Anda di halaman 1dari 17

DRAFT KONSEP

PENGEMBANGAN
PELAYANAN
HOME CARE
dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dasar hukum

PMK No. 9 tahun 2014 ttg Klinik


• Pasal 32 ayat (2) Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,
pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care.”

PMK No. 79 tahun 2014 ttg Pelayanan Geriatri di RS


• Pasal 5 Jenis pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri
atas rawat jalan dan kunjungan rumah/home care
Definisi home care menurut PMK No.9 tahun 2014
ttg Klinik
•Home care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit
LATAR BELAKANG
• Berkembangnya pelayanan kesehatan menjadi tantangan dan nilai tambah bagi
pemberi pelayanan
• Antrian pasien menumpuk di praktik2 dokter mandiri, klinik2, pelayanan kes traditional

• Pasien dengan kondisi sakit, beberapa di antaranya tidak sanggup untuk mendatangi
fasilitas kesehatan.

• Kondisi yang sudah sangat lemah, keadaan sakit yang menyebabkan ketergantungan
pada alat atau penggunaan cairan parenteral penyebab pasien atau keluarga berharap
mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat tinggal mereka
INDONESIA MENUJU STRUKTUR PENDUDUK TUA
(AGEING POPULATION)
PIRAMIDA PENDUDUK , 2010-2035

2010 2015 2025


2020 2030 2035

Sumber : Bappenas, dkk. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035

PROYEKSI PENDUDUK LANSIA TAHUN 2010-2035

9,3

5
UHH INDONESIA, 2016-2017 % Penduduk Lansia berdasarkan
Provinsi Tahun 2018
DI Yogyakarta 74,7
UHH DAN JUMLAH PENDUDUK LANSIA Kalimantan Timur 74,1 DI Yogyakarta 14,1
DI INDONESIA Jawa Tengah 73,8 Jawa Tengah 13,0
Jawa Barat 72,8 Jawa Timur 12,6
UHH meningkat dari 69,8 th (2010)  70,9 th DKI Jakarta
Bali
72,4
71,6
Bali
Sulawesi Utara
11,0
10,8
(2017) Sulawesi Utara 71,2 Sumatera Barat 9,5
Riau 71,1 Sulawesi Selatan 9,4
diperkirakan meningkat menjadi 72,4 th (2035) INDONESIA 70,9 INDONESIA 9,3
Sulawesi Tenggara Jawa Barat 9,0
70,8
Lampung 8,6
Jawa Timur 70,8
Nusa Tenggara Barat 8,2
Jambi 70,7
Sulawesi Tengah 7,9
Kalimantan Barat 70,2 Nusa Tenggara Timur 7,8
Bangka Belitung 70,1 Gorontalo 7,8
Lampung 70,1 Sumatera Selatan 7,8
Sulawesi Selatan 70,0 Sumatera Utara 7,6
Kalimantan Tengah 69,7 Kalimantan Barat 7,6
Kepulauan Riau 69,7 DKI Jakarta 7,6
Aceh 69,6 Bangka Belitung 7,5
Banten 69,5 Jambi 7,3
Sumatera Selatan 69,3 Kalimantan Selatan 7,3
Bengkulu 68,8 Bengkulu 7,2
Sumatera Barat 68,8 Maluku 7,0
Sumatera Utara 68,5 Aceh 6,8
Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara 6,8
67,9
Sulawesi Barat 6,6
Maluku Utara 67,7
Kalimantan Utara 6,3
Gorontalo 67,4
Maluku Utara 6,2
Kalimantan Selatan 66,9 Kalimantan Timur 6,1
Nusa Tenggara Timur 66,3 Banten 6,1
Nusa Tenggara Barat 65,7 Kalimantan Tengah 5,8
Papua Barat 65,4 Riau 5,5
Maluku 65,3 Kepulauan Riau 4,6
Papua 65,0 Papua Barat 4,5
UHH Indonesia tahun 2010 -2015 Sulawesi Barat 64,1 Papua 3,4
dan proyeksi tahun 2035
Sumber : BPS, KEMENKES, 2015
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
Usia harapan hidup Indonesia tahun 2008-2015
dan Proyeksi Tahun 2030-2035
Keberhasilan
pembangunan
ditandai dengan :
• meningkatnya
umur harapan
hidup
• Menurunnya
tingkat kematian
bayi dan ibu
melahirkan
KONDISI KESEHATAN LANSIA, TAHUN 2018
Masalah Kesehatan Lanjut Usia
(Riskesdas 2013)
Prevalences on age groups

