Anda di halaman 1dari 21

Mind Map

SIGN & SYMTOM


MACAM-MACAM FRAKTUR
 Fraktur tertutup, bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
ETIOLOGI TENSSID KMC:
 Fraktur terbuka , bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
Trauma karena; KLL, jatuh, karena adanya perlukaan dikulit. Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat ( menurut Tenderness,Ecymosis
olahraga, dan sekunder dari R. Gustillo), yaitu (brussing),Nyeri, Swelling,
penyakit (patologis); Spasme otot, Impaired
osteogenesis imferfekta dan Derajat I :Luka <1 cm, Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk , Fraktur sensantion, Deformitas,
kanker (Smeltzer, 2011) sederhana, Kontaminasi minimal Kehilangan fungsi normal,
Derajat II : Laserasi > 1 cm, Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulsi, Fraktur Mobilitas abnormal, Crepitus
kominutif sedang, Kontaminasi sedang (Mansjoer, 2009)
Derajat III : Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit,otot, dan .
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi (Brunner, 2010).

KOMPLIKASI
PENYEMBUHAN FRAKTUR
DEFINISI DFISIK KMS:
5S HIPKR:  Delay union
Stadium Hematoma Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan  Fat Embolism Syndrome (FES)
Stadium Inflamasi tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa  Infeksi
Stadium Proliferasi ( Mansjoer Arief )  Sindrom kompartement
Stadium Kallus Frakur multipel : garis lebih dari satu tetapi pada tulang yang  Iskemik
berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur,fraktur kruris, an  Kerusakan Arteri
Stadium Re-modelling
fraktur tulang belakang (Brunner, 2009)  Kontraktur
(Smeltzer, 2011)  Mal Union
 Syok (Brunner, 2010)

TERAPI FRAKTUR DESKRIPSI FRAKTUR


1. Komplit / tidak komplit
 Terapi konservati
a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
1. Proteksi saja, misalnya mitela
b. Fraktur tidak komplit, bila garis patah tulang tidak melalui seluruh penampang tulang
2. Imobilisasi saja tanpa reposisi
2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
3. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung , Garis patah oblik : trauma angulasi , Garis patah
4. Traksi, untuk reposisi secara perlahan.
spiral : trauma rotasi, Fraktur kompresi : trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa, Fraktur avulasi : trauma
 Terapi Operatif
tarikan/traksi otot pada insersinya ditulang, misalnya fraktur patela.
1. ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
3. Jumlah garis patah
2. Indikasi ORIF :
a. Fraktur kominutif : garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
Fraktur yang tidak bisa sembuh dan Fraktur yang
b. Fraktur segmental : garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.
dapat direposisi tapi sulit untuk dipertahankan
c. Frakur multipel : garis lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya.
 Pengobatan fraktur terbuka
4. Bergeser/tidak bergeser
1. Tindakan sudah harus dimulai dari fase pre-RS
Fraktur undisplaced ( tidak bergeser ),Fraktur displaced ( bergeser ).
Pembidaian, Menghentikan perdarahan
5. Terbuka tertutup
2. Debridement
6. Kompilkasi tanpa komplikasi. (Ircham, 2009)
(Ircham, 2009).
PATHWAYS

Sumber : Mansjoer, dkk,2010


NURSING CARE PLAN

NIC
NOC
Pain Manajemen
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 - Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
jam diharapkan pasien dapat melakukan ketidaknyamanan
Kontrol Nyeri (1605)dengan kriteria hasil:
- Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
Nyeri Akut a. Menggunakan tindakan pengurang nyeri non
farmaklogi askala 2 ke 4 kesehatan lainnya untuk memilih dan
b. Melaporkan nyeri yang terkontrol skala 3-4 mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, frekuensi) nonfarmakologi sesuai kebutuhan
skala 2 ke 4 - Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
Tingkat Nyeri (2102) dapat berkurang dengan penurunan nyeri
krteria: - Berikan informasi mengenai nyeri
a. Nyeri yang dilaporkan skala 3 ke 4 - Kolaborasi pemberian obat-obatan
 Ekspresi nyeri wajah skala 3 ke 4 - Balut area nyeri dengan elastis perban
Monitor TTV
- Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan
dengan tepat.

Exercise therapy : ambulation

Setelah dilakukan tindakan selama 3 X24 jam - bantu pasien untuk menggunakan alas kaki yang
gangguan mobilitas fisik dapat berkurang, memfasilitasi pasien untuk berjalan dan mencegah
dengan kriteria hasil :
cedera
Joint movement & Mobility level
Gangguan - Pasien meningkatkan dalam aktivitas - bantu pasien untuk berpindah sesuai kebutuhan
Mobilitas fisik - terapkan/sediakan alat bantu (tongkat. walker atau
Fisik - Mengerti tujuan dari mobilitas kursi roda)
- bantu pasien untuk ambulasi awal
- monitor penggunaan kruk pasien atau alat bantu
berjalan.
- konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai rencana
ambulasi
NIC

NOC
Infection control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 X24 jam infeksi tidak terjadi dengan 1. Bersihkan lingkungan dengan baik
kriteria hasil : 2. Ganti peralatan perawatan per pasien
Resiko Keparahan infeksi 3. Batasi jumlah pengujung
Infeksi 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
- Kemerahan 5. Pastikan penanganan aseptik pada seluruh aliran IV
- Cairan (luka) yang berbau busuk 6. Gunakan kateterisasi intermitten
- Demam 7. dorong untuk beristrahat
- Nyeri 8. ajarkan keluarga pasien dan pasien mengenai bagaimana
- Kolonisasi kultur area luka menghindari infeksi
- Hilang nafsu makan 9. ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus melaporkanya kepada perawatan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth (2008). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol.3.Jakarta :
EGC.
Buleck, G (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). 6 Th Edition. Missouri : Elseivet
Mosby
Ircham Machfoedz (2009). Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di
Perjalanan.Yogyakarta : Fitramaya
Johnson, M.(2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey :
Upper Saddle River
Morhead, S. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement Of Healt
Outcomes. 5 Th Edition. Missouri : Elsevier Saunder
Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 –
2014. Jakarta : EGC.

Smeltzer, S.C. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
ETIOLOGI
Trauma karena; KLL, jatuh,
olahraga, dan sekunder dari
penyakit (patologis);
osteogenesis imferfekta dan
kanker (Smeltzer, 2011) ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA PADA NY. A

DENGAN ABORTUS INSPIENS DI RUANG ANGGREK 2


RSUD WONOSARI

PENGKAJIAN KASUS
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
1. Nama : Ny. A

2. Usia : 23 tahun

3. Pekerjaan : IRT

4. Pendidikan terakhir: SMU

5. Agama : Islam

6. Nama suami : Tn. A

7. Usia : 24 tahun

8. Pekerjaan : Buruh

9. Pendidikan terakhir: SMP

10. Agama : Islam

11. Alamat : Kedungpoh Nglipar, Gunung Kidul.

II. KELUHAN UTAMA


Nyeri perut menjalar hingga ke pinggang.
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
1. Waktu timbulnya penyakit/kronologi kejadian
Pasien mengatakan perut nyeri menjalar hingga ke pinggang disertai
perdarahan, timbul flak. Pasien mengatakan khawatir dan takut akan dilakukan
kuretase karena belum pernah sebelumnya dan pasien tampak gelisah.
2. Keadaan penyakit sekarang
Klien mengatakan kondisinya sekarang menggangu aktivitas sehari- hari tidak
seperti sebelum kecelakaan dan pasien mengatakan gelisah.
3. Usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhannya
Klien mengatakan usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhannya
adalah tetap bersabar, semangat, berdoa dan mengikuti program yang diberikan
oleh dokter dan perawat.
4. Kondisi saat dikaji
Klien tampak lemas dan hanya terbaring ditempat tidur, terpasang infus Nacl 20
tpm, mata kanan masih merah, pasien telah melakukan operasi pada jam 10.00
pagi 2 Maret 2020.
5. Riwayat Kesehatan Lalu:
Tidak ada.
B. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
C. Genogram

Keterangan :

D. : Laki-Laki

: Perempuan

E. : Meninggal

: Anggota keluarga yang sakit

: anggota yang tinggal serumah


IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Hubungan peran pasien dengan keluarga, tetangga sangat baik, komunikasi sehari-hari
dengan bahasa Jawa, selama dirawat dirumah sakit selalu ditemani oleh adiknya dan
keluarga yang lain secara bergantian.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Klien beragama Islam
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum pasien : Baik
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu : 36,5oC
2. Nadi : 64 x/menit
3. Pernafasan : 20 x/menit
4. Tekanan Darah : 90/50 mmHg
5. Skala nyeri :2

SISTEM PERNAFASAN
Wajah Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera berawarna putih,
pupil isokor, refleks cahaya (+), kelopak mata tampak cekung,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada sumbatan, tidak ada
bengkak, mukosa kering, tidak ada sariawan, mulut bersih, gigi
bersih
Leher Pada leher tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, bentuk leher
simetris , tidak tampak adanya lesi
DADA
Paru I : tampak simetris, tak tampak jejas/memar, tidak ada tarikan
dinding dada, napas normal, pengembangan dada tampak
simetris
P : tidak teraba adanya benjolan, fremitus teraba normal.
P : suara paru resonan
A : suara nafas vesikuler, tidak terdapat wheezing
Jantung I : ictus cordi tidak tampak
P : ictus cordi tidak kuat angkat
P : suara pekak,
A: bunyi jantung I dan II normal, terdengar lupdup, tidak terdapat
suara tambahan, bising negatif.

SISTEM PENCERNAAN
Bibir Pucat
Gaster tidak ada keluhan pada lambung.
Abdomen Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tidak ada lesi, tidak
ada edema
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
pada hati.
Perkusi : Saat diketuk suara timpani
Auskultasi : bising usus 18x/menit
Indra 1. Mata : Normal konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
2. Clavicula : bentuk simetris, tampak luka pada clavicula dan
merasakan nyeri
3. Telinga : Normal, bersih, simetris

SISTEM SARAF
Fungsi cerebral 1. Status mental : daya ingatan masih bisa mengingat
dengan jelas, perhatian normal, bahasa menggunakan
bahasa jawa dan indonesia
2. Kesadaran : Eyes 4 Verbal 5 Motorik 6 (GCS=15)
Fungsi kranial Fungsi kranial pasien baik, tidak ada gangguan pada fungsi
kranialnya
Fungsi sensorik Fungsi sensori pasien baik, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri (skala 6), merasakan getaran, panas, atau
dingin.
Fungsi motoric Fungsi motoric ekstremitas pasien menurun, kekuatan otot
pasien kuat, pasien tidak mampu berjalan aktivitas pasien
dibantu keluarga dan perawat
Refleks ektremitas atas normal, ekstremitas bawah kanan normal,
ekstremitas bawah kiri normal
Iritasi meningen pasien tidak ada kaku kuduk
SISTEM MUSKULOSKELETAL
kepala Bentuk simetris
Vertebrae Normal, tidak terdapat gangguan pada tulang vertebrae
Pelvis lutut kaki kanan pasien ditekuk dan dirapatkan kedada dan
lutut kaki kiri normal
Bahu Normal, bahu pasien tidak terdapat jejas, tidak ada luka
Kaki Kedua kaki normal tidak ada kececatan namun ada lebab
Kanan Tangan kanan terpasang iv cath no. 22 sejak 20 Desember
2019 dengan cairan infus Nacl, kecepatan 20 tetes/Menit
SISTEM INTEGUMEN
Rambut warna hitam
Kulit temperatur kulit = akral dingin, terdapat bekas oprasi pada kaki
kiri
Kuku warna kuku pada pasien tidak pucat, kuku panjang-panjang
tampak kotor, capilarry revil kembali <2 detik.
SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar tiroid normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Percepatan tidak ada
pertumbuhan
Ekskresi urin berlebihan tidak ada
Suhu tubuh tidak tidak ada
seimbang
SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan normal tidak ada keluhan apapun
SISTEM IMUN
Alergi Pasien tidak ada alergi makanan ataupun obat
Imunisasi pasien mengatakan lupa sudah di imunisasi atau belum
Penyakit yang Pasien mengatakan tidak ada penyakit
berhubungan dengan
cuaca

C. Pengkajian Nyeri tanggal 24-12-2019


 P: fraktur nasal post KLL
 Q: Senut-senut
 R: clavicula, kepala
 S: skala 4
 T: hilang timbul

