Anda di halaman 1dari 6

1.

Radiosonde

Radiosonde adalah alat untuk mengukur tekanan, suhu, arah, kecepatan angin dan
kelembaban udara diberbagai lapisan udara, berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui
karakteristik keadaan cuaca dari lapisan permukaan sampai lapisan tingkat atas. Pada tahun 1924,
Kolonel William Blaire dari U.S.Signal Corp melakukan eksperimen pertama mengenai pengukuran
temperatur udara-atas menggunakan balon. Balon Rason tersebut ditemukan oleh seorang
berkewarganegaraan Perancis bernama Robert Bureau. Radiosonde ini diterbangkan pertama kali
pada tanggal 7 Januari 1929. Tanggal 30 Januari 1930, Pavel Molchanov menerbangkan radiosonde
dengan standar pengiriman data yang baru, yaitu: mengkonversi hasil pembacaan sensor ke dalam
bentuk kode Morse. Tanggal 1 April 1935, Sergey Vernov menerbangkan hasil modifikasi radiosonde
temuan Pavel Molchanov untuk mengukur sinar kosmik pada high altitude. Pada tahun 1985, Uni-
Soviet menjatuhkan radiosonde yang bernama Vega 1 dan Vega 2 ke atmosfer planet Venus.
Pengukuran cuaca ini berlangsung hingga dua hari.

Radiosonde diterbangkan ke atmosfer menggunakan sebuah balon yang terbuat dari karet
dan diisi dengan gas helium atau hidrogen. Ukuran balon berkisar antara 150 – 3000 gram. Dengan
bertambahnya ketinggian balon dari permukaan tanah (tekanan udara berkurang), maka balon akan
pecah karena tekanan udara didalam lebih tinggi. Pada Gambar 2.2 menjelaskan sistem operasional
dari radiosonde. Transmitter diterbangkan bersama balon udara, kemudian antena diarahkan pada
target (transmitter), balon tersebut akan bergerak mengikuti arah dan kecepatan angin oleh karena
itu pengamatan harus lebih dahulu mengetahui arah dan kecepatan angin permukaan.

Setelah transmitter terbang di udara, maka antena penerima akan bergerak mengikuti
transmitter tersebut. Selanjutnya transmitter akan memancarkan signal sesuai dengan sensor
masing-masing dan signal tersebut dipancarkan ke bumi yang diterima oleh antenna penerima dan
signal itu diteruskan ke recorder/buffer, sebelum diteruskan ke alat pemroses maka signal tersebut
mendapat seleksi atau di-mixer untuk mendapatkan signal yang terseleksi sesuai bekerjanya sensor
Universitas Sumatera Utara 7 masing-masing. Dari recorder signal yang terseleksi tersebut
diteruskan ke komputer, signal-signal diubah menjadi bentuk angka yang dapat dibaca pada layar
monitor. Operasional radiosonde ini dapat mencapai ketinggian 10 km tergantung pada kekuatan
baterai atau balon membawanya. Untuk menghasilkan sebuah sistem radiosonde yang baik, maka
dibutuhkan sebuah perhitungan link budget yang digunakan di daerah kota besar atau metropolitan
dengan anggapan bahwa daya gangguan yang diterima kecil.

Pengamatan

Radiosonde diterbangkan ke atmosfer menggunakan sebuah balon yang terbuat dari karet
dan diisi dengan gas helium atau hydrogen. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh balon
tersebut ditentukan oleh diameter dan ketebalannya. Ukuran balon berkisar antara 150 – 3000
gram. Dengan bertambahnya ketinggian balon dari permukaan tanah (tekanan udara berkurang),
maka balon akan pecah karena tekanan udara di dalam balon lebih tinggi.

Radiosonde mengirimkan data pegukuran parameter cuaca udara atas ke komputer di permukaan
bumi menggunakan gelombang radio secara real-time. Radiosonde biasanya menghilang dan tidak
pernah ditemukan kembali.

Komponennya antara lain:

1 =       Antena GPS

2 =      Case Baterai

3 =      Konektor sensor tambahan

4 =      Antena

5 =      Sensor temperature

6 =      Sensor keSistem radio sonde terdiri dari sensor tekanan, temperatur dan kelembaban yang
dilengkapi dengan   rangkaian pemancar. Berdasarkan standar WMO (World Meteororlogical
Organization) akurasi dari ketiga   sensor tersebut adalah :

Tekanan     :  ± 1 mb (1mb = 1 hPa)

Temperatur   : ± 0.5oC

Relative Humidity   :  ± 5 %

lembaban

7 =      Sensor boom

8 =      GC25 interface


2. Rain Gauge

Rain gauge adalah alat meteorologi untuk menentukan kedalaman curah hujan (biasanya
dalam mm) yang terjadi di atas satuan luas (biasanya satu meter persegi) dan dengan demikian
mengukur jumlah curah hujan. Satu milimeter curah hujan yang diukur setara dengan satu liter
curah hujan per meter persegi.

Biasanya corong tembaga atau poliester dari dimensi standar memungkinkan air hujan untuk
dikumpulkan dalam botol atau silinder tertutup untuk pengukuran selanjutnya. Pengukur diatur di
tanah terbuka dengan tepi corong hingga 30 cm di atas permukaan tanah. Beberapa pengukur
dikalibrasi untuk memungkinkan jumlah curah hujan dibaca secara langsung; dengan yang lain harus
dihitung dari kedalaman air dalam wadah dan dimensi corong.
3. Hygrograph

Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph. Alat ini memiliki


fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan menggunakan pias
kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu
( bagian atas kertas ) dan pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan
sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap
suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu rendah.

Termo-hygrograph atau hygrothermograph adalah perekam grafik yang mengukur dan


mencatat suhu dan kelembaban (atau titik embun). Perangkat serupa yang merekam hanya satu
parameter adalah termograf untuk suhu dan hygrograph untuk kelembaban.

Termografi di mana variasi direkam menggunakan fotografi dijelaskan oleh beberapa


ilmuwan pada awal 1845, termasuk Francis Ronalds yang merupakan Direktur Kehormatan
Observatory Kew. Model yang diperbarui dari mesin awal dikerahkan di seluruh jaringan
pengamatan nasional yang didirikan oleh UK Met Office yang baru pada tahun 1867 dan
dikoordinasikan oleh Observatory Kew. [1] [2] Instrumen-instrumen ini kemudian digunakan secara
luas di seluruh dunia.

Konfigurasi termograf alternatif memiliki pena yang merekam suhu pada silinder yang
berputar. Pena berada di ujung tuas yang dikendalikan oleh strip bi-metal dari logam yang peka
terhadap suhu yang membengkok saat suhu berubah. Bundel rambut manusia dapat digunakan
untuk kelembaban di mesin tersebut.

Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik
api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan lintang pada
waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.

Cara Kerja :

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus
dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan
agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus
tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik
dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang
hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika
matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan
waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran
matahari.

4. Ceilometer
Untuk pendeteksian ketinggian awan. Ceilometer CL31 mengukur ketinggian dasar awan dan
visibilitas vertikal di semua kondisi cuaca. Kinerja dan keandalan dalam Backscatter Profiling dalam
semua kondisi cuaca hingga 25.000 kaki (7,6 km). Mendeteksi tiga lapisan awan secara bersamaan.
The CL31 menggunakan teknologi laser dioda LIDAR (deteksi cahaya dan rentang).

Ceilometer ini bekerja berdasarkan prinsip dari pantulan balik (back scattered) dari
gelombang suara/cahaya yang dipancarkan, akibat adanya material yang melayang di udara.
Sehingga perbedaan waktu antara gelombang yang dipancarkan (Tx) dan gelombang balik yang
diterima (Rx) akan dijadikan acuan untuk menghitung ketinggian dari material pemantul
(aerosol/awan).

Metode yang Umum Digunakan untuk Mengukur Tinggi Awan:

SODAR (Sonic Detection and Ranging) pengukuran didasarkan pada pancaran gelombang
suara vertikal (sound pulses vertically) yang akan menghasilkan informasi berupa frekuensi dan
amplitudo dari gelombang gema di udara (atmospheric echoes).

Ceilometer ini memiliki bagian transmitter dan receiver yang terpisah, sehingga untuk
pengukuran awan yang rendah akan kurang akurat karena akan terjadi overlap pada batas
ketinggian tertentu.

LIDAR (Light Detection and Ranging) yang dapat mengukur ketinggian awan hingga 30 km
diatas permukaan tanah. Teknologi laser banyak dimanfaatkan sebagai pendeteksi pada ceilometer
ini, dengan panjang gelombang berkisar 600-1000 nm.

Didasari pada pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi gelombang pendek cahaya (Light
short pulse) untuk melewati atmosfir, dari unit transmitter ke unit receiver ceilometer akibat adanya
backscattering oleh bagian dasar awan.

Bila kecepatan cahaya adalah : c = 2.99 x 10^8 m/s (= 186 000 miles per second)

Dan waktu pantulan cahaya dari ketinggian 25,000 ft akan diterima receiver sekitar : t = 50.9 ms
5. AWS

Anda mungkin juga menyukai