Anda di halaman 1dari 29

DRAFT MODUL

AGRIBISNIS TANAMAN HIAS

SIFAT FISIK DAN


KIMIA BERAGAI
JENIS MEDIA
TANAM

SMK-PP NEGERI BANJARBARU


PROGRAM KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UMA FATKHUL JANNAH


PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Awali pembelajaran dengan membaca doa secara bersama-sama
menurut agama masing-masing;
2. Sebelum mulai mempelajari sajian materi, terlebih dahulu baca dan
pahami konsep-konsep kunci, pendahuluan, tujuan pembelajaran dan
epitome;
3. Pelajari materi pembelajaran secara cermat;
4. Kerjakan latihan dalam pembelajaran ini untuk membantu pemahaman
kamu dalam materi ini;
5. Kerjakan tes formatif untuk mengukur sejauh mana penguasaan kamu
atas pembelajaran pada bab ini;
6. Cari informasi tambahan secara mandiri berhubungan dengan
pembelajaran pada bab ini;
7. Jika kamu menemui kesulitan, konsultasikan dengan guru pengampu.

KONSEP-KONSEP KUNCI
Media Tanam
Jenis-jenis media tanam
Sifat fisik media tanam
Sifat kimia media tanam

1
PENDAHULUAN

Media tanam merupakan komponen penting dalam budidaya bunga dan


tanaman hias dalam pot. Media berfungsi untuk memberi dukungan makanik bagi
tanaman, menyuplai air dan hara yang dibutuhkan tanaman, memungkinkan
adanya sirkulasi udara menuju perakaran maupun dari perakaran, dan
memberikan kondisi gelap yang dibutuhkan oleh sistem perakaran.
Tentunya kamu pernah menyiapkan media tanam baik untuk pembibitan
maupun penanaman tanaman dalam pot atau dilahan. Sebagai contoh,
penyiapan media tanam pembibitan sayuran, media tanam pembibitan buah-
buahan dan juga menanam tanaman hias dalam pot. Jenis media tanam tentu
berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya. Media pembibitan tentunya
berbeda dengan media yang dibutuhkan untuk tanaman dewasa. Pemilihan
media tanam bergantung pada faktor fisik, kimia dan ekonomi.
Pelajaran pada materi ini akan dilakukan dengan penelitian ilmiah untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia berbagai jenis media tanam. Melalui eksperimen

2
yang akan dilakukan, diharapkan kamu akan semakin memahami sifat fisik dan
kimia berbagai jenis media tanam.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu dapat mengetahui sifat fisik
dan kimia berbagai jenis media tanam.

Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu akan mampu :
1. Menjelaskan fungsi media
2. Menyebutkan berbagai jenis media
3. Menentukan sifat fisik media
4. Menentukan sifat kimia media tanam

KERANGKA ISI (EPITOMIE)

1 2 3 4 5 6 7

2.1 2.2 2 .3

2.2.1 2.2.2 2.3.1 2.3.2

KETERANGAN :
BAB 2 : SIFAT FISIK DAN KIMIA BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM
2.1 Pengertian dan Fungsi Media Tanam
2.2 Jenis Media Tanam
2.2.1 Organik
2.2.2 Anorganik
2.3 Sifat Media Tanam
2.2.1 Sifat Fisik Media Tanam

3
2.2.2 Sifat Kimia Media Tanam

MATERI

2.1 Pengertian dan Fungsi Media Tanam

Media tanam adalah tempat tanaman tumbuh


PENTING…..
dan berakar, merupakan komponen utama ketika
Faktor yang akan bercocok tanam. Media tanam yang akan
mempengaruhi digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
pemilihan media
yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang
tanam adalah
tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
faktor fisik, kimia
dan ekonomi. habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembaban dan
kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat
menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat
menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanam berfungsi sebagai tempat tanaman meletakkan akarnya,
sumber unsur hara bagi tanaman yang harus didukung dengan drainase dan
aerasi yang baik. Media tanam memberikan unsur hara dan menyediakan air
bagi tanaman yang berfungsi untuk pertumbuhan. Tanaman akan tumbuh baik
bila ditanam pada media tanam yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemilihan media tanam untuk budidaya tanaman hias dalam pot
dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia dan ekonomi. Sifat fisik dan kimia akan
mempengaruhi petumbuhan tanaman, sedangkan faktor ekonomi menjadi
pertimbangan dalam harga, ketersediaan, kemampuan untuk diproduksi,
kemudahan untuk dicampur, dan juga penampilan.
Media tanam untuk budidaya tanaman hias dalam pot harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu : Tidak mudah melapuk dan terdekomposisi, memiliki
aerasi dan draenase yang baik dan lancar, mampu mengikat air dan zat hara
secara optimal, tidak menjadi sumber penyakit atau hama, memiliki pH media
antara 5-6 , mudah diperoleh dalam jumlah yang diinginkan dan harganya
terjangkau.

4
2.2 Jenis Media Tanam

Gambar 2.1 Contoh media tanam antara lain : tanah humus, cocopeat, perlite,
akar pakis dan arang sekam.
Sumber gambar :htpp://pesonatanamanhias.blogspot.com

Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi


media tanam organik dan anorganik. Media tanam yang termasuk dalam kategori
bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya
bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu.
Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah
mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik
juga memiliki pori pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi
udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

2.2.1 Organik
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang
dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan
karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan

5
sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun,
proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit.
Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu,
penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media
tanam tersebut mengalami dekomposisi. Beberapa jenis bahan organik yang
dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis,
kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.

2.2.1.1 Arang
Arang biasanya dibuat dari sekam, kayu atau batok kelapa yang dibakar.
Media tanam ini sangat cocok untuk menanam anggrek daerah dengan
kelembapan tinggi. Hal ini dikarenakan media tanam dari arang tidak baik dalam
mengikat air dalam jumlah banyak. Salah satu keunikan dari media tanam dari
arang adalah sifatnya yang bufer. Sehingga bila terjadi kesalahan dalam
pemberian unsur hara yang ada di dalam pupuk bisa cepat dinetralisir. Selain itu
arang merupakan media tanam yang tidak mudah lapuk sehingga aman dari
gangguan jamur atau hewan yang dapat merugikan tanaman. Kelemahan dari
media tanam ini adalah kandungan unsur hara yang sedikit sehingga media
tanam ini perlu disuplai unsur hara yang dilakukan melalui proses pemupukan.
Sebelum digunakan idealnya media tanam dari arang sebaiknya dipecah
menjadi butiran kecil terlebih dahulu, tujuannya agar memudahkan penempatan
di dalam pot. Untuk ukuran pastinya bisa kamu sesuaikan dengan ukuran pot
yang digunakan.

Gambar 2.2 Contoh media tanam arang sekam dan arang kayu sebagai media
tanam anggrek.
Sumber gambar : koleksi pribadi

6
2.2.1.2 Batang Pakis

Gambar 2.3 Media tanam batang pakis dan pakis cacah sebagai media tanam
anggrek.
Sumber gambar : https://rachmathidayat97.wordpress.com/2015/05/29/media-
tanam-akar-pakis/

Batang pakis bisa secara umum terbagi menjadi dua yakni pakis dengan
warna hitam dan pakis coklat. Dari kedua jenis tanaman tersebut yang paling
sering digunakan sebagai media tanam adalah pakis hitam. Batang pakis hitam
biasa berasal dari tanaman pakis yang sudah berumur dan kering. Selain itu
batang pakis juga mudah untuk dibentuk menjadi potongan-potongan kecil dan
dikenal sebagai cacahan pakis.
Selain dijual dalam bentuk cacahan, media tanam dari pakis juga tersedia
dalam bentuk lempengan segi empat yang siap pakai. Umumnya media tanam ini
digunakan untuk menanam anggrek. Kekurangan dari media tanam ini adalah
sering dijadikan semut atau binatang kecil lainnya sebagai sarang.
Keunggulan media tanam dari pakis adalah mudah untuk mengikat air, memiliki
aerasi dan drainase yang baik. Selain itu media tanam ini memiliki tekstur lunak
sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

