Anda di halaman 1dari 118

SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

LKPP
Lembaga Ke
a n B a
bijakan
rang/Jasa
Pen g ad a
Pemerintah

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 1


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

JURNAL PENGADAAN
“Senarai Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah”

DITERBITKAN OLEH
Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP)
SME Tower Lt.8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94
Jakarta 12780
Telp. 021-7991025
Fax. 021-7996033
www.lkpp.go.id

PELINDUNG
Agus Rahardjo

REDAKTUR AHLI
Eiko Whismulyadi Himawan
Adinegoro Bima Haria
Wibisana Agus Prabowo
Djamaludin Abubakar

PEMIMPIN UMUM
Salusra Widya

PEMIMPIN REDAKSI
R Adha Pamekas

REDAKSI
Mudji Santosa
M Firdaus Suharti Ratna Ayu
Maruti Mustika Rosalina Gigih
Pribadi Himawan Giri Dahlan

“Jurnal LKPP: Senarai”


Redaksi menerima kiriman
113 halaman ; 18 x 25cm artikel atau essay yang relevan
ISSN:
dengan dunia pengadaan.
Kirim ke humas@lkpp.go.id dan
Volume 1 Number 1
Desember 2011 dilengkapi dengan identitas diri
Printed in Indonesia yang jelas.

2 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

DAFTAR ISI
RISET REDAKSI

Riset Redaksi 5-7 Pengantar Redaksi Mengenai


Topik Kajian Utama

TOPIK UTAMA

Penulis: 8-25 Sistem pengadaan publik dan cakupannya


Senator Nur Bahagia

LAPORAN DAERAH

Penulis: 26-39 Kabupaten Banjar Menghadapi

Samsul Ramli Tantangan Pengadaan Publik

KAJIAN UMUM

Peninjauan Satu Tahun Pelaksanaan Perpres 54/2010


Penulis: 40-57
Agus Prabowo tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

ARTIKEL/ESAI

Penulis: 58-75 Audit Pengadaan Barang/Jasa


Maslani Mengenal Risiko Penyimpangan untuk Pencegahan
Penulis:
76-85 8 Cara Cerdas Mengikuti Tender
Agus Kuncoro
Penulis:
86-105 Kasus Pengadaan Barang / Jasa Berdasarkan
Iwan Hardian Temuan BPK RI

TENTANG PENULIS

Penutup: 106-112 Ringkasan CV Penulis

PETUNJUK UNTUK PENULIS

Penutup: 113-118 Petunjuk Untuk Penulis

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 3


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

RISET REDAKSI

4 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Pengantar Redaksi

Mungkin masih banyak dari kalangan kantor menjadi lumpuh, fungsi instansi
masyarakat kita yang tidak menyadari tidak berjalan, dan masyarakat pun
bahwa salah satu unsur pendukung tidak dapat terlayani.
dalam kegiatan pembangunan sebuah
negara adalah kegiatan pengadaan Ironisnya penyelewengan yang pal-
barang/ jasa. Sebagai contoh yang pal- ing sering terjadi justru dalam kegia-
ing sederhana adalah pengadaan ker- tan pengadaan tersebut. Kontrak yang
tas. Bagaimana jadinya sebuah kantor tidak sesuai ketentuan, proses tender
pemerintah jika mengalami kehabisan yang tidak benar, mark-up harga den-
stok kertas. Tentunya kegiatan koordi- gan besaran yang tidak masuk akal,
nasi terkait pelayanan publik, peneta- pejabat pembuat komitmen yang nakal,
pan keputusan maupun kebijakan serta tidak maksimalnya hasil kerja penye-
aktivitas lainnya yang membutuhkan dia, serta berbagai kasus lainnya, mer-
kertas sebagai media akan terhambat. upakan bentuk-bentuk penyelewengan
yang pada akhirnya membuat kegiatan
Kertas hanyalah sebuah contoh kecil pengadaan menjadi sebuah kegiatan
dari betapa luas dan dinamisnya keg- pemborosan anggaran. Padahal ham-
iatan pengadaan barang/ jasa pemer- pir 35-40% dari APBN/APBD 2011 atau
intah dalam kegiatan sehari-hari dari kurang lebih senilai 450 triliun disalur-
lembaga pemerintah pada umumnya. kan pada kegiatan pengadaan ini.
Bisa dibayangkan bagaimana jika se-
buah lembaga pemerintah tidak me- Anggaran yang semestinya bisa lebih
miliki komputer, jaringan internet, per- banyak dimanfaatkan untuk membiayai
alatan ATK, mobil operasional, listrik, pembangunan lainnya, justru terkuras
lampu, gedung dan kebutuhan ope- di dalam kegiatan pengadaan barang/
rasional penting lainnya. Yang selan- jasa yang tidak efektif dan efisien. Hal
jutnya terjadi adalah seluruh kegiatan ini karena ada pihak-pihak tertentu

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 5


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

yang memiliki paradigma berpikir menjadi regulasi utama pengadaan ba-


hanya untuk mencari keuntungan prib- rang/jasa pemerintah.
adi, dan mengenyampingkan kepentin-
gan publik. Hal ini terbukti dengan 80% Di sisi lain seiring dengan gelombang
kasus korupsi yang ada dan dilaporkan reformasi birokrasi dan adanya se-
ke KPK terkait pengadaan barang/jasa mangat untuk menciptakan pengadaan
pemerintah. yang lebih baik, pengadaan barang/
jasa pemerintah juga terus menunjuk-
Proses pengadaan yang baik akan men- kan pergerakan perubahan di berba-
dukung perkembangan sebuah negara, gai daerah di Tanah Air. Pembukaan
karena pemakaian anggaran belanja Layanan Pengadaan Secara Elektronik
yang tepat akan menopang pemban- (LPSE) di sejumlah wilayah memper-
gunan yang berujung pada pertumbu- lihatkan adanya semangat reformasi
han ekonomi negara. Sebagai contoh pengadaan di tiap Kementerian/Lem-
sebuah wilayah yang memiliki infras- baga/Daerah/Instansi (K/L/D/I).
truktur yang baik, cenderung menarik
investor untuk membangun bisnisnya Jurnal Pengadaan ini diharapkan dapat
di wilayah tersebut dibanding wilayah menjadi media untuk menyebarluaskan
yang infrastrukturnya buruk. Kehad- semangat reformasi dalam dunia pen-
iran investor ini dapat mendukung gadaan barang/jasa pemerintah. Se-
perekonomian wilayah tersebut. hingga, dunia pengadaan akan se-
makin semarak dengan berbagai kaji-
Kebutuhan inilah yang menjadi dasar an yang memberikan pencerahan dan
utama kenapa Lembaga Kebijakan Pen- membuka perspektif baru seputar ilmu
gadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pengadaan barang dan jasa.
didirikan pada tahun 2008 lalu. Di
pundak lembaga inilah tugas memban- Dalam Jurnal Pengadaan edisi perdana
gun kebijakan dan sistem pengadaan yang bertemakan ‘Senarai Pengadaan
publik diberikan, dengan harapan Barang/Jasa Pemerintah’ ini, kita akan
dapat menciptakan pengadaan yang mendapat penjelasan lebih jauh ten-
kredibel dan menyejahterakan. Dari tang apa itu public procurement dan
LKPP kemudian lahir Peraturan Perpres cakupannya, termasuk paparan leng-
No 54 Tahun 2010 (Perpres 54) yang kap terkait pemahaman, pengertian,

6 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

ukuran kinerja serta prinsip dasar dan ini berisikan uraian tips singkat yang
etika public procurement. sehat dan benar untuk para penye-
dia barang/jasa dalam memenangkan
Tidak ketinggalan ulasan bagaimana tender pemerintah.
upaya Pemerintah Daerah Banjar dalam
membenahi pengadaan di wilayahnya. Pada akhirnya siapapun kita, darima-
Meski harus menghadapi situasi yang na asal kita, semuanya memiliki peran
tak mudah dan penuh dengan tan- yang sama untuk memajukan bangsa ini
tangan, namun Kabupaten Banjar mem- menjadi lebih baik. Impian untuk bisa
buktikan dengan niat serta komitmen menyamai bahkan melebihi kemajuan
yang kuat, mereka mampu mengatasi negara lain bukanlah suatu hal yang
tantangan pengadaan yang ada. mustahil, jika semua pihak bersama-
sama berkeinginan dan beritikad untuk
Telah lewat dari setahun usia Peratu- memikirkan bangsa ini, membenahi,
ran Presiden No 54 Tahun 2010 ten- dan meraih apa yang kita semua cita-ci-
tang Pengadaan Barang/Jasa Pemerin- takan sebuah negara yang maju dan se-
tah (Perpres 54), dalam Jurnal ini kita luruh rakyatnya dapat hidup sejahtera.
akan melihat sebuah kajian reflektif
bagaimana kiprah Perpres 54 selama
setahun. Kajian ini juga akan memba-
has secara singkat isi dan cakupan Per-
pres 54, serta gambaran umum dari
peraturan tersebut.

Tak lupa dihadirkan pula sejumlah


kasus pengadaan barang/jasa hasil te-
muan dari Badan Pemeriksan Keuangan
(BPK), serta bagaimana proses audit
yang dilakukan pada kegiatan pen-
gadaan barang dan jasa.

Turut disajikan esai menarik berjudul


‘8 Cara Cerdas Mengikuti Tender’. Esai

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 7


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

TOPIK UTAMA

TU
TOPIK UTAMA

8 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Sistem Pengadaan Publik


Dan Cakupannya
Senator Nur Bahagia
Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB
senator@mail.ti.itb.ac.id

Abstrak
Pengadaan Barang/Jasa Publik (Public procurement) menjadi semakin penting
bukan hanya di negara berkembang seperti Indonesia tapi juga diberbagai
negara maju seperti di Amerika dan negara yang tergabung dalam Komunitas
Eropa. Sampai saat ini belum ada rumusan maupun panduan dan pedoman
baku terkait dengan bagaimana penyelenggaraan public procurement yang
dapat digunakan oleh setiap negara, mengingat kondisi disetiap negara
berbeda-beda, bahkan pemahaman terhadap batasan dan ruang lingkup
public procurement juga masih belum ada keseragaman, yang ada dan
telah disepakati adalah prinsip dasar dan etika pengadaan. Menyadari
pentingnya pemahaman akan public procurement, makalah ini mencoba untuk
memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait dengan pemahaman,
pengertian, dan serta ruang lingkup public procurement, aktivitas pokok,
para pihak terkait, ukuran kinerja, dan prinsip dasar dan etika public
procurement(Kata kunci: public procurement, siklus pengadaan, prinsip dan
etika, kinerja pengadaan)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 9


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

1. Pendahuluan dari 30% APBN dialokasikan untuk


pengadaan barang/jasa.
Dalam kegiatan publik khususnya
pemerintahan maupun privat (usaha Oleh sebab itu, sistem pengadaan publik
swasta) selalu diperlukan barang/jasa yang transparan, non diskriminasi,
baik untuk keperluan operasional yang berkeadilan, efektif dan efisien sangat
bersifat rutin seperti bahan baku, bahan penting dalam penyelenggaraan
penolong (supplies), suku cadang, pemerintahan yang baik. Salah satu
barang jadi, dan barang modal (kapital) isu dan permasalahan pokok dalam
seperti bangunan, mesin dan peralatan penyelenggaraan pengadaan publik
lainnya. yang diakui oleh berbagai kalangan
baik dari masyarakat bahkan
Kebutuhan barang/jasa tidak dari pemerintah adalah praktek
dapat dihindarkan untuk menjaga diskriminatif, kecurangan, dan
kelancaran operasional dan untuk korupsi yang terjadi tidak hanya di
menjamin pertumbuhan, dimana negara berkembang seperti di dalam
untuk mendapatkannya tidak dapat pengadaan pemerintah di Indonesia,
diperoleh secara instan, tetapi tetapi juga diberbagai negara maju.
diperlukan tenggang waktu. Tenggang
waktu tersebut dimulai dari saat Menurur Christopher & Gross (2006),
melakukan pemesanan, waktu untuk sebenarnya isu dan permasalahan
memproduksinya, waktu untuk ini telah mendapat perhatian
mengantarkan barang, bahkan sampai masyarakat internasional sejak tahun
dengan waktu untuk memproses barang 60an, dan berbagai upaya telah
di gudang hingga siap digunakan oleh dilakukan untuk mencari solusinya.
pemakainya. Kesepakatan pertama lahir tahun 1979
pada Putaran Tokyo (Tokyo Round)
Diberbagai negara maju seperti di dengan dikeluarkannya Government
Amerika dan negara yang tergabung Procurement Agreement (GPA) sebagai
dalam Komunitas Eropa, tidak kurang suatu kesepakatan yang bersifat
dari 20% GDP dialokasikan untuk plurilateral yang mulai diberlakukan
pengadaan barang/jasa, sedangkan di pada 1 Januari 1981.
Indonesia tiap tahunnya tidak kurang

10 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Pelaksanaan GPA bersifat sukarela dan Sekalipun telah terjadi perbaikan


terbatas pada pengadaan dengan nilai dalam berbagai peraturan pengadaan
kontrak minimal sebesar 150,000 SDR selama beberapa tahun terakhir,
(special drawing rights). Selanjutnya namun dirasakan masih perlu terus
GPA ini diperbaharui pada tahun 1994 diupayakan perbaikan. Uraian berikut
sebagai bagian dari Putaran Uruguay mencoba untuk memberikan gambaran
tahun 1993 yang ditandatangani di yang memadai terkait dengan sistem
Marrakesh pada bulan April 1994, dan pengadaan barang/jasa publik, baik
mulai diberlakukan sejak bulan Januari yang terkait dengan pemahaman
1996. dan ruang lingkup, prinsip dasar,
dan etika pengadaan maupun siklus
Perlunya penyelenggaraan Public pengadaannya.
Procurement yang baik juga mendapat
dukungan dari berbagai lembaga 2. Pengertian Pengadaan Barang/
internasional diantaranya PBB Jasa Publik
melalui United Nations Commission on
International Trade Law (UNCITRAL) Berbagai rumusan tentang definisi
yang menerbitkan UNICITRAL pengadaan telah banyak dikemukakan
Model Procurement Law, World Trade oleh para pakar, diantaranya
Organization [WTO], World Bank dan Arrowsmith (2004), Nur Bahagia
Asian Development Bank sebagai (2006), Christopher & Schooner (2007,)
negara donor yang mewajibkan dan sebagainya, pada prinsipnya,
negara anggota yang diberi pinjaman pengadaan adalah kegiatan untuk
dalam melaksanakan pengadaan medapatkan barang, atau jasa secara
untuk melaksanakan prinsip dasar, transparan, efektif, dan efisien sesuai
etika, dan tata cara pengadaan yang dengan kebutuhan dan keinginan
dituangkan dalam Procurement Guide penggunanya. Yang dimaksud barang
Line. Begitu juga pemerintah Indonesia disini meliputi peralatan dan juga
memberikan prioritas yang tinggi bagi bangunan baik untuk kepentingan
berbagai reformasi penyelenggaraan publik maupun privat.
pengadaan publik secara menyeluruh,
penguatan kelembagaan dan Barang/jasa publik adalah barang
pemberantasan korupsi. yang pengunaannya terkait dengan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 11


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

kepentingan masyarakat banyak dan efisien sesuai dengan kebutuhan


baik secara berkelompok maupun dan keinginan penggunanya. Dalam hal
secara umum, sedangkan barang/jasa ini, pengguna bisa individu (pejabat),
privat merupakan barang yang hanya unit organisasi (dinas, fakultas, dsb),
digunakan secara individual atau atau kelompok masyarakat luas.
kelompok tertentu. Berdasarkan atas Dari pengertian ini maka yang
penggolongan ini maka suatu barang dimaksud dengan public procurement
atau jasa dapat saja dikategorikan ditentukan oleh siapa yang
atas barang publik tapi dapat juga melaksanakan pengadaan bukan
dikategorikan atas barang privat oleh obyek dari barang/jasanya.
tergantung pada penggunaannya. Bila dilakukan oleh pemerintah dan
Sebagai contoh, mobil bila digunakan institusi publik maka dikategorikan
untuk usaha angkutan penumpang sebagai public procurement, namun jika
umum maka dikategorikan sebagai dilakukan oleh institusi privat (swasta)
barang publik, tapi bila digunakan maka dikategorikan sebagai private
untuk kepentingan pribadi maka procurement. Dalam hal ini jika institusi
dikategorikan sebagai barang privat. pemerintah maka istilah pengadaan
Terdapat beragam pemahaman terkait pemeritah (government procurement)
dengan public procurement, tergantung akan lebih sesuai.
pada cara pandangnya. Mengacu pada
pengertian umum tentang pengadaan Berdasarkan atas penggunanya,
tersebut maka public procurement dapat Edquist et all (2000) membedakan
dipahami dari sudut pandang obyek public procurement atas direct
pengadaan, pelaksana pengadaan, dan procurement dan catalic procurement.
sumber dana untuk mengadakan. Pada direct public procurement, Institusi
Publik menjadi Pelaksana Pengadaan
Menurut Edquist et al (2000) pada sekaligus merupakan pengguna dari
prinsipnya, pengadaan publik (Public barang/jasa yang diadakan, oleh sebab
Procurement) adalah proses akuisisi itu secara intrinsik motivasi kebutuhan
yang dilakukan oleh pemerintah dan dan pengusulan pengadaan berasal
institusi publik untuk mendapatkan dari Pelaksana Pengadaan yang
barang (goods), bangunan (works), dan sekaligus juga penggunanya.
jasa (services) secara transparan, efektif,

12 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Sedangkan pada catalic procurement, adalah kegiatan pengadaan yang


Pelaksana Pengadaan melakukan sumber dananya berasal dari
pengadaan atas nama dan untuk pemerintah atau institusi publik.
pengguna barang/jasa, namun motivasi Dalam hal ini Indonesia menggunakan
kebutuhan dan pengusulan pengadaan pemahaman ini untuk membedakan
berasal dari Pelaksana Pengadaan antara public procurement dan private
bukan dari penggunanya. procurement.

Selain kedua tipe pengadaan tersebut, Semua pengadaan yang sumber


dikenal pula tipe campuran yang dananya dari pemerintah baik melalui
disebut cooperative public procurement, APBN, APBD, maupun perolehan
dimana Pelaksana Pengadaan dana masyarakat yang dikelola oleh
melakukan pengadaan atas nama dan institusi pemerintah dikategorikan
untuk pengguna barang/jasa, namun sebagai public procurement, oleh
motivasi kebutuhan dan pengusulan sebab itu seluruh kegiatan dan proses
pengadaan berasal dari pengguna atau pengadaannya harus mengacu dan
motivasi kebutuhan dari pengguna mengikuti Perpers No. 54 tahun 2010.
dan pengusulan pengadaan dan
pelaksanaan pengadaan dilakukan 3. Tujuan dan Kriteria Kinerja
oleh Pelaksana Pengadaan. Pengadaan

Sebagai contoh tipe cooperatif Pada hakikatnya tujuan dari


adalah pembangunan pasar, usulan pengelolaan sistem pengadaan adalah
pembangunan dilakukan oleh mencari jawaban terbaik terhadap
pemerintah kabupaten/kota (Dinas permasalahan yang timbul, baik
Pasar) bukan oleh penggunanya permasalahan kebijakan pengadaan
(pedagang pasar dan masyarakat maupun permasalahan sistem
konsumen) dan pelaksanaannya dapat pengoperasian sehingga pengadaan
dilakukan oleh pemerintah propinsi. barang/jasa dapat berfungsi mencapai
Selain penggolongan diatas, ditinjau kinerja sebagaimana yang diharapkan.
dari sumber dana yang digunakan untuk
pengadaan barang/jasa, maka yang Harapan dan kriteria kinerja ini tidak
dimaksud dengan public procurement berlaku umum namun tergantung

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 13


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

pada sudut pandang dan kepentingan Bagi Pengelola, kinerja pengadaan


siapa, apakah dari sudut pandang dan diukur berdasarkan atas ongkos
kepentingan pengguna (user), sudut operasional pengadaan untuk suatu
pandang dan kepentingan pelaksana kurun waktu horison perencanaan
pengadaan/pengelola atau dari sudut operasi tertentu (biasanya dalam
pandang dan kepentingan masyarakat. waktu satu tahun) tanpa mengabaikan
Oleh sebab itu, kinerja sistem tuntutan pelayanan penggunanya.
pengadaan akan bergantung pada Oleh sebab itu, Pengelola barang akan
siapa yang akan menilainya. memilih barang dengan harga yang
paling murah (lowest price). Namun,
Bagi pengguna barang/jasa atau jika kualitas barang dan umur pakainya
konsumen, baik buruknya sistem berbeda maka harga yang paling murah
pengadaan akan diukur berdasarkan belum tentu akan memberikan ongkos
tingkat ketersediaan (availability) operasional yang paling rendah.
barang/jasa dan seberapa baik tingkat
pelayanan (service level) yang mampu Oleh sebab itu, kriteria total ongkos
diberikan oleh pengelola sistem terendah selama umur pakai (total
pengadaan kepadanya dengan harga cost ownership) perlu digunakan.
yang terjangkau. Bagi pengguna yang Selanjutnya, bila barang/jasa tersebut
penting adalah barang/jasa tersedia digunakan untuk keperluan produksi
pada saat diperlukan dan dengan yang manfaatnya dirasakan oleh
pelayanan yang sebaik mungkin. masyarakat luas maka ongkos terendah
selama umur pakai belum tentu akan
Pengguna biasanya tidak mau peduli memberikan keuntungan atau manfaat
apakah untuk memenuhi tuntutannya yang besar. Oleh sebab itu, kriteria
tersebut pihak pengelola harus nilai manfaat terbesar dari uang (the
mengeluarkan ongkos yang besar atau best value for money) digunakan untuk
kecil. Bahkan pengguna tidak peduli menggantikan kriteria total ongkos
apakah pengelola merugi atau untung, terendah selama umur pakai (total cost
yang terpenting adalah terpenuhi ownership).
kebutuhannya dengan pelayanan yang
baik.

14 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Cakupan Aktivitas
Pengadaan

Pengguna

Rencana
Pengadaan

Metode Pengadaan :
Pelaksanaan: Penyedia :
Lelang
Panitia Pengadaan Persyaratan
Pemilihan langsung
Fungsi Pengadaan Kualifikasi
Pembelian langsung

Proses pengadaan :
Persiapan
Pelaksanaan, tender/pembelian
Perjanjian/Kontrak

Penerimaan
Penyimpanan Pembayaran

Pemakaian

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 15


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

4. Cakupan Aktivitas Pengadaan Identifikasi kebutuhan ini meliputi


informasi yang berkaitan dengan jenis
Aktivitas pengadaan tidak terbatas pada barang, spesifikasi barang, harga,
proses pengadaan, namun cakupan ak- jumlah barang yang diperlukan,
tivitas pengadaan meliputi lima kegia- dan lokasi penggunaan barang.
tan utama, yaitu rencana pengadaan, Sumber informasi untuk keperluan ini
proses pengadaan, penerimaan dan adalah pengguna itu sendiri sebab
penyimpanan, serta pemakaian dan penggunalah yang paling tahu akan
manajemen aset, dan tiga transaksi, kebutuhannya. Biasanya kebutuhan
yaitu transaksi pembelian barang/ barang dibedakan atas kebutuhan
jasa (kontrak), transaksi penerimaan untuk keperluan rutin dan kebutuhan
barang/jasa, dan transaksi pengelu- barang untuk kapital/pembangunan.
aran atau penggunaan barang/jasa se-
bagaimana disajikan pada Gambar 1 b. Proses Pengadaan
berikut ini.

Secara umum untuk mendapatkan


a. Perencanaan Pengadaan barang/jasa dapat diperoleh melalui
pembelian (buy) atau pembuatan
Awal dari kegiatan pengadaan (make). Suatu barang/jasa diperoleh
adalah adanya permintaan barang/ dengan cara pembelian bila barang
jasa yang datang dari pengguna tersebut telah tersedia di pasar (ready
(user) kepada Pelaksana Pengadaan/ stock) pada saat diperlukan, sedangkan
Pengelola. Agar permintaan tersebut barang/jasa akan dibuat bila barang
dapat terjamin pemenuhannya maka tersebut memerlukan upaya produksi
langkah awal yang perlu dilakukan atau konstruksi (make to order) terlebih
adalah mengidentifikasikan kebutuhan dahulu untuk dapat dimanfaatkan.
barang/jasa dari penggunanya dan
akan berakhir dengan diketahui Sebagai contoh keperluan alat tulis
besarnya jumlah kebutuhan barang diperoleh dengan cara pembelian
selama horison perencanaannya, dan sedangkan bangunan gedung
anggaran yang dibutuhkan. diperoleh dengan cara konstruksi
terlebih dahulu. Dilihat dari segi
kemampuan pengadaan maka metode

16 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

pengadaan barang dapat dibedakan teknologi/metoda kerja yang belum


atas pengadaan internal (in sourcing) dapat dilaksanakan oleh penyedia
dan pengadaan external (outsourcing). barang/jasa.

Swakelola sebagai salah satu bentuk Berangkat dari hakekat, pengadaan


pengadaan internal adalah pelaksan- merupakan proses menjodohkan
aan pengadaan yang dilakukan karena barang/jasa yang dibutuhkan dengan
memiliki kemampuan sendiri untuk penyedianya, maka metode pengadaan
melaksanakannya. Oleh sebab itu, mu- external atau pembelian, ditentukan
lai dari proses rancangan, perenca- berdasarkan jenis barang/jasa dan
naan, pelaksanaan, dan pengawasan penyedianya yaitu penunjukkan
direncanakan, dikerjakan, dan diawasi langsung, seleksi, dan lelang/tender.
sendiri dengan menggunakan tenaga Pada prinsipnya metoda penunjukkan
dan alat sendiri, walaupun dimungkin- langsung digunakan bila jumlah
kan mengunakan sumber daya dari penyedia barang hanya satu (tunggal),
luar. atau barang/jasa yang dibutuhkan
bersifat tertentu (khusus) dan atau
Pekerjaaan yang dapat di Swakelola hanya dapat dipenuhi oleh Penyedia
diantaranya pekerjaan yang bersifat Barang/Jasa tertentu.
rahasia, pekerjaan yang secara rinci
tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih Selain itu, pengadaan barang/jasa da-
dahulu sehingga apabila dilaksanakan pat dilakukan dengan cara penunjuk-
oleh penyedia barang/jasa akan kan langsung karena alasan situasional
menanggung resiko besar; pekerjaan misalnya pekerjaan yang tidak dapat
tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, ditunda-tunda lagi karena telah terjadi
lokasi dan pembiayaannya tidak perlu keadaan kahar, pekerjaan lanjutan dari
dilakukan dengan cara pelelangan, pekerjaan yang sedang dilaksanakan
pemilihan langsung dan penunjukan berdasarkan kontrak yang telah ada
langsung, atau pengadaan langsung harga satuan tetap dan secara teknis
dan/atau tidak diminati oleh penyedia merupakan satu kesatuan kegiatan
barang/jasa; dan pekerjaan untuk yang tidak dapat dipecah-pecahkan
proyek percontohan (pilot project) yang dari pekerjaan sebelumnya, dan peker-
bersifat khusus untuk pengembangan jaan tambahan yang tidak dapat dielak-

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 17


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Siklus
Pengadaan
Barang

Kualifikasi Sistem
Harga Kuantitas Katalog
Pemasok manajemen
pemasok

Rencana Daftar
pengadaan pemasok

Proses
pengadaan
Inspeksi &
Penerimaan Pembayaran
Pengumuman
Penawaran
Evaluasi
Kontrak
Monitoring

Simpan

Manajemen
Pemakaian aset

18 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

kan dalam rangka penyelesaian pen- Pelelangan secara luas dan terbuka
gadaan barang/jasa semula sepanjang melalui papan pengumuman resmi,
dapat dipertanggungjawabkan secara dan atau media cetak/elektronik.
profesional, dan harganya standar dan
tetap. Selain itu dimungkinkan pula
pembelian langsung yang merupakan
Metoda pemilihan (selection) digu- pengadaan barang/jasa yang dilakukan
nakan bila terbatas jumlah penye- secara langsung kepada penyedia
dia barang/jasa yang sesuai dengan barang/jasa tanpa melalui proses
kualifikasi atau klasifikasinya. Pemili- pelelangan, pemilihan langsung.
han dilakukan dengan mengundang Pengadaan barang/jasa tertentu dapat
lebih dari 1 (satu) penyedia barang/ dilakukan dengan cara pembelian
jasa melalui permintaan penawaran langsung karena harganya standar
dan negosiasi secara bersaing, se- dan tetap misalnya BBM, nilainya kecil,
hingga diperoleh harga yang wajar atau karena alasan situasional misalnya
dan secara teknis dapat dipertang- pekerjaan yang tidak dapat ditunda-
gungjawabkan. Selain itu, dilihat dari tunda lagi karena telah terjadi keadaan
segi kepraktisan pemilihan dapat juga kahar.
dilakukan sebagai proses lebih lanjut
atas pelelangan ulang yang mengala- c. Penyimpanan Barang
mi kegagalan.
Barang yang dibeli diharapkan akan
Sedangkan metoda pelelangan (ten- datang di gudang dari penyedia
der) digunakan bila terdapat tak ter- sesuai dengan apa yang tertera dalam
batas jumlah penyedia barang/jasa transaksi pembelian (kontrak), baik
yang sesuai dengan kualifikasi atau jenis barang, spesifikasi, jumlah, dan
klasifikasinya. Pelelangan dimaksud- waktunya. Sebelum barang disimpan
kan untuk menciptakan persaingan di dalam gudang perlu diperhatikan
yang sehat di antara penyedia barang/ transaksi penerimaan barang antara
jasa yang setara dan memenuhi syarat penyedia dengan pengelola.
berdasarkan tata cara lelang yang
transparan dan berkeadilan sehingga
terpilih penyedia barang/jasa terbaik.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 19


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Bila transaksi penerimaan barang Hal yang perlu diperhatikan adalah


semuanya sudah selesai, selanjutnya tidak diperbolehkan adanya penge-
bagian keuangan akan melakukan luaran barang tanpa adanya nota per-
pembayaran, dan pengelola gudang mintaan barang yang berasal dari
akan menyimpan barang di gudang. pengguna dan transaksi pengeluaran
Untuk itu kartu stok perlu diisi, agar barang harus ditandatangani bersama
penambahan barang dan status antara penerima dan pemberi barang.
pengadaan tercatat sebagaimana Selanjutnya, setiap transaksi penge-
mestinya. Bagian gudang bertanggung luaran barang harus dicatat pada kartu
jawab atas barang yang ada di dalam stok barang. Untuk barang modal (ka-
gudang. pital) maka akan dilakukan pencatatan
barang sebagai asset.
d. Penggunaan Barang dan
Manajemen Asset Selanjutnya interaksi antar kelima
kegiatan ini akan tercermin pada aspek
Kegiatan ini merupakan bagian operasional antara lain berupa sistem
akhir dari kegiatan pengadaan, dan mekanisme dan prosedur pengadaan
di sinilah terjadi interaksi antara serta pemenuhan barang, yang disebut
pengelola dengan pengguna. Interaksi dengan siklus pengadaan (procurement
penggunaan barang dimulai dengan cycle) seperti direpresentasikan pada
adanya permintaan barang dari Gambar 2 berikut. Dalam praktiknya,
pengguna yang ditandai dengan aspek operasional sangat terkait
adanya nota permintaan barang (order dengan kelancaran dan keefisienan
dari pengguna). sistem pengadaan bahkan kinerja
sistem pengadaan sangat bergantung
Berdasarkan nota ini, bagian gudang pada kinerja aspek operasional ini.
akan mencocokkan (verifikasi) apakah Kebijakan pengadaan yang optimal
barang yang diminta pengguna dapat tidak mungkin bisa dicapai tanpa
dipenuhi atau tidak. Jika tidak, proses didukung oleh berjalannya aspek
pembelian perlu dilakukan. Jika barang operasional ini dengan baik. Oleh sebab
tersedia, akan dilakukan transaksi itu, perlu kiranya untuk memahami dan
pengeluaran barang antara pengguna mengelola pengadaan sesuai dengan
dengan bagian gudang. urutan siklus pengadaannya.

20 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

5. Para Pihak Terkait manajerial berdasarkan pengalaman


tertentu, sumber daya manusia (SDM),
Aktivitas pengadaan dilakukan oleh modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
berbagai pihak terkait yang dapat memadai yang antara lain dapat dibuk-
diklasifikasikan atas tiga pelaku uta- tikan dengan kualifikasi yang dikeluar-
ma yaitu Pengguna/Pengusul, Pe- kan asosiasi profesi yang bersangkutan
nyedia Barang/Jasa, dan Pelaksana atau institusi yang berwenang.
Pengadaan. Pengguna/Pengusul pen-
gadaan barang/jasa adalah individu Pada prinsipnya pengadaan barang di-
(pejabat) atau unit organisasi yang di- laksanakan oleh Pelaksana Pengadaan
berikan kewenangan untuk mengusul- yang berfungsi memilih dan men-
kan pengadaan barang/jasa. etapkan penyedia barang/jasa sesuai
dengan permintaan pengguna/pen-
Pengusul dapat berasal dari peng- gusulnya. Oleh sebab itu, Pelaksana
guna barang atau unit organisasi yang Pengadaan akan berfungsi sebagai
merepresentasikan pengguna dan di- fasilitator, koordinator, dan administra-
berikan kewenangan untuk mengusul- tor. Lingkup tugas Pelaksana Pengadaan
kan pengadaan barang/jasa. Sebagai mulai dari proses permintaan barang/
contoh pembangunan pasar diusul- jasa sampai dengan penunjukkan
kan bukan oleh pedagang pasar tetapi pemenang pengadaan dan tersedi-
oleh aparatur Dinas Perpasaran yang anya barang/jasa siap digunakan oleh
merepresentasikan dan berwenang penggunanya. Pelaksana Pengadaan
untuk merepresentasikan pedagang bertanggung jawab atas terlaksanan-
pasar dan masyarakat konsumen. ya proses pengadaan sesuai prinsip-
prinsip dasar pengadaan yakni efektif,
Adapun Penyedia barang/jasa adalah efisien, transparan, kompetitif, adil dan
individu atau badan usaha atau mitra akuntabel.
kerja yang menjadi penyedia barang/
Jasa dan pihak lain yang secara hukum Berdasarkan jenis barang yang
mempunyai kapasitas untuk mengada- diadakan Pelaksana Pengadaan dapat
kan ikatan perjanjian. Penyedia ba- dibedakan atas Fungsi Pengadaan
rang/jasa harus memiliki persyaratan yang biasanya menangani pengadaan
profesional, kemampuan teknis, dan barang yang bersifat operasional dan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 21


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

rutin, sedangkan Panitia Pengadaan 6. Prinsip dan Etika Pengadaan


biasanya menangani pengadaan
barang kapital atau proyek. Mengingat belum ada formulasi standar
terkait dengan public procurement
Dalam melaksanakan pekerjaannya yang bisa dianut oleh suatu negara
Pelaksana Pengadaan perlu menda- maka agar pengadaan barang/jasa
pat dukungan dari fungsi terkait lain- mencapai tujuan sesuai dengan kriteria
nya diantaranya Fungsi Keuangan, kinerja yang diharapkan sebagaimana
Fungsi Hukum, Fungsi Perencanaan diuraikan diatas dari berbagai sumber
dan Pengendalian, Fungsi Transpor- yang ada dapat disarikan prinsip dasar,
tasi, Fungsi Penerimaan, Penyimpanan etika pengadaan, dan ketentuan umum
dan Pengeluaran, Fungsi Estimasi dan sebagai berikut.
Pengendalian Biaya, Fungsi Admin-
istrasi dan Kontrak, dan Fungsi Pen- a. Prinsip Dasar Pengadaan
gawasan Pelaksanaan Fisik. Selain itu
perlu pula ditentukan siapa pejabat Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan
berwenang yang bertanggung jawab dengan menggunakan prinsip dasar
atas pengadaan barang/jasa, karena sebagai berikut:
Pelaksana Pengadaan pada prinsipnya
adalah orang yang membantu Pejabat 1. Transparan: semua ketentuan
Berwenang. dan informasi, baik teknis maupun
administratif termasuk tata cara
Pejabat Berwenang bertanggung peninjauan, hasil peninjauan, dan
jawab baik dari segi administrasi, penetapan Penyedia Barang/Jasa
keuangan dan manfaat pengadaan harus bersifat terbuka bagi Penye-
barang/jasa sesuai ketentuan dan dia Barang/Jasa yang berminat dan
prosedur yang berlaku. Oleh sebab mampu tanpa diskriminasi.
itu, Pejabat Berwenang perlu memiliki
integritas moral, disiplin, dan rasa 2. Adil: tidak diskriminatif dalam
tanggung jawab yang tinggi serta memberikan perlakuan bagi semua
kualifikasi teknis dan manajerial. calon Penyedia Barang/Jasa dan
tidak mengarah untuk memberikan
keuntungan kepada pihak tertentu,
dengan cara atau alasan apa pun.

22 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

3. Bertanggung jawab: mencapai pengaruh/tekanan dari pihak mana-


sasaran baik fisik, kualitas, kegu- pun;
naan, maupun manfaat bagi kelan-
caran pelaksanaan usaha sesuai 8. Integritas: berarti pelaksana
dengan prinsip-prinsip dan kebija- pengadaan barang/jasa harus
kan serta ketentuan yang berlaku berkomitmen penuh untuk memen-
dalam pengadaan barang/jasa. uhi etika pengadaan;

4. Efektif: sesuai dengan kebutu- 9. Good Corporate Governance:


han yang telah ditetapkan dan dapat Memenuhi prinsip-prinsip tata kelo-
memberikan manfaat yang sebesar- la perusahaan yang baik (Good Cor-
besarnya bagi para pihak terkait. porate Governance)

5. Efisien: menggunakan dana, b. Etika Pengadaan


daya, dan fasilitas secara optimum
untuk mencapai sasaran yang telah Semua fungsi/pihak yang terlibat dalam
ditetapkan dengan biaya yang wajar pengadaan barang/jasa wajib mema-
dan tepat pada waktunya. tuhi etika sebagai berikut:

6. Kehati-hatian: berarti senantiasa 1. Melaksanakan tugas secara


memperhatikan atau patut menduga tertib, penuh rasa tanggung jawab,
terhadap informasi, tindakan, atau demi kelancaran, dan ketepatan ter-
bentuk apapun sebagai langkah an- capainya tujuan pengadaan barang/
tisipasi untuk menghindari kerugian jasa.
material dan imaterial selama pros-
es pengadaan, proses pelaksanaan 2. Bekerja secara profesional den-
pekerjaan, dan paska pelaksanaan gan menjunjung tinggi kejujuran, ke-
pekerjaan; mandirian, dan menjaga informasi
yang bersifat rahasia.
7. Kemandirian: berarti suatu
keadaan dimana pengadaan ba- 3. Tidak saling mempengaruhi
rang/jasa dikelola secara profesional baik langsung maupun tidak lang-
tanpa benturan kepentingan dan sung, yang mengakibatkan persain-

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 23


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

gan tidak sehat, penurunan kualitas 9. Pelaksana Pengadaan hal beri-


proses pengadaan, dan hasil peker- kut akan membantu dalam menca-
jaan. pai tujuan pengadaan, diantaranya
adalah:
4. Bertanggung jawab terhadap
segala keputusan yang ditetapkan a. Memastikan bahwa proses pen-
sesuai dengan kewenangannya. gadaan barang/jasa dilaksanakan
dengan mengikuti prinsip dasar dan
5. Mencegah terjadinya perten- etika pengadaan barang/jasa;
tangan kepentingan (conflict of inter-
est) pihak-pihak yang terlibat lang- b. Memastikan bahwa proses pen-
sung maupun tidak langsung dalam gadaan barang/jasa mengikuti
proses pengadaan. pedoman kebijakan dan prosedur
pengadaan barang/jasa dan tidak
6. Mencegah terjadinya keboco- bertentangan dengan ketentuan
ran keuangan dan kerugian. lainnya yang lebih tinggi;

7. Tidak menyalahgunakan we- c. Memastikan bahwa pengadaan


wenang dan melakukan kegiatan barang/jasa dilakukan oleh Penye-
bersama dengan tujuan untuk ke- dia Barang/Jasa yang telah dipenin-
untungan pribadi, golongan, atau jauan secara administratif, teknikal
pihak lain secara langsung atau dan finansial serta dapat dipertang-
tidak langsung. gungjawabkan dalam hal biaya dan
kualitas;
8. Tidak menerima, menawarkan,
dan atau berjanji akan memberi d. Memastikan proses pengadaan
hadiah, imbalan, atau berupa apa barang/jasa dilaksanakan secara
saja kepada siapapun yang diketa- kompetitif dengan tetap memper-
hui atau patut dapat diduga berkaitan hatikan aspek keekonomian dan
dengan pengadaan barang/jasa. efisiensi pelaksanaannya;

e. Menggunakan standar kontrak


(term & condition) yang telah ditetap-
kan;

24 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

f. Memastikan pengadaan barang/ Daftar Pustaka


jasa dilaksanakan sesuai dengan
perjanjian (kontrak/PO) yang dis- 1. Arrowsmith. 2004. Public
etujui antara pelaksana pengadaan Procurement: An Appraisal of the
UNCITRAL Model Law as a Global
dengan Penyedia Barang/Jasa;
Standard. International Law &
COMPQuarterly Vol17 (2004).
g. Dilarang melakukan pengadaan 2. Christopher & Gross, “WTO
barang/jasa yang bertentangan den- Government ProcurementRules
gan ketentuan hukum dan perun- and the Local Dynamicsof
Procurement Policies:A Malaysian
dangan yang berlaku.
Case Study, dalam The European
Journal of International Law Vol. 17
7. Penutup No.1,(2006),hal 151–185
3. Christopher & Schooner,
Pengadaan barang/jasa publik (public “Incrementalism: Eroding
the Impediments to a Global
procurement) merupakan pengadaan
PublicProcurement Market”,dalam
barang yang dapat dilihat dari Journal of International Law
berbagai sudut pandang baik dari segi (2007), hal 529, 529 .
penggunanya, pelaksana pengadaan, 4. Edquist, Hommen, &Tsipouri:
dan sumber dananya. Aktivitas Public Technology Procurement
and Innovation, (Boston: Kluwer
pengadaan tidak terbatas pada proses
Academic Publishers, 2000)
pengadaan, namun cakupan aktivitas 5. Fraunhofer Institute, “Review
pengadaan meliputi lima kegiatan of Isues at Stake Study for the
utama yaitu rencana pengadaan, European Commission (No
proses pengadaan, penerimaan dan ENTR/03/24)”, (December, 2005)
6. Nur Bahagia, “Sistem Inventori”,
penyimpanan, serta pemakaian dan
(Bandung: Penerbit ITB, 2006)
manajemen aset, dan tiga transaksi, 7. United Nation, “UNCITRAL Model
yaitu transaksi pembelian barang/ Law onProcurement of Goods,
jasa (kontrak), transaksi penerimaan Constructionand Services”, 1994
barang/jasa, dan transaksi pengeluaran 8. World Trade Organization,
“Committee on Government
atau penggunaan barang/jasa.
Procurement, Revision of
theAgreement on Government
Procurement, GPA/W/297”,
(December. 11, 2006)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 25


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

LAPORAN DAERAH

26 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kabupaten Banjar
Menghadapi
Tantangan Pengadaan
Publik
Penulis : Samsul, S.Sos
Abstraksi
Pengadaan publik Pemerintah Kabupaten Banjar dikembangkan dengan
alasan besaran dana yang terserap, alat pencapaian target pembangunan,
rawan penyalahgunaan, alat kampanye pelestarian lingkungan, prioritas
pembangunan dan sebagai faktor strategis. Sejak akhir tahun 2007, Kabu-
paten Banjar telah memantapkan diri mereformasi pengadaan publiknya
dengan menerapkan pelelangan secara elektronik dilengkapi dengan
dokumen kebijakan, sekretariat layanan eProcurement (LPSE) dan
pusat koordinasi pengadaan barang/jasa (ULP). Lang-
kah ini terbukti mampu mengeliminir tantangan
ketiadaan standar operasional prosedur serta
kebijakan dalam manajemen pengadaan pub-
lik; organisasi pengadaan yang kuat dan efektif;
kurangnya sumber daya manusia yang kompeten
dan berdedikasi tinggi.

Banjar
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 27
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Fungsi Pengadaan Publik Bagi publik menjadi perhatian khusus dalam


Pemerintahan penyusunan kebijakan.
Yang kedua, pengadaan publik telah
Di negara berkembang khususnya dimanfaatkan sebagai alat utama
Indonesia, pengadaan publik akan selalu mencapai target-target ekonomi, sosial
menghadapi banyak tantangan dalam dan lainnya 5. Besarnya anggaran belanja
pengembangannya. Setiap negara pemerintah mengakibatkan pengadaan
memiliki lingkungan ekonomi, sosial, publik menjadi motor penggerak
budaya, dan politik yang tidak ringan. diterbitkannya berbagai kebijakan
Pengadaan publik memiliki fungsi ekonomi.
penting bagi pemerintahan dengan
berbagai alasan1. Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres)
nomor 54 tahun 2010 tentang Pen-
Pertama, besarnya dana yang terserap gadaan Barang/Jasa Pemerintah ada-
mengakibatkan besar pula pengaruhnya lah merupakan satu bentuk kebijakan
bagi perekonomian dan perlu dikelola terkait pengadaan publik dalam upaya
dengan baik. Memang, di semua negara mengurangi ekonomi biaya tinggi, men-
di dunia, pada periode tahun 2000-an dorong terjadinya pesaingan usaha
perkiraan besaran dana pemerintah yang sehat, meningkatkan penggunaan
yang terserap dalam pengadaan produk dalam negeri dan keberpihakan
mencapai 10% hingga 30% dari PNB2 . kepada pengusaha kecil. Dimana pada
akhirnya semua berdampak luas pada
Untuk Indonesia pada kwartal IV tahun perekonomian Indonesia secara keselu-
2010 konsumsi pemerintah mencapai ruhan.
12% dari PDB3 dimana didalamnya Ketiga, dengan berbagai alasan
termasuk pengadaan barang/jasa. Se- pengadaan publik memiliki potensi
mentara di daerah, khususnya Kaliman- untuk disalahgunakan atau dalam
tan Selatan komponen konsumsi pemer- bahasa masa kini mengandung potensi
intah pada tahun 2009 sebesar 6,75% korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
dari PDRB .
4 menjadi momok menakutkan dari
pembangunan. Hal ini terungkap
Untuk itulah, kemudian faktor efisiensi secara gamblang dalam laporan Komisi
dan efektifitas anggaran pengadaan Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

28 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

menyebutkan bahwa 43% kasus yang


Sedangkan disisi kebijakan pengadaan
ditangani KPK adalah terkait Pengadaan
termasuk didalamnya tentang sasaran
Barang/Jasa . 6
ekonomi, lingkungan, sosial, dan
perdagangan internasional adalah
Keempat, globalisasi dan pasar bebas
sangat sulit bagi pembuat kebijakan
adalah merupakan tantangan yang
dan entitas pengadaan untuk memilih
tidak bisa dianggap ringan bagi sektor
prioritas optimal selalu saja ada yang
pengadaan publik. Entitas pengadaan
harus dikorbankan untuk mencapai
publik harus bisa menyesuaikan
salah satu tujuan7.
kebijakan dan target pengembangan
pengadaan publik dengan tuntutan
Terakhir, seiring dengan tantangan-
globalisasi. Isu utama tersebut antara
tantangan diatas termasuk pesatnya
lain perdagangan bebas dan pelestarian
perkembangan teknologi menempat-
lingkungan (green procurement). Untuk
kan aktifitas pengadaan publik tidak
itulah kemudian dalam salah satu
lagi sebagai sebuah kegiatan sekunder
kebijakan dan aturan khusus dalam
dalam pembangunan daerah. Praktisi
Perpres 54 dicantumkan tentang konsep
pengadaan juga harus terlibat dalam
ramah lingkungan.
perencanaan pengadaan publik karena
perannya yang besar dalam menentu-
Kelima, di negara berkembang
kan keberhasilan pembangunan.
ketidakselarasan antara lingkungan
ekonomi, sosial dan politik terkait
Dalam satu dekade terakhir pengadaan
pengadaan publik terjadi terhadap
barang/jasa pemerintah atau govern-
dua hal penting yaitu, manajemen
ment procurement mengalami peruba-
dan kebijakan. Ruang lingkup
han yang mendasar dari kegiatan yang
manajemen adalah terkait komponen
bersifat transactional kearah strategical.
cost yaitu kualitas, waktu dan biaya
(lebih dari sekedar persoalan harga),
Transactional mengandung pengertian
meminimalisasi resiko usaha, keuangan
bahwa kegiatan pengadaan barang/jasa
dan teknis, meningkatkan kompetisi dan
hanyalah proses administratif dari upaya
memperbaiki integritas.
mendapatkan barang/jasa dengan
beberapa pilihan kegunaan. Hal ini

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 29


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

memunculkan variasi kinerja terhadap Pembangunan daerah Kabupaten


barang/jasa yang sejenis. Banjar merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional dan provinsi
Perubahan kearah strategical adalah yang dilakukan secara terus menerus
bahwa proses pengadaan barang/jasa dan berkesinambungan menuju ke arah
didekati sebagai satu kesatuan yang perubahan yang lebih baik.
utuh dan berkesinambungan. Elemen
strategis dalam siklus pengadaan ba- Hal ini sejalan dengan Undang-
rang/jasa adalah manajemen sumber Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
daya (sourcing), pelelangan (tendering), Pemerintahan Daerah, yang menuntut
manajemen kontrak (contract manage- adanya perubahan paradigma baru
ment) dan manajemen aset (asset man- untuk lebih mengutamakan prinsip-
agement). prinsip penyelenggaraan otonomi
daerah yang memperhatikan aspek
Konsep ini memperkenalkan tentang demokrasi, keadilan, pemerataan, dan
pengadaan barang/jasa sebagai suatu potensi daerah.
siklus utuh dari proses pemenuhan
kebutuhan pemerintah dalam Perekonomian Kabupaten Banjar dapat
menjalankan fungsinya sebagai pelayan dilihat besaran nilai PDRB, dimana
masyarakat atau public services . 8
selama tahun 2008 Kabupaten Banjar
mampu menghasilkan nilai tambah bruto
Tantangan Pengadaan Publik di sebesar 5,89 trilyun rupiah, yang jika
Kabupaten Banjar. dihitung dengan harga konstan sebagai
dasar mengukur yang menunjukkan
Kabupaten Banjar merupakan wilayah di laju pertumbuhan ekonomi secara
Provinsi Kalimantan Selatan beribukota keseluruhan adalah sebesar 3,23
di Martapura. Terdiri dari 19 kecamatan triliyun rupiah. Pertumbuhan ekonomi di
dengan 290 desa/kelurahan dengan Kabupaten Banjar tahun 2009 mencapai
luasan wilayah 4.668,5 km2. Jumlah 7,51 persen9.
penduduk Kabupaten Banjar pada
pertengahan tahun 2007 sebanyak Kemudian berdasar laporan sementara
470.162 jiwa. yang disampaikan ke Direktoral Jenderal
Perimbangan Keuangan Daerah, total

30 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009*)


(1) (2) (3) (4)
01 Tanah Laut 4,86 5,40 5,20
02 Kotabaru 6,60 6,20 5,36
03 Banjar 6,34 6,94 6,28
04 Barito Kuala 0,34 0,96 3,05
05 Tapin 4,86 4,94 4,51
06 Hulu Sungai Selatan 4,85 5,13 5,27
07 Hulu Sungai Tengah 6,30 6,99 6,89
08 Hulu Sungai Utara 4,93 6,51 5,25
09 Tabalong 4,68 6,13 6,22
10 Tanah Bumbu 4,20 8,02 5,67
11 Balangan 5,18 5,07 5,72
71 Banjarmasin 6,40 6,01 5,42
72 Banjarbaru 5,67 5,83 5,90
Kalimantan Selatan 6,01 6,23 5,01

anggaran belanja daerah Kabupaten Hal yang penting bagi daerah


Banjar adalah sebesar 800 milyar rupiah. memaksimalkan anggaran belanja
Dari total tersebut 41% atau 331 milyar- daerah khususnya alokasi yang
nya merupakan belanja barang/jasa dan menjadi wilayah pengadaan publik
modal10 yang menjadi porsi pengadaan dalam upaya pencapaian visi dan misi
publik. Kabupaten Banjar menjadi kabupaten
yang Sejahtera dan Islami disegala sisi.
Apabila dibandingkan dengan PDRB Seperti telah diuraikan pada penjelasan
atas dasar harga konstan maka proporsi awal, target-target ekonomi, sosial dan
pengadaan publik ini mencapai 10% lainnya menjadi perhatian yang penting
dari PDRB. Besaran ini tentunya cukup bagi penetapan kebijakan pengadaan
untuk menggambarkan pengaruh pen- publik daerah.
gadaan publik dalam laju pertumbuhan
perekonomian daerah Kabupaten Ban- Sampai akhir tahun 2007 belum ada
jar. kebijakan khusus yang diterapkan
pemerintah Kabupaten Banjar dalam
Dari data tabel 1, dapat dilihat rangka perbaikan manajemen
gambaran pertumbuhan perekonomian pengadaan publik. Meski sejak
Kabupaten Banjar tidak menunjukkan tahun 2005 telah ditunjuk satu unit
perkembangan yang menggembirakan pada sekretariat daerah, yaitu Bagian
bahkan menurut angka sementara Pembangunan, yang menjadi pengawas
mengalami perlambatan sebesar 0,6% dan pengendali pengadaan barang/jasa
di tahun 2009.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 31


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

dengan nilai diatas 100 juta rupiah atau Indonesia, seperti juga yang terjadi
lelang umum. di Gambia pada periode tahun 1998.
Menurut catatan Bank Dunia, setidaknya
Namun, karena masih belum definitifnya ada 3 hal penting yang menjadi
fungsi dan peran Bagian Pembangunan tantangan pengadaan publik di negara
sebagai koordinator pengadaan ba- berkembang yaitu:
rang/jasa maka maksimalisasi penca-
paian sasaran pengadaan publik masih • Ketiadaan standar operasional
belum teridentifikasi dengan baik. prosedur serta kebijakan dalam
Sampai saat ini belum tersusun satu manajemen pengadaan publik;
model pengukuran yang komprehensif • Ketiadaan organisasi pengadaan
dan dapat dipertanggungjawabkan yang kuat dan efektif;
terkait kinerja anggaran pengadaan • Ketiadaan sumber daya manusia
publik dalam sektor perekonomian, dibidang pengadaan kompeten dan
sosial dan lingkungan lainnya. berdedikasi tinggi11.
Kondisi ini menyebabkan sulitnya
menyelaraskan antara hasil yang telah Kabupaten Banjar Menghadapi
dicapai oleh aktifitas pengadaan publik Tantangan
dengan sasaran pembangunan secara
keseluruhan. Kondisi ini perlu segera Langkah strategik utama dalam
dilakukan perubahan strategik agar menghadapi tiga tantangan tersebut
porsi 41% anggaran pengadaan publik adalah meluruskan mindset dalam
dapat benar-benar berdampak positif memandang kinerja pengadaan publik.
bagi tercapainya target pembangunan Setiap tahun pemerintah menyusun
Kabupaten Banjar yaitu kesejahteraan anggaran belanja dalam jumlah yang
rakyat. sangat fantastis namun dari sisi manfaat
masih disangsikan oleh masyarakat.
Setidaknya ada tiga kelemahan utama Ini karena secara general besarnya
yang sekaligus juga menjadi tantangan anggaran itu tidak terlalu berbanding
bagi reformasi pengadaan publik di lurus dengan peningkatan kesejahteraan
Kabupaten Banjar. Mungkin hal ini masyarakat, baik melalui peningkatan
umum terjadi disebagian besar daerah pendapatan maupun kualitas hidup
terutama kawasan tengah dan timur lainnya.

32 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Selain karena persoalan pemborosan,


Untuk sampel di Kabupaten Banjar, dapat
korupsi, dan permasalahan inefisiensi
kita lihat dalam pengisian formulasi
lainnya, ada hal lain yang mendasar yaitu
dokumen Dokumen Pelaksanaan
tentang mindset dalam memandang
Anggaran (DPA) sebagai landasan
anggaran belanja. Ini tentang konsep
pelaksanaan pengadaan publik. Sangat
cost dan price. Ada perbedaan
sedikit unit kerja yang aware terhadap
mendasar antara cost atau biaya dengan
pengisian indikator kualitatif anggaran.
price atau harga.
Sebagian besar waktu dan tenaga
tercurah hanya untuk pengisian formulir
Harga merupakan nilai relatif dari
mata anggaran atau rekening. Tidaklah
produk. Karena sifat relatifnya harga tidak
terlalu penting komitmen kualitatif
serta merta menunjukkan besarnya
terkait outcome ataupun benefit, yang
sumber daya yang diperlukan dalam
terpenting berapa besar anggaran
menghasilkan produk. Sedangkan biaya
terserap.
merupakan nilai absolut dari seluruh
sumber daya dalam menghasilkan satu
Semestinya menilai pelaksanaan
produk. Dalam pengertian ini, ketika kita
pengadaan publik harus mengikuti
menentukan komponen penghematan
prinsip cost base. Sehingga uanglah
biaya setidaknya terdiri dari kualitas,
yang mengikuti fungsi, atau money follow
waktu, dan harga.
the function, bukan sebaliknya. Prinsip ini
memunculkan kebutuhan (need) terkait
Sementara dalam realitas dilapangan
barang/jasa dalam rangka mewujudkan
ukuran keberhasilan pelaksanaan
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan
anggaran pembangunan lebih
dalam perencanaan.
diarahkan kepada pencapaian output.
Penilaian berbasis output merupakan
Atas kesadaran ini langkah demi langkah
orientasi jangka pendek. Kemudian
perbaikan tahapan pengadaan publik
disisi pengguna, pencapaian kegiatan
terus dilakukan Pemerintah Kabupaten
pembangunan dinilai lebih kepada
Banjar. Salah satu yang paling berperan
besaran anggaran bukan berdasarkan
adalah memperluas keterlibatan
kemanfaatan terkait waktu dan
teknologi informasi dalam proses
kualitas. Hal ini menghilangkan
pembangunan yang ditujukan dalam
obyektifitas terhadap penilaian kegiatan
rangka menunjang pembangunan,
pembangunan.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 33


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

pengembangan, pemeliharaan, dan 2. Penguatan Organisasi


implementasi sistern eGovernment Pengadaan Publik Sejak
Pemerintah Kabupaten Banjar. 12 diterbitkannya Peraturan Bupati

Pada awal tahun 2008, Kabupaten Banjar Banjar Nomor 04 Tahun 2008 legitimasi
memulai langkah reformasi pengadaan Bagian Pembangunan sebagai leading
dalam rangka menghadapi tiga sector koordinasi dan pelayanan
tantangan pengadaan publik, yaitu : pengadaan di Kabupaten Banjar
semakin kuat. Dari sini informasi dan
1.Penyusunan Kebijakan dan sosialisasi terkini terkait pelaksanaan
Manajemen Pengadaan Publik pengadaan tersalur dengan baik. Meski
bentuknya belum seperti Unit Layanan
Bertepatan dengan komitmen Bupati Pengadaan namun tugas dan fungsi
Banjar pada akhir tahun 2007 untuk sudah mendekati.
segera menerapkan eProcurement atau
pengadaan barang/jasa menggunakan Penguatan ini semakin terasa dengan
teknologi informasi yang disampaikan dibentuknya Sekretariat Layanan
dalam rapat koordinasi mingguan eProcurement yang berfungsi sebagai
dihadapan seluruh kepala SKPD, fasilitator antara penyedia barang/
langkah penyusunan ditataran kebijakan jasa dan panitia pengadaan dalam
mulai dilakukan. melaksanakan pengadaan barang/jasa.
Fungsi ini juga sama persis dengan
Realisasinya dengan diterbitkan Peratu- organisasi Layanan Pengadaan Secara
ran Bupati Banjar Nomor 04 Tahun 2008 Elektronik (LPSE) yang termaktub jelas
tentang Pedoman Pelaksanaan Proses dalam Perpres 54 tahun 2010.
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan Selain disisi kelembagaan Bagian
Sistem E-Procurement pada awal 2008. Pembangunan juga dibackup oleh Tim
Peraturan Bupati ini diterbitkan sebagai Adhoc yang berasal dari praktisi-praktisi
langkah awal perbaikan manajemen pengadaan dan teknologi informasi
pengadaan publik di Kabupaten Banjar yang tidak dibatasi oleh pangkat dan
terkait transparansi, akuntabilitas, efekti- jabatan.
fitas, dan efisiensi. 13

34 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Paket
 Nilai
Hasil

Paket
 Pagu
 Selisih

No
 LPSE
 Pengadaan
 Lelang
(Juta
 %

Pengadaan
 (Juta
Rp)
 (Juta
Rp)

Selesai
 Rp)

1
 Kabupaten
Balangan
 102
 71
 72.692
 66.926
 5.766
 7,93

2
 Kabupaten
Banjar
 175
 14
 14.443
 12.594
 1.849
 12,80

3
 Kabupaten
HSU
 10
 0
 0
 0
 0
 0,00

4
 Kabupaten
Tabalong
 13
 11
 5.372
 4.533
 839
 15,61

5
 Kabupaten
Tanah
Laut
 4
 2
 2
 1.893
 107
 5,36

6
 Kabupaten
Tapin
 3
 0
 0
 0
 0
 0,00

7
 Kota
Banjarbaru
 454
 351
 214.893
 189.687
 25.205
 11,73

8
 Kota
Banjarmasin
 333
 252
 336.603
 298.827
 37.776
 11,22


Sehingga tim yang dinamakan Tim 3. Upgrading kuantitas dan kualitas
Pengembangan E-Procurement ini SDM Pengadaan
benar-benar terisi oleh personil yang
terbukti kompetensinya. Tim ini terdiri Sejak awal 2008 bertepatan dengan
dari 10 orang dengan komposisi 7 didorongnya gerbong reformasi pen-
orang ahli pengadaan yang telah gadaan barang/jasa melalui implemen-
lama berkecimpung di pengadaan tasi eProcurement, upaya penambahan
barang/jasa pemerintah dan 3 orang SDM yang memenuhi syarat sebagai
implementator teknologi informasi yang panitia pengadaan terus dilakukan.
telah mampu menerapkan TI pada unit Hasilnya di tahun 2010 tercatat 149
SKPD-nya masing-masing. Komposisi orang PNS Kabupaten Banjar telah me-
ini terbukti efektif dalam mengatasi miliki sertifikat ahli pengadaan. Oleh Ba-
kendala-kendala teknis implementasi gian Pembangunan setda Kab.
eProcurement dilapangan.
Banjar seluruh personil ini dalam
Termasuk ketika diambilnya keputusan penugasannya selalu diseimbangkan
migrasi sistem eProcurement ke dalam dari sisi pengalaman dan kapabilitas.
komunitas besar Sistem Pengadaan Se- Personil ahli pengadaan junior selalu
cara Elektronik (SPSE) LKPP pada awal di dampingi oleh personil yang telah
tahun 2011, pengalaman yang telah ada berpengalaman dalam satu tim. Hal
sangat mempermudah. Tercatat pada ini mempercepat proses pematangan
Smart Report LKPP progres diawal mi- pengalaman dan memperkecil resiko
grasi sangat menggembirakan. Dari kesalahan prosedur pengadaan.
hanya 3 paket di bulan April, di bulan
Juni sudah mencapai 132 paket atau to-
talnya sudah 175 paket.14
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 35
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Inisiatif lain adalah mendorong personil Banjar secara menyeluruh. Jumlah


ahli pengadaan yang telah berpengala- penyedia yang terdaftar pada sistem
man untuk mengikuti training-training hingga akhir 2009 tidak kurang dari
pendalaman kompetensi pengadaan 1.800 penyedia yang berasal dari dalam
melalui lembaga-lembaga resmi sep- dan luar Kabupaten Banjar.
erti LKPP, Departemen PU, dan lembaga
berkompeten lainnya. Bahkan tahun 2008, prestasi Kabupaten
Banjar dalam menerapkan eProcurement
Terlebih lagi sejak terbitnya Perpres 54 telah mendapatkan penghargaan dari
tahun 2010 pada medio Agustus 2010 majalah Nasional Warta Ekonomi melalui
secara intensif bekerjasama dengan eGov Award 2008 sebagai Kabupaten
Badan Kepegawaian Daerah telah Implementator eProcurement Terbaik.15
dilaksanakan sosialisasi dan bimtek
pendalaman materi Perpres 54 tahun Sampai akhir 2008, telah dilakukan
2010. 256 kali pelelangan dan 297 kali di
tahun 2009. Dari jumlah itu 194 paket
Tahun 2011 Kabupaten Banjar telah pekerjaan ditahun 2008 sukses di
membentuk Unit Layanan Pengadaan dan lelang dan mendapatkan pemenang
Layanan Pengadaan Secara Elektronik dengan nilai anggaran sebesar Rp
dalam format kelembagaan yang non 148.895.479.697,-Tahun 2009 ada 213
permanen menempel pada struktur paket pekerjaan dengan nilai sebesar
keorganisasian Bagian Pembangunan Rp. 266.508.699.996,-.
Sekretariat Daerah Pemkab Banjar.
Pelaksanaan e-Procurement memberi-
Dampak Reformasi Manajemen kan peluang besar bagi Penyedia Ba-
Pengadaan Publik di Kabupaten rang/Jasa kualifikasi kecil untuk menjadi
Banjar pemenang, dimana prosentase yang
diperoleh sebesar 91% di tahun 2008
Keterlibatan teknologi informasi dalam dan 84% di tahun 2009.
proses pengadaan publik di Kabu-
paten Banjar atau e-Procurement telah Penyedia Barang/Jasa pemenang seba-
berdampak positif bagi reformasi pen- gian besar berlokasi di Kabupaten Ban-
gadaan publik di Kabupaten. jar dan sekitarnya dengan prosentase

36 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kesimpulan
93% tahun 2008 dan 88% tahun 2009.
Ini membuktikan bahwa dengan pe-
Angka-angka di atas menunjukkan
manfaatan teknologi informasi, aplikasi
bahwa disisi kebijakan, kelembagaan,
e-Procurement yang sangat terbuka
kuantitas dan kualitas SDM menunjuk-
tetap tidak merugikan Penyedia Barang/
kan perkembangan positif bahwa Ka-
Jasa lokal.
bupaten Banjar mampu mengatasi tan-
tangan pengadaan yang ada.
Dan dari nilai pelelangan
Rp. 132.802.472.347,00 telah
Fungsi pengadaan publik bagi
mencatatkan nilai sisa anggaran sebesar
Kabupaten Banjar tidak berbeda
Rp. 10.348.634.353,00 atau (7,8%)
dengan fungsi pengadaan secara
pada tahun 2008 dan untuk tahun 2009
umum. Kuantitas nominal yang terserap
dengan 213 paket pekerjaan senilai
dalam pengadaan publik berpengaruh
Rp. 266.508.699.996,00 berhasil
besar dalam prekonomian daerah, hal
mencatatkan nilai sisa anggaran
ini dibuktikan dengan porsi 10% dari
Rp 16.087.311.375,00 (6,08%). 16
PDRB atas dasar Harga Konstan yang
sekaligus berarti juga mempengaruhi
Semenjak bermigrasi menggunakan
laju perekonomian daerah.
SPSE kinerja pengadaan publik
Kabupaten Banjar cenderung
Untuk itu anggaran pengadaan publik
meningkat. Hal ini bisa dilihat dari
dapat dijadikan satu alat, indikator
sistem smart report LPSE LKPP yang
sekaligus landasan bagi disusunnya
mencatatkan bahwa sampai 20 Juni 2011
berbagai kebijakan yang terkait dengan
telah dilakukan pelelangan sebanyak
kebijakan disektor perekonomian,
175 paket dengan nilai pagu 14,44
social, dan sektor lainnya.
milyar rupiah dan nilai efisiensi yang
dihasilkan sebesar 1,49 Milyar atau 12%
Lemahnya fungsi kontrol atas indikator-
dari total pagu lelang.
indikator dan data akan membuka pelu-
ang terhadap terjadinya penyimpangan
penggunaan anggaran pengadaan pub-
lik daerah. Untuk itu, faktor efisiensi,
efektifitas, transparansi, akuntabilitas

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 37


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

serta persaingan yang kompetitif harus Namun paling tidak melalui komitmen
dapat dijaga dalam sebuah rangkaian bersama menerapkan peraturan yang
kebijakan, manajemen dan peningkatan ada serta didukung oleh tools teknologi
kompetensi SDM. informasi dan profesionalisme praktisi
pengadaan prioritas utama bisa dicapai
Selain bertanggungjawab terhadap dengan baik.
pencapaian sasaran/target internal
pengadaan publik yang menjadi wujud Untuk itu, pekerjaan rumah bagi Ka-
artifisial pelaksanaan pembangunan bupaten Banjar khususnya dan dae-
di daerah juga dituntut mampu rah pada umumnya adalah merubah
mengadopsi kepentingan-kepentingan persepsi pengadaan publik sebagai
global terutama persoalan pelestarian proses transactional, dalam upaya men-
lingkungan. Sebagai bagian dari entitas dapatkan barang/jasa secara kuanti-
global, praktisi pengadaan publik daerah tas, menjadi sebuah proses strategical
juga harus berupaya mendukung isu- dalam upaya mewujudkan target pem-
isu lingkungan. bangunan secara menyeluruh. Peruba-
han persepsi ini akan berdampak pada
Hal ini hanya bisa terwujud dengan penyusunan dan penerapan kebijakan,
adanya koordinasi dan pemusatan pemilihan dan pengembangan teknolo-
kegiatan pengadaan melalui Unit gi pengadaan yang akuntabel dan pem-
Layanan Pengadaan (ULP) melalui binaan SDM dengan standarisasi yang
standarisasi dokumen, prosedur, dan profesional baik dari sisi keahlian mau-
hasil. pun penghasilan (salary).

Memang diakui tidaklah mudah Fungsi-fungsi diatas harus menjadi


menyelaraskan semua kebutuhan jiwa dan semangat dalam menghadapi
manajemen pengadaan publik terkait tantangan pengadaan publik teruta-
kualitas, waktu, dan harga dengan arah- ma dalam penyusunan kebijakan dan
arah kebijakan yang sangat dipengaruhi standar operasional manajemen pen-
oleh kepentingan politik, sosial, budaya, gadaan, pembentukan, dan penguatan
dan lingkungan. kelembagaan serta pembinaan SDM.

38 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Tentu masih akan banyak tantangan


kedepan yang akan dihadapi Kabupaten
Banjar, namun tiga hal yang telah ber-
hasil dijalankan tersebut dapat menjadi
modal yang kuat dalam menghadapinya.

Daftar Pustaka

1
Khi V Thai, “Challenges In Public Procurement”, dalam Challenges In Public Procurement: An Interna-
tional Perspective Volume 3, PrAca demics Press, 2004
2
Callendar, G. & Mathews, D. (2000). “Government Purchasing: An Evolving Profession?” Journal of
Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 12 (2): 272-290
3
Badan Pusat Statistik RI, “Laporan Bulanan Sosial Ekonomi”, Juni 2011: hal. 19
4
Badan Pusat Statistik-Kalsel, “Tinjauan Perekonomian Kalimantan Selatan, 2009: hal 15
5
Thai, K. V. (2001). “Public Procurement Re-examined.” Journal of Public Procurement, 1 (1): 9-50.
6
Abdullah Hehamahua,Penasihat KPK, “PBJ, Korupsi & Reformasi Birokrasi” (Makalah diajukan pada
Rakornas LPSE se-Indonesia tanggal 8 Juni 2011)
7
Federal Acquisition Institute (1999). The Federal Acquisition Process. Washington, DC: Author.
8
Samsul,S.Sos, “Pembangunan Terjebak Harga”, Kolom Opini Harian Banjarmasinpost 21 Juni 2011,
Hal. 26.
9
BPS Kabupaten Banjar, “Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010”, Hal. 313
10
APBD TA 2010 dari 524 Pemda (Sumber: Perda APBD TA 2010 - per 25 Juni 2010 - Data bersifat
sementara), dalam http://www.djpk.depkeu.go.id/document.php/document/filemanag-
er/1/103/98/39/ (diakses tanggal 21 Juni 2011.
11
Wayne A. Wittig and Habib Jeng, “Challenges In Public Procurement: Comparative Views Of Public
Procurement Reform In Gambia”, PrAcademics Press, 2005.
12
Bappeda Kabupaten Banjar, “Dokumen Masterplan Pengembangan TIKDA Kab. Banjar 2008-2010”,
Hal 1
13
Peraturan Bupati Banjar Nomor 04 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Proses Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa Dengan Sistem E-Procurement, 15 Januari 2008.
14
http://report-lpse.lkpp.go.id/Paket.aspx (diakses tanggal 22 Juni 2011)
15
http://id.banjarkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1701:kab-banjar--inisi-
ator-aplikasi-eprocurement-egovernment-award-2008&catid=71:tikda (diakses tanggal 22 Juni
2011)
16
Bagian Pembangunan Setda Kab. Banjar, “Laporan Akhir Tahun 2009 Sekretariat Layanan eProcure-
ment Kabupaten Banjar”, Februari 2010.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 39


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

KAJIAN UMUM

40 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Abstrak
Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah diberlakukan sejak 6 Agustus 2010.
Dibandingkan dengan pendahulunya, yaitu Keppres 80/2003, terdapat beberapa perubahan mendasar
dalam hal organisasi pengadaan, kewenangan dan tanggung jawab pejabat pengadaan yang lebih be-
sar, prosedur pengadaan yang dipermudah, E-Procurement, dan sebagainya.

Selama hampir satu tahun penerapannya tentu saja muncul berbagai persoalan yang perlu ditelaah dan
dipeninjauan, bahkan terdengar pula pendapat bahwa Perpres 54/2010 perlu direvisi. Persoalan apa saja
yang muncul di lapangan? Apakah perlu segera direvisi? Pertanyaan semacam itulah yang ingin dijawab
oleh tulisan ini melalui telaah yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tulisan ini adalah semacam riset atas berbagai respon dari entitas pengadaan di lapangan dari se-
luruh Indonesia yang dikumpulkan melalui diskusi, konsultasi, surat menyurat, dan komunikasi elek-
tronik (email) sejak diberlakukannya Perpres 54/2010 sampai dengan pertengahan Juli 2011. Akhirnya
terkumpul 514 entries, yang kemudian dikelompokkan ke dalam 15 isu menonjol yang paling sering
dipersoalkan. Isu tersebut umumnya menyangkut organisasi pengadaan, conflict of interest, tata cara
dan prosedur pengadaan (terutama kendaraan pemerintah dengan GSO, Standar Dokumen Pengadaan
(SDP)), dan lain sebagainya.

Setelah Penulis mengulas kelimabelas isu tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir semua isu telah
dijawab oleh LKPP melalui berbagai Pedoman maupun Peraturan Kepala LKPP yang semuanya dengan
mudah dapat diakses melalui website LKPP. Pedoman-pedoman itu terbukti mampu “mendukung” dan
mengisi “kekosongan” yang sifatnya teknis operasional dari Perpres 54/2010. Dengan demikian penulis
menyimpulkan bahwa Perpres 54/2010 tidak perlu direvisi dalam waktu dekat.

Peninjauan Satu
Tahun Pelaksanaan
Perpres 54/2010
tentang Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Penulis : Dr. Ir. Agus Prabowo
Widita Kasih Pramita, SKM

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 41


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Latar Belakang perhatikan good governance; tumbuh


berkembangnya proses inovasi, sub-
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ urnya ekonomi kreatif, dan kemandirian
Jasa Pemerintah (LKPP) berperan industri; terciptanya sistem reward &
penting dalam penyusunan regulasi di punishment yang lebih adil; dan adanya
bidang pengadaan barang/jasa. Salah kepastian aturan yang sebelumnya di-
satu diantaranya adalah penyusunan anggap belum jelas.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Perpres 54/2010 akan disempurnakan
Jasa Pemerintah untuk menggantikan dan “dinaikkan” kedudukannya dengan
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor aturan Pengadaan Barang/Jasa setingkat
80 Tahun 2003 tentang Pedoman Undang-Undang. Rancangan Undang-
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Undang (RUU) tentang Pengadaan
Pemerintah. Barang/Jasa tersebut saat ini sedang
dalam tahap penyusunan.
Perpres No 54 Tahun 2010 ditandata-
ngani oleh Presiden Susilo Bambang Diharapkan UU Pengadaan Barang/Jasa
Yudhoyono sekitar satu tahun yang lalu, dapat menjadi payung hukum (umbrel-
yaitu pada tanggal 6 Agustus 2010, dan la act) bagi peraturan pengadaan yang
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Sejak lebih rendah; dapat mengatasi insinkro-
saat itu, sosialisasi Perpres 54/2010 tel- nisasi peraturan di bidang pengadaan;
ah diselenggarakan di 23 kota dengan dan menciptakan unifikasi hukum dari
mengundang Pemerintah Daerah dan di berbagai peraturan perundangan yang
Jakarta dengan mengundang kemente- diatur oleh berbagai kementerian.
rian dan lembaga di tingkat pusat.

Terbitnya Perpres Nomor 54 ini diharap-


kan mendorong terciptanya iklim per-
saingan yang sehat; efisiensi belanja
negara, dan percepatan pelaksanaan
APBN/APBD; tersedianya aturan, sis-
tem, metode dan prosedur lelang yang
lebih sederhana dengan tetap mem-

42 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Tujuan Metodologi

Selama hampir satu tahun Perpres Metode peninjauan dilakukan dengan


54/2010 tersebut berlaku dan mengolah berbagai data yang
diterapkan, tentu saja muncul berbagai bersumber dari berbagai pelaksanaan
persoalan di lapangan, termasuk pengadaan yang krusial dalam Perpres
pendapat dari beberapa pihak bahwa 54/2010. Permasalahan tersebut
Perpres 54/2010 perlu segera direvisi. disampaikan kepada Deputi Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Berkaitan dengan pendapat tersebut, LKPP melalui diskusi dalam advokasi
Penulis merasa perlu mengetahui PBJ, pertanyaan via surat resmi, e-mail,
respon dari entitas pengadaan atas dan konsultasi langsung, serta temuan
penerapan Perpres 54/2010 di lapangan, di lapangan selama hampir satu tahun,
sehingga tujuan peninjauan satu tahun yaitu mulai bulan Agustus 2010 sampai
Perpres 54/2010 ini adalah mengetahui dengan Juli 2011. Setelah permasalahan
penerapan Perpres 54/2010 di K/L/D/I, dijawab, Penulis mengklasifikasikannya
mengetahui kasus-kasus pengadaan berdasarkan topik/isu spesifik.
yang terjadi di K/L/D/I, mengetahui isu-
isu pengadaan yang sering ditanyakan,
dan mendapatkan masukan seputar
Perpres 54/2010. Masukan dan saran
yang diperoleh kelak akan dijadikan
input untuk revisi Perpres 54/2010,
apabila dibutuhkan.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 43


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

“Metode
peninjauan
dilakukan
dengan mengolah
berbagai data
yang bersumber
dari berbagai
pelaksanaan
pengadaan yang
krusial dalam
Perpres 54/2010”

44 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Hasil dan Pembahasan

Selama bulan Agustus 2010 sampai Barang/Jasa dari seluruh Indonesia. Isu
dengan Juli 2011 terkumpul 514 entries/ yang ditanyakan sangat beragam, yaitu:
pertanyaan dari K/L/D/I dan Penyedia

Isu yang Ditanyakan oleh K/L/D/I dan Penyedia Barang/Jasa

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 45


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Selain isu-isu diatas, terdapat beberapa pekerjaan, neraca aset, pengadaan


K/L/D/I yang berkonsultasi mengenai buku, denda, pengadaan alat kesehatan
proses pengadaan yang tengah mereka dan obat, jasa pencetakan, dan dana
hadapi, diantaranya mengenai eskalasi DAK. Setelah diklasifikasi, terdapat 15
harga, Berita Acara Serah Terima isu yang paling menonjol, yaitu:
Pekerjaan, Pakta Integritas, pembayaran

Isu yang Menonjol

46 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Selanjutnya kelimabelas isu yang menandatangani berbagai Berita Acara


menonjol diatas dapat diuraikan (BA).
sebagai berikut:
Sesuai amanat Pasal 130 Perpres
1. ULP/Pejabat Pengadaan 54/2010, ULP wajib dibentuk K/L/D/I
paling lambat tahun 2014. Dalam hal
Selain pertanyaan mengenai tugas ULP belum terbentuk atau belum mam-
pokok dan fungsi ULP, muncul per- pu melayani keseluruhan kebutuhan
tanyaan mengenai struktur organisasi Pengadaan, peran ULP dilakukan oleh
Pokja ULP. Perlukah Pokja ULP memi- Panitia Pengadaan (termasuk menetap-
liki struktur organisasi yaitu ketua, sek- kan penyedia dan menjawab sangga-
retaris, dan anggota. han). Sampai saat ini telah terbentuk
sekitar 100 ULP, dimana dampaknya
Organisasi dalam Pokja ULP tidak diatur akan terlihat pada tahun-tahun yang
rinci dalam Perpres 54/2010. Mengapa akan datang. Keputusan Kepala LKPP
tidak diatur? Karena struktur Pokja tentang Tatacara Pembentukan ULP
ULP bukan seperti pimpinan dan anak sebagai pengganti SK-Ka-LKPP No.
buah, tetapi bersifat kolektif-kolegial 02/2009 sedang dalam proses finalisasi
yang terdiri dari pejabat-pejabat yang oleh LKPP.
mengerti aturan pengadaan, substansi/
teknis pekerjaan, substansi kontrak, 2. Pengadaan Langsung
dan dapat pula ditambah dengan
bidang keahlian lainnya. Jadi, dengan Ketentuan Pengadaan Langsung
jiwa kolektif-kolegial itulah Pokja adalah tidak menambah aset negara.
harus bekerja sama menyelesaikan Banyak muncul pertanyaan mengenai
pelelangan/seleksi. pembelian AC, komputer/laptop,
apakah dikategorikan menambah
Apakah dalam Pokja boleh dibentuk aset? Hal tersebut berkaitan dengan
ketua/sekretaris/anggota? Jawabn- ketentuan dalam Pasal 39 ayat (1)
ya “tidak dilarang”. Boleh dibentuk Perpres 54/2010 dimana ketentuan
boleh pula tidak, yang pasti mereka tidak bersifat kumulatif, sehingga
harus bekerja secara kolektif dan oleh Pengadaan Langsung dapat dilakukan
karenanya setiap anggota Pokja harus bila salah satu dari 4 ketentuan dalam
Pasal 39 Ayat (1) sudah dipenuhi.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 47


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Di Pasal 39 ayat (1) di antara huruf c 3.Dokumen Pengadaan


dan d terdapat kata sambung “dan/
atau” yang artinya memberi pilihan. Sejak bulan Januari 2011 LKPP secara
Yang terpenting dalam Pengadaan bertahap menerbitkan Standar
Langsung adalah “bernilai paling tinggi Dokumen Pengadaan (SDP). SDP untuk
Rp 100 juta” sebagaimana tercantum Pengadaan Langsung dan Penunjukan
dalam “text-body” ayat (1). Melihat Langsung terbit paling akhir, sehingga
kebingungan dalam menafsirkan pasal banyak K/L/D/I yang menanyakan SDP
tersebut, diusulkan bahwa kriteria dimaksud.
Pengadaan Langsung pada Pasal 39
ayat (1) dihapuskan. Seluruh SDP sudah lengkap pada bulan
April 2011, dalam format word dan
Selain pertanyaan diatas, banyak pihak dapat diunduh di website LKPP (www.
yang masih rancu dengan perbedaan lkpp.go.id) atau melalui link: http://
mekanisme Pengadaan Langsung den- www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.
gan Penunjukan Langsung. Pengadaan php?mid=0029564157&id=9775763951.
Langsung hanya untuk pekerjaan SDP tersebut diatur dalam Peraturan
dibawah Rp100.000.000,00 (seratus juta Kepala LKPP No. 2 Tahun 2011.
rupiah) dengan kriteria tertentu, sedan- Sedangkan SDP untuk E-Procurement
gkan Penunjukan Langsung tidak di- sudah lengkap pada bulan Mei 2011,
batasi nilai pekerjaan tetapi harus me- dapat diunduh di http://www.lkpp.go.id/
menuhi kriteria pada Pasal 38 (keadaan v2/contentlist-detail.php?mid=002956
tertentu, barang/jasa khusus). Tatacara 4157&id=9109905750. SDP dimaksud
Pengadaan Langsung berbeda un- diatur dalam Peraturan Kepala LKPP
tuk masing-masing jenis pengadaan No. 5 Tahun 2011.
(dijelaskan dalam Lampiran Perpres
54/2010).

48 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

4.Pengadaan Kendaraan beberapa K/L/D/I menanyakan


Bermotor Pemerintah dengan mekanisme GSO untuk pengadaan
GSO (Government Sales Operation) sepeda motor, dimana hal ini akan
diatur lebih lanjut.
Sebagai implementasi Pasal 38 ayat
(5) huruf e Perpres 54/2010, pada 5. Conflict of Interest dalam
bulan Mei 2011 LKPP dan Penyedia Organisasi Pengadaan
Kendaraan Bermotor melakukan
penandatanganan Surat Perjanjian Pertanyaan yang banyak muncul ada-
Kerjasama (SPK) Penunjukan Langsung lah apakah PA/KPA boleh merangkap
Kendaraan Pemerintah agar dapat sebagai PPK dan apakah anggota ULP/
ditunjuk langsung. Penandatanganan Pokja ULP boleh merangkap sebagai
dilakukan oleh perwakilan penyedia Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
kendaraan bermotor/Agen Tunggal (PPTK) di Daerah? Pertanyaan-per-
Pemegang Merek (ATPM) antara lain tanyaan semacam ini muncul karena
Suzuki, Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Perbedaan Struktur Organisasi Pelak-
Ford, Mazda, KIA, Nissan, dan Isuzu. sanaan yang diamanatkan oleh UU No.
1/2004 dengan UU No. 33/2004 dan PP
Pedoman Penunjukan Langsung No. 58/2005.
Pengadaan Kendaraan Pemerintah
di Lingkungan K/L/D/I diatur dalam Dalam UU No. 1/2004 disebutkan
Peraturan Kepala LKPP No. 6 Tahun bahwa PA/KPA mengangkat PPK,
2011 yang dapat diunduh di http:// sedangkan dalam UU No.33/2004 dan
www.lkpp.go.id/v2/files/content/file/ PP No. 58/2005, PA/KPA langsung
Perka%20no%206%20tahun%202011. sebagai PPK, dan untuk membantu
pdf . PPK diangkat Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
Saat ini tersedia layanan perangkat
lunak yang disebut dengan Sistem Wewenang untuk melakukan penge-
Penunjukan Langsung Kendaraan luaran atas beban anggaran belanja
Pemerintah, dapat diunduh di www. tersebut didelegasikan PA/KPA kepa-
lkpp.go.id/katalog/index.php/katalog/ da PPK. PPTK dapat berperan sebagai
daftar_katalog_umum. Selain mobil, PPK bilamana wewenang tersebut telah

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 49


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

didelegasikan oleh PA/KPA kepada di Daerah merupakan isu yang juga


PPTK. Namun bilamana PPTK tidak sering muncul. Pemahaman tentang
menerima pendelegasian wewenang afiliasi atau hubungan keluarga tersebut
tersebut, maka PPTK tersebut tidak muncul karena biasanya jumlah
dapat berperan sebagai PPK (UU No. penyedia di daerah tidak banyak dan
1/2004). saling bersaudara (family business).

PPTK sebagai pihak yang membantu Pada prinsipnya antar Penyedia


PPK juga disebutkan dalam Pasal 7 Ayat Barang/Jasa, maupun antara Penyedia
(3) Perpres 54/2010, bahwa PPK dapat Barang/Jasa dan Pejabat Pengadaan
dibantu oleh Tim Pendukung antara lain (PPK/ULP) dalam satu pelelangan yang
PPTK (kedudukan PPK dan PPTK tidak sama dilarang terafiliasi atau memiliki
sejajar), sehingga dapat disimpulkan hubungan keluarga sampai derajat
bahwa anggota ULP/Pokja ULP harus kedua (Pasal 6 Perpres 54/2010 dan
merupakan orang yang berbeda penjelasannya).
dengan PPTK.
Ketentuan di atas dianggap “mem-
Pada bulan Maret 2011, terbit Surat batasi” hak individu dan hak perdata
Edaran Bersama (SEB) antara Kepala seseorang dalam berusaha, bahkan
LKPP dengan Menteri Dalam Negeri, dianggap merugikan masyarakat dunia
dimana dalam hal PA belum menunjuk usaha, sehingga ke depan, ketentuan
dan menetapkan PPK maka: PA di atas dapat saja ditinjau kembali apa-
menunjuk KPA, KPA bertindak sebagai bila iklim persaingan usaha (terutama
PPK, KPA sebagai PPK dapat dibantu di Daerah) sudah semakin sehat.
PPTK. Akan tetapi pada bulan Mei 2011,
terbit Permendagri No. 210 Tahun 2011 6. Pengumuman
yang seolah-olah “menganulir” SEB di
atas tanpa melibatkan LKPP, sehingga Berbeda dengan Keppres 80/2003,
hal ini perlu dibicarakan kembali di aturan dalam Perpres 54/2010 tidak lagi
tingkat Kementerian. mewajibkan pengumuman pemilihan
Penyedia Barang/Jasa melalui surat
Afiliasi atau hubungan keluarga dalam kabar (baik lokal maupun nasional).
Pengadaan Barang/Jasa, terutama ULP/Pejabat Pengadaan yang

50 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

melakukan pelelangan/seleksi, wajib tal Pengadaan Nasional. Apabila belum


menayangkan pengumumannya di memiliki LPSE, K/L/D/I dapat meng-
website K/L/D/I masing-masing, gunakan LPSE terdekat. Daftar LPSE
papan pengumuman resmi, dan Portal dapat dilihat di link http://inaproc.lkpp.
Pengadaan Nasional melalui LPSE go.id/inaproc/lpse.
masing-masing/terdekat. Pengumuman
di surat kabar sifatnya wajib selama 7.Standar Dokumen Pengadaan
surat kabar tersebut masih terikat (SDP)
kontrak dengan pemerintah (Pusat
maupun Daerah). Sejak Perpres 54/2010 mulai berlaku
(6 Agustus 2010) hingga bulan Januari
Di lingkup nasional, perjanjian 2011, banyak K/L/D/I yang menanyakan
penayangan pengumuman pengadaan terbitnya SDP. Selain itu, agar mudah
barang/jasa di Koran Tempo sebagai diedit mereka mengusulkan agar
surat kabar nasional telah berakhir SDP yang diunggah di website LKPP
pada tanggal 9 Juli 2011. Saat ini adalah dalam format Word. Sejak bulan
walaupun pengumuman di surat kabar Januari 2011, LKPP secara bertahap
tidak lagi wajib, beberapa Daerah tetap menerbitkan SDP dimaksud.
memperpanjang kontraknya, misalnya
Provinsi Jawa Timur. Seluruh SDP sudah lengkap pada bulan
April 2011. Awalnya, dengan memper-
Kewajiban pengumumannya di website timbangkan masalah keamanan, SDP
K/L/D/I masing-masing memancing yang digugah di website LKPP adalah
pertanyaan K/L/D/I, bagaimana dalam format pdf. Setelah beberapa
tatacara pengumuman di website? waktu berjalan, beberapa K/L/D/I se-
Memang banyak yang belum mahir cara khusus meminta agar SDP dibuat
walaupun sebenarnya tidak sulit. dalam format word. Saat ini SDP dalam
format word dapat diunduh di http://
Tatacara pengumuman melalui web- www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.ph
site adalah dengan mengunggah pen- p?mid=0029564157&id=9775763951.
gumuman tersebut ke website K/L/D/I SDP dalam format word, menimbulkan
masing-masing dan mengirimkannya diskusi di dalam LKPP, diusulkan agar
ke LPSE untuk dimasukkan dalam Por- format word hanya untuk Lembar Data

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 51


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kualifikasi dan Syarat-Syarat Khusus 2010 tentang Sertifikasi Keahlian Pen-


Kontrak saja, yang lainnya tetap dalam gadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
format pdf untuk menjamin keutuhan dapat diunduh di http://www.lkpp.go.id/
isi. v2/files/content/file/31122010190024Per
kaSertifikasiNo8_2010.pdf
8. Sertifikasi Keahlian Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah 9.Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

Berkaitan dengan transisi penerapan HPS perlu disusun sebagai dasar untuk
Keppres 80/2003 menjadi Perpres membandingkan harga penawaran dan
54/2010, banyak K/L/D/I menanyakan negosiasi harga/biaya. Dalam penyu-
mengenai sertifikat pengadaan ba- sunan HPS harus mencantumkan keun-
rang/jasa yang diterbitkan tahun 2010, tungan dan overhead. Perpres 54/2010
harus dikonversi atau hanya untuk seti- menyebutkan bahwa keuntungan dan
fikat yang telah habis masa berlakunya. overhead tergabung dalam HPS.
Pada prinsipnya, Pemilik sertifikat L2
tidak perlu mengikuti ujian pengadaan Hal ini ternyata dianggap menyulitkan
(memperpanjang masa berlaku sertifi- ketika melakukan survey dan penin-
kat) bila memiliki masa kerja lebih dari jauan, sehingga banyak yang mengu-
4 tahun. sulkan agar dipisah. Biaya overhead
adalah biaya tidak langsung yang ter-
Bila dibawah 4 tahun maka yang dapat dalam pelaksanaan pekerjaan.
bersangkutan harus mengikuti Besarnya keuntungan dan biaya over-
Sosialisasi Perpres 54/2010. Sertifikat head maksimal 15% dari HPS.
yang dikonversi adalah sertifikat yang
telah habis masa berlakunya. Sertifikat Penyedia Barang/Jasa tidak mengetahui
yang belum habis masa berlakunya berapa keuntungan yang diterapkan
masih dapat digunakan hingga masa karena hanya diberi tahu total nilai HPS,
berlakunya habis. walaupun rincian HPS tidak lagi bersifat
rahasia bilamana rincian HPS terhadap
Sertifikat yang sudah expire dapat masing-masing item barang/pekerjaan
dikonversi dengan ketentuan dalam sudah tercantum di dalam DPA.
Peraturan Kepala LKPP No. 8 Tahun

52 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Sesuai Perpres 54/2010, tugas penyu- rang/jasa, harga satuan yang ditawar-
sunan HPS ada pada PPK. Akan tetapi kan, masa berlaku, serta pihak yang
kedepannya, dengan mempertim- dapat menggunakan Kontrak Payung
bangkan beban kerja PPK, diharapkan tersebut.
ULP diberi kewenangan dalam me- 2. Para pihak yang dapat menggu-
nyusun HPS. Untuk melengkapi atu- nakan Kontrak Payung dapat langsung
ran penyusunan HPS dalam Perpres menunjuk Penyedia untuk memperoleh
54/2010, saat ini LKPP sedang menyu- barang/jasa dengan harga satuan yang
sun Pedoman Penyusunan HPS. tercantum dalam Kontrak Payung terse-
but. Pembayarannya dilakukan oleh
10.Kontrak PPK masing-masing berdasarkan vol-
ume pekerjaan
Mengenai Kontrak, pada umumnya per-
tanyaan adalah seputar durasi, mekan- Kontrak Tahun Jamak merupakan Kon-
isme, dan penggunaan Kontrak Payung trak yang pelaksanaan pekerjaannya
dan mekanisme penggunaan Kontrak untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun
Tahun Jamak. Kontrak Payung adalah anggaran atas beban anggaran. Pasal
“barang baru” di Perpres 54/2010 seh- 52 Perpres 54/2010 menyebutkan
ingga wajar apabila menimbulkan per- bahwa Item pekerjaan dalam Kontrak
tanyaan. Tahun Jamak tanpa persetujuan Menteri
Perpres 54/2010 tidak mengatur durasi Keuangan adalah: benih/bibit, peng-
Kontrak Payung, tujuannya agar dapat hijauan, pelayanan perintis laut/udara,
disesuaikan dengan kebutuhan, fluktu- makanan dan obat di RS, makanan di
asi harga, dan karakteristik pekerjaan. LP, pita cukai, jasa cleaning service.
Durasinya diserahkan kepada K/L/D/I Banyak yang mengusulkan agar item
masing-masing tetapi harus diumum- pekerjaan di atas ditambah, seperti:
kan di awal. jasa pengamanan (security service), jasa
Pada prinsipnya mekanisme penggu- pelayanan internet, sewa gedung/kan-
naan Kontrak Payung adalah: tor, langganan media dan jurnal ilmiah,
dsb.
1. Pemerintah membuat Kontrak Kontrak Tahun Jamak dengan nilai keg-
Payung dengan Penyedia yang isinya iatan di atas Rp 10.000.000.000 (sepu-
sekurang-kurangnya memuat jenis ba- luh miliar rupiah) harus mendapatkan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 53


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

persetujuan Menteri Keuangan. Untuk 12.Metode Pemilihan Penyedia


memudahkan K/L/D/I dalam melaksan- Barang/Jasa
akan pekerjaan konstruksi, ke depan
perlu dipertimbangkan agar nilai keg- K/L/D/I berkonsultasi seputar metode
iatan Kontrak Tahun Jamak tanpa per- pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang
setujuan Menteri Keuangan lebih dit- dianggap belum jelas, misalnya:
ingkatkan. Di Daerah, Kontrak Tahun
Jamak harus mendapat persetujuan • Jasa cleaning service; seringkali
DPRD atau harus diatur dalam Perda. mengalami hambatan di awal tahun.
• Pencetakan soal ujian dan lem-
11.Sistem E-Procurement bar jawaban; apakah dikategorikan
pengadaan yang bersifat rahasia
Dalam upaya mempercepat pemben- dan apakah pengadaannya dapat
tukan LPSE di K/L/D/I, hingga saat ini diswakelolakan atau melalui penye-
sudah terbentuk lebih dari 250 LPSE di dia.
seluruh Indonesia. K/L/D/I yang belum • Pekerjaan pengawasan dan
membentuk LPSE dapat menggunakan pembangunan Sarana Bantu Navi-
LPSE terdekat. gasi Pelayaran; mempertimbangkan
lokasinya yang sangat terpencil,
Daftar LPSE dapat dilihat di http:// apakah diperbolehkan melalui Pe-
i n a pro c. l k pp.g o. id / i n a pro c / l p s e. nunjukan Langsung.
Selain E-Catalogue untuk kendaraan • Kegiatan pelatihan; apakah da-
GSO, banyak K/L/D/I yang menunggu pat diswakelolakan atau melalui pe-
E-Catalogue untuk barang-barang lain. nyedia.
• Barang elektronik; apakah ter-
Dewasa ini LKPP sedang memper- masuk penambahan aset negara,
siapkan E-Catalogue untuk obat-obatan kapan dimuat dalam E-Catalogue.
dan alat kesehatan habis pakai. Selan- • Baliho; biasanya pengadaan
jutnya LKPP akan mengkaji kemungki- baliho adalah satu paket mulai dari
nan E-Catalogue untuk sewa pengina- design, printing, pemasangan,
pan/hotel, dan barang/jasa lain yang pemeliharaan, sampai pembong-
harganya telah bersaing di pasar (sep- karan, sehingga banyak yang ber-
erti ATK, alat elektronik, dsb). tanya mengenai jenis pengadaan-
nya.

54 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

• Mesin dan suku cadang; apa- 14.Jaminan


kah pengadaannya boleh menyebut
merek. Pertanyaan yang menonjol seputar
• Jasa terjemahan; biaya jasa ter- Penerbit Jaminan diantaranya mengenai
jemahan tercantum dalam Standar pihak yang dapat memberikan jaminan
Biaya Umum (SBU), tetapi diang- dan syaratnya, serta kaitannya dengan
gap terlalu murah, sehingga timbul Daftar Hitam (Blacklist). Pihak yang
pertanyaan apakah jasa terjemahan dapat memberikan jaminan adalah
dapat dikategorikan sebagai jasa Bank Umum, Perusahaan Penjaminan
konsultansi. atau Perusahaan Asuransi.
• Jasa asuransi seperti JAMKES-
DA; apakah dapat menunjuk lang- Jaminan yang diterbitkan berlaku di
sung atau harus melalui lelang. semua lini, yaitu Jaminan Penawaran,
Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang
13. Penunjukan Langsung Muka, Jaminan Pemeliharaan, serta
Jaminan Sanggah Banding.
Beberapa K/L/D/I menanyakan menge-
nai Penunjukan Langsung hotel dan ru- Syarat Jaminan yang dikeluarkan
ang rapat berdasarkan “published rate” adalah Jaminan harus dapat dicairkan
serta Penunjukan Langsung dalam pen- tanpa syarat (unconditional) sebesar
gadaan BBM dan obat. Pada prinsipnya, nilai jaminan dalam tempo 14 hari
apabila tarifnya terbuka dan dapat di- kerja. Bila melanggar syarat tersebut
akses langsung oleh masyarakat maka maka Penerbit Jaminan dikenakan
dapat dilakukan Penunjukan Langsung. sanksi Daftar Hitam. Petunjuk Teknis
Operasional Daftar Hitam diatur dalam
Selain itu, apabila barang/jasa memiliki Peraturan Kepala LKPP No. 7 Tahun
tarif resmi yang ditetapkan Pemerintah 2011 yang terbit tanggal 21 Juni 2011.
(seperti listrik, BBM, obat generik),
maka boleh ditunjuk langsung. Aturan ini dapat diunduh di
http://www.lkpp.go.id/v2/files/content/
file/Perka_No._7_Tahun_2011.pdf.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 55


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

15. Pemberlakuan Perpres bertujuan untuk “menjembatani” the


54/2010 dan PHLN (Harmonisasi use of country system.
dengan Donor Guidelines)
Implementasi Pasal 2 ayat (3) dan (4)
Sejak Perpres 54/2010 berlaku mulai Perpres 54/2010 belum mulus, sehingga
tanggal ditetapkan (6 Agustus 2010), perlu dibuat semacam supplement
muncul banyak pertanyaan, apakah Perpres 54/2010 untuk menjembatani
proses pengadaan mengacu pada perbedaan dengan Donor Guidelines
Perpres 54/2010 atau Keppres 80/2003? (akan dimulai dengan Bank Dunia,
Apakah boleh mengacu pada keduanya? ADB, Japan).
K/L/D/I dapat memilih satu dari dua Selain itu Loan Agreement pasca
aturan tersebut, sehingga antara Perpres 54/2010 perlu dilengkapai
tanggal 6 Agustus 2010-31 Desember dengan Procurement Plan. Seiring
2010, proses pengadaan dapat memilih dengan berjalannya waktu, Perpres
berpedoman pada Perpres 54/2010 54/2010 akan disempurnakan dan
atau Keppres 80/2003. secara bertahap supplement dikurangi/
ditiadakan.
Yang perlu diperhatikan adalah konsist-
ensi dalam penerapannya, konsisten
mulai dari perencanaan hingga audit,
tidak dapat parsial atau mencampu-
radukkan antara keduanya. Aturan
yang dipilih harus disebutkan dalam
Dokumen Pengadaan.

Pada prinsipnya, pengadaan barang/


jasa yang dananya sebagian atau
seluruhnya berasal dari Pinjaman/
Hibah Luar Negeri (PHLN) berpedoman
pada Perpres 54/2010. Apabila terdapat
perbedaan, maka para pihak dapat
menyepakati tatacara pengadaan yang
akan dipergunakan. Ketentuan tersebut

56 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Penutup dan Kesimpulan telah memiliki solusi melalui berbagai


pedoman seperti SEB, Peraturan
Perpres 54/2010 mulai diberlakukan Kepala LKPP tentang Standar Dokumen
sejak satu tahun lalu, dan berlaku Pengadaan, E-Catalogue, Sertifikasi,
penuh sejak awal tahun 2011 sebagai Daftar Hitam.
acuan oleh seluruh K/L/D/I di Pedoman-pedoman tersebut terbukti
Indonesia. Peninjauan Perpres 54/2010 mampu mendukung dan mengisi keko-
perlu dilakukan secara terus menerus songan aturan yang sifatnya teknis ope-
dan berkesinambungan. Ulasan dan rasional dari Perpres 54/2010.
peninjauan dari 15 isu yang menonjol Dengan demikian Penulis menyimpul-
di atas menunjukkan bahwa pada kan bahwa Perpres 54/2010 tidak perlu
prinsipnya, hampir seluruh isu tersebut direvisi dalam waktu dekat.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 57


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

ARTIKEL/ESAI

58 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

AUDIT PENGADAAN
BARANG JASA
Mengenal Risiko Penyimpangan
untuk Pencegahan
Oleh: Maslani dan Siswanto

Abstraksi
Pengadaan barang dan jasa pemerintah sangat rawan terhadap penyimpangan.
Untuk itu, perlu dilakukan audit pengadaan barang/jasa (APBJ). Terdapat potensi
penyimpangan yang hendaknya dikenali oleh para pelaku pengadaan maupun
para auditor, mulai dari proses perencanaan sampai dengan pemanfaatan hasil
pengadaan. Dengan mengenali “lubang” tersebut, para pelaku pengadaan
diharapkan lebih berhati-hati agar tidak terjebak pada praktik menyimpang yang
dapat merugikan diri sendiri maupun bangsa dan negara. Manajemen dapat
menerapkan sistem pengendalian yang menutup “lubang” tersebut. Di sisi lain,
auditor perlu mengenali potensi tersebut agar mereka dapat meyakinkan bahwa
risiko-risiko tersebut tidak terjadi dengan mengumpulkan bukti
audit yang relevan, kompeten, cukup, dan material.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 59


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Pendahuluan sebagian atau seluruhnya dibiayai dari


pinjaman/hibah luar negeri (PHLN);
Pengadaan barang dan jasa pemerintah dan pengadaan barang/jasa untuk in-
merupakan kegiatan yang sangat vestasi di lingkungan BI/BHMN/BUMN/
rawan terhadap penyimpangan. BUMD yang pembiayaannya sebagi-
Untuk meningkatkan efektivitas dan an atau seluruhnya dibebankan pada
pelaksanaan kegiatan pengadaan perlu APBN/APBD.
dilakukan audit pengadaan barang/
jasa (APBJ). Jenis audit yang dapat Sasaran audit ini adalah lingkungan
dilakukan antara lain audit dengan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah
tujuan tertentu (audit terhadap hal-hal yaitu Satuan Kerja Pusat/Daerah, Kantor,
lain di bidang keuangan) dan audit Dinas, Unit Pelaksana Teknis Pusat/
investigatif sebagaimana termuat Daerah, BI/BHMN/ BUMN/BUMD dan
dalam penjelasan Pasal 4 ayat 4 badan usaha lainnya, dengan aspek-
Undang-undang No. 15 Tahun 2004 aspek yang diaudit antara lain:
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan 1. Perencanaan;
Tanggung Jawab Keuangan Negara. 2. Keuangan;
3. Ketaatan terhadap peraturan
Audit dengan tujuan tertentu merupakan perundang-undangan;
audit ketaatan terhadap ketentuan 4. Kewajaran harga;
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010. 5. Ketepatan kuantitas;
Adapun audit investigatif dilakukan 6. Ketepatan kualitas;
apabila ditemukan penyimpangan yang 7. Ketepatan waktu pelaksanaan
berindikasi Tindak Pidana Korupsi kegiatan;
(TPK) atau adanya pengaduan (whistle 8. Pemanfaatan hasil pelaksanaan
blower) dari masyarakat. kegiatan.

Ruang lingkup APBJ adalah seluruh Auditor maupun para pelaku pengadaan
kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai harus memahami berbagai “lubang”
dengan pasal 2 Perpres No. 54 Tahun atau penyimpangan yang sering terjadi
2010 yaitu pengadaan yang pembi- dalam pengadaan barang/jasa dengan
ayaannya sebagian atau seluruhnya tujuan untuk lebih berhati-hati terhadap
dibebankan pada APBN/APBD; yang “lubang” itu.

60 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Dengan pemahaman tersebut, auditor Pengertian korupsi dari segi kaidah


diharapkan dalam mengaudit dapat hukum yang bersifat normatif dan
terfokus untuk meyakinkan bahwa berdasarkan ketentuan UU No. 31 tahun
penyimpangan tersebut tidak terjadi 1999 tentang tindak pidana korupsi
dengan didukung bukti-bukti yang (pasal 2 ayat 1) adalah: setiap orang yang
relevan, kompeten, cukup, dan material. secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya sendiri atau
Adapun bagi para pelaku pengadaan orang lain, atau suatu korporasi, yang
diharapkan tidak melakukan penyim- dapat merugikan keuangan negara
pangan dimaksud, karena sebenarnya atau perekonomian negara.
modus penyimpangan tersebut sudah
diketahui oleh auditor maupun pene- Yang merugikan negara atau
gak hukum yang dapat mengarah pada perekonomian negara terkandung
risiko KKN. pengertian keuangan atau kekayaan
milik pemerintah, atau swasta, maupun
B. Bentuk KKN dalam Pengadaan masyarakat, baik secara keseluruhan
Barang dan Jasa maupun sebagian, sebagai unsur utama
yang tidak terpisahkan dari pengertian
Dalam Perpres No. 54 tahun 2010 negara.
terdapat ketentuan yang menyatakan
bahwa penghentian/pemutusan ikatan Tindakan korupsi dapat digolongkan
kontrak dapat dilaksanakan apabila sebagai tingkah laku atau perbuatan
ternyata dalam proses pengadaan yang dapat menimbulkan kerugian
barang dan jasa terbukti terdapat KKN, negara atau perekonomian negara.
kontrak dapat dibatalkan. Centre of International Crime Prevention
(CICP) dari UN Office for Drug Control
Dalam peraturan pengadaan barang and Crime Prevention (UN-ODCCP),
jasa yang dikeluarkan oleh IBRD telah mempublikasikan 10 bentuk
dan ADB terdapat ketentuan yang korupsi (The 10 Corruption Acts) yang
menyatakan bahwa apabila diketahui berbeda-beda dan dapat diaplikasikan
atau diduga terjadi praktek KKN, kedua secara praktis pada pengadaan barang/
lembaga tersebut tidak akan membayar jasa sektor publik sebagai berikut:
kontrak yang telah ada.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 61


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

a. Pemberian suap (bribery): mempergunakan kewenangan


pemberian dalam bentuk uang, yang dimiliki untuk bertindak
barang, fasilitas, dan janji untuk memihak atau pilih kasih kepada
melakukan atau tidak melakukan kelompok atau perseorangan pada
suatu perbuatan yang berakibat sisi lain bertindak diskriminatif
menguntungkan diri sendiri atau terhadap mereka.
pihak lain berhubungan dengan f. Pertentangan kepentingan/me-
jabatan yang dipegangnya pada miliki usaha sendiri (internal trad-
saat itu. ing): melakukan transaksi publik
b. Penggelapan (embezzlement): dengan menggunakan perusahaan
perbuatan mengambil tanpa hak milik pribadi atau keluarga dengan
oleh seseorang yang telah diberi cara menggunakan kesempatan
kewenangan oleh pejabat publik dan jabatan yang dimilikinya untuk
maupun swasta untuk mengawasi memenangkan kontrak pengadaan
dan bertanggung jawab penuh barang/ jasa pemerintah.
terhadap barang milik negara. g. Pilih kasih (favoritism): mem-
c. Pemalsuan (fraud): suatu berikan pelayanan yang berbeda
tindakan atau perilaku untuk berdasarkan alasan hubungan ke-
mengelabui orang lain atau luarga, afiliasi partai politik, suku,
organisasi dengan maksud untuk agama dan golongan dengan
menguntungkan diri sendiri atau mengesampingkan alasan objek-
orang lain. tif seperti kemampuan, kualitas,
d. Pemerasan (extortion): memaksa harga rendah dan profesionalitas
seseorang untuk membayar atau kerja.
memberikan sejumlah uang atau h. Menerima komisi (commission):
barang atau bentuk lain sebagai pejabat publik menerima sesuatu
ganti dari seorang pejabat publik yang bernilai dalam bentuk
untuk berbuat atau tidak berbuat uang, saham, fasilitas, barang
sesuatu. Perbuatan tersebut dapat dan lain-lain, sebagai syarat
diikuti dengan ancaman fisik atau untuk memperoleh pekerjaan
kekerasan. atau hubungan bisnis dengan
e.
Penyalahgunaan jabatan atau pemerintah.
wewenang (abuse of discretion):

62 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

i. Nepotisme (nepotism): menda- sebenarnya baik dari aspek biaya,


hulukan sanak keluarga, kawan volume, kualitas, bahan dan seba-
dekat, anggota partai politik yang gainya);
sepaham dalam penunjukan atau • Adanya intervensi dari anggota
pengangkatan staf panitia pele- DPRD kepada Kepala Dinas dalam
langan atau pemilihan pemenang menentukan anggaran maupun re-
lelang. kanan yang akan menang saat pelak-
j. Kontribusi atau sumbangan sanaan pekerjaan (khusus Pemda);
ilegal (illegal contribution): partai • Rencana pengadaan yang diar-
politik atau pemerintah yang ahkan (spesifikasi teknis dan krite-
sedang berkuasa pada saat itu rianya memperbesar peluang yang
menerima sejumlah dana sebagai mengarah pada merk tertentu atau
suatu kontribusi dari hasil yang pengusaha tertentu);
dibebankan pada kontrak- • Tidak mengumumkan secara
kontrak pengadaan barang/jasa terbuka rencana pengadaan barang/
pemerintah. jasa pada awal pelaksanaan angga-
ran;
C. Potensi Penyimpangan • Pemaketan pekerjaan yang di-
Pengadaan Barang dan Jasa rekayasa (pekerjaan hanya mampu
dilaksanakan oleh kelompok terten-
Potensi penyimpangan dalam tu saja, pemaketan pekerjaan kepa-
pengadaan barang/jasa berdasarkan da beberapa penyedia barang/jasa
proses pengadaan barang/jasa dari yang berasal dari kelompok tertentu
perencanaan sampai pemanfaatan dalam rangka tender arisan atau ba-
diuraikan di bawah ini. gi-bagi keuntungan);
• Memecah pengadaan barang/
1) Perencanaan pengadaaan jasa menjadi beberapa paket untuk
menghindari pelelangan;
• Penggelembungan anggaran • Memecah paket pekerjaan yang
(gejala penggelembungan terlihat menurut sifatnya seharusnya meru-
dari unit price yang tidak realis- pakan satu kesatuan konstruksi;
tis, rencana biasanya disusun ber- • Menyatukan atau memusatkan
lebihan serta jauh dari kebutuhan beberapa kegiatan yang tersebar di

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 63


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

beberapa daerah yang menurut sifat kurun waktu yang berbeda;


pekerjaan dan tingkat efisiensinya • Biaya untuk mendukung pelak-
seharusnya dilakukan di daerah sanaan pengadaan tidak tersedia.
masing-masing;
• Menggabungkan beberapa pa- 2) Pembentukan pokja ULP/
ket pekerjaan yang sifat pekerjaan pejabat pengadaan
dan besaran nilainya seharusnya
dapat dilakukan usaha kecil tetapi • Pokja ULP/pejabat pengadaan
menjadi satu paket pekerjaan yang tidak memiliki sertifikat keahlian
hanya dapat dilaksanakan oleh usa- pengadaan barang/jasa;
ha non kecil (menengah dan besar); • Pokja ULP/pejabat pengadaan
• Rencana pembelian yang tidak yang tertutup dan tidak transparan,
sesuai kebutuhan; tidak melayani atau menilai secara
• Penentuan jadwal waktu yang adil kepada para peserta lelang
tidak realistis; (ketidakterbukaan dan ketidakadilan
• Pemilihan metode penunjukan ULP);
langsung untuk kontrak yang se- • Pokja ULP/pejabat pengadaan
harusnya pelelangan umum; tidak memiliki integritas (ULP tidak
• Pemilihan metode peninjauan jujur dan tidak profesional, tidak
dengan sistem nilai (merit point) transparan dan tidak akuntabel);
untuk peninjauan yang seharusnya • Pokja ULP/pejabat pengadaan
sistem gugur (untuk memenangkan yang memihak (ULP memberi keis-
produk/merk atau penyedia barang/ timewaan kepada kelompok terten-
jasa tertentu); tu);
• Pengalokasian anggaran keg- • Pokja ULP/pejabat pengadaan
iatan yang direncanakan dilaku- tidak independen, bekerja di bawah
kan dengan cara swakelola, dalam tekanan PA/KPA, PPK, atau penyedia
pelaksanaannya dilakukan dengan barang/jasa atau mungkin karena
cara kontraktual kepada penyedia kepentingan diri sendiri, sehingga
barang/jasa, atau sebaliknya; cenderung menghambat akses in-
• Jadwal waktu untuk melakukan formasi dari pihak-pihak yang di-
pendaftaran dan pengambilan do- anggap dapat menghalangi langkah-
kumen pengadaan dilakukan dalam langkahnya (ULP dikendalikan oleh
pihak tertentu);

64 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

• Pokja ULP/pejabat pengadaan adalah yang terbaik sehingga sulit


dirangkap oleh: untuk disubstitusi (hanya satu pro-
- Pejabat Pembuat Komitmen, dan/ dusen yang bisa memenuhi speku-
atau lasi teknis saat memasukkan pena-
- Bendahara, dan/atau waran) dan membuat ukuran yang
- Pejabat yang bertugas melakukan tidak biasa (misalnya panjang x
verifikasi surat permintaan pemba- lebar dalam spekulasi teknis hanya
yaran (SPP), dan/atau satu produsen yang bisa memenuhi
- Pejabat yang bertugas menerbit- syarat);
kan surat perintah membayar (SPM), • Gambaran nilai estimasi yang
dan/atau ditutup-tutupi atau sulit diperoleh,
- Aparat pengawasan fungsional, ke- meskipun nilai total HPS tidak bersi-
cuali untuk pengadaan barang/jasa fat rahasia, namun hanya mitra kerja
yang dibutuhkan instansi penga- tertentu yang mudah memperoleh
wasan fungsional tersebut, dan/atau akses dokumen;
- ULP pemeriksa/penerima barang/ • Penggelembungan (mark-up)
jasa. dalam HPS;
• Nilai kontrak tinggi karena nilai
3) Penyusunan dan Penetapan yang ditawarkan oleh calon peme-
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) nang mendekati HPS, harga dasar
tidak standar dan HPS disusun atas
• HPS tidak ada; masukan calon pemenang;
• Pengadaan dilakukan sebelum • Harga dasar yang tidak standar
anggaran ditetapkan/tidak ada ang- dalam menyusun HPS;
garan, sehingga tidak disusun HPS • Penentuan estimasi harga tidak
dan spesifikasi teknis dibuat oleh re- sesuai aturan;
kanan pelaksana; • Sumber/referensi harga penyu-
• HPS tidak disusun dan ditetap- sunan HPS yang fiktif;
kan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; • Penambahan item-item biaya
• Sepsifikasi teknis dan harga yang tidak diperkenankan.
barang/jasa dalam HPS mengarah
pada merk/produk tertentu, dengan
alasan spekulasi teknis yang dibuat

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 65


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

4) Penyusunan dan pengesahan bitnya tidak teratur dan tidak infor-


dokumen pemilihan penyedia matif (ketika masih menggunakan
barang/jasa surat kabar);
• Dalam teks pengumuman ter-
• Dokumen pemilihan tidak dis- cantum bahwa persyaratan pendaf-
ahkan ULP; taran dan pengambilan dokumen
• Persyaratan teknis mengada- harus membawa dokumen asli,
ada atau berlebihan, dibandingkan yang mana ULP memihak ke salah
kebutuhan dalam rangka pelaksan- satu peserta lelang dengan mem-
aan pekerjaan; berikan bocoran RKS, rincian HPS
• Kriteria kelulusan peninjauan dan membuat syarat-syarat yang
tidak ada atau tidak jelas; mengakibatkan peserta lain tidak
• Spesifikasi teknis mengarah bisa memasukkan penawaran;
pada produk atau kelompok tertentu; • Dokumen peserta yang tidak
• Adanya penambahan kriteria memenuhi syarat namun diluluskan
peninjauan yang tidak perlu; pokja ULP;
• Dokumen lelang tidak standar; • Dokumen administrasi bersifat
• Dokumen lelang tidak lengkap. “aspal”, yaitu dokumen peserta yang
dipalsukan agar lulus prakualifikasi;
5) Pengumuman pelelangan/se- • Dokumen kualifikasi tidak
leksi/pengadaan didukung data otentik;
• Peninjauan yang dilakukan
• Tidak mengumumkan pelel- pokja ULP tidak sesuai dengan krite-
angan/seleksi/pengadaan; ria;
• Diumumkan, tetapi bukan di • Menggunakan metode pelel-
website K/L/D/I, portal pengadaan angan umum prakualifikasi yang
nasional, dan papan pengumuman seharusnya pelelangan umum pas-
resmi; cakualifikasi sehingga mengurangi
• Melakukan pengumuman lel- kompetisi;
ang yang tidak transparan, hanya • Kriteria dalam melakukan pen-
diketahui oleh rekanan tertentu injauan dokumen prakualifikasi
dan pengumuman hanya satu kali tidak ada atau tidak jelas;
dimuat di surat kabar lokal yang ter- • Melakukan prakualifikasi mas-
sal untuk mendapatkan daftar pe-

66 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

nyedia barang/jasa yang berlaku un- 8) Penjelasan (aanwijzing)


tuk pengadaan dalam kurun waktu
tertentu. • Penjelasan (pre-bid meeting)
terbatas pada kelompok tertentu,
7) Pendaftaran dan pengambilan • Pembatasan informasi dan
dokumen pemilihan penyedia deskripsi oleh pokja ULP agar kelom-
barang/jasa pok tertentu saja yang memperoleh
informasi lengkap;
• Dokumen lelang yang diserah- • Tidak adanya partisipasi
kan tidak sama (inkonsisten), guna masyarakat;
mengalahkan peserta lain di luar • Penjelasan kontroversial, pena-
kelompok kolusi, kepada mereka di- war yang berhasil adalah mereka
berikan konsep dokumen, meskipun yang menyelaraskan segala sesua-
sebenarnya tersedia dokumen final tunya dengan penjelasan pokja ULP;
setelah melalui proses penyempur- • Tidak dibuat dokumentasi rapat
naan; penjelasan;
• Waktu pendistribusian doku- • Tidak disebarluaskan kepada
men terbatas; seluruh peserta;
• Penyebarluasan dokumen yang • Perubahan penting atas doku-
cacat; men pemilihan penyedia tidak ditu-
• Lokasi pengambilan dokumen angkan dalam adendum dokumen
sulit dicari; pemilihan penyedia;
• Menyatakan bahwa pendaftaran • Pada saat aanwijzing dilakukan
dan pengambilan dokumen tidak melalui cara yang tidak fair, mis-
boleh diwakilkan; alnya dengan membuat aturan yang
• Menyatakan bahwa pendaftaran menguntungkan beberapa peserta
dan pengambilan dokumen harus lelang melalui voting terbuka, pa-
dilengkapi atau membawa dokumen dahal terdapat rekanan yang mem-
asli. punyai banyak CV/”bendera” seh-
ingga bisa menang saat peninjauan
penawaran baik secara administrasi
maupun secara teknis.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 67


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

9) Pemasukan dan pembukaan doku- ang tersebut dapat mengajukan nilai


men penawaran penawaran yang terendah saat men-
jelang penutupan pemasukan doku-
• Adanya relokasi tempat peny- men penawaran.
erahan dokumen penawaran; • Adanya penyerahan dokumen
• Batas akhir pemasukan doku- fiktif, dalam rangka menjatuhkan
men penawaran diundurkan atau lawan usaha, mitra kerja bertindak
dimajukan tanpa adanya adendum ilegal dengan memasukkan doku-
dokumen pemilihan penyedia; men palsu atas nama penawar lain;
• Penyimpanan dokumen pena- • Ketidaklengkapan dokumen
waran tidak dilakukan pada kotak penawaran;
atau tempat yang aman/terkunci; • Pembukaan dokumen pena-
• Dengan pemasukan dokumen waran dilakukan pada hari libur;
lelang melalui LPSE (Layanan Pen- • Pembukaan dokumen pena-
gadaan Barang/Jasa Secara Elek- waran ditunda tanpa alasan yang
tronik) ternyata ada indikasi tidak fair jelas.
saat pelaksanaannya, peserta lelang
yang akan mendaftar kesulitan men- 10) Peninjauan penawaran
gakses sampai jangka waktu pen-
gumuman berakhir sehingga tidak • Kriteria peninjauan yang cacat,
dapat mendaftar, yang bisa mendaf- kriteria disusun dengan maksud un-
tar hanya rekanan tertentu sehingga tuk memenangkan calon yang be-
saat pembukaan penawaran hanya rani menyuap dengan jumlah cukup
ada beberapa peserta yang masuk; besar, dari awal telah dicantumkan
• Penerimaan dokumen pena- hal-hal khusus yang sulit dipenuhi
waran yang terlambat, meskipun oleh mitra kerja lainnya dalam rang-
panitia dilarang menerima doku- ka justifikasi kelompok tertentu;
men yang terlambat, namun karena • Pemilihan tempat peninjauan
ada upaya KKN hal ini sering terjadi; yang tersembunyi;
• Peserta lelang diberi informasi • Peserta lelang terpola (diband-
nilai penawaran yang terendah saat ingkan lelang sebelumnya) atau pe-
penutupan pemasukan dokumen serta lelang menurun secara men-
penawaran sehingga peserta lel- colok;

68 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Pengaturan lelang seperti ini banyak • Tanggal pengumuman ditunda-


dijumpai dalam tender arisan, sehingga tunda;
beban peninjauan panitia sedikit dan • Pengumuman tidak sesuai kai-
mereka hanya melakukan peninjauan dah atau tidak ada masukan dari
syarat minimum tertentu. Indikator leb- masyarakat.
ih rinci pada tender arisan antara lain:
a) Format penawaran yang seragam di 12) Sanggahan peserta lelang
antara para penawar;
b) Harga penawaran diatur: harga • Surat sanggahan tidak ditang-
yang hampir sama dengan interval gapi;
yang sama, perbedaan harga yang san- • Jawaban sanggahan ditunda-
gat ekstrim dan harga penawaran yang tunda;
sangat rendah (tidak wajar); • Tidak seluruh sanggahan di-
c) Kepemilikan yang sama di antara tanggapi;
para penawar. • Substansi sanggahan tidak di-
• Penggantian dokumen pena- tanggapi;
waran untuk memenangkan mitra • Sanggahan pro forma untuk
kerja tertentu dengan cara meny- menghindari tuduhan proses lelang
isipkan revisi dokumen dalam doku- diatur.
men awal;
• Surat penawaran palsu. 13) Penunjukkan pemenang lelang

11) Pengumuman pemenang • Surat penunjukan tidak lengkap;


• Surat penunjukan sengaja ditun-
• Tidak ada pengumuman peme- da-tunda pengeluarannya;
nang; • Surat penunjukan dikeluarkan
• Pengumuman pemenang tidak terburu-buru;
diberitahukan kepada seluruh pe- • Surat penunjukan tidak sah;
serta lelang; • Tanggal surat penunjukan
• Pengumuman sangat terbatas dibuat lebih belakangan dibanding
kepada publik; tanggal kontrak.
• Pengumuman tidak mengin-
dahkan aspek publik atau dilakukan
tersembunyi;

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 69


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

14) Penandatanganan kontrak • Keterlambatan penyerahan ba-


rang/jasa;
• Adanya kejanggalan dalam • Perintah perubahan volume/
kontrak; CCO (Contract Change Order)
• Penandatanganan kontrak yang dalam rangka KKN, biasanya peker-
kolusif; jaan tambah-kurang yang pada akh-
• Penundaan penandatanganan irnya akan menaikkan nilai kontrak
kontrak secara sengaja; pekerjaan yang cenderung ke arah
• Penandatanganan kontrak se- maksimum pagu anggaran;
cara tertutup; • Kriteria penerimaan barang
• Penandatanganan kontrak yang yang bias;
tidak sah; • Jaminan pasca jual yang palsu;
• Tidak dilengkapi surat jaminan • Data lapangan yang dipalsukan;
pelaksanaan (untuk pengadaan ba- • Denda keterlambatan tidak
rang/pekerjaan konstruksi/jasa lain- dikenakan ke penyedia barang dan
nya yang nilainya lebih besar dari jasa sehingga merugikan keuangan
Rp100 juta); negara atas denda yang tidak dipun-
• Tanggal surat jaminan pelak- gut oleh PPK;
sanaan lebih belakangan dibanding • Panitia Pemeriksa Barang tidak
tanggal kontrak. melakukan pemeriksaan dan meng-
hitung pelaksanaan pekerjaan.
15) Pelaksanaan kontrak/penyera- • BA hasil pemeriksaan dinya-
han barang/jasa takan 100% berdasarkan pada
permintaan yang dibuat pimpinan
• Kuantitas/volume pekerjaan/ba- satuan kerja, bukan berdasarkan
rang yang diserahkan tidak sesuai perhitungan dan pemeriksaan lapa-
dengan kontrak; ngan sehingga bahan yang dipa-
• Kualitas pekerjaan yang diser- sang tidak sesuai spesifikasi teknis.
ahkan tidak sama dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknis/kontrak;
• Kualitas pekerjaan yang diser-
ahkan lebih rendah dari ketentuan
dalam spesifikasi teknis/kontrak;

70 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

16) Penyesuaian/eskalasi harga dapat mengajukan tagihan atas suatu


kontrak pekerjaan melalui beberapa kontrak
sekaligus;
• Pekerjaan tambah/kurang sen- • Duplikasi pembayaran, terjadi
gaja tidak dapat diantisipasi sejak apabila terdapat satu faktur yang
awal dalam perencanaan; sama namun ditagihkan dan diba-
• Penentuan harga kurs valuta as- yar dua kali;
ing untuk komponen barang impor • Tagihan palsu, biasanya ter-
sengaja diambangkan; jadi pada kontrak-kontrak yang
• Dalam kontrak harga satuan berkelanjutan, faktur ditagihkan un-
(unit price), pekerjaan bervolume tuk barang/jasa yang tidak diserah-
kecil harga satuannya sengaja diren- kan;
dahkan, sebaliknya pekerjaan ber- • Pembayaran fiktif;
volume besar harga satuannya sen- • Berita Acara penerimaan ba-
gaja ditinggikan. rang hanya formalitas saja untuk
• Kontrak dinyatakan sebagai melengkapi dokumen pembayaran
kontrak multiyears seharusnya diuji yang merupakan syarat sahnya pen-
apakah layak menjadi kontrak mul- cairan dana;
tiyears atau dapat dijadikan kontrak • Kekurangan pemungutan dan
tahunan, kalau secara pengujian penyetoran pajak/PNBP;
layak menjadi kontrak tahunan lebih • Pelaporan yang tidak dilaksana-
baik dibuat kontrak tahunan sehing- kan;
ga negara diuntungkan tidak perlu • Pelaporan yang tidak sesuai
membayar penyesuaian/eskalasi keadaan;
harga atas kontrak multiyears. • Pelaporan yang tidak lengkap;
• Pelaporan yang tidak sesuai
17) Pembayaran dan pelaporan peraturan;
• Tidak dibuat berita acara pem-
• Pembayaran yang tidak sesuai bayaran.
dengan kemajuan fisik;
• Barang/jasa fiktif tetapi diba-
yarkan, terjadi bila satu penyedia
barang/jasa memperoleh beberapa
kontrak pekerjaan sejenis, sehingga

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 71


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

18) Potensi penyimpangan dalam • Tenaga ahli yang digunakan


pemanfaatan lebih dari 50% karena semua peker-
jaan diserahkan ke pihak ketiga;
• Kuantitas barang/jasa yang dit- • Proposal tidak dibuat den-
erima tidak sesuai kebutuhan; gan cermat sehingga pelaksanaan
• Kualitas barang/jasa yang dit- pekerjaan menyimpang dari pro-
erima tidak sesuai kebutuhan; posal yang ada;
• Penyerahan barang/jasa di • Pelaksana swakelola tidak
lokasi yang tidak tepat; membuat laporan harian, laporan
• Barang/jasa yang belum/tidak mingguan dan laporan bulanan se-
dapat dimanfaatkan. bagai bentuk pertanggungjawaban;
• Laporan kegiatan tidak dibuat
19) Potensi penyimpangan Pen- oleh pelaksana swakelola sehingga
gadaan barang/jasa dengan tidak jelas pelaporan berapa biaya
swakelola personil dan non personil;
• Laporan bulanan dibuat oleh
• Eksistensi LSM pemborong seharusnya dilakukan
• Kelompok masyarakat yang di- oleh pelaksana swakelola.
wakili oleh LSM perlu diwaspadai,
karena kenyataan di lapangan men-
unjukkan banyak bermunculan LSM
papan nama dan LSM plat merah be-
gitu ada proyek yang berkaitan den-
gan aktivitas mereka.
• Penyaluran dana tidak seim-
bang dengan prestasi pekerjaan, di
sisi lain yang mengawasi kemajuan
pekerjaan di lapangan adalah LSM
pelaksana itu sendiri;
• Tidak ada jadwal pelaksanaan
yang meliputi perencanaan, pelak-
sanaan, pengawasan, dan pelapo-
ran;

72 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Penutup Daftar Pustaka

Dengan mengenal potensi penyim- Badan Pengawasan Keuangan dan


pangan di atas, para pelaku pengadaan Pembangunan. 2007. Pedoman
diharapkan semakin berhati-hati untuk Audit Pengadaan Barang/Jasa
tidak melakukan pelanggaran yang da- Pemerintah, S-506/K/D1/2007.
pat mengarah pada praktik korupsi, ko- Jakarta.
lusi, dan nepotisme (KKN). Di sisi lain, Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010
auditor juga harus meyakini bahwa tentang Pengadaan Barang/Jasa
potensi penyimpangan tersebut tidak Pemerintah.
terjadi dengan menggunakan berbagai
teknik audit yang sesuai. Pusdiklatwas Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
Dengan mengenal berbagai penyim- 2004. Audit Pengadaan Barang
pangan dalam pengadaan barang dan dan Jasa.
jasa, diharapkan kita dapat mencegahn-
ya, yang pada akhirnya pengadaan di- Surachmin dan Suhandi Cahaya. 2011.
lakukan secara benar demi kesejahter- Strategi dan Teknik Korupsi:
aan bangsa ini. Mengetahui untuk Mencegah.
Jakarta: Sinar Grafika.

Sutedi, Adrian. 2008. Aspek Hukum


Pengadaan Barang dan Jasa dan
Berbagai Permasalahannya.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 73


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

KORUPSI
KOLUSI
NEPOTISME

74 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

audit
audit

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 75


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

8 Cara Cerdas
Mengikuti Tender
Tender, menurut penjelasan pasal 22 Undang-
undang nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan
Monopoli dan Praktek Persaingan Tidak Sehat, adalah
tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
pekerjaan, mengadakan barang-barang, atau untuk
menyediakan jasa.

76 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

8 Cara Cerdas Mengikuti Tender maupun tender yang dilaksanakan


untuk lebih dari satu peserta.
Tender, menurut penjelasan pasal 22 Langkah-langkah tersebut adalah:
Undang-undang nomor 5 tahun 1999 A-lamat email
tentang Larangan Monopoli dan Praktek B-uat etalase online
Persaingan Tidak Sehat, adalah tawaran C-ari peluang menjadi rekanan
mengajukan harga untuk memborong D-aftarlah pada klasifikasi dan
suatu pekerjaan, mengadakan barang- kualifikasi yang sesuai
barang, atau untuk menyediakan jasa. E-valuasi teknis bisa dilewati
F-inansial menguntungkan
Dalam pengertian tersebut, tidak G-abungkan semua persyaratan
disebut jumlah yang mengajukan H-arus berani membela diri jika
penawaran, sehingga tender bisa dirugikan
diartikan diikuti oleh beberapa peserta
maupun satu peserta yang mengajukan Alamat Email
penawaran. Oleh karena itu seluruh
metode pemilihan yang tersedia dalam Perkembangan teknologi informatika
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun telah jauh menyentuh bidang pengadaan
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan mulai diterapkannya pelelangan
Pemerintah (Perpres 54/2010) adalah secara elektronik. Syarat utama untuk
termasuk klasifikasi tender, dengan dapat mengikuti pelelangan elektronik
pengelompokan : adalah memiliki alamat email. Alamat
email bisa dimiliki dalam bentuk layanan
• Tender yang diikuti oleh satu email gratis (@yahoo.com, @gmail.com,
peserta yaitu penunjukan langsung @hotmail.com), layanan email berba-
dan pengadaan langsung yar (@dnet.net.id, @cbn.net.id) maupun
• Tender yang diikuti oleh lebih layanan email dengan domain sendiri
satu peserta yaitu pelelangan, (@namaperusahaan.com, @namaperu-
pemilhan dan seleksi sahaan.co.id). Layanan email dengan
• Tulisan di bawah ini akan domain sendiri adalah yang terbaik un-
memberikan 8 (delapan) cara cerdas tuk menyimpan data komunikasi bisnis
mengikuti tender, baik tender yang yang bersifat rahasia sekaligus bisa me-
dilaksanakan untuk satu peserta nambah kepercayaan diri perusahaan.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 77


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Buat etalase online

Etalase online dalam bentuk situs Bagi perusahaan yang klasifikasi dan
perusahaan adalah kebutuhan untuk kualifikasinya memenuhi syarat sebagai
memberikan kelebihan komparatif penyedia melalui metode Pengadaan
perusahaan baik dalam tender yang Langsung, situs perusahaan perlu
diikuti oleh satu perusahaan maupun dilengkapi dengan katalog produk dan
tender yang diikuti oleh banyak harga. Dalam jangka panjang, katalog
perusahaan sesuai klasifikasi dan produk dan harga yang disediakan
kualifikasi masing-masing perusahaan. secara elektronik akan memberikan
Muatan utama situs perusahaan peluang lebih baik pada saat
haruslah berupa informasi-informasi pengadaan sudah dilakukan dengan
yang tersedia dalam Formulir Isian cara e-purchasing.
Kualifikasi. Jika situs perusahaan tidak
mencantumkan hal tersebut, maka situs Dalam pelelangan/pemilihan/seleksi,
kurang memberikan manfaat dalam Pokja ULP harus melakukan tahapan
pelaksanaan tender. Ada banyak fitur pembuktian kualifikasi. Mari kita
yang bisa ditambahkan dalam situs bayangkan indahnya tender jika suatu
perusahaan, salah satunya adalah fitur perusahaan ditetapkan menjadi calon
google earth yang bisa digunakan pemenang dilakukan peninjauan
sebagai penunjuk peta lokasi kantor kualifikasi oleh Pokja ULP.
maupun penunjuk peta lokasi pekerjaan
yang sudah atau sedang dilaksanakan. Pokja ULP cukup buka halaman
situs perusahaan, masuk ke menu
Dalam pengadaan langsung, Pejabat Pengalaman dan dari menu itu muncul
Pengadaan melaksanakan kualifikasi penanda google earth ke lokasi
dengan cara pre-knowledge yang proyek yang pernah dikerjakan.
artinya Pejabat Pengadaan harus sudah Sudah pasti dengan mudah Pokja ULP
mengetahui kualifikasi peserta sebelum akan menyatakan lulus kualifikasi jika
Pengadaan Langsung dilakukan. pencitraan di google earth benar-benar
Informasi kualifikasi dalam situs akan menggambarkan prestasi pekerjaan
membantu Pejabat Pengadaan dalam yang telah dilaksanakan.
meyakini bahwa perusahaan telah
memenuhi syarat kualifikasi.
78 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Cari Peluang menjadi Rekanan h t t p : / / w w w. p e n g a d a a n n a s i o n a l -


bappenas.go.id/eproc/app

Setelah memiliki situs perusahaan,


langkah berikutya adalah mencari Untuk dapat mengikuti tender melalui

peluang menjadi rekanan. Ada 3 (tiga) LPSE, penyedia harus mendaftar pada

cara yang ditempuh untuk mendapatkan masing-masing instansi yang dike-

peluang yaitu : hendaki, namun dalam pengembangan


yang telah dilakukan saat ini, SPSE su-

1. Mendapatkan Peluang melalui dah mulai melakukan agregasi sehing-

Kunjungan Langsung ga saat ini pendaftaran pada salah satu


LPSE sudah merupakan pendaftaran

Setiap K/L/D/I (bahasa sederhana nya pada beberapa LPSE lainnya. Dalam

Instansi Pemerintah Pusat/Daerah) wajib jangka panjang tentunya seluruh situs

mengumumkan kegiatan Pengadaan akan tergabung dalam agregasi sehing-

Barang/Jasa melalui papan pengumuman ga peyedia tidak harus melakukan pen-

resmi di kantornya masing-masing. daftaran berulang-ulang ke beberapa

Penyedia dapat datang ke setiap kantor LPSE.

untuk melihat pengumuman, namun cara


ini tidak efisien dari segi waktu dan biaya. Aplikasi pelelangan elektonik memberi-

Disamping itu, sangat mungkin waktu kan kemudahan bagi penyedia untuk

kunjungan tidak bertepatan dengan memantau paket-paket yang akan di-

waktu pengumuman pengadaan. tenderkan berdasarkan pilihan kelom-


pok maupun lokasi pengadaan yang

2. Mendapatkan Peluang Melalui dikehendaki oleh masing-masing pe-

Situs Layanan Pengadaan Secara nyedia.

Elektronik (LPSE) Nasional


3. Mendapatkan Peluang Melalui
Halaman situs LPSE Nasional berisi Situs Pengadaan Lainnya
daftar alamat situs dari Instansi Pusat
dan Daerah yang telah menerapkan Beberapa Instansi Pusat dan Daerah

pelelangan secara elektonik mengembangan sistem pelelangan

menggunakan aplikasi SPSE. Alamat secara elektronik tanpa menggunakan

situs LPSE Nasional adalah di url sistem SPSE dan belum terhubung

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 79


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

dengan laman LPSE Nasional. • Lihat Pengumuman, jika me-


Contohnya adalah pelelangan elektronik menuhi persyaratan yang disebutkan
pada Kementerian Pekerjaan Umum dalam pengumuman tersebut, maka
dan Kota Surabaya. Peluang akan lakukan pendaftaran.
diperoleh apabila penyedia melakukan • Setelah melakukan pendaftaran,
pendaftaran pada masing-masing situs peserta berhak mendapatkan do-
pengadaan. kumen lelang (secara resmi diberi
nama Dokumen Pemilihan atau Do-
Daftarlah pada Klasifikasi dan Kualifikasi kumen Kualifikasi). Pada dokumen
yang Sesuai. Klasifikasi pada dasarnya tersebut ada bagian yang diberi
mengatur bidang usaha, sementara judul Lembar Data Kualifikasi.
kualifikasi mengatur ukuran perusahaan. • Jika merasa tidak mampu me-
Dokumen yang menjelaskan klasifikasi menuhi persyaratan yang ditetapkan
dan kualifikasi misalnya adalah Surat Ijin di Lembar Data Kualifikasi, stop sam-
Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Ijin pai di sini.
Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK). • Jika merasa mampu memenuhi
persyaratan yag ditetapkan di Lem-
Dalam tender, Pokja ULP/Panitia bar Data Kualifikasi, bisa melanjutkan
Pengadaan harus menentukan bidang ke tahapan berikutnya.
usaha, kualifikasi dan persyaratan lain
yang harus dipenuhi oleh peserta Media yang digunakan untuk menyatakan
sebagai kesatuan disebut persyaratan pemenuhan persyaratan kualifikasi
kualifikasi dengan mengacu pada adalah Formulir Isian Kualifikasi yang
ketentuan pasal 19 Peraturan Presiden disampaikan tanpa perlu dilengkapi
Nomor 54 Tahun 2010. Informasi singkat dengan lampiran salinan dokumen.
tentang persyaratan kualifikasi ada Pada saat pembuktian kualifikasi,
pada pengumuman tender, informasi peserta tender wajib membawa ASLI
lengkapnya ada dalam dokumen tender seluruh dokumen yang disebutkan
dengan judul Lembar Data Kualifikasi. dalam Formulir Isian Kualifikasi dan
Langkah mudah yang dapat ditempuh menyerahkan salinannya.
adalah sebagai berikut :
Pada prinsipnya pembuktian kualifikasi
dilakukan terhadap seluruh peserta
yang lulus peninjauan kualifikasi (pada

80 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

metode prakualifikasi) atau terhadap Sebagai pernyataan bahwa peserta


peserta yang menjadi calon pemenang sanggup memenuhi spesifikasi yang
dan calon pemenang cadangan (pada ditetapkan, maka Pokja ULP mewajibkan
metode pascakualifikasi). dokumen pendukung misalnya antara
lain brosur barang, metode kerja dan/
Konsekwensi dari kemudahan dalam atau jadwal pelaksanaan kerja.
proses kualifikasi yang harus diperha-
tikan oleh penyedia adalah apabila ada Peninjauan teknis dilaksanakan dengan
data yang tidak benar, peserta dapat dua cara, yaitu:
digugurkan. Dan apabila ada data yang • Sistem gugur, artinya peserta harus
palsu atau dipalsukan, penyedia dapat memenuhi semua unsur yang ditetapkan
dikenakan sanksi Daftar Hitam untuk dalam persyaratan teknis.
badan usaha dan pengurusnya. • Sistem ambang nilai, artinya
peserta disamping harus memenuhi
Peninjauan Teknis Harus Lolos semua unsur yang ditetapkan dalam
persyaratan teknis, nilai kuantitatif dari
Peninjauan teknis adalah salah satu masing-masing unsur harus mencapai
tahap peninjauan untuk menguji apakah angka tertentu yang menjadi ambang
peserta dapat memenuhi persyaratan batas kelulusan.
teknis yang ditetapkan. Persyaratan
teknis adalah persyaratan pokok yang Dalam dokumen tender, ada bagian yang
diwajibkan agar terlaksananya paket diberi judul Lembar Data Pemilihan.
pekerjaan yang dimaksudkan dalam Pada halaman tersebut dijelaskan
tender. persyaratan teknis yang diwajibkan
dan cara penilaian atas masing-masing
Persyaratan teknis dapat berupa unsur dalam persyaratan tersebut.
spesifikasi barang (untuk pengadaan
barang), gambar yang harus dibangun
dan spesifikasinya (untuk pekerjaan
konstruksi), output yang harus dihasilkan
(jasa konsultansi) atau pekerjaan yang
harus dilaksanakan (jasa lainnya).

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 81


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya,


tabel pertimbangan sebagai berikut:

Untuk Jasa Konsultansi, tabel pertimbangan sebagai berikut:

82 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Finansial harus menguntungkan 1) Harga pokok = Rp 826.446.281


2) Overhead dan keuntungan =
Tender bertujuan untuk memperoleh Rp 82.644.628
harga yang wajar bagi penjual dan pem-
beli. Tender diharapkan tidak meng- 2. Jasa Konsultasi (misalnya HPS
hasilkan kemahalan harga sehingga Rp 1.000.000.000)
pembeli dirugikan, juga tidak boleh
menghasilkan harga yang terlalu rendah a. PPN 10% sebesar 10/110
sehingga penjual dirugikan. x HPS = Rp 90.909.901
b. Harga sebelum PPN sebesar
Dalam setiap tender, sudah ditetapkan 100/110 x HPS = Rp 909.090.909
Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
yang merupakan estimatisi harga Jasa Konsultansi terdiri dari 2 unsur,
pasaran yang wajar menurut Pejabat yaitu Biaya Langsung Personil dan
Pembuat Komitmen (PPK). Penyedia Biaya Langsung Non Personil. Besarnya
perlu memahami unsur-unsur yang Biaya Langsung Non Personil tidak
diperhitungkan dalam HPS yaitu: melebihi 40% dari total biaya, sehingga
perinciannya adalah:
1. Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya (misalnya HPS 1) Biaya Langsung Non Personil (40%)
Rp 1.000.000.000) = Rp 363.636.364
2) Biaya Langsung Personil (60%) =
a. PPN 10% sebesar 10/110 x HPS Rp 545.454.545
= Rp 90.909.901
b. Harga sebelum PPN sebesar Pada Biaya Langsung Personil, PPK telah
100/110 x HPS = Rp 909.090.909 mengalokasikan overhead dan keun-
tungan setinggi-tingginya 10%. Dengan
Pada harga sebelum PPN, PPK asumsi overhead dan keuntungan 10%,
telah mengalokasikan overhead maka perinciannya:
dan keuntungan setinggi-tingginya
15%. Dengan asumsi overhead dan a) Harga pokok = Rp 495.867.769
keuntungan 10%, maka perinciannya : b) Overhead dan keuntungan =
Rp 49.586.776

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 83


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Dua komponen, harga pokok dan over- Harus berani jika dirugikan
head dan keuntungan menjadi per-
timbangan utama dalam mengam- Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
bil keputusan mengajukan atau tidak 2010 memberikan kesempatan bagi
mengajukan penawaran. Cara pertim- peserta yang merasa dirugikan dalam
bangannya adalah : pelelangan/pemilihan/seleksi untuk
mengajukan sanggahan. Peserta yang
1. Estimasi biaya yang akan dikeluarkan dirugikan adalah peserta yang menga-
penyedia setinggi-tingginya adalah jukan penawaran.
sebesar harga pokok.
Oleh karena itu yang bukan peserta
2. Besarnya prosentase dan overhead atau yang mendaftar namun tidak
ditentukan antara nilai minimal sampai memasukkan penawaran tidak berhak
maksimal dengan mempertimbangkan mengajukan sanggahan. Tindakan Pokja
metode peninjauan yang digunakan ULP yang dapat diklasifikasikan sebagai
oleh Pokja ULP. tindakan yang merugikan bagi peserta
yang bisa diajukan sanggahan adalah:
Gabungkan semua persyaratan
1. Pokja ULP tidak memenuhi
Setelah memenuhi semua persyaratan persyaratan pelelangan/seleksi atau
tersebut di atas, waktunya untuk melaksanakan pelelangan/seleksi
menggabungkan semua persyaratan dengan tata urut proses tidak sesuai
dalam satu Dokumen Penawaran. Bentuk ketentuan.
dan kelengkapan dokumen penawaran 2. Pokja ULP melakukan tindakan
dijelaskan dalam dokumen kontrak yang mengakibatkan persaingan
pada bagian Instruksi Kepada Penyedia. tidak sehat misalnya:
Jika penawaran mensyaratkan jaminan a. Penyusunan spesifikasi yang
penawaran, pastikan jaminan memenuhi mengarah pada produk tertentu;
syarat yang ditentukan baik jumlah dan b. Kriteria peninjauan yang tidak
masa berlakunya. rinci sehingga mengakibatkan
penilaian yang tidak adil;
c. Penambahan persyaratan di
luar ketentuan yang diatur dalam

84 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Peraturan Presiden Nomor 54 harus dilengkapi dengan jaminan


Tahun 2010. sanggah banding yang nilainya dua
3. Pokja ULP, PPA, PA/KPA atau Tim per seribu dari HPS. Sanggahan
lainnya melakukan tindakan di luar banding diajukan kepada Pengguna
kewenangannya terkait proses Anggaran atau Kepala Daerah dengan
pengadaan barang/jasa. alokasi waktu 15 (lima belas) hari untuk
menjawab.
Kesempatan mengajukan sanggahan
dibatasi waktu selama 5 (lima) hari kerja Sebagaimana sanggahan, sanggah
setelah pengumuman. Jika melewati banding bisa mengakibatkan pelel-
waktu tersebut, maka sanggahan tidak angan/seleksi gagal, namun tidak se-
dapat diterima. Alokasi waktu bagi Pokja cara otomatis menetapkan penyanggah
ULP untuk menjawab sanggahan adalah sebagai pemenang pelelangan/seleksi.
5 (lima) hari kerja. Apabila sanggah banding ditolak, resiko
bagi penyanggah adalah pencairan ja-
Oleh karena itu jika dalam jangka waktu minan ke Kas Negara atau Kas Daerah.
tersebut sanggahan tidak dijawab, dapat
diartikan sanggahan diterima. Yang Referensi:
perlu dipahami dalam mengajukan
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
sanggahan adalah bahwa sanggahan
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
bisa mengakibatkan pelelangan/seleksi
Pemerintah.
gagal, namun tidak secara otomatis
menetapkan penyanggah sebagai Pedoman Pasal 22 tentang Larangan
pemenang pelelangan/seleksi. Persekongkolan daman Tender
Berdasarkan Undang-undang Nomor
Apabila peserta yang dirugikan masih 5 tahun 199 tentang Larangan Praktik
belum puas dengan jawaban sanggahan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
dari Pokja ULP, Peraturan Presiden nomor Sehat, KPPU, 2009.
54 Tahun 2010 memberikan kesempatan
untuk mengajukan sanggahan banding Cara Benar, Mudah dan Jitu Menang
yang harus diajukan 5 (lima) hari sejak Tender Pengadaan Barang/Jasa
jawaban sanggahan diterima. Agar Pemerintah, Agus Kuncoro, Penerbit
sanggahan banding dapat diproses, Wahyumedia, cetakan pertama 2011.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 85


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kasus Pengadaan
Barang/Jasa
Berdasarkan
Temuan BPK RI

BPK RI telah melakukan pemeriksaan


pertanggungjawaban keuangan
negara, baik di pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun BUMN/D.
Temuan BPK yang terindikasi telah
terjadi penyimpangan juga mencakup
permasalahan di bidang pengadaan
barang/jasa.
86 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Seiring pertumbuhan ekonomi Indone- Mayoritas negara di dunia ini


sia yang pesat disertai dengan pengem- menghabiskan dana untuk pengadaan
bangan otonomi daerah, kebutuhan barang/jasa hingga mencapai 10%-
pemerintah akan penyelenggaraan 30% dari total anggaran . Nilai transaksi
pemerintahan turut meningkat. Kebu- pengadaan barang/jasa di negara-
tuhan pemerintah tersebut dapat secara negara Uni Eropa mencapai 16% dari
materiil maupun nonmateriil. GDP, sedangkan Amerika Serikat
mencapai 16% dari GDP2. Sementara
Inilah yang mendorong munculnya di negeri kita, dari total Anggaran
kebutuhan pihak ketiga yang menyokong Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
kinerja operasional. Kebutuhan tersebut 2010 sekitar 31,2% atau sekitar Rp327
terwakili melalui proses pengadaan triliun diperuntukkan bagi belanja
barang/jasa yang terbuka bagi pihak barang/jasa pemerintah .
ketiga yang memenuhi persyaratan.
Temuan BPK RI: Penyimpangan dalam
Pengadaan barang/jasa pemerintah di Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Indonesia menduduki peran yang sangat Dewasa ini, era reformasi bermuara
penting untuk menggerakkan aktivitas pada transparansi dan akuntabilitas
ekonomi. Di samping jumlah uang yang penggunaan anggaran negara. Begitu
berputar cukup besar, keterlibatan pula dengan proses pengadaan barang/
dunia usaha dan birokrat publik juga jasa. Penentuan dan pemastian kualitas,
sangat besar. pelayanan, spesifikasi, dan harga
dituntut untuk transparan, efektif, efisien,
Karena itu, pengadaan barang/jasa dan akuntabel.
pemerintah dapat menjadi wahana
untuk memperbaiki perilaku dunia Badan Pemeriksa Keuangan Republik
usaha dan birokrat publik secara Indonesia (BPK RI) sebagai lembaga
menyeluruh, terutama sebagai wahana tinggi negara yang berwenang dalam
untuk memulai penyelenggaraan pemeriksaan, mengemban tugas untuk
pemerintahan yang baik. tercapainya transparansi, efektivitas,
efisiensi, dan akuntabilitas laporan
keuangan negara, temasuk pada aspek
pengadaan barang/jasa.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 87


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

BPK RI telah melakukan pemeriksaan 1) Kasus pengadaan barang/jasa yang


pertanggungjawaban keuangan negara, menimbulkan kerugian negara
baik di pemerintah pusat, pemerintah
daerah, maupun BUMN/D. Temuan BPK Kasus pengadaan barang/jasa yang
yang terindikasi telah terjadi penyim- menimbulkan kerugian negara terdiri
pangan juga mencakup permasala- dari tujuh bentuk, yaitu (1) Pengadaan
han di bidang pengadaan barang/jasa. barang/jasa (PBJ) fiktif; (2) rekanan
Masyarakat dirasakan perlu mengetahui tidak menyelesaikan pekerjaan; (3)
dua hal penting, yaitu: barang/jasa tidak sesuai spesifikasi;
(4) kekurangan volume pekerjaan dan/
(1) seberapa banyak temuan BPK terse- atau barang; (5) kelebihan pembayaran
but merugikan atau berpotensi merugi- selain kekurangan volume pekerjaan;
kan negara; (6) pemahalan harga; serta (7) belanja
tidak sesuai ketentuan atau melebihi
(2) berdasarkan temuan BPK, pelang- ketentuan.
garan-pelanggaran atas ketentuan pen-
gadaan barang/jasa mana sajakah yang Macam-macam kasus temuan BPK
telah dilanggar oleh entitas pemerik- tersebut dijabarkan dalam tabel berikut.
saan. Kasus PBJ yang merugikan negara/dae-
rah/perusahaan dari hasil pemeriksaan
Berdasarkan data rekapitulasi dari Ikhti- semester II tahun 2010 berjumlah 1.513
sar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) kasus dengan total kerugian sebesar
II Tahun 2010, BPK menemukan be- Rp659.251.010.000,00.
berapa tipe kasus pengadaan barang/
jasa, yaitu kasus yang telah merugikan Temuan BPK sejumlah 1.513 kasus
keuangan negara, kasus yang berpoten- dalam pengadaan barang/jasa memiliki
si merugikan keuangan negara, kasus rincian berikut, yaitu (a) 146 kasus
pengadaan yang melanggar adminis- merugikan keuangan negara; (b) 1.319
tratif, kasus ketidakhematan, serta kasus kasus merugikan keuangan daerah; (c) 6
ketidakefisienan. kasus merugikan keuangan perusahaan
BUMN, serta (d) 42 kasus merugikan
keuangan perusahaan BUMD.

88 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Tabel temuan kasus PBJ yang menimbulkan kerugian


keuangan negara/daerah/perusahaan

Berdasarkan jumlah kemunculan Posisi selanjutnya secara berurutan


kasusnya, bentuk kasus “kekurangan berupa bentuk kasus barang/jasa
volume pekerjaan dan/atau barang” tidak sesuai spesifikasi sebanyak 134
menempati posisi teratas dengan kasus (9%). Bentuk kasus “PBJ fiktif”
persentase sebesar 42% (628 kasus). berjumlah 112 kasus (7%). Bentuk
kasus “pemahalan (mark up) harga”
Posisi kedua ditempati bentuk kasus sebanyak 74 kasus (5%). Yang terakhir,
“kelebihan pembayaran selain kasus “rekanan tidak menyelesaikan
kekurangan volume pekerjaan” seban- pekerjaan” berjumlah 38 kasus (2%).
yak 280 kasus atau 19% dari total kasus. Hal tersebut dipaparkan dalam diagram
Posisi ketiga ditempati bentuk kasus lingkaran berikut.
“belanja tidak sesuai kebutuhan” seban-
yak 242 kasus atau senilai 16% dari total Banyaknya jumlah bentuk kasus tert-
kasus. entu dalam pengadaan barang/jasa be-

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 89


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

PBJ Fiktif7%

Rekanan tidak
Belanja tidak menyelesaikan
sesuai ketentuan pekerjaan2%
atau melebihi
ketentuan16%

Pemahalan
harga 5%

Kelebihan pem-
Kekurangan
bayaran selain
volume pekerjaan
kekurangan
dan/atau
olume
barang42%
pekerjaan19%

Diagram persentase kasus pengadaan barang/jasa yang


merugikan negara/perusahaan

lum tentu berkorelasi dengan besarnya mengakibatkan kerugian sebesar


dampak kerugian keuangan negara/ Rp218.034.600.000,00 atau 33% dari
daerah/perusahaan. Temuan BPK seban- total temuan kerugian negara/daerah/
yak 1.471 kasus dengan total kerugian perusahaan. Kasus “PBJ fiktif” yang
negara sebesar Rp659.251.010.000,00 hanya sebanyak 7% dari total temuan
memperlihatkan bahwa banyaknya kasus justru menempati posisi kedua
kasus tidak menentukan besarnya keru- dalam kerugian keuangan negara.
gian negara.
Kasus “belanja tidak sesuai ketentuan Kasus “PBJ fiktif” mengakibatkan
atau melebihi ketentuan” yang kerugian sebesar Rp160.948.800.000,00
berjumlah 16% dari total temuan kasus atau sebanyak 24% dari total temuan
justru menempati posisi pertama dalam kerugian negara/daerah/perusahaan.
menimbulkan kerugian negara/daerah/ Kasus “kekurangan volume pekerjaan
perusahaan. Kasus “belanja tidak sesuai dan/atau barang” telah mengakibatkan
ketentuan atau melebihi ketentuan” kerugian sebesar Rp135.842.300.000,00

90 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

atau sebanyak 21% dari total kerugian negara/daerah/perusahaan senilai


negara/daerah/perusahaan. Rp. 27.508.960.000,00 serta sebesar
4% dari total temuan kerugian. Kasus
Kasus “kelebihan pembayaran selain “barang/jasa tidak sesuai spesifikasi”
kekurangan volume pekerjaan” mer- menimbulkan kerugian negara sebesar
ugikan keuangan negara/daerah/pe- Rp15.792.270.000,00 dan setara 2% dari
rusahaan senilai Rp69.132.640.000,00 total temuan kerugian.
atau sebesar 11% dari total temuan
kerugian. Kasus “pemahalan (mark Persentase besaran kerugian negara/
up) harga” telah menimbulkan keru- daerah/perusahaan untuk setiap kasus
gian sebesar Rp32.471.190.000,00 yang temuan diilustrasikan dalam diagram
setara 5% dari total temuan kerugian berikut ini.
keuangan negara/daerah/perusahaan.
Kasus “rekanan tidak menyelesaikan
pekerjaan” telah merugikan keuangan

Presentase Besaran Kerugian Negara dalam


Pengadaan Barang / Jasa

Belanja tidak
sesuai ketentuan
atau melebihi PBJ Fiktif24%
ketentuan33%
Rekanan tidak
menyelesaikan
pekerjaan 4%

Kekurangan
volume pekerjaan
dan/atau
barang21%
Pemahalan
harga 5%

Kelebihan
pembayaran selain
kekurangan volume
pekerjaan 11%

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 91


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

2) Kasus pengadaan barang/jasa yang yang berpotensi merugikan keuangan


berpotensi menimbulkan kerugian perusahaan BUMN; serta (d) 6 kasus
negara yang berpotensi merugikan keuangan
perusahaan BUMD.
Pemeriksaan BPK menemukan kasus
pengadaan barang/jasa yang berpotensi Berdasarkan jumlah kemunculan bentuk
menimbulkan kerugian negara. kasusnya, bentuk kasus “Kelebihan
pembayaran tetapi pembayaran belum
Kasus yang ditemukan berupa (1) dilakukan sebagian atau seluruhnya”
kelebihan pembayaran; (2) selisih menempati posisi teratas dengan
volume pekerjaan yang belum selesai; persentase sebesar 79% atau sebanyak
(3) rekanan belum melaksanakan 166 kasus.
kewajiban pemeliharaan barang
hasil pengadaan yang telah rusak; Posisi kedua ditempati bentuk kasus
(4) pemberian jaminan terhadap “rekanan belum melaksanakan
pelaksanaan pekerjaan-pemanfaatan kewajiban pemeliharaan barang hasil
barang-pemberian fasilitas tidak pengadaan yang telah rusak” sebanyak
sesuai ketentuan; (5) barang tidak 24 kasus dengan persentase sebesar
sesuai spesifikasi teknis; serta (6) 11,42%. BPK juga menemukan adanya
keterlambatan pelaksanaan pengadaan bentuk kasus “Pemberian jaminan
barang dan jasa. terhadap pelaksanaan pekerjaan,
pemanfaatan barang, dan pemberian
Temuan BPK terkait pengadaan barang/ fasilitas tidak sesuai ketentuan”
jasa yang berpotensi merugikan sebanyak 15 kasus dengan persentase
keuangan negara/daerah/perusahaan sebesar 7%.
berjumlah 210 kasus dengan total potensi
kerugian senilai Rp116.866.650.000,00. Posisi selanjutnya ditempati dua
bentuk temuan kasus yang sama-
Temuan BPK sejumlah 210 kasus sama memiliki persentase 0,95%,
memiliki rincian, antara lain (a) 10 kasus yaitu kasus “barang/jasa tidak sesuai
yang berpotensi merugikan keuangan spesifikasi teknis” sebanyak 2 kasus,
negara; (b) 193 kasus yang berpotensi dan kasus “keterlambatan pelaksanaan
merugikan keuangan daerah; (c) 1 kasus pengadaan barang/jasa oleh rekanan”
sebanyak 2 kasus.

92 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Tabel temuan pengadaan barang/jasa yang berpotensi merugikan negara

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 93


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Kasus “selisih volume pekerjaan yang Potensi kerugian keuangan dae-


belum selesai” menempati urutan rah pada pemerintah daerah sebesar
terakhir dengan jumlah 1 kasus atau Rp107.851.280.000,00. Potensi keru-
0,47% dari keseluruhan jumlah kasus gian keungan perusahaan BUMN sebe-
yang berpotensi merugikan keuangan sar Rp104.0800.000,00. Sementara itu,
negara/daerah/perusahaan. Persentase kerugian keuangan perusahaan BUMD
jumlah setiap bentuk kasus pengadaan sebanyak Rp6.822.830.000,00. Dari
barang/jasa yang berpotensi merugikan keenam temuan kasus tersebut, total po-
negara diilustrasikan dalam diagram tensi kerugian negara/daerah/perusa-
berikut ini. haan sebesar Rp116.866.650.000,00.

Persentase Kasus Pengadaan Barang/Jasa yang Berpotensi


Merugikan Negara/Daerah/Perusahaan

Pemberian jaminan terhadap


pelaksanaan pekerjaan,
pemanfaatan barang, dan Keterlambatan
pemberian fasilitas tidak pelaksanaan
sesuai ketentuan 7% pengadaan
Rekanan belum barang/jasa oleh
melaksanakan kewajiban rekanan 0,95 %
pemeliharaan barang
hasil pengadaan yang
telah rusak11,42%

Kelebihan
pembayaran tetapi
pembayaran belum
dilakukan sebagian
atau seluruhnya 79%

Selisih volume
pekerjaan
yang belum
selesai 0,47%

Berdasarkan tabel temuan BPK, potensi Besarnya potensi kerugian berdasarkan


kerugian keuangan negara pada pemer- bentuk kasusnya memiliki nominal
intah pusat sebesar Rp2.088.460.000,00. yang berbeda-beda. Potensi kerugian

94 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

keuangan negara/daerah/perusahaan negara/daerah/perusahaan sebesar


paling besar terdapat pada kasus Rp25.051.260.000,00 atau 21,4% dari
“kelebihan pembayaran tetapi total potensi kerugian. Posisi selan-
pembayaran belum dilakukan sebagian jutnya didapati pada bentuk kasus “re-
atau seluruhnya”. kanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan
Pada kasus tersebut, potensi kerugian yang telah rusak”.Bentuk kasus terse-
sebesar Rp65.003.020.000,00 atau but berpotensi merugikan keuangan
senilai 55,6% dari total potensi negara/daerah/perusahaan dengan
kerugian. Posisi kedua ditempati bentuk persentase sebesar 21,2% atau senilai
kasus “pemberian jaminan terhadap Rp24.760.000.000,00. Posisi keempat
pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan ditempati bentuk kasus “keterlambat-
barang, dan pemberian fasilitas tidak an pelaksanaan pengadaan barang/
sesuai ketentuan”. jasa oleh rekanan” dengan persentase
1,2% atau sebesar Rp1.406.620.000,00.
Pada bentuk kasus tersebut, ban- Bentuk kasus “selisih volume peker-
yaknya potensi kerugian keuangan jaan yang belum selesai” sebesar

Pemberian jaminan Keterlambatan


terhadap pelaksanaan pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan pengadaan
barang, dan pmberian barang/jasa oleh
fasilitas tidak sesuai rekanan 1,2%
ketentuan 21,4%

Kelebihan pembayaran
tetapi pembayaran
belum dilakukan
sebagian atau
Rekanan belum seluruhnya 55,6%
melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang
hasil pengadaan yang
telah rusak 21,2%

Selisih volume
pekerjaan yang
belum selesai
0,29%

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 95


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Rp338.460.000,00 dengan persentase Rp271.290.000,00 atau setara dengan


0,29%. Potensi kerugian keuangan ne- 0,23% dari keseluruhan jumlah po-
gara/daerah/perusahaan paling ke- tensi kerugian. Besaran jumlah potensi
cil terdapat pada kasus “barang/jasa kerugian dari pengadaan barang/jasa
tidak sesuai spesifikasi teknis” senilai digambarkan dalam diagram diatas.

Tabel temuan BPK yang melanggar ketentuan administratif

96 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

3) Kasus pengadaan barang/jasa menunjukkan adanya kasus pelelangan


secara administratif proforma. Pelelangan proforma
mengindikasikan bahwa pelaksanaan
Pemeriksaan BPK juga mengungkap lelang dilakukan hanya untuk formalitas
adanya temuan administrasi berupa saja.
penyimpangan terhadap ketentuan Pada pemerintah daerah dan BUMN
yang berlaku. Penyimpangan tersebut terdapat pengadaan yang dilakukan
tidak mengakibatkan kerugian negara, dengan penunjukan langsung sehingga
tidak mengurangi hak negara, tidak harga kontrak tidak dapat diyakini
menghambat program entitas, dan sebagai harga yang menguntungkan.
tidak mengandung unsur indikasi Lebih lanjut, sebaran persentase kasus
tindak pidana. Beberapa bentuk temuan pengadaan barang/jasa yang melanggar
tersebut dijabarkan dalam sebuah tabel. ketentuan administratif digambarkan
Tabel temuan BPK yang melanggar dalam diagram berikut.
ketentuan administrati. Tabel di bawah

Persentase Pengadaan Barang/Jasa yang


Melanggar Ketentuan Administratif

Pengadaan Panitia pengadaan


Pedoman
barang dilakukan barang /jasa tidak
pengadaan Belum ada surat
tanpa kontrak memiliki harga
barang/jasa penugasan atas
0,3% perkiraan sendiri
Penyusunan belum memadai penunjukan
(HPS)0,3%
harga perkiraan 0,59% langsung 0,3% Pelaksanaan
sendiri tidak disubkontrakkan
didasarkan pada dari rekanan ke
data yang pihak lain 0,3%
memadai 0,59%

Penunjukan
langsung 0,59% Pekerjaan dilak-
sanakan menda-
Pelaksanaan hului kontrak
lelang secara atau penetapan
proforma 7,69% anggaran 12,42%

Pemecahan kontrak
untuk menghindari
pelelangan 12,42%

Pembuatan
kontrak tidak
Proses pengadaan
cermat 0,3%
barang/jasa tidak sesuai
ketentuan tetapi tidak
menimbulkan kerugian
negara 64,2%

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 97


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

4) Kasus pengadan barang/jasa yang standar; (3) kemahalan harga.


menimbulkan ketidakhematan Bentuk kasus “kemahalan harga”
merupakan kasus di mana harga
BPK juga menemukan ketidakhematan barang/jasa lebih mahal dibandingkan
dalam pelaksanaan barang/jasa. Temuan dengan pengadaan serupa pada waktu
tersebut mengungkap adanya tiga yang sama. Hal tersebut berdampak
bentuk kasus berupa (1) pengadaan pada pemborosan keuangan daerah.
barang/jasa melebihi kebutuhan; (2) Jumlah ketiga bentuk temuan tersebut
penetapan kualitas dan kuantitas berjumlah 309 kasus dan telah
barang/jasa yang digunakan tidak sesuai memboroskan keuangan negara
sebanyak Rp462.885.942.000,00.

Tabel temuan BPK terkait ketidakhematan dalam pengadaan barang/jasa

98 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Berdasarkan cakupan entitas, temuan Temuan atas pengadaan barang/jasa


ketidakhematan dalam pengadaan yang menimbulkan ketidakhema-
barang/jasa terbagi ke dalam em- tan terdiri dalam tiga bentuk kasus.
pat jenis entitas, yaitu pemerintah pu- Kasus “kemahalan harga” mendomi-
sat, pemerintah daerah, perusahaan nasi munculnya ketidakhematan dalam
BUMN, dan perusahaan BUMD. Temuan pengadaan barang/jasa dengan 287
ketidakhematan pada pemerintah pu- kasus atau 93% dari keseluruhan kasus
sat sebanyak 48 kasus yang senilai ketidakhematan.
Rp240.385.730.000,00.
Kasus “penetapan kualitas dan kuanti-
Temuan pada pemerintah dae- tas barang/jasa yang digunakan tidak
rah sebanyak 193 kasus senilai sesuai standar” sebesar 4% dengan
Rp240.385.730.000,00. Temuan pada jumlah 14 kasus. Kasus “pengadaan ba-
entitas perusahaan-perusahaan rang/jasa melebihi kebutuhan” sebesar
BUMN sebanyak 29 kasus senilai 3% dengan jumlah 8 kasus. Ketiga ben-
Rp125.625.450.000,00. Lebih lanjut, te- tuk kasus tersebut digambarkan dalam
muan pada entitas perusahaan-perusa- sebuah diagram berikut ini.
haan BUMD sebanyak 39 kasus senilai
Rp50.009.570,00.

