Certainty Factor

III.4.1.2 Class Diagram

Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem,

sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut

(metoda/fungsi).

penyakit
Gejala
-kode_gejala * 1 -kode_penyakit rule
-nama
-nama -kode_penyakit
-solusi
+add() 1 1 -gejala
+add() -mb
+update()
+update() -md
+delete()
+delete()
+add()
1 1 +update()
+delete()

1
1
1
ModuleKoneksi
1

1 +openKoneksi()
+closeKoneksi()
1 1
1 Pasien
-kode_pasien
-nama
1 -jenis_kelamin
1 -alamat
Konsultasi 1 -usia
Pakar -kode_konsultasi +add()
-kode_pakar -tanggal +update()
-username -kode_pasien * +delete()
-password -persentase
+add() +add()
+update() +update()
+delete() +delete()

Gambar III.2 Class Diagram Sistem Pakar Mendiagnosa Herpes

Menggunakan Metode Certainty Factor


35

III.4.1.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan perilaku pada sebuah skenario,

diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang

diletakkan diantara objek – objek ini di dalam use case, berikut gambar sequence

diagram :

a. Sequence Input Data Pakar

Form Utama Form Pakar Proses Tabel Pakar

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
Pakar ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.3 Sequence Diagram Input Data Pakar

b. Sequence Proses Data Rule


36

Form Utama Form Rule Proses Tabel Rule

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
rule ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.4 Sequence Diagram Proses Data Rule

c. Sequence Proses Data Gejala

Form Utama Form Gejala Proses Tabel Gejala

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
gejala ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.5 Sequence Diagram Proses Data Gejala

d. Sequence Proses Data Konsultasi


37

Form Tabel
Form Utama Proses
Konsultasi Konsultasi

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
konsultasi ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.6 Sequence Diagram Proses Data Konsultasi

e. Sequence Proses Data Riwayat Konsultasi

Form Utama Form Riwayat Konsultasi Proses Tabel Riwayat Konsultasi

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
Riwayat konsultasi ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.7 Sequence Diagram Proses Data Riwayat Konsultasi

f. Sequence Proses Data Pasien


38

Form Utama Form Pasien Proses Tabel Pasien

Pakar Tampilkan Fom ()

Menu ()

click form
pasien ()

tambah data ()

Koneksi()

edit data ()

Koneksi()

hapus data()

Koneksi()

tutup form ()

Gambar III.8 Sequence Diagram Proses Data Pasien

III.4.1.4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam

sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, Decision

yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga

dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa

eksekusi.

1. Activity Diagram Form Input Data Login

Activity diagram form input data login dapat dilihat pada gambar dibawah

ini, sebagai berikut :


39

Login Username & Password

Invalid Cek Validation

Valid

Login

Gambar III.9 Activity Diagram Halaman Login

2. Activity Diagram Form Input Data Pakar

Activity diagram form input data pakar dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

sebagai berikut :

Mulai

Tampil Form Pakar

Ya Baru Tidak Edit ? tidak

Input Data Pakar


ya

Ubah Data Hapus ?

ya

ya Simpan ? tidak

Simpan Hapus Data


Batal tidak

Gambar III.10 Activity Diagram Form Input Data Pakar


40

3. Activity Diagram Form Input Data Rule

Activity diagram form input data rule dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

sebagai berikut :

Mulai

Tampil Form Data Rule

Ya Baru Tidak Edit ? tidak

Input Data Rule


ya

Ubah Data Hapus ?

ya

ya Simpan ? tidak

Simpan Hapus Data


Batal tidak

Gambar III.11 Activity Diagram Form Input Data Rule

4. Activity Diagram Form Input Data Gejala

Activity diagram form input data gejala dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

sebagai berikut :
41

Mulai

Tampil Form Gejala

Ya Baru Tidak Edit ? tidak

Input Data Gejala


ya

Ubah Data Hapus ?

ya

ya Simpan ? tidak

Simpan Hapus Data


Batal tidak

Gambar III.12 Activity Diagram Form Input Data Gejala

5. Activity Diagram Form Input Data Konsultasi

Activity diagram form input data konsultasi dapat dilihat pada gambar

dibawah ini, sebagai berikut :

Mulai

Tampil Form Konsultasi

Ya Baru Tidak Edit ? tidak

Input Data Konsultasi


ya

Ubah Data Hapus ?

ya

ya Simpan ? tidak

Simpan Hapus Data


Batal tidak

Gambar III.13 Activity Diagram Form Input Data Konsultasi


42

6. Activity Diagram Form Input Data Pasien

Activity diagram form input data Pasien dapat dilihat pada gambar

dibawah ini, sebagai berikut :

Mulai

Tampil Form Hasil Konsultasi

Ya Baru Tidak Edit ? tidak

Input Data Hasil Konsultasi


ya

Ubah Data Hapus ?

ya

ya Simpan ? tidak

Simpan Hapus Data


Batal tidak

Gambar III.14 Activity Diagram Form Input Data Pasien

III.4.2. Desain Sistem Detail

Desain sistem detail dari sistem pakar mendiagnosa herpes adalah

sebagai berikut:

III.4.2.1. Desain Output

Desain sistem ini berisikan pemilihan menu dan hasil pencarian yang

telah dilakukan. Adapun bentuk rancangan output dari sistem pakar mendiagnosa

herpes ini adalah sebagai berikut :

1. Rancangan Output Laporan Konsultasi


43

Rancangan output laporan konsultasi berfungsi menampilkan data – data hasil

konsultasi oleh pasien. Adapun rancangan output laporan konsultasi dapat dilihat

pada gambar dibawah ini sebagai berikut :

Header

Date

Isi

Footer

Gambar III.15 Rancangan Output Laporan Konsultasi

III.4.2.2. Desain Input

Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih

memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan

cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan.

Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut :

1. Perancangan Input Form Login


44

Perancangan input form login berfungsi untuk verifikasi pakar yang berhak

menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada Gambar

III.18 sebagai berikut :

Login

Username :
Password :

Gambar III.16 Rancangan Input Form Login

2. Rancangan Input Form Utama

Rancangan input form utama berfungsi untuk menampilkan tampilan utama

dari user interface. Adapun rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar

dibawah ini, sebagai berikut :

Herpes Expert System

Halaman Pakar Login Pakar Halaman Pasien

Gambar

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Herpes


Menggunakan Metode Certainty Factor
45

Gambar III.17 Rancangan Input Form Menu Utama

3. Rancangan Form Data Pakar

Perancangan form data pakar merupakan form untuk penyimpanan data –

data pakar. Adapun bentuk form data pakar dapat dilihat pada gambar dibawah

ini, sebagai berikut :

Form Pakar

Baru Simpan Edit Hapus

Kode Pakar Username Password

Kode Pakar :
Username :
Password :

Gambar III.18 Rancangan Form Data Pakar

4. Rancangan Form Rule

Perancangan form rule merupakan form untuk membuat rule yang nantinya

digunakan dalam proses diagnosa. Adapun bentuk form rule dapat dilihat pada

gambar dibawah ini, sebagai berikut :


46

Form Rule

Nama Penyakit : Xxxxxxxxxxxx Tambah Hapus

Nama Gejala MB MD

XXXXXXXXXXXXX 999999999 999999999

XXXXXXXXXXXXX 999999999 999999999

XXXXXXXXXXXXX 999999999 999999999

Gambar III.19 Rancangan Form Rule

5. Rancangan Input Form Input Data Gejala

Perancangan form input data gejala merupakan form untuk penyimpanan

data – data gejala. Adapun bentuk form input data gejala dapat dilihat pada

gambar dibawah ini, sebagai berikut :

Form Gejala

Baru Simpan Edit Hapus

ID Gejala Nama Gejala

Kode Gejala :
Nama :

