Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELIMA

MAKALAH
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh:

Rahmi Laila (19175013)

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Asrizal, M.Si
Dr. Fatni Mufit, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Daring pertama Pengembangan Model Pembelajaran Fisika. Makalah ini
merupakan individu dari mata kuliah pengembangan model pembelajaran Fisika.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
nilai pada studi Magister Pendidikan Fisika FMIPA UNP.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis pertama kali mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Fisika,
Bapak Dr. Asrizal, M.Si dan Ibu Dr. Fatni Mufit, M.Si. Rasa terima kasih juga
kami tuturkan kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI...........................................................................3
A. Deskripsi Metode Meta Analisis ....................................................................3
B. Contoh-Contoh Artikel Meta Analisis ...........................................................11
BAB III. PEMBAHASAN.....................................................................13
A. Analisis dari Satu Contoh Artikel yang Dipilih..............................................13
B. Deskripsi Artikel Meta Analisis .....................................................................17
BAB IV. PENUTUP...........................................................................................19
A. Kesimpulan.....................................................................................................19
B. Rencana Tindak Lanjut...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trend terkini dari penelitian sintesis adalah melakukan analisis terhadap
sebuah analisis yang telah ada sebelumnya,yaitu penelitian-penelitian terdahulu.
Metode inilah yang disebut meta analysis. Dibandingkan dengan 3 metode review
artikel lainnya (Narrative Review,Descriptive Review, dan Vote Counting), meta-
analysis merupakan metode yang paling konsern pada pendekatan kuantitatif.
Meta analisis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode
tinjauan lain. Meta analisis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada
berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada
variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis
literatur riset, meta analisis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi
yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari
penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta analisis dibandingkan dengan
metode tinjauan literatur lain.
Meta analisis memungkinkan adanya pengkombinasian hasil-hasil yang
beragam dan memperhatikan ukuran sampel relatif dan ukuran efek. Hasil dari
tinjauan ini akurat mengingat jangkauan analisis ini yang sangat luas dan analisis
yang terpusat. Meta analisis juga menyediakan jawaban terhadap masalah yang
diperdebatkan karena adanya konflik dalam penemuan-penemuan beragam studi
serupa yang perlu ditinjau lagi.
Meta analisis dilakukan jika sudah banyak penelitian orang tentang topik
atau kajian tertentu. Meta analisis membuat pembaca memahami lebih dalam
mengenai penelitian orang lain dan menjadi panutan untuk melakukan penelitian
lanjutan. Dengan demikian, kita perlu memahami lebih dalam mengenai meta
analisis dengan membahas pengertian meta analisis, tujuan meta analisis, metode
meta analisis, dan pembahasan contoh meta analisis..

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan peneliti teliti yang didasarkan atas
latar belakang yang telah diuraikan. Perumusan masalah disini terkait dengan
jurnal yang akan di analisis. Sebagai perumusan masalah dalam penelitian ini,
1. Bagaimana metode meta analisis?
2. Apa contoh-contoh artikel meta analisis?
3. Bagaimana analisis dari satu contoh artikel yang dipilih?
4. Bagaimana deskripsi artikel meta analisis?

C. Tujuan Penulisan
Setiap kegiatan penelitian pastinya memiliki tujuan yang akan dicapai oleh
peneliti. Tujuan penelitian merupakan arahan dalam melakukan suatu penelitian,
sehingga penelitian akan berjalan dengan baik apabila memiliki tujuan yang jelas.
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas sbb:
1. Untuk mengetahui metode meta analisis
2. Untuk mengetahui contoh-contoh artikel meta analisis
3. Untuk mengetahui analisis dari satu contoh artikel yang dipilih
4. Untuk mengetahui deskripsi artikel meta analisis

D. Manfaat Penulisan
Setiap kegiatan penelitian pastinya memiliki tujuan yang akan dicapai oleh
peneliti. Tujuan penelitian merupakan arahan dalam melakukan suatu penelitian,
sehingga penelitian akan berjalan dengan baik apabila memiliki tujuan yang jelas.
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi pembaca dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan.
2. Bagi mahasiswa dapat membantu memahami pengembangan dan
pemanfaatan bahan ajar cetak.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Program Studi Magister Pendidikan Fisika Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Metode Meta Analisis


1. Sejaran Meta Analisis

Meta analisis sebenarnya sudah dipakai secara “implisit” pada tahun 1904.
Namun baru memakai kata “meta-analysis” setelah Glass di tahun 1976 memakai
istilah“meta-analysis” di dalam artikelnya. Meta Analisis dikembangkan oleh
Gene Glass yang memperluas pengadopsian hasil penelitian oleh para peneliti. 
Metode ini meliputi penerimaan hasil penemuan masing-masing kajian pada effect
size (D).  Untuk studi yang membandingkan kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol, effect size dihitung dengan mengurangkan rerata skor terhadap
kelompok kontrol pada dependent variable dari rerata kelompok eksperimen dan
dibagi dengan simpangan baku kelompok kontrol. 
Rumus-rumus yang sama dikembangkan untuk mengubah kebanyakan
statistik  inferensial, misalnya rasio t, rasio F persentase, dan koefisien korelasi
bagi effect size tersebut.  Rerata effect size untuk seluruh kajian dilibatkan dalam
research review yang kemudian dihitung untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari
fenomena di bawah kajian tersebut. Rumus-rumus yang sama dikembangkan
untuk mengubah kebanyakan statistik  inferensial, misalnya rasio t, rasio F
persentase, dan koefisien korelasi bagi effect size tersebut.  Rerata effect size
untuk seluruh kajian dilibatkan dalam research  review yang kemudian dihitung
untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari fenomena di bawah kajian tersebut.
Dalam meta analisis semua kajian dengan bukti yang tersedia dihubungkan
dengan pertanyaan penyelidikan yang dilibatkan, tanpa memperhatikan kualitas
(ini merupakan salah satu kelemahan meta analisis).  Glass mempertimbangkan
pendekatan tersebut dengan menjelaskan bahwa secara metodologi, kajian
tersebut seringkali melaporkan hasil-hasil yang sama untuk menemukannya di
dalam kajian-kajian yang lebih tegas, dengan mengkombinasikan seluruh hasil
kajian, yakni hasil yang dapat diterima dan yang lebih dapat dipercaya.

3
2. Pengertian Meta Analisis

Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data


yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya
dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang
fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata
lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan
angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang
diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud
lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah
pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
Meta analisis adalah suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan
prosedur statistik terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian.  Menurut
Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap
data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik
yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama
yang dimiliki.  Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset
dan kegiatan evaluasi. Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis
antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri
informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan
paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau
ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal
dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk
menerima atau mendukung hipotesis,  menolak/menggugurkan hipotesis yang
diajukan oleh beberapa peneliti (Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh
Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis
sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian
yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini

4
dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang
disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering
kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.

3. Tujuan penelitian meta analisis


Meta analisis memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan utama dari penelitian
meta analisis ini adalah untuk memperoleh suatu kesimpulan umum dari berbagai
permasalahan sejenis. Tujuan penelitian meta analisis lainnya diungkapkan dalam
penelitian klinis, antara lain:

a. Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun


besarnya perbedaan antar-variabel.
b. Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji
hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval kepercayaan).
c. Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat perancu
(confounding), agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan
atau perbedaan.

Tujuan penelitian meta analisis menurut Sack, dkk., antara lain:


a. Untuk meningkatkan daya pada titik akhir primer dan pada sub kelompok,
yang mana ukuran sampel yang asli terlalu kecil sehingga menunjukkan
statistik secara signifikan.
b. Untuk menyelesaikan ketidakpastian hasil laporan.
c. Untuk meningkatkan perkiraan effect size.
d. Mengkaji keajegan atau ketidakajegan dari hasil-hasil penelitian yang
membahas permasalahan sejenis.
e. Menemukan konsistensi atau un-konsistensi dalam pengkajian hasil silang
dari hasil-hasil penelitian sejenis.

5
4. Jenis Penelitian pada Meta Analisis

Dalam melakukan meta analisis, artikel yang akan dianalisis tidak boleh
sembarangan. Meta analisis dapat dilakukan pada beberapa jenis penelitian.
Berikut adalah jenis-jenis dari penelitian meta analisis:
a. Penelitian Eksperimental
Penelitian yang membangun hubungan sebab akibat dengan memanipulasi
dan mengamati 2 kelompok objek, satu Kelompok Treatment (yang
mendapat perlakuan) dan satu Kelompok Kontrol (yang tidak mendapat
perlakukan). Hasil dari penelitian ekperimental cenderung mengarah pada
penerimaan atau penolakan suatu interpretasi secara jelas.
b. Penelitian Korelasional
Penelitian yang ingin membuktikan sejauh mana atau seberapa besar
hubungan antara dua atau lebih variabel.
c. Penelitian Penyebab-Perbandingan
Penelitian yang ingin menentukan penyebab dari perbedaan antara
kelompok-kelompok orang.
d. Penelitian Survei
Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang variabel dari
populasi. Teknik pengumpulan data yang umumnya digunakan pada
penelitian ini adalah kuisioner. Penelitian survei banyak digunakan untuk
merumuskan kebijakan-kebijakan.
e. Penelitian Etnografi
Penelitian etnografi atau bahasa sederhananya adalah Penelitian Deskriptif.
Penelitian ini mendokumentasikan/ menggambarkan suatu peristiwa/
kejadian/ fenomena melalui pengamatan dengan sebenar-benarnya. Selain
melalui pengamatan, penelitian ini juga bisa dilakukan dengan
mewawancarai narasumber terpercaya untuk memperoleh informasi yang
lebih jelas dan lebih pasti.
f. Penelitian Sejarah
Penelitian ini meliputi kegiatan meneliti beberapa dokumen pada suatu
periode atau mewawancarai narasumber terpercaya yang memiliki

6
pengalaman cukup pada suatu periode tersebut. Masalah pada penelitian ini
adalah data dari dokumen harus dipastikan benar-benar datang dari periode
yang akan diteliti; dan memastikan data yang berasal dari perkataan
narasumber itu benar. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi dan
menjelaskan mengapa suatu hal terjadi pada periode tertentu dengan tepat.
g. Penelitian Tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial untuk
memperbaiki praktik-praktik yang dilakukannya. Dalam bidang pendidikan,
penelitian tindakan yang umum kita kenali adalah penelitian tindakan kelas
yang dilakukan oleh guru-guru dalam upaya melakukan perbaikan kegiatan
proses pembelajarannya di kelas.

5. Metode Penelitian Meta Analisis

Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data


sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian
penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang
berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang
telah dilakukan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
suatu meta analisis:
a. Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
b. Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
c. Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya
pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
d. Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini
berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis
mengintegrasikan effect study antar studi.
 Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini
dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain
dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga
dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement,
maupun man made error (artifact) yang lain.

7
Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu
dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian
(Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11
artefak yaitu:
a. Kesalahan pengambilan sampel
b. Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
c. Kesalahan pengukuran pada variabel independent
d. Dikotomi variabel dependen
e. Dikotomi variabel independent
f. Variasi rentangan dalam variabel independent
g. Artefak atrisi
h. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
i. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
j. Kesalahan pelaporan atau transkripsi
k. Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
 
Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990) mengemukakan langkah-langkah/
metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b. Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
1) Menghitung mean korelasi populasi
2) Menghitung varians rxy  
3) Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
4) Dampak pengambilan sampel
c. Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
1)  Menghitung mean gabungan
2) Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
3) Interval kepercayaan
4) Dampak variasi reliabilitas

8
Metodologi penelitian meta analisis menurut Arlinda S. Wahyuni dan Julian
di Harahap, antara lain:
1. Kriteria pemilihan berbagai penelitian sejenis;
a. Abstraksi, kualitas, dan statistika dapat bervariasi.
b. Hasil-hasil dari penelitian yang digunakan tergantung tujuan dari penelitian
meta analisis yang ingin dilakukan.
c. Peneliti harus menetapkan jenis dan rincian hasil-hasil penelitian yang akan
digabungkan, seperti penelitian tersebut berasal dari negara mana, tahun
berapa, dan dipublikasikan atau tidak.
2. Metode untuk menelusuri berbagai penelitian sejenis;
a. Bekerja sama dengan penelusur, seperti pustakawan.
b. Penelitian-penelitian yang terkumpul, harus diteliti satu persatu.
3. Kriteria yang jelas untuk penilaian kualitas dari berbagai penelitian sejenis,
yang meliputi aspek desain, pelaksanaan, dan analisis; apabila kualitasnya
tidak sama, maka dilakukan pembobotan.
4. Klasifikasi dan kodifikasi unit dari berbagai penelitian sejenis untuk
digabungkan;
a. Diperlukan teknik statistik tertentu.
b. Subjek yang berbeda dengan kualitas yang berbeda, tidak dapat diberi
perlakuan yang sama.
c. Bobot yang besar diberikan pada jumlah subjek yang banyak.
d. Penggabungan uji klinis skala numerik dibandingkan dengan rata-rata, dan
dinyatakan dalam standar deviasi.
5. Abstraksi kuantitatif hasil masing-masing penelitian;
6. Rencana penggunaan model statistika;
7. Rencana interpretasi hasil; dan
8. Rencana pelaporan hasil.

Metodologi atau langkah-langkah dalam melakukan kegiatan penelitian meta


analisis menurut David B. Wilson dan George A. Kelley, antara lain:
a. Tetapkan masalah yang ingin diteliti;

9
b. Tentukan periode dari berbagai penelitian yang akan dijadikan sebagai
sumber data (misalnya 10 tahun terakhir).
c. Carilah berbagai penelitian yang berhubungan dengan masalah yang ingin
diteliti (penelitian dengan permasalahan sejenis).
d. Bacalah bagian Judul dan Abstrak dari penelitian-penelitian tersebut untuk
melihat apakah penelitian tersebut sesuai dengan masalah yang ingin diteliti.
e. Fokuskan penelitian pada masalah, metodologi penelitian (jenis, tempat, dan
waktu penelitian; metode; pupulasi; sampel; teknik penarikan sampel; dan
teknik analisis data), data, analisis data, dan hasil (kesimpulan dan saran).
f. Kategorikan masing-masing penelitian berdasarkan paradigmanya (misalnya
penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif).
g. Bandingkan hasil semua penelitian sesuai dengan kategorinya.
h. Analisis kesimpulan yang ditemukan dengan mengkaji hasil-hasil penelitian
itu, dengan mengkaji metode dan analisis data dalam setiap penelitian,
sehingga dapat diketahui keunggulan dan kelemahan penelitian yang
dilakukan sebelumnya.
i. Tarik kesimpulan penelitian meta analisis

Hampir sama dengan pendapat Wilson dan Kelley. Secara singkat, Glass
(dalam Sutrisno, 2007); Jammie (2004); Sutrisno, Hery, Kartono (2007) juga
mengemukakan pendapat mereka mengenai tahapan-tahapan dalam melakukan
penelitian meta analisis, antara lain:
a. Menetapkan domain penelitian yang akan dirangkum;
b. Memilih jenis publikasi yang akan dikumpulkan;
c. Mengumpulkan hasil penelitian atau literatur;
d. Mencatat data-data (variabel-variabel) penelitian;
e. Menghitung effect size per sumber atau penelitian; dan
f. Menginterpretasi rangkuman dan membuat laporan.

10
6. Kelebihan Meta Analisis
a. Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.
b. Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel,
sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect
size”.
c. Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil
penelitian yang telah ada sebelumnya.
d. Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak
signifikan sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
e. Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang
terjadi dari studi yang bermacam-macam.
f. Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat organizational
behaviour yang baik.
 
7. Kekurangan Meta Analisis
a. Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan
terjadi/memiliki sampel –sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu.
b. Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang
signifikan saja, sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.
c. Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu
yang berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
d. Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
e. Bisa saja terjadi metodological error.

B. Contoh-Contoh Artikel Meta Analisis

Saat ini sudah banyak peneliti melakukan penelitian meta analisis. Penelitian-
penelitian tersebut dapat kita temukan di berbagai sumber, contohnya internet.
Berikut ini, contoh-contoh artikel meta analisis tentang penerapan model
pembelajaran discovery learning model di sekolah:
1. The effects of a problem-based learning approach on students’ attitude levels:
A meta-analysis.

11
2. Meta-analysis of inquiry-based learning: Effects of guidance.
3. The Effects of the Constructivist Learning Approach on Student's Academic
Achievement.
4. Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa.
5. Effect of 5E Learning Model on Academic Achievement, Attitude and
Science Process Skills: Meta-analysis Study.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis dari Satu Contoh Artikel


1. Identitas artikel :

Judul : Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penulis : Firosalia Kristin
Jurnal :Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa
Tahun Terbit : 2016
Volume, :2 (1) 90-98
Nomor,
halaman

2. Latar Belakang
Pendidikan bagi setiap orang sangat penting. Dalam proses pendidikan
tentunya yang diharapkan memperoleh hasil yang baik. Hasil belajar yang baik
dapat diperoleh melalui belajar dengan sungguh-sungguh. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar Siswa secara umum dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa itu
sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
Proses pembelajaran dapat berlangsung karena adanya siswa, guru,
kurikulum, satu dengan yang lain saling terkait atau saling berhubungan. Siswa
dapat belajar dengan baik jika sarana dan prasarana untuk belajar memadai, model
pembelajaran guru menarik, siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga
siswa tidak merasa jenuh atau bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas.
Peningkatan hasil belajar yang baik tidak hanya didukung oleh kemauan siswa
untuk mau belajar dengan baik, tetapi metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Fakta di lapangan masih ada beberapa guru yang menggunakan model

13
pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa sehingga membuat siswa kurang
serius dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Guru masih mendominasi dalam
proses pembelajaran sehingga siswa hanya pasif saja. Trend yang berkembang
sekarang ini siswa harus belajar melalui kegiatan mereka sendiri dengan
memasukkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, di mana mereka harus di dorong
untuk mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen dan
membiarkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi mereka sendiri.
Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tidak
asing lagi. Discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Dengan demikian model discovery learning perlu ditinjau sejauh
mana dampaknya terhadap pembelajaran IPA di sekolah.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian meta-analisis yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara merangkum, mereview dan menganalisis data penelitian
dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menelusuri jurnal pada beberapa media elektronik. Kata kunci
yang digunakan dalam penelusuran jurnal adalah “discovery learning” PTK
“Pembelajaran IPA SD”. Dari penelusuran dengan menggunakan kata kunci
tersebut diperoleh hasil 28 jurnal kemudian dipilih yang memenuhi kriteria yaitu
tersedianya data sebelum tindakan dan sesudah tindakan dalam bentuk skor yang
kemudian dilakukan analisis. Analisis menggunakan metode pembanding untuk
menentukan dampak penerapan model pembelajaran discovery learning, selisih
skor sebelum tindakan dengan sesudah tindakan sebagai besarnya peningkatan,
kemudian dibagi skor sebelum tindakan (dalam bentuk %) untuk menentukan
besarnya pengaruh tindakan pembelajaran terhadap hasil belajar.

4. Hasil penelitian

14
Hasil penelitian yang diikutkan dalam analisis meta ini adalah: 1. Upaya
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Discovery Pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 oleh Siti
Zaenatun Murtiningsih. 2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi
Siswa Dengan Model Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas 4
Semester II SD Negeri 1 Kalipang Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015 oleh Sukma Mustikaningtyas. 3. Peningkatan Hasil Belajar
Metode Discovey Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu
Raya Oleh Agus Supriyadi, Zainuddin, Paridjo. 4. Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Oleh Aman
Rambe. 5. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Sifat-
Sifat Cahaya melalui Strategi Pembelajaran Penemuan (Discovery) Siswa Kelas
VA SDN Karangharjo 02 Silo Jember, oleh Azizah, I. N., & Nuriman, A Data
pada laporan penelitian yang diacu masih sangat luas dan banyak. Dalam laporan
ini, data diolah kembali dengan cara merangkum dan mengambil intisari hasil
penelitian saja. Selanjutnya, data dilaporkan kembali secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif. Hasil analisis terkait dengan model pembelajaran discovery
learning dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis terkait dengan model pembelajaran discovery learning

15
Berdasarkan hasil analisis yang tersaji, ternyata model pembelajaran
discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar mulai dari yang terendah
9% sampai yang tertinggi 27% dengan ratarata 17,8%. Merujuk dari data diatas
sejalan dengan pendapat Bruner (dalam Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan
bahwa model pembelajaran discovery learning bermanfaat untuk peningkatan
potensi intelektual siswa.

5. Kesimpulan Penelitian
Penerapan model pembelajaran discovery learning telah dilakukan oleh para
peneliti. Hasil analisis meta menunjukkan bahwa model discovery learning
mampu meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari yang terendah 9% sampai

16
yang tertinggi 27% dengan rata-rata 17,8%.

B. Diskripsi Artikel Meta analisis

Nama/NIM Rahmi Laila/19175013

Judul Artikel Meta Analisis Pengaruh Discovery Learning Model pada


Pembelajaran Fisika di Sekolah

Tujuan penelitian Menganalisis:


mataanalisis. 1. Jurnal-jurnal yang menggunakan Discovery Learning
Model
2. Pengaruh Discovery Learning Model terhadap hasil
belajar siswa
3. Effect size dari semua jurnal

Judul Jurnal 1. PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI DISCOVERY


sejenis (min 10 LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN
jurnal yg akan DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI
dianalisis) KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
KREATIVITAS SISWA SMK KELAS X PADA
MATERI SIFAT MEKANIK BAHAN
2. PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA
BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA
POKOK BAHASAN KINEMATIKA GERAK
LURUS
3. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU
DAN KALOR
4. PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA MAN BONDOWOSO
5. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
BERBASIS DISCOVERY LEARNING
BERBANTUAN PhET INTERACTIVE
SIMULATIONS PADA MATERI HUKUM
NEWTON
6. PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING
BERBANTUAN MEDIA ANIMASI MACROMEDIA
FLASH DISERTAI LKS YANG TERINTEGRASI
DENGAN MULTIREPRESENTASI DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
7. PENGARUH PENERAPAN MODUL DALAM
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

17
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS X SEMESTER 1 DI SMAN 1 KUBUNG
KABUPATEN SOLOK
8. MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI
TEKNIK PROBING PROMPTING DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI MA
9. Promoting Science Literacy with Discovery Learning
10. Penggunaan Discovery Learning Berbantuan
Laboratorium Virtual pada Penguasaan Konsep Fisika
Siswa

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan
angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang
diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud
lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah
pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis. Tujuan utama dari
penelitian meta analisis ini adalah untuk memperoleh suatu kesimpulan umum
dari berbagai permasalahan sejenis. Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering
digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang
paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size,
teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan
sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.
Kelebihan meta analisis diantaranya: lebih sedikit subjektivitas dan judgement
dibanding 3 metode lain, karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak
mengambil sampel, sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya
dinamakan “effect size”, meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan
berbagai macam hasil penelitian yang telah ada sebelumnya, metode ini fokus
pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan sehingga bisa
menghasilkan suatu hasil yang signifikan, metode ini juga dapat menjwab
pertanyaan seputar kesenjangan hasil dari studi yang bermacam-macam.

B. Rencana Tindak Lanjut


Setelah mengetahui tentang meta analisis, maka dapat diketahu bahwa meta
analisis suatu bentuk metode penelitian. Meta analisis berguna untuk
mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian sebelumnya untuk dijadikan
pedoman untuk melakukan penelitian lanjutan. Bentuk dari tindak lanjut dari
makalah ini adalah pembuatan Meta analisis dari pengaruh discovery learning
model dalam pembelajaran Fisika.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anil, Ö., & Batdi, V. (2015). A comparative meta-analysis of 5E and traditional


approaches in Turkey. Journal of Education and Training Studies, 3(6), 212-
219.
Anwar, R. (2005). Meta Analisis. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran.
Ayaz, M. F., & Sekerci, H. (2015). The Effects of the Constructivist Learning
Approach on Student's Academic Achievement: A Meta-Analysis Study.
Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET, 14(4), 143-156.
Batdı, V. (2014). The effects of a problem-based learning approach on students’
attitude levels: A meta-analysis. Educational Research and Reviews, 9(9),
272-276.
Cakr, N. K. (2017). Effect of 5E learning model on academic achievement,
attitude and science process skills: Meta-analysis study. Journal of Education
and Training Studies, 5(11), 157-170.
Damayanti, S. Q., Mahardika, I. K., & Indrawati, I. (2016). Penerapan Model
Discovery Learning Berbantuan Media Animasi Macromedia Flash disertai
LKS yang Terintegrasi dengan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika
di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(4), 357-364.
Dewi, S. R., Nurmilawati, M., & Budiretnani, D. A. (2017). Improving of
scientific literacy ability using discovery learning model at the seventh grade
students of state JHS 3 Ngronggot, Nganjuk-Indonesia. JPBI (Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia), 3(3), 266-271.
Ekawati, Y., Sunarno, W., & Cari, C. (2017). Pembelajaran Fisika Melalui
Discovery Learning Dengan Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau
Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreativitas Siswa SMK Kelas X Pada
Materi Sifat Mekanik Bahan. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 6(3), 17-28.
Elwood.J.M,(1988) Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical
Trial,Second Edition,Oxford Universiy Press.

20
Febrianti, K. V., Bakri, F., & Nasbey, H. (2017). Pengembangan Modul Digital
Fisika Berbasis Discovery Learning Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak
Lurus. WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika), 2(2), 18-26.
Fernanda, R., Ramli, E., & Ratnawulan, R. (2015). Pengaruh Penerapan Modul
Dalam Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas X Semester 1 Di SMAN 1 Kubung Kabupaten Solok. Pillar Of
Physics Education, 6(2).
Glass, G.V. (1976) “Primary, Secondary, and Meta-Analysis of Research”,Review
of research in Education, http://www.blackwellpublishing.com/medicine
/bmj/systreviews/) diakses pada 13 April 2020 pukul 16.00
Helmi.A.V (2005)Gaya Kelekatan Dan Model Mental Diri,Studi Meta
Analisis.UGM(http://en.wikipedia.org/wiki/Meta-analysis) diakses pada 13
April 2020 pukul 16.00
Hunter,J.E,& Schmidt,F.L.(1990) Methods of Meta-Analysis,London:Sage
Publication(http://depts.washington.edu/k30/ed.pdf) diakses pada 13 April
2020
Jamie DeCoster (2004) Meta-Analysis Notes,University of Alabama,USA
(http://www.stat-help.com.notes.html
Kusuma, T. A., & Harijanto, A. (2015). Model Discovery Learning Disertai
Teknik Probing Prompting Dalam Pembelajaran Fisika Di MA. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 3(4).
King, William R., He, Jun. Understanding The Role And The Methods of Meta-
Analysis in IS. (yang di-review oleh Ranni Kusumawardhani)
Kristin, F. (2016). Analisis model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 2(1), 90-98.
Lazonder, A. W., & Harmsen, R. (2016). Meta-analysis of inquiry-based learning:
Effects of guidance. Review of educational research, 86(3), 681-718.
Mustofa, A. (2017). Keefektifan LKS Berbasis Model Pembelajaran Discovery
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains. Pendidikan Sains,
5(1).

21
Perdana, A., Siswoyo, S., & Sunaryo, S. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa berbasis Discovery Learning Berbantuan Phet Interactive Simulations
Pada Materi Hukum Newton. WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika), 2(1).
Puspitasari, Y., & Nurhayati, S. (2019). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA. JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN, 6(1),
93-108.
Pursitasari, I. D., Suhardi, E., & Sunarti, T. (2019, June). Promoting Science
Literacy with Discovery Learning. In Journal of Physics: Conference Series
(Vol. 1233, No. 1, p. 012074). IOP Publishing.
Putri, R. H., Lesmono, A. D., & Aristya, P. D. (2017). Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika Siswa MAN
Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 173-180.
Rubini, B., Pursitasari, I. D., Ardianto, A., & Nugraha, N. (2017). Improving
students’ scientific literacy on environmental pollution topics through
laboratory-based discovery learning. Jurnal Pengajaran MIPA, 22(2), 205-
210.
Sari, P. I., Gunawan, G., & Harjono, A. (2017). Penggunaan Discovery Learning
Berbantuan Laboratorium Virtual pada Penguasaan Konsep Fisika Siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(4), 176-182.
Sutjipto, H. (1995). Aplikasi Meta- analisis dalam Pengujian Validitas Item.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
William R.K & Jun He,(2005) Understanding the Role and Methods of Meta-
Analysis in IS Research.( http://www.encyclopedia.com/doc/1G1-110087
17.html) diakses pada 13 April 2020 pukul 16.00
Yaumi, Y. (2017). Penerapan Perangkat Model Discovery Learning pada Materi
Pemanasan Global untuk Melatihkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP
Kelas VII. Pensa: Jurnal Pendidikan Sains, 5(1).

22

Anda mungkin juga menyukai