Anda di halaman 1dari 124

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing-masing melalui fungsi manajemen.
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran
yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser
(2013) terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan
diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating & directing),
staffing, leading, reporting, controlling dan budgeting.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu
berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi
kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu
strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya
faktor kelola yang optimalmampu meningkatkan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk merupakan ilmu dan
kiatnya secara optimal. Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat merupakan
ruangan yang digunakan untuk semua pasien yang akan di rawat inap. Ruang
rawat inap RS Muhammadiyah Babat terdiri dari beberapa ruangan yaitu VIP

1
2

terdiri dari 5 bed, kelas I terdiri dari 4 bed, kelas II dewasa terdiri dari 7 bed, kelas
II anak terdiri dari 4 bed, kelas III dewasa terdiri dari 9 bed, kls III anak terdiri
dari 6 bed, kelas III bedah terdiri dari 4 bed, Ruang HCU terdiri dari 3 bed dan
isolasi 2 bed. Perencanaan tenaga keperawatan di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pelayanan
keperawatan yaitu pelayanan perawatan yang optimal dan bermutu sesuai dengan
target yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode asuhan keperawatan, Ruang
rawat inap RS Muhammadiyah Babat menggunakan Metode Asuhan
Kepererawatan Profesional TIM. Namun pada pelaksanaannya belum bisa
berjalan secara efektif, karena perawat yang bertugas tidak berfokus pada
beberapa pasien kelolaannya tapi menyeluruh ke semua pasien kelolaannya.
Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan
keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka
perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) khususnya di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat.
Dasar pertimbangan penerapan model sistem pemberian asuhan
keperawatan adalah:
1. Sesuai visi dan misi rumah sakit.
2. Ekonomis.
3. Menambah kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat
melaksanakan perannya dengan baik.
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara komprehensif.
6. Terlaksananya proses keperawatan yang sesuai dengan
standar praktek keperawatan (SPK).
7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lainnya.
Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yakni:
1. Ketenagaan keperawatan.
3

2. Metode pemberian asuhan keperawatan.


3. Dokumentasi keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktek klinik manajemen
keperawatan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan Model Keperawatan Primer di Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik klinik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan beberapa aspek dalam pengelolaan
pemberian pelayanan asuhan keperawatan, yaitu:
a. Melakukan pengkajian di Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat
b. Melakukan analisa, situasi berdasarkan SWOT
c. Menentukan rumusan masalah
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP):
1. Timbang terima
2. Ronde keperawatan
3. Sentralisasi obat
4. Supervisi keperawatan
5. Dokumentasi keperawatan
6. Penerimaan pasien baru
7. Discharge planning
e. Melaksanakan Rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian berdasarkan Model Asuhan Keperawatan Profesional :
1. Timbang terima
2. Ronde keperawatan
3. Sentralisasi obat
4. Supervisi keperawatan
5. Dokumentasi keperawatan
4

6. Penerimaan pasien baru


7. Discharge planning
8. MAKP
f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional :
1. Timbang terima
2. Ronde keperawatan
3. Sentralisasi obat
4. Supervisi keperawatan
5. Dokumentasi keperawatan
6. Penerimaan pasien baru
7. Discharge planning
8. MAKP

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi pasien
a) Pasien mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efisien
b) Tercapainya kepuasan klien yang optimal
c) Pasien merasa di hargai dan terlibat dalam setiap perencanaan keperawatan
yang dirumuskan
1.3.2 Bagi perawat
a) Tercapainya tingkat keperawatan kerja yang optimal
b) Tercapainya proses keperawatan yang efektif dan efisien
c) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain dan perawat dengan pasien dan keluarga.
d) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
e) Dapat diterapkannya pendokumentasian yang efektif dan efisien.
1.3.3 Bagi rumah sakit
a) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
b) Meningkatkan mutu pelayanan
5

1.3.4 Institusi Pendidikan


Dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan masukan tentang manajemen
ruangan di Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat.

1.3.5 Mahasiswa
Sebagai pengalaman dalam mengelola suatu ruangan rawat inap, sehingga
dapat memodifikasi metode yang akan diterapkan sesuai kebutuhan (pasien dan
institusi).
BAB 2

PENGUMPULAN DATA

2.1 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Muhammadiyah Babat


2.1.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit yang islami dan prima dalam pelayanan
2.1.2 Misi
1. Menciptakan nuansa islami dilingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat
2. Memberikan Pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien dan
keluarga
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan,sarana, sumber daya
insani(SDI) dengan didukung oleh sistem managemen yang profesional.
2.1.3 Motto
IHSAN = Ihlas dalam bekerja, Santun dalam pelayanan.

2.2 Sumber Daya Manusia (M1)


2.2.1 Struktur Organisasi
Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat dipimpin oleh seorang kepala
intalasi, 1 perawat primer, 15 perawat pelaksana. Adapun struktur organisasinya
adalah:

6
7

Struktur Karyawan Perawatan Di Ruang rawat inap


RS Muhammadiyah Babat

AR
HAKIM

HENNY P

PP

KUMAR J TRIANA LIA UMI


PJ SHIFT PJ SHIFT PJ SHIFT PJ SHIFT

PELAKSANA

SISWO SENDI MUJIATIN PRAS

PA PA PA PA

CHELVI SODIK WINDA MUNIK

PA PA PA PA

AGUNG WIWIT KIKI MUTI

PA PA PA PA
8

Struktur MAKP Di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

KASI

AR

PERAWAT
PRIMER

PJ DOKUMENTASI PJ TIMBANG TERIMA PJ RONDE


KEPERAWATAN
KUMARDJARI UMI
LIA Y

PJ DISCHARGE PJ SUPERVISI PJ PENERIMAAN PJ SARANA


PLANNING PASIEN BARU PRSARANA
TRIANA
WIWIT MUJIATIN PRAS

2.2.2 Jumlah Tenaga Di Ruang rawat inap RS Muhammadiyah Babat


a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.2.2.1 Keterangan Pendidikan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1. D3 Keperawatan 5 Tetap : 5
Kontrak : -
S1-Keperawatan 13 Tetap: 8
Kontrak : 5
9

Tabel 2.2.2.2 Pelatihan yang diikuti perawat Ruang rawat inap RS


Muhammadiyah Babat
Nama Status TMT Diklat yang
No Jabatan Pendidikan
Perawat Ketenagaan Diikuti
1. ARHakim,S.K Ka Tetap 2017 S1  BCLS
ep. instalasi
2. Henny Perawat Tetap 2010 DIII  BCLS
prilatini, Primer
Amd.Kep
3. 1Kumardjari,S. PJ Shift Tetap 2002 S1  PPGD
Kep
4. 3Triana Eka PJ Shift Tetap 2004 DIII  BTCLS
Amd.Kep
5. 4Umi S.Kep.Ns PJ Shift Tetap 2012 S1  PPGD
6. 5Lia Amd.Kep PJ Shift Tetap 2014 DIII  BCLS

7. 6Prasetyo Pelaksana Tetap 2014 DIII  BCLS


Amd.Kep
8. 7Mutmainah,S. Pelaksana Tetap 2015 S1  BCLS
Kep,Ns
9. 8Siswo widigdo Pelaksana Tetap 2016 DIII  BCLS
Amd.Kep
10. Sendi Pelaksana Tetap 2016 S1  BTCLS
9 S.Kep,Ns.
11. Mujiatin, Pelaksana Tetap 2016 S1  BCLS
10 S.Kep,Ns
12. Mutmainah,S. Pelaksana Tetap 2016 S1  BTCLS
11 Kep,Ns
13. Kiki,S.Kep,Ns Pelaksana Tetap 2017 S1  BTCLS
14. Wiwi,S.Kep,Ns Pelaksana Tetap 2017 S1  BTCLS
15. Munik,S.Kep, Pelaksana Kontrak 2019 S1  BTCLS
Ns
16. Chelvi,S.Kep, Pelaksana Kontrak 2019 S1  BTCLS
Ns
17. Agung,S.Kep, Pelaksana Kontrak 2019 S1  BTCLS
Ns
18. Sodik, Pelaksana Kontrak 2019 S1  BTCLS
S.Kep,Ns
10

b. Tenaga Medis Non Keperawatan


Tabel 2.2.2.3 Daftar Tenaga Medis non Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Paru 1 Orang
2 Dokter Bedah 2 Orang
3 Dokter Urologi 1 Orang
4 Dpkter Penyakit Dalam 2 Orang
5 Dokter Sp Radiologi 1 Orang
6 Dokter Ortopedi 1 Orang
7 Dokter Saraf 1 Orang
8 Dokter Jantung 1 Orang
9 Dokter Anak 1 Orang
10 Dokter THT 2 Orang
11 Dokter Kandungan 2 Orang
12 Dokter Gigi 1 Orang
13 Dokter Mata 3 Orang
14 Dokter Kulit 1 Orang

c. Gambaran 10 Besar Penyakit Pada Bulan Juli 2020


Tabel 2.2.2.5 Daftar 10 besar penyakit Ruang rawat inap RS
Muhammadiyah Babat
No Jenis penyakit Jumlah
1 Dyspepsia 39
2 Obs Febris 24
3 Gastritis 15
4 HT 11
5 Abdominal Pain 10
6 Thpoid Fever 10
7 DM 9
8 DHF 8
9 GEA 8
10 CVA 5
Jumlah

i. Pengaturan Ketenagaan
1. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Pasien
b. Rumus Douglas
a) Total Keseluruhan Ketergantungan Pasien Per 9 Agustus 2020
11

Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantungan PAGI SORE MALAM
Minimal 9x0,17= 1,53 6x0,14 = 0,84 8x0,07 = 0,56
Parsial 14x0,27 = 3,78 15x 0,15 = 2,25 15x0,10= 1,5
Total 2x0,36 = 0,72 2x 0,30 = 0,6 3x 0,20 = 0,6
Jumlah 6,03 3,64 2,66
Jumlah perawat 6 4 3
yang jaga pada
setiap Shift
Pagi : 6
Sore : 4
Malam : 3
Jumlah : 13
Jumlah lepas dinas perhari:
Σperawat X 86 = 13x86 = 4,00 (4 orang)
279 279
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari Ruang
rawat inap RS Muhammadiyah Babat:
13 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4 perawat
libur = 19 orang.
Kenyataan tenaga perawat di Ruang rawat inap: shift pagi: 6, shift sore:
4, shift malam: 4 perawat libur : 4
12 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4 perawat
libur = 18 orang.
Jadi kebutuhan tenaga perawat di Ruang rawat inap RS Muhammadiyah
Babat pada tanggal 9 agustus 2020 belum sesuai dengan hitungan dari
konsep teori yang ada
12

b) Total Keseluruhan Ketergantungan Pasien Per 10 Agustus 2020


Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan PAGI SORE MALAM
Minimal 6x0,17= 1,02 6x0,14 = 0,84 5x0,07 = 0,35
Parsial 16x0,27 = 4,32 16x0,15 = 2,4 16x0,10 = 2,4
Total 2x0,36 = 0,72 3x0,30 = 0,9 3x 0,2 = 0,6
Jumlah 6,06 4,14 3,35
Jumlah perawat 6 4 3
yang jaga pada
setiap Shift

Pagi: 6
Sore: 4
Malam : 3
Jumlah : 13
Jumlah lepas dinas perhari:
Σperawat X 86 = 13 x86 = 4,00 (4)
279 279
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari Ruang
rawat inap:
13 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4
perawat libur = 19 orang.
Kenyataan tenaga perawat di Ruang rawat inap: shift pagi: 5, shift sore:
4, shift malam: 4
12 perawat pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer + 4
perawat libur = 18 orang.
Jadi kebutuhan tenaga perawat Ruang rawat inap pada tanggal 10
Agustus 2020 belum sesuai dengan perhitungan teori yang ada.

c) Rekapitulasi kebutuhan tenaga perawat di Ruang rawat inap RS


Muhammadiyah Babat
Tgl Kebutuhan tenaga perawat Tenaga rill R. Ranap KET
P S M L TTL P S M L TTL
9 8 4 3 4 19 6 4 4 4 18
10 8 4 3 4 19 6 4 4 4 18
Jumlah rata-rata 19 Jumlah rata-rata 18
13

Berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan perawat di Ruang rawat inap


diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang rawat
inap adalah 19 orang, sedangkan kenyataannya jumlah perawat yang ada adalah
18 orang. Jadi, untuk kebutuhan perawat di Ruang rawat inap belum sesuai
dengan perhitungan teori yang ada.

d) Pasien Kelolaan Per 9 Agustus 2020


Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan PAGI SORE MALAM
Minimal 4x 0,17 = 0,68 4x 0,14 = 0,56 4x 0,07 = 0,28

Parsial 9x 0,27 = 2,43 9x 0,15 = 1,35 9x 0,10 = 0,9


Total 1x 0,36 =0,36 1x 0,30 = 0,3 1x 0,20 = 0,2
Jumlah 3,47 2,21 1,38
Jumlah perawat yang
3 2 1
jaga pada setiap Shift

Total Tenaga Perawat


Pagi : 3 Sore : 2 Malam : 1
Jumlah : 6
Jumlah lepas dinas perhari:
Σperawat X 86 = 6 x86 = 1,8 (2)
279 279
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari pada pasien
kelolaan di Ruang rawat inap:
6 perawat + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer+ 2 orang lepas dinas = 10
orang.
Kenyataan jumlah perawat yang dinas pada pasien kelolaan di Ruang rawat inap:
shift pagi: 4, shift sore: 2, shift malam: 2, lepas dinas 4
6 perawat + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer+ 4 orang lepas dinas = 12
orang.
Jadi kebutuhan perawat Ruang rawat inap pada pasien kelolaan tanggal 9 Agustus
2020 lebih 2 orang perawat dari kebutuhan.

e) Pasien Kelolaan Per 10 Agustus 2020


14

Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantungan PAGI SORE MALAM
Minimal 2x 0,17 = 0,34 2x 0,14 = 0,28 2x 0,07 = 0,14
Parsial 9x 0,27 = 2,43 9x 0,15 = 1,35 9x 0,10 = 0,9
Total 2x 0,36 =0,72 2x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4
Jumlah 3,49 2,23 1,5
Jumlah perawat yang
3 2 1,44
jaga pada setiap Shift

Total Tenaga Perawat


Pagi : 3
Sore : 2
Malam : 1
Jumlah : 6
Jumlah tenaga lepas dinas perhari:
Σperawat X 86 = 6 x86 = 1,8 (2)
279 279
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari pada pasien
kelolaan di Ruang rawat inap:
6 perawat + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer+ 2 orang lepas dinas = 10
orang.
Kenyataan jumlah perawat yang dinas pada pasien kelolaan di Ruang rawat inap:
shift pagi: 4, shift sore: 2, shift malam: 2, lepas dinas 4
6 perawat + 1 kepala ruangan + 1 perawat primer+ 4 orang lepas dinas = 12
orang.
Jadi kebutuhan perawat Ruang rawat inap pada pasien kelolaan tanggal 10
Agustus 2020 lebih 2 orang perawat dari kebutuhan.

f) Rekapitulasi kebutuhan perawat kelolaan


Tgl Kebutuhan Tenaga Riil Tenaga Ket
15

Perawat
P S M LD Σ P S M LD Σ
1 12
9 5 2 1 2 4 2 2
0 4
1 12
10 5 2 1 2 4 2 2
0 4
Rata-rata 10 Rata-rata 12
Jadi berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan perawat Ruang rawat inap
kelolaan mahasiswa diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan di Ruang rawat inap kelolaan mahasiswa adalah 10 orang, sedangkan
jumlah tenaga yang ada berjumlah 12 orang, jadi untuk kebutuhan perawat
kelolaan mahasiswa sesuai.
2. Prosentase tingkat ketergantungan pasien di Ruang rawat inap
a. Tingkat Ketergantungan keseluruhan per tanggal 9 Agustus 2020
Tingkat Ketergantungan Prosentase
Tingkat Ktg Jumlah Pasien  
Minimal 9 9 : 25 x 100 = 36 %
Parsial 14 14: 25 x 100 = 56 %
Total 2 2 : 25 x 100 = 8 %
Jumlah 25 25:25 x100 = 100 %

b. Tingkat Ketergantungan keseluruhan per Tanggal 10 Agustus 2020


Tingkat Ketergantungan Prosentase
Tingkat Ktg Jumlah Pasien  
Minimal 6 6 : 24 x 100 = 25 %
Parsial 16 16 : 24 x 100 = 66,6 %
Total 2 2 : 24 x 100 = 8,4 %
Jumlah 24 24:24 x100 = 100 %

3. Prosentase tingkat ketergantungan pasien kelolaan mahasiswa di Ruang rawat


inap per tanggal 9 Agustus 2020
Tingkat Ketergantungan Prosentase
Tingkat Ktg Jumlah Pasien  
Minimal 4 4 : 14 x 100 = 28,5 %
Parsial 9 9 : 14 x 100 = 64,3 %
Total 1 1 : 14 x 100 = 7,2 %
Jumlah 14 14:14 x100 = 100 %
16

4. Prosentase tingkat ketergantungan pasien kelolaan mahasiswa di Ruang rawat


inap per tanggal 10 Agustus 2020
Tingkat Ketergantungan Prosentase
Tingkat Ktg Jumlah Pasien  
Minimal 2 2 : 13 x 100 = 15,6 %
Parsial 9 9 : 13 x 100 = 69 %
Total 2 2 : 13 x 100 = 15,4 %
Jumlah 13 13:13 x100 = 100 %

5. REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT RUANG RAWAT INAP


RS. MUHAMMADIYAH BABAT TANGGAL 10 AGUSTUS 2020

Tabel 2.1 Rata-rata Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat Tanggal 10 Agustus 2020

Produktif Shift Pagi


Rata-rata
Tindakan Keperawatan Waktu
No Frekuensi waktu
Langsung (menit)
(menit)

SHIFT PAGI

1. Melakukan operan di nurse station 30 12 2,5

2. Melakukan operan keliling keruang 20 12 1,66


pasien

3. Melakukan TTV kepada pasien 30 12 2,5

4. Memberikan obat oral kepada 7 12 0,58


pasien

5. merawat infuse pasien 20 3 6,66

6. Mengoplos obat 40 12 3,3

7. Menginjeksi pasien 35 12 2,9

8. Memenuhi kebutuhan oksigen 20 6 3,3

9. Memenuhi kebutuhan cairan dan 20 1 20


elektrolit, nutrisi

10. Melakukan observasi pada pasien 10 12 0,83

11. Menerima pasien baru 15 1 15


17

12. Melakukan inform consent 20 1 20

13. Memberikan edukasi kepada pasien 15 12 1,25

14. Memenuhi kebutuhan eliminasi 15 3 5


urine

15. Membantu mobilisasi pasien 10 5 2

Total 307 106 87,51

Tabel 2.1 Rata-rata Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat Tanggal 9-10 Agustus 2020

Rata-rata
Tindakan Keperawatan tidak Waktu
No Frekuensi waktu
langsung (menit)
(menit)

1. Mendokumentasikan tindakan 45 12 3,75


keperawatan

2. Memenuhi kebutuhan kebersihan 10 1 10


dan lingkungan

3. Melakukan konsultasi dengan dokter 5 12 0,41

4. Menelfon ruang lain 3 1 3

5. Melakukan operan jaga pagi di 25 12 2,08


ruangan

6. Melakukan discharge planning 5 1 5

Total 93 39 24,24

Non Produktif Shift Pagi


No Kegiatan Waktu Frekuensi Rata-rata waktu (menit)
Nonproduktif (menit)

1. membaca alqur’an saat 5 1 5


timbang terima

2. Sholat Dhuhur 15 1 15

3. Makan dan minum 10 2 5


18

4. Toilet 5 3 1,66

5. Duduk di ners station 90 1 90

Total 125 8 116,66

Produktif Shift Siang


Tindakan Rata-rata
No Keperawatan Waktu (menit) Frekuensi waktu
Langsung (menit)

SHIFT SORE

1. melakukan timbang 30 12 2,5


terima di nurse station

2. Melakukan operan 20 12 1,66


keliling keruang pasien

3. Melakukan TTV 30 12 2,5


kepada pasien

4. Memberikan obat oral 10 12 0,83


kepada pasien

5. Mengoplos obat 45 12 3,75

6. Menginjeksi pasien 45 12 3,75

7. Memenuhi kebutuhan 25 10 2,5


oksigen

8. Memenuhi kebutuhan 20 1 20
cairan dan elektrolit,
nutrisi

9. Melakukan observasi 10 12 0,83


pada pasien

10. Menerima pasien baru 15 1 15

11. Melakukan inform 20 1 20


consent

12. Memberikan edukasi 20 12 1,66


kepada pasien

13. Memenuhi kebutuhan 20 3 6,66


eliminasi urine
19

14. Membantu mobilisasi 15 5 3


pasien

15. Melakukan injeksi 2 4 0,5


insulin

16. Melakukan nebulizer 15 3 5

17. Melakukan TTV ulang 35 12 2,92

Rata – rata 377 122 93,06

No Tindakan Keperawatan Waktu Frekuensi Rata-rata


tidak langsung (menit) waktu
(menit)

1. Mendokumentasikan 60 12 5
tindakan keperawatan

2. Memenuhi kebutuhan 15 5 3
kebersihan dan
lingkungan

3. Melakukan konsultasi 10 2 5
dengan dokter

4. Menelfon ruang lain 5 1 5

5. Melakukan operan jaga 25 12 2,08


sore di ruangan

Total 115 32 20,08

Non Produktif Shift Siang


No Kegiatan Waktu (menit) Frekuensi Rata-rata waktu (menit)
Nonproduktif

1. Sholat ashar 15 1 15

2. Makan dan 10 2 5
minum

3. Toilet 5 3 1,66

4. Main Hp 15 2 7,5

5. Duduk di ners 70 1 70
station
20

6. Sholat maghrib 15 1 15

7. Nonton TV 30 1 30

8. Sholat isya’ 15 1 15

Total 175 12 144,16

Produktif Shift Malam


Tindakan Rata-rata
No Keperawatan Waktu (menit) Frekuensi waktu
Langsung (menit)

SHIFT MALAM

1. melakukan timbang 30 12 2,5


terima pasien di nurse
station

2. melakukan operan 15 12 1,25


keliling ke pasien

3. Melakukan TTV 30 12 2,5


kepada pasien

4. Memberikan obat oral 10 12 0,83


kepada pasien

5. Mengoplos obat 45 12 3,75

6. Menginjeksi pasien 45 12 3,75

7. Memenuhi kebutuhan 25 10 2,5


oksigen

8. Memenuhi kebutuhan 20 1 20
cairan dan elektrolit,
nutrisi

10. Melakukan observasi 5 12 0,42


pada pasien

11. Menerima pasien baru 15 1 15

12. Melakukan inform 20 1 20


consent

13. Memberikan edukasi 20 12 1,66


kepada pasien

14. Memenuhi kebutuhan 20 3 6,66


21

eliminasi urine

15. Membantu mobilisasi 15 5 3


pasien

16. Melakukan injeksi 2 4 0,5


insulin

17. Melakukan nebulizer 15 3 3

18. Melakukan TTV ulang 35 12 2,92

19. Melakukan cek GDA 4 4 1

371 139 91,24

No Tindakan Keperawatan Waktu Frekuensi Rata-rata


tidak langsung (menit) waktu
(menit)

1. Mendokumentasikan 60 12 5
tindakan keperawatan

2. Memenuhi kebutuhan 10 1 10
kebersihan dan
lingkungan

3. Melakukan konsultasi 5 2 2,5


dengan dokter

4. Menelfon ruang lain 3 1 3

5. Melakukan operan jaga 25 12 2,08


malam di ruangan

103 28 22,58

Non Produktif Shift Malam


No Kegiatan Waktu (menit) Frekuensi Rata-rata waktu (menit)
Nonproduktif

1. Nonton TV 60 1 60
22

2. Makan dan 10 1 10
minum

3. Toilet 5 1 5

4. Main Hp 10 1 10

5. Duduk di ners 30 1 30
station

6. Tidur 60 1 60

7. Sholat Subuh 7 1 7

182 7 182

Rekapitulasi pelaksanaan perawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit


Muhammadiyah babat

Jenis kegiatan Pagi ( menit ) Sore ( menit ) Malam (menit)


keperawatan

Kegiatan produktif

kegiatan keperawatan 307 259 371


produktif langsung

kegiatan keperawatan 93 115 103


produktif tidak langsung

Total kegiatan 400 374 474


keperawatan produktif

Kegiatan non produktif 125 175 182

Total 525 549 656

Beban kerja objektif

SHIFT Beban Kerja Objektif

Persentase Kategori

Pagi 400 Sedang


X 100=¿ 76 %
525
23

Sore 374 Sedang


X 100=¿68 %
549

Malam 474 Sedang


X 100=¿ 72 %
656

Keterangan :
1. Beban kerja rendah < 60%
Beban kerja produktif 2. Beban kerja sedang 60-80 %
X 100 =
3. Beban kerja tinggi >80%
Waktu kerja tersedia

Hasil Time Motion Study pada perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah babat tanggal 10 Agustus 2020 didapatkan setelah
dilakukan pengamatan menggunakan metode time motion study pada beberapa
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah babat didapatkan
hasil rata-rata perawat dilakukan pengamatan bahwa perawat sift pagi beban
kerja objektif 95 % dan termasuk dalam kategori tinggi, perawat sift siang beban
kerja objektif 89% dan termasuk dalam kategori tinggi dan perawat sift malam
beban kerja objektif 79 %. Dan dapat disimpulkan bahwa beban kerja obyektif
pada sift pagi memiliki jumlah prosentase yang lebih besar yaitu 95 % dalam
kategori beban kerja sedang.

ii. BOR Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian, didapat gambaran kapasitas tempat
tidur (Bed Occupation Rate) Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Muhammadiyah babat dengan rincian sebagai berikut:
Bulan Juni 2020
Ruangan Jumlah Hari Perawatan TT Jumlah BOR
Pasien Hari
R.Rawat Inap 241 890 44 30 67,42%
24

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien tanggal 1 juni-30 juni


2020 di Ruang Rawat Inap didapatkan jumlah 67,42%.

Bulan Juli 2019


Ruangan Jumlah Hari Perawatan TT Jumlah BOR
Pasien Hari
R.Rawat Inap 228 708 44 31 51,90%
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien tanggal 1 Juli- 31 Juli
2020 di Ruang Rawat Inap didapatkan jumlah 51,90%.

Berdasarkan hasil pengkajian, didapat gambaran kapasitas tempat tidur (Bed


Occupation Rate) Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dengan
rincian sebagai berikut:
Tanggal 9 Agustus 2020
No Shift VIP Kelas I Kelas II Kelas III HCU ISO BOR
1. Pagi 5 Bad 4 Bad 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 23/44x100%
(2kosong) (2 kosong) (4kosong) (9 kosong) (2kosong) (1kosong) = 52,27%
2. Sore 5 Bad 4 Bed 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 23/44x100
(1kosong) (1 kosong) (5 kosong) (11 kosong) (2kosong) (1kosong) % = 52,27%
3. Malam 5 Bad 4 Bed 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 23/44x100
(1kosong) (1 kosong) (5 kosong) (11 kosong) (2kosong) (1kosong) % = 52,27%
Rata-rata BOR 62,31%
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien tanggal 9 Agustus 2020
di Ruang Rawat Ianp didapatkan jumlah rata-rata bed yang terpakai sebesar
52,27% (14 bed) dari total jumlah 44 bed (100%).

Tanggal 10 Agustus 2020


No Shift VIP Kelas I Kelas II Kelas III HCU ISO BOR
1. Pagi 5 Bad 4 Bad 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 24/44x100
(1kosong) (1 kosong) (6 kosong) (9kosong) (2kosong) (1kosong) %= 54,54%
2. Sore 5 Bad 4 Bed 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 25/44x100
(1kosong) (1kosong) (6 kosong) (9 kosong) (2kosong) (0kosong) % = 56,81%
3. Malam 5 Bad 4 Bed 11 Bed 19 Bed 3 Bad 2 Bad 23/44x100
(1kosong) (0 kosong) (9 kosong) (10kosong (1kosong) (0kosong) % = 52,27%
Rata-rata BOR 62,31%
25

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien tanggal 10 Agustus


2020 di Ruang Rawat Ianp didapatkan jumlah rata-rata bed yang terpakai sebesar
54,54% (24 bed) dari total jumlah 44 bed (100%).

2.2.4.1 BOR Pasien Kelolaan


BOR pasien kelolaan mahasiswa tanggal 9 Agustus 2020
No Shift Jumlah bed yang Jumlah bed total BOR
terpakai
1. Pagi 10 15 10/15x100%=66,67%
2. Sore 9 15 9/15x100%= 60%
3. Malam 9 15 9/15x100%= 60%
Rata-rata BOR 60,78%
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien kelolaan mahasiswa
tanggal 9 Agustus 2020 di Ruang Rawat Ianp didapatkan jumlah rata-rata bed
yang terpakai sebesar 62,22% dari total jumlah 15 bed (100%).

BOR pasien kelolaan mahasiswa tanggal 10 Agustus 2020


No Shift Jumlah bed yang Jumlah bed total BOR
terpakai
1. Pagi 9 15 9/15x100%= 60%
2. Sore 8 15 8/15x100%= 53,33%
3. Malam 8 15 815x100%= 53,33%
Rata-rata BOR 62,74%

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah BOR pasien kelolaan mahasiswa


tanggal 10 Agustus 2020 di Ruang Rawat Ianp didapatkan jumlah rata-rata
bed yang terpakai sebesar 55,55 % (11 bed) dari total jumlah 17 bed (100%).
2.3 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
2.3.1 Lokasi dan Denah
26

Keterangan Denah Ruang Rawat Inap RS Muhammadiyah Babat:

1. Nurse Station terletak pada bagian tengah Ruang Rawat Inap.


2. Ruang Rawat Inap adalah semua ruang rawat inap yang berada di RS
Muhammadiyah Babat yang meliputi Ruang VIP, kls 1,Kls II, Kls III, HCU dan
Ruang Isolasi.
3. Ruang Aurhodoh 1,2,3 dan Musdhalifah I ,2adalah rungan VIP , ruangan ini
terdiri dari 1 tempat tidur dan 1 kamar mandi, berlokasi disebelah timur Nurse
Station . Ruangan ini diperuntukkan untuk semua pasien, tergantung dengan
situasi dan kondisi pasien yang ada didalam ruangannya.
4. Ruang Rawat inap 1 dan 2 adalah Ruang Kelas 1. terdapat 4 tempat tidur pasien
dan 2 kamar mandi. Ruangan ini berlokasi di bagian utara Nurse Station.
5. Ruang Sakina 1 adalah ruang rawat inap kelas II, ruangan ini terdiri dari Ruang
Sakinah 1 dan 2 untuk pasien dewasa, berlokasi di selatan Nurse Station.
27

6. Ruang Namira 1 adalah ruang kelas II untuk pasien anak terdiri dari 4 bad, 1
kamar mandi dan Ruang Namira 2 untuk ruang anak kelas III.
7. Ruang Kelas III, terdiri dari Ruang Arohmah 1,Nabawi 1, Nabawi 2 yang
diperuntukan pasien dewasa dan ruang Arohmah 2 diperuntukan khusus pasien
bedah
8. Ruang HCU adalah ruang rawat inap yang khusus untuk pasien yang memerlukan
monitoring ketat, terdiri dari 3 Bad dan 1 kamar mandi, lokasi berada di depan
Nurse Station.
9. Ruang Isolasi adalah ruang yang di peruntukan pasien dengan TB Paru, terdiri 2
bad dan 1 kamar mandi.

2.3.2 Peralatan dan Fasilitas


1) Fasilitas untuk pasien
a) Ruang Arhoudhoh 1
NAMA BARANG KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Super Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Baik
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Rusak
Kulkas Panasonic 1 Non Medis Baik
Dispenser 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
Lampu Baca 3 Non Medis Baik
TV Panasonic 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led 2 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
28

Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak


Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik

b) Aroudhoh 2
NAMA BARANG KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Supra Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Rusak
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Baik
Dispenser Miyako 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
Lampu Baca 3 Non Medis Rusak
TV Thosiba 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led 2 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis
Rusak
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik

c) Aroudhoh 3
KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NAMA BARANG NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Supra Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
29

Manometer 1 Medis Baik


Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Baik
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Rusak
Dispenser Miyako 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
Lampu Baca 3 Non Medis Baik
TV Thosiba 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led/Jari 1/1 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik

d). Musdalifah 1
KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
NAMA NOMER TYPE NON MEDIS
BARANG
Bed Pasien Supra 1 Medis Baik
Mak
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Baik
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Rusak
30

Dispenser Miyako 1 Non Medis Baik


Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
Lampu Baca 3 Non Medis Baik
TV Thosiba 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led/Jari 1/1 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik

e). Musdalifah 2
NAMA KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET
BARANG NOMER TYPE NON MEDIS
Bed Pasien Mak 1 Medis Baik
Standar Infus 1 Medis Baik
Manometer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Bantal/Guling Dacron 1/1 Non Medis Rusak
Kasur Pasien 1 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Meja Pasien Mak 1 Non Medis Baik
Sofa Penunggu 1 Non Medis Rusak
Kulkasa Sharp 1 Non Medis Rusak
Dispenser 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 1 Non Medis Baik
TV LG 1 Non Medis Baik
AC LG 1 Non Medis Baik
Pengharum Calmic 2 Non Medis Baik
Ruangan
Lampu Led/Jari 2/1 Non Medis Baik
31

Jam Dinding 1 Non Medis Baik


Sound System 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik

f). Ruang HCU

NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / KET


NOMER NON MEDIS
Bed Pasien Setenlis/Mak 3 Medis Baik
Standar Infus 3 Medis Baik
Manometer 3 Medis Baik
Monitor Elitec/Mindray 3 Medis Baik
Suction One Med 2 Medis Baik
Tabung O2 Transfer 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Almari Emergency Setenlis 1 Medis Baik
Bantal Kapas 3 Non Medis Rusak
Kasur Pasien Busa 3 Non Medis Baik
Almari Pasien Mak 3 Non Medis Baik
Rak Monitor 3 Non Medis Baik
Kursi Kayu 3 Non Medis Baik
AC LG/Panasonic 2 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Korden 7 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
32

Bak Mandi 1 Non Medis Baik


Shower 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik
Kaca Rias 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Lampu Led 3 Non Medis Baik
Gantungan Baju 1 Non Medis Baik
Tempat Tisu 1 Non Medis Baik

g). Ruang sakinah 1


NAMA KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / NON KET
BARANG NOMER MEDIS
Bed Pasien Setenlis 3 Medis Rusak1
Standar Infus 3 Medis Rusak1
Stikpan 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Kasur Pasien 3 Non Medis Baik
Bantal 3 Non Medis Rusak
Meja Pasien Kayu 3 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 2 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Lampu Led 3 Non Medis Baik
Rak Jemuran Alumunium 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak
Gantungan Baju Kayu 1 Non Medis Rusak
Kursi Kayu 3 Non Medis Baik

h). Ruang sakinah 2


NAMA KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / NON KET
BARANG NOMER MEDIS
Bed Pasien Setenlis 4 Medis Baik
Standar Infus 4 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Kasur Pasien 4 Non Medis Baik
Bantal 4 Non Medis Rusak
Meja Pasien Kayu 4 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 4 Non Medis Baik
33

Sound System 1 Non Medis Baik


Lampu Led 2 Non Medis Baik
Korden 7 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Rusak
Gantungan Baju Kayu 1 Non Medis Rusak
Kursi Kayu 4 Non Medis Baik
Exhouse Maspion 2 Non Medis Baik

i). Ruang rawat inap 1


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLA MEDIS / NON KET
NOMER H MEDIS
Bed Pasien Setenlis 2 Medis Baik
Standar Infus 2 Medis Baik
Manometer 2 Medis Baik
Kasur Busa 2 Non Medis Baik
Bantal/Guling Kapas 2/2 Non Medis Rusak
Almari Pasien Mak 2 Non Medis Baik
Kursi Kayu Kayu 2 Non Medis Baik
Meja Penunggu 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 1 Non Medis Baik
Rak Jemuran 1 Non Medis Baik
AC/TV LG/Polytron 1/1 Non Medis Baik
Kaca Rias 1 Non Medis Rusak
Pigura 1 Non Medis Baik
Lampu Led 3 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Urinal 1 Non Medis Baik
Stikpan 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 2 Non Medis Baik
Korden 4 Non Medis Baik

j). Ruang rawat inap 2


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLA MEDIS / NON KET
NOMER H MEDIS
Bed Pasien Stainlis 2 Medis Baik
Standar Infus 2 Medis Baik
Manometer 2 Medis Baik
Kasur Busa 2 Non Medis Baik
Bantal/Guling Kapas 2/2 Non Medis Rusak
34

Almari Pasien Mak 2 Non Medis Baik


Kursi Kayu Kayu 2 Non Medis Baik
Meja Penunggu 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 1 Non Medis Baik
Rak Jemuran 1 Non Medis Baik
AC/TV LG/Polytron 1/1 Non Medis Baik
Kaca Rias 1 Non Medis Rusak
Pigura 1 Non Medis Baik
Lampu Led 3 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Urinal 1 Non Medis Baik
Stikpan 1 Non Medis Baik
Korden 4 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Gantugan Baju 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik

k). Ruang arohmah 1


NAMA KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / NON KET
BARANG NOMER MEDIS
Bed Pasien Stenlis/Mak 4 Medis Baik
Standar Infus 4 Medis Baik
Stikpan 2 Medis Baik
Kasur Busa 4 Non Medis Baik
Bantal Kapas 4 Non Medis Rusak
Almari Pasien Mak/Kayu 2/2 Non Medis Baik
Kursi Kayu Kayu 4 Non Medis Baik
Exhause 3 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 4 Non Medis Baik
Kaligrafi 1 Non Medis Baik
Rak Alquran 1 Non Medis Baik
Urinal 1 Non Medis Rusak
Pigura 2 Non Medis Baik
Lampu Led/Jari 3/1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Gantugan Baju 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik

l). Ruang arohmah 2


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLA MEDIS / KET
NOMER H NON MEDIS
35

Bed Pasien Mak/Stenlis 4 Medis Baik


Standar Infus 4 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Kasur Busa 4 Non Medis Baik
Bantal Kapas 4 Non Medis Rusak
Almari Pasien Mak/Stenlis 4 Non Medis Baik
Kursi Kayu Kayu 4 Non Medis Baik
Korden 10 Non Medis Baik
Jam Dinding Starmon 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion/Panasonic 4 Non Medis Baik
Rak Stikpan 1 Non Medis Baik
Rak Alquran 1 Non Medis Baik
Urinal 1 Non Medis Rusak
Pigura 1 Non Medis Baik
Lampu Led/Jari Panasonic 2/2 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Gantugan Baju 1 Non Medis Rusak
Stikpan 1 Non Medis Baik

m). Ruang nabawi 1


NAMA KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / NON KET
BARANG NOMER MEDIS
Bed Pasien Mak/Stenlis 2 Medis Baik
Standar Infus 2 Medis Baik
Kasur Busa 2 Non Medis Baik
Bantal Kapas 2 Non Medis Rusak
Almari Pasien Mak 2 Non Medis Baik
Kursi Kayu Kayu 2 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Jam Dinding Starmon 1 Non Medis Rusak
Kipas Angin Maspion 1 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Rak Alquran 1 Non Medis Baik
Alat Cuci Tangan Triton 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Lampu 2 Jari Panasonic 1 Non Medis Baik

n). Ruang nabawi 2


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLA MEDIS / KET
NOMER H NON MEDIS
Bed Pasien Mak/Stenlis 3 Medis Baik
Standat Infus 3 Medis Baik
Kasur 3 Non Medis Baik
Bantal Kapas 3 Non Medis Rusak
Almari Pasien Mak/Stenlis 3 Non Medis Rusak
36

Jam Dinding Mandiri 1 Non Medis Baik


Kipas Angin Maspion 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Korden 4 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Lampu Led 2 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Kursi 3 Non Medis Baik

o). Ruang isolasi


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLA MEDIS / KET
NOMER H NON
MEDIS
Bed Pasien Stenlis 2 Medis Baik
Standat Infus 2 Medis Baik
Kasur 2 Non Medis Baik
Bantal Kapas 2 Non Medis Rusak
Almari Pasien Kayu 2 Non Medis Rusak
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Kipas Angin Maspion 1 Non Medis Baik
Pigura 1 Non Medis Baik
Korden 2 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Lampu Led 2 Non Medis Baik
Rak Al-Quran 1 Non Medis Baik
Kursi Kayu 3 Non Medis Baik
TV/AC LG/Panasonic 1/1 Non Medis Baik
Exhouse 2 Non Medis Baik
Setikpan 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Gantugan Baju 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik

p). Ruang namira 1


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / KET
NOMER NON MEDIS
Bed Pasien Mak/Besi 2/2 Medis Baik
Standat Infus Besi 4 Medis Baik
Kasur Busa 4 Non Medis Baik
Batal 4 Non Medis Baik
Almari Pasien Kayu/Mak 2/2 Non Medis Baik
Kursi Pasien Kayu 4 Non Medis Baik
Pigura Inventaris 1 Non Medis Baik
Kipas Angin 4 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
37

Korden 4 Non Medis Baik


Lampu Led Panasonic 3 Non Medis Baik
Rak Alquran 1 Non Medis Baik

Rak Urinal 1 Non Medis Baik


Stikpan 1 Non Medis Baik
Bak Kamar Mandi 1 Non Medis Baik
Toilet 1 Non Medis Baik
Gantungan Baju 1 Non Medis Baik

q). Ruang namira 2


NAMA BARANG KODE MERK / TYPE JUMLAH MEDIS / KET
NOMER NON MEDIS
Bed Pasien Mak/Besi 2/4 Medis Baik
Standat Infus Besi 6 Medis Baik
Urinal 1 Medis Baik
Stikpan 1 Medis Baik
Batal 6 Non Medis Rusak
Almari Pasien Kayu 6 Non Medis Baik
Kursi Pasien Kayu 6 Non Medis Baik
Pigura Inventaris 2 Non Medis Baik
Kipas Angin 2 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Jam Dinding 1 Non Medis Baik
Korden 4 Non Medis Baik
Lampu Led Panasonic 4 Non Medis Baik
Rak Alquran 1 Non Medis Baik
Stikpan 1 Non Medis Baik
Rak Urinal 1 Non Medis Baik
Stikpan 1 Non Medis Baik
Kaca Rias 1 Non Medis Rusak
Gayung 1 Non Medis Baik
Bak Kamar Mandi 1 Non Medis Baik
Toilet 1 Non Medis Baik

2) Fasilitas untuk petugas kesehatan


a) Kantor Jaga perawat
NAMA BARANG KODE MERK / JUMLA MEDIS / KET
NOMER TYPE H NON MEDIS
38

TV LG 2 Non Medis Baik


Kipas Angin Panasonic 1 Non Medis Baik
Mesin Bell Px 1 Non Medis Baik
Jam Dinding Mirado 1 Non Medis Baik
Papan Informasi 2 Non Medis Baik
Papan Sife 1 Non Medis Baik
Pigora 9 Non Medis Baik
Lemari File Alumunium 1 Non Medis Baik
Lemari Linen Alumunium 1 Non Medis Baik
Lemari Bhp Alumunium 1 Non Medis Baik
Lemari Sentralisasi Kayu 2 Non Medis Baik
Komputer Acer 1 Non Medis Baik
Printer Epson 1 Non Medis Baik
Book File 20 Non Medis Baik
Sound System 1 Non Medis Baik
Meja Kayu 2 Non Medis Baik
Kursi 3/4/1 Non Medis Baik
Alarm O2 1 Non Medis Baik
Bak Mandi 1 Non Medis Baik
Senter 1 Non Medis Baik
Lemari Plastik 1 Non Medis Baik
Book 1 Non Medis Baik
Tempat Sampah 1 Non Medis Baik
Kunci Inggris 1 Non Medis Baik
Gunting Verban Stenlis 2 Non Medis Baik
Pisau Stenlis 1 Non Medis Baik

NAMA BARANG KODE MERK / JUMLAH MEDIS / KET


NOMER TYPE NON MEDIS
Book Emergency Alumunium 1 Medis Baik
Lampu Baca 1 Medis Baik
Radiologi
Spuit Gliserin 1 Medis Baik
Timbangan 2 Medis Baik
Stetoskop Riester/One 3/2 Medis Baik
med
UV Onemed 1 Medis Baik
Lampu Tindakan 1 Medis Baik
Troly Setenlis 1/3 Medis Baik
Ecg Biotec 1 Medis Baik
Nebulaizer Omeron 2 Medis Baik
Tromol Setenlis 4 Medis Baik
Instrumen 2 Medis Baik
Bak Istrumen 2 Medis Baik
Manometer 5 Medis Baik
39

Syring Pump Terumo/On 3/2 Medis Baik


emed
Tensi Dewasa One Med 3 Medis Baik
Tensi Anak One Med 1 Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik
Kabel Rool 2 Non Medis Baik
Gayung 1 Non Medis Baik
Rak Jemuran 1 Non Medis Baik
Kaca Rias 2 Non Medis Baik
Gunting Biasa 1 Non Medis Baik
Toilet Duduk 1 Non Medis Baik
Galon Aqua 4 Non Medis Baik
Kulkas Sharp 1 Non Medis Baik
Dispenser Miyako 1 Non Medis Baik
AC Panasonic 1 Non Medis Baik

3) Fasilitas dan bahan kesehatan yang ada di Ruang Rawat Inap RS


Muhammadiyah Babat
a) Alat Transportasi Pasien Di Ruang Rawat Inap
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Keterangan
1 Transfer Strecher 1 Baik 1/ruangan -
2 Kursi Roda 1 Baik 1/ruangan -

b) Ruang spoelhoek
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Trolly 3 Baik 3/ruangan -
2 Tempat pakaian kotor 2 Baik 2/ruangan -
3 Tempat sampah medis 1 Baik 1/ruangan -
4 T.sampah non medis 1 Baik 1/ruangan -
5 Tempat Sampah Botol 1 Baik 1/ruangan -
6 Ember 1 Baik 1/ruangan -
7 Urine Tampang 1 Baik 1/ruangan -
8 Rak alminium 1 Baik 1/ruangan -

c) Ruang linen
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Perlak Plastik 23 Baik 23/ruangan -
2 Tempat Sampah 3 Baik 3/ruangan -
40

3 Bantal Dewasa 23 Baik 23/ruangan -


4 Baju Pasien 23 Baik 23/ruangan -
5 Baju Scort Perawat 15 Baik 15/ruangan -
6 Selimut 23 Baik 23/ruangan -
7 Sperai RSMB 23 Baik 23/ruangan -
8 Sarung Bantal 23 Baik 23/ruangan -
9 Stik Laken 23 Baik 23/ruangan -
10 Sperai Tebal 23 Baik 23/ruangan -
15 Kasur spoon 23 Baik 23/ruangan -

d) Kamar mandi nurse station


No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Kaca hias 1 Baik 1/ruangan -
2 Gantungan baju 1 Baik 1/ruangan -
3 Gayung 1 Baik 1/ruangan -
4 Sandal Toilet 1 Baik 1/ruangan -
5 Keset 1 Baik 1/ruangan -

e) Gudang
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Almari loker 1 Baik 1/ruangan -
2 Water heater 1 Baik 1/ruangan -
3 Timba 1 Baik 1/ruangan -
4 Kipas angin meja 1 Baik 1/ruangan -
5 WSD 1 Baik 1/ruangan -

f) Ruang tindakan
No Nama inventaris Jumlah Kondisi Standart Ket
1 Almari stainless 2 Baik 1/ruangan -
2 Troley linen bersih 1 Baik 1/ruangan -
3 Oksigen transport 2 Baik 1/ruangan -
4 Trolley injeksi 1 Baik 1/ruangan -
5 Trolley ferbanding 1 Baik 1/ruangan -
6 ECG 1 Baik 1/ruangan -
7 AC 1 Baik 1/ruangan -
8 Kereta Oksigen 1 Baik 1/ruangan -
9 Tempat tissue 1 Baik 1/ruangan -
10 Tempat sampah injak 1 Baik 1/ruangan -
11 Gelas ukur urine 1 Baik 1/ruangan -
12 Tensimeter elektrik 2 Baik 1/ruangan -
13 Matras dikubitus 1 Baik 1/ruangan -
14 Finger oksimeter 1 Baik 1/ruangan -
41

15 Ring ambubag 1 Baik 1/ruangan -


16 Head hearnes 1 Baik 1/ruangan -
17 Laringoscope dewasa 1 Baik 1/ruangan -
set
18 Lampu tindakan 1 Baik 1/ruangan -
19 Manometer dinding 23 Baik 1/ruangan -
20 Nebulizer 4 Baik 1/ruangan -
21 Ambubag 1 Baik 1/ruangan -
22 Suction minik DC 1 Baik 1/ruangan -
23 Syringe pump 1 Baik 1/ruangan -
24 Tensimeter digital 1 Baik 1/ruangan -
airraksa
25 Termometer digital 2 Baik 1/ruangan -
26 Tromol ferban 1 Baik 1/ruangan -
27 Kabel gulung 1 Baik 1/ruangan

g) Fasilitas Peralatan Obat


NO NAMA BARANG JML NO NAMA BARANG JML
STOK OBAT EMERGENCY ALKES
1 EPINEPRIN 5 6 SUCTION CATH 12 2
2 LIDOCAIN 2 7 TRANFUSION TRM / 50 2
3 SULFAS ATROPIN 5 8 UROBAG PHRMA / U 2000 2
4 CORDARONE 2 9 VASOFIX SAFETY NO 3
20/50
STOK NARKOTIKA – 10 VASOFIX SAFETY NO 2
PSIKOTROPIKA 22/50
1 MILOZ 5mg 2 11 VASOFIX SAFETY NO 3
18/50
2 VALISANBE/VALDI 3 12 UNDERPAD 2
MEX INJ
3 STESOLID SUPP 0
STOK OBAT TETAP 14 ETT N0 7 CUFF 1
INJEKSI 15 ETT NO 7,5 CUFF 1
1 AMINOPHYLLIN 3 16 EXENTION 75 CM (ET) 2
2 ASERING INF 2 17 F.CAT 16 2
3 CA GLUCONAS 2 18 F. CAT 18 RUSCH 2
10%1GR
4 DIPHENYDRAMINE 3 19 INTRAFIX SAFESET IS 2
10MG INJ
5 DOPAC/UDOPA 3 20 IV 3000 DWS 2
6 DOBUTAMIN 3 21 MASKER 02 DWS 2
7 GLUCOSE 40% INJ/25 2 22 NASAL 02 DWS 2
MG
42

8 CORTIDEX 5 23 NEBULIZER DWS 02 2


9 PLASMINEX 3 24 NEEDLE NOVOVEIN 3
10 MEYLON 8,4% INJ 1 25 RESERVOIR DWS 2
25MG
11 NAIRET 0,5MG INJ 5 26 SAFEGLOVE NO 7/50 2
12 CETERON 2 27 SAFEGLOVE NO 7,5/50 2
(8MG/4ML)
13 PHYTOMENADION 3 28 SPUIT 50 CC TERUMO/20 2
10MG INJ
14 WIACID 2 29 SPUIT 3 CC BD/100 2
15 RINGERS LACTAT 2 30 SPUIT 50 CC TERUMO/20 2
INF
16 FASIX 5 31 SPUIT 3 CC BD/100 5
17 PZ 100ML 2 32 SPUIT 5 CC TERUMO/100 5
18 EFEDRIN 5 33 SPUIT 10 CCTERUMO/100 5
ALKES 34 SPUIT 20 CC TERUMO/50 2
1 ABBOCATH 14 2 35 SPUIT BGA/PRESET 3
2 ABBOCATH 16 2 36 SPUIT FEEDING 60 CC/20 2
3 EASY CARE 2 37 STOMACH 16 TRM 1
4 ETT NO 6 CUFF 1 38 STOMACH 18 TRM 2
5 ETT NO 6,5 CUFF 1 39 SUCTION CATH 10 2

h) Administrasi penunjang
a) Buku Diet
b) Buku Pasien pulang
c) Buku Register
d) Lembar Observasi TTV ( Suhu, Nadi, Tekanan darah)
e) Buku timbang terima
f) Buku Laboratorium
Sarana dan prasarana di ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat
sudah baik. Untuk inventaris medis pada setiap ruang sudah cukup baik dan
beberapa kelengkapan non medis di ruangan yang sudah sesuai dengan standart
ruangan. Fasilitas penunjang lain yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat
seperti : setiap kamar pasien dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi yang
kebersihannya terjaga. Ventilasi udara sesuai dengan jumlah kamar dan jendela
dan kondisinya cukup baik. Setiap pagi dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas
cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang. Semua perawat ruangan
43

mampu menggunakannya dengan baik. Kondisi administrasi penunjang cukup


baik, yang terdiri dari: 1 lembar observasi TTV (nadi, suhu, tekanan darah), 1
buah buku timbang terima perawat, 1 buah buku diet. Di ruang Rawat Ianap juga
terdapat handrub yang terpasang pada setiap bed yang berfungsi untuk
desinfektan setelah dan sesudah melakukan tindakan sehingga 5 moment cuci
tangan dapat dilakukan oleh perawat. Kondisi fasilitas dan peralatan di ruang
Rawat Ianap baik. Nurse Station ada 1 di ruangan, biasanya digunakan sebagai
ruang pertemuan antar perawat, kadang-kadang perawat konsultasi dengan dokter
di Nurse Station

2.4 Metode Asuhan Keperawatan (M3 – Method)


2.4.1 Penerapan MAKP
Dari hasil observasi, wawancara dan angket yang telah dibagikan pada
tanggal 9 – 10 Agustus 2020 pada perawat tentang model asuhan keperawatan
profesional yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan
keperawatan yang digunakan adalah metode keperawatan modular sedangkan
pada kuosioner yang dibagikan serta observasi yang kita lakukan pada 18 perawat
didapatkan hasil bahwa 10 perawat atau 56% perawat mengatakan model asuhan
keperawatan primer yang diterapkan dan 8(44%) dari perawat mengatakan
menurutnya di rawat inap tidak menggunakan metode primer. Dan 10 (56%) dari
perawat mengatakan kurang mengerti atau memahami model asuan keperawatan
tersebut. Berdasarkan angket tersebut didapatkan 56% ketidakcocokan dilakukan
di ruang rawat inap antara persepi perawat ruang rawat inap dengan model asuhan
keperawatan yang diterapkan, dimana dibuktikan juga dengan belum adanya
struktur organisasi MAKP di ruang Rawat inap.
Berdasarkan angket yang dibagikan didapatkan 56% perawat mengatakan
bahwa model yang diterapkan menjadikan semakin pendek lama rawat inap dan
10 (100%) dari pasien mengatakan tingkat kepercayaan dan kepuasan pasien
terhadap ruangan baik, hal ini dilihat dari BOR pasien di Ruang Rawat inap pada
bulan Juni 67,42, dan bulan juli 51,90, Dilihat dari ALOS bulan Juli 2020 (3,69
Hari), dan Bulan Juli (3,11 Hari), dilihat dari TOI bulan juni 2020 (1,78 Hari),
bulan Juli 2020 (2,88 Hari). Dari 15(83%) perawat menyatakan bahwa metode
44

yang digunakan tidak menyulitkan dan memberikan beban kerja, 14(78%) model
tersebut tidak memberatkan dalam pembiayaan.
Pelaksanaan komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan
lain didapatkan bahwa seluruh komunikasi terlaksana dengan baik dan kontinuitas
rencana terlaksana. Dari hasil pengumpulan data yang dibagikan 2(11%) perawat
pernah mendapat teguran dari ketua tim dan keseluruhan perawat menjalankan
kegiatan sesuai standart, dan 16(89%) perawat menyatakan job description sudah
jelas, 18 (100%) mengenal dan mengetahui tentang job description.
2.4.2 Dokumentasi
Dari hasil angket yang disebarkan kepada 18 perawat ruangan didapatkan,
perawat mengatakan bahwa sistem dokumentasi yang digunakan adalah sistem
PIE (Problem Intervention & Evaluation) dimana dalam pendokumentasian
tersebut tercantum masalah, intervensi dan evaluasi (SOAP). Dokumentasi
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi yang sudah terisi lengkap. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan di
ruang Rawat inap meliputi pengkajian menggunakan sistem head to toe serta
diagnosa keperawatan sampai dengan implementasi keperawatan. Dokumentasi
keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan sesuai dengan format yang sudah
disediakan, selain itu perawat mengatakan bahwa dokumentasi dilakukan segera
setelah melakukan tindakan kepada pasien. Dokumentasi sudah ada format yang
baku dan memudahkan perawat untuk melakukan pengkajian kepada pasien
tetapi beban kerja yang tinggi membuat penulisan dokumentasi kurang maksimal.
Dari angket yang dibagikan kepada 18 perawat pada tanggal 09-10
Agustus 2020 didapatkan bahwa keseluruhan dokumentasi di ruang rawat inap
sudah digunakan, sudah terdapat format baku di ruang yang bisa membantu
perawat melakukan pengkajian kepada pasien, seluruh perawat sudah mengerti
cara pengisian format dokumentasi dengan benar dan tepat. 83% perawat
menyatakan bahwa sudah melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu.
Dari hasil observasi pada tanggal 9 Agustus 2020, pada 10 rekam medis
dengan lama rawat inap minimal 3 hari yang diambil secara acak, didapatkan
bahwa semua (91%) pengisiannya sudah terisi secara lengkap.
Dokumentasi di Ruangan Rawat inap RSMB
45

No RM Keterangan Penanggung Jawab


.
1. RM 1 Ringkasan Masuk Keluar Pasien Dokter

2. RM 1.2 Berkas Rekam Medis sebab Dokter


Kematian
3. RM 2 Pemeriksaan Awal Dokter dan Perawat

4. RM 3 Pengisian Grafik Nadi dan Tensi Perawat

5. RM 3.1 Form Pendidikan Pasien oleh DPJP DPJP

6. RM 3.2 Rencana Pelayanan DPJP

5. RM 3.3 Form Informasi Pasien oleh Perawat/Bidan


Perawat/Bidan
6. RM 4 Catatan Harian dan Instruksi Dokter Dokter

7. RM 5 Lembar konsultasi Perawat

8. RM 6 Catatan Observasi Penderita Perawat

9. RM 7 Surat Persetujuan Sentralisasi Obat Perawat

10. RM 7.1 Daftar serah terimah obat Perawat

12 RM 7.2 Daftar Pemberian Obat Injeksi Perawat

13 RM 7.3 Daftar Pemberian Obat Oral Perawat

14 RM 8A.1 Form Asuhan Kebidanan Bidan

15 RM 8A.2 Rekam Medis Obstetrik Bidan

16 RM 8b.1 Asuhan Keperawatan Neonatus Bidan

17 RM 9 Pengkajian Keperawatan Perawat

18 RM 9.1 Rencana dan pelaksanaan Asuhan Perawat/Bidan


Keperawatan/Kebidanan
19 RM 9.2 Catatan Keperawatan/Kebidanan Perawat/Bidan

20 RM 10 Pemeriksaan Penunjang Perawat

21 RM 11 Resume Medis Dokter

22 RM 12 Resume Asuhan Perawat/Bidan


Keperawatan/Kebidanan

Rekapitulasi Observasi Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat inap


DMK NO RM
46

37 74 72 74 74 09 73 73 03 33
66 20 23 19 21 68 67 67 73 22
02 01 24 20 43 18 73 02 10 87

RM 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 3.3 √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 7.1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 7.2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 9.1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RM 9.2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
% % % % % % % % % %

Berdasarkan dari hasi penelitian yang kami lakukan dari 10 Rekam Medis
yang kami teliti, menujukkan kelengkapan dokumentasi yang ada rata-rata 100%
Rekam Medis.
2.4.3 Timbang Terima
Berdasarkan angket yang disebarkan kepada perawat pada tanggal 09-10
Agustus 2020 didapatkan bahwa timbang terima dilakukan 3 kali dalam sehari,
yaitu pada pergantian shift malam ke pagi, shift pagi ke siang dan shift siang ke
shift malam diikuti oleh karu kecuali dari shift siang ke shift malam, katim dan
semua perawat yang telah dan akan dinas, dan dilakukan dengan anggota lengkap
dan semua laporan sudah disalin, kegiatan ini dilakukan oleh PJ Shift. Sedangkan
47

timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh PJ shift. Ada
pendokumentasian khusus untuk pelaporan timbang terima. Dari 8(67%) perawat
menyatakan bahwa timbang terima dilakukan tepat waktu. Sedangkan untuk hal-
hal yang perlu disampaikan selama timbang terima, perawat mencatumkan nama,
keluhan, tanda-tanda vital, hail laboratorium dan tindakan yang sudah dan akan
dilakukan, juga menggunakan diagnosa dokter. Dalam setiap timbang terima
selalu ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi ke pasien terhadap semua
hal yang ditimbang terimakan.
Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian
timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi : penggunaan volume suara
yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien disebelahnya, sesuatu yang
dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dan lain-lain. Interaksi
dengan pasien sering dilakukan saat timbang terima berlangsung,minimal
menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak, dan
lain-lain. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin
banyak yang akan dilaporkan, semakin lama waktunya, juga tergantung dari skill
perawat itu sendiri, apakah perawat menguasai atau tidak tentang apa yang akan
disampaikan pada saat timbang terima. Biasanya tidak lebih dari lima menit untuk
tiap pasien.
Dari hasil observasi pada tanggal 09 Agustus 2020 didapatkan bahwa
timbang terima sudah dilakukan di Ruang Rawat Inap setiap pergantian shift.
Terdapat buku khusus untuk mencatat hasil timbang terima yang berisi
nomor,nama pasien, ruang, nama dokter, diagnosa medis, dan keterangan. Hal-
hal yang disampaikan oleh perawat saat timbang terima diantaranya nama pasien,
keluhan, diagnosa medis, dan tindakan yang sudah dan akan dilakukan. Tetapi,
masalah keperawatan jarang disampaikan saat timbang terima.
2.4.4 Ronde Keperawatan
Dari hasil angket yang dibagikan ke perawat pada tanggal 09-10 Agustus
2020 didapatkan bahwa seluruh perawat ruangan rawat inap mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan dan adanya kemauan perawat untuk melaksanakan
ronde keperawatan, dan sebagian besar perawat mengerti adanya ronde
keperawatan. Sebagian kecil perawat menyatakan bahwa pelaksanaan ronde yang
48

dilakukan dengan optimal dan sebagian besar perawat menyatakan pelaksanaan


ronde tidak optimal. Untuk pelaksanaan ronde keperawatan di ruang rawat inap
sudah pernah dilakukan tetapi belum optimal, berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan oleh kepala ruang rawat inap didapatkan bahwa Rumah Sakit
Muhammadiyah Babat sudah mempunyai tim untuk ronde keperawatan dan ruang
rawat inap sudah mempunyai tim untuk ronde keperawatn itu sendiri. Waktu
pelaksanaannya juga belum ditentukan tergantung dari kondisi pasien.

2.4.5 Pengelolaan Obat


Dari hasil angket yang dibagikan pada tanggal 09-10 Agustus 2020
didapatkan hasil bahwa sebagian perawat tidak mengetahui tentang sentralisasi
obat karena di ruang rawat inap saat ini semua obat injeksi disentralisasi sebagian,
obat injeksi setelah dilaporkan ke perawat dicatat kemudian disimpan di dalam
lemari pasien, sedangkan obat oral disimpan di ruang perawat serta obat
emergensi disimpan di ruangan, obat-obat tertentu seperti lantus, novorapid, PPC,
dan lain-lain disimpan di lemari es.
kemudian dilakukan perencanaan pemberiaan dan hitung sisa oleh
perawat. Tidak terdapat format persetujuan sentralisasi obat dari pasien/keluarga
pasien.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa, perawat sudah
melakukan cross check terhadap obat-obatan yang diberikan farmasi klinis kepada
pasien. Selain itu, sudah ada tas khusus untuk mengambil obat pada tiap-tiap
pasien. Akan tetapi menurut kami, pelaksanaan ini kurang efektif dan efesien
dikarenakan, pada ruangan Rawat inap atau lebih khusus pada pasien yang
dirawat diruang isolasi dengan penyakit paru menular perlu adanya perhatian
khusus dalam pengobatan
2.4.6 Discharge Planning
Dari hasil angket yang dibagikan pada tanggal 09-10 Agustus 2020
didapatkan bahwa seluruh perawat mengerti tentang discharge planning dan
49

mengisi form discharge planning serta bersedia untuk melakukannya Discharge


planning diberikan secara lisan kebanyakan mengunakan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia dan biasanya dilakukan di nurse station. Hal–hal yang di sampaikan
dalam discharge planning meliputi HE tentang nutrisi (diit), perawatan luka di
rumah, mobilisasi post op, obat yang harus di minum dan kapan harus kontrol lagi
kerumah sakit.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada hari senin tanggal 09 Agustus
2020 jam 12:45 pada pasien bed 1.5 dengan pasien HT dan Epitaksis. Berdasarkan
observasi Discharge planning yang dilakukan oleh perawat saat pasien akan
pulang, perawat tidak memberikan Health Education tentang nutrisi (diit) di
rumah, hanya menjelaskan obat yang harus di minum di rumah serta kapan pasien
harus kontrol ke rumah sakit. Tersedia leaflet/brosur untuk penyakit tertentu saja,
tetapi perawat tidak memberikan leafleat yang tersedia.
2.4.7 Supervisi
Dari angket yang disebarkan pada tanggal 09-10 Agustus 2020 kepada 18
perawat, didapatkan hasil bahwa seluruh perawat mengerti dan memahami tentang
supervisi. Supervisi yang dimaksudkan oleh perawat ruang Rawat inap adalah
supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang Rawat inap itu sendiri sehingga
penilaian yang di berikan tidak maksimal dan menimbulkan rasa canggung pada
antar karyawan. Supervisi di ruangan Rawat inap terjadwal. Supervisi untuk
prosedur tindakan sudah ada format sesuai dengan standart asuhan keperawatan
dan hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat serta ada follow up dari
supervisor.
Dari hasil wawancara pada salah satu perawat ruang Rawat inap,
didapatkan bahwa RS Muhammadiyah Babat merupakan rumah sakit tipe D yang
menjadi rumah sakit rujukan bagi faskes pertama diwilayah Babat, Widang,
Baureno dan sekitarnya sehingga ruang Rawat inap merupakan ruangan yang
memerlukan perhatian ekstra. Menurut hasil wawancara yang dilakukan
mengatakan bahwa kegiatan supervisi di ruang rawat inap sudah dilaksanakan
namun belum terjadwal dengan baik.
2.4.8 Penerimaan Pasien Baru
50

Penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat dari ruangan Rawat inap .
Pasien biasanya datang dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)/Poli atau dengan
diantar oleh perawat IGD atau poli, dari ruangan yang bersangkutan tersebut
perawat membawa status pasien den lembar persetujuan untuk rawat inap, yang
selanjutnya diterima oleh perawat jaga saat itu. Dalam penerimaan pasien baru di
sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, persetujuan tindakan medis
dan keperawatan, tata tertib rumah sakit kepada keluarga pasien serta memberikan
souvenir. Sudah ada format baku yang berisi informasi tentang layanan dokter,
layanan bidan atau perawat, fasilitas ruangan, layanan gizi, farmasi, aturan RS dan
ruangan, dan lain-lain.
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa orientasi ruangan oleh perawat
belum optimal. Perawat tidak melakukan penerimaan pasien baru di bed pasien
melainkan dilakukan penerimaan pasien baru di nurse station, setelah beberapa
saat perawat menemui pasien untuk menjelaskan tempat jaga perawat, aturan RS
dan ruangan, dan lain-lain. Semua penjelasan perawat tertulis di format orientasi,
kemudian perawat meminta tanda tangan persetujuan dari pasien atau keluarga
pasien. Namun, perawat yang mengorientasi terkadang tidak memperkenalkan diri
dan tidak menjelaskan tentang layanan gizi yang ada di ruangan.

2.5 M4 – MONEY
Pada biaya pembayaran tarif yang ada di dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat di ketahui dapat menggunakan biaya secara umum, atau biaya sendiri, BPJS
dan JASA RAHARJA.
Dan untuk menentukan daya tarif berdasarkan diagnosa pasien dan untuk
asuransi menggunakan dua metode yaitu menurut kelas dan system paket.
Tabel 2.5.1 Tarif Perawatan Kamar Ruang Rawat inap Tahun 2018
No URAIAN SEWA VISITE TOTAL
KAMAR DOKTER
UMUM
1. Ruang perawatan
VIP Rp.502.110 Rp.48.000 Rp. 550.110
KELAS I Rp.190.180 Rp.42.000 Rp.232.080
KELAS II Rp.134.640 Rp.36.000 Rp.170.640
KELAS III Rp.95.040 Rp.30.000 Rp.125.040
HCU Rp.190.080 Rp.42.000 Rp.232.080
51

Belum termasuk sewa


monitor dan syringe
pump
OBSERVASI IGD Rp.95.040 Rp.30.000 Rp.125.040
2 Ruang Bersalin
VIP Rp.414.414 Rp.48.000 Rp.462.414
KELAS I Rp.190.180 Rp.42.000 Rp.232.080
KELAS II Rp.134.640 Rp.36.000 Rp.170.640
KELAS III Rp.95.040 Rp.30.000 Rp.125.040

Tabel 2.5.2 Jumlah Pasien 2 Bulan Terakhir di Ruang Rawat inap Tahun 2020
No Pasien Bulan
Juni Juli
1. Umum 73 65
2. Bpjs 168 163
Total 241 228

Dari tabel diatas, dapat di jelaskan bahwa pada bulan Juni prosentase pasien
umum di ruang rawat inap 73 pasien (30,29%), sedangkan pasien BPJS 168
pasien (69,70%). Pada bulan Juli prosentase pasien umum di ruang rawat inap 65
pasien (28,50%), sedangkan pasien BPJS 163 pasien (71,49%).
TOI (Turn Over Interval) menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati hari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus perhitungan TOI (Turn Over Interval):
TOI: (Jumlah Tempat Tidur x Periode) – Hari Perawatan
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati)

Tabel 2.5.3 Perhitungan TOI (Turn Over Interval) Ruang Rawat inap Tahun
2019
Bulan TOI
52

Juni 1,78 Hari


Juli 2,88 Hari

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai TOI di Ruang Rawat inap
pada bulan Juni sampai Juli secara berurutan yaitu 1,78 hari dan 2,88 hari
dengan standar ideal 1-3 hari. Berarti dapat disimpulkan bahwa tempat tidur
(TT) di Ruang Rawat inap sering digunakan.

