Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

BAB I
PENGUJIAN BUCKLING

1.1 PENDAHULUAN
Buckling merupakan salah satu fenomena yang terjadi dalam dunia mekanika material
dimana jika sebuah kolom ditekan pada kedua ujungnya dengan tekanan yang semakin
bertambah maka pada awalnya tidak akan terjadi apa-apa sampai tekanannya mencapai
tekanan kritis dan jika pembebanan terus dilanjutkan maka kolom akan melengkung
(buckling) sampai akhirnya gagal.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari praktikum fenomena getaran ini adalah
1. Mengetahui karakteristik buckling akibat tumpuan yang berbeda
2. Mengetahui prinsip kerja dan bagian–bagian alat peraga fenomena buckling
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi buckling
4. Mengetahui aplikasi buckling dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 DASAR TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN

1
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Alat peraga buckling ini menggunakan sistem hidrolik manual sebagai sebuah
mekanisme pembebanan. Sedangkan transfer gaya dilakukan oleh sebuah piston hidrolik
yang dirancang menjadi satu dengan pompa hidrolik. Sistem hidrolik ditempatkan pada
rangka sehinggga dapat berhubungan langsung dengan sliding bar. Pada sistem hidrolik
dipasang dengan sebuah pressure gauge yang berfungsi untuk mengukur tekanan oli
dalam piston. Spesimen dipasang pada mekanisme tumpuan yang terletak pada sliding
bar, mekanisme tumpuan ini dapat melayani tiga jenis variasi percobaan, engsel-
engsel,engsel-jepit,jepit-jepit. Sedangkan untuk mengukur besarnya defleksi digunakan
dial indikator.

Berikut cara mencari beban kritis :


Untuk mengetahui beban aktual yang terjadi pada saat melakukan percobaan kita
terlebih dahulu harus mengkalibrasi terhadap sistem hidrolik untuk mencari sistem pengali
sehingga dapat mengubah tekanan menjadi beban, sehingga didapatkan rumus:
Y = 4,2408x + 1,6
Dimana :
Y = Beban yang diberikan pada sisitem hidrolik (Kgf)

X = Tekanan yang dihasilkan sistem hidrolik (Kgf/cm2)

2
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

1. Perhitungan beban aktual


Dengan memasukkan data percobaan dalam persamaan diatas akan didapatkan beban
aktual untuk masing-masing spesimen.

2. Perhitungan Penyimpangan Teoritis


Penyimpangan teoritis untuk modulus elastisitas:
𝜕𝐸 𝜕𝐸 𝜕𝐸 𝜕𝐸 𝜕𝐸
∆𝐸 = ∆𝑃 + ∆𝐿 + ∆𝛿 + ∆𝑏 + ∆ℎ
𝜕𝑃 𝜕𝐿 𝜕𝛿 𝜕𝑏 𝜕ℎ
Dimana:
132𝑃𝐿3
𝐸=
384𝛿ℎ𝑏 3
Penyimpangan teorits untuk P:
1 𝑏ℎ3
𝑃 = 𝐸𝜋 2 2
3 𝐿𝑑
Rumus dasar ditunjukan seperti diatas untuk tumpuan engsel-engsel (L=Le), untuk
tumpuan engsel jepit (L=0,7Le), untuk jepit-jepit (L=0,5Le).Untuk mendapatkan nilai
penyimpangan maka rumus diatas diturunkan parsial tarhadap variabelnya.

Analisa data Pcr teoritis:

𝜋 2 𝑏ℎ3 𝐸
𝑃𝑐𝑟 =
12𝐿𝑒 2

Perhitungan Penyimpangan Aktual:

𝑃𝑐𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑃𝑐𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛


𝐸𝑟𝑜𝑟(𝐸𝑎) = 𝑥 100%
𝑃𝑐𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

Tegangan Akibat Gaya Aksial P:

𝑃 𝑃
𝜎𝑥 = =
𝐴 𝑏ℎ

Tegangan Akibat Gaya Transfersal F:

𝑀𝑦 12𝑀𝑦
𝜎𝑥 = = 3
𝐼 𝑏 ℎ

3
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Dimana :
E = Modulus Elastisitas (Kgf/cm2)
P = Tekanan (Kgf/cm2)
Pcr = Beban kritis (Kgf)
M = Momen akibat gaya transversal (Kgf.cm)
y = Defleksi terhadap sumbu netral spesimen (cm)
b = Tebal spesimen (cm)
h = Lebar spesimen (cm)
A = Luas permukaan spesimen (cm2)
Le = Panjang efektif spesimen (cm)
L = Panjang spesimen (cm)

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN


Mencari Beban Kritis
Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk
mencari beban kritis adalah sebagai berikut :
1. Siapkanlah peralatan bantu percobaan seperti anak timbangan ,kunci cekam (kunci
L), dan spesimen percobaan.
2. Sesuaikanlah jarak antara sliding bar A dan sliding bar B sesuai dengan panjang
spesimen.
3. Pasanglah pin pada sliding bar B.
4. Pasanglah spesimen pada pencekam dengan memasukkan kedua ujung spesimen
pada rahang pencekam dan kemudian menguncinya dengan menggunakan kunci L.
5. Putarlah baut penyesuai pada sistem hidrolik sampai kontak dengan sliding bar A.
6. Pasanglah anak timbangan pada mekanisme pemberat untuk memberikan beban
mula (pre load).
7. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi
spesimen.
8. Kencangkanlah baut by pass pada sistem hidrolik.
9. Pompalah sistem hidrolik perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur pada
pressure gauge.

4
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

10. Hentikan pemompaan jika tekanan tetap atau cenderung menurun.


11. Catatlah tekanan tertinggi yang terbaca pada pressure gaugesebelum tekanannya
menurun dan catatlah pula deflekssi pada spesimen dengan dial indikator.
12. Bukalah baut by pass untuk menurunkan tekanan menjadi nol.
13. Lakukan langkah 7 sampai 12 untuk melakukan percobaan yang sama sebanyak
jumlah percobaan yang diinginkan.
14. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
tumpuan pin-pin menjadi tumpuan jepit-jepit.
15. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data tumpuan pin-jepit.
16. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
pin-jepit menjadi tumpuan jepit-jepit.
17. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data percobaan untuk tumpuan jepit-jepit.
18. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang
dan ditempatkan pada tempat semula.
Mencari Mencari perbandingan Beban Transversal (F) dan Aksial (P)
Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk
mencari perbandingan beban dan defleksi adalah sebagai berikut :
1. Lakukan percobaan 1-5 seperti pada prosedur percobaan untuk mencari beban
kritis.
2. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi
spesimen.
3. Kencangkan baut by pass pada sistem hidrolik.
4. Pompalah sistem hidrolik perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur pada
pressure gauge.
5. Catatlah untuk setiap tekanan yang terbaca pada pressure gauge sekaligus defleksi
yang dihasilkannya.
6. Pompalah kembali sistem hidrolik dan catatlah kembali tekanan dan defleksi yang
dihasilkannya.
7. Hentikan pemompaan jika spesimen talah melewati beban kritis.
8. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
tumpuan pin-pin mejadi tumpuan pin-jepit

5
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

9. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan kombinasi


tumpuan pin-jepit
10. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
tumpuan pin jepit menjadi tujmpuan jepit-jepit.
11. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan kombinasi
tumpuan jepit-jepit.
12. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang dan
ditempatkan pada tempat semula.

6
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

1.5 DATA HASIL PERCOBAAN


Mencari beban kritis (Pcr)
Material :
Dimensi :
Percobaan 1 Waktu Percobaan :
Tumpuan : Pin-pin Tumpuan : Pin-Jepit Tumpuan : Jepit-jepit
No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2)
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
rata rata rata

Percobaan 2 Waktu Percobaan :


Tumpuan : Pin-pin Tumpuan : Pin-Jepit Tumpuan : Jepit-jepit
No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2)
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
rata rata rata

7
LABORATORIUM GETARAN DAN DIAGNOSA MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Material :
Dimensi :
Percobaan 1 Waktu Percobaan :
Tumpuan : Pin-pin Tumpuan : Pin-Jepit Tumpuan : Jepit-jepit
No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2)
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
rata rata rata

Percobaan 2 Waktu Percobaan :


Tumpuan : Pin-pin Tumpuan : Pin-Jepit Tumpuan : Jepit-jepit
No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2) No Tekanan (Kgf/cm2)
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
rata rata rata

Anda mungkin juga menyukai