Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KEDUA

MAKALAH
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh:

Rahmi Laila (19175013)

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Asrizal, M.Si
Dr. Fatni Mufit, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Daring pertama Pengembangan Model
Pembelajaran Fisika. Makalah ini merupakan individu dari mata kuliah
pengembangan pembelajaran terintegrasi.Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh nilai pada studi
Magister Pendidikan Fisika FMIPA UNP.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui
kendala. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis pertama kali
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Bapak Dr. Asrizal, M.Si
dan Ibu Dr. Fatni Mufit, M.Si. Rasa terima kasih juga kami tuturkan
kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga
makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, Maret 2020

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan......................................................................................4
BAB II. LANDASAN TEORI...........................................................................5
A. Pengertian Famili Model Pembelajaran.....................................................5
B. Dasar Menyusun Famili Model Pembelajaran...........................................6
C. Famili Pengolahan Informasi dari Model Pembelajaran............................6
1. Pengertian ............................................................................................6
2. Penekanan dari Model..........................................................................6
3. Dasar filosofis dan teori belajar dari famili model...............................6
4. Karakteristik dari family model pembelajaran.....................................6
5. Contoh model pembelajaran dan Deskripsi Singkat............................7
D. Famili Personal dari Model Pembelajaran.................................................9
1. Pengertian ...........................................................................................9
2. Penekanan dari Model.........................................................................9
3. Dasar filosofis dan teori belajar dari famili model..............................9
4. Karakteristik dari family model pembelajaran....................................10
5. Contoh model pembelajaran dan Deskripsi Singkat...........................10
E. Famili Sosial dari Model Pembelajaran.....................................................13
1. Pengertian ...........................................................................................13
2. Penekanan dari Model.........................................................................13
3. Dasar filosofis dan teori belajar dari famili model..............................14
4. Karakteristik dari family model pembelajaran....................................14
5. Contoh model pembelajaran dan Deskripsi Singkat...........................15

i
F. Famili Perubahan Perilaku dari Model Pembelajaran................................17
1. Pengertian ...........................................................................................17
2. Penekanan dari Model.........................................................................17
3. Dasar filosofis dan teori belajar dari famili model..............................18
4. Karakteristik dari family model pembelajaran....................................18
5. Contoh model pembelajaran dan Deskripsi Singkat...........................18
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................23
BAB IV. PENUTUP...........................................................................................25
A. Kesimpulan.................................................................................................25
B. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

ii
DAFTAR TABEL
A. Sintak pada Scientifik Inquiry Model.........................................................8
B. Sintak pada Model Classroom Meeting.....................................................11
C. Sintak pada Model Kooperatif....................................................................15
D. Sintak pada Model Simulasi.......................................................................18

DAFTAR GAMBAR
A. Pengaruh scientifik inquiry model.............................................................9
B. Pengaruh pada model classroom meeting..................................................13
C. Pengaruh pada model kooperatif................................................................17
D. Pengaruh pada Model Simulasi..................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-
komponen sistem pembelajaran. Learning is a process of active construction; that
learning is a social phenomenon, as well as an individual experience; and that
learner differences are resources, not obstacles. Pembelajaran memiliki makna
luas dari istilah pengajaran. Kata pengajaran mengandung makna bahwa kegiatan
atau prosesnya hanya ada di dalam konteks pengajar dan pembelajar di kelas
secara formal, kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks pengajar dan
pembelajar di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar
yang tidak dihadiri oleh pengajar secara fisik. Di dalam kata pembelajaran
ditekankan bahwa kegiatan belajar pembelajar melalui usaha-usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar proses belajar
mengajar dapat terlaksana.
Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam
implementasi kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
pembelajaran, dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut seorang pengajar sudah
seharusnya mengetahui bagaimana membuat kegiatan pembelajaran berjalan
dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran Untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu inovasi untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar.
Dalam mengembangkan model-model pembelajaran, seorang pengajar harus tahu
apakah yang dimaksud dengan model pembelaran, dan pol-pola apa pembelajaran
yang ada, kemudian apakah ciri-ciri model pembelajaran yang dapat diterima
secara umum, serta bagaimana menerapkan model-model pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar.
Berkaitan dengan model apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai

1
model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang di kemukakan oleh
Joyce and Weil (2009) adalah model famili, dimana model ini dibagi menjadi
empat kelompok. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada
guru untuk dapat memilah, memilih, dan menetapkan dengan tepat model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan peneliti teliti yang didasarkan atas
latar belakang yang telah diuraikan. Perumusan masalah disini terkait dengan
jurnal yang akan di analisis. Sebagai perumusan masalah dalam penelitian ini,
1. Apa pengertian famili model pembelajaran?
2. Apa dasar menyusun famili model pembelajaran?
3. Apa pengertian dari model pengolahan informasi?
4. Bagaimana penekanan dari model pengolahan informasi?
5. Bagaimana dasar filosofis dan teori belajar model pengolahan informasi?
6. Bagaimana karakteristik dari model pengolahan informasi?
7. Bagaimana contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
pembelajaran pengolahan informasi?
8. Apa pengertian model personal?
9. Bagaimana penekanan dari model personal?
10. Bagaimana dasar filosofis dan teori belajar model personal?
11. Bagaimana karakteristik dari model personal?
12. Bagaimana contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
pembelajaran model personal?
13. Apa pengertian model interaksi sosial?
14. Bagaimana penekanan dari model interaksi sosial?
15. Bagaimana dasar filosofis dan teori belajar dari model interaksi sosial?
16. Bagaimana karakteristik dari model interaksi sosial?
17. Bagaimana contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
interaksi sosial?

2
18. Apa pengertian model perubahan perilaku?
19. Bagaimana penekanan dari model perubahan perilaku?
20. Bagaimana dasar filosofis dan teori belajar dari model perubahan perilaku?
21. Bagaimana karakteristik dari model perubahan perilaku?
22. Bagaimana contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
interaksi sosial?

C. Tujuan Penulisan
Setiap kegiatan penelitian pastinya memiliki tujuan yang akan dicapai oleh
peneliti. Tujuan penelitian merupakan arahan dalam melakukan suatu penelitian,
sehingga penelitian akan berjalan dengan baik apabila memiliki tujuan yang jelas.
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas sbb:
1. Untuk mengetahui pengertian famili model pembelajaran
2. Untuk mengetahui dasar menyusun famili model pembelajaran
3. Untuk mengetahui pengertian dari model pengolahan informasi
4. Untuk mengetahui penekanan dari model pengolahan informasi
5. Untuk mengetahui dasar filosofis dan teori belajar model pengolahan
informasi
6. Untuk mengetahui karakteristik dari model pengolahan informasi
7. Untuk mengetahui contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
model pengolahan informasi
8. Untuk mengetahui pengertian dari model personal
9. Untuk mengetahui penekanan dari model personal
10. Untuk mengetahui dasar filosofis dan teori belajar model personal
11. Untuk mengetahui karakteristik dari model personal
12. Untuk mengetahui contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
model personal
13. Untuk mengetahui pengertian dari model interaksi sosial
14. Untuk mengetahui penekanan dari model interaksi sosial
15. Untuk mengetahui dasar filosofis dan teori belajar model interaksi sosial
16. Untuk mengetahui karakteristik dari model interaksi sosial

3
17. Untuk mengetahui contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
model interaksi sosial
18. Untuk mengetahui pengertian dari model perubahan perilaku
19. Untuk mengetahui penekanan dari model perubahan perilaku
20. Untuk mengetahui dasar filosofis dan teori belajar model perubahan
perilaku
21. Untuk mengetahui karakteristik dari model perubahan perilaku
22. Untuk mengetahui contoh model pembelajaran dan deskripsi singkat model
model perubahan perilaku

D. Manfaat Penulisan
Setiap kegiatan penelitian pastinya memiliki tujuan yang akan dicapai oleh
peneliti. Tujuan penelitian merupakan arahan dalam melakukan suatu penelitian,
sehingga penelitian akan berjalan dengan baik apabila memiliki tujuan yang jelas.
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi pembaca dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan.
2. Bagi mahasiswa dapat membantu memahami pengembangan dan
pemanfaatan bahan ajar cetak.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Program Studi Magister Pendidikan Fisika Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Famili Model Pembelajaran


Dorin dalam e-learning (Mudur, 2005:2) A model is a mental pictures that
helps us understand something we cannot see or experience directly. Tyler (1986)
dalam (Mulyasa, 2013) yang mengemukakan bahwa belajar adalah “...interaction
between the leamer and the external condition “.Model pembelajaran adalah
pedoman atau rangkaian strategi, pedekatan pembelajaran berdasarkan pengajar
(NC State University, 2006). Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka didalam kelas
atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materil-materil pembelajaran
termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program media komputer, dan
kurikulum (serangkaian studi jangka panjang).
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009: 31) mengemukakan
bahwa model pembelajaran dibagi ke dalam empat kelompok diantaranya adalah:
kelompok model pengajaran memproses informasi (the information-processing
family), kelompok model pengajaran sosial (the social family), kelompok model
pengajaran personal (the personal family), dan kelompok model pengajaran sistem
perilaku (the behavioral systems family). Keempat model ini dikenal dengan
famili model pembelajaran.
Phatak (2012) mengatakan bahwa “model family are about ideas that us to
think about the various uses of the variety of availabel models. They constitute
model for matching environment to people, mastery learning model, condition of
learning model and educational objectives-based models”. Hal ini sejalan dengan
pendapat Huda (2016: 74) famili model adalah kelompok model yang
diklasifikasikan kedalam empat kelompok model yaitu model memproses
informasi, model personal, model interaksi sosial dan model perubahan perilaku.

5
B. Dasar Menyusun Famili Model Pembelajaran

Joyce and Weil (1980) dalam Huda (2016, 74) menjelaskan dasar menyusun
famili model pembelajaran yaitu berdasarkan sifat-sifatnya, karakteristik-
karakteristiknya, dan pengaruh-pengaruhnya. Dalam hal lain, famili model
pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar yaitu model interaksi sosial,
model proses informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah laku
(Hamalik, 2010). Kelompok-kelompok model tersebut dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.

C. Model Pembelajaran Pengelolaan Informasi


Model ini berdasarkan Teori Belajar Kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/
menerima stimulus dari lingkungan: mengorganisasi data, memecahkan masalah,
menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Dipelopori oleh
Robert Gagna (1985), asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan yang merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang
berupa kecakapan manusia (human capibilities) yang terdiri dari: (1) informasi
verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5)
kecakapan motoric siswa.
Model Proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran,
diantaranya:
a) Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
membentuk teori.
b) Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang
memang diperlukan.

c) Inquiry keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam


disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domai-
domain disiplin ilmu lainnya.

6
d) Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum,
terutama berpikir logis, aspek sosial dan moral.

e) Advanced Organizer Model, bertuuan untuk mengembangkan kemampuan


memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan
satuan ilmu pengetahuan secara bermakna

Model-model ini berfokus pada kapasitas intelektual. Model-model tersebut


didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi, mengolah data,
memahami informasi, membentuk konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol
verbal dan non verbal, dan memecahkan masalah. Tujuan utamanya antara lain:
1. Penguasaan metode-metode inkuiri
2. Penguasaan konsep-konsep dan fakta-fakta akademik
3. Pengembangan skill-skill intelektual umum, seperti kemampuan bernalar
dan berfikir logis.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) model berfikir
induktif; (2) model pencapaian konsep; (3) model induktif kata bergambar; (4)
model penelitian ilmiah; (5) model latihan penelitian; (6) model menghafal; (7)
model sinetik; dan (8) model advance organizer (Huda, 2012: 77). Salah satu
contoh yang akan di deskripsikan adalah model penelitian ilmiah (scientific
inquiry model). Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Schwab pada
tahun 1962. Inti dari scientific inquiry model adalah melibatkan siswa dalam
masalah penelitian yang benar-benar orisinal dengan cara menghadapkan mereka
pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual
atau metodologis dalam bidang tersebut dan mengajak mereka untuk merancang
cara-cara memecahkan masalah. Berikut ini diskripsi dari scientific inquiry model:

1. Sintak
Sintaks adalah tahapan dari model pembelajaran. Sintaks dalam scientific
inquiry model terdiri dari empat tahap. Sintaks ini lebih jelasnya akan
tunjukkan pada tabel 1.

7
Tabel 1. Sintak pada scientific inquiry model

No Tahapan Kegiatan Pembelajaran


1 Penyajian bidang Menyajikan bidang penelitian, yang
penelitian meliputi metodologi-metodologi yang bisa
digunakan siswa dalam melaksanakan
penelitian.
2 Identifikasi masalah Mendesain masalah penelitian agar siswa
dapat mengidentifikasi masalah dalam
penelitian tersebut
3 Pemecahan masalah Mengidentifikasi masalah atau kesulitan
yang dijumpa selama proses penelitian
4 Uji Coba Merancang uji coba, menghasilkan data,
mengembangkan konstruk, dan
sebagainya.
(sumber : Huda, 2012: 91)

2. Prinsip Reaksi
Dalam model pengajaran ini, iklim kooperatif sangat dianjurkan. Karena
siswa benar-benar dimasukkan ke dalam iklim penelitian yang
menggunakan teknik ilmu pengetahuan yang kompleks, maka siswa
diharapkan memiliki tingkat keberanian tertentu sebagai bentuk
kerendahatian. Siswa perlu menghipotesis secara cermat, mencari
petunjuk/bukti, mengkritisi rancangan penelitian, dan sebagainya.
3. Sistim Sosial
Tugas guru adalah membimbing, melatih dan mendidik penelitian dengan
menekankan pada proses penelitian dan membujuk siswa untuk bercermin
pada proses tersebut. Guru harus berhati-hati bahwa mengidentifikasi fakta
bukanlah persoalan utama yang patut ditekankan dalam penelitian. Lebih
jauh, yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana guru dapat mendorong
siswa menghadapi persoalan penelitian yang rumit dengan baik dan cermat.

4. Sistem Pendukung

8
Satu-satunya sistem pendukung yang dibutuhkan dalam model ini adalah
seorang instruktur yang fleksibel dan terampil dalam proses penelitian, yang
dapat menyediakan bidang-bidang penelitian yang orisinal, masalah-
masalah yang mengiringnya, dan sumber-sumber data yang dibutuhkan
untuk melaksanakan penelitian. Selain itu, sistem pendukung yang lain
adalah alat atau perangkat-perangkat yang memadai untuk memperlancar
implementasi tugas-tugas tersebut.
5. Pengaruh
Model penelitian dirancang untuk mengajarkan proses-proses riset,
memengaruhi cara-cara siswa dalam memproses informasi, dan mendidik
komitmen mereka untuk melakukan penelitian ilmiah. Pengaruh/ efek yang
ditimbulkan dari model ini ada dua, yaitu efek langsung dan efek tidak
langsung. Untuk menggambarkan kedua efek tersebut digunakan sebuah
diagram sebagai berikut.

Siswa terbiasa melakukan


metode ilmiah

Pengaruh scientific Siswa terbiasa dengan masalah


inquiry model dan mencari alternatif-alternatif
pemecahan masalah

Siswa memiliki
keterampilan bekerja sama
yang baik
Gambar 1. Pengaruh scientific inquiry model

D. Model Pembelajaran Personal


Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap
pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini
menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan harmonis serta

9
mampu memproses informasi secara efektif. Model ini juga berorientasi pada
individu dan perkembangan kelakuan. Menurut teori ini, guru harus berupaya
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar
dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual.
Penekana pada model pembelajaran personal adalah diri siswa itu sendiri.
Mahaparta (2004: 27) the personal families of model share a concern that, creates
a certain paradox n the act of teaching. these models laysan emphasis on building
the capacity for personal development in terms of self-awareness, self exploration,
self understanding, development of creativity and creative problem solving. the
developers of these educational approaches, stressing the individual have solved
this paradox in the following ways. Artinya model ini menekankan pada
pengembangan diri seseorang dalam mengatasi masalah yang ada dengan kreatif.
Karakteristik dari model personal ini
a. Berdasarkan terapi yang berpusat pada klien, terapi Gestalt dan teori tiga
dimensi perilaku antar pribadi
b. Isi pengajaran adalah pengalaman pribadi dan perasaan siswa
c. Kontennya sangat subyektif dan unik untuk setiap siswa.
d. Tujuan pengajaran tidak sama untuk semua siswa
e. Setiap orang berbeda dalam pertumbuhan pribadi, yaitu setiap siswa
memiliki identitasnya sendiri
f. Tujuannya bersifat individualistis dan istimewa. pertumbuhan pribadi
adalah tujuan langsung
g. Kelompok sangat memengaruhi atau memodifikasi realitas individu
h. Tidak ada jawaban standar untuk pertanyaan. jawaban tergantung pada
kerangka referensi individu.
i. Hubungan yang produktif antara individu dan lingkungan
j. berbagi dan berorientasi pada individu dan pengembangan kedirian
k. banyak perhatian pada kehidupan emosional.

10
Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain (1) model
pengajaran tak terarah dan (2) model classroom meeting. Model yang akan
dideskripsikan yaitu model classroom meeting. Model ini diperkenalkan oleh
Wiiliam Glasser pada tahun 1969. Wiiliam Glasser merekomensikan pelaksanaan
classroom meeting sebagai salah satu bagian dari program yang bertajuk “Reality
Therapy”. Program ini dirancang untuk membantu siswa yang punya masalah
dalam perilakunya sehari-hari untuk belajar bertindak dengan cara yang lebih
bertanggung jawab. Glasser juga percaya bahwa jika siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran dan berusaha mengembangkan relasinya dengan
sekolah, mereka akan mampu bertanggung jawab dalam proses belajar-mengajar.
Berikut ini diskripsi dari model classroom meeting.
1. Sintaks adalah tahapan dari model pembelajaran. Sintaks dalam model
classroom meeting terdiri dari empat tahap. Sintaks ini lebih jelasnya akan
tunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Sintak pada model classroom meeting

No Tahapan Kegiatan Pembelajaran


1 Desain ruangan Mengorganisasikan siswa untuk duduk
melingkar.
2 Alokasi waktu Mengalokasikan waktu sekitar 10 sampai
20 menit untuk siswa muda, dan 30 sampai
45 menit untuk siswa yang lebih dewasa.
Pada tahap ini, diskusi antarsiswa tidak
boleh melebihi waktu yang telah
ditentukan.
3 Implementasi Mengadakan meeting dengan meminta
siswa mendiskusikan topik seputar
perilaku, emosi, atau masalah-masalah
yang terkait.
4 Rekognisi Memberikan penghargaan atas partisipasi
siswa yang luar biasa.
(sumber : Huda, 2012: 131-132)
2. Prinsip Reaksi

11
Dalam model pengajaran ini, guru harus mendorong agar diskusi bisa
sampai pada solusi-solusi yang tidak menyudutkan atau menghakimi
siapapun. Intinya, siswa harus didorong untuk mencari pemecahan, bukan
celaan. Glosser percaya bahwa sebagian besar sekolah tidak bisa memenuhi
beberapa kebutuhan siswanya dalam pelaksanaan kurikulum ini. Setidak-
tidaknya ada empat kebutuhan yang belum terpenuhi, antara lain :
kebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan akan
kontrol-diri, dan kebutuhan akan kebahagiaan.
3. Sistim Sosial
Gloser percaya bahwa guru memegang peran dominan dalam menjaga
efektivitas disiplin siswa. Menurut Glasser, ada beberapa tugas penting
seorang guru dalam model classroom meeting, antara lain : menekankan
tanggung jawab, membuat aturan-aturan yang menuntun pada kesuksesan,
tidak menghakimi, menghargai solusi dan pendapat siswa, menawarkan
alternatif-alternatif yang sesuai, konsisten, dan melakukan review
berkelanjutan. Dengan demikian dapat disimpulkan peran guru adalah
membimbing siswa menuju pemecahan masalah yang efektif.
4. Sistem Pendukung
Konteks ruang kelas haruslah didesain sedemikian rupa agar memungkinkan
siswa bisa berhadapan dan saling berbagai opini untuk mencapai solusi atas
permasalahan tertentu. Desain kelas yang berbentuk lingkaran bisa menjadi
alternatif. Guru yang ingin membaca lebih lanjut mengenai model
classroom meeting dapat menelusuri literatur-literatur penting seperti
Building Classroom Dicipline: from model to practice (1989) karya Charles.
5. Pengaruh
Beberapa pengaruh yang bisa dirasakan oleh guru dari pelaksanaan
classroom meeting ini antara lain : rasa memiliki dalam diri siswa, motivasi
siswa untuk bekerja atas nama kelompok, sharing bantuan dari siswa yang
lebih pandai kepada siswa yang kurang pandai, dan kecendrungan siswa
untuk tidak terlalu bergantung pada guru, tetapi lebih mengandalkan kerja
sama dan bantuan dari teman-temannya untuk mencapai solusi atas suatu

12
permasalahan tertentu. Untuk menggambarkan kedua efek tersebut
digunakan sebuah diagram sebagai berikut.

Siswa terbiasa sharing ilmu


kepada siswa lain

Pengaruh model Siswa terbiasa memecahkan


classroom meeting masalah secara bersama-sama
didalam kelompok

Siswa memiliki keterampilan


bekerja sama yang baik

Gambar 2. Pengaruh model classroom meeting

E. Model Pembelajaran Interaksi Sosial


Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model ini
menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat
(learning to life together). Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna
suatu objek/peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan
bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara
utuh bukan bagian-bagian. Aplikasi teori Gestalt dalam pembelajaran adalah:
a) Pengalaman Insight/ Tilikan. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya
memiliki kemampuan insight yaitu kemampuan mengenal keterkaitan
unsur-unsur dalam suatu objek. Pengajar hendaknya mengembangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight.
b) Pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
dalam suatu objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses
pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna
yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa datang.

13
c) Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku disamping
adanya kaitan dengan SR-bond, juga terkait erat dengan tujuan yang
dicapai.
d) Prinsip ruang hidup (life space). Dikembangkan oleh Kurt Lewis (teori
medan/field theoty). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan di
mana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan
dengan situasi lingkungan berada (CTL).
Model Interaksi Sosial ini mencakup Strategi Pembelajaran/ metode
pembelajaran sebagai berikut:
a) Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan, berperan serta
dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan
interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik
b) Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri
sendiri dan rasa tanggung jawab
c) Pemecahan masalah sosial (Inquiry Social), bertujuan untuk mengmbangkan
kemampuan memecahkan masalah–masalah sosial dengan berpikir logis.
d) Model Laboratorium, bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi
dan keluwesan dalam kelompok.
e) Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
Simulasi sosial, bertujuan membantu siswa mengalami berbagai kenyataan
sosial serta menguji reaksi merek

Model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu dengan


masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya adalah untuk membantu siswa
belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang
sifatnya akademik maupun sosial. Tujuan-tujuan utamanya adalah :
1. Membantu siswa bekerja sama untuk mengidentfikasi dan menyelesaikan
masalah yang terjadi
2. Mengembangkan skill hubungan masyarakat

14
3. Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai personal dan sosial (Huda, 2012:
109)

Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain : (1) model
kooperatif; (2) model bermain peran; (3) model penelitian yuridis. Model yang
akan didiskripsikan yaitu model kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
diperkenalkan pertama kali oleh Johnson and Johnson (1974), Robert Slavin
(1983), Shlomo Sharan (1980).

Bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih anggota
pada hakikatnya dapat memberikan daya dan manfaat tersendiri. Hal ini pernah
dkemukankan oleh Roger Johnson dari Universitas Minnesota (Johnson dan
Johnson, 1974). Robert Slavin (1983) dari Universitas Ohn Hopkins dan Shlomo
Sharan dari Universitas Tel Aviv (1980) juga menyatakan hal yang sama. Dengan
menggunakan strategi yang berbeda, baik tim Jhonson dan Slavin melakukan
serangkaian investigasi yang secara langsung menguji asumsi mengenai model
pengajaran sosial. Secara khusus, mereka meneliti apakah tugas kerja sama dan
struktur reward dapat mempengaruhi hasil pembelajaran secara positif atau tidak.
Berikut ini diskripsi dari model kooperatif.

1. Sintak
Sintak adalah tahapan dari model pembelajaran. Sintaks dalam model
kooperatif terdiri dari tiga tahap. Sintaks ini lebih jelasnya akan tunjukkan
pada tabel 3.
Tabel 3. Sintak pada model kooperatif

No Tahapan Kegiatan Pembelajaran


1 Persiapan Kelompok Mengorganisasikan siswa untuk
membentuk kelompok.
2 Pelaksanaan Mengidentfikasi masalah, merumuskan
Pembelajaran masalah, dan menyelesaikan masalah
secara mandiri dan kelompok
3 Penilaian Kelompok Mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan
memberikan penghargaan pada kelompok
(sumber : Huda, 2012: 111-112)

15
2. Prinsip Reaksi
Sistem sosial dalam model kooperatif begitu menjunjung tinggi nilai-nilai
demokratis yang didasarkan pada kesepakan kolektif antaranggota dalam
setiap kelompok. Aktivitas kelompok disajikan melalui struktur eksternal
minimalis yang dimediasi oleh guru. Siswa maupun guru memiliki peran
yang berbeda dalam mengefektifkan pembelajaran kooperatif ini.
3. Sistim Sosial
Dalam model ini, guru terkadang berperan sebagai konselor, konsultan, dan
terkadang pula sebagai pemberi kritik yang ramah. Guru harus membimbing
dan merefleksikan pengalaman kelompok dalam beberapa tingkatan berikut:
pertama, pemecahan masalah atau level tugas (apa masalahnya? Apa saja
faktor yang terlibat didalamnya?), kedua, level managemen kelompok
(informasi apa yang dibutuhkan saat ini? Bagaimana mengatur kelompok
untuk membicarakan informasi tersebut?), dan ketiga, level pribadi (apa
tanggapan masing-masing anggota mengenai kesimpulan yang telah
diperoleh kelompok? Langkah lain apa yang akan dilakukan setelah
memperoleh kesimpulan tersebut?).
4. Sistem Pendukung
Sistem dukungan dalam pembelajaran kooperatif haruslah ekstensi dan
responsif terhadap semua kebutuhan siswa. Sekolah harus dilengkapi
dengan sebuah ruang perpustakaan yang menyediakan informasi dari
berbagai macam media; sekolah juga harus bisa menyediakan akses
terhadap referensi-referensi luar. Siswa haruslah didorong untuk melacak
dan menghubungi orang-orang yang bisa dijadikan referensi di luar sekolah.
5. Pengaruh
Model ini sangatlah menarik dan bermanfaat, serta komprehensif; model ini
memadukan antara tujuan penelitian akademik, integrasi sosial,
pembelajaran, proses kolektif. Model ini bisa diterapkan untuk semua
subjek pembelajaran, pada siswa dalam semua tingkat umur, jika guru

16
memang berkeinginan untuk menekankan proses formulasi dan pemecahan
masalah dalam beberapa aspek ilmu pengetahuan dibanding memasukkan
informasi yang belum terstruktur dan belum diterapkan. Untuk
menggambarkan efek tersebut digunakan sebuah diagram sebagai berikut

Efektivitas Pengelolaan
Kelompok

Pengaruh model Konstruksi Pengetahuan


kooperatif

Kedisiplinan dalam penelitian


kooperatif

Kemandiriian

Penghargaan pada orang lain

Gambar 3. Pengaruh model kooperatif

F. Model Pembelajaran Perubahan Perilaku


Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk TL dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini
lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang
tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-
tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan. Ada empat fase
dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu fase mesin pengajaran (CAI dan
CBI), penggunaan media, pengajaran berprograma (linier dan branching) Operant
Conditioning, dan Operant Reinforcement.
Semua model dalam kelompok ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu
body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini
menekankan pada upayanya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para

17
siswa. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain: (1) model
instruksi langsung dan (2) model simulasi. Model yang dipilih untuk
didiskripsikan adalah model simulasi. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh
Carl Smith dan Mary Smith (1966). Simulasi pada hakikatnya didasarkan pada
prinsip sibernetik yang dihubungkan dengan komputer. Fokus utama model
adalah munculnya kesamaan antara mekanisme kontrol timbal balik dari sistem
elektronik dengan sistem manusia. Berikut ini diskripsi dari model simulasi.
1. Sintak
Sintak adalah tahapan dari model pembelajaran. Sintaks dalam model
simulasi terdiri dari empat tahap. Sintaks ini lebih jelasnya akan tunjukkan
pada tabel 4.
Tabel 4. Sintak pada model simulasi

No Tahapan Kegiatan Pembelajaran


1 Orientasi Menyajikan topik mengenai simulasi dan
konsep yang akan dipakai.
2 Latihan partisipasi -Menskenario (aturan, peran, prosedur,
skor, tipe keputusan yang akan dipilih, dan
tujuan)
-Melaksanakan praktik atau latihan dalam
jangka waktu yang singkat
3 Pelaksanaan simulasi Melaksanakan simulasi, melakukan
kegiatan evaluasi, dan umpan balik,
menjelaskan kesalahan konsepsi
4 Wawancara siswa -Melakukan wawancana kepada siswa
untuk menyimpulkan kesulitan dan
pandangan-pandangan siswa terkait
kejadian dan persepsi siswa
-Mengevaluasi kegiatan simulasi
(sumber : Huda, 2012: 139-140)
2. Prinsip Reaksi
Aktivitas simulasi merujuk agar guru mengarahkan siswa pada aktivitas
yang telah didemonstrasikan, sistem sosial dalam simuasi tentu saja sangat

18
kental. Namun, dalam sistem yang terstruktur ini, lingkungan pembelajaran
dengan interaksi kooperatif bisa, dan seharusnya, berkembang. Kesuksesan
terakhir dalam simulasi, sebenarnya, juga ditentukan oleh kerja sama dan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam diri siswa. Dengan bekerja sama,
siswa bisa saling sharing ide, saling mengevaluasi dengan teman-temannya,
dan tidak hanya bergantung pada evaluasi guru.
3. Sistim Sosial
Peran guru tidak jauh berbeda dengan fasilitator. Selama proses simulasi,
guru harus menunjukkan sikap yang tidak evaluatif namun tetap suportif.
Disini guru bertugas untuk menyajikan, lalu memfasiltasi pemahaman dan
penafsiran tentang aturan-aturan simulasi. Selain itu, untuk dapat membuat
aktivitas semenarik mungkin dan mendapat perhatian serta fokus pada isu
yang tidak relevan, guru harus langsung menghampiri kelompok yang
memenangkan permainan tersebut.
4. Sistem Pendukung
Ada banyak sumber dalam hal ini, misalnya saja, social science education
consortium data book yang menyajikan lebih dari lima puluh simulasi yang
cocok digunakan dalam studi sosial. Aktivitas-aktivitas simulasi juga di
review secara reguler dalam jurnal social education. Selain itu, banyak
simulasi komputer telah berkembang pada tahun-tahun belakangan ini dan
sangat mudah di praktikkan.
5. Pengaruh
Model simulasi, melalui aktivitas nyata dan diskusi di awal kegiatan, dapat
menuntun pada pencapaian hasil-hasil akademik, seperti konsep dan skill;
kerja sama dan persaingan; pemikiran kritis dab pembuatan keputusan;
pengetahuan sistem politik, sosial, dan ekonomi; efektivitas; kesadaran
terhadap masing-masing peran; dan menerima konsekuensi dari tindakan
yang telah dilakukan. Untuk menggambarkan kedua efek tersebut digunakan
sebuah diagram sebagai berikut.

19
Pencapaian hasil akademik
yang lebih baik

Pengaruh model Pengetahuan sistem politik,


simulasi sosial, dan ekonomi

Sifat tanggung jawab

Gambar 4. Pengaruh model simulasi

20
BAB III
PEMBAHASAN

Famili model adalah kelompok model yang diklasifikasikan kedalam


empat kelompok model yaitu model memproses informasi, model
personal, model interaksi sosial dan model perubahan perilaku. Dasar
untuk mengelompokkan model ini adalah dari teori belajar. Model
memproses informasi memiliki penekanan pada informasi yang akan
dipelajari siswa. Empat kelompok famili model pembelajaran. Pertama,
pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/ menerima
stimulus dari lingkungan: mengorganisasi data, memecahkan masalah,
menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Kedua,
model personal, model ini berorientasi pada individu dan perkembangan
kelakuan. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi
kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan
mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Ketiga,
model interaksi sosial menekankan relasi individu dengan masyarakat dan
orang lain. Sasaran utamanya adalah untuk membantu siswa belajar
bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang
sifatnya akademik maupun sosial. Keempat, model perubahan tingkah
laku, model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini
adalah dalam hal penjabaran tugas yang dipelajari siswa lebih efisien dan
berurutan.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa famili model pembelajaran kelompok model yang diklasifikasikan kedalam
empat kelompok model yaitu model memproses informasi, model personal, model
interaksi sosial dan model perubahan perilaku. Dasar menyusun famili model
pembelajaran yaitu berdasarkan sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya,
pengaruh- pengaruhnya dan teori-teori belajar yang mendukung model tersebut.
Model memproses informasi, model personal, model interaksi sosial dan model
perubahan perilaku memiliki conton model untuk dideskrpsikan.
Mendeskripksikan model didasarkan pada sintaks, prinsip reaksi, sistem
pendukung, sistim sosial, dan pengaruh atau efek yang ditimbulkan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini mengkin masih ada kekurangan baik dalam
penulisan dan pengutipan isi makalah, karena kita tahu tak ada gading yang tak
retak, begitupun penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Burder, Paul R. Brud, and David. M, (1999), Method of Effective Teaching.


Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Brown, H.D. 2015. Teaching by Principles. New York: Pearson Education.
B.C. Mahaparta. 2004. Model of Teaching in Education. New Delhi: Sarup &
Sons.
Dryden, G & Jeannette V. 2001. Revolusi Cara Belajar (The Learning
Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun”
Bagian II,terj. Word++Translation Service, penyunting Ahmad Baiquni,
Bandung: Kaifa, Cet.II
Gerlach, G dan Ely, M. 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second
Edition, by V.S.
Glasser, W. 1969. School Without Failure. New York: Harper & Row.

Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


https://books.google.co.id/books?id=pp0i9Y8Ijk8C&pg=PR5&dq=B.C.
+Mahaparta.+2004.+Model+of+Teaching+in+Education.+New+Delhi:
+Sarup+
%26+Sons&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj897i79qvoAhUj73MBHfbiC4gQ
6AEISTAD#v=onepage&q=families%20models&f=false
https://books.google.co.id/books?id=pbeiNYDiIG8C&pg=PR4&lpg=PR4&dq=
Phatak.+R.P.+(2012).+Educational+technology.+Dorling+Kindersley,
+Person+Education+in+South+Asia&source=bl&ots=p8yYMi3V6E&sig=
ACfU3U1JF7zMpPuju29juGHJIOSJqg0N1w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKE
wjCho_s9qvoAhUB7nMBHRaVD5oQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&
q=Phatak.%20R.P.%20(2012).%20Educational%20technology.%20Dorling
%20Kindersley%2C%20Person%20Education%20in%20South
%20Asia&f=false
Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan
Paradigmatis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

23
Isjoni, I. 2013. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.
Istarani, I. 2011. Model Pembelajaran Inovatif (Refrensi Guru dalam Menentukan
Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Johnson, D. W., & Johnson, R. T. 1974. “Instructional Goal Structure :
Cooperative, Competitive, or Individualistic”. Review of Educational
Research, 44, hlm. 213-240.
Joyce, B. R., & Weil, M. 2009. Models of Teaching (edisi ke-8). (19721st ed.)
Boston : Allyn and Bacon.
Joyce, B. R., & Weil, M. 1980. Models of Teaching (Second Edition). Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Mulyasa, 2013, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum. Bandung :
Rosdakarya.
Piaget, J. 1963. The Origins of Intelligence in Children. New York: W.W. Norton
and Company.

Slavin, R. E. 1983. Cooperative Learning. New York : Longman.

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo.


Bandung
Smith, K., & Smith, M. 1966. Cybernetic Principles of Learning and Educational
Design. New York: Holt, Rinehart & Winston.

Sharan, S. 1980. “Cooperative Learning in Small Groups: Recent Methods and


Effects on Achievement, Attitudes, and Ethnic Relations”. Review of
Educational Research, 50 (2), hlm. 241-271.

Suprijono, A. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.


Vishwanath, H.N. 2006. Ebook : Model of Teaching in Environmental Education.
New Delhi: Discovery Publishing House

24

Anda mungkin juga menyukai