Jawaban :
Menurut saya karya sastra monumental sastrawan dari Sumatra yaitu novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli.
Hal tersebut disebabkan karena karya itu sangatlah akrab di telinga orang-orang yang
khususnya pernah mengikuti pendidikan formal (minimal SD, SMP, dan SMA). Mengapa
demikain? Ternyata kedua karya tersebut sering dibahas dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran bahasa Indonesia.
Kusus untuk novel Siti Nurbaya tersebut kemudian menutur saya adalah novel
Indonesiafilyang pertama kali difilmkan pada tahun 90’an di TVRI. Semasa saya kecil
saya senang menonton film tersebut.
Berikut analisis kedua karya sastra tersebut menurut unsur dulce et utile sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Horatius. Secara umum, dulce et utile (dalam bahasa Latin, sweet and
useful). Dulce (sweet) berarti sangat menyenangkan atau kenikmatan, sedangkan utile (useful)
berarti isinya bersifat mendidik. Fungsi menghibur (dulce)artinya sastra memberikan
kesenangan tersendiri dalam diri pembaca sehingga pembaca merasa tertarik membaca sastra.
Fungsi mengajar (utile) artinya sastra memberikan nasihat dan penanaman etika sehingga
pembaca dapat meneladani hal-hal positif dalam karya sastra. Dalam hal ini, sastra
memampukan manusia menjadi lebih manusia: mengenal diri, sesama, lingkungan, dan
berbagai permasalahan kehidupan.
Novel Siti Nurbaya mempunyai fungsi menghibur (dulce)artinya sastra memberikan
kesenangan tersendiri dalam diri pembaca yaitu tampak dalam hal-hal berikut ini.
1. Memuat kisah percintaan yang menarik.
2. Memuat permasalahan hidup yang relevan, yaitu pertentangan kaum muda dan kaum
tua.
Fungsi mengajar (utile) dalam novel Siti Nurbaya yaotu sebagai berikut.
1. Menggambarkan bahwa manusia tidak terlepas dari kebutuhan cinta dan kasih
sayang.
2. Mengajarkan fenomena sosial yang realistis.
3. Mengajarkan budi pekerti antara anak dan oarng tua.
4. Mengajarkan sifat kelembutan yang digambarkan oleh tokoh Siti Nurbaya.
Berikut analisis saya terkait video yang saya lampirkan seusia tinjauan aspek-aspek
berikut ini.
1. Aspek Kognitif
Para pembaca puisi, cerpen dan dongen dalam video yang saya lampirkan telah
menunjukkan penguasaan aspek kognitig yang baik hal tersebut tampak dari
penguasaan aspek intrinsik karya yang dibacanya dengan baik. Dari unsur intrinsik
nada tergambarkan sangat baik oleh pembaca dan pelafalan yang sangat jelas sesuai
kata-kata dalam teksnya. Sikap pembaca dalam video tergambarkan sangat sesuai
dengan masing-masing tema karya sastra yang mereka bacakan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pembaca mampu mengapresiasi puisi dengan baik dalam hal
aspek kognitif.
2. Aspek Emotof
Dalam aspek emotif, para pembaca puisi, cerpen dan dongeng dalam video yang
saya lampirkan menunjukkan penguasaan yang baik akan hal tersebut. Tampak dari
ekspresi para pembebaca yang masing-masing menjiwai karya sastra yang
dibacakannya. Adapun selain itu, gestur pembaca juga diperankan dengan baik
mengikuti berbagai atau menyesuaikan kata-kata atau kaliamat yang ada dalam
karya yang dibacakannya. Bagian aspek emotof lainnya yang tampak dengan baik
yaitu setting pembacaan karya sastra. Dalam pembacaan cerpen dan dongeng
setting sudah disipakan sedemikian rupa sehingga menambah kesan dan
ketertarikkan untuk didengar.
3. Aspek Evaluatif
Aspek evaluatif dalam video pembacaan puisi cerpen dan dongeng yang saya
lampirkan telah berhasil ditunjukkan dengan baik oleh para pembaca. Hal tersebut
tampak dengan sangat baiknya penghayatan para pembahaca. Tampak para
pembaca sangat menghayati karya sastra yang dibacakannya. Hal tersebutlah yang
menunjukkan bahwa pembaca telah menguasai apresiasi sastra dari aspek evaluatif.
Bahwa keberhasilan siswa dalam mengapresiasi karya sastra akan tampak dalam beberapa
indikator seperti tingkat peninkmatan hingga tingkat aplikasi. Hal tersebut dimaksudkan
bahwa jika siswa mempunyai penghargaan ataupun pemahaman yang tinggi terhadap
karya sastra, itu artinya siswa tersebut memiliki apresiasi yang baik terhadap karya sastra.
Berikut contoh konkret dalam kegiatan seseorang.
1. Contoh kongkret siswa yang menunjukkan apresiasi tingkat penikmatan yaitu
ketika siswa merasa senang membaca (puisi, prosa) atau melihat (drama/teater)
karya sastra.
2. Contoh kongkret siswa yang menunjukkan apresiasi tingkat penghargaan yaitu
siswa mempunyai berbagai koleksi karya sastra seperti mempunyai buku puisi,
kumpulan cerpen dan novel.
3. Contoh kongkret siswa yang menunjukkan apresiasi tingkat pemahaman yang baik
yaitu ketika siswa memahami berbagai aspek yang ada di dalam karya sastra seperti
aspek strukur karya sastra. Demikain siswa yang mempunyai pemahaman yang
baik maka ia akan mampu mengerjakan soal-soal sastra dengan baik.
4. Contoh kongkret siswa yang menunjukkan apresiasi tingkat penghayatan dengan
baik maka ia akan mampu menerapkan berbagai jenis amanat (moral, pendidikan,
sosial, dan religiusitas) yang ada dalam karya sastra yang dibacanya. Contoh ketika
siswa berbuat baik pada orang tua dan takut menjadi anak durhaka setelah ia
membaca dongeng Malin Kundang.
5. Contoh kongkret siswa yang menunjukkan apresiasi tingkat aplikasi dengan baik
yaitu ketika siswa senang menulis puisi, cerita, dongeng, atau novel. Dalam
berbagai kegiatan hal tersebut juga tampak dalam antusiasnya siswa mengikuti
lomba baca puisi, musikalisasi puisi, atau lomba pembacaan cerpen.
Jawaban :
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah menurut saya merupakan karya Hamka (sastrawan
Pujangga Baru) yang berguna bagi pembaca sesuai kriteria di atas. Adapun berbagai aspek
manfaat tersebut yaitu tampak dalam berbaia uraian di bawah ini.
1. Pada masanya, judul novel ini begitu menggugah imajinasi pembaca. Adapun hal
tersebut disebabkan penggunaan kata Ka’bah. Pastilah dalam benak orang muslim
langsung terbayang bentuk Ka’bah yang pada masa itu foto ataupun Gambar Ka’bah
sangat jarang dijumpai di Indonesia.
5. Nilai akhlak yang tercermin dalam novel ni yaitu akhlak kepada orang tua, akhlak
kepada guru, akhlak kepada majikan, akhlak terhadap teman sebaya,
ikhlas, keikhlasan dalam membantu kehidupan tetangga yang sederhana serta
keikhlasan dalam menerima kenyataan hidup.
6. Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini meliputi: kepedulian sosial, kepedulian
masyarakat kampung terhadap sesuatu yang tabu di mata masyarakat, pengembangan
nilai musyawarah, tolong menolong, serta sikap kedermawanan.