Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

1. Nama Mata Kuliah : Azas Teknik Kimia I

2. Kode Mata Kuliah/SKS : CE3053/3 SKS

3. Semester : 3

4. Prasyarat : Kimia Dasar; Pengantar Teknik kimia

5. Status Mata Kuliah : Wajib

6. Dosen Pengampu Mata Kuliah: Ir. Neneng Ratnawati M.Si

7. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib di program studi Teknik Kimia. Mata
kuliah ini mengkaji tentang persamaan kimia dan stoikhiometri. Mengkaji dan
memahami konsep neraca masa secara umum. Mengkaji dan mempelajari perhitungan
neraca masa secara rinci dalam unit peralatan baik ada reaksi kimia maupun tanpa reaksi
kimia.
. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi teori yang disampaikan dengan
ceramah, diskusi/Tanya jawab, serta latihan menyelesaikan soal.Tugas yang diberikan
kepada mahasiswa berupa latihan soal.
Evaluasi yang digunakan adalah penilaian tugas dan kuiz, ujian tengah semester
dan ujian akhir semester, dengan bobot penilaani :Kehadiran (10%), Tugas dan kuiz
(20%), UTS (35%) dan UAS (35%).

8. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami persamaan kimia dan stoikhiometri.
Mengetahui dan memahami konsep neraca masa secara umum. Mengetahui dan
memahami metode penyelesaian neraca masa baik secara langsung, aljabar maupun “tie
element”. Mengetahui dan memahami neraca masa pada alat sederhana ( 1 alat ) maupun
multiple alat. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan recycle, baik dengan tanpa
reaksi maupun dengan reaksi kimia. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan “by
pass”. Mengetahui dan memahami neraca masa dengan recycle dan ” purging”.
9. Capaian Pembelajaran Perkuliahan

1. Mampu memaparkan persamaan kimia dan stoikhiometri. Mampu menulis dan


menyeimbangkan persamaan reaksi kima. Mampu menghitung kuantitas
stoikhiometrik dari reaktan dan produk yang diketahui reaksi kimianya. Mampu
mendefinisikan reaktan berlebih, reaktan pembatas, konversi, derajad
penyelesaian reaksi, selektivitas dan yield. Mengenali reaktan pembatas dan
berlebih dan menghitung persentase kelebihan reaktan, persen konversi.

2. Mampu memaparkan konsep neraca masa secara umum. Mampu mendefinisikan


sebuah system dan menggambar batas-batas system, dimana neraca masa tersebut
akan dibuat. Mampu menjelaskan system tertutup dan terbuka.

3. Mampu menjelaskan dan menerapkan metode perhitungan neraca masa, baik


secara langsung, aljabar maupun “tie element”.

4. Mampu memecahkan masalah dan menerapkan metode perhitungan neraca masa


pada suatu unit alat baik single maupun multiple unit.

5. Mampu menggambar diagram alir untuk masalah yang melibatkan daur ulang
(recycle), by pass dan recycle disertai purging. Mampu menjelaskan tujuan arus
daur ulang, by pass dan purging. Mampu menjelaskan konversi sekali lewat dan
konversi secara keseluruhan. Mampu memecahkan masalah dan menerapkan
perhitungan neraca masa dengan recycle baik tanpa reaksi maupun dengan reaksi
kima.

6. Mampu memecahkan masalah dan menerapkan perhitungan neraca masa dengan


“by pass”
7. Mampu memecahkan masalah dan menerapkan perhitungan neraca masa dengan
recycle dan ” purging”.

10. Materi Pembelajaran atau Pokok Bahasan atau Topik

1. Persamaan kimia dan stoikhiometri

2. Konsep neraca masa

3. Metode penyelesaian neraca masa


4. Neraca masa pada system sederhana (1 alat)

5. Neraca masa pada system kompleks (multiple alat)

6. Neraca masa tanpa reaksi kimia dengan recycle

7. Neraca masa dengan reaksi kimia dengan recycle

8. Neraca masa dengan “by pass”

9. Neraca masa dengan reaksi kimia dengan recycle dan purging.

11. Evaluasi yang Direncanakan


1. Tugas : Menyelesaikan soal dan kuiz mengenai tugas (Bobot 20%)
2. UTS : Ujian tertulis ( Bobot 35% )
3. UAS : Ujian tertulis ( Bobot 35% )

12. Referensi, Sumber Informasi dan Bahan Acuan.


1. D.M. Himmelblau, 1982. Basic Principles and calculation in Chemical
Engineering. Prentice Hall Inc, London.
2. R.M Felder & Rousseau, Elementary Principles of Chemical Processes. John
Willey & Sons, New York.
3. O.A.Hougen ; K.M.Watson and R.A. Ragatz, 1976, Chemical Proces Principles.
John Wiley & Sons, New York.
4. B I Bhatt & S M Vora, 1984. Stoichiometry. Tata McGraw-Hill publishing
Company Limited New Delhi
5. Ernest J. Henley & Edward M.Rosen, Material and Energy Balance
Computations. John Wiley & Sons, New York.
6. G.V. Reklaitis, 1983. Introduction to Material & Energy Balances. John Wiley
& Sons, New York.
Persamaan Kimia Dan Stoikhiometri
Ir.Neneng Ratnawati, M.Si

Persamaan kimia memberi informasi kwalitatif & kwantitatif yang sangat


penting pada perhitungan-perhitungan massa bahan yang terlibat dalam proses
kimia. Sebagai contoh, ambil pembakaran Heptana seperti ditunjukkan dibawah
ini. Apa yang dapat kita pelajari dari persamaan ini ?
C7H16 + 11 O2 7CO2 + 8 H2O.
Persamaan tersebut memberikan informasi , baik kualitatif mapun kuantitatif
Persamaan tersebut memberitahu kita tentang rasio stoikhiometrik . Pertama
pastikan bahwa persamaan tersebut setimbang. Kemudian kita dapat melihat
bahwa 1 mol ( bukan lb massa atau kg) heptana akan bereaksi dengan 11 mol
oksigen untuk memberikan 7 mol karbon dioksida dan 8 mol air. Mol tersebut
bisa lb mol, g mol, kg mol . Bilangan – bilangan yang berada di depan senyawa-
senyawa tersebut dikenal sebagai koefisien stoikhiometrik ( stoichiometric
coefficient ) : 1 untuk C7H16 ; 11 untuk O2 dst.

Stoikhiometri : menyangkut perbandingan jumlah unsur-unsur/senyawa-


senyawa yang bereaksi dengan jumlah yang tepat sesuai dengan persamaan
reaksi.
Rasio yang diperoleh dari koefisien numerik dalam persamaan kimia adalah rasio
stoikhiometrik (stoichiometric rations) yang memungkinkan anda untuk
menghitung mol dari suatu zat yang berhubungan dengan mol zat lainnya dalam
persamaan kimia tersebut.

Jika basis yang dipilih adalah massa ( lb massa, kg ) bukan mol, anda harus
menggunakan metode berikut ini dalam memecahkan masalah yang melibatkan
penggunaan persamaan kimia :
(1) Gunakan berat molekul untuk menghitung jumlah mol zat yang ekivalen
dengan basis tersebut.
(2) Ubah jumlah mol ini kedalam jumlah mol yang sesuai dari hasil atau
reaktan yang diinginkan dengan mengalikannya dengan rasio
stoikhiometrik yang tepat, seperti yang ditentukan dari persamaan kimia.
(3) Ubahlah mol produk atau reaktan menjadi massa.
Semua ini dapat dikerjakan dalam satu rangkaian.

Sebagai contoh, Jika 10 kg C7H16 bereaksi sempurna dengan kuantitas


stoikhiometrik dari O2 , berapa kg CO2 yang akan didapat sebagai produk ?
Pada basis 10 kg C7H16 :
10 kg C7H16 1 kg mol C7H16 7 kg mol CO2 44,0 kg CO2

100,1 kg C7H16 1 kg mol C7H16 1 kg mol CO2

= 30,8 kg CO2

Persamaan kimia tidak menunjukkan seberapa cepat sebuah reaksi terjadi atau
seberapa banyak yang bereaksi, atau bahkan apakah sebuah reaksi memang
terjadi.
Contoh : Segumpal batubara di udara akan tetap tidak terpengaruh pada suhu
kamar, tetapi akan pada suhu yang lebih tinggi batubara tersebut akan terbakar
dengan cepat. Yang ditunjukkan oleh sebuah persamaan kimia adalah jumlah
stoikhiometri yang diperlukan untuk reaksi dan yang diperoleh dari reaksi jika
reaksi tersebut berlangsung menuju sempurna/selesai dalam cara yang tertulis.

Contoh 1.
Dalam pembakaran Heptana, dihasilkan CO2. Asumsikan bahwa anda ingin
menghasilkan 500 kg es kering per jam dan bahwa 50 % dari CO2 tersebut dapat
diubah menjadi es kering, seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Berapa banyak Heptana yang harus dibakar per jam ?
Produk-produk lain CO2 gas
( 50 % )

C7H16 gas CO2 padat ( es kering)


Reaktor ( 50 % )
500 kg/jam

Penyelesaian :
Basis : 500 kg es kering
BM Heptane : 100,1
Pers. Kimia adalah :
C7H16 + 11 O2 7 CO2 + 8 H2O
500 kg es kering 1 kg CO2 1 kg mol CO2 1 kg mol C7H16
O,5 kg es kering 44 kg CO2 7 kg mol CO2

100,1 kg C7H16
1kg mol C7H16

= 325 kg C7H16

Contoh 2.
Korosi pipa ketel oleh Oksigen dalam air dapat dikurangi dengan penggunaan
Natrium Sulfit. Natrium Sulfit mengambil Oksigen dari air umpan ketel menurut
reaksi berikut :
2 Na2SO3 + O2 2 Na2SO4
Berapa kg Natrium Sulfit diperlukan secara teoritis untuk menghilangkan
Oksigen dari 8.330.000 kg air yang mengandung 10 ppm oksigen terlarut dan
menjaga agar ada 35 % natrium berlebih ?
Jawab :
Basis : 8.330.000 kg H2O dengan kadar 10 ppm O2

10 kg O2 83,3
O2 dalam air = = 8.330.000 kg H2O = 83,3 kg = k mol
106 kg H2O 32
83,3
Na2SO3 yang harus ditambahkan ( 35 % berlebih ) = 2 x x 126 x 1.35
32

= 885 kg

Contoh 3.
Analisa Batu kapur :
CaCO3 : 92,89 %
MgCO3 : 5,41 %
Insoluble : 1,70 %
CO2

Batu kapur

CaO
MgO kapur
Insoluble

Pertanyaan :
(a) Berapa lb Kalsium Oksida dapat dibuat dari 5 ton batu kapur ini ?
(b) Berapa lb CO2 dapat diperoleh per lb batu kapur ?
(c) Berapa lb batu kapur dibutuhkan untuk membuat 1 ton kapur ?
Penyelesaian :
Pers.reaksi :
CaCO3 CaO + CO2 ……. .(1)
MgCO3 MgO + CO2 ……… (2)
Data :
CaCO3 MgCO3 CaO MgO CO2
BM 100,1 84,32 56,08 40,32 44,0

Basis : 100 lb batu kapur


Basis ini dipilih karena lb = persen
Batu kapur
Komponen lb = persen lb mol Komponen lb CO2
padat ( lb)
CaCO3 92,89 0,9280 CaO 52,04 40,83

MgCO3 5,41 0,0642 MgO 2,59 2,82

Insoluble 1,70 - Insoluble 1,70 -

Total 100 0,9920 Total 56,33 43,65

Menghitung jumlah yang ditanyakan :


52,0 lb CaO 2000 lb 5 ton
(a) CaO yang dihasilkan = = 5.200 lb CaO
100 lb batu kapur 1 ton

43,7 lb CO2
(b) CO2 yang diperoleh =
100 lb batu kapur
100 lb batu kapur 2000 lb
(c ) Batu kapur yang dibutuhkan =
56,33 lb kapur 1 ton

= 3.550 lb batu kapur

Sebuah asumsi implisit dalam perhitungan diatas adalah bahwa reaksi tersebut
terjadi tepat seperti yang tertulis dalam persamaan dan berjalan sampai 100 %
selesai. Ketika reaktan, produk, atau derajad penyelesaian dari reaksi yang
sebenarnya berbeda dari asumsi persamaan, data tambahan harus tersedia
untuk memperkirakan hasil dari reaksi.

Latihan soal:
1. Jika 1 kg benzene ( C6H6) dioksidasi dengan oksigen,
a. berapa kilogram O2 yang dibutuhkan untuk mengubah semua
benzena tersebut menjadi CO2 dan H2O
b. Berapa CO2 yang dihasilkan

Jawab:

• Tulis persamaan kimia

15
C6H6 + O2 6CO2 + 3H2O
2
Atau
2C6H6 + 15 O2 12CO2 + 6H2O

• Tetapkan basis perhitungan ( 1 kg benzene )


1 1000
• Jadikan ke mol ,……. k mol atau g mol
𝐵𝑀 𝐶6 𝐻6 𝐵𝑀 𝐶6 𝐻6

15⁄
2
a. O2 yg dibutuhkan = x jumlah mol benzene x BM O2
1

= 3,076 kg

6
b. CO2 yang dihasilkan = x jumlah mol benzene x BM CO2
1
2. Hitunglah jumlah CaO yang dapat dibuat dengan memanaskan 200 kg
batu kapur yang mempunyai kemurnian 95 % CaCO3 .

Pers. reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
BM : CaCO3 = 100
CaO = 56,1

Penyelesaian :
• Tetapkan basis ( 200 kg batu kapur )
• Cari kandungan CaCO3 dalam batu kapur
• Ubah ke mol
• Hitung CaO , 1/1 x mol CaCO3 = 106,59 kg

Anda mungkin juga menyukai