NO HEALTH PROBLEM 55-64 yr 65-74 yr 75 + yr


PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
1 KRONIK 5,6 8,6 9,4
2 KANKER 3,2 3,9 5
3 DIABETES MELITUS 5,5 4,8 3,5
4 HIPERTENSI 45,9 57,6 63,8
JANTUNG & PEMBULUH
5 DARAH 2,8 3,6 3,2
6 GAGAL JANTUNG 0,7 0,9 1,1
7 STROKE 33 46,1 67
8 GAGAL GINJAL 0,5 0,5 0,6
9 BATU GINJAL 1,3 1,2 1,1
10 ARTHRITIS 45 51,9 54,8
11 GANGGUAN GIGI-MULUT 28,3 19,2 19,2 9

Angka Kesakitan Lansia


KONSEP HOMECARE DI RS

Homecare merupakan bentuk pelayanan yang dapat bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, maka pelayanan ini hanya dapat dilakukan oleh pemberi layanan yang memiliki
kompetensi dan kewenangan

Pelayanan homecare melibatkan dokter atau dokter gigi yang terikat kepada
Undang‐Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Melibatkan tenaga keperawatan tentu akan terikat kepada Undang‐Undang Nomor 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Undang‐Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan

Seluruh bentuk pelayanan kesehatan akan terikat kepada Undang-Undang Nomor 36


tahun 2009 tentang Kesehatan
PERBANDINGAN HOMECARE VS
HOME HEALTH CARE
HOME HEALTH CARE HOME CARE
• Pelayanan kesehatan yang diberikan DI • Perawatan di RUMAH untuk aktivitas
RUMAH untuk LANJUTAN PENGOBATAN
pasien dengan kondisi penyakit yang sehari-hari agar tetap aman
kronik, membantu pemulihan dari
kesakitan, operasi maupun injury • Pada lansIa dengan penyakit kronis,
• Merupakan transisi dari rumah sakit/ disbilitas dan pemulihan pasca bedah
rehabilitasi perawatan di rumah • Sering dsebut sebagai perawatan
• Tujuan:MEMBANTU PEMULIHAN PASIEN perorangan/custodial care
DAN BELAJAR MANDIRI SESUAI
KEMAMPUANNYA • Pelaku: care giver
• Tenaga kesehatan: dokter/perawat atau
terapis yang mempunyai izin praktek
PERAWATAN Mandi,berpakaian

KETERAPIAN FISIK
menemani klidn

OKUPASI DAN TERAPI WICARA


memberi obat
PERAWATAN LUKA

menyiapkan makanan
MEMBANTU DALAM KEGIATAN
HARIAN:berpakaian, mandi dll

dll
BIAYA LEBIH MURAH
Standar pelayanan home care

Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan


di rumah dapat merupakan rujukan dan klinik rawat jalan,
unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan
keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan
untuk memperoleh pelayanan.
MEKANISME
Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus di periksa dahulu oleh dokter untuk
menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak.

dokter dapat menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah, dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus
yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama‐sama
klien dan kelurga akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah baik dari pelaksana
pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga
pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator

Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
PERSYARATAN KLIEN HOMECARE

Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping
bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.

Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed


consent).

Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehat an di rumah


untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan.
KENDALA

Belum adanya pedoman tentang homecare di rumah sakit

Pembiayaan homecare tidak dijamin oleh JKN

Bermunculan aplikasi-aplikasi berbasis online dikembangkan


oleh luar negeri
Kesimpulan
Perlu segara disusun Pedoman Pelayanan
Homecare di RS dan Komunitas

Minat masyarakat sangat tinggi untuk pelayanan homecare


namun saat belum dapat dijamin oleh JKN

Perlunya aplikasi IT dari Pemerintah sebagai terobosan


dalam bidang homecare
Terima kasih

@KemenkesRI Kementerian kemenkes_ri


Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai