Anda di halaman 1dari 14

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

KECERDASAN BUATAN BAGI INDONESIA


Diajukan dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah

Dosen : Nora Eka Putri, S.IP,.M.Si

OLEH :

CHEVIN ADITYA CAHYADI (29.1250)


F-6

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk Mengetahui “Artificial Intelligence (AI) Kecerdasan Buatan Bagi
Indonesia”.

Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan – rekan sangat
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, saya


memohon maaf yang sebesar-besarnya. Harapan saya semoga makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat untuk menambah pengalaman serta ilmu bagi para pembaca
sehingga untuk kedepannya memiliki wawasan yang lebih banyak mengenai
“Artificial Intelligence (AI) Kecerdasan Buatan Bagi Indonesia”. Karena keterbatasan
ilmu maupun pengalaman, saya percaya tetap banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Baso, 4 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….................................................................................

DAFTAR ISI…..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah….......................................................................
1.3 Batasan Masalah.................................................................................
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................
1.5 Tujuan Masalah..................................................................................
1.6 Manfaat Masalah................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)...........................
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Artificial Intelligence……
2.3 Kecerdasan Buatan Yang Dibutuhkan Oleh Pemerintah…………..
Dalam Peningkatan Pelayanan Publik Kepada Masyarakat………..

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu
komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti
dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) adalah
sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial intelligence.
Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori Sistem Pakar
(Kusumadewi, 2003).
Tidak diragukan lagi, teknologi telah memberi banyak kontribusi positif bagi
kehidupan manusia. Akan tetapi, kita tidak boleh menampik fakta bahwa terdapat
beberapa dampak negatif teknologi terhadap manusia. Fakta tersebut menggambarkan
bahwa perkembangan teknologi tidak lagi relevan jika hanya dilihat secara tertutup
dari sudut pandang ilmu alam atau ilmu rekayasa. Pemikiran ini sesuai dengan
pendapat Guston et al. (2014) yang menyatakan bahwa teknologi tidak dapat dilihat
sebagai sebuah artefak pasif.
Dengan kata lain, diperlukan perspektif yang lebih luas berupa perspektif
dinamika sosioteknis (sociotechnical dynamics). Dinamika sosioteknis menyatakan
bahwa teknologi dan manusia berinteraksi secara aktif. Hal tersebut sesuai dengan
pemikiran Stiegler (1998) yang menyatakan tentang “original technicity”: manusia
tidak bisa bebas dari perkembangan teknologi. Dinamika aktif antara teknologi dan
manusia terjadi karena perkembangan teknologi terjadi pada ruang lingkup kolektif
manusia yang terdiri dari banyak aktor, memiliki rantai kausalitas yang panjang dan
kompleks (sosial, budaya, ekonomi, politik, etika), dan menghasilkan efek yang tidak
selalu mudah untuk diprediksi (Doorn and van de Poel, 2012).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, saya dapat mengidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan buatan yang berdampak dalam pemerintahan di Indonesia.
2. Kecerdasan buatan yang masih belum terlaksana bagi pelayanan.
3. Inovasi yang masih belum ada dalam menciptakan kecerdasan buatan.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas dikarenakan keterbatasan waktu dan
kemampuan maka kami fokuskan batasan masalahnya yaitu “Kecerdasan buatan
yang berdampak dalam pemerintahan di Indonesia.”

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat saya rumuskan masalahnya
sebagai berikut :
1. Apa Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Intelegensia Buatan (AI) didalam
Organisasi Pemerintahan Daerah di Indonesia ?
2. Intelegensia buatan seperti apa yang paling dibutuhkan oleh pemerintah daerah
untuk meningkatkan pelayan publik kepada masyarakat ?

1.5 Tujuan Masalah


Untuk mengkaji makalah ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan artificial intelligence.
3. Untuk mengetahui kecerdasan buatan yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

1.6 Manfaat Masalah


Dari tujuan masalah tersebut, manfaat yang didapat sebagai berikut :
1. Agar mengetahui apa itu kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
2. Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan artificial intelligence.
3. Agar mengetahui kecerdasan buatan yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)


Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem
yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial
(bahasa Inggris: Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai
kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal
dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran
tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.
Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan
seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan
kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika
fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.
Pengertian kecerdasan buatan dari beberapa ahli yaitu :
1. H. A Simon
Menurut H. A Simon, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence) adalah sebuah
study tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini
dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
2. Rich Dan Knight
Menurut Rich Dan Knight, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence) adalah
bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin “komputer”
dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan
bisa lebih baik dari pada yang dilakukan oleh manusia.
3. John McCarthy (1956)
Menurut John McCarthy, Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah
Memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar menirukan perilaku
manusia.
4. H. A. Simon (1987)
Menurut H. A. Simon, Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah sebuah
tempat sebuah penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman
komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah-
cerdas.
5. Encyclopedia Britannica
Menurut Encyclopedia Britannica, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
adalah cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih
banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses
informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk
Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan,
menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di
sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai
sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh:
Pengenalan Objek/Muka, bermain sepak bola.
Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang
yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku,
pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI
menyangkut pembuatan mesin dan program komputer untuk mengotomatisasikan
tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah
pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa
dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal
seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada
penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering
digunakan dalam bidang ekonomi, sains, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang
telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video
game.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Artificial Intelligence


Kecerdasan buatan mempunyai berbagai kelebihan, seperti:
1. Bersifat Permanen
Kecerdasan buatan bersifat permanen sedangkan kecerdasan alami akan berubah.
Hal ini mungkin disebabkan manusia yang mempunyai sifat pelupa dan kecerdasan
buatan sendiri tidak memiliki itu sehingga tidak akan berubah sampai kapanpun
kecuali sampai program tersebut mengubahnya.
2. Mudah Diduplikasi
Kecerdasan buatan lebih mudah digandakan dan kemudian disebarkan.
Mentransfer pengetahuan manusia menggunakan cara dari satu orang ke orang lain
pastinya membutuhkan waktu lama serta tidak mungkin tersampaikan secara utuh.
Sedangkan jika suatu pengetahuan tersebut berada di suatu sistem komputer maka
pengetahuan bisa ditransfer atau disalin dengan sangat mudah dan cepat dari
komputer satu dengan komputer lainnya, hal itu juga pasti akan tetap tersaji secara
utuh dan lengkap.
3. Kecerdasan Buatan Lebih Mudah dan Murah
Kecerdasan buatan lebih murah daripada kecerdasan alami karena cukup
menyediakan suatu layanan komputer yang harganya juga lebih murah serta mudah
daripada harus mendatangkan seseorang untuk mengerjakan suatu pekeraan dengan
waktu yang cukup lama.
4. Bersifat Konsisten
Kecerdasan buatan lebih bersifat konsisten karena merupakan salah satu bagian
dari teknologi komputer sedangkan kecerdasan alami akan selalu berubah-ubah.
5. Dapat Didokumentasikan
Kecerdasan buatan bisa didokumentasikan. Sebuah keputusan yang dibuat oleh
komputer bisa sangat mudah untuk didokumentasikan dengan cara melacak setiap
aktivitas dari sistem tersebut, sedangkan kecerdasan alami sangatlah sulit untuk
direproduksi.
6. Lebih Cepat
Kecerdasan buatan bisa mengerjakan suatu pekerjakan dengan cepat
dibandingkan kecerdasan alami.
7. Bersifat Netral
Kecerdasan buatan ini bersifat netral (tidak pandang bulu), maksudnya ketika
mengambil keputusan itu lebih benar dan nyata tidak seperti kecerdasan alami yang
masih mempunyai banyak pertimbangan.
Di antara berbagai kelebihan yang dimiliki, kecerdasan buatan ternyata juga
mempunyai berbagai kekurangan, antara lain:
1. Menutup Peluang Bisnis
Kecerdasan buatan membuat kurang adanya kesempatan orang lain untuk
membuka peluang bisnis atau usaha karena layanan komputer yang ada membuat
setiap orang akan lebih memilih untuk melakukannya sendiri jika dalam jumlah kecil
atau kapasitas terjangkau.
2. Rawan Terjadi Kerusakan
Mau bagaimana pun juga, kecerdasan buatan dioperasikan dengan menggunakan
berbagai alat komputer (hardware) sehingga berpotensi mengalami kerusakan. Ketika
hardware kecerdasan buatan ini rusak maka berbagai data yang tersimpan pun dapat
hilang dan tidak tersisa sama sekali.
3. Proses Pembuatannya Cukup Mahal
Kecerdasan buatan diciptakan oleh tenaga ahli yang mumpuni dan dilakukan
oleh berbagai teknologi canggih. Hal tersebut yang membuat biaya produksinya
sangat mahal dan menyebabkan tidak sembarang perusahaan atau instansi publik
mengembangkannya.
4. Membutuhkan Daya Listrik
Kecerdasan buatan dioperasikan berdasarkan kerja komputer. Komputer sendiri
membutuhkan daya atau energi listrik agar dapat beroperasi, begitu pun dengan
kecerdasan buatan.
5. Dapat Menggantikan Manusia
Kecerdasan buatan karena memiliki banyak keunggulan daripada manusia biasa
tentunya benda ini dapat menyisihkan berbagai kegiatan atau pekerjaan yang
seringkali dilakukan manusia. Hal ini yang menyebabkan banyaknya kasus PHK di
berbagai penjuru dunia.
2.3 Kecerdasan Buatan Yang Dibutuhkan Oleh Pemerintah Dalam Peningkatan
Pelayanan Publik Kepada Masyarakat
Birokrasi di Indonesia ketika persepsi yang muncul adalah suatu system
pelayanan dan administrasi pemerintahan yang terkesan aneh, berbelit-belit dan
lamban.
Menurut saya, pemerintah membutuhkan kecerdasan buatan terutama dalam
bidang customer service dengan mengubahnya menjadi sistem AI. Mengapa
demikian ? karena dampak yang akan diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Responsif dan Cepat
Era digital yang cepat saat ini, para pelanggan menginginkan respon dan
pelayanan yang cepat pula. Menurut HubSpot Research, 90 persen pelanggan menilai
respon langsung dari pemilik bisnis saat mereka bertanya sangatlah penting, dan 60
persen pelanggan mendefinisikan respon langsung tersebut selama 10 menit atau
kurang. Untuk itu, menjadi responsif saat pelanggan bertanya adalah hal yang
penting. Dengan menjadi responsif, pelanggan merasa puas akan pelayanan yang kita
berikan dan mampu membuat mereka menjadi pelanggan yang loyal.
2. Customer Service dengan Chatbot
Bagi beberapa bisnis kecil, menjawab secara responsif dan cepat selama 24/7
mungkin menjadi hal yang sulit dilakukan. Untungnya, kini sudah ada teknologi
bernama chatbot, yaitu sebuah sistem komunikasi otomatis yang dapat berkomunikasi
dengan pelanggan, melalui pesan teks. Dengan menerapkan chatbot yang didukung
oleh Artifical Intelligence (AI), maka pelanggan dapat memiliki real-time
conversation dan mendapat jawaban atas pertanyaan mereka secara cepat. Hal
tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Ada banyak
hal yang bisa dilakukan oleh chatbot. Misal, sebelum pelanggan memutuskan untuk
membeli produk yang kita tawarkan, mereka dapat bertanya kepada chatbot mengenai
hal tersebut. Namun terkadang menggunakan Chat Bot juga memiliki kekurangan
yakni jawaban yang diberikan terkadang tak memuaskan. Seiring perkembanganya,
penggunaan chatbot semakin mudah, terutama bagi para pebisnis. Kita pun dapat
menerapkannya di berbagai platform, seperti website, Mesengger, Twitter, dan lain-
lain.
3. Pilihan Self-Help Untuk Pelanggan
Selain adanya pelayanan yang responsif, rupanya pelanggan pun menginginkan
adanya pilihan self-help alias petunjuk yang dapat dibaca atau dipelajari seorang diri.
Singkatnya, pelanggan kini menjadi lebih mandiri. Menurut studi dari Zendesk, 67
persen responden survei mengatakan bahwa mereka lebih memilih self-service atau
petunjuk yang dapat digunakan sendiri dibandingkan harus bertanya kepada
perusahaan atau pemilik bisnis. Oleh karena itu, pebisnis harus mulai memperhatikan
opsi self-help untuk para pelanggan. Contohnya, seperti memberikan tutorial cara
penggunaan produk atau mengatasi jika produk rusak di website bisnis. Bisa juga
dengan membuat video tanya jawab atau Q&A terkait petunjuk-petunjuk untuk
membantu pelanggan. Tidak hanya menarik, dengan video tersebut, pelanggan akan
merasa lebih terkoneksi dengan bisnis yang kita miliki.
4. Teknologi Virtual Reality Jadi Pilihan Menarik
Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang membuat penggunanya mampu
berinteraksi dengan lingkungan yang didesain semirip mungkin dengan dunia maya
atau virtual. Sedangkan Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang
menggabungkan antara dunia nyata dengan virtual, contoh sederhananya seperti
filter-filter pada Instagram Story. Di tahun 2020 ini, diprediksi penerapan kedua
teknologi pada canggih tersebut pada bisnis akan semakin populer. Tak sedikit
perusahaan yang sudah mulai menawarkan pengalaman VR dan AR kepada
pelanggannya, contohnya seperti perusahaan terkenal asal Swedia, yakni IKEA.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut yaitu kecerdasan buatan
adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam
konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa Inggris: Artificial
Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai
“kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar
dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan
tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.

Kecerdasan buatan mempunyai berbagai kelebihan, seperti:

1. Bersifat Permanen
2. Mudah Diduplikasi
3. Kecerdasan Buatan Lebih Mudah dan Murah
4. Bersifat Konsisten
5. Dapat Didokumentasikan
6. Lebih Cepat
7. Bersifat Netral
Di antara berbagai kelebihan yang dimiliki, kecerdasan buatan ternyata juga
mempunyai berbagai kekurangan, antara lain:
1. Menutup Peluang Bisnis
2. Rawan Terjadi Kerusakan
3. Proses Pembuatannya Cukup Mahal
4. Membutuhkan Daya Listrik
5. Dapat Menggantikan Manusia
Kecerdasan buatan yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam peningkatan
pelayanan publik kepada masyarakat yaitu pemerintah membutuhkan kecerdasan
buatan terutama dalam bidang customer service dengan mengubahnya menjadi sistem
AI. Karena dengan demikian pelayanan menjadi cepat dan tidak lambat sehingga
kebutuhan masyarakat terpenuhi.

3.2 Saran

Dalam era revolusi industri ini, saya menyarankan untuk pemerintah cepat
tanggap dalam menyikapinya agar tidak ketinggalan zaman. Dalam hal pelayanan
terutama, masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat tanggap dan tidak
memakan waktu lama. Sehingga dari itu kita harus meng-upgrade customer service
untuk menggantinya dengan tenaga robot atau kecerdasan buatan yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Andreas Kaplan; Michael Haenlein (2019) Siri, Siri in my Hand, who's the Fairest in
the Land? On the Interpretations, Illustrations and Implications of Artificial
Intelligence, Business Horizons, 62(1), 15-25

https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan

https://money.kompas.com/read/2020/01/29/110000726/4-tren-customer-service-yang-
perlu-anda-ketahui

https://actconsulting.co/memahami-artificial-intelligence-kecerdasan-buatan-secara-
mudah/

Anda mungkin juga menyukai