Anda di halaman 1dari 15

MODUL PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT

(KAK361)

MODUL SESI 1
PENGANTAR KULIAH

DISUSUN OLEH
Ade Heryana, SSt, MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


1. Mahasiswa dapat menjelaskan permasalahan-permasalahan yang
umumnya muncul dalam pelayanan kesehatan berbasis pemberdayaan
masyarakat
2. Mahasiswa dapat mencari literatur tambahan tentang permasalahan
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi permasalahan menyangkut pelayanan
kesehatan berbasis masyarakat
4. Mahasiswa dapat mengetahui topik pembelajaran mata kuliah Pelayanan
Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM)

B. URAIAN DAN CONTOH


1. Permasalahan Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dilakukan dengan
mengandalkan inisiatif, partisipasi serta kemampuan warga sendiri
bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan. Berbagai hambatan dan
kendala sering ditemui dalam pelaksanaannya, sehingga banyak dari
pelayanan tersebut tidak berjalan secara konsisten dan berkesinambungan.
Salam satu permasalahan klasik adalah pendanaan. Sebuah berita di
media online tahun 2017 memuat judul “Tak Terima Hibah, Kader
Posyandu Kelurahan Cicurug Ancam Bubarkan Diri”[1]. Pada berita
tersebut diceritakan 70 kader dari 16 posyandu di kabupaten Sukabumi
menuntut keadilan dalam pencairan dana hibah. Pendanaan merupakan
masalah yang sering dihadapi posyandu sebagai pelayanan kesehatan
berbasis masyarakat (PKBM). Di sisi lain, berita media online pada kota
Sukabumi menurunkan kabar positif dalam pendanaan posyandu dalam
tahun yang sama. Dana operasional posyandu kota Sukabumi meningkat
15 kali lipat dibanding tahun 2012 dikarenakan ada peningkatan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kota Sukabumi dan
provinsi Jawa Barat [2]. Pada tahun 2012 dana operasional posyandu
sebesar Rp 300.000 per tahun, sedangkan pada tahun 2017 meningkat

Universitas Esa Unggul 1 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

menjadi Rp 2.400.000 per tahun. Meskipun sudah ada peningkatan


delapan kali lipat namun secara nominal dananya sangat kecil untuk
ukuran sebuah pelayanan kesehatan.
Permasalahan PKBM semakin kompleks karena saat ini terdapat
banyak sekali variasi bentuk organisasi sesuai dengan substansi masalah
kesehatan. Pada modul ini akan banyak diberikan contoh-contoh pada
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terbesar di Indonesia yaitu
posyandu. Berikut adalah contoh PKBM yang merupakan kepanjangan
upaya kesehatan yang sudah ada.

Tabel 1 Contoh Jenis PKBM Berdasarkan Substansi/Upaya


Kesehatan dan Bentuk Organisasi

Substansi masalah kesehatan PKBM


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pos pelayanan terpadu (posyandu),
Pos persalinan desa (polindes), Bina
Keluarga Balita (BKB), Pos
penyuluhan KB, Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), Jaminan Ibu
Bersalin (Jambulin), Dana Sosial
Bersalin (Dasolin), LSM peduli
wanita, Kelompok Peminat KIA
(KP-KIA), PAUD
Kesehatan Remaja Upaya Kesehatan Sekolah (UKS),
Saka Bhakti Husada (Pramuka),
LSM peduli Narkoba
Kesehatan Lanjut Usia Posyandu Lansia
Kesehatan Kerja Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Gizi Masyarakat Pos Gizi
Kesehatan Lingkungan Koperasi Jamban, Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM),
Pokmair, Jumantik
Pemberantasan penyakit LSM peduli HIV-Aids, LSM peduli
menular TB Paru
Pencegahan penyakit tidak Klub Jantung Sehat, Klub Senam
menular Diabetes
Farmasi Warung/Pos Obat Desa
Penunjang pelayanan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes),
kesehatan Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
Pembiayaan kesehatan Dana sosial kesehatan (Dana Sehat)
Kesehatan tradisional Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Gawar Darurat Ambulan Desa, Suami Siaga
Donor darah Kelompok Donor Darah

Universitas Esa Unggul 2 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

Permasalahan PKBM secara umum dapat dibagi berdasarkan


komponen sistem pelayanan (input, proses, ouput). Penulis mengutip
beberapa hasil jurnal penelitian terhadap salah satu PKBM yaitu
posyandu.
a. Tingkat pendidikan kader posyandu masih kurang dan belum
mendapat pelatihan tentang tugas-tugasnya secara maksimal,
sehingga kinerjanya belum maksimal [3] [4]. Studi terhadap kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Kota Surabaya
memperlihatkan kinerja yang rendah yakni selama Maret-April 2016
96,1% tidak membuat diagram SKDN, serta 51,9% tidak melakukan
pembaharuan terhadap data sasaran [4].
b. Partisipasi aktif peserta yang rendah, misalnya pada studi di posyandu
lansia di wilayah Bulak Banteng Surabaya terdapat sepertiga lansia
yang tidak memiliki niat untuk memanfaatkan layanan kesehatan [5],
serta hampir setengah peserta posyandu lansia di wilayah puskesmas
Somba Opu tidak aktif [6]. Pada posyandu balita keaktifan peserta di
wilayah desa Pengadegan kabupaten Banyumas hanya mencapai 60%
[7], sedangkan di wilayah Jorang Tarantang Sumatera Barat hanya
mencapai 45% [8]. Namun demikian studi di posyandu wilayah kerja
Sidotopo Wetan Kota Surabaya memperlihatkan 75% kader percaya
bahwa upaya yang dilakukan selama ini dapat meningkatkan
partisipasi ibu balita [4].

Gambar 1. Salah satu


kegiatan posyandu
lansia RW 06 Bulak
Banteng Surabaya
mengadakan outbond
di Balekambang
(foto: solopos.com)

Universitas Esa Unggul 3 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

Gambar 2. Kegiatan pencatatan oleh kader posyandu yang masih manual


berpotensi terjadinya kehilangan atau kerusakan pada buku catatan (foto:
BKKBN)

c. Pendataan dan pemantauan kesehatan ibu dan anak secara manual


sehingga terjadi kerusakan/kehilangan buku catatan, pergantian buku
sehingga tidak ada kesinambungan dalam kegiatan pencatatan dan
pelaporan, sulit dibaca, dan sulit medeteksi perkembangan kesehatan
ibu dan anak [9].
d. Keaktifan kader yang masih rendah. Dalam survey yang dilakukan
secara subyektif terhadap ibu bali di posyandu wilayah Jorang
Tarantang Sumatera Barat diketahui hanya sebagian kader yang aktif
[8]. Di posyandu wilayah kerja Sidotopo Wetan Kota Surabaya, pada
April 2016 44,2% kader tidak terlibat menyiapkan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT). Namun tingkat pastisipasi ini bertolak
belakangan dengan tingkat motivasi yang menunjukkan 74% kader
memiliki dorongan yang tinggi [4].
e. Tidak semua posyandu memberikan insentif tetap secara finansial.
Studi evaluasi revitalisasi posyandi RW 06 Desa Cileuleus
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa Barat

Universitas Esa Unggul 4 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

menunjukkan insentif yang didapat kader posyandu dalam bentuk


natura seperti kain, kerudung dan seragam. Insentif tersebut tidak
diterima secara rutin atau periodik [10]. Di posyandu wilayah kerja
Sidotopo Wetan Kota Surabaya terdapat empat jenis insentif yang
diterima kader yaitu uang transport dari Dinas Kesehatan Kota, pujian
atas keberhasilan, kesempatan mengembangkan diri (pelatihan), dan
pengakuan/penghargaan atas prestasi kerja yang baik dari masyarakat.
Studi menunjukkan 81,8% kader memiliki keyakinan tinggi terhadap
imbalan yang diterimanya, dan 89,6% tertarik dengan imbalan yang
diterimanya [4].
f. Jumlah pelayanan yang belum mencapai layanan terintegrasi. Studi di
posyandu RW 06 Desa Cileuleus Kecamatan Jatinangor Sumedang
JAwa Barat belum lengkap hanya mencakup lima kegiatan yaitu
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi,
gizi, dan penanggulangan diare.

Gambar 3. Kegiatan penimbangan bayi di posyandu desa Winong Kecamatan Jetis


Kabupaten Ponorogo (foto: pemdeswinong.com)

Universitas Esa Unggul 5 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

2. Rencana Topik Pembelajaran


Mata kuliah PKBM diberikan sebagai penunjang untuk memenuhi
salah satu kompetensi calon lulusan sarjana kesehatan masyarakat yaitu
pemberdayaan masyarakat. Sarjana kesehatan masyarakat tidak hanya
dituntut mampu memberikan layanan kesehatan dan mengedukasi tentang
kesehatan kepada masyarakat, namun diharapkan mampu memberikan
kemandirian agar warga masyarakat dapat secara mandiri mengatasi
masalah yang dihadapinya terutama masalah kesehatan.
Topik pembelajaran dari sesi 1 hingga 14 dirancang agar
mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan pengelolaan antara pelayanan kesehatan
berbasis manajerial/kompetensi dengan berbasis masyarakat
2. Mengetahui komponen dari pelayanan kesehatan berbasis masyarakat
serta karakteristiknya
3. Mengetahui contoh-contoh pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh
masyarakat, untuk masyarakat, dan dari masyarakat.

Adapun topik pembelajaran yang akan diberikan antara lain:

a. Sesi 1 berisi materi tentang permasalahan-permasalahan yang umum


terjadi pada pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Sesi ini terdiri
dari sub materi sebagai berikut:
1. Permasalahan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat
2. Rencana topik pembelajaran
3. Kesimpulan

b. Sesi 2 berisi materi tentang pengertian PKBM. Pada sesi ini akan
dijelaskan perbedaan antara pelayanan kesehatan berbasis
kompetensi/manajerial dengan pelayanan kesehatan berbasis
masyarakat, pelaksana PKBM, dan tantangan-tantangan yang akan
dihadapi PKBM. Sesi 2 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pelayanan kesehatan berbasis masyarakat
3. Pelaksana PKBM

Universitas Esa Unggul 6 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

4. Tantangan PKBM
5. Kerangka sistem PKBM
6. Kesimpulan

c. Sesi 3 akan membahas dasar atau prinsip dari pelayanan kesehatan


berbasis masyarakat yaitu pemberdayaan masyarakat. Pada sesi ini
akan dibahas tentang prinsip dan stretagi pemberdayaan masyarakat
khusus bidang kesehatan, serta metode yang umum digunakan dalam
pemberdayaan masyarakat. Metode tersebut antara lain Rapid Rural
Appraisal (RRA), Participatory Rapid Appraisal (PRA), Participatory
Learning & Action (PLA), Participatory Assessment & Planning
(PAP), Participatory Hygiene and Sanitation Transformation
(PHST), dan Communication for Behavioral Impact (COMBI). Pada
sesi ini juga dibahas peran puskesmas dalam pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan. Sesi 3 terdiri dari sub materi sebagai
berikut:
1. Azas dan dasar hukum pemberdayaan masyarakat
2. Prinsip dan strategi pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
3. Metode pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
4. Rapi Rural Appraisal (RRA)
5. Participatory Rural Appraisal (PRA)
6. Participatory Learning and Action
7. Peran puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat

d. Sesi 4 berisi materi tentang pengelolaan sumberdaya pada PKBM.


Sumberdaya tersebut meliputi komponen input sistem PKBM antara
lain regulasi, kader/relawan, pendanaan, sarana & teknologi,
stakeholder dan kepemimpinan. Sesi 4 terdiri dari sub materi sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
2. Regulasi PKBM

Universitas Esa Unggul 7 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

3. Kader PKBM
4. Pendanaan PKBM
5. Sarana dan Teknologi PKBM
6. Stakeholder PKBM
7. Kepemimpinan PKBM

e. Sesi 5 berisi tentang regulasi yang mendasari PKBM. Berdasarkan


regulasi ini organisasi PKBM membentuk prosedur dan pedoman
yang melandasi pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sesi 5 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pengertian regulasi/kebijakan
3. Jenis regulasi PKBM

f. Sesi 6 akan dibahas tentang kader atau relawan PKBM. Secara


mendalam akan dibahas peran kader/relawan kesehatan dalam
PKBM, pelatihan kader PKBM, kinerja kader, hingga perekrutan
kader/relawan PKBM. Sesi 6 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Peran kader dan relawan dalam PKBM
3. Pelatihan kader dan relawan PKBM
4. Kinerja kader dan relawan PKBM
5. Perekrutan kader dan relawan PKBM
6. Kesimpulan

g. Sesi 7 akan membahas pendanaan PKBM. Pada sesi ini akan dibahas
tentang sumber pendanaan PKBM, yang bersumber dari
penggalangan dana (fundraising), pendapatan dari penjualan
produk/jasa (earned income), dan pendanaan dari lembaga donor.
Sesi 7 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Sumber pendanaan

Universitas Esa Unggul 8 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

3. Penggalangan dana (fundraising)


4. Penjualan dari produk/jasa (earned income)
5. Pendanaan dari lembaga donor
6. Kesimpulan

h. Sesi 8 akan membahas tentang sarana dan teknologi PKBM. Pada sesi
akan dibahas secara mendalam tentang sarana pelayanan dan sarana
penunjang PKBM, serta pemanfaatan teknologi tepat guna. Sesi 8
terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Sarana pelayanan
3. Sarana penunjang
4. Teknologi tepat guna

i. Sesi 9 tentang stakeholder atau pemangku kepentingan dalam PKBM


yang terdiri dari berbagai pihak. Pada sesi ini akan dibahas studi
kasus stakeholder PKBM pada posyandu. Sesi 9 terdiri dari sub
materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pengertian Posyandu
3. Pelayanan sosial dasar
4. Pembentukan posyandu dan skema pelayanan sosial dasar
5. Sasaran kegiatan dan jenis pelayanan sosial dasar posyandu
6. Mitra layanan
7. Pembiayaan
8. Kesimpulan

j. Sesi 10 akan dibahas tentang kepemimpinan komunitas yaitu


keterampilan memimpin yang harus dimiliki pemimpin PKBM. Sesi
10 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pengertian kepemimpinan

Universitas Esa Unggul 9 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

3. Kepemimpinan komunitas
4. Kepemimpinan komunitas yang efektif

k. Sesi 11 akan dibahas keterampilan komunikasi efektif yang harus


dimiliki kader PKBM saat memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Sesi 11 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Komunikasi efektif

l. Sesi 12 akan dibahas salah satu studi kasus pelayanan kesehatan


berbasis masyarakat yang dijalankan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) bidang HIV/Aids yaitu layanan Voluntary
Counseling and Therapy atau VCT. Sesi 12 terdiri dari sub materi
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pengertian, fungsi dan prinsip VCT
3. Sasaran layanan VCT
4. Sarana dan prasarana layanan VCT
5. Sumberdaya Manusia layanan VCT
6. Tahapan layanan VCT
7. Faktor determinan pemanfaatan layanan VCT

m. Sesi 13 akan dibahas salah satu jenis pelayanan yang dilakukan oleh
PKBM posyandu lansia yakni penanggulangan penyakit tidak
menular (PTM). Sesi 13 terdiri dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Penyakit tidak menular
3. Faktor risiko dan dampak PTM
4. Penanggulangan PTM
5. Tantangan layanan PTM
6. Kebijakan/regulasi penanggulangan PTM
7. Kesimpulan

Universitas Esa Unggul 10 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

n. Sesi 14 akan dibahas tentang tantangan yang akan dihadapi PKBM


pada era mendatang terutama dalam kondisi disrupsi. Sesi 14 terdiri
dari sub materi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Tantangan PKBM
3. Adaptasi PKBM

C. DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Soedaryanto, “Tak Terima Hibah, Kader Posyandu Kelurahan Cicurug


Ancam Bubarkan Diri,” Sukabumiupdate, 2017.
https://sukabumiupdate.com/detail/sukabumi/peristiwa/34396-tak-terima-
hibah-kader-posyandu-kelurahan-cicurug-ancam-bubarkan-diri (accessed
Jul. 23, 2020).

[2] R. N. Iman and G. Amanda, “Dana Operasional Posyandu di Sukabumi


Naik 15 Kali Lipat | Republika Online,” Republika, 2017.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/12/28/p1ny5z423-
dana-operasional-posyandu-di-sukabumi-naik-15-kali-lipat (accessed Jul.
23, 2020).

[3] A. D. P. Tse, A. Suprojo, and I. Adiwidjaja, “Peran Kader Posyandu


Terhadap Pembangunan Kesehatan Masyarakat,” J. Ilmu Sos. dan Ilmu
Polit. Univ. Tribhuwana Tunggadewi, vol. 6, no. 1, p. 102630, 2017.

[4] Y. R. Husniyawati and R. D. Wulandari, “Analisis Motivasi Terhadap


Kinerja Kader Posyandu Berdasarkan Teori Victor Vroom,” J. Adm.
Kesehat. Indones., vol. 4, no. 2, p. 126, 2016, doi:
10.20473/jaki.v4i2.2016.126-135.

[5] P. Mindianata, “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Keaktifan


Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia,” J. PROMKES, vol. 6, no. 2, p.
213, 2018, doi: 10.20473/jpk.v6.i2.2018.213-226.

[6] M. Rusmin, E. Bujawati, and N. Habiba, “Faktor - Faktor Yang


Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja
Universitas Esa Unggul 11 of 15
http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2015,” Al-Sihah Public


Heal. J., vol. 9, no. 1, pp. 9–18, 2017.

[7] A. C. Profita, “Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan


Kader Posyandu Di Desa Pengadegan Kabupaten Banyumas,” J. Adm.
Kesehat. Indones., vol. 6, no. 2, p. 68, 2018, doi:
10.20473/jaki.v6i2.2018.68-74.

[8] N. Nurdin, D. Ediana, and N. S. Dwi Martya Ningsih, “Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Jorong
Tarantang,” J. Endur., vol. 4, no. 2, p. 220, 2019, doi:
10.22216/jen.v4i2.3626.

[9] A. Supriyanto, “Peran teknologi informasi bagi kader posyandu dalam


kegiatan pendataan KIA,” in Prosiding Semnasvoktek, 2017, pp. 360–365,
[Online]. Available:
http://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/semnasvoktek/article/view/706
.

[10] P. Sari, S. A. Nirmala, and Diah, “Evaluasi Pelayanan Revitalisasi


POSYANDU dan Pelatihan Kader Sebagai Bentuk Pengabdian
Masyarakat,” J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 2, pp. 1–5, 2018.

D. LATIHAN
1. Mengapa sistem kesehatan di Indonesia membutuhkan Pelayanan
Kesehatan Berbasis Masyarakat?
2. Sebutkan permasalahan/kendala posyandu dalam aspek pendanaan.
3. Sebutkan perbedaan UKS dengan UKK
4. Apakah perbedaan pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat?
5. Jelaskan perbedaan posyandu balita dengan posyandu lansia
6. Sebutkan PKBM yang berkaitan dengan pemberian obat di masyarakat.
7. Mengapa mata kuliah PKBM penting bagi calon lulusan sarjana
kesehatan masyarakat?
8. Sebutkan jenis PKBM yang terkait dengan dunia pendidikan!
Universitas Esa Unggul 12 of 15
http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

9. Pada dasarnya, siapakah yang menjalankan kegiatan Pelayanan Kesehatan


Berbasis Masyarakat?
A. Warga masyarakat
B. Pemerintah
C. Pihak Swasta
D. Puskesmas
10. Manakah yang termasuk kegiatan PKBM bidang kesehatan lingkungan?
A. BKB
B. PAUD
C. STBM
D. Tabulin
E. TOGA
11. Manakah yang termasuk kegiatan PKBM untuk pembiayaan kesehatan?
A. BKB
B. PAUD
C. STBM
D. Tabulin
E. TOGA
12. Manakah yang termasuk kegiatan PKBM untuk pendidikan?
A. BKB
B. PAUD
C. STBM
D. Tabulin
E. TOGA
13. Manakah yang termasuk kegiatan PKBM untuk kesehatan ibu dan anak?
A. BKB
B. PAUD
C. STBM
D. Tabulin
E. TOGA
14. Manakah yang termasuk kegiatan PKBM untuk kegawatdaruratan?
A. BKB

Universitas Esa Unggul 13 of 15


http://esaunggul.ac.id
Pengantar Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat | Ade Heryana, SSt, MKM

B. PAUD
C. STBM
D. Ambulan desa
E. TOGA

Universitas Esa Unggul 14 of 15


http://esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai