Elen BAB 1,3,4,5
Elen BAB 1,3,4,5
BAB I
PENDAHULUAN
semakin pesat dan menglobal yang mencakup masyarakat dan peserta didik, agar
damapak pada pola pikir dan cara menentukan sikap. Perlu suatu tindakan agar
sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi maka pelajar atau peserta didik harus
Keterampilan berfikir yang kreatif sangat berpengaruh dalam ilmu sains. Ilmu
sains ini tidak hanya menggali pengetahun deklaratif berbentuk konsep, kenyataan,
informasi sains dan teknologi bekerja, membiasakan bekerja secara ilmiah serta
1
Nugroho R. Aripin, HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi : Konsep, pembelajaran, dan
soal-soal)(Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia,2018),h 4-5
2
berdampak dengan terciptanya sebuah pemikiran, gagasan maupun karya yang baru.2
Proses pembelajaran sangat dekat kaitannya dengan sebuah proses pembelajaran yang
melibatkan proses kedekatan timbal balik antar pelajar yang nantinya akan
ÎûurÇÚöF{$#ÓìsÜÏ
%ÔNºuÈq»yftGB×M»¨Zy_urô`ÏiB5=»uZôãr&×íöyur×@ÏwUur×b#uq÷ZϹçöxîur5b#uq÷Z
Ϲ4s+ó¡ç&ä!$yJÎ/7Ïnºurã@ÅeÒxÿçRur$pk|Õ÷èt/4n?
tã<Ù÷èt/ÎûÈ@à2W{$#4¨bÎ)ÎûÏ9ºs;M»tUy5Qöqs)Ïj9cqè=É)÷ètÇÍÈ
2
Rina Putrid Utami,Riezky Maya Probosari, Dan Umi Fatmawati, “Pengaruh Model
Pemebelajaran PBL Berbantu Instagram Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas X SMA
Negeri 8 Surakarta”, Jurnal Pendidikana Biologi, Vol 4, No.1 (April 2015)
3
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alvabeta, 2013), h.143.
4
Departemen agama RI, AL-QUR’AN dan terjemah (Jakarta: Toha Putra,2015)h.199
3
pasti tidak akan lepas dari kegiatan berpikirnya, sebab berpikir adalah kegiatan
mental yang dapat menyelesaikan masalah, memenuhi rasa ke ingin tahunan di dalam
dirinya serta dapat mengambil dan memberi keputusan dalam hidupnya. setiap
peserta didik harus memiliki keterampilan berfikir kreatif guna untuk menyelesaikan
Seorang pelajar dalam mencapai tujuan belajarnya tidak hanya terpatok dari
aspek pemikirannya saja, namun juga di pengaruhi dari faktor psikologis atau
adalah sebuah cara seorang pelajar mengatur dirinya sendiri dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat di analogikan pengatur diri yang berarti sesuatu
yang mengatur, mempertahankan, menyadari diri sendiri. Proses mengatur diri ini
mendorong peserta didik agar mengeluarkan potensi yang dimilikinya dan dapat
memilih tujuan belajanyar, kebutuhan belajarnya, dan strategi yang bisa digunakan
lebih objektif dalam melihat suatu hal dan merespon hal yang dihadapinya. Peranan
4
akan yang utama adalah berfikir kreatif serta mampu memecahkan suatu persoalan
yang ada di lingkungannya. Wawasan diperoleh dari pemikiran dan perilaku yang
sesuai dengan respon dari permasalahan, upaya yang dilakukan dengan serius dalam
proses belajar mampu mengarahkan siswa agar bisa memilih sesuatu yang benar dan
kurang tepat berawal dari ucapan, pola pemikiran mengenai suatu tindakan yang akan
dilakukan. Untuk mendapatkan etika yang baik tidaklah mudah melainkan butuh
sebuah proses pengaturan diri agar mampu merespon sesuatu hal dengan layak dan
melakukan pra penelitian dengan menyebar beberapa soal berpikir kreatif dan
hasilnya yaitu :
Tabel 1.1
Hasil Pra-Penelitian Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1
Sumberejo
N Indikator Sekor Pencapaian Kriteria
O
5
Jensen Eric, BRAIN BASED LEARNING Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak Cara
Baru Dalam Pengajaran Dan Pelatihan. (jogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 87
5
Hasil data kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN 1 Sumberejo Masih
kelas VIII SMP N 1 Sumberejo memiliki keterampilan berpikir kreatif yang rendah
Rendahnya data hasil berpikir kreatif peserta didik tersebut masih sering
diabaikan oleh tenaga pendidik, proses belajar mengajar yang digunakan masih
berupa diskusi, mencari inti bacaan dan hanya sekedar mengulang pembelajaran
masyarakat dan sains, akan memberikan wawasan dan pengalaman kepada peserta
menghubungkan antara sains dan teknologi dan akan menghasilkan sebuah pondasi
melalui kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor secara utuh sehingga dapat
perencanaan secara efektif, sadar dan memanfaatkan informasi yang dibutuhkan serta
Hasil angket pra penelitian Self Regulation peserta didik di SMPN 1 Sumberejo
Tabel 1.2
Hasil Pra-Penelitian self regulation peserta didik kelas VIII SMPN 1 Sumberejo
N Indikator Sekor Pencapaian Kriteria
O
dengan jumlah 82 siswa memiliki Self regulation yang masih sangat kurang dan perlu
ditingkatkan.
sekarang ini. Proses pembelajran lebih dipusatkan pada ilmu yang menggunakan
produk teknologi masalah masalah dan isu kemudian emmbentuk konsep, aplikasi
pemantapan konsep dan evaluasi. Peserta didk didorong untuk lebih aktif agar bisa
mengoptimalkan hasil dari belajar yang sudah di dapat dan ammpu menerapkan
mereka hadapi dalam kehidupan kelak, membantu peserta didk mengenal dan lebih
paham peran sains dan teknologi guna meningkatkan kwalitas bermasyarakat, peserta
didk lebih leuasa dan enjoy selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya
model ini maka peserta didk akan lebih termotivasi dalam penguasaan konsep sains
yang didalamnya terdapat produk, proses dan sikap sehingga peserta didk lebih
Sains Teknologi Masyarakat diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang baru dalam
permasalahan yang di hadapi oleh siswa dalam mengembangkan pola pikir dan
Maka dalam hal ini peneliti akan meneliti tentang “Pengaruh Model
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:,
ceramah.
3. Self Regulation peserta didik kelas VIII SMPN Sumberejo Tahun ajaran
C. Batasan Masalah
3. Self regulation yang diukur dalam penelitian ini adalah sadar akan
D. Rumusan Masalah
a. Tujuan Penelitian:
SMPN 1 Sumberejo
b. Kegunaan Penelitian :
F. Ruang Lingkup
dan Self Regulation belajar peserta didik kelas VIII SMP N 1 Sumberejo.
ajaran 2019/2020.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian di SMP N 1 Sumberejo dan subjek pada penelitian ini yaitu
B. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
silabus.
seorang validator.
2. Tahap Pelaksanaan.
(STM).
Regulation.
3. Tahap Akhir
penelitian di sekolah.
dilaksanakan disekolah.
C. Metode penelitian
perlakuan yang beda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
6
Trianto, M.Pd, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2018), h. 203
13
ceramah pada kelas kontrol dan model sains teknologi Masyarakat pada kelas
peserta didik diberikan soal akhir (posttest). Hasil dari sebuah tes yang telah di
D. Desain Penelitian
Tabel 3.1
Desain penelitian quasi eksperimen
Kelas Perlakuan Tes Akhir
Esperimen X Q1
Kontrol C Q1
Keterangan:
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
&D(Bandung : Alfabeta,2013),h. 116.
8
Frangkel, R dan Wallen,E.,N. How to Design and Evaluate Reseach in Education. Edition 6.
(New York : The Mc Graw Hill Companies,2017), h. 271
14
Q1 : Test Akhir
ceramah)
E. Variabel Penelitian
antar satu dan lainnya, variabel ini juga mempengaruhi atau pembentuk
variable bebas.
sebuah variabel yang menjadi suatu akibat dan dipengaruhi oleh variabel
Gambar 3.1
Pengaruh Hubungan Variabel X dan Y
9
Martono Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data
Sekunder( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2017), h. 57.
15
Y1
X
Y2
Keterangan:
Y2 : Self Regulation
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP N
Tabel 3.2
Distribusi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Sumberejo
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 VIII A 28
2 VIII B 27
3 VIII C 27
4 VIII D 28
Jumlah Populasi 110
( Sumber :Tata Usaha SMPN 1 Sumberejo)
2. Sampel
16
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas VIII A sebagai
kelas eksperimen dengan jumlah siswa 28 dan kelas VIII B sebagai kelas
10
kontrol dengan jumlah siswa 27 .
siswa 28 dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 27.
G. Instrumen Penelitian
essay,soal zat adiktif dan aditif diberikan kepada peserta didik serta angket
dengan soal esay dgan indikator yang ada pada materi zar aditif dan adiktif.
Soal tes di uji cobakan terlebih dahulu kepada peserta didik yang sudah
mendapatkan materi zat aditif dan zat adiktif, ji coba bermaksud untuk
10
Ibid, h. 23.
17
Tabel 3.3
Klasifikasi Indeks Nilai Self Regulation
Tingkat Penguasaan Prediksi
86 – 100% Sangat Baik
76 – 85% Baik
60 – 75% Cukup
55 – 59% Kurang
≤ 54% Kurang Sekali
2. Instrumen angket
data dari Self regulation pada siswa, angket ini diukur dengan skala likert,
angket yang memuat pertanyaan tentang Self regulation siswa akan dituliskan
b. Setuju (S)
negatif dan positif. Sesudah yang digunakan untuk menghitung data self
dan reliabilitas. Rumus validitas dan reliabiIitas untuk uji coba angket Self
berpikir kreatif.
Uji instrument dilakukan agar bisa mengetahui isi instrument yang nantinya
akan digunakan disekolah. Instrumen bisa dikatakan baik dan valid jika aat
mengukur variable dengan tepat dan teliti, instrument soal postes yang sudah
dan daya beda. Sedangkan, untuk meninjau data self regulation yaitu
1. Instrumen Validitas
menunjukan data dari variabel yang diamati secara tepat. Rumus validitas12 :
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2
Keterangan:
12
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2018), h.
206
19
N :banyaknya responden
∑X : skor butir
Tabel 3.4
lnterpretasi lndeks KoreIasi “R” Product Moment
Besarnya “r” product moment lnterprestasi
r xy ≥ 0,34 Valid
r xy s y −s x
r x( y−1)=
√ s y + s x −2r
2 2
xy
( s y )(s x )
Keterangan :
Tabel 3.5
HasiI uji validitas kemampuan berpikir kreatif
Berdasarkan table diatas, bias kita ketahui 12 butir soal yang sudah
valid dan pada nomor 3, 9, 10, 15 dinyatakan tidak valid. Eanjutnya soal yang valid
Angket self regulation, pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16,
17, 19, 20, 21, 22, 23, 24,25,26,27,28 di nyatakan valid, sedangkan pada nomor 11,
Tabel 3.6
Hasil uji validitas angket self regulation
2. Tingkat Kesukaran
hasil data siswa yang tidak bisa menjawab soal. Untuk mlihat sebuah taraf
B
p=
JS
Dengan keterangan :
P : indek kesukaran
Tabel 3.7
lnterprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes13
Indeks kesukaran Interpretasi
0,00-0,29 Sukar.
0,30-0,69 Sedang.
0,70-1,00 Mudah.
Soal tes kemampuan berfikir kreatif dapat dikatakan soal yang layak apa bila
soal tersebut tidak terlalu mudan dan tidak terlalu sukar yang berate dalam kategori
cukup.
Tabel 3.8
Hasil uji tingkat kesukaran soal tes kemampuan berfikir kreatif
Tingkat kesukaran lnterpretasi Butir soal
3. Daya Beda
Daya beda adalah tingkatan suatu soal pemahaman konsep guna dapat
mendiskriminasi antar soal tes yang berkemampuan rendah dengan soal tes
D=P A − p B
Dengan keterangan :
14
Ibid, h. 389.
