Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

DOSEN :

Ir. SYAHRIZAL, MT
NIP : 196112311988111001

DIKERJAKAN OLEH :
ULLY ANNISA LUBIS
NIM : 170404048

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Metode Pelaksanaan Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Konstruksi sarang laba – laba adalah sistem konstruksi bangunan bawah yang
memadukan antara kekuatan beton dengan sistem kosntriksi perbaikan tanah yang digunakan
pada daerah yang daya dukungnya berkisar 0.15-0.4 Kg/ Cm2. Dengan bentuk sistem
konstruksinya yang sedemikian itu, maka KSLL boleh digambarkan sebagai suatu lapisan batu
karang yang cukup tebal, sehingga memiliki kekekalan dan daya dukung yang cukup tinggi.
Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) merupakan kombinasi konstruksi bangunan
bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di
bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara
rib-rib.Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu
berbentuk sarang laba-laba.

A. Peralatan dan Bahan dalam Pelaksanaan Konstruksi Pondasi KSLL

1. Pekerjaan Galian Tanah

Alat yang digunakan dalam penggalian tanah adalah cangkul (tenaga manusia) atau
mesin pengeruk (tenaga mesin).

2. Pekerjaan Lantai Untuk RIB dan Beton Dekking

Bahan dalam pembuatan rib dan betton dekking menggunakan campuran 1:5. Yaitu
dengan perbandingan 1 Semen : 5 Pasir.

3. Pekerjaan Acuan Untuk RIB

Alat yang digunakan adalah kawat dan palu. Sedangkan bahan untuk acuan yang
digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan lain seperti paku, juga kayu bundar
sebagai penopang acuan.

4. Pekerjaan Pembesian untuk RIB

Alat yang digunakan dalah kawat bendrat. Kemudian bahan yang dibutuhkan adalah
beton untuk beugel rib dan tulangan pokok rib, selimut beton ±3 cm

5. Pekerjaan Pengecoran untuk RIB

Pengecoran dilakukan secara manual, dengan alat mini mixer (molen), gerobak artco,
skopang, mesin vibrator. Mini mixer (molen) dipakai untuk mengaduk campuran semen, pasir,
koral dan air. Gerobak artco dipakai untuk menjadi wadah dari  hasil pengadukan dan untuk
membawa hasil pengadukan ke tempat pengecoran. Skopang dipakai untuk meratakan beton
yang telah dituang. Mesin vibrator dipakai untuk memadatkan adonan beton dalam pengecoran.
Bahan-bahan yang digunakan untuk adukan beton adalah semen, pasir dan koral, dan air.
Semen yang digunakan adalah jenis dan merk yang bermutu baik yaitu Tipe 1, karena
semen tipe 1 merupakan jenis semen yang cocok untuk berbagai macam aplikasi beton dimana
syarat-syarat khusus tidak diperlukan. Pasir beton yang digunakan dengan butir-butir yang bersih
dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan lain sebagainya. Koral yang digunakan juga
bersih dan bermutu. Koral untuk pengecoran rib digunakan koral/steenslag ukuran ½,
sedangakan untuk pengecoran plat bisa digunakan koral/steenslag 2/5. Serta air yang digunakan
adalah air tawar yang bersih.

6. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Pada Tanah dan Pasir

Alat yang digunakan adalah Tamping Rammer. Sedangkan bahannya adalah tanah
bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar pekerjaan urugan pasir dan pemadatan.

7. Pekerjaan Lantai untuk Plat Penutup

Alat yang digunakan adalah molen dan mesin pengecor. Bahan yang digunakan adalah
membuat adukan lantai kerja dengan campuran 1 PC 5 PS setebal ±3cm

8. Pekerjaan Pembesian untuk Plat Penutup

Alat yang digunakan adalah alat berat dan bahan yang digunakan adalah besi tulangan
yang berdiameter ± 10 m dengan mutu BJTP 30, tulangan yang berbentuk jaring laba-
laba dan tulangan stek.

9. Pekerjaan Pengecoran Beton dan Plat Penutup

Alat yang digunakan adalah truk mixer yang berkapasitas 5 m² dan truk pompa.
Spesifikasi bahan dan aturan yang digunakan pada pekerjaan sama seperti pada pengecoran rib.
B. Metode Pelaksanaan Konstruksi Pondasi KSLL

1. Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi setelah papan bowplank dengan penandaan
sumbu dan ketinggian setelah dikerjakan. Galian tanah tahap I : seluruh luasan untuk pondasi
KSSL digali sampai kedalaman dan lebar tertentu. Galian tanah tahap II : dikerjakan setelah
galian tanah tahap I untuk pekerjaan rib settlement (rib anti penurunan), sepanjang jalur rib
settlement digali dengan lebar tertentu dari tepi ke tepi dan dari kedalaman tertentu sehingga
menjamin keleluasaan pemasangan pembesian, acuan dan keamanan pekerjaan. Kemudian
dilakukan juga penggalian tanah pada posisi kolom. Sagel, Kole dan Kusuma (1997:20)
menyimpulkan bahwa “untuk penggalian perlu dibuat rencana”. Sudut kemiringan dari suatu
lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari penggalian skala besar, terutama ditentukan
oleh kelandaian alami dari jenis-jenis tanah kering.

PROSES PENGGALIAN TANAH


2. Pekerjaan Lantai Untuk RIB dan Beton Dekking

Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement dibuatkan lantai kerja, dengan tujuan


untuk mencapai efisiensi yang tinggi, yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai lantai kerja dan
sebagai penahan acuan rib. Lantai kerja dibuat dengan ketebalan tertentu dengan campuran 15.
Beton dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai pembatas antara rib dengan lantai kerja.
BETON DEKKING

PEKERJAAN LANTAI RIB


3. Pekerjaan Acuan Untuk RIB

Bahan untuk acuan yang digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan lain
seperti paku, juga kayu bundar sebagai penopang acuan. Konstruksi acuan dibuat setinggi ±190
cm untuk rib settlement dan ±130 cm untuk rib konstruksi. Acuan dipasang sesuai ketebalan rib
dan ditopang serta diikat kuat sehingga baik ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib tidak berubah
selama pengecoran berlangsung. Acuan dibersihkan dari segala kotoran dan siap untuk dilakukan
pengecoran rib. Acuan bisa dibuka 36 jam setelah pengecoran beton.
PEMASANGAN BEKISTING
ACUAN RIB

PEMASANGAN PEMBESIAN ACUAN RIB

PENGECORAN ACUAN RIB


4. Pekerjaan Pembesian Untuk RIB

Memilih mutu besi beton untuk beugel rib dan tulangan pokok rib. Beberapa besi dirakit
diluar acuan kemudian dipasang dalam acuan yang telah disiapkan, selanjutnya dipasang beugel
rib. Besi beton diikat kuat dengan kawat bendrat, sehingga besi tersebut tidak berubah tempat
selama pengecoran dan diberi jarak dari papan acuan atau lantai kerja dengan pemasangan
selimut beton ±3 cm. Dalam pemasangan besi terjadi pertemuan- pertemuan dengan prinsip dan
sistem hubungan pembesian pada pertemuan tersebut antara rib dengan rib (baik rib konstruksi,
rib sattlement maupun rib pembagi), rib dengan kolom, dan rib dengan plat penutup.

PEMBESIAN RIB

5. Pekerjaan Pengecoran Untuk RIB

Membuat adukan beton, dengan bahan semen, pasir dan koral, serta air dengan mini
mixer (molen), selanjutnya adukan beton ditampung dalam gerobak artco. Setelah itu dituang
dalam tempat yang akan di cor dan diratakan dengan skopang. Kemudian mesin vibrator
dihidupkan dan selangnya diarahkan pada beton. Lalu kepala mesin ini dimasukkan ke dalam
adonan dan digetarkan di sekitar area tersebut selama kurang lebih sepuluh detik. Arena
pergetaran antara 30-40 meter persegi. Jadi penggunaan alat ini dipindah-pindahkan sesuai
luasan yang dibutuhkan. Pada saat memindahkan, mesin dimatikan terlebih dahulu. Selama
dalam masa pengeringan selalu dibasahi selama minimal 1 minggu.
PENGECORAN RIB

6. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Pada Tanah dan Pasir

Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi, digunakan tanah bekas galian atau
tanah yang didatangkan dari luar. Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan Tamping
Rammer dengan ketebalan tertentu. Pemadatan dilakukan setelah beton rib berumur 3 hari.
Pemadatan dilaksanakan sampai tanah tidak tampak turun lagi pada saat pemadatan. Pemadatan
juga dilakukan di sekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 1,5 m, juga dilaksanakan lapis
demi lapis. Setelah pekerjaan urugan tanah dan pemadatan selesai, selanjutnya dilakukan
pengurugan pasir tepat diatas tanah yang telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan
Tamping Rammer lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu. Untuk urugan lapis  I, dituntut
kepadatan minimal 90% dari kepadatan optimal. Untuk urugan lapis II, dituntut kepadatan
minimal 95% dari kepadatan optimal (Standar Proctor). Pada saat melakukan pengurugan tanah
atau pasir, mengingat beton yang masih muda, maka dijaga agar tinggi urugan antara petak yang
bersebelahan tidak lebih dari ketebalan tiap lapis tadi.
PENGURUGAN TANAH DAN PASIR

PEMADATAN TANAH DAN PASIR


7. Pekerjaan Lantai Kerja Untuk Plat Penutp

Setelah kepadatan pengurugan pasir dites dan melampaui batas persyaratan yang
ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi
lapisan lantai kerja dengan campuran 1 PC 5 PS setebal ±3cm.

8. Pekerjaan Pembesian Untuk Plat Penutup

Besi tulangan yang digunakan berdiameter ± 10 m dengan mutu BJTP 30. Pemasangan
besi langsung dilakukan diatas lantai kerja, tepat pada tempat akan ditulangi. Untuk penulangan
pelat sekitar kolom, terlebih dahulu dipasang tulangan yang berbentuk jaring laba-laba.
Sedangkan untuk penulangan pelat tepat sepanjang jalur rib, terlebih dahulu dipasang tulangan
stek yang menghubungkan dan mengikat erat antara rib dengan pelat yang dipasang zig-zag.
9. Pekerjaan Pengecoran Beton Plat Penutup

Pengecoran beton pelat penutup dilakukan dengan Truck Mixer yang berkapasitas 5 m²
dan truk pompa untuk mempermudah dan mempercepat proses pengecoran. Pengecoran
dilakukan secara bertahap, mengingat pekerjaan rib dan perbaikan tanah pada bagian lain belum
selesai.. Pengecoran dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang disyaratkan adalah 11 cm.
Hasil Akhir :
REFERENSI :

1. Fitriati, Yuli. 2014. Pembuatan Pondasi Konstruksi Sarang Laba-laba Di Wilayah


Rawan Gempa. Malang : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Malang.
2. Metode Kerja Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) : PT.Katama Surya Bumi
3. Ariana, Nafisa Dkk. 2013. Sejarah Pondasi Sarang Laba-Laba.

Anda mungkin juga menyukai