Presentase Kasus
Pengadaan Barang /
Jasa yang menimbulkan
ketidakhematan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 99


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Besarnya ketidakhematan dalam haan senilai Rp7.840.470.000,00 den-


pengadaan barang/jasa yang telah gan persentase sebesar 1,7%. Kasus
memboroskan keuangan negara/ “pengadaan barang/jasa melebihi ke-
daerah/perusahaan mencapai butuhan” menimbulkan ketidakhema-
Rp462.885.942.000,00. Mayoritas tan keuangan negara/daerah/perusa-
ketidakhematan terjadi karena haan senilai Rp331.180.000,00 dengan
kasus “kemahalan harga” senilai persentase senilai 0,07%.
Rp454.714.292.000,00 dengan
persentase sebesar 98%. Gambaran persentase jumlah ketidakhe-
matan yang memboroskan keuangan
Kasus “penetapan kualitas dan kuantitas negara/daerah/perusahaan pada pen-
barang/jasa yang digunakan tidak sesuai gadaan barang/jasa terlihat pada dia-
standar” mengakibatkan ketidakhema- gram berikut ini.
tan keuangan negara/daerah/perusa-

Pengadaan Penerapan kualitas dan


barang / jasa kuantitas barang / jasa
melebihi yang digunakan tidak
kebutuhan sesuai standar
Kemahalan Harga
1.7 %
0.07 %

Persentase besaran
ketidakhematan
keuangan negara/
daerah/perusahaan pada
pengadaan barang/jasa 98.23 %

100 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

5) Kasus hasil pengadaan barang ditetapkan, barang yang dibeli belum/


dan jasa yang menimbulkan tidak dapat dimanfaatkan, serta peman-
ketidakefektifan faatan barang/jasa tidak berdampak
pada pencapaian tujuan organisasi.
BPK juga memeriksa aspek ketidakefek-
tifan terkait pencapaian hasil (outcome) Berdasarkan cakupan entitas, temuan
pengadaan barang/jasa. Ketidak efek- ketidakefektifan dalam pengadaan
tifan tersebut mencakup beberapa hal, barang/jasa terdapat dalam empat
yaitu pemanfaatan barang/jasa dilaku- jenis entitas, yaitu pemerintah pu-
kan tidak sesuai dengan rencana yang sat, pemerintah daerah, perusahaan

Tabel ketidakefektifan hasil pengadaan barang/jasa

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 101


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

BUMN, dan perusahaan BUMD. Temuan Temuan atas pengadaan barang/jasa


ketidakefektifan pada pemerintah pu- yang menimbulkan ketidakefektifan
sat sebanyak 19 kasus yang senilai terdiri dalam tiga bentuk kasus. Kasus
Rp455.790.000.000,00. “barang yang dibeli belum/tidak dapat
dimanfaatkan” mendominasi munculnya
Temuan pada pemerintah ketidakefisienan dalam pengadaan ba-
daerah sebanyak 89 kasus senilai rang/jasa dengan 92 kasus atau 72%
Rp123.877.030.000,00. Temuan pada dari keseluruhan kasus ketidakefektifan.
perusahaan BUMN sebanyak 1 kasus Kasus “pemanfaatan barang/jasa tidak
senilai Rp11.990.650.000,00. Lebih sesuai dengan rencana yang ditetap-
lanjut, temuan pada entitas perusahaan- kan” sebesar 17% dengan jumlah 21
perusahaan BUMD sebanyak 18 kasus kasus. Kasus “pemanfaatan barang/jasa
senilai Rp6.415.850.000,00. tidak berdampak pada pencapaian tu-
juan organisasi” sebesar 3% dengan
jumlah 14 kasus. Persentase ketiga ben-
tuk kasus tersebut dipaparkan dalam
diagram berikut ini.

102 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Besarnya ketidakefektifan dalam Rp118.733.000.000,00 dengan


pengadaan barang/jasa mencapai persentase sebesar 19,85%.
Rp598.073.530.000,00. Mayoritas
ketidakefektifan dalam hasil Kasus “pemanfaatan barang/jasa tidak
pengadaan barang/jasa terjadi berdampak pada pencapaian tujuan or-
karena kasus “barang yang dibeli ganisasi” menimbulkan ketidakefektifan
belum/tidak dapat dimanfaatkan” penggunaan keuangan negara/daerah/
senilai Rp466.750.500.000,00 dengan perusahaan senilai Rp12.590.000.000,00
persentase sebesar 78,04%. dengan persentase sebesar 2,11%.
Gambaran persentase jumlah ketidakhe-
Kasus “pemanfaatan barang/ matan yang memboroskan keuangan
jasa tidak sesuai dengan rencana negara/daerah/perusahaan pada pen-
yang ditetapkan” mengakibatkan gadaan barang/jasa terlihat pada dia-
ketidakefektifan penggunaan keuangan gram berikut ini.
negara/daerah/perusahaan senilai

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 103


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Penutup

Dalam realitasnya, pengadaan barang/ Perlu diingat pula, bahwa dalam


jasa dalam penyelenggaraan pemerin- melaksanakan pemeriksaan di semester
tahan dan BUMN/BUMD masih banyak II tahun 2010 ini, sebagian besar entitas
terdapat pelanggaran terhadap keten- masih belum menerapkan Peraturan
tuan yang berlaku. Jumlah temuan kasus Presiden Nomor 54 tahun 2010. Meski
pengadaan barang/jasa tersebut cukup begitu, dari jenis penyebab kasus
banyak dengan nominal penggunaan pengadaan barang/jasa pemerintah
keuangan yang besar. Hal tersebut ber- yang ada, bila tidak dilakukan
dampak pada kerugian negara, potensi pembenahan sistem pengendalian
kerugian negara, ketidakhematan, serta intern dan integritas serta kepedulian
ketidakefektifan. yang tinggi dari para pelaksana
pengadaan barang/jasa pemerintah.
Perlu digarisbawahi bahwa temuan
dan kasus-kasus yang disajikan dalam Diharapkan ke depan penerapan
artikel ini merupakan temuan dan kasus peraturan baru pengadaan barang/jasa
hasil pemeriksaan BPK RI di semester II pemerintah yang tidak hanya mengubah
tahun 2010 untuk beberapa entitas. proses tetapi juga sistemnya, akan
memperbaiki kinerja dan mereformasi
Dalam melaksanakan pemeriksaan ini, sistem pengadaan barang/jasa
pemeriksa pastinya dibatasi dengan sehingga pada akhirnya akan menekan
beberapa hal, seperti penggunaan jumlah pelanggaran terhadap ketentuan
uji petik (bukan memeriksa seluruh dan/atau peraturan yang berlaku.
paket PBJ yang ada), waktu, biaya,
dan hal lainnya, termasuk jenis Diharapkan seluruh entitas atau organ-
pemeriksaan yang dilakukan, karena isasi pemerintah akan turut memper-
dalam IHPS II/2010 ini tidak ada satu baiki sistem pengadaan barang/jasa di
pun pemeriksaan khusus pengadaan internalnya sendiri, mulai dari proses
barang/jasa pemerintah. Untuk itu, bisa perencanaan, pelaksanaan, penga-
jadi masih banyak kasus yang terjadi wasan, hingga ke pemanfaatan, dan pe-
yang tidak masuk dalam perhitungan laporannya.
artikel ini.

104 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Daftar referensi

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2011.


Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester II Tahun 2010. Jakarta:
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia.

Dimitri, Nicola, Gustavo Piga, dan


Giancarlo Spagnolo. 2006.
Handbook of Procurement.
Cambridge: Cambridge University
Press.

Hermawan. 2010. Peluang Usaha di


Sektor Pengadaan. Diambil
dari http://www.lkpp.go.id/v2/
contentlist-detail.php?mid=537
0678244&id=8433031618 yang
diakses pada tanggal 2 Agustus
2011.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 105


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

106 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

TENTANG PENULIS

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 107


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

CURRICULUM
VITAE
Senator Nur Bahagia

Senator Nur Bahagia, lahir di Pekalon- Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Se-
gan, Jawa Tengah pada 31 Maret 1954. bagai anggota dalam Pengembangan
Pendidikan dasar, ia selesaikan di SD Konsep Sistem e-Purcashing LKPP, dan
Kesesi Pekalongan. Setelah lulus dari masih banyak lagi.
SMP III pekalongan dan tamat dari SMA
Negeri Pekalongan. Kemudian ia mel- Banyak karya tulisnya yang telah dipub-
anjutkan sekolah di Institut Teknologi likasikan, diantaranya adalah “ Optimi-
Bandung (ITB) untuk mengambil juru- zation model for integrating production lot
san S1 teknik industri. Di tahun 1981, ia and scheduling in job shop manufactur-
berhasil meraih gelar magister di bi- ing”, terbit pada Jurnal TMI 19 (1), April
dang Manajemen Produksi dari Univer- 1999, “Design of sugar distribution sys-
sitas d’Aix Marseille, Prancis. Dan pada tem in Indonesia”, Proceeding of National
tahun 1985, mendapatkan gelar doktor Seminar on Industrial Policy, Bandung,
bidang Produksi dan Sistem logistik 2000, dan “An Integrated Approach on
pada universitas yang sama. Model Building”, Proceeding of Industri-
al Planning and Policy, 2005. Ia dapat di-
Sempat menjabat sebagai Deputi Pusat hubungi melalui email dengan alamat:
Pelatihan Penyusunan Pengadaan pada senatornurb@yahoo.co.id.
Institut Teknologi Bandung (yang didiri-
kan oleh Bank Dunia), Koordinator Tim
Sistem Pengembangangan Pengadaan
Universitas Indonesia pada Direktorat

108 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

CURRICULUM
VITAE
Dr. Agus Prabowo

Dr. Agus Prabowo, dilahirkan pada ta- intah (LKPP), dan kini mengabdi se-
hun 1959 di Yogyakarta. Ia menyele- bagai Deputi bidang Pengembangan
saikan S1 jurusan arsitektur di Institut dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Teknologi Bandung (ITB) pada tahun (SDM) di LKPP.
1984. Pendidikan S2 dan S3, ia sele-
saikan pada tahun 1985 di Universitas
Hokaido, Jepang. Di 2007, ia tercatat se-
bagai alumni Lemhanas PPRA-40.

Banyak pengalaman kerja yang ia mi-


liki sejak tahun 1984, diantaranya per-
nah bekerja di BPPT (Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi), BAPPEDA
Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai
Direktur Utama PDAM Kabupaten Ken-
dari, Dewan Pengembangan kawasan
Indonesia Timur, Direktur Utama Sum-
ber Daya Alam dan Direktur Penin-
jauan Kinerja Pembangunan Daerah
pada Bappenas, Deputi Pengembangan
Strategi dan Kebijakan Lembaga Kebi-
jakan Pengadaan Barang/Jasa Pemer-

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 109


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

CURRICULUM
VITAE
Agus Kuncoro

Agus Kuncoro (GusKun), lahir di Bojo- harawan, Pejabat Penguji Tagihan/Pen-


negoro pada tanggal 16 Agustus 1971. andatangan SPM, Panitia Pengadaan,
Ia menempuh pendidikan kedinasan PPK dan KPA. Saat ini menjabat sebagai
di Program Diploma III Keuangan Sp- Pejabat Pembuat Komitmen pada Kan-
esialisasi Bea dan CukaiAngkatan 6, tor Wilayah DJBC Jawa Timur I.
lulus tahun 1993. Pendidikan Strara 1
baru diselesaikan tahun 1999 saat lulus GusKun memiliki Sertifikat Ahli Pen-
dari Program Studi Administrasi Niaga gadaan Tingkat Pertama/Dasar, ang-
Universitas Terbuka dan lulus dari Pro- gota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia
gram Studi Akuntansi, Fakultas Ekono- (IAPI) dan memiliki sertifikat sebagai
mi Universitas Diponegoro tahun 2000. Pelatih/Narasumber Pengadaan Ba-
rang/Jasa Pemerintah. GusKun bebera-
Sejak 1 Januari1992 sampai dengan saat pa kali menjadi pelatih/narasumber
ini, menjadi PegawaiNegeriSipil (PNS) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
pada Direktorat Jenderal Bea dan Cu- lingkungan Instansi Pusat, Pemerintah
kai Kementerian Keuangan. Mempu- Daerah dan Perguruan Tinggi. Buku
nyai pengalaman dipekerjakan pada Pengadaan pertama yang diterbitkan
Badan Pelaksanan BRR-NAD-Nias pada adalah Cara Benar, Mudah dan Jitu Me-
tahun 2005-2008. Selama bertugas di nang Tender Pengadaan Barang/Jasa
2 instansi tersebut, beberapa kali men- Pemerintah (2011).
duduki jabatan yang terkait dengan
Pelaksanaan APBN, mulai dari Benda-

110 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

CURRICULUM
VITAE
Samsul, S.Sos

Samsul, dilahirkan di Banjarmasin, Ka- ta, dan sebagai tenaga honor Bappeda
limantan Selatan pada tanggal 17 Juli Pemerintah Kabupaten banjar.
1975. Ia menyelesaikan pendidikan
dasarnya pada tahun 1988 dari SDN Tercatat beeberapa karya tulis yang
Lambung Mangkurat, Banjarmasin. pernah ia publikasikan, diantaranya
Pada tahun 1991, lulus dari SMPN 10 adalah Filosofi ‘e’ Dalam Government,
banjarmasin dan berhasil menamatkan Penting dan Tidak Penting ala Onno
sekolahnya di tingkat menengah atas dan Drucker, Kunci Sukses Mem-
di SMAN 70 Banjarmasin pada 1994. Ia bangun Sistem eProcurement, Kunci
berhasil menyelesaikan Pendidikan S1 Sukses Membangun Sistem eProcure-
pada program studi Administrasi Niaga ment, eProcurement dan Peningkatan
FISIP Universitas Lambung Mangkurat, Kesejahteraan Rakyat ‘Daerah’, ePro-
Banjarmasin di 2001. Dan dari tahun curement yang “Membingungkan,
2010, ia tercatat sebagai mahasiswa Indonesia Menuju Satu Aplikasi ePro-
S2 Magister Ilmu Ekonomi Universitas curement, Mungkinkah?, dan yang ter-
Lambung Mangkurat Banjarmasin. baru Pembangunan Terjebak Harga,
kesemuanya termuat dalam rubrik
Sejak tahun 2006, ia tercatat sebagai Opini rutin pada Harian Banjarmasin-
pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah post- Kalsel. Semua karya tulisnya da-
Kabupaten Banjar. Sebelumnya, ia sem- pat dibaca melalui blog pribadinya di
pat menjadi staf Litbang dan Redaksi http:// samsulramli.wordpress.com.
pada Banjarmasin Post Group Banjar-
masin, staf redaksi Majalah Pilar Jakar-

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 111


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

CURRICULUM
VITAE
Maslani

Maslani, lahir di Pati pada tanggal 11 2004 sebagai auditor ahli pada BPKP
Februari 1976. Pada tahun 1998, ia ber- Provinsi Sulawesi Tengah.
hasil menyelesaikan kuliah D3 dalam
bidang akuntansi di STAN Jakarta dan Maslani memiliki sertifikasi sebagai
dilanjutkan mengambil program S1 akuntan dengan Register Negara No.D
Akuntansi pada instansi yang sama, lu- -27.081. dengan sertifikat yang dimi-
lus pada tahun 2000. Pendidikan tera- likinya, mulai tahun 2010, Ia tercatat se-
khir yang ia ambil adalah S2 di bidang bagai dosen akuntansi STAN Jakarta dan
Magister Ekonomika Pembangunan FEB sebagai instruktur pada Lembaga Kebi-
UGM pada tahun 2008. Ia lulus dengan jakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerin-
nilai IPK yang sangat memuaskan yaitu tah. Selain itu juga, pada 2008-2009 sem-
3,93, dengan judul tesis “Konsentrasi pat mengajar di STIE Niaga, 2006-2008
Manajemen Aset dan Penilaian Properti. mengajar di Pusat Ppengembangan
akuntansi (PPA) UGM, dan pada rentang
Saat ini ia bekerja sebagai trainer atau tahun 2004-2006 mengajar akuntansi di
widyaiswara pada PUSDIKLATWAS tiga instansi pendidikan sekaligus, yaitu
BPKP sejak tahun 2008. Pengalaman di Universitas Juanda, LP3I Bogor, dan
kerja sebelumnya adalah sebagai Per- STIE BINA NIAGA. Kontak yang dapat
wakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa dihubungi adalah m_maslani@yahoo.
Yogyakarta pada tahun 2006, pada 2004 com.
bekerja sebagai auditor senior di PUS-
DIKLATWAS BPKP, dan dari tahun 2001-

112 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

PETUNJUK UNTUK
PENULIS

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 113


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

PETUNJUK UNTUK PENULIS

1. Penulisan naskah. Naskah yang 2. Topik. Isi naskah disesuaikan


dikirim ke Jurnal Pengadaan belum dengan rubrik Topik Utama yang
pernah diterbitkan atau tidak ditetapkan redaksi dan bisa juga
sedang dalam proses pengajuan berisi topik bebas di luar Topik
untuk diterbitkan di media lain. Utama. Tulisan dalam rubrik esai
Naskah berisi tulisan ilmiah populer berisi pendalaman dna pergulatan
bisa berasal dari ringkasan hasil pemikiran. Rubrik Survei berisi hasil
penelitian,survei, hipotesis, atau penelitian tentang segala macam
gagasan orisinal seputar pengadaan persoalan pengadaan barang/
yang kritis, mencerahkan dan jasa yang aktual. Rubrik Laporan
membuka wawasan. Daerah berisi hasil pengamatan

114 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

atau penelitian tentang pengadaan 5. Catatan kaki. Semua rujukan pada tu-
barang/jasa di satu daerah tertentu buh tulisan, baik sumber yang meru-
di Indoenesia. Rubrik Buku berisi juk langsung maupun tidak langsung,
tinjauan buku-buku baru atau lama harus diletakkan dalam Catatan
yang masih relevan dengan kondisi Kaki dengan urutan nama lengkap
sekarang. pengarang, judul lengkap sumber,
tempat terbit, penerbit, tahun terbit,
3. Panjang. Panjang tulisan untuk rubrik dan nomor halaman, kalau perlu.
Topik Utama, Survei danLaporan Rujukan dari internet harap mencan-
Daerah, kecuali atas kesepakatan tumkan halaman http secara leng-
dengan redaksi, maksimal 29.000 kap serta tanggal pengaksesannya.
karakter dengan spasi (sekitar
4.000 kata) dan sudah termasuk Contoh-contoh
catatan kaki; tetapi belum terhitung
didalamnya jika ada gambar, Buku dengan Satu Orang Penulis
ilustrasi, bagan dan tabel. Panjang Wendy Doniger, Splitting the Dif-
esai maksimal 11.600 karakter ference (Chicago: University
dengan spasi (tidak perlu disertai of Chicago Press, 1999), hal
catatan kaki). Tinjauan Buku tediri 65.
dari dua versi; tinjauan pendek Buku dengan Dua atau Tiga Pe-
sekitar 11.600-14.500 karakter nulis
dengan spasi dan tinjauan panjang Guy Cowlishaw dan Robin Dun-
sekitar 23.300-29.000 karakter bar, Primate Conservation
dengan spasi. Biology (Chicago: Univer-
sity of Chicago Press, 2000)
4. Abstrak. Setiap naskah harus disertai Buku dengan Empat Orang
abstrak. Panjang asbtrak maksimal Penulis atau Lebih
800 karakter dengan spasi dan Edward O Laumann et.al., The
hanya terdiri dari satu paragraf yang Social Organization of
menggambarkan esensi isi tulisan Sexuality: Sexual Pratices in
secara gamblang, utuh dan lengkap. the United States (Chicago:
University of Chicago Press,
1994), hal. 225-262.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 115


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Buku Terjemahan atau Suntingan Phillip B Kurland dan Ralph


Srintil, The Iliad of Homer, diterje- Lerner (eds), The Founders’
mahkan oleh Richmond Lat- Constitution (Chicago:
timore (Chicago: University University of Chicago Press,
of Chicago Press, 1951) 1987), atau http://press-ubs.
Yves Bonnefoy, New and Selected uch icago.edu /fou nders /
Poems, disunting oleh John (diakses tanggal 27 Juni
Naughton and Anthony Ru- 2006).
dolf (Chicago: University of Artikel Jurnal, Majalah, atau
Chicago Press, 1995) Surat Kabar Cetak
Bab atau Bagian dari Sebuah John Maynard Smith,”The Origin
Buku of Altruism”, dalam Nature
Andrew Wiese,”The House I Live 393 (1998), hal. 639
In’:Race, Class, and Afri- William S Niederkorn, A
can American Subruban Scholar Recants on His
Dreams in the Postwar Unit- ‘Shakespeare’ Discovery”,
ed States,”dalam Kevin M dalam New York Times,
Kruse dan Thomas J Sugrue 20 Juni 2002 (Rubrik Seni
(eds), The New Suburban Sastra).
History (Chicago: University Tesis atau Disertasi
of Chicago Press, 2006), hal. M Amundin,”Click Repetition Rate
101-102. Patterns in Communicative
Prakata, Kata Pengantar, atau Sounds from the Harbour
Pendahuluan dari Sebuah Purpoise, Phocoena
Buku phocoena” (Disertasi Phd,
James Rieger,”Kata Pengantar” Stockholm University, 1991),
untuk Mary Wollstonecraft hal. 22-29,35.
Sheley, Frankenstein; or, Makalah
The Modern Prometheus Brian Doyle,”Howling Like Dogs:
(Chicago: University of Metaphorical Languange
Chicago Press, 1982) hal. in Psalm 59” (Makalah
XX-XXI diajukan pada pertemuan
Buku Elektronik internasional the Society of

116 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

Biblical Literature, Berlin, “The New American Di-


Jerman, 19-22 Juni 2002). lemma: Illegal Immigra-
Laman tion,” The Becker-Posner
Evanston Public Library Board of Blog, diposting 6 Maret
Trustees,”Evanston Public 2006,dalam http;//www.
Library Strategic Plan, becker-posner-blog.com/
2000-2010: A Decade of archives/2006/03/the_new_
Outreach,” Evanston Public a me r ic a . h t m l#c 0 8 0 0 52
Library, dalam http://www. (diakses tanggal 28 Maret
epl.org/library/strategic- 2006)
plan-00.html (diakses Surat Elektronik
tanggal 1 Juni 2005) Surat elektronik Ibu Pengetahuan
Jurnal, Majalah atau Surat Kabar kepada Penulis, 31 Oktober
Maya 2005
Mark A Hlatky et.al.,”Quality-Of- Item dalam Basis Data Maya
Life and Depressive Symp- Pliny the Elder, The Natural
toms in Postmenapausal History, John Bostock dan
Women after Receiving HT Riley (eds.), dalam the
Hormone Therapy: Result Perseus Digital Library,
from the Heart and Esto- http://www.perseus.tufts.
gen/Progestin Replacement edu/cgi-bin/ptext?lookup=
Study (HERS) Trial”, dalam P l i n .+Nat.+1.de d ic at ion
Journal of the American (diakses tanggal 17
Medical Association 287, November 2005)
No. 5 (2002), atau http:// Wawancara
ja ma.a ma-a s s n.org/i s - Wawancara dengan Bapak
sues/v287n5/rfull/joc10108. Sukailmu, Jakarta, 1 Januari
html#aainfo (diakses tang- 2010.
gal 7 Januari 2004).
Komentar Weblog 6. Tabel. Tabel, gambar, bagan dan
Komentar Peter Pearson tentang

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP 117


SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

ilustrasi harus mencantumkan den- 9. Nomor bukti. Setiap penulis akan


gan jelas nomor tabel/gambar/ menerima nomor bukti penerbitan
bagan/ilustrasi secara berurutan,
judul serta sumber data. Keterangan 10. Hak cipta. Dengan publikasi lewat
tabel/gambar/bagan/ilustrasi dil- Jurnal Pengadaan, maka penulis
etakkan persis di bawah tabel/gam- menyerahkan hak cipta (copyright)
bar/bagan/ilustrasi bersangkutan. artikel secara utuh (termasuk
abstrak, tabel, gambar, bagan,
7. Biodata. Penulis wajib menyertakan ilustrasi) kepada Jurnal Pengadaan,
curriculum vitae dan foto diri. termasuk hak menerbitkan ulang
dalam semua bentuk media.
8. Pengiriman. Tulisan dikirim dalam
dua bentuk, yaitu 1) file elektronik
dan 2) naskah tercetak (2 kopi)
ditujukan kepada :
a. File elektronik : humas@lkpp.
go.id; gigih.pribadi@lkpp.go.id
b.
Naskah tercetak: Pem-
impin Redaksi Jurnal Pen-
gadaan, SME Tower Lt.8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94
Jakarta 12780

118 LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai