PENDAHULUAN
1
2
terdiri dari 5 bed, kelas I terdiri dari 4 bed, kelas II dewasa terdiri dari 7 bed, kelas
II anak terdiri dari 4 bed, kelas III dewasa terdiri dari 9 bed, kls III anak terdiri
dari 6 bed, kelas III bedah terdiri dari 4 bed, Ruang HCU terdiri dari 3 bed dan
isolasi 2 bed. Perencanaan tenaga keperawatan di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pelayanan
keperawatan yaitu pelayanan perawatan yang optimal dan bermutu sesuai dengan
target yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode asuhan keperawatan, Ruang
rawat inap RS Muhammadiyah Babat menggunakan Metode Asuhan
Kepererawatan Profesional TIM. Namun pada pelaksanaannya belum bisa
berjalan secara efektif, karena perawat yang bertugas tidak berfokus pada
beberapa pasien kelolaannya tapi menyeluruh ke semua pasien kelolaannya.
Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan
keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka
perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) khususnya di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat.
Dasar pertimbangan penerapan model sistem pemberian asuhan
keperawatan adalah:
1. Sesuai visi dan misi rumah sakit.
2. Ekonomis.
3. Menambah kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat
melaksanakan perannya dengan baik.
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara komprehensif.
6. Terlaksananya proses keperawatan yang sesuai dengan
standar praktek keperawatan (SPK).
7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lainnya.
Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yakni:
1. Ketenagaan keperawatan.
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktek klinik manajemen
keperawatan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan Model Keperawatan Primer di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik klinik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan beberapa aspek dalam pengelolaan
pemberian pelayanan asuhan keperawatan, yaitu:
a. Melakukan pengkajian di Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat
b. Melakukan analisa, situasi berdasarkan SWOT
c. Menentukan rumusan masalah
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP):
1. Timbang terima
2. Ronde keperawatan
3. Sentralisasi obat
4. Supervisi keperawatan
5. Dokumentasi keperawatan
6. Penerimaan pasien baru
7. Discharge planning
e. Melaksanakan Rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian berdasarkan Model Asuhan Keperawatan Profesional :
1. Timbang terima
2. Ronde keperawatan
3. Sentralisasi obat
4. Supervisi keperawatan
5. Dokumentasi keperawatan
4
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi pasien
a) Pasien mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efisien
b) Tercapainya kepuasan klien yang optimal
c) Pasien merasa di hargai dan terlibat dalam setiap perencanaan keperawatan
yang dirumuskan
1.3.2 Bagi perawat
a) Tercapainya tingkat keperawatan kerja yang optimal
b) Tercapainya proses keperawatan yang efektif dan efisien
c) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain dan perawat dengan pasien dan keluarga.
d) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
e) Dapat diterapkannya pendokumentasian yang efektif dan efisien.
1.3.3 Bagi rumah sakit
a) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
b) Meningkatkan mutu pelayanan
5
1.3.5 Mahasiswa
Sebagai pengalaman dalam mengelola suatu ruangan rawat inap, sehingga
dapat memodifikasi metode yang akan diterapkan sesuai kebutuhan (pasien dan
institusi).
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
6
7
AR
HAKIM
HENNY P
PP
PELAKSANA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
8
KASI
AR
PERAWAT
PRIMER
i. Pengaturan Ketenagaan
1. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Pasien
b. Rumus Douglas
a) Total Keseluruhan Ketergantungan Pasien Per 9 Agustus 2020
11
Pagi: 6
Sore: 4
Malam : 3
Jumlah : 13
Jumlah lepas dinas perhari:
Σperawat X 86 = 13 x86 = 4,00 (4)
279 279
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari Ruang
rawat inap:
13 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4
perawat libur = 19 orang.
Kenyataan tenaga perawat di Ruang rawat inap: shift pagi: 5, shift sore:
4, shift malam: 4
12 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4
perawat libur = 18 orang.
Jadi kebutuhan tenaga perawat Ruang rawat inap pada tanggal 10
Agustus 2020 belum sesuai dengan perhitungan teori yang ada.
Perawat
P S M LD Σ P S M LD Σ
1 12
9 5 2 1 2 4 2 2
0 4
1 12
10 5 2 1 2 4 2 2
0 4
Rata-rata 10 Rata-rata 12
Jadi berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan perawat Ruang rawat inap
kelolaan mahasiswa diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan di Ruang rawat inap kelolaan mahasiswa adalah 10 orang, sedangkan
jumlah tenaga yang ada berjumlah 12 orang, jadi untuk kebutuhan perawat
kelolaan mahasiswa sesuai.
2. Prosentase tingkat ketergantungan pasien di Ruang rawat inap
a. Tingkat Ketergantungan keseluruhan per tanggal 9 Agustus 2020
Tingkat Ketergantungan Prosentase
Tingkat Ktg Jumlah Pasien
Minimal 9 9 : 25 x 100 = 36 %
Parsial 14 14: 25 x 100 = 56 %
Total 2 2 : 25 x 100 = 8 %
Jumlah 25 25:25 x100 = 100 %
Tabel 2.1 Rata-rata Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat Tanggal 10 Agustus 2020
SHIFT PAGI
Tabel 2.1 Rata-rata Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat Tanggal 9-10 Agustus 2020
Rata-rata
Tindakan Keperawatan tidak Waktu
No Frekuensi waktu
langsung (menit)
(menit)
Total 93 39 24,24
2. Sholat Dhuhur 15 1 15
4. Toilet 5 3 1,66
SHIFT SORE
8. Memenuhi kebutuhan 20 1 20
cairan dan elektrolit,
nutrisi
1. Mendokumentasikan 60 12 5
tindakan keperawatan
2. Memenuhi kebutuhan 15 5 3
kebersihan dan
lingkungan
3. Melakukan konsultasi 10 2 5
dengan dokter
1. Sholat ashar 15 1 15
2. Makan dan 10 2 5
minum
3. Toilet 5 3 1,66
4. Main Hp 15 2 7,5
5. Duduk di ners 70 1 70
station
20
6. Sholat maghrib 15 1 15
7. Nonton TV 30 1 30
8. Sholat isya’ 15 1 15
SHIFT MALAM
8. Memenuhi kebutuhan 20 1 20
cairan dan elektrolit,
nutrisi
eliminasi urine
1. Mendokumentasikan 60 12 5
tindakan keperawatan
2. Memenuhi kebutuhan 10 1 10
kebersihan dan
lingkungan
103 28 22,58
1. Nonton TV 60 1 60
22
2. Makan dan 10 1 10
minum
3. Toilet 5 1 5
4. Main Hp 10 1 10
5. Duduk di ners 30 1 30
station
6. Tidur 60 1 60
7. Sholat Subuh 7 1 7
182 7 182
Kegiatan produktif
Persentase Kategori
Keterangan :
1. Beban kerja rendah < 60%
Beban kerja produktif 2. Beban kerja sedang 60-80 %
X 100 =
3. Beban kerja tinggi >80%
Waktu kerja tersedia
Hasil Time Motion Study pada perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat tanggal 10 Agustus 2020 didapatkan setelah
dilakukan pengamatan menggunakan metode time motion study pada beberapa
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah babat didapatkan
hasil rata-rata perawat dilakukan pengamatan bahwa perawat sift pagi beban
kerja objektif 95 % dan termasuk dalam kategori tinggi, perawat sift siang beban
kerja objektif 89% dan termasuk dalam kategori tinggi dan perawat sift malam
beban kerja objektif 79 %. Dan dapat disimpulkan bahwa beban kerja obyektif
pada sift pagi memiliki jumlah prosentase yang lebih besar yaitu 95 % dalam
kategori beban kerja sedang.
6. Ruang Namira 1 adalah ruang kelas II untuk pasien anak terdiri dari 4 bad, 1
kamar mandi dan Ruang Namira 2 untuk ruang anak kelas III.
7. Ruang Kelas III, terdiri dari Ruang Arohmah 1,Nabawi 1, Nabawi 2 yang
diperuntukan pasien dewasa dan ruang Arohmah 2 diperuntukan khusus pasien
bedah
8. Ruang HCU adalah ruang rawat inap yang khusus untuk pasien yang memerlukan
monitoring ketat, terdiri dari 3 Bad dan 1 kamar mandi, lokasi berada di depan
Nurse Station.
9. Ruang Isolasi adalah ruang yang di peruntukan pasien dengan TB Paru, terdiri 2
bad dan 1 kamar mandi.
b) Aroudhoh 2
NAMA BARANG KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Supra Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Rusak
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Baik
Dispenser Miyako 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
Lampu Baca 3 Non Medis Rusak
TV Thosiba 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led 2 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis
Rusak
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
c) Aroudhoh 3
KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NAMA BARANG NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Supra Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
29
d). Musdalifah 1
KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NAMA NOMER TYPE NON MEDIS
BARANG
Bed Pasien Supra 1 Medis Baik
Mak
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Baik
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Rusak
30
e). Musdalifah 2
NAMA KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
BARANG NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Rusak
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Rusak
Dispenser 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
TV LG 1 Non Medis Baik
AC LG 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led/Jari 2/1 Non Medis Baik
31
b) Ruang spoelhoek
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Trolly 3 Baik 3/ruangan -
2 Tempat pakaian kotor 2 Baik 2/ruangan -
3 Tempat sampah medis 1 Baik 1/ruangan -
4 T.sampah non medis 1 Baik 1/ruangan -
5 Tempat Sampah Botol 1 Baik 1/ruangan -
6 Ember 1 Baik 1/ruangan -
7 Urine Tampang 1 Baik 1/ruangan -
8 Rak alminium 1 Baik 1/ruangan -
c) Ruang linen
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Perlak Plastik 23 Baik 23/ruangan -
2 Tempat Sampah 3 Baik 3/ruangan -
40
e) Gudang
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Almari loker 1 Baik 1/ruangan -
2 Water heater 1 Baik 1/ruangan -
3 Timba 1 Baik 1/ruangan -
4 Kipas angin meja 1 Baik 1/ruangan -
5 WSD 1 Baik 1/ruangan -
f) Ruang tindakan
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Almari stainless 2 Baik 1/ruangan -
2 Troley linen bersih 1 Baik 1/ruangan -
3 Oksigen transport 2 Baik 1/ruangan -
4 Trolley injeksi 1 Baik 1/ruangan -
5 Trolley ferbanding 1 Baik 1/ruangan -
6 ECG 1 Baik 1/ruangan -
7 AC 1 Baik 1/ruangan -
8 Kereta Oksigen 1 Baik 1/ruangan -
9 Tempat tissue 1 Baik 1/ruangan -
10 Tempat sampah injak 1 Baik 1/ruangan -
11 Gelas ukur urine 1 Baik 1/ruangan -
12 Tensimeter elektrik 2 Baik 1/ruangan -
13 Matras dikubitus 1 Baik 1/ruangan -
14 Finger oksimeter 1 Baik 1/ruangan -
41
h) Administrasi penunjang
a) Buku Diet
b) Buku Pasien pulang
c) Buku Register
d) Lembar Observasi TTV ( Suhu, Nadi, Tekanan darah)
e) Buku timbang terima
f) Buku Laboratorium
Sarana dan prasarana di ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat
sudah baik. Untuk inventaris medis pada setiap ruang sudah cukup baik dan
beberapa kelengkapan non medis di ruangan yang sudah sesuai dengan standart
ruangan. Fasilitas penunjang lain yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat
seperti : setiap kamar pasien dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi yang
kebersihannya terjaga. Ventilasi udara sesuai dengan jumlah kamar dan jendela
dan kondisinya cukup baik. Setiap pagi dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas
cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang. Semua perawat ruangan
43
yang digunakan tidak menyulitkan dan memberikan beban kerja, 14(78%) model
tersebut tidak memberatkan dalam pembiayaan.
Pelaksanaan komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan
lain didapatkan bahwa seluruh komunikasi terlaksana dengan baik dan kontinuitas
rencana terlaksana. Dari hasil pengumpulan data yang dibagikan 2(11%) perawat
pernah mendapat teguran dari ketua tim dan keseluruhan perawat menjalankan
kegiatan sesuai standart, dan 16(89%) perawat menyatakan job description sudah
jelas, 18 (100%) mengenal dan mengetahui tentang job description.
2.4.2 Dokumentasi
Dari hasil angket yang disebarkan kepada 18 perawat ruangan didapatkan,
perawat mengatakan bahwa sistem dokumentasi yang digunakan adalah sistem
PIE (Problem Intervention & Evaluation) dimana dalam pendokumentasian
tersebut tercantum masalah, intervensi dan evaluasi (SOAP). Dokumentasi
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi yang sudah terisi lengkap. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan di
ruang Rawat inap meliputi pengkajian menggunakan sistem head to toe serta
diagnosa keperawatan sampai dengan implementasi keperawatan. Dokumentasi
keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan sesuai dengan format yang sudah
disediakan, selain itu perawat mengatakan bahwa dokumentasi dilakukan segera
setelah melakukan tindakan kepada pasien. Dokumentasi sudah ada format yang
baku dan memudahkan perawat untuk melakukan pengkajian kepada pasien
tetapi beban kerja yang tinggi membuat penulisan dokumentasi kurang maksimal.
Dari angket yang dibagikan kepada 18 perawat pada tanggal 09-10
Agustus 2020 didapatkan bahwa keseluruhan dokumentasi di ruang rawat inap
sudah digunakan, sudah terdapat format baku di ruang yang bisa membantu
perawat melakukan pengkajian kepada pasien, seluruh perawat sudah mengerti
cara pengisian format dokumentasi dengan benar dan tepat. 83% perawat
menyatakan bahwa sudah melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu.
Dari hasil observasi pada tanggal 9 Agustus 2020, pada 10 rekam medis
dengan lama rawat inap minimal 3 hari yang diambil secara acak, didapatkan
bahwa semua (91%) pengisiannya sudah terisi secara lengkap.
Dokumentasi di Ruangan Rawat inap RSMB
45
37 74 72 74 74 09 73 73 03 33
66 20 23 19 21 68 67 67 73 22
02 01 24 20 43 18 73 02 10 87
RM 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 3.3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
RM 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 7.1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 7.2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 9.1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RM 9.2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
% % % % % % % % % %
Berdasarkan dari hasi penelitian yang kami lakukan dari 10 Rekam Medis
yang kami teliti, menujukkan kelengkapan dokumentasi yang ada rata-rata 100%
Rekam Medis.
2.4.3 Timbang Terima
Berdasarkan angket yang disebarkan kepada perawat pada tanggal 09-10
Agustus 2020 didapatkan bahwa timbang terima dilakukan 3 kali dalam sehari,
yaitu pada pergantian shift malam ke pagi, shift pagi ke siang dan shift siang ke
shift malam diikuti oleh karu kecuali dari shift siang ke shift malam, katim dan
semua perawat yang telah dan akan dinas, dan dilakukan dengan anggota lengkap
dan semua laporan sudah disalin, kegiatan ini dilakukan oleh PJ Shift. Sedangkan
47
timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh PJ shift. Ada
pendokumentasian khusus untuk pelaporan timbang terima. Dari 8(67%) perawat
menyatakan bahwa timbang terima dilakukan tepat waktu. Sedangkan untuk hal-
hal yang perlu disampaikan selama timbang terima, perawat mencatumkan nama,
keluhan, tanda-tanda vital, hail laboratorium dan tindakan yang sudah dan akan
dilakukan, juga menggunakan diagnosa dokter. Dalam setiap timbang terima
selalu ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi ke pasien terhadap semua
hal yang ditimbang terimakan.
Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian
timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi : penggunaan volume suara
yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien disebelahnya, sesuatu yang
dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dan lain-lain. Interaksi
dengan pasien sering dilakukan saat timbang terima berlangsung,minimal
menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak, dan
lain-lain. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin
banyak yang akan dilaporkan, semakin lama waktunya, juga tergantung dari skill
perawat itu sendiri, apakah perawat menguasai atau tidak tentang apa yang akan
disampaikan pada saat timbang terima. Biasanya tidak lebih dari lima menit untuk
tiap pasien.
Dari hasil observasi pada tanggal 09 Agustus 2020 didapatkan bahwa
timbang terima sudah dilakukan di Ruang Rawat Inap setiap pergantian shift.
Terdapat buku khusus untuk mencatat hasil timbang terima yang berisi
nomor,nama pasien, ruang, nama dokter, diagnosa medis, dan keterangan. Hal-
hal yang disampaikan oleh perawat saat timbang terima diantaranya nama pasien,
keluhan, diagnosa medis, dan tindakan yang sudah dan akan dilakukan. Tetapi,
masalah keperawatan jarang disampaikan saat timbang terima.
2.4.4 Ronde Keperawatan
Dari hasil angket yang dibagikan ke perawat pada tanggal 09-10 Agustus
2020 didapatkan bahwa seluruh perawat ruangan rawat inap mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan dan adanya kemauan perawat untuk melaksanakan
ronde keperawatan, dan sebagian besar perawat mengerti adanya ronde
keperawatan. Sebagian kecil perawat menyatakan bahwa pelaksanaan ronde yang
48
Penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat dari ruangan Rawat inap .
Pasien biasanya datang dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)/Poli atau dengan
diantar oleh perawat IGD atau poli, dari ruangan yang bersangkutan tersebut
perawat membawa status pasien den lembar persetujuan untuk rawat inap, yang
selanjutnya diterima oleh perawat jaga saat itu. Dalam penerimaan pasien baru di
sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, persetujuan tindakan medis
dan keperawatan, tata tertib rumah sakit kepada keluarga pasien serta memberikan
souvenir. Sudah ada format baku yang berisi informasi tentang layanan dokter,
layanan bidan atau perawat, fasilitas ruangan, layanan gizi, farmasi, aturan RS dan
ruangan, dan lain-lain.
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa orientasi ruangan oleh perawat
belum optimal. Perawat tidak melakukan penerimaan pasien baru di bed pasien
melainkan dilakukan penerimaan pasien baru di nurse station, setelah beberapa
saat perawat menemui pasien untuk menjelaskan tempat jaga perawat, aturan RS
dan ruangan, dan lain-lain. Semua penjelasan perawat tertulis di format orientasi,
kemudian perawat meminta tanda tangan persetujuan dari pasien atau keluarga
pasien. Namun, perawat yang mengorientasi terkadang tidak memperkenalkan diri
dan tidak menjelaskan tentang layanan gizi yang ada di ruangan.
2.5 M4 – MONEY
Pada biaya pembayaran tarif yang ada di dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat di ketahui dapat menggunakan biaya secara umum, atau biaya sendiri, BPJS
dan JASA RAHARJA.
Dan untuk menentukan daya tarif berdasarkan diagnosa pasien dan untuk
asuransi menggunakan dua metode yaitu menurut kelas dan system paket.
Tabel 2.5.1 Tarif Perawatan Kamar Ruang Rawat inap Tahun 2018
No URAIAN SEWA VISITE TOTAL
KAMAR DOKTER
UMUM
1. Ruang perawatan
VIP Rp.502.110 Rp.48.000 Rp. 550.110
KELAS I Rp.190.180 Rp.42.000 Rp.232.080
KELAS II Rp.134.640 Rp.36.000 Rp.170.640
KELAS III Rp.95.040 Rp.30.000 Rp.125.040
HCU Rp.190.080 Rp.42.000 Rp.232.080
51
Tabel 2.5.2 Jumlah Pasien 2 Bulan Terakhir di Ruang Rawat inap Tahun 2020
No Pasien Bulan
Juni Juli
1. Umum 73 65
2. Bpjs 168 163
Total 241 228
Dari tabel diatas, dapat di jelaskan bahwa pada bulan Juni prosentase pasien
umum di ruang rawat inap 73 pasien (30,29%), sedangkan pasien BPJS 168
pasien (69,70%). Pada bulan Juli prosentase pasien umum di ruang rawat inap 65
pasien (28,50%), sedangkan pasien BPJS 163 pasien (71,49%).
TOI (Turn Over Interval) menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati hari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus perhitungan TOI (Turn Over Interval):
TOI: (Jumlah Tempat Tidur x Periode) – Hari Perawatan
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati)
Tabel 2.5.3 Perhitungan TOI (Turn Over Interval) Ruang Rawat inap Tahun
2019
Bulan TOI
52
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai TOI di Ruang Rawat inap
pada bulan Juni sampai Juli secara berurutan yaitu 1,78 hari dan 2,88 hari
dengan standar ideal 1-3 hari. Berarti dapat disimpulkan bahwa tempat tidur
(TT) di Ruang Rawat inap sering digunakan.
890
241
55
3,69 hari
Jadi rata-rata lamanya pasien dirawat di Ruang Rawat inap pada bulan Juni
sampai Juli 2020 yaitu sekitar 3,4 hari (ideal).
kontrak
TOTAL 1 3,7
Weakness 0,5 2 1
1. Sebagian besar (58,3%) perawat
masih berlatar pendidikan D-III
keperawatan. 0,5 3 1,5
2. Pembagian tugas masih belum
jelas 1 2,5
TOTAL
Threatened
1. Adanya tuntutan 0,3 4 1,2
tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional.
2. Makin tingginya 0,3 2 0.6
kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
3. Makin tingginya 0.2 3 0.6
kesadaran masyarakat akan
hukum 0,2 3 0,6
4. Persaingan RS yang
semakin ketat 1 3
TOTAL
2. M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana dan 0,4 3 1.2 (S–W)
prasarana untuk pasien dan = 3-2
tenaga kesehatan. =1
57
Weakness
1. Tensi kurang 0,5 2 1,0
2. Adanya inventaris 0,5 2 1,0
ruangan pasien yang tidak sesuai
standart 1 2
TOTAL
3. M3-METHOD (MAKP)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght
1. RS memiliki visi, 0,2 4 0,8
misi, dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
58
Weakness
1. Kurangnya pengetahuan perawat 0,2 4 0,8
tentang model asuhan
keperawatan
2. Kurangnya kemampuan perawat 0,1 2 0,2
dalam pelaksanaan model yang
telah ada. 0,2 2 0,4
3. Tidak semua perawat
mendapatkan pelatihan MAKP.
4. Kurangnya tenaga S1
Keperawatan yang membantu
optimalisasi penerapan model 0,2 3 0,6
MAKP yang digunakan di
ruangan.
5. Belum ada model asuhan 0,1 3 0,3
keperawatan yang digunakan
dengan pasti 1 2,7
6. Belum adanya struktur organisai
MAKP di ruangan
TOTAL
0,4 3 1,2
b. Eksternal Factor (EFAS) (O-T)
Opportunity 0,5 2 1,0 =2,5-2,3
1. Kepercayaan dari pasien dan = 0,2
masyarakat cukup baik.
2. Adanya kerjasama dengan 0,1 3 0,3
institusi klinik-klinik
independen. 1 2,5
3. Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme.
59
Weakness
60
Threatened 0,5 2 1
1. Adanya kesadaran pasien dan
keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat.
2. Akreditasi Rumah Sakit tentang
sistem dokumentasi yang 1 2
menjadikan persaingan RS
dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
TOTAL
0,5 2 1
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS) 0,5 1 0,5
Strength
1. Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan 1 1,5
2. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan ronde
keperawatan. 0,4 2 0,8
TOTAL
(S-W)
Weakness =1,5-2
61
Threatened
1. Adanya tuntutan yang 0,50 2 1
lebih tinggi dari pasien dan
keluarga pasien untuk
mendapatkan pelayanan 1 2,5
profesional
2. Persaingan antar ruang yang
semakin kuat dalam pemberian 2
pelayanan profesional.
TOTAL
0,2 0,8
4
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor 0,1 0,4
(IFAS) 4 (S-W)
Strength = 3,8-3
1. Sebagian besar perawat = 0,8
mengerti tentang sentralisasi
obat 0,2 0,6
2. Di ruangan tersebut sudah 3
dilakukan sentralisasi obat. Obat
yang disimpan di lemari es 0,3 1,2
misalnya lantus, novorapid, 4
bacthirom, hypobag, PPC, dll.
62
3. Sebagian perawat
pernah mengurusi sentralisasi 0,2 0,8
obat yang disimpan dalam 4
lemari es.
4. Perawat sudah 1 3,8
melakukan cross check terhadap
obat-obatan pasien, apakah
masih ada persediaan obat untuk
saat itu. 0,5 1,5
5. Sudah ada tas khusus 3
untuk mengambil obat pada 0,5 1,5
tiap-tiap pasien. 3
TOTAL
1 3
Weakness
1. Hanya obat emergensi yang ada
di ruangan.
2. Hanya obat-obatan yang 0,50 2,0
memerlukan penyimpanan di 4
suhu 20-250C yang dikelola
oleh ruangan. 0,50 1,5
TOTAL 3
Threatened
1. Adanya tuntutan akan 0,3 4 1,2
pelayanan yang profesional.
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum
TOTAL
0,2 2 0,4
Supervisi
a. Internal Factor (IFAS) 0,2 2 0,4
Strength
1. Rumah Sakit Muhammadiyah (S-W)
Lamongan merupakan rumah =2,6-2
63
TOTAL
Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai 0,1 4 0,4
konsumen untuk mendapat
pelayanan yang profesional dan
bermutu
TOTAL 0,1 3 0,3
Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS) 0,1 4 0,4
Strenght
1. Timbang terima merupakan
kegiatan rutin, yaitu 0,1 3 0,3
dilaksanakan 3 kali dalam
sehari (tiap pergantian shift)
64
Weakness
1. Masalah keperawatan jarang
sekali disebutkan saat timbang
terima. 0,5 4 2
2. Pelaksanaan TT masih belum
optimal, khususnya shift siang
ke malam 0,5 3 1,5
TOTAL
Treatened 1 2
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai asuhan
keperawatan
0,2 0,6
TOTAL
3
Discharge Planning 0,25 0,5
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght 0,25 2 0,5
1. Semua perawat (100%)
mengerti tentang discharge 2
planning. 0,3 0,9
2. Memberikan pendidikan (S-W)
kesehatan kepada pasien dan 3 =2,5-1,6
keluarga saat akan pulang =0,9
3. Perawat menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa saat 1 2,5
melakukan discharge planning
4. Adanya pemberian HE secara
lisan tentang pelaksanaan 0,6 1,2
discharge Planningmisalnya
nutrisi (diit) di rumah, kapan 2
harus kontrol, dll.
TOTAL
0,4 0,4
Weakness
1. Tersedianya brosur/leaflet 1
untuk pasien saat melakukan
discharge planning tapi
disamakan dengan 1 1,6
brosur/leafletsentral
2. Pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara 0,3 4 1,2
lisan pada setiap
pasien/keluarga 0,3 4 1,2
TOTAL
0,3 3 0,9
66
Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat 1 3
untuk mendapatkan pelayanan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar rumah sakit
yang semakin ketat 0,2 2 0,4
Weakness
1. Perawat yang mengorientasi
terkadang tidak 0,5 3 1,5
memperkenalkan diri
2. Beberapa perawat tidak 0,5 3 1,5
melakukan timbang terima
pasien baru di TT pasien. 1 3
67
TOTAL
TOTAL 1 4,2
Weakness
1. Jasa intensif untuk pelayanan 1 3 3
dan jasa medik yang diberikan
sama untuk semua perawat
TOTAL 1 3
TOTAL 1 3,5
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih 1 3 3
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
professional sehingga
membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk mendanai
sarana dan prasarana
TOTAL 1 3
5. M5-Marketing
c. Internal factor (IFAS)
Strenght
4. Kepuasan pasien terhadap 0,2 4 0,4
pelayanan kesehatan RS
5. Rata-rata BOR cukup baik 0,3 3 0,9
6. Patient Savety sangat 0,3 4 1,2
diperhatikan (S-W)
7. Mutu pelayanan tercapai 0,2 4 0,8 = 3,3-3
dengan baik = 0,3
TOTAL 1 3,3
Weakness
2. Kurangnya waktu perawat 1 3 3
dalam melakukan promosi
kesehatan masyarakat
(penyuluhan) pada pasien dan
masyarakat.
TOTAL 1 3
1,6
AGRESSIVE TT(1,0.1,5) Keterangan:
1,5
1,4
M1: Ketenagakerjaan SO: Sentralisasi Obat
W S
-1,1 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
-0,1
-0,2
-0,3
-0,4
-0,5
-0,6 70
-0,7
DEFFENSIVE DIVERSIFICATION
-0,8
T
71
72
2.8.4 M4 (Money)
1. Pengeluaran Jasa Pelayanan Yang tidak Merata dan tidak terjadwal
2.8.5 M5 (Marketing)
1. Kurangnya waktu perawat dalam melakukan promosi kesehatan
masyarakat (penyuluhan) pada pasien dan masyarakat.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat prioritas masalah sesuai dengan metode
CARL yang digunakan:
1. Ronde Keperawatan dengan jumlah skor : 256
2. Metode Penerapan Asuhan Keperawatan dengan skor : 192
3. Timbang Terima dengan jumlah skor : 144
4. Sarana prasarana/Material (M2) dengan jumlah skor : 108
5. Ketenagakerjaan/Man (M1) dengan jumlah skor : 96
6. Discharge Planning dengan jumlah skor : 81
7. Supervise dengan jumlah skor : 72
8. Penerimaan Pasien Baru dengan jumlah skor : 54
9. Sentralisasi Obat dengan jumlah skor : 48
10. Dokumentasi Keperawatan dengan jumlah skor : 36
11. Marketing/Mutu Pelayanan (M5) jumlah skor : 24
12. Money/Keuangan (M4) jumlah skor : 12
Rencana Strategi
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Waktu Penanggung
. Jawab
1. Ronde Keperawatan 1. Ronde keperawatan 1. 1. Adanya sosialisasi Minggu Laili K S. Kep
1. Ronde dapat terlaksana kepada perawat tentang ronde Keempat
dengan optimal dan tentang apa yang keperawatan
Keperawatan
dapat dilakukan dimaksud dengan 2. Adanya PJ dan tim
jarang dilakukan secaa rutin dengan ronde keperawatan rnde keperawatan
jadwal yang telah dan bagaimana yang mampu
dan belum
ditetapkan pelaksanaanronde mengatasi masalah
terlaksana 2. Ronde keperawatan keperawatan yang di alami
dapat memberikan kepada perawat pasien
dengan optimal
wawasan terhadap ruangan di ruang 3. Ronde
2. Hanya keluarga pasien pavilion rawat inap. keperawatan dapat
2. dilaksankan sesuai
sebagian kecil
kepala ruang degan jadwal yang
saja perawat pavilion rawat inap ada dan dapat
dalam membentuk terlaksana dengan
yang mengerti
penanggung jawab baik
tentang ronde ronde keperawanan
dan tim ronde
keperawatan.
keperawatan
diruang pavilion
rawat inap, yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pelayanan asuhan
keperawatan
74
75
3.
ronde keperawatan
bersama
penanggung jawab
ronde keperawatan
dan kepala ruang
4.
keperawanan sesuai
jadwal dan standar
yang ada pada
ronde keperawatan.
2. Penerapan Model Mengupayakan 1. Melakukan 1. Adanya sosialisasi Minggu Arif Rahman
1. Tidak terpenuhinya metode sosialisasi kepada tentang MAKP Kedua H S. Kep
penerapan model perawat tentang 2. Adanya PJ dan
semua perawat
primary nursing MAKP tim MAKP
mendapat 2. Mendiskusikan 3. MAKP primer
bersama mengenai dapat dilaksankan
pelatihan MAKP
MAKP yang akan sesuai dengan
(Hanya Karu dan di laksanakan di jadwal yang ada
Ruang Paviliun dan dapat
Kati yang
Rawat inap terlaksana dengan
mendapatkan 3. Membentuk baik
penanggung jawab
pelatihan)
MAKPdan tim
2. Kurang 4. Melakukan
pelaksanaan MAKP
nya pengetahuan
yang sudah
dan kemampuan ditentukan
76
perawat dalam
pelaksanaan
model MAKP
yang telah ada.
tindakan ingin
mengurangi sesak
dari skala berapa ke
berapa).
sosialisasi berupa
buklet dan leaflet bagi
pasien
5. Pembuatan dan
pemasangan poster
alur discharge
planning di ruangan
7. Supervisi 1. Adanya jadwal 1. Membuat jadwal 1. Minggu Endang S, S.
Belum adanya jadwal yang pasti tetang tentang supervisi program kerja dan empat Kep
supervisi 2. Membuat PJ dan tujuan tentang
yang elas atau pasti
2. Adanya Follow Up tim supervisi supervisi
tentang supervisi. dan Feedback dari 3. Membuat 2.
supervisi yang pelaksanaan menyapaikan hasil
dilakukan supervisi yang supervisi
harus ada follow up
dan feedback dari
hasil supervisi yang
disampikan
supervisor
8. Dokumentasi Dokumentasi dapat 1. Melakuk 1. Adanya Minggu Endra S, S.
terisi dengan lengkap an supervisi dan kesempatan empat Kep
Dalam
menganalisa penilaian
kelengkapan kelengkaoan pendokumentasian
terhadap hasil asuhan
pendokumentasia
pendokumentasian keperawanan
80
tempat-tempat
penting di
ruangan
10. Sentralisasi Obat Sentralisasi obat 1. Melakuk Sentralisasi obat dapat - Asmono W, S.
dilakukan dengan an pemberian obat berjalan dengan Kep
1. Obat injeksi
optimal dan tersusun sesuai jadwal yang optimal
dilakukan terstruktur
2. Melakuk
sentralisasi
an hitung sisa obat
sebagian, di untuk mencocokan
kebutuhan obat
mana setelah
pasien dengan sisa
obat injeksi stok obat yang ada
setiap pergatian
dilaporkan ke
shift
perawat dicatat
kemudian
disimpan di
almari pasien
2. Hanya obat oral
yang disimpan
diruang perawat
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
2. Putri S.Kep
2. Kumardjari, S.Kep
Pambudi, S.Kep
118
119
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Assosiate (Perawat Pelaksana)
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
model asuhan keperawatan profesional di ruangan.
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan :
Kelemahan :
Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan,
meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan ruang perawatan.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan
yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada
tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar.
122
Tugas Pokok
1) Menerima pasien dan
mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2) Membuat tujuan dan
rencana keperawatan.
3) Melaksanakan rencana
yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4) Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain
maupun perawat lain.
5) Mengevaluasi
keberhasilan asuhan keperawatan.
6) Melakukan rujukan
kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
7) Membuat jadwal
perjanjian klinik.
8) Mengadakan kunjungan
rumah bila perlu.
9) Bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
10) Mengikuti timbang
terima
11) Menerima pasien dan
mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
12) Membuat tujuan dan
rencana keperawatan.
13) Melaksanakan rencana
yang telah dibuat selama ia dinas.
125
Tugas Pokok :
1) Memberikan perawatan
secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
a. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun.
b. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien
pada catatan perawatan.
126
1. Langkah-langkah Supervisi :
a. Pra Supervisi
- Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
- Supervisor menetapkan tujuan supervisi
b. Supervisi
- Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan
pelayanan bersama-sama PP dan PA
- Supervisor meneliti dokumentasi status pasien
- Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan
pembinaan
- Supervisor memanggil PP dan PA yaang perlu dilakukan
Pembinaan
- Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
- Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA
c. Evaluasi
- Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
- Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP
dan PA
2. Prinsip Supervisi
129
1) Tugas Supervisor
a. Mempertahankan standart praktek
keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan
prosedur pelayanan keperawatan, bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang
lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat
e. Memastikan asuhan keperawatan
profesional dilaksanakan
130
2) Teknik Supervisi
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berjalan. Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan
perbaikan.
Prosesnya :
- Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi supervisor
- Selama proses, supervisor memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk
- Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah
kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai
dan memperbaiki kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
131
4. Alur supervisi
Ka. Bid Keperawatan
Ka RuPERAWAT
PRIMER
Pra Supervisi
(4-6 orang)
PP PP
1SARA 2KLIEN
Pelaksanaan
Delegasi
Menilai kerja perawat
PAPERA PAPERA
WAT WAT
- Feed
back
Pasca
- Koreksi Kinerja Perawat dan Kualitas
atau pemecahan masalah Pelayanan Meningkat
- Reward
/reinforcement
Kegiatan Supervisi
Pelaksanaan
Delegasi dan Supevisi
132
5. Penerapan supervisi
a. Penanggung Jawab : Endang Sutjiati,
S.Kep dan Pambudi S, S.Kep
b. Tujuan :Setelah
dilaksanakan praktik Manajemen Keperawatan, diharapkan ruang rawat inap
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat mampu menerapkan supervisi keperawatan
dengan baik dan optimal.
c. Waktu : 10
September 2020
d. Rencana strategi :
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan
2. Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi
3. Menentukan materi supervisi keperawatan
4. Menyiapkan format supervisi
5. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama
perawat ruangan
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan.
e. Kriteria evaluasi :
1. Struktur :
1). Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
2). Menyusun konsep supervisi keperawatan
3). Menentukan materi supervisi
2. Proses :
1). Melakukan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisor
2). Mendokumentsikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
3. Hasil :
1). Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal
2). Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
3). Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA
3.2.4 Timbang Terima
Timbang terima (Operan) merupakan tehnik atau cara untuk
menyampaikan laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
133
1. Tujuan
). Tujuan Umum
Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
Meningkatkan kemampuan komuniksi antar perawat
Menjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
perawat
Pelaksana asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
b). Tujuan Khusus
Klien
Diagnosa medis
Diagnosa Keperawatan
masalah kolaboratif
Rencana Tindakan
Perkembangan keadaan
Klien
4. Prosedur Pelaksanaan
1) Kedua kelompok siap
2) Prinsip timbang terima : tidak semua pasien dilakukan timbang terima,
khusus pada klien yang memiliki permasalahan yang belum teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
3) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa keperawatan.
4) Hal-hal yang sifatnya khusus di serah terimakan kepada perawat berikutnya.
5) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
Identitas klien dan diagnosa medis
Data (keluhan subjektif dan objektif)
Masalah kepeawatan yang masih muncul
Intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan
Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilaksanakan
Intervensi kolaborasi
Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klasifikasi
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan atau terhadap hal-hal yang kurang jelas
Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat
Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 5 menit, kecuali
dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit
5. Penerapan Timbang Terima
1) Penanggung jawab : Kumardjari, S.Kep
2) Tujuan : Setelah dilakukan Praktik Manajemen Keperawatan diharapkan di
Ruang Rawat inap Rumah Sakit Muhammadaiyah Babat, mampu
menerapkan prosedur timbang terima dengan baik dan optimal.
3) Waktu : 5 September 2020
4) Rencana Strategi
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
135
3. Hasil
a. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
b. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien.
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
3.2.5 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang
dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat assosiet serta melibatkan
seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan penyakit kronis
b. Klien dengan komplikasi
c. Klien dengan penyakit akut
2. Karakteristik
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. PA, PP dan konselor merupakan diskusi bersama
d. Konselor memfasilitasi kretifitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
3. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
d. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
e. Meningkatkan kemampuan untuk rencana keperawatan.
4. Peran
1) Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2) Perawat Primer dan Konselor
137
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memberikan kebenaran suatu masalah, intervensi keperawatan tindakan
yang rasional
d. Mengarahkan dan mengoreksi
e. Mengintergrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
5. Prosedur pelaksaana Ronde keperawatan
1) Persiapan
Penetapan tentang kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde
2) Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
138
Tahap Pra PP
Penetapan pasien
Persiapan pasien :
Informend consent
Hasil pengkajian atau validasi data
Validasi data
5. Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
a). Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b). Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
c.) Memberi Informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini menjelaskan
dan intervensi yang telah di laksanakan tetapi belum mampu
mengatasi masalah pasien.
c) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Memberikan masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi klien tersebut.
c. Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatn untuk menyelesaikan masalah
pasien
140
Dokter perawat
Surat persetujuan
Sentralisasi Obat dari Pendekatan
Perawat perawat
Pasien /
keluarga
Farmasi/
apotik
Pasien/keluarga
Lembar serah Terima
obat buku serah terima
Masuk obat
PP/ perawat yang
menerima
Pengaturan dan
pengeloaan oleh perawat
Pasien /
keluarga
…… Garis koordinasi
143
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
obyektif dan ditanda tangani oleh tenaga kesehatan atau perawat, Dalam hal ini perlu
dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interpretasi yang salah
2) Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengakp dan akurat akan memberi kemudahan
perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana
masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini
juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara dini
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien
sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
lengkap acuan dalam menentukan biaya keperawatan klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumtasi keperawatan mengandung informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah dituliskan catatan
yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain dapat digunakan
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
4) Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu intruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu
pada model SOAP.
Teknik pengisihan lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien mau diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan.
a) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal dan nomor register klien.
b) Tiap lembar diisi kolom data, analisa, problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom data ditambah data subjektif (S) dan objektif (O).
e. Pada kolom analisa ditentukan masalah yang ditemukan berdasarkan data.
f. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).
Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi
keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan model SOAP. Dengan modifikasi ini di harapkan dokumentsi yang
dilakukan lebih efektif dan efisien yang dilaksanakan pada minggu ke-3, tetapi
format tersebut tidak disosialisasikan kepada perawat ruangan karena masih dalam
tahap uji coba.
146
Pasien keluar
Perencanaan pulang
Penyelesaian administrasi
Lain-lain
Program HE :
Pengobatan/ control
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan di rumah
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan pasien
baru sesuai dengan standart. Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang
optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
1. Tujuan
1) Ruangan siap memberikan pelayanan ke pasien.
2) Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan.
3) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
4) Meneriam dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
5) Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien/keluarga klien.
6) Mengetahui kondisi dan keadaan umum klien secara umum.
7) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS (Masuk Rumah sakit).
2. Kebijakan
1) Pasien berhak mendapatkan fasilitas ruang perawatan sesuai yang dilakukan.
2) Pasien harus diterima dengan baik dan ramah
3. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
1) Tahap Pra Penerimaan Baru
a. Lembar pasien masuk rumah sakit.
b. Buku status dan lembar format pengkajian pasien.
c. Nursing Kit.
d. Informed Consent/ Lembar persetujuan sentralisasi obat.
e. Lembar serah terima obat.
f. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung.
g. Lembar tingkat kepuasan pasien.
h. Tempat tidur pasien baru.
i. Paket perawatan/souvenir.
j. Kartu penunggu pasien.
2) Tahap Pelaksanaan Pasien Baru
a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat primer/
perawat yang diberi delegasi untuk menerima pasien baru.
155
i) Apabila pasien atau keluarga telah memahami apa yang telah dijelaskan
oleh perawat, pasien diminta untuk menandatangani lembar penerimaan
pasien baru dan lembar persetujuan sentralisasi obat.
j) Perawat asosiet melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format dan memeriksa tanda-tanda vital pasien.
k) Perawat menanyakan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan
pasien.
3) Tahap Post Penerimaan Pasien Baru
a. KARU memberikan reinforcement pada PP dan PA.
b. KARU memeriksa kembali kelengkapan pengisian dokumen penerimaan
pasien baru.
c. PP menyusun intervensi keperawatan.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2) Dilakukan oleh kepala ruanagan atau perawat primer dan atau perawat asosiet
yang telah diberikan wewenang atau yang telah didelegasikan.
3) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien.
4) Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik .
5. Peran Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru
1) Kepala ruangan
a. Menerima pasien baru.
b. Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan penerimaan
pasien baru.
c. Menyetujui dan menandatangani lembar pasien masuk rumah sakit.
2) Perawat Primer
a. Menyiapkan kelengkapan dan penerimaan pasien baru masuk rumah
sakit/ruangan, seperti: format penerimaan pasien baru, format pengkajian
dan format sentralisasi obat.
b. Mengorientasikan pasien ke ruangan.
c. Memberi penjelasan tentang kepala ruangan, perawat dan dokter yang
bertanggung jawab terhadap pasien.
d. Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru kepada
perawat asociate
157
3) Perawat Associate
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru, pengkajian dan
pemeriksaan fisik pada pasien baru
158
Pra Karu memberitahu PP akan ada pasien baru, lokasi dinurse station
PP Menyiapkan
Lembar pasien masuk Rumah sakit
Buku status dan lembar format pengkajian pasien
Nursing Kit
Informed consent / lembar persetujuan sentralisasi obat
Lembar serah terima obat
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Paket perawatan/souvenir
Kartu penunggu pasien
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru dikamar pasie
Post Terminasi
Evaluasi
159