7
2.2.1.3 Cocopeat

Gambar 2.4 Media tanam cocopeat serbuk, dicetak dan penggunaannya dalam
pembibitan.
Sumber gambar : https://tamaninspirasi.com/cara-membuat-cocopeat/
Sebut kelapa adalah satu satu bahan organik alternatif yang bisa
digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa yang bisa dijadikan media tanam
harus berasal dari buah kelapa yang sudah berumur dan memiliki serat yang
kuat. Media tanam jenis ini sebaiknya digunakan pada daerah yang memiliki
curah hujan rendah karena bahan ini sangat mudah lapuk bila sering terkena air
hujan.

8
Bila sabut kelapa sudah mulai lapuk akan menyebabkan tanaman cepat
membusuk dan menjadi sumber penyakit bagi tanaman. Untuk mencegah hal ini
biasanya sebelum digunakan sebagai media tanam sabut kelapa direndam
terlebih dahulu dengan larutan fungsida. Kelebihan dari media tanam ini adalah
bisa mengikat dan menyimpan air dengan kuat sehingga sangat baik digunakan
untuk daerah panas. Selain itu kandungan unsur hara esensial seperti
magnesium, kalsium, kalium, fosfor dan natrium pada sabut kelapa sangat baik
untuk tanaman.

2.2.1.4 Kompos

Gambar 2.5 Media tanam kompos.


Sumber gambar : https://www.infoagribisnis.com/2015/03/cara-membuat-pupuk-
kompos/

Kompos merupakan media tanam organik yang terbuat dari proses


tanaman atau limbah organik seperti sampah, daun, sekam, jerami, rumput.
Kelebihan media tanam dari kompos yakni mampu mengembalikan kesuburan
tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik merupakan sifat kimiawi maupun

9
biologis. Di samping itu kompos bisa menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur
nitrogen yangsangat diperlukan oleh tanaman.
Kandungan unsur organik yang tinggi pada kompos sangat dibutuhkan
untuk mengembalikan kesuburan tanah. Berdasarkan hal tersebut kompos
memiliki 2 peranan penting yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil
kondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama
tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki
kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik adalah yang terbuat dari tanaman yang telah
mengalami pelapukan sempurna yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi hitam kecoklatan, tidak berbau serta memiliki kadar air rendah dan
memiliki suhu ruang.

2.2.1.5 Moss

Gambar 2.6 Media tanam moss


Sumber gambar : http://pixelbali.com/informasi-teknologi/cara-merawat-anggrek-
bulan.html
Moss bisa dijadikan salah satu alternatif media tanam organik yang
berasal dari akar paku-pakuan atau kadang kala yang banyak dijumpai di hutan-
hutan. Moss biasa digunakan sebagai media tanam pada saat masa penyemaian

10
sampai masa pembungaan. Media tanam ini memiliki banyak rongga sehingga
memungkinkan akar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berdasarkan sifatnya media tanam moss bisa mengikat air dengan baik
serta juga memiliki sistem dreinase dan aerasi yang baik. Agar mendapatkan
hasil yang optimal penggunaan media tanam moss sebaiknya dikombinasikan
dengan media tanam lain seperti kulit kayu, gambut, daun kering dan juga tanah.

2.2.2 Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi
yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses
pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik,
biologi-mekanik, dan kimiawi. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang
berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu
kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50u-2
mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2u. Selain
itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang
dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media
tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit,
dan perlit.

2.2.2.1 Gel
Gel atau hidrogen merupakan kristal polimer yang biasa digunakan
sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media tanam jenis
ini sangat mudah dan efesien karena tidak perlu lagi repot untuk mengganti,
menyiram atau memupuk. Selain itu media tanam ini juga memiliki
keanekaragaman warna sehingga bisa disesuaikan dengan selera dan warna
tanaman. Oleh karena itu media tanam ini biasa digunakan untuk keindahan dan
keasrian tanaman hias yang diletakan di ruang kerja atau ruang tamu.
Hampir semua jenis tanaman indoor bisa ditanam di dalam media ini
contohnya anthurium dan philodendron. Tetapi jenis media tanam ini tidak cocok
untuk tanaman yang memiliki akar keras seperti tanaman bonsai dan adenium.
Hal ini disebabkan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga
menyebabkan vas pecah. Keunggulan lain dari media tanam gel adalah tetap
terlihat cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel banyak

11
digunakan sebagai komponen terarium dengan pasir. Warna-warna gel yang
beragam menambahkan kesan hidup pada taman miniatur tersebut.

Gambar 2.7 Media tanam hidro gel


Sumber gambar : https://nusantaranews.co/percantik-rumah-anda-dengan-
tanaman-hydrogel/

2.2.2.2 Pasir
Pasir merupakan media tanam alternatif yang biasa digunakan sebagai
pangganti tanah. Biasanya media tanam dari pasir digunakan untuk penyemaian
benih, penumbuhan bibit tanaman, serta penumbuhan tanaman dengan teknik
stek. Sifat pasir yang cepat menyerap kering memudahkan proses pemindahan
bibit tanaman ke media lain. Keunggulan lain dari media tanam dari pasir adalah
bisa meninggkatkan sistem drainase dan aerasi pada media tanam.
Pasir Malang dan pasir bangunan merupakan beberapa jenis pasir yang
sering digunakan sebagai media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam
harus dikobinasikan dengan media tanam lain seperti kerikil, batu-batuan, tanah
atau bisa disesuaikan dengan tanaman yang akan dibudidayakan.

12
Gambar 2.8 Media tanam pasir
Sumber gambar : http://nuramijaya.com/media-tanam-pasir-malang/

2.2.2.3 Kerikil
Penggunaan kerikil sebagai media tanam sebenarnya memiliki beberapa
kesamaan dengan pasir. Hal ini karena kedua jenis media tanam ini mempunyai
sifat yang sama. Kerikil biasa digunakan sebagai media tanam hidroponik untuk
membantu peredaran larutan unsur hara dan udara sehingga memberikan ruang
bagi akar tanaman agar bisa tumbuh. Kerikil memiliki sifat sulit mengikat air,
mudah basah dan cepat kering oleh karena itu bila menggunakan media tanam
ini perlu dilakukan penyiraman secara rutin.
Saat ini banyak dijumpai penggunaan kerikil sintetis. Kelebihan kerikil
sintetis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah pada kemampuan mengikat air,
kerikil sintetis mempunyai kemampuan untuk mengikat air dengan baik. Selain itu
sistem drainase pada jenis kerikil juga sangat baik sehingga bisa
mempertahankan kelembaban dan sirkulasi udara pada media tanam.

13
Gambar 2.9 Media tanam kerikil.
Sumber gambar : https://review.bukalapak.com/hobbies/kenali-5-jenis-media-
tanam-yang-bisa-digunakan-untuk-hidroponik-68469

2.2.2.4 Pecahan Batu Bata


Media tanam dari pecahan batu bata bisa dijadikan salah satu alternatif
untuk budidaya tanaman. Seperti media tanam anorganik yang lain, pecahan
batu ini memiliki fungsi untuk melengketkan akar tanaman. Sebaiknya ukuran
dari batu pecah dibuat kecil seperti ukuran kerikil. Semakin kecil pecahan batu
semakin baik pula kemampuan media tanam ini dalam menyerap air dan unsur
hara akan membaik. Yang perlu diperhatikan dalam media tanam ini adalah
sedikitnya kandungan unsur hara sehingga perlu diberikan pupuk tambahan atau
dikombinasikan dengan media tanam lain yang mempunyai kandungan unsur
hara yang baik.

14
Gambar 2.10 Media tanam pecahan batu bata.
Sumber gambar : http://smaisaidnaum.blogspot.com/p/media-tanam-anggrek-
anggrek-merupakan.html

2.2.2.5 Tanah Liat Bakar/Hidroton

Gambar 2.11 Media tanam Hidroton


Sumber gambar : .https://i0.wp.com/kampoengilmu.com/wp-
content/uploads/2016/03/media-tanam-hidroponik-Hydroton.jpg

15
Tanah liat merupakan salah satu jenis media tanam yang memiliki tekstur
halus, lengket dan berlumpur. Ciri khusus dari media tanam ini adalah memiliki
jumlah pori-pori kecil lebih banyak daripada pori-pori makronya, sehingga
memiliki kemampuan untuk mengikat air lebih kuat. Pori-pori mikro adalah pori-
pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah
pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang.
Ruang dari yang dimiliki media tanam ini sangat sempit sehingga bisa
menghambat sirkulasi air dan udara pada media tanam. Pada dasarnya media
tanam ini sangat miskin unsur hara sehingga penggunaan harus dikombinasikan
dengan media tanam lain yang mempunyai kandungan unsur hara lebih banyak.
Tanah liat sangat cocok bila digunakan bersamaan dengan media tanam lain
seperti pasir dan humus.

2.2.2.6 Vermikulit/Perlite

Gambar 2.12 Media tanam Vermikulit


Sumber gambar : http://hidroponiknyaindonesia.blogspot.com/2016/10/media-
tanam-hidroponik-vermikulit.html

16
Vermikulit merupakan media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemanasan kepingan mika serta mengandung potasium dan helium. Media
tanam ini merupakan jenis media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas
kation yag cukup tinggi terutama ketika dalam keadaan padat dan basah.
Vermikulit bisa menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air ketika
digunakan sebagai campuran pada media tanam.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot
ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah.
Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni
menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan
vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan
bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur
hara.

2.2.2.7 Rockwool

Gambar 2.13 Media tanam Rockwool


Sumber gambar : koleksi pribadi
Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan
oleh para petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara
yang dapat disimpan oleh media tanam ini.Rockwool pertama kali dibuat pada
tahun 1840 di Wales oleh Edward Parry, namun karena massa jenis yang ringan
dan kondisi penyimpanan yang tidak baik, tiupan angin yang sedikit dapat
menerbangkan rockwool yang telah diproduksi dan membahayakan lingkungan
kerja. Sehingga produksi ketika itu harus dihentikan.Rockwool terbuat
dari bebatuan, umumnya kombinasi dari batuan basalt, batu kapur, dan batu
bara, yang dipanaskan mencapai suhu 1.600 derajat Celcius sehingga meleleh

17
menjadi seperti lava, dalam keadaan mencair ini, batuan
tersebut disentrifugal membentuk serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat ini
dipotong dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Roockwool digunakan
sebagai media tanam hidroponik yang mampu menyerap banyak pupuk
cair sekaligus udara yang membantu pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur
hara, mulai dari tahap persemaian sampai pada fase produksi. Keungulan
pemanfaatan rockwool sebagai media tanam yaitu: tidak
mengandung patogen penyebab penyakit, mampu menampung air hingga 14 kali
kapasitas tampung tanah, dapat meminimalkan penggunaan disinfektan, dapat
mengoptimalkan peran pupuk.
Namun karena terbuat dari bebatuan yang biasanya
mengandung mineral alkali dan alkali tanah dalam jumlah besar, pH dari
rockwool cenderung tinggi bagi beberapa jenis tanaman (antara 7.8 hingga 8.0)
sehingga dibutuhkan perlakuan khusus sebelum dijadikan media tanam atau
dengan memanfaatkan pupuk yang bersifat asam.

2.3 Sifat Media Tanam

Tanaman akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada media yang
mendukung pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman didukung oleh
kesuburan media tanam yang dapat dilihat dari sifat fisik dan kimia media tanam.

2.3.1 Sifat Fisik Media Tanam


Sifat fisik dari media antara lain aerasi, drainase, kapsitas memegang air,
ukuran partikel, berat jenis, kerapatan, keseragaman serta kebersihan.

2.3.1.1 Aerasi
Aerasi adalah kelancaran pergerakan atau pertukaran udara
didalam media tanam. Didalam media tanam yang baik terdapat ruang-ruang
(pori) yang seharusnya terisi oleh udara yang disebut sebagai pori makro. Aerasi
media tanam berkaitan secara langsung dengan porositas media tanam,
perkembangan akar dan kesuburan media tanam tersebut. Aerasi sangat penting
pada media tanam karena pada saaat terjadi proses respirasi, akar akan

18
mengeluarkan CO2 dan mengambil O2 dari atmosfir. CO2 yang terakumulasi
dalam media tanam akan berdampak buruk bagi perakaran.

Gambar 2.14 Aerasi dalam tanah.


https://torajafarmer.wordpress.com/2018/02/22/aerasi-tanah/
Respirasi akar akan terhambat bila media tanam kekurangan O2.
Kekurangan O2 dalam media tanam bisa disebabkan oleh dua hal yaitu : media
tanam yang terlalu padat dan media tanam jenuh (kelebihan) air. Kedua kondisi
ini menghambat pemanjangan akar. Akar tidak mampu masuk kedalam media
tanam bila O2 kurang (respirasi terhambat). Mikrobia aerobik membutuhkan
ketersediaan O2 agar dapat berkembang. Mikrobia memiliki peran penting dalam
media tanam karena merupakan pengurai (dekomposer) bahan organik menjadi
mineral yang akan diabsorbsi oleh akar.
Dekomposisi bahan organik dalam media tanam akan melepaskan gas beracun
seperti CO2 , N2, NH3 dan H2. Gas-gas ini harus dilepaskan ke udara karena akan
mengancam aktivitas perakaran dan mikroba media tanam.

2.3.1.2 Drainase
Drainase adalah kemampuan media tanam dalam mengalirkan serta
mengatuskan kelebihan air yang ada di dalam media tanam atau di permukaan
media tanam. Media tanam yang memiliki drainase buruk akan menyebabkan air
cenderung menggenang.

19
2.3.1.3 Kapasitas Memegang Air
Kapasitas memegang air adalah volume air yang dapat ditahan oleh
media tanam setelah irigasi dan drainase, atau dalam kondisi kapasitas
wadah/kapasitas kontainer/kapasitas lapang.

2.3.1.4 Berat jenis


Berat jenis media tanam adalah berat media tanam dalam keadaan kering
dalam satuan volume. Berat jenis media tanam dinyatakan dalam g/cm3.
Semakin ringan berat jenis suatu media, semakin sedikit jumlah media dalam
suatu volume tertentu, demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh berat jenis
arang sekam sangat ringan, 0,2 g/cm3sedangkan berat jenis humus 1,3-1,5
g/cm3.

2.3.2 Sifat Kimia Media Tanam


Sifat kimia meliputi kapasitas tukar kation, kandungan nutrisi, pH, dan
garam terlarut.

2.3.2.1 Derajat keasaman


Reaksi media tanam menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas
media tanam yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya
konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam media tanam tersebut. Makin tinggi kadar
ion H+ didalam media tanam, semakin masam media tanam tersebut. Di dalam
media tanam selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada media tanam masam jumlah ion
H+ lebih tinggi daripada OH -, sedang pada media tanam alkalis kandungan OH-
lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka media
tanam bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.
Nilai pH berkisar dari 0 -14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH
kurang dari 7 disebut asam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun
dcmikian pH media tanam umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia
umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan
pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih
agak asam. Di daerah yang sangat kering kadang- kadang pH tanah sangat
tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na.

20
2.3.2.2 Kapasitas tukar kation
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir.
Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah
itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau
jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik dan pengapuran serta pemupukan.
Kapasitas tukar kation tanah sangat beragam karena jumlah humus dan liat serta
macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.
Peristiwa pertukaran kation dalam tanah merupakan mekanisme dimana
senyawa anorganik dan logam mikro esensial menjadi tersedia bagi tanaman.
Ketika ion-ion logam hara diserap oleh akar tanaman, ion hidrogen bertukar
dengan ion-ion logam. Proses ini karena adanya leaching dari kalsium,
magnesium dan ion logam lainnya dari dalam tanah oleh air yang mengandung
asam karbonat cenderung membuat tanah menjadi asam.

2.3.2.3 Kejenuhan basa


Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang
ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen.
Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa
mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang
positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat
dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation- kation yang diserap. Tanah
dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan
nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi
ion H+ yang diserap pada permukaan koloid.
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai
kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk
tanaman tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila
kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-
80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat
tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa dapat
dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50%.

21
RANGKUMAN

1. Pemilihan media tanam dalam pot bergantung pada sifat fisik, kimia dan
ekonomi media tanam tersebut.
2. Media tanam berfungsi untuk memberikan dukungan mekanik bagi
tanaman, menyuplai air dan hara yang dibutuhkan tanaman,
memungkinkan adanya sirkulasi udara menuju perakaran maupun dari
perakaran, memberikan kondisi gelap bagi perakaran tanaman,
3. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi
media tanam organik dan anorganik
4. Contoh media tanam organik adalah arang, batang pakis, cocopeat,
kompos, spagnum moss,
5. Contoh media tanam anorganik adalah gel/hidrogel, kerikil, pasir,
pecahan batu bata, tanah liat bakar/hidroton, perlite/vermikulit, rockwool
6. Kesuburan media tanam dilihat dari sifat fisik dan kimia media tanam
tersebut.
7. Sifat fisik media tanam antara lain : aerasi, drainase, kapasitas
memegang air, dan berat jenis.
8. Sifat kimia media tanam antara lain : derajat keasaman, kapasitas tukar
kation dan kejenuhan basa.
9. Media tanam ideal dapat diperoleh dengan mengkombinasikan beberapa
jenis media tanam untuk mendaatkan sifat yang diinginkan.

22
GLOSARIUM

Aerasi : Kelancaran pergerakan atau pertukaran udara


didalam media tanam
Cocopeat : Media tanam berupa serbuk halus sabut kelapa
Hidrogel : Media tanam dari gel yang sudah ditambahkan nutrisi
Hidroton : Media tanam dari tanah liat yang dibakar pda suhu tinggi
Spagnum moss : Media tanam berupa lumut
Perlite/Vermikulit : Media tanam dari batuan mineral
Rockwool : Media tanam dari batuan yang telah diproses

23
LATIHAN

A. Soal Latihan
Jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Sebutkan fungsi media tanam!
2. Sebutkan pembagian media tanam!
3. Sebutkan sifat fisik media tanam!
4. Sebutkan sifat kimia media tanam!

B. Tugas Mandiri
Lakukan penelitian ilmiah dengan langkah sebagai berikut :
1. Buat kelompok beranggotakan 5 siswa
2. Penelitian bertujuan :
Mempelajari sifat fisik dan kimia berbagai jenis media tanam untuk budidaya
bunga dan tanaman hias dalam pot.
3. Bahan : Berbagai jenis media tanam, seperti tanah, kompos daun
bambu,sekam bakar, zeolit, cocopeat, moss, pakis, kompos, arang kayu.
4. Alat yang digunakan adalah gelas plastik 200 ml, gelas ukur, pH/EC meter
dan timbangan,serta alat-alat bantu lainnya.
5. Prosedur Kerja :
a. Berat jenis media, diukur dengan cara : Ambil masing-masing jenis media
sebanyak 200 ml, tentukan berat jenisnya (g/cm3) dengan cara ditimbang.
b. Kapasitas memegang air (%), diukur dengan menjenuhkan media dengan
memberikan air destilata sebanyak 200 ml, air yang keluar dari media
ditampung dalam gelas air mineral kosong kemudian diukur volumenya
sehingga dapat diketahui volume air yang terserap oleh media. Jika media
pada saat pengamatan masih basah, keringkan media tersebut, sehingga
saat praktikum dapat ditentukan kapasitas memegang airnya.
c. pH dan EC diukur dengan metoda Pour-Thru, dengan cara : Media yang
telah jenuh air tersebut kemuadian ditambahkan air kembali sebanyak 75 ml
air destilata sehingga didapatkan air tetesan sebanyak 50-60 ml. Air tersebut
kemudian diukur pH dan EC nya menggunakan pH dan EC meter.

24
TES FORMATIF

Tes Pilihan Ganda

1. Fungsi media antara lain disebutkan dibawah ini, kecuali :


A. Menyuplai air dan hara yang dibutuhkan tanaman
B. Meningkatkan sirkulasi udara menuju daun dan dari daun
C. Memberikan kondidi gelap bagi perakaran
D. Memberikan dukungan mekanik bagi tanaman

2. Berdasarkan jenisnya, media tanam dibedakan menjadi media :


A. Organik-anorganik
B. Mineral-Organik
C. Batuan-tanah
D. Tanah-non tanah

3. Media dibedakan menjadi dua jenis, manakah yang termasuk dalam


media organik.
A. Cocopeat
B. Rockwool
C. Perlite
D. Hidrotone

4. Media mana yang termasuk media an-organik :


A. Arang
B. Cocopeat
C. Rockwool
D. Spagnum Moss

5. Media tanam yang berasal dari batuan alam kecuali :


A. Rockwool
B. Perlite
C. Arang
D. Vermikulite

25
6. Media tanam yangberasal dari tumbuhan antara lain :
A. Spagnum moss
B. Hidrotone
C. Hidrogel
D. Rockwool

7. Sifat fisik media antara lain disebutkan dibawah ini, kecuali :


A. Aerasi
B. Drainase
C. Derajat Keasaman
D. Kapasitas memegang air

8. Sifat kimia media tanam disebutkan dibawah ini, kecuali :


A. Aerasi
B. Kejenuhan basa
C. Kapasitas tukar kation
D. Derajat Keasaman

9. Kemampuan media tanam untuk menglirkan air adalah :


A. Aerasi
B. Drainase
C. Kapasitas tukar kataion
D. Derajat keaasaman

10. Pemilihan media tanam berdasarkan sifat-sifat berikut kecuali :


A. Fisik
B. Kimia
C. Biologi
D. Ekonomi

26
Tes Esai

PETUNJUK : Jawab pertanyaan di bawah ini menurut pemahamanmu !


1. Pada saat memperbanyak tanman hias anggrek secara seedling,
terdapat media yang sangat cocok yaitu, humus kaliandra, namun
humus kaliandra didaerahmu tidak tersedia. langkah apa yang akan
kamu lakukan agar tetap dapat memperbanyak tanaman anggrek
melalui seedling ini.
2. Terdapat dua sifat media yang diamati pada bab ini, sebutkan sifat-
sifat media tanam tersebut
3. Apa saja sifat media tanam yang sudah ditentukan dalam penelitian
yang telah dilakukan
4. Jelaskan cara menghitung pH dan EC media tanam dengan metode
phout-thru.
5. Pemilihan media tanam juga memperhatikan faktor ekonomi, jelaskan
tentang faktor ekonomi ini.

Tes Unjuk Kerja

Lakukan pengujian sifat fisik dan kimia media tanam yang akan
digunakan untuk menanam tanaman hias pot dengan metode yang telah
dilakukan pada penelitian kelompok.

Komponen Penilaian
Komponen penilaian pada bab 2 ini terdiri dari nilai latihan 10 %,
tugas mandiri 20%, dan tes formatif 70%. Total seluruh komponen penilaian
yaitu 100%. Adapun kriteria penilaian prestasi belajar berdasarkan persentase
berikut ini :

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup

27
< 69% = kurang

Apabila persentase nilai kamu mencapai 80% ke atas, bagus! Kamu


cukup menguasai bab 2. Kamu dapat meneruskan pada bab 3, tapi bila tingkat
penguasaan kamu masíh di bawah 80%, kamu harus mengulangi bab 2,
terutama bagian yang belum dikuasai.

28

Anda mungkin juga menyukai