D. Pengkajian resiko jatuh dengan skala morse tanggal 24-12-2019


NO PENGKAJIAN SKALA NILAI
1 Riwayat jatuh 3 bulan terakhir 0-25 20
2 Diagnose sekunder 0-15 9
3 Alat bantu jalan : 5
Bed rest 0
Kruk, tongkat, wolker 15
Berpegangan pada benda sekitar 30
4 Terapi intravena: terpasang infus 0-20 20
5 Gaya berjalan 10
Normal/bedrest/immobile 0
Lemah 10
Gangguan/tidak normal 20
6 Status mental 0 3
Pasien menyadari kondisi dirinya
Pasien mengalami keterbatasan daya 15
ingat
Total skor 67
Keterangan:
Tidak beresiko : 0-24 (perawatan dasar)
Resiko rendah :25-50 (pelaksanaan intervensi pencegahan resiko jatuh
standar)
Resiko tinggi : >51 (pelaksanaan intervensi pencegahan resiko jatuh resiko
tinggi)
E. Pengkajian Antropometri
BB : 57kg
TB : 158cm
IMT : 22,8 (berat badan normal)

VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. Nutrisi
Sebelum sakit pasien biasa makan 3x sehari porsi 1 piring habis menu sayur dan
lauk pauk, selama dirumah sakit pasien menghabiskan makanan yang diberikan
oleh rumah sakit.
Sebelum sakit klien minum air putih dan teh manis dan air putih + 6 gelas sehari,
selama di RS. + 4 gelas air putih dibantu keluarga.
B. Eliminasi (BAB & BAK)
Sebelum sakit klien BAB 1x sehari sekali BAK 4x sehari sedangkan selama di RS
3x sehari
C. Istirahat tidur
Pasien selama dirumah tidur malam pukul 20.00 – 05.00 WIB, sedangkan selama
dirumah sakit tidur malam tidak tentu karena sering terbangun karena kesakitan
pada clavicula dan kepala
D. Olahraga
Sebelum sakit klien jarang melakukan olah raga, pekerjaan sebagai wiraswasta
sudah dianggap sebagai olah raga.
E. Rokok/alkohol dan obat-obatan
Ada riwayat merokok
F. Personal hygiene
Pasien dirumah mandi 2x sehari dilakukan mandiri tanpa bantuan, Pasien di rumah
sakit belum mandi pasien di washlap 1x sehari menggunakan air hangat di tempat
tidur dengan bantuan keluarga.
G. Aktivitas/mobilitas fisik
Aktivitas sehari-hari di rumah dilakukan secara mandiri, selama di rumah sakit
sangat terbatas dan dibantu oleh keluarga karena kondisi pasien yang tidak bisa
mandiri
Pasien tampak lemas dan terbaring di tempat tidur, sulit bergerak/berjalan.
ADL:
- Mandi : skala 2
- Berpakaian : skala 2
- Makan : skala 1
- Toileting : skala 2
Intepretasi: kategori ADL skala 7 (ketergantungan)
Keterangan :
4 : tergantung sepenuhnya
3 : menggunakan alat dan bantuan orang lain
2 : memerlukan bantuan orang lain
1 : memerlukan alat bantu
0 : mandiri
H. Rekreasi
Pasien mengatakan sehari-hari melakukan aktivitas bekerja disore hari ibu
berkumpul dengan keluarga untuk makan dan nonton tv.

VIII. TES DIAGNOSTIK


Tidak terkaji

IX. TERAPI SAAT INI


Terapi Dosisi Indikasi
Infus Rl 20 tpm. Sebagai cairan hidrasi dan elektrolit serta
sebagai agen alkalisator
Injeksi 5ml untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan
dexametasone dan penyakit autoimun.
Injeksi citicolin 500mg obat untuk penyakit Alzheimer dan jenis
demensia lainnya. Obat ini juga bisa digunakan
untuk mengobati luka di kepala, penyakit
serebrovaskular seperti stroke, hilang ingatan
karena faktor usia, penyakit Parkinson, ADHD
(attention deficit-hyperactive disorder), dan
glaukoma.
Injeksi dexketrofen 50mg digunakan sebagai obat penekan batuk,
terutama batuk karena iritasi tenggorokan dan
bronkial ringan
methylprednisolon Tab 4mg untuk mengurangi gejala pembengkakan, rasa
e nyeri, dan reaksi alergi
Kalnex Tab 500mg digunakan untuk membantu menghentikan
kondisi perdarahan
ASUHAN KEPERAWATAN

1. ANALISIS DATA

No DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS: Krisis situasional Ansietas
Pasien mengatakan khawatir dan takut akan
dilakukan kuretase karena belum pernah
sebelumnya.
DO:
Pasien tampak gelisah
TD: 130/90 mmHg
S: 36,80C
 N: 85x/mnt R: 21x/mnt
2. DS: Proses kuretase Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri di perutnya
DO:
Pasien tampak meringis menahan nyeri
TD: 130/90mmHg
Nadi : 85x/menit

2. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Nyeri akut berhubungan dengan proses kuretase


A. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Gunakan pendekatan yang
dengan krisis
selama 1x10 menit ansietas pasien berkurang, menenangkan
situasional
dengan kriteria hasil: - Jelaskan semua prosedur dan apa
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa yang dirasakan selama prosedur
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
- Temani pasien untuk
berkurangnya cemas
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Ajarkan teknik terapi relaksasi nafas
berhubungan dengan
selama 1x15 menit, nyeri pasien berkurang,
dalam
proses kuretase
dengan kriteria hasil: - Kolaborasi dengan dokter pemberian
analgetik
- pasien mampu mengontrol nyeri
B. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
NO JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
1. Ansietas Tanggal: Senin, 2 Maret 2020
berhubungan dengan Tanggal: Senin, 2 Maret 2020
S:-
krisis situasional 10.00
Jam: 10.00 O:
- Kesadaran composmentis
- Menggunakan pendekatan yang
- Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas
menenangkan dalam
- Pasien masih tampak rileks
- Menjelaskan semua prosedur dan apa yang
- vital sign :
dirasakan selama prosedur Tekanan Darah : 90/50 mmHg
Nadi : 64x/menit
- Menemani pasien untuk memberikan
Suhu : 36,2 0C
keamanan dan mengurangi takut Respirasi Ratte : 20 x/ menit
A: Masalah nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- manajemen nyeri
- Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan
- Observasi tanda-tanda vital
- Terapi lanjut
-
Ttd perawat

Muhammad Taufiq Ridwan


2. Nyeri akut Tanggal: Senin, 2 Maret 2020 Tanggal: Senin, 2 Maret 2020
berhubungan dengan
Jam: 12.00 Jam 12.00 WIB
proses kuretase 12.00
S:
- Mengajarkan teknik terapi relaksasi nafas
Pasien mengatakan sakit berkurang
dalam
O:
- Berkolaborasi dengan dokter pemberian
Pasien tampak selalu melakukan relaksasi nafas dalam selama
analgetik
dilakukan tindakan kuretase
- Mengevaluasi tingkat nyeri
- vital sign :
Tekanan Darah : 100/ 70mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,1 0C
Respirasi Ratte : 20 x/ menit
A:
Masalah nyeri teratasi
P:
Lanjutkan observasi perdarahan

Ttd Perawat

Muhammad Taufiq Ridwan

3 Selasa, 3 Maret 2020 Selasa, 3 Maret 2020


- Mengajarkan teknik terapi relaksasi nafas
Jam 09.30 WIB
09.30
S : Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri
dalam
O:
- Berkolaborasi dengan dokter pemberian - Pasien tampak rileks
analgetik - vital sign :
Tekanan Darah : 110/ 90mmHg
- Mengevaluasi tingkat nyeri
Nadi : 64x/menit
Suhu : 36,2 0C
Respirasi Ratte : 20 x/ menit

A: masalah resiko infeksi belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
- observasi tanda gejala infeksi
- pantau balutan oprasi
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologi

Ttd perawat

Muhammad Taufiq Ridwan


RENCANA TINDAK LANJUT PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
1. Menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan diarea luka oprasi.
2. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pasien
3. kepada pasien untuk minum air putih 8 gelas setiap hari.
4. Menganjurkan kepada pasien untuk makan tinggi protein.
5. Menerapkan ROM pasif yang telah diajarkan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. F DENGAN POST OP REMOVAL
FRAKTUR CLAVICULA BANGSAL AL-INSAN PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners

Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:
Muhammad Taufiq Ridwan
(1910206160)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai