BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1. Kode Etik Penyuluh Keluarga Berencana yang disingkat Kode Etik Penyuluh KB ialah
aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Penyuluh KB dalam melaksanakan
tugas profesi sebagai Penyuluh KB.
2. Pedoman Tingkah Laku Penyuluh KB ialah penjabaran dari kode etik profesi Penyuluh KB
yang menjadi pedoman bagi Penyuluh KB Indonesia, baik dalam menjalankan tugas
profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran maupun dalam pergaulan
sebagai anggota masyarakat yang harus dapat memberikan contoh dan suri tauladan
dalam kepatuhan dan ketaatan kepada hukum.
3. Dewan Kehormatan adalah alat kelengkapan organisasi yang dibentuk oleh Pengurus
Pusat Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia, Pengurus Daerah IPeKB Indonesia dan
Pengurus Cabang IPeKB Indonesia yang bertugas untuk melakukan pembinaan,
bimbingan, pengawasan, pemeriksaan dan pengambilan keputusan atas dugaan
pelanggaran ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai
kaitan dengan kepentingan masyarakat secara langsung.
4. Azas pengabdian ialah prinsip-prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Penyuluh KB
dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Halaman
1
BAB II
PEDOMAN TINGKAH LAKU
Pasal 3
Sifat-Sifat Penyuluh KB
Pasal 4
Sikap Penyuluh KB
Halaman
2
3. Terhadap mitra/instansi lain/stakeholder:
a. membina relasi yang baik;
b. menciptakan suasana kerja sama yang kondusif saling menghargai dan
menghormati;
c. harus mempunyai sikap sebagai seorang mitra yang baik;
d. memelihara sikap kekeluargaan terhadap mitra; dan
e. memberi contoh kedisiplinan.
4. Terhadap masyarakat:
a. menghormati dan menghargai orang lain;
b. tidak sombong dan tidak mau menang sendiri;
c. hidup sederhana; dan
d. memberi teladan yang baik bagi masyarakat.
BAB III
ETIKA KELEMBAGAAN
Pasal 5
Setiap Penyuluh KB wajib menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan organisasi dengan
menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.
Pasal 6
1. Setiap Penyuluh KB mematuhi kode etik organisasi dan bertindak disiplin berdasarkan
aturan yang berlaku,
2. Setiap Penyuluh KB dalam menjalankan tugas wajib mentaati norma hukum yang
berlaku dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah yang diberikan pada instansi
pembina,
3. Setiap Penyuluh KB dalam melaksanakan tugas tidak boleh dipengaruhi dan/atau
diintervensi oleh siapapun.
Pasal 7
Halaman
3
2. Dalam pengambilan keputusan boleh berbeda pendapat sebelum diputuskan pimpinan
dan setelah diputuskan semua anggota harus tunduk pada keputusan tersebut.
3. Keputusan pimpinan diambil setelah mendengar semua pendapat dari unsur-unsur yang
terkait, bawahan dan teman sejawat, kecuali dalam situasi mendesak.
Pasal 8
Setiap Penyuluh KB senantiasa menampilkan rasa setia kawan dengan sesama anggota
sebagai ikatan batin yang tulus atas dasar kesadaraan bersama akan tanggung jawabnya
sebagai salah satu pilar keutuhan bangsa Indonesia, dengan menjunjung tinggi prinsip-
prinsip:
1. menyadari sepenuhnya sebagai perbuatan tercela apabila meninggalkan kawan yang
dalam melaksanakan tugas sedangkan keadaan memungkinkan untuk memberikan
bantuan;
2. merupakan teladan bagi seorang Penyuluh KB untuk membantu kesulitan masyarakat;
3. merupakan kewajiban norma bagi seorang Penyuluh KB untuk menunjukkan rasa
hormat dengan tulus kepada masyarakat, organisasi, dan instansinya;
4. Menyadari sepenuhnya bahwa Penyuluh KB akan lebih terhormat apabila menunjukkan
sikap menghargai sepadan dengan sejawatnya; dan
5. Merupakan sikap terhormat apabila mampu menahan diri untuk tidak menyampaikan
dan menyebarkan rahasia pribadi, kejelekan teman atau keadaan di dalam lingkungan
tempat kerja Penyuluh KB kepada orang lain atau khalayak umum.
BAB IV
PENEGAKAN KODE PERILAKU ETIK PROFESI
Pasal 9
Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Penyuluh KB dikenakan sanksi moral berupa:
1. perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela dengan kewajiban pelanggar
untuk menyatakan penyesalan atau meminta maaf secara terbatas ataupun secara
terbuka;
2. kewajiban pelanggar untuk mengikuti pembinaan ulang profesi; dan
3. pelanggar dinyatakan tidak layak lagi untuk menjalankan profesi Penyuluh KB.
Pasal 10
1. Pemeriksaan atas pelanggaran Kode Etik Profesi Penyuluh KB dilakukan oleh Dewan
Kehormatan Penyuluh KB,
2. Keputusan Sidang Dewan Kehormatan Kode Etik Penyuluh KB berupa rekomendasi
kepada atasan langsung Penyuluh KB yang bersangkutan,
Halaman
4
3. Penegakan Kode Etik Penyuluh KB tidak menghapus proses tindak pidana yang dilakukan
oleh Penyuluh KB.
Pasal 11
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, diatur lebih lanjut mengenai tata cara
Sidang Majelis Kehormatan Kode Etik Profesi Penyuluh KB.
BAB V
DEWAN KEHORMATAN
Pasal 12
Pasal 13
Halaman
5
Pasal 14
Tugas dan Wewenang
Pasal 15
Sanksi
Sanksi yang dapat direkomendasikan Dewan Kehormatan kepada DPP IPeKB adalah:
1. teguran;
2. pemberhentian sementara (Schorsing) dari keanggotaan IPeKB; dan
3. pemberhentian (Onzetting) sebagai anggota IPeKB.
Pasal 16
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan terhadap anggota yang dituduh melanggar Kode Etik dilakukan secara
tertutup.
2. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-Iuasnya kepada anggota yang
diperiksa untuk melakukan pembelaan diri.
3. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh seorang atau lebih dari anggota
yang ditunjuk oleh yang bersangkutan atau yang ditunjuk organisasi.
4. Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh
semua anggota Dewan Kehormatan dan yang diperiksa.
Pasal 17
Keputusan
Halaman
6
Keputusan Dewan Kehormatan PKB, diambil sesuai dengan tata cara pengambilan putusan
dalam Dewan kehormatan PKB.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 18
Kode Etik ini mulai berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Nasional (MUNAS) IPeKB dan
merupakan satu-satunya Kode Etik Profesi PKB yang berlaku bagi seluruh PKB di Indonesia.
Halaman
7