DINAS KEHUTANAN
Jln. Tebaununggu No. 7 Telp (0401) 3121446 Fax. (0401) 3122335 Kendari (93111)
BAB I
PENDAHULUAN
C. DESKRIPSI
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Adalah kegiatan pengadaan barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
2. Pekerjaan Konstruksi
Adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan.
3. Pengguna Anggaran (PA)
Adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.
4. HPS
Adalah Harga Perkiraan Sendiri.
5. Pokja ULP
Adalah Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan
Penyedia.
6. SPPBJ
Adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa
7. SPMK
Adalah Surat Perintah Mulai Kerja.
8. TKDN
Adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri.
9. PHO
Adalah (Provisional Hand Over) / Serah Terima Pertama Pekerjaan.
10. FHO
Adalah (Final Hand Over) / Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa
Pemeliharaan berakhir.
J. RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan Penyedia musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian penyedia sebelum diserahkan kepada PA, maka penyedia bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul akibat keadaan tersebut. Jika
hasil pekejaan penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar kesalahan
kedua belah pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
2. Jika hasil pekerjaan penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak disebabkan
oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh retaknya
tanah, maka penyedia bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun sejak
pekerjaan diserah terimakan untuk yang kedua kalinya.
3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
penyedia di dalam maupun di luar pengadilan.
4. Bilamana selama penyedia melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian
PIHAK KETIGA (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekerjaan
ini), maka resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
K. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan
akan diselesaikan melalui arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan negeri
dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
A. PELAKSANAAN KERJA
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik penyedia diwajibkan bekerja sama dengan PA,
pengawas lapangan, konsultan pengawas sebagai pengawas berkala dan
pengendali teknis dari Dinas Teknis terkait.
2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik konstruksi tidak perlu
dilakukan studi value engineering untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran dengan alasan apapun tanpa persetujuan PA dan konsultan pengawas.
3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan
konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan PA dan konsultan
pengawas
4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Gudang
a) Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain.
b) Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu meranti dan dinding
tripleks berkualitas baik.
c) Luas lantai gudang 24 m2.
d) Gudang disediakan sendiri oleh penyedia. dengan biaya sendiri.
2. Los Kerja / Bedeng Kerja
a) Penyedia harus menyediakan los kerja ukuran 4 x 6 m = 24 m2 untuk para
pekerja dan biaya penyedlaan los kerja ditanggung Penyedia.
b) Penyedia harus membuat rencana layout dari bangunan direksi keet dan los
kerja serta gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan PA.
3. Papan Nama Pekerjaan
a) Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku dengan persetujuan PA.
b) Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek.
c) Papan nama dipasang pada tempat yang ielas dan mudah dibaca.
4. Listrik dan Air Kerja
Penyediaan listrik dan air keda untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia.
5. Alat-alat kerja/alat-alat bantu
Penyedia harus menyedlakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator dan alatalat lainnya yang
dinyatakan perlu oleh PA.
6. P3K
Penyedia diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang
strategis dan mudah dicari.
c) Foto pekerjaan tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan
pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang
masing-masing adalah:
Untuk pekerjaan yang diawasi oleh konsultan:
i. Satu set untuk Dinas Teknis terkait
ii. Satu set untuk PA
iii. Satu set untuk Penyedia
iv. Satu set untuk Konsultan Pengawas
v. Satu set untuk BPKAD
d) Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk pengawas teknis atau PA.
e) Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat,
dan penempatan dalam album disahkan oleh PA, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
f) Khusus untuk pemotretan pada kondisl keadaan kahar/memaksa force
majeure diambil 3 (tiga) kali.
C. PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari
arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata.
yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti
tercantum pada "Recommended Practice For Concrete Formwork" (ACI.
347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus
dikontrol terhadap, peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
b) Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
c) Sebelum memulai pekerjaan, penyedia harus memberikan gambar dan
perhitungan acuan serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui
oleh PA atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus
mendapat persetujuan tertulis dari PA atau pengawas, sebelum bekisting
dibuat pada bagian itu.
d) Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap,
sesuai dengan jalannya pengecoran beton
e) Susunan acuan dengan. penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa.sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh PA
atau pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
f) Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan
sebagainya.
g) Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksl yang ukuran, kerataan/
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h) Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah.
i) Cetakan beton harus dipasang sedem,ikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
j) Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari PA atau pengawas, baut-baut
dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan harus berada dalam beton.
k) Pada, bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
l) Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat
dipertimbangkan oleh PA atau pengawas selama masih memenuhi syarat.
Setelah pekerjaan di atas, selesai, penyedia harus meminta persetujuan dan PA
atau pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran, penyedia
harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada PA atau
4. Pembongkaran
a) Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71
dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan.
b) Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari
c) Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan
terlebihdahulu secara tertulis untuk disetujui oleh PA atau pengawas.
d) Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos / tidak sempurna.
e) Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain
disekitamya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakkan, akibat benturan pada saat
pemindahan.
f) Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton
yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut, maka penyedia harus segera memberitahukan kepada
pengguna barang~asa atau pengawas, untuk meminta persetujuan tertulls
mengenai cara perbaikan pengisian atau. Pembongkaranya Penyedia tidak
diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan
tertulis PA atau pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab penyedia.
g) Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh PA atau
pengawas sehinga tidak mengganggu lahan kerja.
E. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
a. Pasangan batu kosong
b. Pondasi pasangan batu gunung
2. Persyaratan bahan
Untuk pasangan menggunakan batu gunungyang berukuran maksimum 15 cm -
20 cm berwarna abu- abu hitam dan tidak berpori.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengkuran
dari as ke as pondasi sesuai dengangambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Di dasar pondasi diurug dengan pasir pasang setebal 5 cm dan didapatkan,
sebagai lantai kerja. Di atas pasir, dipasang batu kosong, untuk pondasi batu
belah, terdiri dari batu gunung dan pasir pasang (pasangan batu kosong).
Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air di atasnya,sehingga
pasir-pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
c. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: pondasi belah dipasang dengan
perekat 1 pc : 4 ps.
G. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan pada seluruh
dinding bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.
2. Persyaratan Bahan
a. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk
standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang bersudut siku-siku dan
tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
terendam air.
b. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat
masif, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat pasir.
c. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
1) Pasang kedap air/ pasangan dinding trasram 1 Pc : 3 Ps
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 15 cm diatas
lantai.
Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
2) Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedapair tersebut.
b. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
H. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan beton
bertulang.
2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
2) Dinding dibasahi dengan air.
3) Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada suatu bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara1 cm sampai dengan 1,5 cm.
Untuk mencapai tebal plester yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan
secara horizontal dan vertikal.
d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang/tidak rata harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan, bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesteran (proses curing).
I. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,selasar
depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
1) Lantai beton tumbuk atau beton rabat pada ruangan, samping kiri dan
kanan, belakang dan depan bangunan.
2) Lantai keramik pada ruangan dan teras.
2. Bahan yang digunakan
a. Beton tumbuk atau rabat beton adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
b. Keramik 40 x 40 cm kualitas terbaik merk Platinum/setara untuk
ruangan.
c. Lantai dimana keramik tersebut akan dipasang harusdipersiapkan
terlebih dahulu dengan teliti. Ketinggian (Peil)harus diukur dari yang
tetap, satu dan lain hal sesuai dengangambar rencana. Bila terdapat
penyimpangan hal ini harus segera diberitahukan kepada pengawas
lapangan yang kemudian akan memberi keputusannya.
d. Pemasangan keramik tersebut dengan perekat adukan 1 Pc : 2Ps, siar
(Nad) maximum 2 mm. Setelah selesai terpasang siar siar diisi dengan
kapur semen sampai siar-siar tadi tertutup rapat. Setelah sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari pasanganlantai tersebut baru boleh diinjak,
kerusakan-kerusakan atau cacat yang terjadi karena tidak mengindahkan
spefisikasi ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Dasar lantai untuk semua lantai dilapisi pasir pasang setebal 5 cm dan
dipadatkan. Pemeriksaan sebelum lantai dipasang, kontraktor harus
memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
b. Adukan Untuk beton tumbuk 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan plesteran 1 Pc: :
2 Ps : 3Kr.
c. Pemasangan
1) Lantai beton tumbuk dipasang dengan tebal 3 - 5 cm dan diplester
setebal 2 cm, adukan plesteran dipakai 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan
adukan perekat 1 Pc : 2 Ps.
2) Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak,noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian
cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
J. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah penutup semua bidang atap bangunan.
2. Persyaratan Bahan
1) Rangka langit-langit induk dipakai kayu Kls II ukuran 5/7 cm kualitas
baik.Rangka pembagi digunakan kayu kualitas baik ukuran 5/7 cm dan
Rangka balok tepi menggunkan balok 6/12 cm.
2) Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan selasar digunakan triplek 3
mm dengan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mempunyai kualitas
yang baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
L. PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat
bantu yang diperlukan, sampai pekerjaan konstruksi kayu selesai
dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan kusen pintu dan jendela;
b. Daun pintu / jendela dan ventilasi;
c. Rangka Atap Kuda-Kuda;
d. Gording;
e. Lisplank, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk semua rangka Kuda-kuda termasuk gording, lisplank papan
digunakan kayu kelas II dengan kualitas baik.
b. Untuk semua kayu kusen pintu dan jendela digunakan kayuklas II dengan
kualitas baik.
N. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat pada tembok,sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda,tiang sandaran dan lain-lain.
b. Meni besi untuk baut-baut dan besi plat strip.
c. Cat kayu dan bidang-bidang kusen yang tampak, daun pintu panel dan
ventalasi kayu, lisplank dan lis eternit, serta dinding papan yang dapat
dibuka dan plafond.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidangbeton.
e. Residu/teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.
2. Persyaratan Bahan
a. Meni kayu dan besi berkualitas baik.
b. Cat kayu merk Avian / setara.
c. Cat dasar tembok merk Aries / setara.
d. Cat tembok merk Mowilex / setara.
e. Residu dengan kualitas baik dan tidak luntur.
f. Plamir kayu dan dinding berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasanganplafond.
b. Pekerjaan cat meni/residu harus betul-betul rata, berwarna sama dan
pengecatan minimal 1 kali.
c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yangdigunakan.Urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1) 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamir.
2) Penghalusan dengan amplas.
3) 1(satu) kali pekerjaan meni kayu/cat dasar.
4) 2(dua) kali pekerjaan cat inti.
d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih
2) Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda pengelupas.
e. Pengecatan harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
2) Pengecatan plafond 1 (satu) kali untuk cat dasar dan 2 (dua) kali
untuk cat inti, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda pengelupas.
f. Warna yang digunakan
Warna yang akan digunakan ditentukan oleh pengawasa bersama
pemberi tugas yang telah disepakati.
3. Penggunaan
a. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan didalam
dinding.
b. Kabel NYA digunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
4. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armature lampu yang dipakai harus sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus ditanam (sistim inbouw) dan penarik kabel
(jaringan kabel) diatas plafond di ikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC.Khusus untuk instalasi stop kontak harus
dilengkapi kabel arde(pertahanan) sesuai dengan peraturan yang
berlaku (mencapai dan terandam air tanah).
b. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,pemborong
boleh menunjuk pihak ketiga (instalateur) yangtelah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau sebagai instalateuryang masih berlaku dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN).Pemborong tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan inisampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasukbiaya pengujian dengan pihak PLN.
c. Pengujian instalasi listrik dilakukan kontraktor pada bebanpenuh
selama 1 x 12 jam secara terus menerus. Semua biayayang timbul
akibat pengujian jadi tanggung jawab kontraktor.
A. GAMBAR GAMBAR
1. Penyedia diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Hal ini untuk
memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar ini
sebagai pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir. Shop-Drawing harus dibuat
oleh penyedia sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna mendapatkan
persetujuan pengawas/Direksi.
2. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi sama pengikatnya.
3. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
4. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dan peralatan
instalasi sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari pekerjaan (kondisi existing lapangan).
5. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil barus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari pekerjaan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia harus mengajukan gambar-gambar
Shopdrawing kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
7. Setiap Shop-Drawing yang diajukan Penyedia untuk disetujui oleh Direksi
Pengawas dianggap Penyedia telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi-instalasi lainnya.
8. Penyedia pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana dilaksanakan
(As Built Drawing) dan Operating and Maintenance Instruction/Manual, pada
penyerahan pertama menyerahkannya kepada Direksi Lapangan dalam rangkap 3
(tiga).
D. PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Penyedia untuk pencapaian hasil pekerjaan yang
berkualitas dan optimal, tetapi tidak diuraikan dalam RKS ini harus dilaksanakan oleh
Penyedia.
Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada surat.
perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam adendum.
Kendari, 2019
Pengguna Anggaran/
Kepala Dinas,
Ir. H. RUSBANDRIYO, MP
Pembina Utama Madya, Gol. IV/d
NIP. 19620927 198903 1 018