Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN KONSEP STRESS, KONSEP DEPRESI, GANGGUAN

INTERAKSI SOSIAL, TANDA TENTAMEN SUICIDA

Mata Kuliah : Keperawatan Dasar


Prodi DIII Ilmu Keperawatan 2019
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

YASINTA MUTIARA TANZILA | 40901900064

A. Konsep Stress
1. Pengertian Stres
Stres adalah pengalaman subjektif yang dapat dievaluasisecara objektif
(Crowin, 2000). Menurut Sarafino (dalam Smet, 1994) Stres merupakan suatu
kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi
dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.
Selanjutnya Hawari (1997) mendefinisikan stres sebagai tanggapan atau reaksi
tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban yang bersifat nonspesifik. Stres dapat
juga merupakan faktor pencetus penyebab gangguan atau suatu penyakit.
Selanjutnya menurut Taylor (dalam Raudatussalamah & Fitri, 2012) stres
merupakan kondisi emosi negatif berupa ketegangan yang mempengaruhi
munculnya reaksi fisiologis,psikologis dan perilaku (stress reduction) yang
dilakukan manusia untuk menyesuaikan diri dan lingkungan yang dapat berupa
peristiwa atau kejadian yang menekan, mengancam dan membahayakan (Stresor).
Sedangkan Cornelli (dalam Sunaryo, 2004) menyatakan stress merupakan
gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di
dalam lingkungantersebut.
Berdasarkan dari beberapa pengertian stres diatas dapat disimpulkan
bahwa stres adalah suatu tanggapan atau reaksi tubuh yang disebabkan adanya
transaksi individu dengan lingkungan yang dapat menimbulkan emosi negatif
berupa ketegangan yang mempengaruhi munculnya reaksi biologis, psikologis
dan perilaku individu.

2. Gejala-Gejala Stres
Gejala stres dapat dilihat dari gejala biologis, psikologis, kognitif dan
perilaku yang dikemukakan olehDavison, Neale, & Kring (2006) seperti
penjelasan berikut:
a. Gejala Biologis
b. Gejala Psikologis
c. Gejala Kognitif
Berdasarkan pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
gejala stresdapat mengakibatkan fungsi tubuh menjadi tidak berjalan dengan
lancar dan terstruktur. Hal inidikarenakan apa yang diinginkan tidak sesuai
dengan kenyataan sehingga mengalami ketegangandalam berfikir.

3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Stres


Sedangkan faktor stres menurut penafsiran individu terhadap berat dan
ringannya stresmenurut Prokop (dalam Raudatussalamah dan fitri, 2012) adalah:
a. Faktor dari dalam individu
b. Faktor dari luar individu

B. Depresi
1.Definisi
Depresi Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan
kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari
orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan
minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison, 2006:
372).
Rathus(Lubis, 2009:13) menyatakan orang yang mengalami depresi umumnya
mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan
gerakan tingkah laku serta kognisi.
Menurut Atkinson (Lubis, 2009:13) depresi sebagai suatu gangguan
moodyang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang
berlebihan yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan memulai suatu
kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan
mencoba bunuh diri.Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai
dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-
gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Depresi
biasanya terjadi saat stres yang dialami oleh sesorang tidak kunjung reda, dan
depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi
atau menimpa sesorang (Lubis, 2009:13).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
keadaan emosional individu dengan perasaan sedih, putus asa, selalu merasa
bersalah, dan tidak ada harapan lagi secara berlebihantanpa ada bukti-bukti yang
rasional.

2. Gejala-Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara
spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bisa kita
lihat dari tiga segi, yaitu dari segi fisik, psikis, dan sosial.
a.Gejala Fisik
- Gangguan pola tidur
- Menurunnya tingkat aktifitas
- Menurunnya efisiensi kerja
- Menurunnya produktivitas kerja
- Mudah merasa letih dan sakitb.
b. Gejala Psikis
- Kehilangan rasa percaya diri
- Sensitif
- Merasa diri tidak berguna
- Perasaan bersalah
- Perasaan terbebani
c.Gejala Sosial
- perasaan minder
- malu
- cemas
 penyebab Depresi
a. faktor fisik
- faktor genetic
- susunan kimia otak & tubuh
- faktor usia
- gender
- gaya hidup
- penyakit fisik
- obat-obatan
- kurangnya cahaya matahari
b. faktor psikologis
- kepribadian
- pola pikir
- harga diri
- stress
- lingkungan keluarga

3. Gangguan Interaksi Sosial


Pengertian interaksi sosial Georg Simmel, sosiolog dan filsuf
Jerman, menyatakan masyarakat muncul di mana sejumlah orang
melakukan interaksi dan membentuk kesatuan baik sementara maupun
permanen. Dikutip dari buku Georg Simmel (2002) karya David Frisby,
Georg Simmel menyatakan tugas sosiologi adalah penyelidikan bentuk-
bentuk menjadi bagian dari masyarakat, yaitu bentuk sosiasi. Sosiasi
berasal dari bahasa Jerman Vergesellschaftung. Secara harafiah berarti
proses di mana masyarakat itu terjadi. Menurut Simmel, masyarakat dapat
terbentuk karena adanya interaksi, bukan adanya kelompok orang yang
hanya diam. Melalui interaksi timbal balik, individu saling berhubungan
dan saling mempengaruhi dan masyarakat muncul. Jika individu-individu
saling berhubungan dan saling mempengaruhi, maka terbentuklah suatu
masyarakat.

4. Tanda tentamen suicide


Ada beberapa tanda yang mungkin diperlihatkan atau ditunjukkan
oleh seseorang yang memiliki kenginginan untuk bunuh diri, misalnya:

 Sering membicarakan tentang kematian.

 Mengutarakan keputusasaannya dalam menjalani hidup seperti berkata,


“Buat apa saya hidup di dunia?”

 Perilaku menyakiti diri sendiri.

 Mengancam ingin bunuh diri seperti berkata, “Jika kau memilih dirinya,
saya akan bunuh diri.”

 Menyimpan obat-obatan yang bisa disalahgunakan.

 Menjadi pemakai narkoba atau pemabuk.

 Sering marah secara tiba-tiba.

 Sembrono dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa.

 Menarik diri dari orang-orang di sekitarnya.

 Sering terlihat merasa cemas.

 Mulai membuat surat wasiat.

 Berat badan berkurang karena perubahan selera makan.

 Kehilangan minat pada banyak hal.

 Mengalami kesulitan tidur dan kerap merasa gelisah.

Ketika ada orang terdekat yang menampakkan tanda-tanda tersebut atau


mengalami kondisi yang bisa memicu bunuh diri, Anda harus waspada. Sebisa
mungkin berikan perhatian ekstra kepadanya, rangkul dia atau ajak dia
berkonsultasi dengan dokter. Amati pula gerak-geriknya jangan sampai dia
berbuat hal-hal yang bisa membahayakan nyawanya, terutama ketika sedang
sendiri.
Sarankan padanya untuk menghindari alkohol dan obat-obatan yang bisa
disalahgunakan untuk melakukan bunuh diri. Selain itu, ajaklah ia untuk
berolahraga secara teratur, setidaknya tiga kali per minggu. Aktivitas fisik dapat
merangsang otak untuk memproduksi zat kimia yang dapat membuatnya merasa
lebih rileks dan bahagia.

Daftar Pustaka

http://etheses.uin-malang.ac.id/2157/6/08410173_Bab_2.pdf
http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/kenali-faktor-pemicu-dan-tanda-tanda-bunuh-diri

Anda mungkin juga menyukai