Gambar III.20 Rancangan Input Form Input Data Gejala

6. Rancangan Form Konsultasi


47

Perancangan form data konsultasi merupakan form untuk pasien melakukan

konsultasi dengan memasukkan gejala-gejala yang ada. Adapun bentuk form

konsultasi dapat dilihat pada Gambar III.28 Sebagai berikut :

Form Konsultasi

Nama Pasien :

Masukkan Gejala

Gejala

XXXXXXXX

XXXXXXXX

XXXXXXXX

Cetak Laporan

Herpes Simpleks Tipe 1 86%

Solusi :

Operasi

Gambar III.21 Rancangan Form Konsultasi

7. Rancangan Form Data Pasien

Perancangan form input data pasien merupakan form untuk penyimpanan

data – data pasien. Adapun bentuk form data pasien dapat dilihat pada gambar

dibawah ini, sebagai berikut :


48

Form Pasien

Kode Pasien :
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Telp :

Daftar

Gambar III.22 Rancangan Input Form Data Pasien

8. Rancangan Form Riwayat Konsultasi

Perancangan form riwayat konsultasi merupakan form untuk menyimpan data

– data riwayat konsultasi pasien. Adapun bentuk form riwayat konsultasi dapat

dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut :

Form Riwayat Konsultasi

ID Konsultasi Nama Pasien Hasil Persentase

9999999999999 XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX 9999999999

9999999999999 XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX 9999999999

9999999999999 XXXXXXXXXX XXXXXXXXXX 9999999999

Gambar III.23 Rancangan Form Riwayat Konsultasi

9. Rancangan Form Data Penyakit

Perancangan form data penyakit merupakan form untuk memasukan kode

penyakit dan nama pasien. Adapun bentuk form data penyakit dapat dilihat pada

gambar dibawah ini, sebagai berikut :


49

Form Penyakit

Baru Simpan Edit Hapus

ID Penyakit Nama Solusi

Kode Panyakit :
Nama :
Solusi :

Gambar III.24 Rancangan Form Data Penyakit

III.4.2.2. Perancangan Database

III.4.2.2.1. Kamus data (Data Dictionaries)

Kamus data merupakan suatu daftar terorganisasi tentang komposisi

elemen data, aliran data dan data store yang digunakan. Pengisian data dictionary

dilakukan setiap saat selama proses pengembangan berlangsung, ketika diketahui

adanya data atau saat diperlukan penambahan data item ke dalam sistem. Berikut

kamus data dari sistem pakar mendiagnosa herpes yaitu :

1. gejala = kode_gejala + gejala + pertanyaan + mb + md +cf

2. rule = kode_penyakit + gejala + cf

3. konsultasi = kode_konsultasi + tanggal + kode_pasien + persentase

4. pakar = kode_pakar + username + password


50

5. pasien = kode_pasien + nama + jenis_kelamin + alamat + usia

III.4.2.2.2. Desain Tabel / File

Perancangan struktur database adalah untuk menentukan file database

yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini dirancang dengan

menggunakan database SQL Server.

Berikut adalah desain database dan tabel dari sistem yang dirancang :

1. Tabel Pakar

Nama Database : PakarHerpes

Nama Tabel : Pakar

Primary Key :-

Tabel III.1 Tabel Pakar


Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kode_pakar Varchar 50 *Kode Pakar
username Varchar 30 Username
password Varchar 15 Password

2. Tabel Nilai Rule

Nama Database : PakarHerpes

Nama Tabel : nilai_rule

Primary Key : kode_nilai

Foreign Key :-

Tabel III.2 Tabel Nilai Rule


Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kode_penyakit Varchar 50 *Kode Penyakit
gejala Varchar 50 Data Gejala
cf Real - Nilai CF
51

3. Tabel Gejala

Nama Database : PakarHerpes

Nama Tabel : gejala

Primary Key : kode_gejala

Tabel III.3 Tabel Gejala


Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kode_gejala Varchar 10 *Kode Gejala
nama_gejala Varchar 50 Nama Gejala
pertanyaan Text - Pertanyaan
mb Real - Measure Believe
md Real - Measure Disbelieve
cf Real - Certainty Factor

4. Tabel Konsultasi

Nama Database : PakarHerpes

Nama Tabel : konsultasi

Primary Key : kode_konsultasi

Foreign Key : kode_pasien

Tabel III.4 Tabel Konsultasi


Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kode_konsultasi Varchar 10 *Kode Konsultasi
tanggal Date - Tanggal Konsultasi
kode_pasien Varchar 50 Kode Pasien
persentase Varchar 50 Persentase

5. Tabel Pasien

Nama Database : PakarHerpes

Nama Tabel : pasien

Primary Key : kode_pasien

Foreign Key :-
52

Tabel III.5 Tabel Pasien


Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kode_pasien Varchar 50 *Kode Pasien
nama Varchar 50 Nama Pasien
alamat Varchar 50 Alamat
jenis_kelamin Varchar 50 Jenis Kelamin
usia Varchar 50 Usia Pasien

III. 4.2.2.3. ERD (Entity Relationship Diagram) / Relasi Antar Tabel

Setelah merancang database maka dapat dibuatkan relasi antar tabel

sebagai kebutuhan data. Relasi ini menggambarkan hubungan antara satu tabel

dengan tabel yang lain. Apakah hubungan satu dengan satu, satu dengan banyak

dan banyak dengan banyak. Adapun relasi antar tabel dapat ditunjukkan pada

gambar dibawah ini, sebagai berikut :


53

Kode_penyakit Kode_gejala

gejala Nama_gejala
Rule 1 memiliki M Gejala

cf 1
M

Menentukan

Dimiliki

1 Kode_pasien

Kode_pakar M
nama
Pakar
username Pasien
jenis_kelamin

password
alamat M

usia

Melakukan

Konsultasi

persentase
tanggal

Kode_pasien
Kode_konsultasi

Gambar III.25 Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Pakar


Mendiagnosa Herpes Menggunakan Metode Certainty Factor

III.4.2.2.4. Normalisasi

Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika

basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data,

tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standart untuk


54

menghasilkan struktur tabel yang normal. Bentuk-bentuk normalisasi pada

rancangan database adalah sebagai berikut :

1. Tabel Pakar

Tabel Pakar memiliki atribut: kode_pakar, username, password. Melihat

struktur tabel tersebut tidak ada redundansi sehingga sudah memenuhi

bentuk normalisasi pertama (1NF).

2. Tabel Penyakit

Tabel penyakit memiliki atribut: kode_penyakit, nama_penyakit. Melihat

struktur tabel tersebut tidak ada redundansi sehingga sudah memenuhi

bentuk normalisasi pertama (1NF).

3. Tabel Gejala

Tabel gejala memiliki atribut: kode_gejala, nama_gejala. Melihat struktur

tabel tersebut tidak ada redundansi sehingga sudah memenuhi bentuk

normalisasi pertama (1NF).

4. Tabel Konsultasi

Tabel konsultasi memiliki atribut: kode_konsultasi, tanggal, kode_pasien,

hasil dan nilai_Certainty Factor. Melihat struktur tabel tersebut tidak ada

redundansi sehingga sudah memenuhi bentuk normalisasi pertama (1NF).

5. Tabel Pasien

Tabel pasien memiliki atribut: kode_pasien, nama, jenis_kelamin, alamat,

dan usia. Melihat struktur tabel tersebut tidak ada redundansi sehingga

sudah memenuhi bentuk normalisasi pertama (1NF).


55

Jadi, dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa rancangan tabel pada database

sudah normal. Artinya sistem akan melakukan aktifitasnya sesuai dengan yang

telah ditargetkan sebelumnya karena tidak ada redundansi atau duplikasi data.

Anda mungkin juga menyukai