2.6 M5-Mutu Pelayanan Keperawatan


2.6.1 Mutu Pelayanan Keperawatan
a. Mutu pelayanan Klinis
No Variable penilaian Maret
Mutu pelayananan
1 Angka kejadian dekubitus 0 Pasien
2 Angka kejadian KTD dan KNC 0 Pasien
3 Angka kejadian jatuh 0 Pasien
4 Angka phelbitis 0 Pasien
5 Angka kepuasan terpenuhi kebutuhan diri 52 Pasien
6 Angka ketidak tepatan penggantian infus 0 Pasien
Tranfusi Darah
1 Jumlah penyulit tranfusi 0 Pasien
2 Jumlah pemasangan tranfusi 8 Pasien
Infeksi saluran kemih
1 Jumlah infeksi saluran kemih 0 Pasien
2 Jumlah pemasangan kateter urin 219 Pemasangan
Infeksi Aliran Darah Primer
1 Jumlah infeksi aliran darah primer 0 Pasien
2 Jumlah pemasangan CVC 0 Pemasangan
Infeksi Luka Oprasi
53

1 Jumlah oprasi bedah hari ini 1 Pasien


2 Jumlah infeksi luka oprasi 0 Pasien
3 Jumlah komplikasi pasca operasi 0 Pasien
4 Jumlah operasi elektif hari ini 1 Pasien
5 Jumlah pasien dengan waktu tunggu >24 jam 0 Pasien
Pasien komplain 0 Pasien
Kematian pasien
1 Jumlah pasien yang meninggal > 48 jam 11 Pasien
2 Jumlah pasien yang meninggal < 48 jam 4 Pasien
3 Jumlah semua pasien 110 pasien
Jumlah kematian pasien dari IPI dipindahkan ke
ruangan
1 Jumlah pasien yang pindah dari IPI 11 Pasien
2 Jumlah kematian pasien dari IPI dipindahkan ke 4 Pasien
ruangan
Jumlah pasien pulang atas permintaan sendiri 6 Pasien
Jumlah kejadian pasien yang Re- Oprasi 0 Pasien
Jumlah kejadian pasien yang Her Oprasi 0 Pasien
Ketidaktepatan jam visit dokter spesialis organik
1 Jumlah visit dokter spesialis organik 101 Visite
2 Jumlah visit dokter spesialis organik yang visit di 51 Visite
luar jam 07.00-14.00
Ketidaktepatan jam visit dokter spesialis mitra
1 Jumlah visit dokter spesialis mitra 38 Visite
2 Jumlah visit dokter spesialis organik yang visit di 16 Visite
luar jam 07.00-20.00 WIB
Jumlah Pasien yang di pasang restrain 1 Pasien
Kejadian trauma karna dipasang restrain 0 Pasien
Jumlah pasien refer 1 Pasien
Jumlah pasien alih rawat 0 Pasien
Jumlah pasien yang menolak tindakan dan 0 Pasien
pemeriksaan

b. Patient Safety Pada Bulan Juni 2020


1. Angka Kejadian Dekubitus: 0 ‰
2. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat : 0%
54

3. Angka Kejadian Pasien Jatuh: 0%


4. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain: 0%
5. Angka Kejadian Phlebitis: 0 ‰
6. Angka Kejadian ISK: 0 ‰
7. Angka Kejadian ILO: 0 ‰

c. Mutu Pelayanan Syariah


No Variabel Penilaian Hasil Standart
.
1 Mengingatkan pasien sholat 100% 100%
2 Menganjurkan hijab untuk pasien muslimah 100% 100%
3 Pemasangan catheter urine sesuai gender 100% 100%
4 Bimbingan Talqin 100% 100%
5 Membaca basmallah setiap tindakan 100% 100%

d. Tingkat kepuasan pasien


Berdasarkan angket yang disebar pada tanggal 9 Agustus 2020 kepada 17
pasien di ruang Rawat inap tentang kepuasan pasien didapatkan hasil 100%
pasien puas terhadap pelayanan perawat di ruang Rawat inap.
e. Kejadian kematian
Jumlah angka kejadian kematian pada bulan Juli 2020 terdapat 15 pasien
yang meninggal.

f. ALOS (Average Long Of Stay)


ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan
hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2010).
Rata-rata lamanya pasien dirawat di Ruang Rawat inap yaitu:
1. Bulan Juni 2020
Jumlah lama rawat
ALOS=
jumlah pasien keluar( hidup+mati)

890
241
55

3,69 hari

2. Bulan Juli 2020


ALOS=
Jumlah lama rawat
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
708
228
3,11 hari

Jadi rata-rata lamanya pasien dirawat di Ruang Rawat inap pada bulan Juni
sampai Juli 2020 yaitu sekitar 3,4 hari (ideal).

2.7 ANALISA SWOT


No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Perawat menyatakan bahwa 0.1 3 0,3
struktur organisasi yang ada
sesuai dengan kemampuan
perawat.
2. Perawat menyatakan pembagian 0.2 3 0,6
tugas sesuai dengan struktur
organisasi yang ada.
3. Perawat menyatakan kepala
ruangan dan ketua tim sudah 0,1 3 0,3
optimal dalam menjalankan
tugas-tugasnya. (S – W)
4. Jenis ketenagaan di ruangan: 0,2 3 0,6 =3,7-2,5
DIII Keperawatan : 7 orang =1,2
S- 1 keperawatan : 5 orang
Cleaning Service : 1 orang
5. Adanya perawat yang diberikan 0,1 4 0,8
kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan, mengikuti seminar,
pelatihan dan workshop.
6. Perawat mempunyai kemauan 0,1 3 0,3
untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi
7. Adanya tenaga kerja tetap lebih 0,2 4 0,8
banyak daripada tenaga kerja
56

kontrak
TOTAL 1 3,7

Weakness 0,5 2 1
1. Sebagian besar (58,3%) perawat
masih berlatar pendidikan D-III
keperawatan. 0,5 3 1,5
2. Pembagian tugas masih belum
jelas 1 2,5
TOTAL

b. Eksternal Factor (EFAS)


Opportunity
1. Rumah sakit mempunyai 0,3 4 1,2
kebijakan dengan
memberikankesempatan untuk (O – T)
melanjutkan pendidikan dan =3,3-3
pelatihan bagi perawat ruangan = 0,3
2. Adanya asisten perawat yang 0,2 3 0,6
membantu pekerjaan perawat
3. Adanya kerjasama yang baik 0,2 3 0,6
antar mahasiswa fakultas
keperawatan
4. Adanya kebijakan pemerintah 0,3 3 0,9
tentang profesionalisasi perawat
TOTAL 1 3,3

Threatened
1. Adanya tuntutan 0,3 4 1,2
tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional.
2. Makin tingginya 0,3 2 0.6
kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
3. Makin tingginya 0.2 3 0.6
kesadaran masyarakat akan
hukum 0,2 3 0,6
4. Persaingan RS yang
semakin ketat 1 3
TOTAL
2. M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana dan 0,4 3 1.2 (S–W)
prasarana untuk pasien dan = 3-2
tenaga kesehatan. =1
57

2. Mempunyai peralatan oksigen 0,1 2 0,2


transport dan O2 sentral yang
semua perawat ruangan mampu
menggunakannya.
3. Terdapat handrub untuk 0,2 4 0.8
desinfektan di setiap bed.
4. Terdapat administrasi penunjang 0,2 3 0,6
seperti buku diit, buku pasien
pulang, buku observasi TTV, dll.
5. Tersedianya ekstra gizi berupa 0,1 2 0,2
susu kotak.. 1 3
TOTAL

Weakness
1. Tensi kurang 0,5 2 1,0
2. Adanya inventaris 0,5 2 1,0
ruangan pasien yang tidak sesuai
standart 1 2
TOTAL

b. Eksternal Factor (EFAS)


Opportunity 3
1. Adanya kesempatan 0,5 1,5
menambah anggaran untuk
penambahan jumlah alat sesuai 3
rasio pasien 0,5 1,5
2. Adanya kesempatan
untuk penggantian alat-alat yang 1 3,0 (O-T)
tidak layak pakai =3,0-2,5
TOTAL 2 =0,5
0,5 1,0
Threatened
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari 3
pasien untuk melengkapi sarana 0,5 1,5
dan prasarana.
2. Semakin tingginya persaingan 1 2,5
antar rumah sakit swasta.
TOTAL

3. M3-METHOD (MAKP)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght
1. RS memiliki visi, 0,2 4 0,8
misi, dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
58

2. Model yang 0,2 3 0,6


digunakan sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit 0,1 2 0,2
3. Terlaksananya
komunikasi yang cukup baik 0,1 3 0,3
antar profesi.
4. Ada kemauan 0,2 3 0,6
perawat untuk berubah
5. Ketenagaan
keperawatan sudah memenuhi 0,1 3 0,3 (S–W)
syarat untuk MAKP (S1 =3-2,7
Keperawatan 5 orang) 0,1 2 0,2 = 0,3
6. Memiliki standar
asuhan keperawatan 1 3
7. Adanya kepuasan
pasien terhadap kinerja perawat.
TOTAL 0,1 4 0,4

Weakness
1. Kurangnya pengetahuan perawat 0,2 4 0,8
tentang model asuhan
keperawatan
2. Kurangnya kemampuan perawat 0,1 2 0,2
dalam pelaksanaan model yang
telah ada. 0,2 2 0,4
3. Tidak semua perawat
mendapatkan pelatihan MAKP.
4. Kurangnya tenaga S1
Keperawatan yang membantu
optimalisasi penerapan model 0,2 3 0,6
MAKP yang digunakan di
ruangan.
5. Belum ada model asuhan 0,1 3 0,3
keperawatan yang digunakan
dengan pasti 1 2,7
6. Belum adanya struktur organisai
MAKP di ruangan
TOTAL
0,4 3 1,2
b. Eksternal Factor (EFAS) (O-T)
Opportunity 0,5 2 1,0 =2,5-2,3
1. Kepercayaan dari pasien dan = 0,2
masyarakat cukup baik.
2. Adanya kerjasama dengan 0,1 3 0,3
institusi klinik-klinik
independen. 1 2,5
3. Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme.
59

TOTAL 0,3 4 1,2

Threatened 0,2 3 0,6


1. Persaingan dengan rumah Sakit
lain semakit ketat.
2. Adanya tuntunan masyarakat 0,3 3 0,9
yang semakin tinggi tentang
pelayanan kesehatan. 0,2 3 0,6
3. Semakin tingginya kesadaran
pasien akan hukum.
4. Kebebasan pers mengakibatkan
mudahnya penyebaran 1 2,3
informasi di dalam ruangan ke
masyarakat.
TOTAL
Dokumentasi Keperawatan 0,2 4 0,8
a. Internal Factor
(IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan (S –W)
prasarana (administrasi 0,1 3 0,3 =3,2-3
penunjang) seperti buku diit, = 0,2
buku observasi TTV, buku
pasien pulang, dll.
2. Dokumentasi Keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan sistem head to toe
dan ROS serta diagnosa 0,2 3 0,6
keperawatan sampai dengan
implementasi keperawatan dan
evaluasi keperawatan.
3. Fomat pengkajian sudah ada 0,2 3 0,6
dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisiannya.
4. Perawat mengatakan mengerti 0,3 3 0,9
cara pengisian format
dokumentasi yang digunakan
dengan benar dan tepat.
5. Perawat mengatakan format
yang digunakan sangat 1 3,2
membantu dalam melakukan
pengkajian pada pasien.

TOTAL 0,4 3 1,2

Weakness
60

1. Perawat mengatakan bahwa 0,3 4 1,2


beban kerja perawat tinggi
sehingga penulisan dokumentasi 0,3 3 0,9
kurang maksimal.
2. SAK dan SOP belum
dilaksanakan dengan maksimal 1 3
3. Dokumentasi tidak segera
dilakukan

TOTAL 0,4 2 0,8

b. Eksternal Factor (EFAS)


Opportunity 0,3 3 0,9
1. Adanya program pelatihan
tentang pendokumentasian
keperawatan. 0,3 3 0,9
2. Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(Pengembangan SDM) 1 2,6 (O-T)
3. Adanya kerjasama yang baik =2,6-2
antara mahasiswa dan perawat = 0,6
ruangan.
TOTAL 0,5 2 1

Threatened 0,5 2 1
1. Adanya kesadaran pasien dan
keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat.
2. Akreditasi Rumah Sakit tentang
sistem dokumentasi yang 1 2
menjadikan persaingan RS
dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
TOTAL

0,5 2 1
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS) 0,5 1 0,5
Strength
1. Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan 1 1,5
2. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan ronde
keperawatan. 0,4 2 0,8
TOTAL
(S-W)
Weakness =1,5-2
61

1. Ronde keperawatan adalah 0,3 2 0,6 =-0,5


kegiatan yang belum dapat
dilakukan secara optimal di 0,3 2 0,6
ruang Rawat inap .
2. Belum dibentuknya tim Ronde
Keperawatan di Aofah 1 2
3. Sebagian besar perawat
mengerti tentang ronde
keperawatan namun belum
terlaksana secara maksimal
TOTAL 0,5 3 1,5

b. Eksternal Factor (EFAS) 0,5 3 1,5


Opportunity
1. Adanya pelatihan dan (O-T)
diskusi tentang masalah yang = 3,0-2,5
terjadi di ruang Rawat inap . 1 3,0 = 0,5
2. Adanya kesempatan dari
kepala ruang dan perawat
ruangan untuk mengadakan
ronde keperawatan. 0,50 3 1,5
TOTAL

Threatened
1. Adanya tuntutan yang 0,50 2 1
lebih tinggi dari pasien dan
keluarga pasien untuk
mendapatkan pelayanan 1 2,5
profesional
2. Persaingan antar ruang yang
semakin kuat dalam pemberian 2
pelayanan profesional.
TOTAL
0,2 0,8
4
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor 0,1 0,4
(IFAS) 4 (S-W)
Strength = 3,8-3
1. Sebagian besar perawat = 0,8
mengerti tentang sentralisasi
obat 0,2 0,6
2. Di ruangan tersebut sudah 3
dilakukan sentralisasi obat. Obat
yang disimpan di lemari es 0,3 1,2
misalnya lantus, novorapid, 4
bacthirom, hypobag, PPC, dll.
62

3. Sebagian perawat
pernah mengurusi sentralisasi 0,2 0,8
obat yang disimpan dalam 4
lemari es.
4. Perawat sudah 1 3,8
melakukan cross check terhadap
obat-obatan pasien, apakah
masih ada persediaan obat untuk
saat itu. 0,5 1,5
5. Sudah ada tas khusus 3
untuk mengambil obat pada 0,5 1,5
tiap-tiap pasien. 3
TOTAL

1 3
Weakness
1. Hanya obat emergensi yang ada
di ruangan.
2. Hanya obat-obatan yang 0,50 2,0
memerlukan penyimpanan di 4
suhu 20-250C yang dikelola
oleh ruangan. 0,50 1,5
TOTAL 3

b. Eksternal Factor 1 3,5


(EFAS)
Opportunity
1. Komunikasi yang baik
antara perawat, farmasi klinis, 0,5 1,5 (O-T)=
dan pasien. 3 3,5-2,5=
2. Adanya mahasiswa 0,5 1 1,0
praktikan yang praktek 2
manajemen keperawatan. 1 2,5
TOTAL

Threatened
1. Adanya tuntutan akan 0,3 4 1,2
pelayanan yang profesional.
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum
TOTAL
0,2 2 0,4
Supervisi
a. Internal Factor (IFAS) 0,2 2 0,4
Strength
1. Rumah Sakit Muhammadiyah (S-W)
Lamongan merupakan rumah =2,6-2
63

sakit swasta yang menjadi 0,3 2 0,6 = 0,6


rumah sakit rujukan bagi
wilayah setempat.
2. Hampir seluruh (100%) perawat
mengerti tentang supervisi
3. Kepala ruang mendukung dan 1 2,6
melaksankan supervisi
dilakukan oleh tim
keperawatan. 0,5 2 1
4. Ruang Rawat inap merupakan
ruangan yang memerlukan 0,5 2 1
perhatian ekstra dari petugas
kesehatan 1 2

TOTAL

Weakness 0,5 3 1,5


1. Belum ada jadwal yang jelas
tentang supervisi. 0,5 4 2
2. Supervise yang belum
tersetruktur
TOTAL (O-T)
1 3,5 = 3,5-3
= 0,5
b. Exsternal factor (EFAS)
Opportunity
1. Kegiatan supervisi pernah 1 3 3
dilakukan di ruang Rawat inap
2. Adanya teguran dari kepala
ruang bagi perawat yang tidak 1 3
melaksanakan tugas dengan
baik
TOTAL

Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai 0,1 4 0,4
konsumen untuk mendapat
pelayanan yang profesional dan
bermutu
TOTAL 0,1 3 0,3

Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS) 0,1 4 0,4
Strenght
1. Timbang terima merupakan
kegiatan rutin, yaitu 0,1 3 0,3
dilaksanakan 3 kali dalam
sehari (tiap pergantian shift)
64

2. Diikuti oleh karu, katim, dan 0,1 3 0,3


semua perawat yang telah dan (S-W)
akan dinas =3-2
3. Timbang terima dipimpin oleh =1
kepala ruangan atau ketua tim
setiap pagi 0,1 2 0,2
4. Ada klarifikasi, tanya jawab dan
validasi terhadap semua yang
ditimbang terima 0,1 3 0,3
5. Semua perawat (100%)
mengetahui hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam timbang
terima dan melakukan timbang 0,1 3 0,3
terima
6. Selalu ada interaksi dengan 0,1 2 0,2
pasien selama timbang terima
(validasi ke pasien)
7. Semua perawat mengetahui 1 3 0,3
prinsip-prinsip tentang tehnik
penyampaian timbang terima di 1 3
depan pasien
8. Ada buku khusus untuk
pelaporan timbang terima 0,5 2 1
9. Kepala ruangan mengevaluasi
kesiapan perawat yang akan
dinas 0,5 2 1
10. Adanya laporan jaga setiap
shift 1 2
TOTAL

Weakness
1. Masalah keperawatan jarang
sekali disebutkan saat timbang
terima. 0,5 4 2
2. Pelaksanaan TT masih belum
optimal, khususnya shift siang
ke malam 0,5 3 1,5
TOTAL

b. Exsternal Factor (EFAS) (O-T)


Opportunity 1 3,5 =3,5-2
1. Adanya kesempatan untuk =1,5
melakukan timbang terima ke
pasien setiap pergantian shift
2. Sarana dan prasarana penunjang 0,5 2 1
cukup tersedia misalnya buku
status pasien, buku timbang
65

terima, buku diet, lembar 0,5 2 1


injeksi, dll.
TOTAL

Treatened 1 2
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai asuhan
keperawatan
0,2 0,6
TOTAL
3
Discharge Planning 0,25 0,5
a. Internal Factor (IFAS)
Strenght 0,25 2 0,5
1. Semua perawat (100%)
mengerti tentang discharge 2
planning. 0,3 0,9
2. Memberikan pendidikan (S-W)
kesehatan kepada pasien dan 3 =2,5-1,6
keluarga saat akan pulang =0,9
3. Perawat menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa saat 1 2,5
melakukan discharge planning
4. Adanya pemberian HE secara
lisan tentang pelaksanaan 0,6 1,2
discharge Planningmisalnya
nutrisi (diit) di rumah, kapan 2
harus kontrol, dll.
TOTAL
0,4 0,4
Weakness
1. Tersedianya brosur/leaflet 1
untuk pasien saat melakukan
discharge planning tapi
disamakan dengan 1 1,6
brosur/leafletsentral
2. Pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara 0,3 4 1,2
lisan pada setiap
pasien/keluarga 0,3 4 1,2

TOTAL
0,3 3 0,9
66

b. Exsternal Factor (EFAS) 1 3,3


Opportunity
1. Adanya mahasiswa praktikan (O-T)
yang melakukan praktik = 3,3-3
2. Adanya kerjasama yang baik 0,3 4 1,2 = 0,3
antara mahasiswa dengan
perawat 0,3 3 0.9
3. Kemajuan pasien/keluarga
terhadap anjuran perawat
TOTAL 0,3 3 0,9

Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat 1 3
untuk mendapatkan pelayanan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar rumah sakit
yang semakin ketat 0,2 2 0,4

TOTAL 0,3 3 0,9

Penerimaan Pasien Baru


a. Internal Factor (IFAS) 0,3 3 0,9
Strenght
1. Adanya orientasi terhadap
lingkungan ruangan. 0,2 2 0,4 (S-W)
2. Melakukan pengkajian asuhan =2,6-2
keperawatan sesuai dengan = 0,6
format dan mengukur tanda- 1 2,6
tanda vital
3. Adanya rekam medis misalnya
status pasien dan data 0,4 2 0,8
penunjang (hasil lab, foto, dll)
4. Menjelaskan tata tertib rumah
sakit, persetujuan tindakan 0,6 2 1,2
medis dan keperawatan.
TOTAL 1 2

Weakness
1. Perawat yang mengorientasi
terkadang tidak 0,5 3 1,5
memperkenalkan diri
2. Beberapa perawat tidak 0,5 3 1,5
melakukan timbang terima
pasien baru di TT pasien. 1 3
67

TOTAL

b. External factor (EFAS)


Opportunity 0,3 2 0,6
1. Adanya mahasiswa praktek
manajemen 0,3 3 0,9
2. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dan perawat
TOTAL 0,4 2 0,8 (O-T)
=3-2,3
Threatened 1 2,3 = 0,7
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
pelayanan
3. Persaingan antara rumah sakit
yang semakin ketat
TOTAL
4. M4 (Money)
a. Internal factor (IFAS)
Strenght
1. Ada pendapatan tambahan dari 0,3 3 0,9
koperasi ruangan
2. Ada pendapatan dari jasa 0,3 3 0,9
medik, untuk pasien dengan
biaya ASKES, atau asuransi
lainnya yang dapat diklaim (S-W)
setelah perawatan = 3,5-3
3. Tiap perawat mendapat dari RS 0,6 4 2,4 = 0,5
berupa jatah makan setiap shift

TOTAL 1 4,2

Weakness
1. Jasa intensif untuk pelayanan 1 3 3
dan jasa medik yang diberikan
sama untuk semua perawat
TOTAL 1 3

b. External Factor (EFAS)


Opportunity
1. Pengeluaran sebagian besar 0,5 3 1,5
dibiayai oleh institusi
2. Ada kesempatan untuk 0,5 4 2 (O-T)
menambah penghasilan dari =3-5,3
usaha koperasi = 0,5
68

TOTAL 1 3,5

Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih 1 3 3
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
professional sehingga
membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk mendanai
sarana dan prasarana
TOTAL 1 3
5. M5-Marketing
c. Internal factor (IFAS)
Strenght
4. Kepuasan pasien terhadap 0,2 4 0,4
pelayanan kesehatan RS
5. Rata-rata BOR cukup baik 0,3 3 0,9
6. Patient Savety sangat 0,3 4 1,2
diperhatikan (S-W)
7. Mutu pelayanan tercapai 0,2 4 0,8 = 3,3-3
dengan baik = 0,3

TOTAL 1 3,3

Weakness
2. Kurangnya waktu perawat 1 3 3
dalam melakukan promosi
kesehatan masyarakat
(penyuluhan) pada pasien dan
masyarakat.
TOTAL 1 3

d. External Factor (EFAS)


Opportunity
3. Adanya mahasiswa yang 0,3 3 0,9
melakukan praktik
4. Adanya kerja sama yang baik 0,2 2 0,6 (O-T)
antara mahasiswa dengan = 3-2,5
perawat = 0.5
5. Adanya kemauan ruangan untuk 0,5 3 1,5
meningkatkan mutu pelayanan
TOTAL
1 3
Threatened
2. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 0,5 1,5
yang optimal
69

3. Semakin tingginya persaingan


antar rumah sakit 0,5 1
TOTAL
1 2,5
Q
TURN AROUND
1,7

1,6
AGRESSIVE TT(1,0.1,5) Keterangan:
1,5

1,4
M1: Ketenagakerjaan SO: Sentralisasi Obat

1,3 M2: Sarana Prasarana SV : Supervisi


1,2
SO(0,8.1,0) M3(PM): Metode Penerapan Model
1,0
M4: Keuangan TT: Timbang Terima
0,9

0,8 DK : dokumentasi DP: Discharge Planning


PPB(0,6.0,7)
0,7 DK(0,2,0,6) RK : Ronde Keperawatan
0,6
RK(-0,5,0,5) M4(0,3.0,5) SV(0,6.0,5) M2(1,0.0,5)
0,5
M5(0,5.0,5
0,4 )
DP(0,3.0,8) M1(1,2.0,3)
0,3
PM(0,3,0,2
0,2
0,1

W S
-1,1 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
-0,1

-0,2

-0,3

-0,4

-0,5
-0,6 70
-0,7
DEFFENSIVE DIVERSIFICATION
-0,8
T

2.8 Identifikasi Masalah


2.8.1. MI (Ketenanagaan)
1. Pembagian tugas yang masih belum jelas
2.8.2 M2 (Sarana dan Prasarana)
1. Tensi kurang (ada 3 tensi, yang 1 rusak)
2. Adanya sarana prasarana yang tidak sesuai standar (Alat Pengukur
Suhu yang terkadang kurang valid, Saturasi Oksigen yang kadang bisa
kadang tidak, troli Pertina yang kurang lengkap peralatannya sesuai
kebutuhan)
2.8.3 M3 (Metode)
a. Penerapan Model
1. Tidak semua perawat mendapat pelatihan MAKP (Hanya Karu dan
Kati yang mendapatkan pelatihan)
2. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
pelaksanaan model MAKP yang telah ada.
b. Ronde keperawatan
1. Ronde Keperawatan jarang dilakukan dan belum terlaksana dengan
optimal
2. Hanya sebagian kecil saja perawat yang mengerti tentang ronde
keperawanan.
c. Sentralisasi Obat
1. Obat injeksi dilakukan sentralisasi sebagian, di mana setelah obat
injeksi dilaporkan ke perawat dicatat kemudian disimpan di almari
pasien
2. Hanya obat oral yang disimpan diruang perawat
d. Supervisi
1. Belum adanya jadwal yang elas atau pasti tentang supervisi.
e. Timbang Terima
1. Diagnosa Keperawatan tidak selalu disampaikan secara detail saat
timbang terima

71
72

2. Perencanaan Tindakan Keperawatan jarang dijelaskan asal keadaan


dengan target yang di inginkan (Contoh, Pasien mengeluh sesak,
rencana tindakan ingin mengurangi sesak dari skala berapa ke berapa).
f. Discharge Planning
1. Belum dilakukannya discharge planing secara optimal tidak mencakup
aspek discharge planing (Contoh, Pemberian pendidikan kesehatan
yang dilakukan secara langsung pada psien tidak diberikan secara
menyeluruh).

g. Penerimaan Pasien Baru


1. Perawat yang mengorientasi terkadang tidak memperkenalkan diri
2. Keluarga pasien terkadang tidak dijelaskan tentang layanan gizi yang
ada di ruangan.
3. Perawat kebanyakan tidak menjelaskan denah atau tempat-tempat
penting di ruangan

2.8.4 M4 (Money)
1. Pengeluaran Jasa Pelayanan Yang tidak Merata dan tidak terjadwal
2.8.5 M5 (Marketing)
1. Kurangnya waktu perawat dalam melakukan promosi kesehatan
masyarakat (penyuluhan) pada pasien dan masyarakat.

2.9 Prioritas Masalah


No Data C A R L Jumlah Prioritas
.
1. M1 : Ketenaga kerjaan 4 4 3 2 96 5
2. M2 : Sarana dan Prasarana 4 3 3 3 108 4
3. M3 : Metode MAKP 4 4 4 3 192 2
4. Metode Discharge Planning 3 3 3 3 81 6
5. Metode Penerimaan Pasien Baru 3 3 3 2 54 8
6. Metode Sentralisasi Obat 3 4 2 2 58 9
7. Metode Supervisi 2 3 3 2 72 7
8. Metode Dokumentasi 2 2 3 2 36 10
Keperawatan
9. Metode Ronde Keperawatan 4 4 4 4 256 1
10. Metode Timbang Terima 4 3 3 4 144 3
11. M4 : Keuangan 3 2 2 1 12 12
12. M5 : Marketing 2 2 3 2 24 11
73

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat prioritas masalah sesuai dengan metode
CARL yang digunakan:
1. Ronde Keperawatan dengan jumlah skor : 256
2. Metode Penerapan Asuhan Keperawatan dengan skor : 192
3. Timbang Terima dengan jumlah skor : 144
4. Sarana prasarana/Material (M2) dengan jumlah skor : 108
5. Ketenagakerjaan/Man (M1) dengan jumlah skor : 96
6. Discharge Planning dengan jumlah skor : 81
7. Supervise dengan jumlah skor : 72
8. Penerimaan Pasien Baru dengan jumlah skor : 54
9. Sentralisasi Obat dengan jumlah skor : 48
10. Dokumentasi Keperawatan dengan jumlah skor : 36
11. Marketing/Mutu Pelayanan (M5) jumlah skor : 24
12. Money/Keuangan (M4) jumlah skor : 12
Rencana Strategi
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Waktu Penanggung
. Jawab
1. Ronde Keperawatan 1. Ronde keperawatan 1. 1. Adanya sosialisasi Minggu Laili K S. Kep
1. Ronde dapat terlaksana kepada perawat tentang ronde Keempat
dengan optimal dan tentang apa yang keperawatan
Keperawatan
dapat dilakukan dimaksud dengan 2. Adanya PJ dan tim
jarang dilakukan secaa rutin dengan ronde keperawatan rnde keperawatan
jadwal yang telah dan bagaimana yang mampu
dan belum
ditetapkan pelaksanaanronde mengatasi masalah
terlaksana 2. Ronde keperawatan keperawatan yang di alami
dapat memberikan kepada perawat pasien
dengan optimal
wawasan terhadap ruangan di ruang 3. Ronde
2. Hanya keluarga pasien pavilion rawat inap. keperawatan dapat
2. dilaksankan sesuai
sebagian kecil
kepala ruang degan jadwal yang
saja perawat pavilion rawat inap ada dan dapat
dalam membentuk terlaksana dengan
yang mengerti
penanggung jawab baik
tentang ronde ronde keperawanan
dan tim ronde
keperawatan.
keperawatan
diruang pavilion
rawat inap, yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pelayanan asuhan
keperawatan

74
75

3.
ronde keperawatan
bersama
penanggung jawab
ronde keperawatan
dan kepala ruang
4.
keperawanan sesuai
jadwal dan standar
yang ada pada
ronde keperawatan.
2. Penerapan Model Mengupayakan 1. Melakukan 1. Adanya sosialisasi Minggu Arif Rahman
1. Tidak terpenuhinya metode sosialisasi kepada tentang MAKP Kedua H S. Kep
penerapan model perawat tentang 2. Adanya PJ dan
semua perawat
primary nursing MAKP tim MAKP
mendapat 2. Mendiskusikan 3. MAKP primer
bersama mengenai dapat dilaksankan
pelatihan MAKP
MAKP yang akan sesuai dengan
(Hanya Karu dan di laksanakan di jadwal yang ada
Ruang Paviliun dan dapat
Kati yang
Rawat inap terlaksana dengan
mendapatkan 3. Membentuk baik
penanggung jawab
pelatihan)
MAKPdan tim
2. Kurang 4. Melakukan
pelaksanaan MAKP
nya pengetahuan
yang sudah
dan kemampuan ditentukan
76

perawat dalam
pelaksanaan
model MAKP
yang telah ada.

3. Timbang Terima 1. Terciptanya 1. Membuat format 1. Perawat selalu Minggu Kumardjari S.


1. Diagnosa timbang terima baku utuk timbang menyamapikan Pertama Kep
yang optimal terima diagnosakeperawa
Keperawatan tidak
dengan 2. Selalu menyertakan tan saat timbang
selalu disampaikan menyertakan diagnosa terima
diagnosa keperawanan saat 2. Ada format baku
secara detail saat
keperawatan untuk timbang terima timbag terima
timbang terima pemenuhan 3. Melakukantimbang 3. Perawat ruangan
kebutuhan dasar terima langsung ke melakukan terima
2. Perencanaan
pasien bed pasien baik saat langsung setiap
Tindakan 2. Tersampaikannya shift pagi ke siang, pergantian shift
infomasi yang siang ke malam dan
Keperawatan jarang
adekuat tentang malam ke pagi.
dijelaskan asal pasien
keadaan dengan
target yang di
inginkan (Contoh,
Pasien mengeluh
sesak, rencana
77

tindakan ingin
mengurangi sesak
dari skala berapa ke
berapa).

4. Sarana Prasarana 1. Peralatan perawatan 1. Pentingnya observasi 1. Pemenuhan Tergantung -


1. Tensi kurang (ada pasien diruangan atau rekapan peralatan yang Kebijakan
3 tensi, yang 1 lengkap dan pengumpulan data dibutuhkan selama RS
rusak) mendukung perawatan untuk mengetahui perawatan pasien
2. Adanya sarana pasien alat-alat yang kurang 2. Semua tim
prasarana yang Jumlah peralatan dalam perawatan mendapatkan sarana
tidak sesuai tercukupi sesuai pasien prasaran
standar (Alat kebutuhan 2. Mengusulkan unuk yangmemadahi dan
Pengukur Suhu menambah atau sesuai kebutuhan
yang terkadang memperbaiki sarana
kurang valisd, prasarana yag ada
Saturasi Oksigen
yang kadang bisa
kadang tidak, troli
Pertina yang
kurang lengkap
sesuai kebutuhan)

5. Ketenagakerjaan Mengoptimalkan Bekerja sama dengan Meningkatkanya Tergantung -


(M1/Man) kinerja perawat. kepala ruang untuk tingkat kinerja perawat Kepala
1. Sebgian besar memberikan penjelasan Ruan
78

perawat di mengenai tugas atau


paviliun Rawat peran yang sudah
inap kurang ditentukan
memahami
pembagian tugas
MAKP yang baru
6. Dicharge Planning Terlaksananya 1. Membuat alur Perawat melakukan Minggu Hadiyanto S.
1. Belum discharge planning yang discharge planning Ketiga Kep
pelaksanaan discharge
dilakukannya tidak hanya informasi sesuai dengan
discharge planing melalui lisan planning. perencanaan yang ada
dan sesuai standart.
secara optimal 2. Menentukan penyakit
tidak mencakup terbanyak untuk
aspek discharge
planing (Contoh, dilakukan discharge
Pemberian planning.
pendidikan 3. Melakukan sosialisai
kesehatan yang
dan simulasi
dilakukan secara
langsung pada discharge planning di
psien tidak ruangan bersama
diberikan secara
pasien atau keluarga
menyeluruh).
pasien
4. Membagikan media
79

sosialisasi berupa
buklet dan leaflet bagi
pasien
5. Pembuatan dan
pemasangan poster
alur discharge
planning di ruangan
7. Supervisi 1. Adanya jadwal 1. Membuat jadwal 1. Minggu Endang S, S.
Belum adanya jadwal yang pasti tetang tentang supervisi program kerja dan empat Kep
supervisi 2. Membuat PJ dan tujuan tentang
yang elas atau pasti
2. Adanya Follow Up tim supervisi supervisi
tentang supervisi. dan Feedback dari 3. Membuat 2.
supervisi yang pelaksanaan menyapaikan hasil
dilakukan supervisi yang supervisi
harus ada follow up
dan feedback dari
hasil supervisi yang
disampikan
supervisor
8. Dokumentasi Dokumentasi dapat 1. Melakuk 1. Adanya Minggu Endra S, S.
terisi dengan lengkap an supervisi dan kesempatan empat Kep
Dalam
menganalisa penilaian
kelengkapan kelengkaoan pendokumentasian
terhadap hasil asuhan
pendokumentasia
pendokumentasian keperawanan
80

n keperawatan 2. Kepala 2. Meningkatnya


ruang dan PJ minat semua
diharapkan beban
Dokumentasi perawat untuk
kerja tidak memberikan melakukan
dukungan bagi pendokumentasian
mempengaruhi
semua perawat yang asuhan
pengisian melakukan keperawanan
pendokumentasian dengan baik dan
kelengkapannya
lengkap
9. Penerimaan Pasien 1. 3. Selalu 1. Pasien dan keluarga Minggu Buntoro JH S.
pasien nyaman mengenalkan diri pasien mengatakan Keempat Kep
Baru
ketika berhubungan kepada pasien dan nyaman ketika
1. Perawat yang dengan perawat keluarga, serta berhubungan
mengorientasi 2. mengorientasi dengan perawat
terkadang tidak puas dan nyaman ruangan dan aturan 2. Pasien dan keluarga
dengan pelayanan RS mengatakan puas
memperkenalkan
yang diberikan 4. Menyam dan nyaman dengan
diri 3. paikan pelayanan yang
2. Keluarga pasien informasi tentang infrmasitentang gizi diberikan
terkadang tidak gizi yang akan yangakan 3. Perawat
dijelaskan tentang diberikan diberikankepada memberikan
layanan gizi yang pasien informasi tentang
ada di ruangan. gizi yang akan
diberikan
3. Perawat
kebanyakan tidak
menjelaskan
denah atau
81

tempat-tempat
penting di
ruangan

10. Sentralisasi Obat Sentralisasi obat 1. Melakuk Sentralisasi obat dapat - Asmono W, S.
dilakukan dengan an pemberian obat berjalan dengan Kep
1. Obat injeksi
optimal dan tersusun sesuai jadwal yang optimal
dilakukan terstruktur
2. Melakuk
sentralisasi
an hitung sisa obat
sebagian, di untuk mencocokan
kebutuhan obat
mana setelah
pasien dengan sisa
obat injeksi stok obat yang ada
setiap pergatian
dilaporkan ke
shift
perawat dicatat
kemudian
disimpan di
almari pasien
2. Hanya obat oral
yang disimpan
diruang perawat

11. M5 Marketing 1. Keselamatan 1. Mengusulkan 1. Kepuasan pasien - -


82

1. Kurangnya waktu pasien meningkat peningkatan mutu terpenuhi.


kepuasan pasien pelayanan terus
perawat dalam 2. Tidak ada complain
meningkat, menerus sehingga
melakukan pendokumentasian memberi kesan dari pasien dan
mutu pelayanan yang baik pada
promosi kesehatan kelurga pasien
teroptimalkan dan pasien. Menyusun
masyarakat adanya perencanaan terhadap pelayanan.
pendokumntasian keselamatan pasien
(penyuluhan) pada 3. Mengupayakan
yang rapi untuk sesuai standar
pasien dan indicator mutu akreditasi rumah adanya information
2. Tingkat status sakit terbaru (6
masyarakat. center di ners station
kesehatan sasaran utama)
masyarakat 2. Membuat PJ dan bagi keluarga pasien.
meningkat timpenyuluhan
4. Keselamatan pasien
kesehatan di ruang
paviliun Rawat terjaga.
inap
5. Status kesehatan
3. Membuat jadwal
rutin untuk pasien atau keluarga
melakukan
pasien meningkat
penyuluhan
kesehatan
BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian

Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan professional dalam


menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut :

Ketua : Asmono Widiyantoro, S.Kep

Wakil : Yudi Puspanjoro, S.Kep

Sekretaris : Arif Rahman Hakim, S.Kep

Bendahara : Endang Sutjiati, S.Kep

Sie Perlengkapan : 1. Hadiyanto, S.Kep

2. Buntoro Juli H, S.Kep

Sie Pubdekdok : 1. Endra Sumardianto, S.Kep

2. Lujeng Diah, S. Kep

Sie Konsumsi : 1. Laili Komalasari S.Kep

2. Putri S.Kep

Sie Humas : 1. Pambudi, S.Kep

2. Kumardjari, S.Kep

Penanggung Jawab MAKP : Arif Rahman Hakim, S.Kep

Penanggung Jawab Penerimaan Pasien Baru : Buntoro Juli H, S.Kep

Penanggung jawab discharge planning : Hadiyanto, S.Kep

Lujeng Diah, S.Kep

Penanggung jawab Supervisi : Endang Sutjiati, S.Kep

Pambudi, S.Kep

118
119

Penanggung jawab ronde keperawatan : Laili Komalasari, S.Kep

Putri S.Kep, S.Kep

Penanggung jawab dokumentasi keperawatan: Endra Sumardianto, S.Kep

Penanggung jawab penyuluhan : Yudi Puspanjoro S.Kep

Penanggung jawab timbang terima : Kumardjari, S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian


dengan pembagian peran sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Assosiate (Perawat Pelaksana)
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
model asuhan keperawatan profesional di ruangan.

3.2 Strategi Pelaksanaan Kegiatan


3.2.1 Model Asuhan Keperawatan MAKP
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan pendekatan analisa
SWOT, maka kelompok praktik klinik manajemen keperawatan di ruang Rawat inap
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan menerapkan model asuhan keperawatan
professional yaitu Primary Nursing.

Model Perawatan Primary Nursing merupakan salah satu model praktik


keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
Rumah Sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelesan antara
pembuat renana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat. Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan tanggung
gugat. Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.
120

TEAM MEDIS DAN KEPALA RUANGAN


TEAM LAIN

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Diagram 3.1 Sistem pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing

Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan.

Kelebihan :

1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif


2. Perawat primer mendapat akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
3. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu.
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi. (Gillies, 1989)
121

Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.

3.2.2 Job Description Model Praktek Keperawatan “Primary Nursing”


3.2.2.1 Kepala Ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelolah kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.

Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan,
meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan ruang perawatan.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan
yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada
tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar.
122

e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada


dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan
pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug
jawabnya.
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di
bidang perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan
serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar tercapai
pelayanan yang optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan
alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang rawat.
j. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
k. Mempertangungjawabkan pelaksanan
inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien
dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
m. Mendampingi dokter selama kunjungan
keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program
pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan
non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien
yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
p. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman
dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap
pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
123

r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman


dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
s. Memelihara dan mengembangkan sistem
pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan
kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi
dan kepala unit di RS.
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja
yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar
permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien,
kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan
medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian meliputi :
a. Mengawasi dan menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian
terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
perawatan.
c. Mengawasi dan mengendalaikan
pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan
efisien,
d. Mengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat
kegiatan lain di ruang rawat.
124

3.2.2.2 Perawat Primer


Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif kepada klien.

Tugas Pokok
1) Menerima pasien dan
mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2) Membuat tujuan dan
rencana keperawatan.
3) Melaksanakan rencana
yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4) Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain
maupun perawat lain.
5) Mengevaluasi
keberhasilan asuhan keperawatan.
6) Melakukan rujukan
kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
7) Membuat jadwal
perjanjian klinik.
8) Mengadakan kunjungan
rumah bila perlu.
9) Bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
10) Mengikuti timbang
terima
11) Menerima pasien dan
mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
12) Membuat tujuan dan
rencana keperawatan.
13) Melaksanakan rencana
yang telah dibuat selama ia dinas.
125

14) Mengkomunikasikan dan


mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun
perawat lain.
15) Mengevaluasi
keberhasilan yang dicapai.
16) Menerima dan
menyesuaikan rencana.
17) Menyiapkan penyuluhan
untuk pulang.
18) Melakukan rujukan
kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat.
19) Membuat jadual
perjanjian klinik.
20) Mengadakan kunjungan
rumah.
21) Melaksanakan
sentralisasi obat.
22) Mendampingi visite.
23) Melaksanakan ronde
keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat associate.
24) Melaporkan
perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
3.2.2.3 Perawat Associate
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.

Tugas Pokok :
1) Memberikan perawatan
secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
a. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun.
b. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien
pada catatan perawatan.
126

2) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung


jawab.
a. Pemberian obat.
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Persiapan klien yang akan dioperasi.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual
dari klien:
a. Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman dan ketenangan.
c. Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik.
5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya.
6) Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
a. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanan ruangan secara
administratif.
Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
b. Sensus harian dan formulir.
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
7) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan.
8) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan
dan keindahan ruangan.
9) Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
10) Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan
penyakitnya.
11) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis.
12) Membuat laporan harian.
13) Mengikuti timbang terima.
14) Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
15) Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
16) Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat
primer.
127

17) Melakukan evaluasi formatif.


18) Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
19) Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat
primer
Penerapan Model Asuhan Keperawatan profesional (MAKP)
a. Penanggung jawab : Arif Rahman Hakim, S.Kep
b. Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan
praktek manajemen oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan,
ruang Rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat mampu menerapkan
MAKP Primary Nursing secara baik dan optimal.
c. Waktu : 1 September – 14 September
2020
d. Rencana Strategi
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan yaitu model Primary
Nursing
2. Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan
desiminasi awal
3. Sosialisasi hasil desiminasi
4. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
5. Melakukan Pembagian peran perawat
6. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab
perawat
7. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat
8. Menerapkan model MAKP yang direcanakan
e. Kriteria Evaluasi
1. Struktur :
1) Menentukan penanggung jawab MAKP
2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu Primary Nursing.
3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
4) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
5) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
2. Proses : Menerapan MAKP
128

1) Tahap uji coba pada tanggal 1– 2 September 2020


2) Tahap aplikasi pada tanggal 3 September – 14 September 2020
3. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai
dengan job discription.

3.2.3 Supervisi Keperawatan


Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager
berupa proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi: 1)Langkah-
langkah supervisi, 2) Prinsip supervisi, 3) Peran dan fungsi supervisi, 4) Tugas
supervisi, 5) Teknik supervisi.

1. Langkah-langkah Supervisi :
a. Pra Supervisi
- Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
- Supervisor menetapkan tujuan supervisi
b. Supervisi
- Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan
pelayanan bersama-sama PP dan PA
- Supervisor meneliti dokumentasi status pasien
- Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan
pembinaan
- Supervisor memanggil PP dan PA yaang perlu dilakukan
Pembinaan
- Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
- Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA
c. Evaluasi
- Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
- Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP
dan PA
2. Prinsip Supervisi
129

a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi


b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
dasar manajemen, kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.
c. Fungsi Supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir
dan sesuai strandart
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang
demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan
rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien,
perawat dan menejer.
3. Peran dan fungsi supervisi
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manjemen anggaran yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.

1) Tugas Supervisor
a. Mempertahankan standart praktek
keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan
prosedur pelayanan keperawatan, bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang
lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat
e. Memastikan asuhan keperawatan
profesional dilaksanakan
130

2) Teknik Supervisi
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berjalan. Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan
perbaikan.
Prosesnya :
- Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi supervisor
- Selama proses, supervisor memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk
- Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah
kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai
dan memperbaiki kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
131

4. Alur supervisi
Ka. Bid Keperawatan

Kasi rawat inapPERAWAT


ASSOCIATE

Ka RuPERAWAT
PRIMER

Pra Supervisi

Menetapkan kegiatan dan tujuan


serta instrument/alat ukurKLIEN

(4-6 orang)
PP PP
1SARA 2KLIEN
Pelaksanaan
Delegasi
Menilai kerja perawat
PAPERA PAPERA
WAT WAT

- Feed
back
Pasca
- Koreksi Kinerja Perawat dan Kualitas
atau pemecahan masalah Pelayanan Meningkat
- Reward
/reinforcement

Kegiatan Supervisi
Pelaksanaan
Delegasi dan Supevisi
132

5. Penerapan supervisi
a. Penanggung Jawab : Endang Sutjiati,
S.Kep dan Pambudi S, S.Kep
b. Tujuan :Setelah
dilaksanakan praktik Manajemen Keperawatan, diharapkan ruang rawat inap
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat mampu menerapkan supervisi keperawatan
dengan baik dan optimal.
c. Waktu : 10
September 2020
d. Rencana strategi :
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan
2. Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi
3. Menentukan materi supervisi keperawatan
4. Menyiapkan format supervisi
5. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama
perawat ruangan
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan.
e. Kriteria evaluasi :
1. Struktur :
1). Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
2). Menyusun konsep supervisi keperawatan
3). Menentukan materi supervisi
2. Proses :
1). Melakukan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisor
2). Mendokumentsikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
3. Hasil :
1). Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal
2). Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
3). Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA
3.2.4 Timbang Terima
Timbang terima (Operan) merupakan tehnik atau cara untuk
menyampaikan laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
133

1. Tujuan
). Tujuan Umum
 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
 Meningkatkan kemampuan komuniksi antar perawat
 Menjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
perawat
 Pelaksana asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
b). Tujuan Khusus

 Menyampaikan kondisi dan keadaan klien (data fokus


3. Mekanisme Timbang Terima

Klien

Diagnosa medis
Diagnosa Keperawatan
masalah kolaboratif

Rencana Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukanYang

Perkembangan keadaan
Klien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan terdapat


masalah baru

Gambar Skema Timbang Terima


134

4. Prosedur Pelaksanaan
1) Kedua kelompok siap
2) Prinsip timbang terima : tidak semua pasien dilakukan timbang terima,
khusus pada klien yang memiliki permasalahan yang belum teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
3) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa keperawatan.
4) Hal-hal yang sifatnya khusus di serah terimakan kepada perawat berikutnya.
5) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
 Identitas klien dan diagnosa medis
 Data (keluhan subjektif dan objektif)
 Masalah kepeawatan yang masih muncul
 Intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan
 Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilaksanakan
 Intervensi kolaborasi
 Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klasifikasi
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan atau terhadap hal-hal yang kurang jelas
 Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat
 Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 5 menit, kecuali
dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit
5. Penerapan Timbang Terima
1) Penanggung jawab : Kumardjari, S.Kep
2) Tujuan : Setelah dilakukan Praktik Manajemen Keperawatan diharapkan di
Ruang Rawat inap Rumah Sakit Muhammadaiyah Babat, mampu
menerapkan prosedur timbang terima dengan baik dan optimal.
3) Waktu : 5 September 2020
4) Rencana Strategi
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
135

b. Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis pengisihannya.


c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan timbang terima.
d. Menentukan jadwal pelaksaan timbang terima.
e. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
f. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
g. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift.
h. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab shift.
i. Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas.
j. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis atau
menggambarkan kondisi saat ini dengan tetap menjaga kerahasiaan klien.
k. Timbang teriam harus berorientasi pada permasalahan keperawatan,
rencana keperawatan perkembangan kesehatan klien.
l. Mendokumentasikan hasil timbang terima.
a) Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf
keperawatan.
c. Menentukan materi timbang terima.
d. Status pasien disiapkan.
e. Persiapan buku laporan, dan buku pesanan khusus.
2. Proses
a. Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau perawat
yang bertugas saat itu dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang
bertugas maupun yang akan shift selanjutnya.
b. Perawat primer mengoperkan keperawatan primer berikutnya yang
akan mengganti shift.
c. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station kemudian ke bed
pasien dan kembali lagi ke nurse station.
d. Isi timbang terima mencangkup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan
dan pesan khusus.
e. Setiap klien, tidak dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
136

3. Hasil
a. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
b. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien.
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
3.2.5 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang
dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat assosiet serta melibatkan
seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan penyakit kronis
b. Klien dengan komplikasi
c. Klien dengan penyakit akut
2. Karakteristik
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. PA, PP dan konselor merupakan diskusi bersama
d. Konselor memfasilitasi kretifitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
3. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
d. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
e. Meningkatkan kemampuan untuk rencana keperawatan.
4. Peran
1) Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2) Perawat Primer dan Konselor
137

a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memberikan kebenaran suatu masalah, intervensi keperawatan tindakan
yang rasional
d. Mengarahkan dan mengoreksi
e. Mengintergrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
5. Prosedur pelaksaana Ronde keperawatan
1) Persiapan
Penetapan tentang kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde
2) Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
138

6. Alur Ronde Keperawatan

Tahap Pra PP

Penetapan pasien

Persiapan pasien :
Informend consent
Hasil pengkajian atau validasi data

Apakah diagnosis keperawatan ?


Penyajian Apa
data data yang mendukung ?
Tahap Pelaksanaan
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan ?
Apa hambatan yang ditemukan ?

Validasi data

Diskusi PP-PP Konselor, KARU


Tahap ronde pada bed klien

Lanjutan – Diskusi di nurse station

Kesimpulan dan rekomendasi solusi masalah


Tahap pasca Ronde
……………………
……………...
139

7. Penerapan Ronde Keperawatan


1. Penanggung Jawab : Laili K, S.Kep.
2. Tujuan :Setelah dilaksanakan praktek menejemen keperawatan
diharapkan ruang Rawat inap mampu melaksanakan ronde keperawatan
dengan baik.
3. Waktu : 9 September 2020
4. Rencana Strategi
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
c. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
f. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
g. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.

5. Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
a). Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b). Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
c.) Memberi Informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini menjelaskan
dan intervensi yang telah di laksanakan tetapi belum mampu
mengatasi masalah pasien.
c) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Memberikan masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi klien tersebut.
c. Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatn untuk menyelesaikan masalah
pasien
140

b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditinjak lanjuti dan dilaksanakn

3.2.6 Sentralisasi Obat


Kontroling terhadap penggunaan dan komsumsi obat merupakan salah satu
peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola/alur yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko
kerugian baik material maupun non material dapat dieliminir. Upaya sistematik
meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan
sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan
keperawatan.
Teknik pengelolaaan obat control penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan
obat dimana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya pada
perawat. Pengelolaan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan
operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh kelurga diserahkan pada
perawat dengan menandatangani lembar serah terima obat yang ada pada
lembar kontrol obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta
dosis obat dalam lembar kontrol obat dan diketahui (tanda tangan) oleh
keluarga dalam lembar kontrol obat.
c. Klien/ keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan obat
pada lembar kontrol obat yang ada disisi klien (sisi bed klien).
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kotak obat.
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku sentralisasi obat
dan lembar kontrol obat.
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang telah tercantum dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat
141

c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam-macam obat kegunaan


obat, jumlah obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda tangan
setelah melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek pagi oleh kepala ruangan atau petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam buku sentralisasi.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku sentralisasi
obat dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi
tetap dicatat pada waktu sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada waktu sentralisasi obat yang
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga : nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah obat
sebaiknya diserahkan/ ditunjukkan pada klien atau keluarga.
142

7. Alur pelaksanaan sentralisasi obat

Dokter perawat

Surat persetujuan
Sentralisasi Obat dari Pendekatan
Perawat perawat

Pasien /
keluarga

Farmasi/
apotik

Pasien/keluarga
Lembar serah Terima
obat buku serah terima
Masuk obat
PP/ perawat yang
menerima

Pengaturan dan
pengeloaan oleh perawat

Pasien /
keluarga

Keterangan : Garis komando

…… Garis koordinasi
143

3.2.7 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan
bukti dalam persoalan hokum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek
komunikasi, proses keperawatan.
1. Tujuan dokumentasi:
1) Komunikasi
a. Koordinasi asuhan keperawatan
b. Cegah informasi berulang
c. Kesalahan lebih kecil dan meningkatkan asuhan keperawatan
d. Penggunaan waktu efisiensi
2) Mekanisme pertanggung jawaban
a. Dapat di pertanggung jawabkan kualitas dan kebenarannya
b. Hukum dapat melindungi perawat klien
3) Metode pengumpulan data
a. Kemajuan klien yang reliable dan obyektif
b. Deteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
c. Bahkan penelitian
d. Data statistik
4) Sarana pelayanan keperawatan secara individu
Sarana integrasi berbagai aspek klien : kebutuhan, kekuatan , dan keadaan
khusus
5) Sarana untuk evaluasi
6) Sarana untuk meningkatkan kerja sama antar disiplin dalam tim kesehatan
7) Sarana pendidikan lanjutan
8) Audit, pantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi yang
berhubungan untuk asuhan keperawatan dibanding standart.
9) Mengidentifikasih status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan
klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
tindakan.
10) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
144

2. Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan

1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
obyektif dan ditanda tangani oleh tenaga kesehatan atau perawat, Dalam hal ini perlu
dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interpretasi yang salah
2) Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengakp dan akurat akan memberi kemudahan
perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana
masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini
juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara dini
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien
sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
lengkap acuan dalam menentukan biaya keperawatan klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumtasi keperawatan mengandung informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

3. Hal-hal perlu diperhatikan dalam pendolumentasian (Potter & Perry, 2005)


1) Jangan menghapus dengan type-X atau menghapus tulisan yang salah. Cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan dua garis
145

kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah dituliskan catatan
yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain dapat digunakan
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
4) Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu intruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu
pada model SOAP.
Teknik pengisihan lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien mau diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan.
a) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal dan nomor register klien.
b) Tiap lembar diisi kolom data, analisa, problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom data ditambah data subjektif (S) dan objektif (O).
e. Pada kolom analisa ditentukan masalah yang ditemukan berdasarkan data.
f. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).
Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi
keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan model SOAP. Dengan modifikasi ini di harapkan dokumentsi yang
dilakukan lebih efektif dan efisien yang dilaksanakan pada minggu ke-3, tetapi
format tersebut tidak disosialisasikan kepada perawat ruangan karena masih dalam
tahap uji coba.
146

4. Pendokumentasian Proses Keperawatan yang Efektif


1) Penggunaan standar terminology (pengkajian, diagnosa, perecanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
2) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
3) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
4) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
5) Observasi di catat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
6) Evaluasi di catat sesuai dengan uruatan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk,
pulang ataupun perubahan status lkien, respon klien terhadap tindakan.
7) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
5. Lingkup Pencatatan Pada Proses Keperawatan yang Spesifik
1) Klien masuk rumah sakit.
2) Kelengkapan riwayat keperawatan dan pemeriksaan-pemeriksaan.
3) Diagnosa keperawatan.
4) Rencana tindakan keperawatan.
5) Pendidikan kepada klien.
6) Dokumentasi parameter monitoring dan intervensi keperawatan lainnya.
7) Perkembangan terhadap hasil yang diharapkan .
8) Evaluasi perencanaan.
9) Justifikasi terhadap proses intervensi.
10) Sistem perujukan.
11) Klien pulang.
6. Dokumentasi Pengkajian
1) Gunakan yang sistematis untuk mencatat pengkajian yang meliputi : riwayat
klien MRS, respon klien, riwayat pengobatan, daftar klien rujukan, pulang
dan keuangan.
2) Gunakan format dan kelompokkan data berdasarkan model yang digunakan.
a. Head to toe
Pendekatan ini dilakukan dari kepala secara berurutan sampai ke kaki
(keadaan umum, tanda vital, kepala, wajah, telinga, hidung, mulut,
147

tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genetalia,


rektum, ekstremitas dan punggung) .
b. Pola fungsi kesehatan
Mengkaji status klien pada persepsi kesehatan, nutrisis, eliminasi,
aktifitas, istirahat tidur, kognitif, koping nilai atau kepercayaan.
c. ROS
Mengkaji system tubuh secara berurutan. Adapun mayor of body systems
meiputi keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem
kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, muskuloskeletal dan integument, sistem reproduksi.
7. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Kategori diagnosa keperawatan berdasarkan : SDKI,SLKI dan SIKI
8. Dokumentasi Rencana Tindakan
Komponen yang mendasari dari rencana tindakan terdiri dari diagnosa
keperawatan, kriteria hasil dan intervensi keparawatan.
Karakteristik :
1) Ditulis oleh perawat.
2) Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan klien.
3) Diletakkan di tempat yang strategis, seperti di tempat tidur klien, di ruang
perawatan, di catatan medis klien.
4) Informasi yang selalu baru.
9. Dokumentasi Tindakan Keperawatan
Sistem pencatatan dalam dokumentasi :
1) SOR
2) POR
3) Progress note
4) CBE ( charting by expection )
5) PIE
6) Focus
10. Jenis intervensi keperawatan meliputi :
1) Intervensi tepeotik
2) Intervensi penamtapan/observasi
148

11. Komponen penting dalam dokumentasi pelaksanaan


1) Why
Harus dijelaskan alasan tindakan yang harus dialaksanakan dan data dari
hasil dokumentasi pengkajian dan diagnosa keperawatan.
2) What
Ditulis secara jelas dan singkat dalam bentuk action verb.
3) When
4) Who
Siapa yang melaksanakan harus selalu di tuliskan pada dokumentasi serata
tanda tangan sebagai pertanggungjawaban.
5) How
12. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Tujuan untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan :
1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
telah ditentukan)
2) Memodifikasi rencana tindakna keperawatan (klien mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan)
3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan)

13. Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keprawatan, yaitu :


1) Proses (Sumatif)
Evaluasi dilaksanakan segera setelah rencana tindakan dilakukan. Sistem
penulisan dapat menggunakan sistem SOAP. Evaluasi pada implementasi
mengkaji respon dari tindakan yang sudah diberikan.
2) Hasil (Formatif)
Adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan
keperawatan, dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Somatif evaluasi adalah objektif, fleksibel, dan efisien.
14. Persiapan pendokumentasian keperawatan
Tujuan :
149

Setelah dilakukan praktik menajemen keperawatan diharapkan selama


perawat di ruangan rawat inap dan mahasiswa PSIK mampu menerapkan
pendokumentasian keperawatan secara optimal.
Rencana strategi :
1) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan
kasus di ruangan shofa.
2) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan
evaluasi.
3) Membuat SAK atau SOP.
4) Menyiapkan format atau pendokumentasian keperawatan, melaksanakan
pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan.
15. Penerapan dokumentasi keperawatan
1) Penanggung jawab : Endra Sumardianto, S.Kep.
2) Tujuan : setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
semua perawat di ruang rawat inap dan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Babat mampu menerapkan pendokumentasian keperawatan
dengan baik dan benar.
3) Rencana strategi :
a. Menentukan penanggung jawab dokumentasi keperawatan.
b. Menyusun proposal dokumentasi keperawatan.
c. Melaksanakan dokumentasi keperawatan klien bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi.
d. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan dokumentasi
keperawatan.
e. Melaksanakan dokumentasi keperawatan klien bekerja sama dengan
perawat, dokter, dan bagian farmasi.
4) Kriteria evaluasi :
a. Stuktur
a) Menentukan penanggung jawab dokumentasi keperawatan.
b) Menyiapkan format dokumentasi keperawatan.
b. Proses
a) Melaksanakan dokumentasi keperawatan klien bersama-sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi.
150

b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan dokumentasi


keperawatan.
c. Hasil
a) Klien menerima sistem dokumentasi keperawatan.
b) Perawat mampu mengelola dokumentasi klien.
c) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam dokumentasi keperawatan
meningkat.
d) Dapat bertanggung jawab dan bertanggug gugat baik secara hukum
maupun secara moral.
e) Pengelolaan dokumentasi keperawatan efektif dan efisien.
3.2.8 Discharge planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentsi untuk
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang dan asuhan
keperawatan yang di rumah.
1. Tujuan
Untuk pasien dan keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan tindakan perencaaan pulang dengan baik
b. Pasien dan keluarga mendapat pengetahuan perawatan di rumah tentang :
1) Rencana untuk kontrol.
2) Obat yang harus diminum di rumah.
3) Perawatan luka.
4) Aktivitas.
5) Diet.
c. Pasien dan keuarga dapat melakukan perawatan di rumah secara mandiri.
Untuk Perawat :
a. Adanya perencanaan dokumentasi dengan benar.
b. Terjadinya kerjasama dengan antar tim.
2. Perencanaan Pasien Pulang
1) Kepala ruangan
Bertanggung jawab penuh terhadap pelayanan keperawatan di ruangan.
2) Perawat primer
Bertanggung jawab dalam melakuka asuhan keperawatan pasien sejak masuk
sampai pasien pulang berdasarkan diagnosa keperawatan hasil pengkajian.
3) Perawat associate
151

Ikut membantu dalam meakukan asuhan keperawatan yang sudah


direncanakan oleh perawat primer.
3. Langkah-Langkah dalam Perencanaan Pulang
1) Pra discharge planning
a. Perawat primer mengidentifikasi pasien yang direncanakan untuk pulang.
b. Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan pulang.
c. Perawat primer membuat perencanaan pasien pulang.
d. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.
2) Tahap pelaksanaan discharge planning
a. Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, waktu dan lingkungan.
b. Perawat primer dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan fisik
sesuai kondisi klien.
c. Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan klien dan
keluarga untuk keperawatan di rumah tentang :
1) Rencana untuk kontrol
2) Obat yang harus diminum di rumah
3) Perawatan luka
4) Aktivitas
5) Diet
d. Perawat primer memberi kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
e. Perawat primer memberi kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya bila belum mengerti.
3) Tahap post pelaksanaan discharge planning
a. Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang.
b. Karu memberikan reinforcement / reward kepada pasien dan keluarga jika
dapat melakukan dengan benar apa yang sudah diajarkan.
c. Follow up.
152

4 . Alur Discharge Planing

Menyambut kedatangan pasien


Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah ruangan
Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain
Melakukan pengkajian keperawatan
Pasien masuk

Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain Perawat


Melakukan asuhan keperawatan Dokter
Tim kesehatan
Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrollain
Pasien selama dirawat

Pasien keluar

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi
Lain-lain

Program HE :
Pengobatan/ control
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan dan keluarga


153

5. Penerapan Discharge Planning

1) Penanggung jawab : Hadiyanto, S.Kep dan Lujeng Diah S.Kep


2) Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan,
diharapkan semua perawat diruang rawat inap Rumah
sakit Muhammadiyah Babat mampu melakukan
discharge planning dengan benar.
3) Waktu : 11 September 2020
4) Rencana strategi
a. Menentukan penanggung jawab discharge planning.
b. Menentukan materi discharge planning.
c. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek discharge planning.
d. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning.
e. Melaksanakan discharge planning .
5) Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b) Penyusunan struktur pelaksanaan discharge planning.
b. Evaluasi proses
a) Discharge planning dilaksanakan pada semua pasien pulang.
b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Evaluasi hasil
a) Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang.
b) Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang:
aturan diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas ayng harus
dibawa pulang, rencana kontrol, yang perlu dibawa saat kontrol,
prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
3.2.9 Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru merupakan bagian terpenting dari program


keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan kerjasama antara tim kesehatan,
keluarga klien dan yang penting bagi klien.
154

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan pasien
baru sesuai dengan standart. Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang
optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.

1. Tujuan
1) Ruangan siap memberikan pelayanan ke pasien.
2) Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan.
3) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
4) Meneriam dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
5) Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien/keluarga klien.
6) Mengetahui kondisi dan keadaan umum klien secara umum.
7) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS (Masuk Rumah sakit).
2. Kebijakan
1) Pasien berhak mendapatkan fasilitas ruang perawatan sesuai yang dilakukan.
2) Pasien harus diterima dengan baik dan ramah
3. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
1) Tahap Pra Penerimaan Baru
a. Lembar pasien masuk rumah sakit.
b. Buku status dan lembar format pengkajian pasien.
c. Nursing Kit.
d. Informed Consent/ Lembar persetujuan sentralisasi obat.
e. Lembar serah terima obat.
f. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung.
g. Lembar tingkat kepuasan pasien.
h. Tempat tidur pasien baru.
i. Paket perawatan/souvenir.
j. Kartu penunggu pasien.
2) Tahap Pelaksanaan Pasien Baru
a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat primer/
perawat yang diberi delegasi untuk menerima pasien baru.
155

b. Kepala ruangan memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan


perawat asosiet kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat primer menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantar
ke tempat yang telah disiapkan.
d. Perawat asosiet bersama karyawan lain memindahkan pasien ketempat tidur
(apabila pasien datang dengan brancard/kursi roda) dan berikan posisi yang
nyaman.
e. Perawat primer yang diberi delegasi oleh kepala ruangan memberikan
informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien,
mulai dari tempat pengambilan obat, kamar mandi, nurse station, dll.
f. Perawat primer memperkenalkan pasien baru dengan pasin yang sekamar,
bila ada (kelas 2/3)
g. Barang-barang untuk pasien diinventarisasi, yang diperlukan diletakkan di
almari pasien, yang tidak diperlukan dapat dibawa pulang oleh keluarganya.
h. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan, perawat dapat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a) Dokter, kepala ruangan dan perawat yang bertanggung jawab akan
merawat klien.
b) Letak kamar perawat, ruang konsultasi dokter dan kamar mandi/ WC.
c) Jam berkunjung
Senin s/d minggu, Pagi pukul 10.00-13.00 WIB
Sore pukul 16.00-20.00 WIB
d) Persyaratan menunggu apabila diperlukan: penunggu adalah keluarga
yang terdekat (diutamakan perempuan) dan masing-masing pasien hanya
boleh satu penunggu.
e) Administrasi ruangan yang perlu diketahui:
- Sentralisasi Obat
- Tata cara pembayaran jasa rumah sakit
f) Dokter, nama kepala ruangan, perawat penanggung jawab pasien dan
tenaga non keperawatan yang akan berhubungan dengan pasien.
g) Fasilitas dari rumah sakit yang dapat digunakan oleh klien (tempat tidur,
almari, lampu, kipas angin, dan AC bila ada).
h) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan nformasi yang telah
disampaikan, misalnya: mengenai tata tertib pengunjung.
156

i) Apabila pasien atau keluarga telah memahami apa yang telah dijelaskan
oleh perawat, pasien diminta untuk menandatangani lembar penerimaan
pasien baru dan lembar persetujuan sentralisasi obat.
j) Perawat asosiet melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format dan memeriksa tanda-tanda vital pasien.
k) Perawat menanyakan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan
pasien.
3) Tahap Post Penerimaan Pasien Baru
a. KARU memberikan reinforcement pada PP dan PA.
b. KARU memeriksa kembali kelengkapan pengisian dokumen penerimaan
pasien baru.
c. PP menyusun intervensi keperawatan.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2) Dilakukan oleh kepala ruanagan atau perawat primer dan atau perawat asosiet
yang telah diberikan wewenang atau yang telah didelegasikan.
3) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien.
4) Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik .
5. Peran Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru
1) Kepala ruangan
a. Menerima pasien baru.
b. Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan penerimaan
pasien baru.
c. Menyetujui dan menandatangani lembar pasien masuk rumah sakit.
2) Perawat Primer
a. Menyiapkan kelengkapan dan penerimaan pasien baru masuk rumah
sakit/ruangan, seperti: format penerimaan pasien baru, format pengkajian
dan format sentralisasi obat.
b. Mengorientasikan pasien ke ruangan.
c. Memberi penjelasan tentang kepala ruangan, perawat dan dokter yang
bertanggung jawab terhadap pasien.
d. Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru kepada
perawat asociate
157

3) Perawat Associate
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru, pengkajian dan
pemeriksaan fisik pada pasien baru
158

6. Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra Karu memberitahu PP akan ada pasien baru, lokasi dinurse station

PP Menyiapkan
Lembar pasien masuk Rumah sakit
Buku status dan lembar format pengkajian pasien
Nursing Kit
Informed consent / lembar persetujuan sentralisasi obat
Lembar serah terima obat
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Paket perawatan/souvenir
Kartu penunggu pasien

Pelaksanaan KARU, PP dan PA menyambut pasien baru dikamar pasien

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA dikamar pasien

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru dikamar pasie

Post Terminasi

Evaluasi
159

7. Penerapan Penerimaan Pasien Baru


1) Penanggung jawab : Buntoro Juli H, S.Kep.
2) Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan
diharapkan semua perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat dan mahasiswa mampu melaksanakan penerimaan pasien baru dengan
benar.
3) Waktu : 5 September 2020
4) Rencana Strategi :
a. Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru
b. Membuat proposal penerimaan pasien baru
c. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek penerimaan pasien baru
d. Menentukan jadwal pelaksanaan penerimaan pasien baru
e. Melaksanakan penerimaan pasien baru
5) Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain penerimaan pasien
baru, informed consent, sentralisasi obat, format pengkajian, Nursing
Kit, buku status pasien, lembar kuesioner tingkat kepuasan klien dan
lembar tata tertib pasien dan pengunjung.
b) Penerimaan pasien baru pada shif pagi dilakukan oleh KARU, PP, PA,
dan pengunjung.
b. Evaluasi pasien baru dismbut oleh KARU, PP, dan PA.
a) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk sentralisasi obat), medis serta tata tertib ruangan
b) PP dibantu PA melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan
fisik kepada pasien baru.
c) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
d) KARU menemani PP dan PA dalam melaksanakan kegiatan
penerimaan pasien baru
e) Proses
c. Evaluasi Hasil
a) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan medis serta
tata tertib ruangan.
c) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.

Anda mungkin juga menyukai