Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PRAKARYA BERBASIS RISET DI SMA


NEGERERI. 1 SANANA TENTANG PENGOLAHAN BUAH MANGROVE

NUR SARIF
NPM 03101711034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengolahan mangrove dapat menjadikan nilai ekomonis yang dapat

membantu masyarakat. Jenis mangrove dapat diolah menjadi pewarna batik,

produk makanan, dan produk-produk lainnya. Jenis mangrove yang menjadi bahan

baku pengolahan produk makanan adalah jenis mangrove Bruguiera Sp,

Sonneratia Sp, Dan Ziziphus Mauritiana, Produk makanan yang dapat diolah dari

bahan baku mangrove diatas adalah: minuman segar, sirup, permen, keripik,

kerupuk, mie instan, tepung, kue kering, bolu. Produk-produk lainnya yang berasal

dari jenis-jenis mangrove adalah sabun cuci tangan, sabun pencuci kain batik, dan

pembersih lantai serta sampo. Jenis mangrove yang dimanfaatkan dalam

pembuatan produk tersebut yaitu Sonneratia sp, Diolah menjadi sabun cuci

tangan, Cerbera manghas untuk pembuatan sampo, Ziziphus mauritiana untuk

pembuatan sabun pencuci kain batik, dan campuran Cerbera manghas dengan

Rhizopora untuk pembersih lantai (Halimah, 2019).

Berdasarkan observasi pada tanggal 09 maret 2020, bahwa masyarakat sanana

khususnya di desa kabau telah membuat kripik dari olahan buah mangrove.

Pengolahan buah mangrove sebagai sumber pangan sudah di lakukan sejak tahun

2006, mangrove yang digunakan dalam pembuatan kripik yaitu jenis Bruguiera Sp.

1
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sebenarnya terdiri dari dua mata

pelajaran yang digabung yaitu prakarya dan kewirausahaan. Parakarya adalah

kinerja produktif yang berorientasi dalam mengembangkan keterampilan

kecekatan, kecepatan, ketepatan dan kerapihan. Wirausaha adalah seseorang yang

memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya. Pengertian

kewirausahaan mencakup sikap mental mengambil risiko dalam pengorganisasian

dan pengelolaan suatu bisnis yang berarti juga suatu keberanian untuk membuka

bisnis baru (Darmiyati dkk;2017)

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaran baru

yang ada sejak diterapkannya Kurikulum 2013. Peserta didik mendapatkan mata

pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dimaksudkan agar dapat bersaing dengan

lulusan SMK dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga memiliki

keterampilan dalam menggunakan berbagai perkakas yang ada. Prakarya dan

Kewirausahaan dibagi menjadi empat bagian pembelajaran, diantaranya

pembelajaran tentang kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Di tiap-tiap

sekolah memiliki otonomi tersendiri untuk menerapkan bagian mana yang akan

diambil dari pembelajaran yang ada (Mahendra dkk, 2017)

Mata Pelajaran Prakarya aspek Pengelolaan kompetensi dasar pengolahan

bahan pangan adalah pembelajaran yang terdapat pada KD 3 dan KD 4 yang

berupa teori dan praktik yang bersumber dari silabus SMA/MA /SMK/MAK

kurikulum 2013, Mata pelajaran Prakarya adalah mata pelajaran yang dipelajari

2
pada kelas X meliputi aspek kerajinan, rekayasa, budi daya, dan pengolahan

(Lestari,2018)

Pembela jaran Prakarya dan Kewirausahaan merupakan pelajaran

vokasional, yaitu pelajaran untuk memberikan pengetahuan, sikap dan

keterampilan kerja bagi siswanya. Kompetensi yang diharapkan adalah mampu

melakukan kegiatan ekonomi-produktif setelah mereka memasuki dunia kerja

(Purbaningrum 2016)

Pengembangan bahan ajar prakarya dan kewirausahaan penting dilakukan

agar dapat mengatasi kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi riil. Kondisi

ideal yang dimaksud adalah tersedianya bahan ajar SMK kelas XII. Sedangkan

kondisi riil yang dihadapi belum tersedianya bahan ajar yang dilengkapi dengan

latihan soal aplikasi (Ratu dkk;2016)

Kurikulum 2013 sudah dibekali buku pegangan guru dan buku pegangan

peserta didik, namun bahan ajar mata pelajaran prakarya pada materi pengolahan

masih perlu dikembangkan agar lebih spesifik, dan dapat meningkatkan minat

berwirausaha pada peserta didik. Selain itu bahan ajar mata pelajaran prakarya

materi pengolahan juga tidak hanya membahas mengenai bagaimana cara

mengolah makanan dan produk kosmetik, tetapi bagaimana membuat produk yang

memiliki nilai jual tinggi, dan bagaimana cara memasarkannya, serta bagaimana

menumbuhkan jiwa wirausaha pada peserta didik (Anggraini ,2015).

3
Menurut Soegiranto (2010, p.1) bahan ajar adalah bahan atau materi yang

disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan peserta didik (peserta didik)

dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak

dan dapat bersifat visual auditif. Bahan ajar merupakan salah satu hal yang penting

dalam proses pembelajaran.

Kendala yang di hadapi saya selama proses pelaksanaan pembelajaran

prakarya dan kewirausahaan ialah belum ada guru profesional yang mengajar

khusus mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Sehingga dalam menyiasati

mata pelajaran baru tersebut sekolah menunjuk guru mata pelajaran Kimia.

Berdasarkan surat keterangan mengajar, untuk mengajar mata pelajaran prakarya

dan kewirausahaan di SMA Negeri 1 Sanana. Penunjukan guru untuk mengajar

mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang tidak sesuai dengan keahliannya

menyebabkan masalah tersendiri bagi guru. Kendala yang kedua yaitu proses

pengajaran yang berbeda di mana ada teori-teori yang di sampaikan, tetapi ketika

ujian kita di suruh membawa makanan hal ini yang menyebabkan anggapan kita

terhadap mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan tidak penting.

Bahan ajar berupa buku dirancang untuk membantu guru dalam memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi

antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi yang diharapkan. Pengalaman

belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang memuat kecakapan hidup

4
yang perlu mereka kuasai agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan

globalisasi. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Buku Ajar Prakarya Berbasis Penelitian Biologi Di

SMA Negeri 1 Sanana Tentang Pengelolaan Buah Mangrove”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Perlunya Bahan ajar berupa buku dirancang untuk membantu guru dalam

memberikan pengalaman belajar pada peserta didik terkait pengolahan buah

mangrove.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan buku ajar Prakarya tentang pengelolaan buah

mangrove di SMA?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan meggunakan buku ajar

Prakarya tentang pengelolaan buah mangrove?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai adalah :

1. Mengetahui kelayakan buku ajar prakarya tentang pengelolaan buah mangrove

di SMA

5
2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan buku ajar

prakarya tentang pengelolaan buah mangrove di SMA.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis, diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a) Memberikan masukan bagi peneliti lain untuk menghembangkan

penelitian lain sejenis.

b) Sebagai sumber informasi, pengetahuan dan referensi bagi perkembangan

ilmu yang berhubungan dengan buku ajar prakarya tentang pengelolaan

buah mangrove di SMA.

2. Manfaat praktis

a) Bagi lembaga pendidikan (Universitas Khairun Ternate)

a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

b) Dapat menghasilkan lulusan yang selalu berinovasi dan memiliki

pemikiran yang baik terhadap kemajuan pendidikan Indonesia.

b) Bagi siswa

a). Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta

pengalaman karena memperoleh ilmu mengenai perkembangan media

pembelajaran dalam.

6
F. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan akan lebih jelas dan terfokus, maka perlu

adanya batasan masalah sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Mangoli Utara.

2. Buku ajar yang dibuat untuk peserta didik hanya memuat penjelasan

mengenai pengolahan buah Mangrove.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Mangrove

Indonesia merupakan daerah kawasan dengan ekosistem mangrove terluas di

dunia. Tanaman yang termasuk ekosistem langka dan hanya memiliki luas sebesar

2% dari jumlah permukaan bumi, mangrove memiliki peranan yang cukup luar

biasa dalam bidang ekologi. Mangrove berfungsi sebagai sekuestrasi karbon,

remediasi bahan pencemar, menstabilisasi abrasi, intrusi air laut dan badai, serta

tempat habitat jenis ikan, udang, kerang, burung dan fauna lainnya bersarang.

Selain fungsi ekologi, mangrove juga memiliki fungsi ekonomi, secara ekonomi

pemanfaatan mangrove lebih ba nyak dijadikan sebagai kebutuhan pelengkap,

seperti kayu bangunan, bahan bakar, tiang pemancang, bahan penangkap ikan,

dan pagar (Fitrawahyudi, dkk 2019 )

Mangrove merupakan tanaman yang tumbuh subur didaerah pantai. Buah

mangrove yang tidak banyak dilirik oleh orang-orang. Mangrove merupakan

tambanag emas bagi orang-orang yang mau memanfaatkannya. Banyak penelitian

yang menunjuan kalau buah mangrove jenis api-api dan jenis lindur

memngandung banyak karbohidrat yang tinggi, dan protein yang tinggi yang

sangat bermanfaat bagi manusia. Komposisi kadar protein dari buah Avicennia

marina atau biasa disebut dengan api-api adalah sebesar 10,8% dan karbohidrat

yang dikandungnya adalah sebesar 21,4%. Buah Avicennia marina

8
mengandungan vitamin B pada Avicennia marina yang cukup besar yakni sebesar

3,74 mg/100g dan vitamin C sebesar 22,24 mg/100g. Kandungan vitamin yang

ada pada buah mangrove jenis Avicennia marina sudah dapat memenuhi

kebutuhan sebagian vitamin B dan C yang diperlukan oleh tubuh

(Mulyatun,2018)

Mangrove memiliki istilah lain yaitu sebagai hutan pantai, hutan payau atau

hutan bakau. Mangrove sebagia hutan pantai adalah pohon-pohonan yang tumbuh

di daerah pantai (pesisir) baik daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut

maupun wilayah daerah pantai yang dipengaruhi oleh ekosistem pesisir.

Mangrove sebagai hutan payau atau hutan bakau adalah pohonpohon yang

tumbuh di daerah payau pada tanah alluvial atau pertemuan air laut atau air tawar

disekitar muara sungai. Dikatakana sebagai tanaman bakau digunakan hanya

jenis-jenis tumbuhan dari genus Rhizophora. Mangrove merupakan tumbuhan

yang hidup disepanjang pantai atau di muara sungai yang dipengaruhi oleh pas

ang surut air laut (Halimah, 2019)

B. Buah Mangrove

Buah mangrove yang dapat secara spesifik di manfaatkan sebagai sumber

pangan kaya karbohidrat yaitu dari spesies B. gymnorrhiza (lindur). Buah

mangrove jenis lindur dapat dieksplorasi menjadi bahan pangan alternatif. Buah

lindur yang diolah menjadi tepung kandungan gizinya terutama karbohidrat

sangat dominan sehingga bisa dieksplorasi menjadi sumber pangan baru berbasis

sumber daya lokal mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga

9
bisa membudidayakan mangrove jenis lindur ini disepanjang garis pantai (Sabana

2014)

Buah mangrove yang bisa manfaatkan untuk membuat bahan olahan makanan

adalah jenis Pedada, Bogem (Sonneratia caseolaris, Sonneratia alba) Ada tiga

spesies yang tumbuh di Indonesia, yang paling umum digunakan sebagai bahan

makanan adalah Sonneratia caseolaris dan Sonneratia alba meski demikian

spesies lain juga bisa dikonsumsi. Sonneratia caseolaris dengan ciri buah yang

besar dan harum. Buah Sonneratia caseolaris paling banyak digunakan sebagai

bahan campuran panganan. Tidak diperlukan perlakukan khusus untuk

menjadikan panganan yang lezat. Buah pedada bisa dimakan langsung atau

diminum dalam bentuk jus di Sulawesi dan Negara lain, Jenis api-api Birayo

(Avicennia spp.) telah diketahui manfaatnya sebagai sumber bahan panganan

adalah Avicennia marina dan Avicennia offcinalis. Nipah (Nypa fruticans) Nipah

adalah satu-satunya spesies palem yang tumbuh dihutan mangrove. Buah

berbentuk tandan seperti palem pada umumnya dengan kulit keras, sabut dan

tempurung yang melindungi isi dibagian dalam . bagian isi buah nipah bisa

dimakan secara langsung. Nira nipah juga disadap dan dijadikan minuman segar

atau dimasak menjadi gula merah. Selain itu juga bisa dijadikan cuka makan dan

obat-obatan tradisional (Halimah 2019).

Buah mangrove membutuhkan beberapa proses terlebih dahulu sebelum

dijadikan sebagai bahan makanan, seperti pengupasan kulit, pencucian dengan air

10
mengalir, perendaman dengan air kapur atau abu gosok, perebusan, dan

pengeringan serta kemudian dihancurkan/digiling. Pengolahan buah mangrove

butuh kehati-hatian karena dalam buah mangrove tersebut terdapat tanin dan asam

sianida (HCN) yang harus dihilangkan. Sebagai sumber pangan baru, analisa

kandungan tanin dan asam sianida (HCN) merupakan indikator keamanan

pangan. Karena tanin dan HCN dalam dosis tertentu bisa meracuni manusia

(Rahmawaty dkk;2018).

C. Pengembangan Bahan Ajar

Sehubungan dengan pengembangan bahan ajar untuk mendukung

pembelajaran yang optimal diperlukan bahan ajar (learning material) yang

didesain dan dikemas sesuai pendekatan belajar individual (individualilized

learning), sehingga memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan potensi

yang dimilikinya. Dengan adanya perubahan kurikulum SMA, bahan ajar yang

akan dipergunakan di dalam proses pembelajaran belum ada karena selama ini

guru mengajar hanya mempergunakan buku paket yang ada di pasaran.

Sedangkan sumber pembelajaran berupa buku cetak prakarya dan kewirausahaan

yang beredar saat ini menurut sebagian besar siswa masih terlalu luas dan rumit

pembahasannya sehingga siswa masih membutuhkan bantuan orang lain (guru

atau orang tua) untuk menjelaskan kandungan isinya (Ratu dkk;2016)

Bahan ajar mempunyai tujuan yang dijelaskan oleh Depdiknas (2008: 10) : 1)

Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

11
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan

karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa. 2) Membantu siswa dalam

memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit

diperoleh. 3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini tentu

membutuhkan bahan ajar yang tepat dan efisien sehingga dapat digunakan dalam

pembelajaran mandiri. Terlebih lagi waktu yang digunakan untuk teori dan

praktek untuk mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan ini tidak cukup karena

kontennya yang luas (Purmadi dkk;2019)

D. Mata Pelajaran Prakarya

Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam

pengetahuan transcience knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan

melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis

ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif

untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan

dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara

apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam

memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem,

manajemen dan ekonomis (Pamungkas dkk;2014).

Dalam pembelajaran mata pelajaran prakarya terdapat berbagai bentuk srategi

pembelajaran baik metode maupun model pembelajaran yang dapat untuk

12
diterapkan oleh seorang guru. Disamping hal tersebut seorang guru harus dapat

memberikan sejumlah layanan dan perlakuan yang baik dan menarik kepada

siswanya agar para siswanya dapat melakukan proses belajar dengan baik,

semangat, senang dan dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan

harapan.Proses pembelajaran seperti ini akan melahirkan suatu pembelajaran yang

aktif. pembelajaran yang aktif artinya pembelajaran yang mampu mendorong

anak didik aktif secara fisik, sosial, dan mental untuk memahami dan

mengembangkan kecakapan hidup menuju belajar yang mandiri, atau

pembelajaran yang menekankan keaktifan anak didik untuk mengalami sendiri,

berlatih, beraktivitas dengan menggunakan daya fikir, emosional, dan

keterampilannya. Dalam hal ini seorang guru memiliki peranan yang sangat

penting,sebab gurulah yang membuat perencanaan, persiapan bahan, sumber

pembelajaran dan faktor-faktor pendukung lainnya (Nurbidah dkk;2015).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

13
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Research and Development yang merupakan suatu proses atau langkah-

langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk

yang sudah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan (Sugiyono, 2013). Menurut

Sugiyono, langkah-langkah penelitian dan pengembangan meliputi :

1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi

desain, 5) Perbaikan desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk, 8) Uji

pelaksanaan lapangan, 9) Penyempurnaan produk akhir, 10) Dimensi dan

implementasi(Emzir, 2013). Tetapi dalam penelitian ini tahapan yang dilakukan

dibatasi pada tahap ke tujuh, karena keterbatasan waktu sehingga langkah-

langkah penelitian menurut Sugiono tidak di laksanakan semua.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di SMA Negeri 1 Sanana, waktunya sesuai dengan

SK yang dikeluarkan.

B. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) “yang dimaksud sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Pada penelitian

ini subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA 1 SANANA dengan alasan

mengembangakan buku ajar prakaraya tentang pengelolaan buah mangrove yang

diajarkan pada kelas XI.

C. Teknik Pengumpulan Data

14
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan: lembar validasi, lembar observasi dan lembar angket. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner). Analisis

data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Rumus untuk menentukan jarak interval antara jenjang sikap mulai

dari sangat tidak menarik (STM) sampai sangat menarik (SM) adalah :

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑖) = Skor Tertinggi - Skor terendah

Jumlah Kelas Interval

Berdasarkan jarak interval di atas dapat disusun tabel kriteria sikap

responden terhadap produk hasil dari pengembangan dan penelitian sebagai

berikut :

Tabel 1. Interval Kemenarikan Menurut Eko Putro Widoyoko

Skor kelayakan bahan ajar Kriteria


>4,2 s/d 5,0 Sangat Menarik
>3,4 s/d 4,2 Menarik
>2,6 s/d 3,4 Cukup Menarik
>1,8 s/d 2,6 Tidak Menarik
1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Menarik

Menentukan nilai keseluruhan dari buku ajar prakarya tentang pengelolaan

buah mangrove ini dengan menghitung skor rata-rata seluruh kriteria penilaian,

kemudian diubah menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian

15
dalam Tabel 1 (Widoyoko, 2014). Kemudian data yang diperoleh juga dihitung

dengan menggunakan persentase keidealan. Rumus untuk menghitung persentase

keidealan adalah sebagai berikut :

S
P= x 100 %
N

Keterangan : P = Persentase ideal

S = Jumlah komponen hasil penelitian

N = Jumlah skor maksimum

Berdasarkan data tabel tersebut, maka produk pengembangan akan berakhir

saat skor penilaian terhadap buku ajar prakrya ini telah memenuhi syarat

kelayakan dengan tingkat kesesuaian materi, kelayakan media, dan kualitas teknis

pada modul berupa media pembelajaran prakarya tentang pengelolaan buah

mangrov di kelas XI pokok turunan dikategori sangat menarik atau menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Rokh Eddy Prabowo 2015 ; Peluang Bisnis Kuliner Buah Mangrove prosiding

seminar nasional multi disiplin ilmu&call for papers unisbank (SENDI_U) :

978-979-3649-81-8

16
Anita Anggraini 2015 ; Pengembangan Modul Prakarya Dan Kewirausahaan Mate

ri Pengolahan Berbasis Product Oriented Bagi Peserta Didik Smk Jurnal

Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 3, November 2015

Eka Rima Prasetya 2016 ; Pengembangan Modul Prakarya Dan Kewirausahaan

  Materi Kerajinan Berbasis Proses Di Smk Jurnal Pendidikan Vokasi Volume

6, No 2, Juni 2016 (154-161

Risqi, R. (2017). problematika pembelajaran prakarya dan kewirausaahan di SMA

Negeri 1 Blitar. Malang: 2017.

fitrawahyudi. (2019). Pengelolaan Wisata Mangrove Berbasis Partisipasi Masyarakat


Di Desa Marannu . Jurnal Dedikasi Masyarakat, , Hlmn. 68 – 77.

Halimah, N. (2019). Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Pengolahan


Mangrove. semarang: Nur Halimah.

Lestari, D. A. (2018). pengembangan buku saku pelajaran pada mata pelajaran


prakarya aspek pengolahan materi pengolahan . Jurnal Pendidikan Teknik
Boga , 6.
Sabana, C. (2014). Kajian Pengembangan Produk Makanan Olahan Mangrove. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis., Volume 14. Nomor 01. Maret 2014 .
Ratu, A. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Modul Berorientasi Pembelajaran
Kontekstual Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Sekolah
Menengah Kejuruan . jurnal pendidikan, Vol 1-15.

17
Pamungkas, C. (2014). Pelaksanaan Pembelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan
Dengan Kurikulum 2013 . Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2,
Desember 2014 .
Purbaningrum, C. W. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Prakarya Dan
Kewirausahaan Dengan Prinsip The Great Young Entrepreneur Di Smk Untuk
Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 6, No 1, Februari 2016
(15-23.
Mahendra1, P. G. (2017). Pengembangan Modul Prototipe Mcb Elektronik Sebagai
Media Pembelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Siswa Kelas Xi Sma
Negeri 1 Singaraja . Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, Vol. 14, No.
2, Juli 2017, Hal : 168 P-Issn : 0216-3241 ; E-Issn : 2541-0652
Rahmawati, P. (2018). Pengembangan Produk Olahan Buah Mangrove Jenis Api-
Api(Avicennia Spp)Di Kelompok Kreasi Mangrove Lestari Kelurahan
Margomulyo Balikpapan . Jurnalabdinus , Vol 1 No2 Tahun 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai