Anda di halaman 1dari 9

TUGAS EKONOMI

Oleh:
Christian Justitio
Kelas XI IPS

Dibimbing oleh:
Bapak Hendra

SEKOLAH MENENGAH ATAS YAYASAN MUTIARA BARU


BEKASI
2020

1
TUGAS I
CONTOH PERHITUNGAN METODE PRODUKSI, PENDAPATAN DAN
PENGELUARAN

A. Perhitungan Dengan Metode Produksi


Rumus:
PDB = P1Q1 + P2Q2 +......+PnQn
Keterangan:
n = Jenis barang dan jasa yang diproduksi di negara tersebut
Contoh:
1. Diketahui:
Jenis Barang Harga (Rp.) Jumlah Barang
Kapas 6.000 30.000
Benang 8.000 25.000
Kain 13.000 15.000
Baju 25.000 10.000
Jumlah 52.000 80.000
Tentukan jumlah pendapatan nasionalnya!
Penyelesaian:
Jenis Barang Harga Nilai Tambah Jumlah Pendapatan
Barang
Kapas 6.000 6.000 30.000 180.000.000
Benang 8.000 2.000 25.000 50.000.000
Kain 13.000 5.000 15.000 75.000.000
Baju 25.000 12.000 10.000 120.000.000
Jumlah 52.000 27.000 80.000 425.000.000
Jadi, perkiraan pendapatan nasionalnya adalah Rp.425.000.000
2. Nilai penjualan seluruh perusahaan Tergolong kain batik Rp. 2.000.000.000, bahan
mentah yang dibutuhkan bernilai Rp. 500.000.000. Maka sumbangan industri batik
pada pendapatan nasional adalah?
Penyelesaian:
Rp. 2.000.000.000 – Rp. 500.000.000 = Rp. 1.500.000.000

B. Perhitungan Dengan Metode Pendapatan


Rumus:
Y=R+W+I+P
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional

2
R = Sewa
W = Upah
I = Bunga
P = Laba/Untung
Contoh:
Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian sebagai berikut:
- Upah dan gaji = Rp. 15.000.000
- Sewa Tanah = RP. 9.250.000
- Konsumsi = Rp. 18.000.000
- Pengeluaran Pemerintah = Rp. 14.000.000
- Bunga Modal = Rp. 3.500.000
- Keuntungan = Rp. 12.000.000
- Investasi = Rp. 4.500.000
- Ekspor = Rp. 12.500.000
- Impor = Rp. 7.250.000
Tentukan pendapatan nasional menggunakan metode pendapatan!
Penyelesaian :
Y=R+W+I+P
Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000
Y = Rp. 39.750.000

C. Perhitungan Dengan Metode Pengeluaran


Rumus:
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumnsi
I = Investasi
G = Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Contoh:
Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian adalah sebagai berikut:

3
- Upah dan gaji = Rp. 15.000.000,-
- Sewa tanah = Rp. 9.250.000,-
- Konsumsi = Rp. 18.000.000,-
- Investasi = Rp. 4.500.000,-
- Ekspor = Rp 12.500.000,-
Tentukanlah nilai pendapatan nasionalnya!
Penyelesaian :
Y = C + I + G + (X-M)
= 18.000.000 + 14.000.000 + 4.500.000 + (12.500.000 – 7.250.000)
= Rp. 39.750.000,-

4
TUGAS II
CONTOH PERHITUNGAN INDEKS HARGA

Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan beberapa metode. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pilihan yang tepat agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu sebagai
berikut.
a. Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak ditimbang (simple agregative
methode) dibagi dalam bentuk agregatif sederhana dan rata-rata harga relatif atau
agregative relative.
b. Angka indeks yang ditimbang, dibagi menjadi bentuk agregatif sederhana dan rata-rata
harga relatif tertimbang.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan pembahasan berikut ini.
a. Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi
indeks harga, kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak pembahasannya masing-masing.
1. Angka Indeks Harga (price = P)

Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Contoh:

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 adalah:
IA = 1.500/1.300 x 100 = 115,38%

5
Jadi, harga tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 15,38%.
2. Angka Indeks Kuantitas (quantity = Q)

Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks kuantitas tahun 2004 adalah:
IA = 1000/800 x 100 = 125%
Jadi, pada tahun 2004 terjadi kenaikan kuantitas sebesar 25%.
3. Angka Indeks Nilai (value = V)

Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
Penghitungan angka indeks dengan metode agregatif sederhana mempunyai kebaikan
karena bersifat sederhana, sehingga mudah cara menghitungnya. Akan tetapi, metode ini

6
mempunyai kelemahan yaitu apabila terjadi perubahan kuantitas satuan barang, maka
angka indeksnya juga akan berubah.
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan beberapa metode.
Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan berikut ini.
1. Metode Agregatif Sederhana
Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat dihitung dengan rumus
seperti di bawah ini.

Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
Contoh:

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 dapat dihitung dengan
cara:

Jadi, pada tahun 2004 terjadi kenaikan harga 10,61%.


2. Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor
penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).

7
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:

Berdasarkan data di atas, maka indeks Laspeyres dapat dihitung sebagai berikut.
IL = 210.000/200.000 x 100 = 105%
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 5% pada tahun 2004.
3. Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang
kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.

IP = angka indeks Paasche


Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
Contoh:

Berdasarkan data di atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai berikut.
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%

8
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 1,04% pada tahun 2004.

Anda mungkin juga menyukai