Anda di halaman 1dari 6

Nama : Edwin Wruhantoro

NIM : 030737418
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

1) Jelaskan pengertian dari mandatory disclosure dan voluntary disclosure! Berikan contoh
untuk masing-masing!

Jawab:

a. Pengungkapan Mandatory (Pengungkapan Wajib)

Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang
berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam),
namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17
Januari 1996 mengenai laporan tahunan bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib
adalah meliputi semua pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Setiap emiten atau
perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib menyampaikan laporan tahunan secara
berkala dan informasi material lainnya kepada Bapepam dan publik.

Ikhtisar data keuangan penting meliputi sekurang-kurangnya:

a penjualan / pendapatan usaha; l jumlah investasi;


b laba (rugi) kotor m jumlah kewajiban;
c laba (rugi) usaha; n jumlah ekuitas;
d laba (rugi) bersih; o rasio laba (rugi) terhadap jumlah aktiva;
e jumlah saham yang beredar p rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;
f laba (rugi) bersih per saham; q Rasio lancar;
g proforma penjualan / pendapatan usaha r rasio kewajiban terhadap ekuitas;
(jika ada)
h performa laba (rugi) bersih (jika ada) s rasio kewajiban terhadap jumlah aktiva;
i performa laba (rugi) bersih per saham t rasio kredit yang diberikan terhadap
(jika ada) jumlah simpanan (khusus untuk
perbankan)
j modal kerja bersih u rasio kecukupan modal (khusus untuk
perbankan); dan
k jumlah aktiva v informasi keuangan perbandingan
lainnya yang relevan dengan
perusahaan.

b. Pengungkapan voluntary (Pengungkapan Sukarela)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela


oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi
yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan
kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami
strategi bisnis perusahaan (Healy, Palepu, 1993 dalam Sotomo, 2004).

Manajer menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan


perusahaan karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut penting untuk
diungkap. Ada beberapa kelompok user yang masing-masing memiliki persepsi berkenaan
dengan item-item pengungkapan sukarela. Satu kelompok user mungkin mempersepsikan
item A lebih penting daripada item B. Sebaliknya mungkin kelompok user lain
mempersepsikan item B lebih penting daripada item A. Perbedaan persepsi ini di antara
group users mungkin disebabkan oleh perbedaan kebutuhan informasi untuk memenuhi
tujuan spesik mereka.

Bersumber dari PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan
(contoh : telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi
kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai
lingkungan hidup, laporan nilai tambah) merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak
diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan
dengan kebutuhan pemakai. Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara, teknologi
informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh lembaga
yang berwenang.

2) Bagaimana hubungan antara teori kepentingan publik dan teori kepentingan pribadi
dengan pembuatan standar akuntansi?
Jawab:

Teori regulasi terdiri dari tiga aliran yakni teori kepentingan umum, teori potret regulasi
dan teori kepentingan pribadi.

Teori kepentingan umum berpendapat bahwa pemerintah atau melalui badan-badan nya
mengeluarkan suatu regulasi sebagai koreksi atas kegagalan pasar dimana regulasi ini
dikeluarkan untuk melindungi kepentingan orang banyak. Berkaitan dengan pelaporan
keuangan, asumsinya bahwa regulasi akan meningkatkan arus informasi sehingga akan
mampu meningkatkan esiensi pasar modal.

Sementara itu teori potret regulasi atau regulatory capture theory bahwa pihak-pihak yang
berkepentingan yang diatur oleh suatu regulasi berupaya untuk mengontrol pemerintah atau
badan- badannya yang bertanggungjawab mengeluarkan suatu regulasi. Asumsi teori ini
bahwa manusia pada dasarnya selalu berpandangan ekonomis dan akan selalu mengejar
kepentingan pribadi. Sehingga perilaku mereka akan mengarah untuk meningkatkan dan
melindungi kekayaannya dengan cara ‘mengontrol’ badan pembuat regulasi.

Sedangkan teori kepentingan pribadi atau private interest theory agak berbeda dengan
kedua teori sebelumnya. Teori ini berasumsi bahwa pemerintah tidaklah independen tapi
punya kekuatan untuk memaksa dan akan menerapkan kekuasaannya ini untuk mencapai
tujuannya. Pemerintah tidak membuat regulasi untuk kepentingan publik tapi lebih kepada
upaya untuk merespon kepentingan kelompok tertentu yang punya ‘suara’ paling besar.

Ketiga teori regulasi ini masing-masing memiliki keterbatasan yang menandakan bahwa
mereka tidak dapat berdiri sendiri secara ekslusif. Peristiwa yang dijelaskan oleh satu teori
dapat saling melengkapi dengan teori lainnya. Tidak ada suatu penjelasan tunggal yang dapat
menjelaskan semuanya.

Jadi terdapat hubungan antara teori kepentingan publik dan teori kepentingan pribadi
dengan pembuatan standar akuntansi, karena kedua teori itu ketika saling berkolaborasi,
dapat menanggapi ketidakpuasan terhadap penetapan standar yang sudah ditetapkan oleh
badan profesi akuntansi, yaitu misalnya, saat ini pemerintah di berbagai negara telah
mendirikan badan pembuat standar yang independen dalam upaya menghasilkan standar
yang berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan
akan kebutuhan untuk pengambilan keputusan. Proses penetapan standar ini idealnya harus
menyertakan kontribusi stakeholders dalam penetapan suatu standar dan mencegah proses
penetapan standar ini didominasi oleh salah satu pihak saja, seperti asosiasi profesi.
Kebijakan diatas mencakup teori kepentingan publik berkolaborasi dengan teori kepentingan
pribadi (intervensi pemerintah yang punya sifat memaksa untuk dapat diterapkan).

3) Mengapa penetapan standar akuntansi dianggap sebagai sebuah proses politik? Jelaskan!

Jawab:

Penetapan standar dipandang sebagai proses politik karena secara signikan berpotensi
mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok kepentingan. Dengan adanya kepentingan
yang bertentangan, badan pembuat keputusan, yakni kelompok penyusun regulasi, harus
dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan dengan cara memberikan pilihan-pilihan
politik. Jika keputusan akan diterima oleh pihak-pihak yang terlibat, badan pembuat
keputusan membutuhkan mandat untuk memberikan pilihan-pilihan sosial yakni berupa
legitimasi politik sebagaimana pandangan Gerboth bahwa “politisasi dari pembuatan aturan
akuntansi tidak dapat terelakkan.

4) Mengapa laporan auditor perlu untuk diungkapkan? Jelaskan!

Jawab:

Laporan auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang


signikan mengenai perusahaan, tetapi laporan ini perlu untuk diungkapkan karena laporran
ini berfungsi sebagai metode untuk mengungkapkan jenis-jenis informasi berikut:

a) Dampak yang material dari penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan
lazim.
b) Dampak yang material dari perubahan dari satu metode akuntansi yang lazim ke
metode yang lazim lainnya.
c) Perbedaan pendapat antara auditor dan klien mengenai kelaziman satu atau lebih
metode akuntansi yang digunakan dalam laporan

5) Sebutkan dan Jelaskan dampak jika sebuah perusahaan tidak melakukan aktivitas
pertanggungjawaban sosial?

Jawab:

Ruang lingkup akuntansi pertanggungjawaban sosial yang mengarah kepada bidang-


bidang yang menjadi tujuan sosial perusahaan dan meliputi hal-hal berikut:

a. Sumbangan laba neto.


b. Sumbangan sumber daya manusia.
c. Sumbangan publik.
d. Sumbangan lingkungan.
e. Sumbangan produk atau jasa (Brummet dalam Glautier and Underdown:1986).

Mengacu pada pengertian bahwa akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah akuntansi


yang memaparkan keterlibatan perusahaan dengan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosialnya maka pada umumnya tujuan disajikannya informasi akuntansi pertanggungjawaban
sosial adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengidentikasikan dan mengukur sumbangan sosial neto periodik pada suatu
perusahaan yang meliputi bukan hanya biaya dan manfaat yang diinternalisasikan ke
dalam perusahaan, namun juga yang timbul dari eksternalitas yang mempengaruhi
bagian-bagian sosial yang berbeda
2) Untuk membantu menentukan apakah praktek-praktek dan strategi perusahaan yang
secara langsung mempengaruhi sumber daya relatif dan keadaan sosial adalah konsisten
dengan prioritasprioritas sosial yang secara luas dicanangkan di satu pihak dan aspirasi-
aspirasi para individu di lain pihak.
3) Untuk menyediakan dengan cara yang optimal bagi semua kelompok sosial informasi
yang relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, kinerja, dan sumbangan perusahaan
kepada tujuantujuan sosial (Ramanathan dalam Glautier dan Underdown:1986).

Jadi dampak jika sebuah perusahaan tidak melakukan aktivitas pertanggungjawaban


sosial adalah tidak tercapainya tujuan disajikannya informasi akuntansi pertanggungjawaban
social dan lebih jauh lagi Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap tidak
memberikan kontribusi positif di masyarakat. Tidak membantu perekonomian masyarakat,
perusahaan juga akan dianggap tidak membantu masyarakat mewujudkan keadaan lebih baik
di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan akan memperoleh tanggapan yang negatif
setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan akan dianggap sekedar
menawarkan produk untuk dibeli masyarakat,. Secara tidak langsung maka produk yang di
produksi oleh perusahaan tersebut akan kurang laku dipasaran karena konsumen cenderung
melihat dari citra perusahaannya.

Sumber:
Sueb, H. Memed dan Amalia K. Wardani. 2019. Teori Akuntansi (BMP EKSI4415). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai