Anda di halaman 1dari 4

Resume Upaya promosi kesehatan pada tingkat disability limitation

KELOMPOK 4
1. Ratu Syifa Maftuuhah (P3.73.20.1.19.066)
2. Retno Afriyani (P3.73.20.1.19.067)
3. Ririn Antika (P3.73.20.1.19.068)
4. Rudi Ferdinan M (P3.73.20.1.19.069)
5. Saranita GPW (P3.73.20.1.19.070)
6. Septiah Lestari (P3.73.20.1.19.071)
7. Silmi Kaffah Brotojoyo (P3.73.20.1.19.072)
8. Siti Kamilah (P3.73.20.1.19.073)
Dosen Pengajar: Indriana Rahmawati, S.Kp.,M.Si.,MTD (HE)
Pengertian Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang
telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta
mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.
Tujuan dari disability limitation:
1. penyakit yang diderita tidak tambah parah lagi
2. penderita tidak meninggal dunia
3. penderita tidak cacat yang menetap
4. penyakit yang diderita tidak menjadi penyakit yang menaun (tahunan)
Sasaran penderitanya telah mengalami sakit dan bahkan kadang-kadang telah sakit berat.
Upaya kegiatan yang dapat dilakukan pengobatan secara tepat dan tertib, tindakan kedokteran
secara khusus misal amputasi yang disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan sosial
penderitanya.
Contoh Upaya Pada Tingkat Disability Limitation:
1. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan –
gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.
3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.
4. Peningkatan kesejahteraan penyandang disabilitas, yang dilaksanakan melalui kesamaan
kesempatan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
5. Mengusahakan pengurangan-pengurangan beban non medis (sosial)pada penderita untuk
memungkinkan meneruskan pengobatan dan perawatannya
6. Kegiatan yang dapat dilakukan pengobatan secara tertib dan tetap,tindakan kedokteran
secara khusus misalnya amputasi yang disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan sosial
penderita nya
7. Serangan otak stroke, atau stroke, merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia.
Dengan kecacatan yang berkepanjangan dan kemungkinan terkena serangan stroke ulang
yang cukup tinggi, bisa sampai 25 persen, maka pemeliharaan insan pasca stroke, atau
seseorang yang pernah terkena stroke, menjadi sangat penting
8. Terapi kerja (work therapy) bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien
yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas
mengerjakan sasaran yang terseleksi(okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu
pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
9. Salah satu contoh dari disability limitation ini adalah apabila seorang terserang penyakit
meningitis dan sakitnya sudah lama diderita dan salah satu pengobatannya adalah dengan
terapi agar penderita penyakit meningitis ini tidak cacat yang menetap
10. Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh1
pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok
tentara,termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon
tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan
untukkepentingan tertentu
11. Penyaringan (screening ) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang
secara klinis belum tampak gejala pada penduduksecara umum atau pada kelompok
risiko tinggi
12. Surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan
terus"menerus untukmendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam
masyarakat,termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi
13. Treatment khusus (pemberian cairan oral rehidrasi dan pemberian antibiotik)
14. Pada pasien kusta melakukan pemeliharaan dan perawatan kulit, proteksi tangan dan kaki
serta latihan fisioterapi.
15. Pada pasien jantung koroner : periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, diet
dengan gizi seimbang, hindari asap rokok dan zat karsinogenik
16. Semua pasien HIV dilakukan pencegahan sekunder dengan mengkonsumsi obat
Antiretroviral (ARV) untuk menekan pertumbuhan virus HIV sehingga tidak mencapai
tahap AIDS. Oleh karena itu penderita HIV bisa memiliki usia produktivitas lebih lama
17. Mencari kasus sedini mungkin.
18. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan
darah, rontgent paru, general ceck up pada setiap individu.
19. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
20. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
21. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
22. Melakukan berbagai survey (survey sekolah, rumah tangga) & pemberantasan penyakit
menular
23. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar arah penyakit tidak
sebaliknya menjurus kepada stadium komplikasi
24. Pencegahan terhadap komplikasi maupun cacat setelah sembuh
Daftar pustaka

Balun, M. D. (2013). Contoh Kasus dari 5 Level of Prevention. Retrieved from


https://www.academia.edu/5761514/5_level_of_prevention
Gov., J. a. (2018, Januari 23). Slide Share. Retrieved from
https://www.slideshare.net/AbhishekJoshi151/levels-of-prevention-86567284
Najmah, S. M. (2016). Epidemilogi Penyakit Menular. Palembang: Universitas Sriwijawa.
Prasetyo, A. P. (2020). Medikora. MEDIKORA, 80.

Anda mungkin juga menyukai