Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS KEHUTANAN
Jln. Tebaununggu No. 7 Telp (0401) 3121446 Fax. (0401) 3122335 Kendari (93111)

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. INFORMASI UMUM PEKERJAAN


1 Nama Pekerjaan : Pembangunan Kantor Resort KPH
2. Sumber Dana : APBD – DPA OPD Dinas Kehutananan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran
2019
3. Lokasi Pekerjaan : Kantor Resort Tahura Nipa-Nipa

B. SASARAN DAN LINGKUP PEKERJAAN


Sasaran pekerjaan adalah : Terlaksananya pembangunan kantor resort KPH pada
wilayah kerja UPTD Balai Pengelolaan Tahura Nipa-Nipa
Lingkup Pekerjaan adalah : Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan
Kantor Resort Tahura Nipa-Nipa

C. DESKRIPSI
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Adalah kegiatan pengadaan barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
2. Pekerjaan Konstruksi
Adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan.
3. Pengguna Anggaran (PA)
Adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.
4. HPS
Adalah Harga Perkiraan Sendiri.
5. Pokja ULP
Adalah Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan
Penyedia.
6. SPPBJ
Adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa
7. SPMK
Adalah Surat Perintah Mulai Kerja.
8. TKDN
Adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri.
9. PHO
Adalah (Provisional Hand Over) / Serah Terima Pertama Pekerjaan.
10. FHO
Adalah (Final Hand Over) / Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa
Pemeliharaan berakhir.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

A. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan, alat dan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
tersebut dalam syarat-syarat administrasi ini harus disediakan penyedia dan
disetujui oleh PA dan konsultan pengawas.
2. Penyedia wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-
bahan dan alat-alat, serta menyediakan angkutan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut guna lancarnya pekerjaan atas biaya sendiri.
3. PA berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh penyedia jika
kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
4. Jika bahan-bahan dan alat-alat ditolak oleh PA maka Penyedia harus
menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam
waktu 2 x 24 jam kemudian menggantinya dengan yang memenuhi persyaratan.
5. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat di pasaran tidak dapat dijadikan alasan
keterlambatan pekerjaan.

B. TENAGA KERJA DAN UPAH


1 Penyedia harus menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya, keahlian, dan
ketrampilannya.
2 Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Penyedia.
3 Penyedia wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK)/Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

C. KUALIFIKASI BADAN USAHA DAN KUALIFIKASI TENAGA


TEKNIS/TERAMPIL
1 Kualifikasi Badan Usaha.
Untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi Pembangunan Kantor Resort KPH
dibutuhkan kualifikasi perusahan/badan usaha sebagai berikut :
a. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Pelaksana Konstruksi,
SBU Bidang Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya
(BG009), memiliki Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang dikeluarkan oleh
LPJK, memiliki Surat Keterangan Kinerja Badan Usaha Jasa Konstruksi dari
LPJK (Bangunan Sipil dan Bangunan Gedung), memiliki SITU/HO, TDP dan
Akte Pendirian dan Perubahan Terakhir Perusahaan/Badan Usaha (Apabila
ada);
b. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir
(SPT Tahunan);
c. Memiliki pengalaman dalam bidang pekerjaan sejenis dan memperoleh paling
sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman sub kontrak (dikecualikan bagi perusahaan/badan usaha
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun);
d. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi ini;
e. Memiliki tenaga ahli/terampil/teknis yang profesional dengan kualifikasi
kemampuan sesuai yang dipersyaratkan.
2 Kualifikasi dan Jumlah Personil Inti Perusahaan/Badan Usaha.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 2


a) Tenaga Teknis/Ahli
i. Pelaksana Lapangan
1 (satu) orang Pelaksana Lapangan, berpendidikan minimal D3,
memiliki, memiliki sertifikat keterampilan (SKT) pelaksana bangunan
gedung, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun, dilengkapi dengan
KTP yang masih berlaku dan NPWP serta Referensi Pengalaman
Pekerjaan dari pengguna jasa baik pemerintahan maupun swasta.
ii. Kepala Tukang/Mador
1 (satu) orang Kepala Tukang/Mandor, berpendidikan minimal
STM/SMK sederajat, memiliki sertifikat keterampilan (SKT) Mandor
Tukang Batu Bata/Beton, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun,
dilengkapi dengan KTP yang masih berlaku dan Referensi Pengalaman
Pekerjaan dari pengguna jasa baik pemerintahan maupun swasta
iii. Tukang
 1 (satu) orang tukang batu, berpendidikan minimal
STM/SMK/SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan (SKT)
tukang pasang batu, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun,
dilengkapi dengan KTP yang masih berlaku dan Referensi
Pengalaman Pekerjaan dari pengguna jasa baik pemerintahan
maupun swasta
 1 (satu) orang tukang kayu, berpendidikan minimal STM/ SMK/
SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan (SKT) tukang
kayu, pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun, dilengkapi dengan
KTP yang masih berlaku dan Referensi Pengalaman Pekerjaan dari
pengguna jasa baik pemerintahan maupun swasta
b) Tenaga Penunjang.
 1 (satu) orang Tenaga Administrasi, berpendidikan minimal STM/ SMK/
SMA sederajat, memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun, serta
memiliki KTP yang masih berlaku.
 1 (satu) orang Tenaga/petugas K3 , berpendidikan minimal STM/ SMK/
SMA sederajat dan memiliki KTP yang masih berlaku
3. Kualifikasi dan jumlah peralatan perusahaan/badan usaha
Untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi pembangunan kantor resort KPH
dibutuhkan peralatan perusahaan/badan usaha dengan jenis dan jumlah minmla
sebagai berikut :
a. Dump Truck 1 (satu) unit
b. Molen 2 (dua) unit
c. Lori-Lori 4 (empat) unit
d. Peralatan Tukang Batu 1 (Satu) set
e. Peralatan Tukang Kayu 1 (satu) set
Semua jenis peralatan wajib dilampiri dengan bukti kepemilikan atau sewa.
D. PELAKSANAAN PEKERJAAN OLEH PENYEDIA
1 Penyedia harus menempatkan pelaksana/mandor di lapangan yang menguasai
masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat mengambil
keputusan yang diperlukan di lapangan.
2 Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan
pelaksanaannya dan Ahli dibidangnya.
3 Jangka waktu masa kontrak 120 ( seratus dua puluh) hari kalender dihitung sejak
penandatanganan kontrak, dengan masa pemeliharaan 90 (sembilan puluh) hari
kalender yang dimulai sejak serah terima pertama.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 3


E. KENAIKAN HARGA
1 Kenaikkan harga bahan-bahan, alat-alat, dan upah selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung ditanggung sepenuhnya oleb Penyedia.
2 Penyedia tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim kecuali apabila terjadi tindakan
moneter yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam peraturan Pemerintah
untuk pekerjaan Pengadaan barang/jasa.
F. PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka PA bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain:
a) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
b) Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c) Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d) Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PA secara tertulis kepada penyedia,
ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
addendum kontrak.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis PA.
G. KEAMANAN TEMPAT KERJA DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA
1. Penyedia bertanggung jawab atas keamanan/keselamatan tempat kerja/tenaga
kerja, kebersihan halaman bangunan-bangunan, gedung, alat-alat bangunan
selama pekerjaan berlangsung.
2. Penyedia bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerja.
3. Jika tejadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia wajib memberi
pertolongan medis kepada para korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai
akibatnya, menjadi tanggung jawab penyedia.
4. Hubungan pekerja dengan penyedia tunduk pada peraturan perburuhan yang
berlaku.
H. LAPORAN
1. Penyedia wajib membuat laporan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dan segala yang berhubungan dengan pekerjaan.
2. Penyedia berkoordinasi dengan konsultan pengawas wajib membuat bobot kerja
yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang dilaksanakannya, dan jika diminta
oleh Pemberi Tugas untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat
diserahkan.
3. Segala laporan dan catatan tersebut dibuat berbentuk buku harian rangkap 4
(empat), diisi formulir yang telah disetujui penyedia dan selalu ada ditempat
pekejaan/direksi keet.
4. Penyedia wajib membuat dan menyerahkan kepada PA foto-foto dokumentasi
yang dimasukkan dalam album pekerjaan tentang pelaksanaan, perkembangan
kegiatan basil kerja dari tiap-tiap pos pelaksanaan/bagian pekejaan sampai selesai,

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 4


yang dibuat dalam 5 (lima) phase, yaitu saat prestasi pekerjaan 0 % (nol persen),
25 % (dua puluh lima persen), 50 % (limapuluh persen), 75 % (tujuh puluh lima
persen) dan 100 % (seratus persen) penyedia wajib menyerahkan kepada PA
perubahan gambar-gambar pelaksanaan (As Built Drawing).
5. Penyedia wajib menyerahkan kepada PA perubahan gambar-gambar pelaksanaan
(As Built Drawing) dalam gambar kalkir.

I. DENDA DAN GANTI RUGI


1. Besarnya denda kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah 1 0/000 (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap
hari keterlambatan.
2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PA atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat
suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
dapat diberikan kompensasi sesuaj ketentuan dalam dokumen kontrak.
3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.
4. Jika Penyedia setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak,
maka Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.

J. RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan Penyedia musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian penyedia sebelum diserahkan kepada PA, maka penyedia bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul akibat keadaan tersebut. Jika
hasil pekejaan penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar kesalahan
kedua belah pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
2. Jika hasil pekerjaan penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak disebabkan
oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh retaknya
tanah, maka penyedia bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun sejak
pekerjaan diserah terimakan untuk yang kedua kalinya.
3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
penyedia di dalam maupun di luar pengadilan.
4. Bilamana selama penyedia melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian
PIHAK KETIGA (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekerjaan
ini), maka resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.

K. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan
akan diselesaikan melalui arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan negeri
dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 5


BAB III
PEKERJAAN SIPIL

A. PELAKSANAAN KERJA
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik penyedia diwajibkan bekerja sama dengan PA,
pengawas lapangan, konsultan pengawas sebagai pengawas berkala dan
pengendali teknis dari Dinas Teknis terkait.
2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik konstruksi tidak perlu
dilakukan studi value engineering untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran dengan alasan apapun tanpa persetujuan PA dan konsultan pengawas.
3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan
konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan PA dan konsultan
pengawas
4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Gudang
a) Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain.
b) Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu meranti dan dinding
tripleks berkualitas baik.
c) Luas lantai gudang 24 m2.
d) Gudang disediakan sendiri oleh penyedia. dengan biaya sendiri.
2. Los Kerja / Bedeng Kerja
a) Penyedia harus menyediakan los kerja ukuran 4 x 6 m = 24 m2 untuk para
pekerja dan biaya penyedlaan los kerja ditanggung Penyedia.
b) Penyedia harus membuat rencana layout dari bangunan direksi keet dan los
kerja serta gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan PA.
3. Papan Nama Pekerjaan
a) Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku dengan persetujuan PA.
b) Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek.
c) Papan nama dipasang pada tempat yang ielas dan mudah dibaca.
4. Listrik dan Air Kerja
Penyediaan listrik dan air keda untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia.
5. Alat-alat kerja/alat-alat bantu
Penyedia harus menyedlakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator dan alatalat lainnya yang
dinyatakan perlu oleh PA.
6. P3K
Penyedia diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang
strategis dan mudah dicari.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 6


7. Foto pekerjaan 4 fase
a) Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, PA dengan menugaskan
kepada penyedia, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b) Foto pekerjaan dibuat oleh penyedia sesuai petunjuk Pengawas Teknis,
disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran
angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :

Bobot Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan


Tahap I
0% - 25% Pasangan, Pekerjaan Kusen

Pekerjaan Plafondd, Pekerjaan


Bobot
Tahap II Mekanikal & Elektrikal, Pekerjaan Keramik,
25% - 50%
Pekerjaan Pembuatan Lubang kontrol Keatap

Pekerjaan Plafondd, Pekerjaan


Bobot
Tahap III Keramik, Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal,
50% - 75%
Pekerjaan Pemadam Kebakaran
Pekerjaan Keramik, Pekerjaan Mekanikal &
Bobot
Tahap IV Elektrikal, Pekerjaan Sanitair, pekerjaan
75% - 100%
Pengecatan

c) Foto pekerjaan tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan
pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang
masing-masing adalah:
Untuk pekerjaan yang diawasi oleh konsultan:
i. Satu set untuk Dinas Teknis terkait
ii. Satu set untuk PA
iii. Satu set untuk Penyedia
iv. Satu set untuk Konsultan Pengawas
v. Satu set untuk BPKAD
d) Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk pengawas teknis atau PA.
e) Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat,
dan penempatan dalam album disahkan oleh PA, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
f) Khusus untuk pemotretan pada kondisl keadaan kahar/memaksa force
majeure diambil 3 (tiga) kali.

C. PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari
arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata.
yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 7


bahan yang akan dipergunakan harus. mendapat persetujuan tertulis dan PA atau
Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu
jenis meranti atau setaraf.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti
tercantum pada "Recommended Practice For Concrete Formwork" (ACI.
347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus
dikontrol terhadap, peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
b) Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
c) Sebelum memulai pekerjaan, penyedia harus memberikan gambar dan
perhitungan acuan serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui
oleh PA atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus
mendapat persetujuan tertulis dari PA atau pengawas, sebelum bekisting
dibuat pada bagian itu.
d) Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap,
sesuai dengan jalannya pengecoran beton
e) Susunan acuan dengan. penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa.sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh PA
atau pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
f) Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan
sebagainya.
g) Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksl yang ukuran, kerataan/
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h) Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah.
i) Cetakan beton harus dipasang sedem,ikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
j) Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari PA atau pengawas, baut-baut
dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan harus berada dalam beton.
k) Pada, bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
l) Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat
dipertimbangkan oleh PA atau pengawas selama masih memenuhi syarat.
Setelah pekerjaan di atas, selesai, penyedia harus meminta persetujuan dan PA
atau pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran, penyedia
harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada PA atau

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 8


pengawas.

4. Pembongkaran
a) Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71
dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan.
b) Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari
c) Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan
terlebihdahulu secara tertulis untuk disetujui oleh PA atau pengawas.
d) Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos / tidak sempurna.
e) Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain
disekitamya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakkan, akibat benturan pada saat
pemindahan.
f) Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton
yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut, maka penyedia harus segera memberitahukan kepada
pengguna barang~asa atau pengawas, untuk meminta persetujuan tertulls
mengenai cara perbaikan pengisian atau. Pembongkaranya Penyedia tidak
diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan
tertulis PA atau pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab penyedia.
g) Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh PA atau
pengawas sehinga tidak mengganggu lahan kerja.

D. PEKERJAAN TANAH / URUGAN


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan sudahharus
diperhatikan dan jenis tanah yang dijumpai di lapangan seperti :tanah pasir,
tanah gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lainsebagainya, yaitu :
a. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi dan saluran keliling
bangunan).
b. Timbunan kembali galian tanah pondasi.
c. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
d. Perataan tanah sekeliling bangunan.
e. Urugan tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang
disyaratkan.
2. Persyaratan bahan
a. Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi.
b. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas
baik.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 9


c. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotorandan
akar-akar kayu serta sampah lainnya.

E. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
a. Pasangan batu kosong
b. Pondasi pasangan batu gunung
2. Persyaratan bahan
Untuk pasangan menggunakan batu gunungyang berukuran maksimum 15 cm -
20 cm berwarna abu- abu hitam dan tidak berpori.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengkuran
dari as ke as pondasi sesuai dengangambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Di dasar pondasi diurug dengan pasir pasang setebal 5 cm dan didapatkan,
sebagai lantai kerja. Di atas pasir, dipasang batu kosong, untuk pondasi batu
belah, terdiri dari batu gunung dan pasir pasang (pasangan batu kosong).
Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air di atasnya,sehingga
pasir-pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
c. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: pondasi belah dipasang dengan
perekat 1 pc : 4 ps.

F. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup Pekerjaan
Jenis beton tidak bertulang campuran1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dibuat untuk lantai rabat
dalam gedung dan lantai rabat keliling bangunan dan jenis beton bertulang
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dibuat untuk sloef beton, kolom beton, kolom
praktis, balok latey, ring balk dan tempat-tempat yang mempergunakan beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana.
2. Bahan
a. Semen
1) Digunakan portland cement type I menurut NI –8 tahun 1972dan
memenuhi S –400 menurut standar cement portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun1972).
2) Semen yang sudah mengeras sebagian dan seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
3) Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
semen yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30cm dan tumpukan yang paling
tinggi 2 m. Setiap semenyang baru masuk harus dipisahkan dengan
semen yang telah ada (dengan menerapkan sistim FIFO) agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengirim.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.
1991.03.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, sertamempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkanoleh SK SNI T-15.1991.03.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 10


Timbunan kerikil dan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang akurat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,asam alkali,
garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahanlain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
e. Besi Beton
1) Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan spesifikasi
dari baja lunakdenganmutuf’c 12,2 Mpa. Daya lekat baja tulangan
harus dijaga dari kotoran,lemak, minyak, karet lepas dan bahan
lainnya.Besi harus disimpan dengan baik, tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan pada ruangan terbuka dalam jangka waktu
panjang.
2) Membengkokkan dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
3) Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besisesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter yang terdekat dengan cacatan : harus ada persetujuan
Direksi. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak bolehkurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal
ini yangdimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab
pemborong.

f. Cetakan dan Acuan


1) Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan olehgambar rencana dan
uraian pekerjaan.
2) Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam SK SNI T-15.1991.03.
g. Mutu Beton
1) Mutu beton dibuat dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
2) Mutu beton untukpekerjaan yang digunakanadalahberdasarpada
spesifikasi yang tercantum pada gambar desain yang telah disepakati.
Kontrol mengenai proporsi campuran yang dilaksanakan disetujui oleh
Supervisi teknik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syaratini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksiapabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksidan gambar arsitektur.
c. Adukan Beton
Pengakuan adukan beton dari tempat pengadukan danpengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
1) Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
2) Tidak terjadi perbedaan waktu yang menyolok antara pengikatan beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor,dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T – 15.1991.03.
d. Pengecoran

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 11


Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai,
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
e. Pengecoran beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 21 (dua puluh satu) hari. Untuk keperluan tersebut harus
ditempatkan dengan cara sebagai berikut :
1) Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton pada saat proses curing.
2) Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti terjadi keropos,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya besi
tulangan pada permukaan beton, yang lain-lain tidak memenuhi syarat,
harus dibongkar lagi sebagian atau seluruhnya menurut perintah direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.

G. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan pada seluruh
dinding bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.
2. Persyaratan Bahan
a. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk
standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang bersudut siku-siku dan
tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
terendam air.
b. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat
masif, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat pasir.
c. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
1) Pasang kedap air/ pasangan dinding trasram 1 Pc : 3 Ps
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 15 cm diatas
lantai.
Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
2) Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedapair tersebut.
b. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 12


c. Pengukuran harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :
1) Semua pasangan dinding harus rata (horizontal) danpengukuran arus
dilakukan dengan benang.
2) Pengukuran pasangan benang antara, satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
d. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatas harus berbeda setengah
tebal bata. Potongan bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata kecuali pasangan bata sudut.
e. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada
tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
f. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata(sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plester yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.
g. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang
harus diberiperawatan/curing dengan cara membasahinya secara terus
menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

H. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan beton
bertulang.
2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
2) Dinding dibasahi dengan air.
3) Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada suatu bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara1 cm sampai dengan 1,5 cm.
Untuk mencapai tebal plester yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan
secara horizontal dan vertikal.
d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang/tidak rata harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan, bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesteran (proses curing).

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 13


f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup
atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

I. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,selasar
depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
1) Lantai beton tumbuk atau beton rabat pada ruangan, samping kiri dan
kanan, belakang dan depan bangunan.
2) Lantai keramik pada ruangan dan teras.
2. Bahan yang digunakan
a. Beton tumbuk atau rabat beton adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
b. Keramik 40 x 40 cm kualitas terbaik merk Platinum/setara untuk
ruangan.
c. Lantai dimana keramik tersebut akan dipasang harusdipersiapkan
terlebih dahulu dengan teliti. Ketinggian (Peil)harus diukur dari yang
tetap, satu dan lain hal sesuai dengangambar rencana. Bila terdapat
penyimpangan hal ini harus segera diberitahukan kepada pengawas
lapangan yang kemudian akan memberi keputusannya.
d. Pemasangan keramik tersebut dengan perekat adukan 1 Pc : 2Ps, siar
(Nad) maximum 2 mm. Setelah selesai terpasang siar siar diisi dengan
kapur semen sampai siar-siar tadi tertutup rapat. Setelah sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari pasanganlantai tersebut baru boleh diinjak,
kerusakan-kerusakan atau cacat yang terjadi karena tidak mengindahkan
spefisikasi ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Dasar lantai untuk semua lantai dilapisi pasir pasang setebal 5 cm dan
dipadatkan. Pemeriksaan sebelum lantai dipasang, kontraktor harus
memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
b. Adukan Untuk beton tumbuk 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan plesteran 1 Pc: :
2 Ps : 3Kr.
c. Pemasangan
1) Lantai beton tumbuk dipasang dengan tebal 3 - 5 cm dan diplester
setebal 2 cm, adukan plesteran dipakai 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan
adukan perekat 1 Pc : 2 Ps.
2) Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak,noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian
cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

J. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah penutup semua bidang atap bangunan.
2. Persyaratan Bahan
1) Rangka langit-langit induk dipakai kayu Kls II ukuran 5/7 cm kualitas
baik.Rangka pembagi digunakan kayu kualitas baik ukuran 5/7 cm dan
Rangka balok tepi menggunkan balok 6/12 cm.
2) Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan selasar digunakan triplek 3
mm dengan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mempunyai kualitas
yang baik.
3. Pedoman Pelaksanaan

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 14


1) Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang
dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian
dipakai penggantung dari papan kualitas baik kekaki kuda-kuda dan
gording. Setelah rangka induk terpasang,dilanjutkan dengan
pemasangan rangka pembagi dari kayu Kls II ukuran 5/7 cm.
2) Pemasangan rangka ini harus rapi dan rata dengan
waterpass.Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerapaian
pemasangan rangka ini.

K. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.
2. Bahan yang digunakan
Untuk atap danperabung yang digunakan adalahatapSpandekkualitasbaik.
3. Penyimpanan
Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungandengan
tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang beratap (ruangan
yang tertutup).
4. Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku dan kotoran lain harus
dibersihkan dari atap dan talang selama pekerjaan berlangsung dan pada akhir
pekerjaan.
5. Pedoman Pelaksanaan
a. Spandek dipasang dari bidang tritisan atap. Didalam pemasangan atap
yang menjadi perhatian adalah kelurusan dan kerataannya.
b. Atap harus dipasang dalam keadaan rapat dan agar terjaga dari
rembesan air hujan.
c. Pemasangan paku pada atap harus selalu pada puncak gelombang dan
dikunci hingga puncak gelombang tersebut tidak dapat bergerak.
d. Pada saat pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja
harus mengalaskan papan yang dibuat seperti tangga yang diletakkan
diatas gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.
e. Pertemuan atap tegak dengan bagian atap miring dibengkokan keatas
agar rembesan air hujan tidak masuk.
f. Warna dan kualitas atap ditetapkan bersama pihak proyek.

L. PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat
bantu yang diperlukan, sampai pekerjaan konstruksi kayu selesai
dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan kusen pintu dan jendela;
b. Daun pintu / jendela dan ventilasi;
c. Rangka Atap Kuda-Kuda;
d. Gording;
e. Lisplank, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk semua rangka Kuda-kuda termasuk gording, lisplank papan
digunakan kayu kelas II dengan kualitas baik.
b. Untuk semua kayu kusen pintu dan jendela digunakan kayuklas II dengan
kualitas baik.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 15


c. Daun pintu, dan jendela digunakan kayu kelas II dengan
berkualitasterbaik.
d. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus dan tidak
cacat/bermata.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kusen pintu.
1) Ukuran kayu untuk kusen pintu adalah 5/13 (ukuran setelah jadi
dibuat)
2) Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yan gsebelumnya
bidang sambungan ini harus dilumuri denganlem kayu, agar
sambungannya dapat melekat dengan baik.
3) Setiap kusen pintu harus dilengkapi dengan angker minimal 2 buah
untuk setiap sisi kiri dan kanan, kanan kusen yang melekat
ketembok. Untuk kusen pintu dan jendela dilengkapi dengan angker
yang dikaitkan kedalam kolom beton.
4) Semua Bidang kusen yang bersinggungan dengan dinding/beton
dibuat tali air, kemudian dibidang tersebut diawetkan dengan cat
meni 1 (satu) kali.
b. Rangka Atap
Semua rangka atap dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail.
c. Lisplank
Lisplank dibuat dari papan kayu klas II dengan lebar sesuai
gambar.Pemasangannya dipakukan langsung pada gording.Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus,
maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas
beban kontraktor.

M. PEKERJAAN PENGUNCI, PENGANTUNG DAN KACA


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan pengantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang Kaca, Engsel, grendel dan hak
angin dan pintu di pasang engsel dan handel.
2. Persyaratan Bahan.
Engsel – engsel pintu dari ukuran 4 inci atau yang setara.
Kunci pintu dipasang 2 (dua) slag (dua kali putar).
Grendel (Sloot).
Kait angin.
Kaca Bening tebal 3mm.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) Slang, yang berkualitas
baik.
b. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu,tidak dibenarkan
melengketkan engsel pada pintu dan kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat pada kayu yang
dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut sebelum dipasang kontraktor wajib
mempersiapkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 16


Direksi atau pemberi Tugas.Apabila pada waktu pemasangan alat-alat
tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak
menginstruksikan untuk membongkar kembali dan diganti dengan alat-
alat yang disyaratkan atas biaya kontraktor.
d. Grendel dipasang 1 (satu) buah untuk setiap daun pintu
kembar.Pasangan harus rapi dan dapat digunakan dengan baik. Untuk
melengketkan grendel tersebut pada daun pintu harusmenggunakan mur.
e. Handel dipasang 1 (satu) unit dengan pengunci untuk setiap pintu.
Pasangan harus rapi dan dapat digunakan dengan baik.
f. Kait angin dipasang 1 ( satu) buah untuk setiap daun jendela.
g. Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus distel tengah-
tengah dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence yang sama)
sesuai gambar kerja.

N. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat pada tembok,sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda,tiang sandaran dan lain-lain.
b. Meni besi untuk baut-baut dan besi plat strip.
c. Cat kayu dan bidang-bidang kusen yang tampak, daun pintu panel dan
ventalasi kayu, lisplank dan lis eternit, serta dinding papan yang dapat
dibuka dan plafond.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidangbeton.
e. Residu/teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.
2. Persyaratan Bahan
a. Meni kayu dan besi berkualitas baik.
b. Cat kayu merk Avian / setara.
c. Cat dasar tembok merk Aries / setara.
d. Cat tembok merk Mowilex / setara.
e. Residu dengan kualitas baik dan tidak luntur.
f. Plamir kayu dan dinding berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasanganplafond.
b. Pekerjaan cat meni/residu harus betul-betul rata, berwarna sama dan
pengecatan minimal 1 kali.
c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yangdigunakan.Urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1) 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamir.
2) Penghalusan dengan amplas.
3) 1(satu) kali pekerjaan meni kayu/cat dasar.
4) 2(dua) kali pekerjaan cat inti.
d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih
2) Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda pengelupas.
e. Pengecatan harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
2) Pengecatan plafond 1 (satu) kali untuk cat dasar dan 2 (dua) kali
untuk cat inti, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda pengelupas.
f. Warna yang digunakan
Warna yang akan digunakan ditentukan oleh pengawasa bersama
pemberi tugas yang telah disepakati.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 17


O. PEKERJAAN INSTALISASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel –
kabel, pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala.
Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang sesuai dengan
jumlah yang tertera dalam Kontrak. Titik lampu dan stop kontak diartikan
sebagai tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel
yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
2. Bahan – bahan yang digunakan
a. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti Copper dibungkus dengan isolasi
PVS Isolasi 2 lapis menyelubungi inti.
b. Kabelnya
Isolasi PVC, luas penampung minuman yang boleh digunakan 2,5
mm2.Kawat BC, Kawat tembaga yang telanjang.
c. Steker, Stop Kontak dan Saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu pijar dan armaturenya adalah produksi merk. Philips/setara
ber SNI.

3. Penggunaan
a. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan didalam
dinding.
b. Kabel NYA digunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
4. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armature lampu yang dipakai harus sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus ditanam (sistim inbouw) dan penarik kabel
(jaringan kabel) diatas plafond di ikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC.Khusus untuk instalasi stop kontak harus
dilengkapi kabel arde(pertahanan) sesuai dengan peraturan yang
berlaku (mencapai dan terandam air tanah).
b. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,pemborong
boleh menunjuk pihak ketiga (instalateur) yangtelah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau sebagai instalateuryang masih berlaku dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN).Pemborong tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan inisampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasukbiaya pengujian dengan pihak PLN.
c. Pengujian instalasi listrik dilakukan kontraktor pada bebanpenuh
selama 1 x 12 jam secara terus menerus. Semua biayayang timbul
akibat pengujian jadi tanggung jawab kontraktor.

P. PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI (Berlaku Pada


Bangunan yang Memiliki Sanitasi)
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan closed duduk/jongkok, floor drain,
kranair, pipa air bersih, air kotor dan serta septic tank beserta resapannya.
2. Bahan –bahan yang digunakan

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 18


Pipa PVC diameter ½ " untuk keperluan air bersih digunakansekualitas
dengan tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambungdigunakan dari jenis bahan
yang sama dengan bahan untukpipa.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalamdinding
(inbouw).
b. Pemasangan pipa-pipa tersebut harus vertikal atauhorizontal, tidak
boleh dipasang miring.
c. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas Septic
tank dan sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai gambar yang
bersangkutan.
d. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM sumber
air untuk kebutuhan bangungan diambil dari jaringan PDAM tersebut..
4. Persyaratan Pemasangan
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.

b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,tidak


kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau denganbangunan dan
peralatan.
c. Sambungan lengkung, reduser dan expander serta sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
d. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang kearah titikbuangan.
Drainase dan vents harus mempermudah pengisian maupun pengurasan

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 19


BAB IV
V
LAIN-LAIN

A. GAMBAR GAMBAR
1. Penyedia diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Hal ini untuk
memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar ini
sebagai pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir. Shop-Drawing harus dibuat
oleh penyedia sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna mendapatkan
persetujuan pengawas/Direksi.
2. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi sama pengikatnya.
3. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
4. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dan peralatan
instalasi sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari pekerjaan (kondisi existing lapangan).
5. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil barus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari pekerjaan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia harus mengajukan gambar-gambar
Shopdrawing kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
7. Setiap Shop-Drawing yang diajukan Penyedia untuk disetujui oleh Direksi
Pengawas dianggap Penyedia telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi-instalasi lainnya.
8. Penyedia pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana dilaksanakan
(As Built Drawing) dan Operating and Maintenance Instruction/Manual, pada
penyerahan pertama menyerahkannya kepada Direksi Lapangan dalam rangkap 3
(tiga).

B. DAFTAR BARANG DAN CONTOH


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi
Pengawas daftar bahan yang akan dipakai.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyerahkan contoh bahan yang
akan dipasang untuk mendapatkan persetujuan Pengawas/Direksi.
3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda
bukti/sertifikat pengujian dan sertifikat teknis dari barang-barang/material-
material tersebut.
4. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (mulai
pemesanan), maka penyedia diwajibkan menyerahkan ; brosur, katalog, gambar
kerja atau shop drawing (wajib), monster dan sample yang dianggap perlu oleh
pengawas/Direksi dan harus mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
5. Jika barang-barang yang akan digunakan disinyalir palsu, penyedia diwajibkan
menunjukkan contoh barang yang asli dan yang palsu. Jika penyedia sulit
membedakan dan mendapatkan barang-barang tersebut, maka pengawas lapangan
berhak dan akan menunjukkan cara mendapatkannya. Hal ini dimaksudkan agar
penyedia jangan sampai menggunakan barang-barang yang diragukan keasliannya
atau palsu, sehingga akan merugikan penyedia sendiri karena apabila barang-
barang yang telah dipasang ternyata palsu, barang tersebut harus dilepas, dan
diganti yang asli.

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 20


C. MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA
PEKERJAAN
1. Masa pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan peserta pelelangan dalam aanwijzing.
2. Masa pemellharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
aanwjjzing.
3. Selama. masa pemeliharaan ini Penyedia diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut Penyedia masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan.
5. Dalam masa ini Penyedia masih bertanggung jawab penuh seluruh pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
6. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan membongkar
gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima
dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih dan rapi

D. PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Penyedia untuk pencapaian hasil pekerjaan yang
berkualitas dan optimal, tetapi tidak diuraikan dalam RKS ini harus dilaksanakan oleh
Penyedia.

Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada surat.
perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam adendum.

Kendari, 2019
Pengguna Anggaran/
Kepala Dinas,

Ir. H. RUSBANDRIYO, MP
Pembina Utama Madya, Gol. IV/d
NIP. 19620927 198903 1 018

[Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)………………………………………….. 21

Anda mungkin juga menyukai