3. Semester : 3
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib di program studi Teknik Kimia. Mata
kuliah ini mengkaji tentang persamaan kimia dan stoikhiometri. Mengkaji dan
memahami konsep neraca masa secara umum. Mengkaji dan mempelajari perhitungan
neraca masa secara rinci dalam unit peralatan baik ada reaksi kimia maupun tanpa reaksi
kimia.
. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi teori yang disampaikan dengan
ceramah, diskusi/Tanya jawab, serta latihan menyelesaikan soal.Tugas yang diberikan
kepada mahasiswa berupa latihan soal.
Evaluasi yang digunakan adalah penilaian tugas dan kuiz, ujian tengah semester
dan ujian akhir semester, dengan bobot penilaani :Kehadiran (10%), Tugas dan kuiz
(20%), UTS (35%) dan UAS (35%).
8. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami persamaan kimia dan stoikhiometri.
Mengetahui dan memahami konsep neraca masa secara umum. Mengetahui dan
memahami metode penyelesaian neraca masa baik secara langsung, aljabar maupun “tie
element”. Mengetahui dan memahami neraca masa pada alat sederhana ( 1 alat ) maupun
multiple alat. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan recycle, baik dengan tanpa
reaksi maupun dengan reaksi kimia. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan “by
pass”. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan recycle dan ” purging”.
9. Capaian Pembelajaran Perkuliahan
5. Mampu menggambar diagram alir untuk masalah yang melibatkan daur ulang
(recycle), by pass dan recycle disertai purging. Mampu menjelaskan tujuan arus
daur ulang, by pass dan purging. Mampu menjelaskan konversi sekali lewat dan
konversi secara keseluruhan. Mampu memecahkan masalah dan menerapkan
perhitungan neraca masa dengan recycle baik tanpa reaksi maupun dengan reaksi
kima.
Jika basis yang dipilih adalah massa ( lb massa, kg ) bukan mol, anda harus
menggunakan metode berikut ini dalam memecahkan masalah yang melibatkan
penggunaan persamaan kimia :
(1) Gunakan berat molekul untuk menghitung jumlah mol zat yang ekivalen
dengan basis tersebut.
(2) Ubah jumlah mol ini kedalam jumlah mol yang sesuai dari hasil atau
reaktan yang diinginkan dengan mengalikannya dengan rasio
stoikhiometrik yang tepat, seperti yang ditentukan dari persamaan kimia.
(3) Ubahlah mol produk atau reaktan menjadi massa.
Semua ini dapat dikerjakan dalam satu rangkaian.
= 30,8 kg CO2
Persamaan kimia tidak menunjukkan seberapa cepat sebuah reaksi terjadi atau
seberapa banyak yang bereaksi, atau bahkan apakah sebuah reaksi memang
terjadi.
Contoh : Segumpal batubara di udara akan tetap tidak terpengaruh pada suhu
kamar, tetapi akan pada suhu yang lebih tinggi batubara tersebut akan terbakar
dengan cepat. Yang ditunjukkan oleh sebuah persamaan kimia adalah jumlah
stoikhiometri yang diperlukan untuk reaksi dan yang diperoleh dari reaksi jika
reaksi tersebut berlangsung menuju sempurna/selesai dalam cara yang tertulis.
Contoh 1.
Dalam pembakaran Heptana, dihasilkan CO2. Asumsikan bahwa anda ingin
menghasilkan 500 kg es kering per jam dan bahwa 50 % dari CO2 tersebut dapat
diubah menjadi es kering, seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Berapa banyak Heptana yang harus dibakar per jam ?
Produk-produk lain CO2 gas
( 50 % )
Penyelesaian :
Basis : 500 kg es kering
BM Heptane : 100,1
Pers. Kimia adalah :
C7H16 + 11 O2 7 CO2 + 8 H2O
500 kg es kering 1 kg CO2 1 kg mol CO2 1 kg mol C7H16
O,5 kg es kering 44 kg CO2 7 kg mol CO2
100,1 kg C7H16
1kg mol C7H16
= 325 kg C7H16
Contoh 2.
Korosi pipa ketel oleh Oksigen dalam air dapat dikurangi dengan penggunaan
Natrium Sulfit. Natrium Sulfit mengambil Oksigen dari air umpan ketel menurut
reaksi berikut :
2 Na2SO3 + O2 2 Na2SO4
Berapa kg Natrium Sulfit diperlukan secara teoritis untuk menghilangkan
Oksigen dari 8.330.000 kg air yang mengandung 10 ppm oksigen terlarut dan
menjaga agar ada 35 % natrium berlebih ?
Jawab :
Basis : 8.330.000 kg H2O dengan kadar 10 ppm O2
10 kg O2 83,3
O2 dalam air = = 8.330.000 kg H2O = 83,3 kg = k mol
106 kg H2O 32
83,3
Na2SO3 yang harus ditambahkan ( 35 % berlebih ) = 2 x x 126 x 1.35
32
= 885 kg
Contoh 3.
Analisa Batu kapur :
CaCO3 : 92,89 %
MgCO3 : 5,41 %
Insoluble : 1,70 %
CO2
Batu kapur
CaO
MgO kapur
Insoluble
Pertanyaan :
(a) Berapa lb Kalsium Oksida dapat dibuat dari 5 ton batu kapur ini ?
(b) Berapa lb CO2 dapat diperoleh per lb batu kapur ?
(c) Berapa lb batu kapur dibutuhkan untuk membuat 1 ton kapur ?
Penyelesaian :
Pers.reaksi :
CaCO3 CaO + CO2 ……. .(1)
MgCO3 MgO + CO2 ……… (2)
Data :
CaCO3 MgCO3 CaO MgO CO2
BM 100,1 84,32 56,08 40,32 44,0
43,7 lb CO2
(b) CO2 yang diperoleh =
100 lb batu kapur
100 lb batu kapur 2000 lb
(c ) Batu kapur yang dibutuhkan =
56,33 lb kapur 1 ton
Sebuah asumsi implisit dalam perhitungan diatas adalah bahwa reaksi tersebut
terjadi tepat seperti yang tertulis dalam persamaan dan berjalan sampai 100 %
selesai. Ketika reaktan, produk, atau derajad penyelesaian dari reaksi yang
sebenarnya berbeda dari asumsi persamaan, data tambahan harus tersedia
untuk memperkirakan hasil dari reaksi.
Latihan soal:
1. Jika 1 kg benzene ( C6H6) dioksidasi dengan oksigen,
a. berapa kilogram O2 yang dibutuhkan untuk mengubah semua
benzena tersebut menjadi CO2 dan H2O
b. Berapa CO2 yang dihasilkan
Jawab:
15
C6H6 + O2 6CO2 + 3H2O
2
Atau
2C6H6 + 15 O2 12CO2 + 6H2O
15⁄
2
a. O2 yg dibutuhkan = x jumlah mol benzene x BM O2
1
= 3,076 kg
6
b. CO2 yang dihasilkan = x jumlah mol benzene x BM CO2
1
2. Hitunglah jumlah CaO yang dapat dibuat dengan memanaskan 200 kg
batu kapur yang mempunyai kemurnian 95 % CaCO3 .
Pers. reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
BM : CaCO3 = 100
CaO = 56,1
Penyelesaian :
• Tetapkan basis ( 200 kg batu kapur )
• Cari kandungan CaCO3 dalam batu kapur
• Ubah ke mol
• Hitung CaO , 1/1 x mol CaCO3 = 106,59 kg