Anda di halaman 1dari 57

Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 Oktober 2020

Tugas :7

MAKALAH
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
“Landasan Ilmiah, Teknologi, dan Konstitusional Pendidikan”

OLEH :

RAHMI LAILA /19175013

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. Hj. FESTIYED, M.S

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalahLandasan Ilmu Pendidikan ”Landasan Ilmiah, Tekonologi, dan
Konstitusional Pendidikan”.
Dalam penyelesaianmakalahini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikanmakalahini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan yakni Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dalam penulisan makalahini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 22 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I.PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................2
BAB II. KAJIAN TEORI.................................................................................. 3
A. Landasan Ilmiah dan Teknologi....................................................3
B. Landasan Konstitusional Pendidikan............................................ 20
BAB III. PEMBAHASAN................................................................................. 32
A. Matriks Perbandingan Landasan Ilmiah dan Teknologi Menurut
Pandangan Sekuler, Islam, dan Indonesia..........................................32
B. Matriks Perbandingan Landasan Konstitusional Pendidikan
Menurut Pandangan Sekuler, Indonesia, dan Islam...........................36
C. Implementasi Landasan Ilmiah dan Teknologi dalam Pembelajaran
Fisika..................................................................................................42
BAB IV. PENUTUP........................................................................................... 50
A. Kesimpulan................................................................................... 50
B. Saran..............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................51

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan untuk menjalani kehidupannya.
Pendidikan memberi bekal manusia untuk menjalani kehidupan menjadikan
dewasa dengan dapat menentukan hal yang baik dan benar, dan menjalani tugas
untuk belajar sepanjang hayat. Tujuan pendidikan tersebut untuk mengarah pada
menjadikan manusia lebih baik. Pendidikan berproses berdasarkan landasan yang
memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Salah satu landasan
tersebut adalah landasan pendidikan yang menentukan secara teratur rencana yang
ditentukan untuk pencapaian tujuan.
Landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak
dalam rangka pendidikan. Baik dalam momen studi pendidikan maupun dalam
momen praktek pendidikan. Adapun cakupan landasan pendidkan adalah:
landasan hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya,
landasan psikologi, dan landasan ekonomi, landasan ilmiah dan teknologi,
landasan konstitusional pendidikan. Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia
pendidikan khususnya di negara kita Indonesia, agar pendidikan mempunyai
pondasi atau pijakan yang kuat. Perkembangan teknologi berpengaruh juga
terhadap perkembangan pendidikan, sehingga lahir beberapa hal baru dalam dunia
pendidikan. Hal baru tersebut pada awalnya hanya memfokuskan diri pada bidang
media sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam proses, produk dan struktur
atau sistem.
Bangsa Indonesia secara umum dapat dikatakan sedang berhadapan dengan
gelombang materialisme. Peradaban ini menyajikan kelezatan serta syahwat yang
telah memerosotkan moral, menghalangi dunia dari bimbingan hidayah Al-Qur’an,
menarik mundur peradabannya kemasa ratusan silam meskipun berteknologi
tinggi yang mengakibatkan terbelenggu di negeri sendiri.

1
Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai landasan ilmiah dan teknologi
seta konstitusional pendidikan sebaga tugas ke delapan mata kuliah landasan ilmu
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagi berikut :
1. Bagaimana landasan ilmiah dan teknologi pendidikan menurut pandangan
Islam, Sekuler, dan Indonesia?
2. Bagaimana landasan konstitusional pendidikan menurut pandangan Islam,
Sekuler, dan Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini
sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang landasan ilmiah dan teknologi menurut pandangan Islam,
Sekuler, dan Indonesia.
2. Menjelaskan tentang landasan konstitusional pendidikan menurut pandangan
Islam, Sekuler, dan Indonesia.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang pentingnya landasan ilmiah,
teknologi, dan konstitusional pendidikan serta implementasinya dalam
pembelajaran.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Landasan Ilmiah
Pendidikan Program Studi Magister Pendidikan Fisika.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Ilmiah dan Teknologi


Ilmu berdasarkan KBBI memiliki arti pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu. Gie memberikan pengertian
ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode
untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
berbagai gejala yang ingin di mengerti manusia.
Ilmu sebagai aktifitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan
(inquiry), usaha menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang
telah ada lebih dahulu. Adapun sifat-sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu antara
lain: Obyektif, Metodis, Sistematis, dan Universal.
Landasan ontologis dari ilmu berkaitan dengan objek yang ditelaah oleh ilmu.
Seperti diketahui ilmu membatasi objeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat
empiris, yang ditanggap oleh alat indra baik secara langsung maupun di bantu
dengan alat lain. Objek ilmu itu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia
yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Sesuatu yang diluar jangkauan
pengalaman, umpamanya pengalaman sesuadah mati, berarti diluar objek ilmu
karena belum ada orang yang pernah keluar dari lubang kubur untuk menceritakan
pengalamnnya sesudah mati, hal itu merupakan kawasan agama yang menerima
kebenaran melalui wahyu. Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan
abstraksi yang disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat
kompleks.
Landasan epistimologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui proses tertentu yang disebut metode keilmuan. Seperti IPTEK, metode
keilmuan juga mengalami perkembangan sebagai akumulasi pendapat manusia.

3
Landasan aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan
pengetahuan ilmiah itu. Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai
bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikkan
bagaimana ilmu digunakan untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia.
Oleh karena itu, ilmu sering dianggap netral, ilmu itu bebas dari nilai baik dan
buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral ilmuwan. Dengan kata lain manusia
pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaaat bagi
manusia atau sebaliknya.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi adalah suatu bagian yang tak lepas dari
kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir dari segala akhir kehidupan
manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang seiring
perkembangan peradaban manusia di dunia. Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik, setiap perkembangan
zaman pendidikan akan selalu mengalami perubahan dan tentunya perubahan itu
haruslah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Di era saat ini, pendidikan tidak terlepas dari pemanfaatan media guna
mempermudah penyampaian guru dalam menyampaikan ilmu kepada peserta
didik. Dengan menggunakan media diharapkan peserta didik juga akan mudah
memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh pengajarnya.
Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan,
sehingga lahir beberapa hal baru dalam dunia pendidikan. Hal baru tersebut pada
awalnya hanya menfokuskan diri pada bidang media, sehingga dapat memberikan
nilai tambah dalam proses, produk dan struktur atau sistem. IPTEK merupakan
salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,
yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Berikut landasan ilmiah
dan teknologi menurut pandangan Islam, Sekuler, dan Indonesia.
1. Pandangan Islam
Sebagaimana umat ini membutuhkan kekuatan, ia juga membutuhkan ilmu
pengetahuan yang dapat menopang kekuatan tersebut dan mengarahkannya pada
tujuan yang utama. Islam mendorong sepenuhnya berbagai kegiatan ilmiah seperti
penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Islam sama sekali tidak abai terhadap

4
ilmu pengetahuan, bahkan menjadikan aktivitas ilmiah sebagai salah satu
kewajiban diantara kewajiban-kewajiban yang lain. Allah SWT berfirman dalam
Qur’an Surat Al-Alaq Ayat 1-5 yang berbunyi.

Artinya :
1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-
Alaq : 1-5).

Pada perang badar, Rasulullah Saw. Meminta tebusan bagi pembebasan


tawanan orang-orang musyri dengan cara satu tawanan diminta mengajari baca-
tulis kepada sepuluh anak-anak islam, dalam rangka menghapuskan buta huruf di
kalangan umat islam kala itu. Allah tidak pernah menyamakan antara orang-orang
yang berilmu dengan orang bodoh, sebagaimana tersurat dalam fiman-Nya Qur’an
Surat Az-Zumar Ayat 9.

5
Artinya :
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang
ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S Az-Zumar : 9).
Bahkan, islam menimbang setara antara tinta para ulama dengan darah para
syuhada, dan Al-Qur’an saling mengikat dengan kuat antara ilmu dan kekuatan
pada dua ayat berikut, Qur’an Surat At-Taubah Ayat 122-123.

Artinya :
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya

6
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir
yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui
kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah
bersama orang-orang yang bertaqwa (Q.S At-Taubah : 122-123).
Al-Qur’an juga tidak membedakan antara ilmu pengetahuan (umum) dengan
ilmu agama, bahkan mewasiati kita supaya meraih keduanya. Allah Swt.
Menuturkan Fiman-Nya yang berkenaan dengan alam pada satu ayat, lalu
menganjurkan untuk menguasainya dan menjadikan pengetahuan atasnya sebagai
jalan menuju ma’rifah dan khasyatullah. Berikut Firman Allah dalam Qur’an
Surat Fathir Ayat 27-28.

Artinya :
27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan
ada (pula) yang hitam pekat.
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(Q.S Fathir : 27-28).

7
“Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit..”
Ini isyarat mengenai bentangan kosmos dan pertautan erat antara langit dan bumi.
Lalu dalam firmanNya, ….”lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya”. Disini terdapat isyarat mengenai pengetahuan
dunia tumbuh-tumbuhan dengan keunikan keajaiban, dan unsur kimiawinya.
Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. (Fathir: 27). Pada ayat
ini terdapat isyarat pengetahuan mengenai geologi dan lapisan-lapisan bumi serta
rotasinya. Lalu disambung dengan ayat berikutnya, Dan demikian pula di antara
manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binantang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Pada ayat tersebut terdapat isyarat
pengetahuan mengenai biologi dan ilmu hewan dengan segala cakupannya ;
termasuk manusia, serangga, dan binatang. Nah, apakah kalian mendapati ayat-
ayat ini mengabaikan pengetahuan alam? Lalu Al-quran menutup uraian tersebut
dengan firman Allah, sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara para
hambanya hanyalah ulama (QS. Fathir: 28)
Tidakkah anda melihat untaian ayat-ayat Alquran yang wajib itu, bahwa
Allah SWT. Mendorong dan memerintahkan manusia agar melakukan studi
terhadap alam? Allah SWT. Menjuluki orang-orang yang pengetahuannya
mendalam terhadapnya sebagai ahli ma’rifat dan ahli khasyah (orang-orang yang
takut kepada-Nya). Semoga Allah meningkatkan pengetahuan kaum muslimin
terhadap agamanya.
Landasan ilmiah dan teknologi menurut pandangan islam menjelaskan tentang
alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya, Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Ali Imran Ayat
190-191.

8
Artinya :
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Al-
Baqarah : 190-191).
Dan juga didalam Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 31.

Artinya :
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.S Al-Baqarah : 31).
Dari kedua ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan
hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta.
Adanya potensi tersebut dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam untuk mengembangkang pada perintah dan hukum-hukum
Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-
hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan pada manusia berpotensi

9
untuk memanfaatkan alam yang merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan
kemampuan ilmiahnya. Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus
mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang
dilimpahkan kepadanya.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ratusan ayat-ayat yang mementingkan proses
perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam untuk di
tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah, adalah Qur’an Surat Al-
Mujadillah Ayat 11

Artinya :
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadilah : 11)
Selanjutnya di jelaskan pada Qur’an Surat Al-Israa’ Ayat 36.

Artinya :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan

10
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(Q.S Al-
Israa’ : 36).
Bagi umat islam keduanya merupakan ayat-ayat kemaha-kuasaan dan
keagungan Allah. Dengan demikian agama dan ilmu pengetahuan dalam islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integral.
Landasan ilmiah menurut pandangan islam yaitu bersifat rabbaniyah,
menyentuh aspek spiritual dan material secara bersamaan. Dampak positif
meliputi: kajiannya mencakup semua aspek kehidupan, memiliki sistem social
yang sempurna. Ajarannya indah, menakjubkan artinya kehidupan manusia tidak
mungkin bisa tegak dengan sempurna tanpa islam, karena islam merupakan
produk ilahi dan sentiasa dalam pemeliharaanya, dan dimanis, hal ini sebagaimana
tercantum dalam Qur’an Surat Al-Hijr Ayat 9 dan Qur’an Surat At-Taubah Ayat
32.

Artinya :
“Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya,
sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. (Q.S Al-Hijr : 9).

Artinya :
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai”. (Q.S At-Taubah : 32).

11
2. Pandangan Sekuler
Di Amerika, Siswa sekolah sekarang lebih suka melakukan pembelajaran
dengan alat digital, seperti smartphone, tablet, dan aplikasi jejaring sosia (Rideout,
Foehr, and Roberts 2010). Meskipun para guru berusaha untuk "mengejar"
ketertinggalan mereka dengan siswa mereka, tetapi banyak yang tidak diberikan
pelatihan dalam keterampilan IT dalam pembelajaran mereka. Untuk itu, sekolah
tidak hanya menyediakan alat, tetapi juga pelatihan untuk kemampuan teknologi
guru di kelas. Ketika teknologi mengubah fondasi pendidikan, isu-isu baru
muncul. Di antaranya adalah penggunaan teknologi yang tepat dan bertanggung
jawab di bidang pendidikan —(digital citizenship).
Pada tahun 2008, National Educational Technology Standard (ISTE)
memperbarui Standar Teknologi Pendidikan Nasional (NETS) untuk para guru.
Dalam revisi itu, ISTE (2008, 2) salah satunya “Promote and Model Digital
Citizenship and Responsibility". Bagi banyak pendidik, citizenship digital
bukanlah istilah yang akrab. Sebagian besar tidak dilatih tentang topik ini dan
tidak siap untuk mengajarkannya kepada siswa mereka. Padahal seharusnya
mereka melakukan itu.
Pada tanggal 4 juni, 2010,the Online Safety and Technology Working Group
(OSTWG) merilis laporannya berjudul “Youth Safety on a Living Internet
“(2010). Memberi amanat kepada National Telecommunications and Information
Administration (NTIA), untuk mengidentifikasi “Promote and Model Digital
Citizenship and Responsibility " dalam pendidikan P-12 sebagai prioritas nasional.
Laporan OSTWG (2010, 20) menyatakan bahwa para pendidik dianjurkan dan
dimungkinkan menggunakan media social yang membangun dalam proses
pembelajaran dan ini merupakan literasi media baru.”
Ribble dan Bailey (2007, 10) mendeskripsikan citizenship digital sebagai
"norma perilaku yang tepat dan sesuai terkait dengan penggunaan teknologi.
Sembilan norma citizenship digital (Ribble dan Bailey 2007) adalah:
a. Digital Access: full electronic participation in society yaitu Pendidik dapat
membantu siswa memahami topik ini dengan mengidentifikasi alat teknologi

12
apa yang tersedia di sekolah dan juga di rumah siswa. Kemudian diskusikan
bagaimana alat ini dapat membantu siswa di kelas
b. Digital Commerce: electronic buying and selling of goods yaitu memBantulah
siswa mengidentifikasi situs web yang aman saat memberikan informasi yang
penting.meMinta siswa berbicara dengan orang tua mereka untuk
mengidentifikasi situs yang aman jika mereka membeli barang secara online.
c. Digital Communication:electronic exchange of information yaitu memberi
pemaham pilihan media social yang sesuai. Dan memBantu siswa memahami
kapan teckhnologi digital mungkin paling efektif digunakan, seperti
menggunakan e-mail untuk komunikasi yang lebih formal dan men-tweet
untuk percakapan biasa dengan teman-teman.
d. Digital Literacy: process ofteaching and learning about technology and the use
of technology. Mengajarkan siswa cara menggunakan teknologi digital dengan
tepat, dengan mengamsumsikan tidak semua siswa akrab dengan dunia
teknologi digital. Dan belajar dengan siswa yang lebih faham dengan
teknologi digital.
e. Digital Etiquette: electronicstandards of conduct or procedure yaitu
mengajarkan etika dalam penggunaan teknologi digital, misalnya jangan sibuk
menggunakan teknologi digital padahal pada saat ada lawan bicara yang serius.
f. Digital Law: electronic responsibilityfor actions and deeds. Mengajarkan
kepada siswa ternyata penggunaan teknologi digita dibatasi oleh ketentuan
hokum atau peraturan. Jadi tidak bisa sebebasnya.
g. Digital Rights and Responsibilities: those requirements and freedoms
extended to everyone in a digital world. melindungi hak digital orang lain saat
menguunakan hak individu. Dan bagaimana menggunakan hak pribadi dalam
dunia digital tanpa menganggu hak orang lain.
h. Digital Health and Wellness:physical and psychological well-being in adigital
technology world—understanding. Memberi pengetahuan tentang akibat
kesehatan dan kebugaran dalam menggunakan media social jika dilakukan
berlebihan. Misalnya berpengaruh pada kesehatan mata

13
i. Digital Security (self-protection): electronic precautions to guarantee safety.
Memberi pengetahuan tentang memproteksi data pribadi maupun data pribadi
orang lain.
Rideout et al. (2010) menyatakan bahwa penggunaan media digital yang
berlebihan (lebih dari 16 jam) dapat berdampak buruk bagi siswa. Baik psikis
maupun psikologis. Mike Ribble (2012) menyatakan, dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat teknologi digital sangat perlu diintegrasikan kedalam
kurikulum. Dan seorang guru wajib untuk selalu mengikuti perkembangan
teknologi digital agar tidak tertinggal dari siswanya. Yang lebih penting guru
harus menerapkan Sembilan norma etika penggunaan teknologi digital dalam
pembelajaran.
Abdullah Almaden & Heng-Yu Ku (2017), di universitas di Amerika Serikat
untuk program Ph. D terjadi peningkatan penelitian di bidang teknologi
pendidikan, sebagian besar dengan topic kurikulum dan instruksi, desain dan
teknologi pembelajaran, teknologi instruksional,teknologi pembelajaran, desain
dan teknologi instruksional, dan teknologi pendidikan. Inti yang paling
umumkursus adalah desain instruksional, instruksional lanjutan desain, kurikulum
teori, penilaian kebutuhan, magangdalam teknologi instruksional, desain sistem
instruksional,dan teori pembelajaran dan instruksi, serta yang terbaru adalah
pendidikan multikultural, yayasan pembelajaran jarak jauh, yayasan pendidikan,
dan desain informasi.
Menurut Mahsyur (2018) landasan ilmiah dan teknologi dari pandangan
sekuler, ruang lingkup kajiaannya bersifat materialisme yang jauh dari
spritualisme terkait dengan individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Beberapa
nilai lebih dari pandangan sekuler yaitu, banyak penemuan ilmiah dan
pengetahuan yang diraih, factor kekayaan dan kemakmuran melimpah, memiliki
kekuatan dan kekuasaan. Namun dampak negatif dari sekulerisme ini adalah
peradabannya hedonis dan syahwati dan kemunduran dan dekadensi moral
kalangan kaum muda-mudi.
Pendidikan mempunyai kaitan erat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
seperti diketahui, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan bagian

14
yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Sebab, pada dasarnya IPTEK tercipta,
berkembang, dan menjadi kebudayaan dan peradaban karena dan melalui
pendidikan.
Dari sisi lain, setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasikan oleh
pendidikan yakni dengan memasukkan hasil perkembangan IPTEK itu ke dalam
sisi bahan ajar. Sebaliknya, pendidikan sangat penting oleh sejumlah cabang-
cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikolog, sosiologi, antropologi).
Seiring dengan kemajuan IPTEK pada umumnya, ilmu pendidikan juga
mengalami kemajuan yang pesat, demikian pula dengan cabang-cabang khusus
dari ilmu-ilmu perilaku yang mengkaji pendidikan seperti psikolog pendidikan
dan sosiologi pendidikan.
Kemajuan cabang-cabang ilmu tersebut menyebabkan tersedianya informasi
empiris yang cepat dan tepat, dan pada gilirannya diterjemahkan menjadi program,
alat, dan atau prosedur kerja yang akan bermuara pada kemajuan teknologi
pendidikan. Dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang harus
mengakomodasi perkembangan itu, baik perkembangan IPTEK maupun
perkembangan masyarakat. Dari sisi lain, pendidikan formal telah berkembang
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu lingkup kegiatan yang luas dan kompleks.
Konsekuensi perkembangan pendidikan tu menyebabkan penataan kelembagaan,
pemantapan struktur organisasi dan mekanisme kerja, pemantapan pengelolaan,
dan lain-lain haruslah dilakukan dengan memanfaatkan IPTEK itu. Selanjutnya,
karena kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak teknologi dari
berbagai bidang ilmu segera diadopsi ke dalam penyelenggaraan pendidikan, dan
atau kemajuan kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggaraan
pendidikan itu.
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kebutuhan
masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi, serta istilah
lalin yang terkait dengannya. Pengetahuann (knowledge) adalah segala sesuatu
yang diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran
(rasio), intuisi, dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi
ontologis, epistemologis, dan aksiologi secara konsekuen dan penuh disiplin biasa

15
disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science). Kata ilmu sifatnya adalah
ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuwan. Dengan demikian,
pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (Ilmu dasar terutama di ilmu-ilmu
sosial atau socialscience, dan ilmu–ilmu alam atau natural science), humaniora
(seni, filsafat, bahasa, dan sebagainya) serta wahyu keagamaan atau sejenisnya.
Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula ilmu dibedakan menjadi ilmu
dasar (basicscience) dan ilmu terapan (appliedscience). Ilmu dasar terutama
digunakan demi kemajuan ilmu itu sendiri, sedangkan ilmu terapan digunakan
untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejahteraan manusia. Hasil dari ilmu
terapan itu kemudian ditransformasikan menjadi bahan, alat, atau prosedur kerja.
Kegiatan seperti ini biasa disebut pengembangan (development, dan tindakan
lanjut) dan hasil kerja kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi.
Landasan ontologis dari ilmu berkaitan tentang persoalan-persoalan seperti:
apa yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut,
dan bagaimana hubungan dengan manusia? Seperti diketahui, ilmu membatasi
objeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat empiris, yang dapat ditangkap
oleh alat indra, baik secara langsung maupun dengan bantuan alat-alat bantu
(seperti mikroskop, teleskop, dan sebagainya). Objek ilmu itu selalu berkaitan
dengan pengalaman manusia yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Sesuatu yang diluar jangkauan pengalaman, umpamanya pengalaman sesudah
mati adalah berada di luar objek ilmu. Tetapi hal-hal diluar jangkauan ilmu
menjadi objek bidangb-bidang lain seperti agama, kepercayaan, dan lain-lain.
Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan abstraksi yang disederhanakan
dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks. Untuk itu, ilmu mempunyai
tiga asumsi tentang objek empiris itu, yaitu:
a. Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain yang
memungkinkan dilakukan klasifikasi.
b. Objek dalam jangkauan waktu tertentu tidak mengalami perubahan
(kelestarian yang relatif).
c. Adanya determinisme, bahwa sesuatu gejala bukan merupakan kejadian yang
kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap.

16
Landasan epistimologi dari ilmu berkaitan dengan penggunaan metode untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah, yakni: bagaimana prosedurnya? Apakah harus
diperhatikan agar diperoleh kebenaran?, cara/ teknik/ saran apa yang membantu
untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
proses tertentu yang disebut metode ilmiah. Seperti IPTEK itu sendiri, metode
keilmuan itu juga mengalami perkembangan sebagai akumulasi pendapat manusia
yang kini dikenal sebagai Induktif-Hipotetiko-Deduktif,
Landasan aksiologi dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan
pengetahuan ilmiah itu, yakni: untuk apa pengetahuan ilmiah dipergunakan,
bagaimana kaitannyan dengan nilai-nilai moral? Ilmu telah bejasa mengubah
wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan kesejahteraan manusia.
Namun kita juga menyaksikan bagaimana ilmu juga digunakan untuk mengancam
martabat dan kebudayaan manusia. Oleh karena itu, ilmu sering dianggap netral,
ilmu itu bebas dari nilai, baik atau buruk, dan sangat tergantung dari moral si
empunya ilmu. Dengan kata lain, manusia pemilik ilmu harus menentukan.
Apakah ilmunya itu bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya.
3. Pandangan Indonesia
Landasan ilmiah dan teknologi dari pandangan Indonesia yaitu perpaduan
materialisme dengan tetap memperhatikan rabbaniyah (aspek spiritual) dan social
terkait dengan individu, keluarga, masyarakat, dan Negara. Dengan
diperhatikannya aspek spiritual, Antusiasme kaum muda untuk beribadah dan
berakhlak mulia, seperti:
a. Fenomena jilbab yang merebak, dan menggeser gaya hidup telanjang,
menggeser Tabarruj dan pornografi.
b. Berdinya Bank dan lembaga ekonomi islam, sehingga menggeser sistem riba.
c. Suara keras menuntut penerapan syariat Allah.
Namun, pada masa ini juga muncul sebagian penulis dan pemikir yang
menyerukan materialisme dan meninggalkan islam, baik yang dilandasi dengan
keyakinan ataupun karena dorongan financial.
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik
untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam

17
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam
bahan ajar, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan
IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar
IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan IPTEK tersebut .
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK. Bahan ajar
seyogyanya hasil perkembangan IPTEK mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya
bagi masyarakat (Hasbullah, 2006). Dasar Pemikiran Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu :
a. Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna dan bermakna bagi negara
dan bangsanya, dan mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan
masa depannya
b. Untuk itu perlu penguasaan IPTEK yang berdasarkaan nilai-nilai Pancasila.
c. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pandangan hidup
setiap warga negara dalam kehidupannya bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
d. Nilai-nilai tersebut dikaji dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Substansinya:
1) Filsafat Pancasila
2) Identitas nasional
3) Negara dan Konstitusi
4) Demokrasi Indonesia
5) Rule of law dan Hak Azasi Mannusia
6) Hak dan Kewajiban Warga Negara
7) Geopolitik Indonesia
8) Geostrategi Indonesia

18
Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan abstraksi yang disederhanakan
dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks. Untuk itu, ilmu mempunyai
tiga asumsi tentang objek empiris itu yaitu :
a. Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain yang
memungkinkan dilakukan klasifikasi.
b. Objek dalam jangkan waktu tertentu tidak mengalami perubahan.
c. Adanya determinesme, bahwa suatu gejala bukan merupakan kejadian yang
kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap.
Landasan epistimologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui proses tertentu yang disebut metode keilmuan. Seperti IPTEK itu sendiri,
metode keilmuan itu juga mengalami perkembangan sebagai akumulasi pendapat
manusia.
Landasan aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan
pengetahuan ilmiah itu. Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai
bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikkan
bagaimana ilmu digunakan untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia.
Oleh karena itu, ilmu sering dianggap netral, ilmu itu bebas dari nilai baik dan
buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral ilmuwan. Dengan kata lain manusia
pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaaat bagi
manusia atau sebaliknya.
Seperti telah dikemukakan, pengetahuan yang memenuhi ketiga landasan
tersebut diatas yaitu landassan ontologism, epistemologis, dan aksiologis yang
disebut ilmu atau ilmu pengetahun. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu
pengetahuan itu dapat bermakna kumpulan informasi, cara memperoleh informasi
serta manfaat dari informasi itu. Ketiga sisi ilmu pengetahuan itu harusnya
mendapat perhatian yang proposional di dalam bahan ajar, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Dengan
demikian, pendidikan akan dapat mewujutkan fungsinya dalam pelestarian dan
pengembangan IPTEK tersebut.

19
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah, haruslah mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK. Bahan ajar
seyogyanya hasil perkembangan IPTEK mutakhir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi, maupun cara memperoleh informasi itu dan
memanfaatkanya bagi masyarakat. Relevansi bahan ajar dan cara penyajiannya
dengan hakikat ilmu, sumber bahan ajar itu merupakan satu tuntutan yang tak
dapat ditawar-tawar lagi. Peserta didik sedini mungkin mengalami sosialisasi
ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian, baik
kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin dikembangkan dalam diri
peserta didik. (Tirtarahardja, 2000).

B. Landasan Konstitusional Pendidikan


Landasan konstitusional pendidikan merupakan peraturan yang dimiliki oleh
suatu negara dalam menjalankan sistem pendidikannya. Berikut landasan
konstitusional menurut pandangan Islam, Sekuler, dan Indonesia.
1. Pandangan Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu
tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh
karena itu pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia,
harus mempunyai landasan bagi semua kegiatan didalamya.
a. Al-Qur`an
Landasan itu secara garis besar ada tiga yaitu: Al-Qur`an, As-Sunnah, Ijtihad
dan perundangan yang berlaku di Negara kita. Al-Qur’an ialah firman Allah
berupa wahyu yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan
untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung
dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan
masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang
disebut syari’ah.
Secara lengkap Al-Qur`an didefenisikan sebagai firman Allah yang diturunkan
kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh al-Amin dengan

20
lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah
bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai undang-undang bagi manusia
dan memberi petunjuk kepada mereka, sebagaimana firman Allah dalam surat As
Syu’ara Ayat 193-195.

Artinya :
193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang
di antara orang-orang yang memberi peringatan,
195. dengan bahasa Arab yang jelas. (Q.S As-Syu’ara : 193-195).
Al Quran menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan
membacanya. Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat Al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas, disampaikan kepada kita secara
mutawatir baik secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia
terpelihara dari berbagai perubahan atau pergantian.
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran. Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang
dijadikan acuan dasar hukum tentang Pendidikan Agama Islam. Ajaran-Ajaran
yang berkenaan denga iman tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, tidak
sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa
amal itulah yang paling banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, degan
manusia sesamanya (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, dengan
makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (Syaria’ah). Istilah-
istilah yang biasa digunakan di dalam membicarakan ilmu tentang syari’ah ini

21
ialah : “Ibadah yang atau perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah,
Mu’amalah untuk perbuatan yang berhubungan yang selain dengan Allah, Akhlak
untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dlam pergaulan”.
Pendidikan termasuk dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia,
termasuk kedalam ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia
ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi
maupun masyarakat. Didalam Al-Qur’an terdapat banyak yang berisi prinsip-
prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh
dapat dibaca kisah Lukman mengajari anaknya dalam Qur’an Surat Lukman Ayat
12-19.

22
Artinya :
12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar."
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,

23
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S
Lukman : 12-19).

Cerita itu menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah
iman, akhlak, ibadat, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan
hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu berarti bahwa
kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu
tujuan pendidikan islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utama
dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam. Dengan kata lain,
pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang penafsirannya
dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan
pembaharuan.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Pendidikan
merupakan rangkaian kegiatan menuju “pendewasan” guna menuju kehidupan
yang lebih berarti. Pengembangan SDM atau human resources development

24
terutama terfokus pada ketrampilan sikap dan kemampuan produktif manusia
sebagai sumber untuk dimanfaatkan. Idealnya pendidikan itu dapat
mengembangkan dan mewujudkan manusia (Human Caapati Development).
Artinya tugas pendidikan adalah untuk membuka kemampuan yang dimiliki
seseorang seoptimal mungkin melalui sharing of information untuk menjadi yang
bukan saja pintar, tetapi juga kreatif, inovatif, kritis, dan memiliki ketahanan
mental hidup yang kuat. Sedangakan pendidikan agama adalah usaha yang berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak dapat memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of live.
Untuk itu bagi guru-guru yang betul-betul memiliki rasa tanggungjawab
sekaligus sebagai penanggungjawab harus memiliki kebijaksnaan dalam arti tidak
hanya aspek kognitif saja yang dipentingkan pada diri anak di sekolah, dan bukan
hanya aspek psikomotor saja, tetapi juga aspek afektif yang sangat penting dan
aspek afektif ini sangat sulit. Jika aspek afektif ini sudah mendarah daging dan
membudaya dalam diri kehidupan anak-anak, maka dalam penguasaan aspek
kognitif dan psikomotor akan diwarnai oleh aspek afektif, yang setiap saat guru
harus memperingatkannya.
b. As-Sunnah
As-Sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi
Muhammad SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau
budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Suatu
hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Muhammad SAW diutus
ke bumi ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak umat
manusia. Rasulullah Muhammad SAW juga seorang pendidik yang telah berhasil
memebentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami. Robert
L. Gullick, Jr. dalam bukunya Muhammad the educator, sebagaimana dikutip oleh
Jalaluddin Rahmat, menulis : Muhammad betul-betul seorang pendidik yang
membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar
serta melahirkan ketertiban dan kesetabilan yang mendorong perkembangan
budaya Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo tidak tertandingi, dan
gairah yang menantang. Hanya konsep pendidikan yang paling dangkalah yang

25
berani menolak keabsahan meletakan Muhammad diantara pendidik-pendidik
besar sepanjang masa, karena, dari sudut pragmatis, seorang yang mengangkat
prilaku manusia adalah seorang pangeran diantara seorang pendidik.
Jadi jelas, bahwa perkataan, perbuatan, ketepatan, dan sifat Rasulullah SAW
sarat dengan pendidikan. Oleh karena itu, sunnah merupakan landasan kedua bagi
cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan
penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan
dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
c. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqawah, yaitu berfikir dengan menggunakan
seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’ah islam untuk menetapkan atau
menentukan sesuatu hukum atau syari’at islam dalam hal-hal yang ternyata belum
ditegaskan hukumnya oeh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat
saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap
berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap
bersumber dari Al-Qu’an dan sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para
ahli pendidikan islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan
lansung dengan kebutuhan hidupdisuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu.
Teori-teori pendidikan baru hasila ijtihad harus dikaitkan denag ajaran islam dan
kebutuhan hidup.
Ijtihad dibidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran islam yang
terdapat dilam Al-Qur’an dan sunnah adalah bersifat pokok-pokok dan prinsipnya
saja. Bila ternyata ada yang agak terperinci, maka perincian itu adalah sekedar
contoh dalam menerapkan yang prinsip itu. Sejak diturunkan sampai Muhammad
SAW wafat, ajaran islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang
dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang
pula. Sebaliknya ajaran islam sendiri telah berperan mengubah kehidupan
manusia menjadi kehidupan muslim.
Pergantian dan perbedaan zaman terutama karena kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bermuara kepada perubahan kehidupan sosial telah menuntu
ijtihad dalam bentuk penelitian dan pengkajian kembali prinsip-prinsip ajaran

26
islam. Apakah ia boleh ditafsirkan dengan yang lebih derasi denga lingkungan dan
kehidupan sosial sekarang? kalau ajaran itu memang prinsip, yang tak boleh
diubah, maka lingkungan dan kehidupan sosiallah yang perlu diciptakan dan
disesuaikan dengan prinsip itu. Sebaliknya, jika dapat ditafsir, maka ajaran-ajaran
itulah yang menjadi lapangan ijtihad.
2. Pandangan Sekuler
Sebagai salah satu contoh pemakalah akan mengambil negara Jepang. Jepang
merupakan negara yang memiliki kulitas pendidikan yang sangat bagus, jauh
mengalahkan negara negara asia lainnya, negara ini juga memiliki landasan
konstitusi yang mengatur sistem pendidikan di negaranya. Seperti dalam semua
negara demokrasi konstitusional, di Jepang, konstitusi adalah hukum tertinggi.
Semua undang-undang yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
pendidikan, harus sesuai dengan ketentuan dasar pendidikan pada konstitusi.
Perintah kabinet dan peraturan menteri merupakan dasar hukum untuk pendidikan.
Jepang menduduki rangking ke-11 pendidikan terbaik di dunia. Jepang adalah
satu di antara negara yang mempunyai prestasi sangat baik dari segi literasi, sains
dan matematika dalam organisasi OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi). Bagi siswa di Jepang, mereka menjalani 6 tahun di
sekolah dasar. Para siswa kemudian menjalani 3 tahun di sekolah menengah
pertama, dan 3 tahun di kelas atas sebelum melanjutkan ke jenjang universitas.
Hampir sama dengan yang ada di Indonesia. Di Jepang, sekolah menengah
bukanlah kewajiban, tapi 98% siswa melanjutkan ke jenjang sekolah menengah.
Landasan konstitusi pendidikan jepang diantaranya yaitu UU Dasar
Pendidikan yang dibuat sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip hukum ini. Dasar
UU Pendidikan, yang diundangkan dan diberlakukan Maret 1947, menetapkan
secara lebih rinci tujuan dan prinsip-prinsip pendidikan sesuai dengan semangat
Konstitusi. Di dalamnya ditetapkan prinsip-prinsip tertentu nasional pendidikan:
kesempatan yang sama, wajib belajar, pendidikan sekolah, pendidikan sosial,
larangan pendidikan politik partisan, larangan pendidikan agama untuk agama
tertentu di sekolah-sekolah umum nasional dan lokal dan larangan kontrol yang
tidak tepat pendidikan.

27
Selain Undang-Undang Dasar Pendidikan, undang-undang pendidikan utama
lainnya termasuk UU Pendidikan Sekolah berurusan dengan organisasi dan
manajemen sistem sekolah, UU Pendidikan Sosial yang mengatur kegiatan
pendidikan sosial, dan Undang-Undang Tentang Organisasi dan Fungsi Daerah
Administrasi Pendidikan yang menyediakan keterangan penting pada sistem
dewan lokal pendidikan. Peraturan menteri dan pemberitahuan mengenai standar
untuk mendirikan sekolah-sekolah, standar kurikulum seperti Program Studi, dan
sebagainya diterbitkan oleh Kabinet dibuat untuk menegakkan hukum, dan
Departemen Pendidikan, Sains, Olahraga dan Budaya (MEXT). Landasan
konstitusi pendidikan jepang diantaranya yaitu:
a. UU Dasar Pasal 26 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh
pendidikan dan wajib mengikuti program wajib belajar
b. UU Dasar Pasal 44 menjelaskan bahwa Pendidikan di Jepang tetap
mengendepankan aturan hukum dan melegalkan hak setiap individu untuk
memperoleh pendidikan tanpa mendiskriminasikan siapapun, suku, agama, ras,
dan antar golongan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
c. UU Dasar Pasal 20 menyatakan bahwa Negara wajib menghentikan kegiatan
pendidikan agama.
d. UU Dasar Pendidikan Tahun 2006
1) Pasal 1 menjelaskan mengenai tujuan pendidikan, yaitu untuk pengembangan
penuh kepribadian dan berusaha untuk membina warga, suara dalam pikiran
dan tubuh, yang dijiwai dengan kualitas yang diperlukan bagi mereka yang
membentuk sebuah negara yang damai dan demokratis dan masyarakat
2) Pasal 2 menjelaskan bahwa pendikan bertujuan untuk memperluas
pengetahuan dan kebudayaan, untuk mencari kebenaran, menumbuhkan
kepekaan yang kaya dan memiliki moral.
3) Padal 3 menjelaskan bahwa masyarakat harus memungkinkan semua warga
negara untuk terus belajar sepanjang hidup mereka, semua kesempatan dan di
semua tempat, dan menerapkan hasil dari belajar sepanjang hayat tepat untuk
memperbaiki diri dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

28
4) Pasal 10 menjelaskan bahwa keluarga memiliki tanggung jawab utama untuk
pendidikan anak-anak mereka, akan berusaha mengajarkan kebiasaan yang
diperlukan dalam hidup dan memelihara perkembangan yang seimbang dalam
tubuh dan pikiran mereka
5) Pasal 11, menjelaskan bahwa pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai
dasar untuk pembentukan kepribadian seumur hidup seseorang, pemerintah
pusat dan daerah wajib berupaya untuk meningkatkan pendidikan tersebut
dengan menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan
yang sehat dari anak-anak, dan langkah-langkah lain yang sesuai.
6) Pasal 12 menjelaskan bahwa pemerintah mendorong pendidikan dilakukan
dalam masyarakat
7) Pasal 15 menjelaskan bahwa Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah
pusat dan daerah harus menecegah kegitan pendidikan agama atau kegiatan
lain untuk agama tertentu.
Di Jepang agama tidak diajarkan secara khusus di dalam kelas. Pada
dasarnya, agama bagi orang Jepang hanya sekedar budaya, tradisi, atau kebiasaan
saja. Sehingga pelaksanaan pendidikan moral dan karakter di Jepang dilakukan
tanpa adanya pendidikan agama. Pendidikan moral dilakukan pada jenjang
pendidikan sekolah dasar. Pada jenjang pendidikan dasar siswa dilatih berbagai
kebiasaan dengan metode learning by doing seperti: makan siang bersama,
bekerja sama dengan teman, mengucapkan salam, aktivitas motorik, dan berani
tampil di depan kelas. Jadi, siswa langsung di hadapkan dengan pengalaman
langsung.
Pembuatan kurikulum pendidikan Jepang juaga diawasi oleh The Board of
Education yang terdapat pada tingkat perfectur dan munipal. Kedua lembaga ini
masih terkait erat dengan MEXT, sehingga pengembangan kurikulum Jepang
masih sangat kental sifat sentralistiknya. Namun rekomendasi yang dikeluarkan
oleh Central Council for Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997
memungkinkan sekolah berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum
di masa mendatang.

29
Pendidikan yang ada di negara Jepang terbagi atas dua periode yaitu
periode sebelum Perang Dunia II dan periode setelah Perang Dunia II dimana
kedua periode tersebut memiliki butir-butir perbedaan mengenai kebijakan yang
diterapkan dalam pendidikan Jepang. Sebelum Perang Dunia ke II diberlakukan
kebijakan pendidikan yang terangkum dalam salinan Naskah Kekaisaran
mengenai pendidikan atau yang disebut dengan Imperial Rescript on Education.
Dimana pada zaman dahulu para kaisar telah dididik berbasis nilai yang luas dan
kekal, serta menanam nilai-nilai positif secara mendalam dan kokoh dalam pribadi
setiap kaisar. Materi yang diajarkan pada zaman dahulu lebih cendrung mengarah
pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi kegenerasi dengan tetap menerapkan
estetika. Nilai-nilai positif dari para kaisar di Jepang inilah yang diterapkan pada
pendidikan yang ada di negara tersebut. Dimana setiap individu harus mampu
menjalin hubungan yang harmonis, mencurahkan kasih sayang terhadap orang-
orang di sekelilingnya, kesetiaan, dan kepatuhan kepada orang tua, suami, istri,
sahabat, menjadi diri sendiri yang moderat dan sederhana, serta menuntut ilmu
sedalam mungkin dan diimbangi dengan jiwa seni.
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3 November
1946, kebijakan pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Azasi Manusia,
kebebasan hati nurani, jaminan setiap individu untuk mengembangkan kebebasan
berfikir, kebebasan akademik dimana setiap individu memperoleh hak untuk
mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
3. Pandangan Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia berdasar pada Pancasila dan UUD 1945.
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional Indonesia disusun sedemikian rupa,
sehingga sesuai dengan kebutuhan akan bangsa Indonesia yang secara geografis,
demografis, histories, dan cultural. Pendidikan nasional didasarkan atas landasan
konstitusional atau Undang-Undang Dasar 1945 yaitu:
1) Dalam pembukaan UUD 1945, antara lain : “ ... Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

30
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia,...”
2) Pada bab XIII pasal 31 yang berunyi sebagai berikut :(1) Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa; (4) Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan
dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; serta (5)
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
3) UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa
pendidikan nasional Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

31
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbandingan Landasan Ilmiah dan Teknologi Menurut Pandangan Sekuler, Islam, dan Indonesia
Indikator Tinjauan Pandangan Sekuler Pandangan Islam Pandangan Indonesia
Ruang Lingkup  Materialisme yang jauh dari Rabbaniyah (Menyentuh aspek Perpaduan materialisme
Kajian spritualisme, terkait dengan spiritual dan material secara dengan memperhatikan
individu, keluarga, masyarakat, dan bersamaan) rabbaniyah (aspek spiritual)
negara dan social terkait dengan
individu, keluarga,
masyarakat, dan Negara
Dampak Positif  Banyak penemuan ilmiah dan  Meliputi : mencakup semua Antusiasme kaum muda untuk
pengetahuan yang diraih aspek kehidupan beribadah dan berakhlak
 Factor kekayaan dan kemakmuran  Sistem social yang mulia, seperti:
melimpah sempurna  Fenomena jilbab yang
 Memiliki kekuatan dan kekuasaan  Ajarannya indah, merebak, dan menggeser
menakjubkan (kehidupan gaya hidup telanjang,
manusia tidak mungkin bisa menggeser Tabarruj dan

32
Indikator Tinjauan Pandangan Sekuler Pandangan Islam Pandangan Indonesia
tegak dengan sempurna pornografi.
tanpa islam, karena islam  Berdinya Bank dan
merupakan produk ilahi dan lembaga ekonomi islam,
sentiasa dalam sehingga menggeser sistem
pemeliharaanya), dan riba
dimanis (QS. Al-Hijr ayat  Suara keras menuntut
9 dan QS. At-Taubah ayat penerapan syariat Allah
32)
Dampak Negatif  Peradabannya hedonis dan syahwati Tanpa dampak negatif Pada masa ini muncul
 Kemunduran dan dekadensi moral  QS. Al-Anbiya’ ayat 18 sebagian penulis dan pemikir
kalangan kaum muda-mudi (Yang Haq menghancurkan yang menyerukan
yang bathil.) materialisme dan
 QS. As-Shatf ayat 8 meninggalkan islam, baik
(Allah menyempurnakan yang dilandasi dengan
cahayanya meskipun orang keyakinan ataupun karena
kafir membencinya) dorongan financial
Penerapan Teknologi  Di Amerika, Siswa Beberapa guru Saudi tampaknya Peraturan Menteri Pendidikan

33
Indikator Tinjauan Pandangan Sekuler Pandangan Islam Pandangan Indonesia
sekolahsekarang dengan lebih suka tidak menggunakan teknologi Dan Kebudayaan Nomor 22
melakukan pembelajarandengan digital dalam pengajaran mereka Tahun 2016 Tentang Standar
alat digital, seperti smartphone, atau mereka menerapkannya Proses Pendidikan Dasar Dan
tablet, dan aplikasi jejaring dengan hambatan seperti akses Menengah adalah
sosia(Rideout, Foehr, and Roberts terbatas keperangkat teknologi Pemanfaatan teknologi
2010). di kelas mereka ruang atau informasi dan komunikasi
 Rideout et al. (2010) menyatakan pelatihan terbatas dalam untuk meningkatkan efisiensi
bahwa penggunaan media digital mengintegrasikan teknologi dan efektivitas pembelajaran
yang berlebihan (lebih dari 16 jam) kedalam pengajaran
dapat berdampak buruk bagi siswa. (Alshumaim & Alhassan,
Baik psikis maupun psikologis. 2010; Mullis dkk , 2012).
Mike
 Ribble (2012) menyatakan Dengan
perkembangan teknologi yang
begitu pesat teknologi digital sangat
perlu diintegrasikan kedalam
kurikulum.

34
B. Matriks Perbandingan Landasan Konstitusional Pendidikan Menurut Pandangan Sekuler, Indonesia, dan Islam
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
Hak untuk memperoleh UU Dasar Pasal 26 UUD 1945 BAB XIII pasal 31 QS. Al-Baqarah ayat 269
pendidikan Bahwa setiap orang berhak Pasal 1 “269. Allah menganugerahkan
untuk memperoleh pendidikan Setiap warga negara berhak Al Hikmah (kefahaman yang
dan wajib mengikuti program mendapatkan pendidikan dalam tentang Al Quran dan As
wajib belajar. UUD 1945 BAB XIII pasal 31 Sunnah) kepada siapa yang
UU Dasar Pasal 44 Pasal 2 dikehendaki-Nya. dan
bahwa Pendidikan di Jepang Setiap warga negara wajib Barangsiapa yang dianugerahi
tetap mengendepankan aturan mengikuti pendidikan dasar dan hikmah, ia benar-benar telah
hukum dan melegalkan hak pemerintah wajib membiay ainya dianugerahi karunia yang
setiap individu untuk banyak. dan hanya orang-orang
memperoleh pendidikan tanpa yang berakallah yang dapat
mendiskriminasikan siapapun, mengambil pelajaran (dari
suku, agama, ras, dan antar firman Allah)”
golongan berhak mendapatkan QS. ‘Abasa ayat 1-3
pendidikan yang layak. 1. Dia (Muhammad ) bermuka

35
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
masam dan berpaling
2. Karena telah datang seorang
buta kepadanya
3. Tahukah kamu barangkali ia
ingin membersihkan dirinya
dari dosa

Pentingnya agama UU Dasar Pasal 20 UUD 1945 BAB XIII pasal 31 QS. At-Taubah ayat 122
dalam pendidikan bahwa Negara wajib Pasal 3 “Tidak sepatutnya bagi orang-
menghentikan kegiatan Pemerintah mengusahakan dan orang yang mukmin itu pergi
pendidikan agama. menyelenggarakan satu sistem semuanya (ke medan perang).
UU Dasar Pendidikan Tahun pendidikan nasional yang Mengapa tidak pergi dari tiap-
2006 meningkatkan keimanan dan tiap golongan diantara mereka
Pasal 15 ketakwaan serta akhlak mulia beberapaorang untuk

36
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
bahwa Sekolah-sekolah yang dalam rangka mencerdaskan memperdalam pengetahuan
didirikan oleh pemerintah pusat kehidupan bangsa; mereka tentang agama dan untuk
dan daerah harus mencegah Permendikbud no. 24 tahun memberi peringatan kepada
kegitan pendidikan agama atau 2016 tentang Kompetensi Inti dan kaumnya, supaya mereka itu
kegiatan lain untuk agama Kompetensi Dasar Kurikulum dapat menjaga dirinya“.
tertentu. 2013.
 Di Jepang agama tidak Kompetensi inti sebagai mana
diajarkan secara khusus di dimaksud pada ayat (1) terdiri
dalam kelas. Pada dasarnya, atas: a. kompetensi inti sikap
agama bagi orang Jepang spiritual; b. kompetensi inti sikap
hanya sekedar budaya, sosial; c. kompetensi inti
tradisi, atau kebiasaan saja. pengetahuan; dan d. kompetensi
Sehingga pelaksanaan inti keterampilan. 4) Kompetensi
pendidikan moral dan dasar pada kurikulum 2013 berisi
karakter di Jepang dilakukan kemampuan dan materi
tanpa adanya pendidikan pembelajaran untuk suatu mata
agama. pelajaran pada masing-masing

37
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
 Pendidikan moral dilakukan satuan pendidikan yang mengacu
pada jenjang pendidikan pada kompetensi inti. 5)
sekolah dasar. Pada jenjang Kompetensi inti dan kompetensi
pendidikan dasar siswa dasar digunakan sebagai dasar
dilatih berbagai kebiasaan untuk perubahan buku teks
dengan metode learning by pelajaran pada pendidikan dasar
doing seperti: makan siang dan pendidikan menengah.
bersama, bekerja sama
dengan teman, mengucapkan
salam, aktivitas motorik, dan
berani tampil di depan kelas.
Jadi, siswa langsung di
hadapkan dengan
pengalaman langsung.
Tujuan Pendidikan UU Dasar Pendidikan Tahun Dalam pembukaan UUD 1945, QS. Al-Baqarah ayat -5
2006 antara lain : “ ... Kemudian 1. Alif laam miim.
Pasal 1 daripada itu untuk membentuk 2. Kitab (al Qur’an) ini tidak ada

38
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
tujuan pendidikan, yaitu untuk suatu pemerintahan negara keraguan padanya; petunjuk
pengembangan penuh republik Indonesia yang bagi rnereka yang bertaqwa,
kepribadian dan berusaha untuk melindungi segenap bangsa 3. (yaitu) mereka yang beriman
membina warga, suara dalam Indonesia dan seluruh tumpah kepada yang ghaib, yang
pikiran dan tubuh, yang dijiwai darah Indonesia dan untuk mendirikan shalat, dan
dengan kualitas yang memajukan kesejahteraan umum, menafkahkan sebagian rezki,
diperlukan bagi mereka yang mencerdaskan kehidupan bangsa, yang Kami anugerahkan
membentuk sebuah negara yang dan ikut melaksanakan ketertiban kepada mereka,
damai dan demokratis dan dunia yang berdasarkan 4. Dan mereka yang beriman
masyarakat kemerdekaan, perdamaian abadi, kepada Kitab (al Qur’an)
dan keadilan sosial, maka yang telah diturunkan
Pasal 2 disusunlah kemerdekaan kepadamu dan Kitab-kitab
bahwa pendikan bertujuan kebangsaan Indonesia itu dalam yang telah diturunkan
untuk memperluas pengetahuan suatu undang-undang dasar sebelummu; serta mereka
dan kebudayaan, untuk mencari negara Indonesia,...” yakin akan adanya
kebenaran, menumbuhkan (kehidupan) akhirat.
kepekaan yang kaya dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang 5. Mereka itulah yang tetap

39
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
memiliki moral. sistem pendidikan nasional mendapat petunjuk dari Rabb-
Pendidikan nasional bertujuan nya, dan merekalah orang-
untuk berkembangnya potensi orang yang beruntung.
peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
Pengembangan  Pengembangan kurikulum  Indonesia ke 100 tahun atau QS. Ar-Ra’d Ayat 11
Kurikulum Jepang masih sangat kental genap satu abad pada tahun Bagi manusia ada malaikat-
sifat sentralistiknya. Namun 2045 telah kita canangkan malaikat yang selalu
rekomendasi yang sebagai fase “Indonesia Emas”. mengikutinya bergiliran, di
dikeluarkan oleh Central Menandai pencapaian masa muka dan di belakangnya,
Council for Education pemerintah Republik sejak mereka menjaganya atas

40
Menurut Pandangan Barat Menurut Pandangan Islam
Tinjauan Menurut Pandangan Indonesia
(Jepang)
(chuuou shingi kyouiku kai) penyadaran hal itu perintah Allah. Sesungguhnya
pada tahun 1997 dicanangkan di masa kedua Allah tidak merubah keadaan
memungkinkan sekolah pemerintahan SBY (2011) sesuatu kaum sehingga mereka
berperan lebih banyak dalam sebuah kerangka kerja jangka merubah keadaan yang ada pada
pengembangan kurikulum di panjang telah digelindingkan diri mereka sendiri. Dan apabila
masa mendatang. (Ichas Hamid: 2015). Allah menghendaki keburukan
 Mempersiapkan lulusan terhadap sesuatu kaum, maka tak
perguruan tinggi Islam untuk ada yang dapat menolaknya; dan
memiliki kiprah yang luas sekali-kali tak ada pelindung
sesuai dengan dinamika bagi mereka selain Dia.
masyarakat yang akan datang
(Ismail Suardi: 2017).

41
C. Implementasi Landasan Ilmiah dan Teknologi Dalam Pembelajaran Fisika
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
Landasan Ilmiah Landasan  Objek yang Gambar di atas adalah tabrakan
ontologis ditelaah oleh ilmu antara kereta api dengan mobil,
 Ilmu membatasi  Mengapa kerusakan
objeknya pada terparah dialamai oleh
fakta atau mobil?
kejadian yang Untuk menjawab pertanyaan di
bersifat empiris, atas, diskusikanlah pertanyaan-
yang pertanyaan di bawah ini dengan
 Kejadian dapat temanmu di dalam kelompok!
ditanggapi oleh
alat indra baik
secara langsung
maupun di bantu
dengan alat lain.

42
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
 Objek ilmu itu
selalu berkaitan
dengan
pengalaman
manusia yang
dapat
dikomunikasikan
kepada orang lain
Landasan  Ilmu berkaitan Discovery Learning
Epistemologi dengan segenap 1. Stimulation
proses untuk (Mengamati)
memperoleh
pengetahuan
ilmiah
 Ilmu merupakan

43
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
pengetahuan yang
diperoleh melalui
proses tertentu
yang disebut
metode keilmuan
 Metode keilmuan
mengalami
perkembangan
sebagai akumulasi
pendapat manusia.
2. Problem Statement Setelah ananda mengamati
(Menanya) gambar yang disajikan serta
membaca materi yang
diberikan, silahkan buat
minimal 3 (tiga) pertanyaan
dari hasil mengamati tersebut !

44
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
3. Data Collection Alat dan Bahan
(mencoba)  Kereta dinamik
 Ticker timer
 Pita ticker timer
 Plastisin
 Catu daya
Tugas

1. Susunlah alat dan bahan


seperti gambar di atas
2. Timbang massa kereta
dinamik A (mA) = ........ dan
massa kereta dinamik B (mB)
= ........

45
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
3. Gerakkan kereta dinamik A
yang dihubungkan dengan
ticker timer
4. Ukur jarak 10 titik pada pita,
kita lambangkan x1 (sebelum
tumbukan) dan x2 (setelah
tumbukan).
Data Processing 1. Peristiwa apa yang terjadi
(Menalar) setelah kereta dinamik A
digerakkan
2. Bagaimana gerakan kereta
dinamik A dan kereta
dinamik B sebelum peristiwa
tumbukan
3. Bagaimana gerakan kereta
dinamik A dan kereta

46
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
dinamik B setelah peristiwa
tumbukan Ambil pita ketik
pada kereta dinamik A, pada
pita akan terdapat dua
kelompok titik-titik yang
berbeda
4. Hitung kecepatan kereta
sebelum dan setelah
tumbukan dengan
menggunakan rumus:

Verification 1. Dengan perhitungan dan


pengukuran yang teliti, akan
diperoleh bahwa

47
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)

ini bearti bahwa


2. Melalui berbagai sumber
belajar, ananda semua telah
membuktikan bahwa
Generalisation Apa kesimpulan ananda dari
(Mengkomunikasikan) aktivitas ini?
Landasan  Ilmu berkaitan Manfaat dalam kehidupan Dengan mempelajari
aksiologis dengan manfaat momentum dan impuls kita jadi
atau kegunaan tahu, jika mengendarai mobil
pengetahuan ataupun motor sebaiknya
ilmiah itu hindari posisi tepat
 Ilmu dianggap didepan/belakang truk atau pun
netral mobil dengan masa yang lebih
 Ilmu itu bebas besar.

48
Implementasi dalam
Landasan
Bidang Kajian Penjelasan Peristiwa Alam Pembelajaran Fisika
Pendidikan
(Momentum dan Impuls)
dari nilai baik dan
buruk, dan sangat
tergantung dari
nilai moral
ilmuwan.

49
50
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian uraian kajian teori maka dapat disimpulak sebagai berikut.
1. Landasan ilmiah dan teknologi di dalam pendidikan sangatlah penting untuk
dimanfaatkan dalam pengembangan bahan ajar di sekolah. Pemanfaatan
teknolgi merupakan suatu cara untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah
SWT. Landasan ilmiah dan teknologi merupakan landasan dalam
pengembangan dan penerapan teknologi dalam pendidikan.
2. Landasan konstitusional merupakan suatu landasan hukum yang digunakan
sebagai pedoman di dalam melaksanakan pendidikan. Landasan konstitusional
bisa berupa UU, Al-Qur’an, Sunnah, Hadist, dan lain-lain yang berisikan
aturan- aturan yang mengikat.

B. Saran
Sebaiknya para pendidik memahami landasan pendidikan sehingga dapat
diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan landasan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Mujib Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada
Media.
Abdul dan Jusuf. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Abdurrahman, Atang Hakim dan Jaih Mubarok. 2011. Metodologi Studi Islam.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Alqurashi, E., Gokbel, E. N. & Carbonara, D. Teachers’ knowledge in content,
pedagogy and technology integration : A comparative analysis between
teachers in Saudi Arabia and United States. Br. J. Educ. Technol. 48,
1414–1426 (2017).
An-Nahawi, Abdurrahman. 1989. Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam.
Bandung : CV. Diponegoro.
Buseri, Kamrani. 2014. Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam. Kalimantan
Selatan : IAIN Antasari.
Dwiloka, B. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta.
Finished, S. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia,
Gie, The Liang. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Institusi, S., Yang, 2018. P., Tinggi, L., Integrasi, M. & Informasi, S. Halaman 1.
V, 1–13
International Society for Technology in Education.2000. National education
standards. Washington, DC: ISTE. Available at:
www.iste.org/standards/nets-for-teachers.aspx.
Jurnal, K. (2019)& Hukum, I. No Title. 20, 273–294.
Kabir, M. E. et a(2018).l. Sci-Hub Sci-Hub. 1–11 .
Kadir, A. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mike Ribble (2012) Digital Citizenship for Educational Change, Kappa Delta Pi
Record, 48:4, 148-151, DOI:10.1080/00228958.2012.734015.

52
Mohd Shafeea Leman, Ibrahim Komoo, Kamal Roslan Mohamed, C. A. A. & T.
U. 2007. Geopark as an answer to geoheritage conservation in Malaysia –
The Langkawi Geopark case study. Geol. Soc. Malaysia 95–102.
Online Safety and Technology Working Group. 2010.Youth safety on a living
Internet. Washington, DC.OSTWG. Available.
Pidarta, Made.2009. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Padang : Grasindo.
Pu’ad, Dede. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Garut : Defiya print.
Rianti, Ida. 2012. “Landasan Pendidikan Nasional”. Jurnal At-Ta’lim, 2: 72-82.
Ribble, M., and G. Bailey. 2007. Digital citizenship in schools. Eugene,
OR:International Society forTechnology in Education.
Ribble, M. 2009. Raising a digital child. Eugene, OR: HomePage
Books/International Society forTechnology in Education.
Rideout, V. J., U. G. Foehr, and D. F. Roberts. 2010.Generation M2: Media in the
lives of 8- to 18-yearolds.MenloPark, CA: The HenryJ. Kaiser
FamilyFoundation
Sudarwan Danim. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriadin. Sulesana. 2015. Volume 9 Nomor 2 Tahun 2014. Sulesana 9, 126–131.
Tirtarahardja, 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Umam, K., Yushasriati & Suhartati. 2008. Analisis Dikriminan Terhadap Tingkat
Keterkaitan Tempat Wisata di Indonesia Mengunakaan Metode Fisher. VI,
28–37.
Umar. 2016. Eksistensi Pendidikan Islam Di Indonesia (Perspekstif Sejarah
Pendidikan Nasional). J. Lentera Pendidik.Volume XIX, 16–29.
www.ntia.doc.gov/files/ntia/publications/ostwg_final_report_070610.pdf.

53
Lampiran

Pertanyaan dan jawaban


Kenapa ilmu dan pengetahuan harus di dekatkan terlebih dahulu dengan landasan
ontologi, epistomologi dan aksiologi? Bagaimana IPTEK menjadi penting
dizaman sekarang ini?
Jawab :
Landasan ontologi dari ilmu adalah hakekat atau nilai-nilai dari ilmu itu
sendiri. Landasan epistimologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui proses tertentu yang disebut metode keilmuan. Seperti IPTEK itu sendiri,
metode keilmuan itu juga mengalami perkembangan sebagai akumulasi pendapat
manusia. Landasan aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan
pengetahuan ilmiah itu. Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai
bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikkan
bagaimana ilmu digunakan untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia.
Oleh karena itu, ilmu sering dianggap netral, ilmu itu bebas dari nilai baik dan
buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral ilmuwan. Dengan kata lain manusia
pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaaat bagi
manusia atau sebaliknya.
Seperti telah dikemukakan, pengetahuan yang memenuhi ketiga landasan
tersebut diatas yaitu landassan ontologism, epistemologis, dan aksiologis yang
disebut ilmu atau ilmu pengetahun. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu
pengetahuan itu dapat bermakna kumpulan informasi, cara memperoleh informasi
serta manfaat dari informasi itu. Ketiga sisi ilmu pengetahuan itu harusnya
mendapat perhatian yang proposional di dalam bahan ajar, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Dengan
demikian, pendidikan akan dapat mewujutkan fungsinya dalam pelestarian dan
pengembangan IPTEK tersebut.

54

Anda mungkin juga menyukai