23
BA
PA didapat dengan rumus: PA =
JA
Dimana:
tepat
BB
PB didapatkan dengan perhitungan : PB =
JB
Tabel 3.9
Kriteria Daya Pembeda16
Daya Pembeda (DP) Kategori
0,70< DP ≤1,00 Baik Sekali
0,40< DP ≤0,70 Baik
0,20< DP ≤0,40 Cukup
0,00< DP ≤0,20 Jelek
Bertanda negative Jelek sekali
Dai hasil analisis data daya beda menggunakan Ms.excel dapat di peroleh:
Tabel 3.10
15
Ibid, h. 390.
16
Ibid, h. 389.
24
Berdasarkan table diatas maka dapat diketahui ada 12 soal yang sudah diuji
daya bedakan dengan hasil 3 soal jelek, 1 soal kategori cukup, 7 soal baik dan 3 soal
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
Jika tes memili suah tingkat kepercayaan yang tinggi maka tas tersebut pasti
∑ Si
r i= [ ][
n
n−1
1−
St 2
2
]
Keterangan:
ri = Reliabilitas instrumen
2
st = Varianstotal17
Rumus untuk menentukan nilai varians dari skor total dan varians dari tiap
❑
2
( ∑ xt )
❑ 2 ❑
n
∑ xi
S1 =2
❑
n
Keterangan:
n : jumlah sampel
a. Apabila r 11 ≥ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
b. Apabila r 11 < 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
17
Sugiyono.StatistikuntukPenelitian(Bandung:Alfabeta,2017),h. 360.
26
deperoleh setelah dilakukannya uji coba , dan rtabel adalah 0.576. Dari hasil
data maka soal bisa dikatakan reliabel. Penjelasan mengenail soal yang
Tabel 3.11
HasiI uji reIiabiIitas soaI kemampuan berpikir kreatif
Rhitung Rtabel Kesimpulan
Hasil uji reliabilitas angket self regulation dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 3.12
HasiI uji reIiabiIitas angket self regulation
Hasil dari tabel yang telah disajikan , angket self regulation bersifar reliable,
karena rhitung > rtabel. Uji validitas, reliabilitas, tingkatan kesukaran dan daya beda
untuk penelitian. Soal nomor 1,4,2,5,6,8,7,11 dan 12 adalah soal soal yang digunakan
dalam penelitian, karna pada soal soal nomor tersebut memiliki tingkat reliable yang
sedang dan memilki daya beda dalam kategori sangat baik, sedang dan cukup.
diantaranya adalah:
1 Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
( X i− X́ )
z i=
s
∑ xi ∑ ( X i − X́ )2
Dengan X́ =
n √
dan S =
n−1
Keterangan :
X́ : rata rata
L=Maks|F ( z i )−S ( z i )|
Dengan:
28
F ( z i ) : P ( Z ≤ z i ) : Z N ( 0,1 ) ;
S ( z i ) : proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh z
Tahapan ujiLilliefors:
1) Menyususn data
2) Masing-masing data ditukan frekuensinya
4) Memilih hasil Zi
f kum
6) Memilih nilai S( Zi ) dengan S( Zi ) =
n
Tabel 3.13
18
Ibid, h. 53.
19
Ibid, h. 162.
29
b. Uji Homogenitas
1) .Hipotesis.
i=1
∑ dk
Dimana dk =n−1
(∑ dk ) ¿
2
5) Tentukan nilai X hitung dengan rumus
30
k
X 2hitung =(¿ 10)( B−∑ dk . log s2 gab ¿) ¿
i=1
2 2
6) Tentukan nilai X tabel = X(a , k−1)
2 2
kesimpulan. Jika X hitung ≤ X tabel, maka H 0 diterima
2 Uji Hipotesis
VIII)
VIII)
perbedaan rata rata antar kelompok dan guna melihat sebeapa banyak
pengaruh.
model/multivariate
c) memilih model/custum
homogeneity test
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Analisis data yang diharuskan mecakup dua uji prasayar yang berupa ui
Hasil uji normalitas berpikir kreatif pada kelas ekperimen dan kelas
Tabel 4.1
Uji normaIitas keIas ekperimen dan kelas kontroI kemampuan
berpikir kreatif
berdistribusi
33
normal
berdistribusi
normal
Hasil table ditas memperlihatkan bahwa data berditribusi normal. Hal ini bisa
dilihat dengan Lhitung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol <Ltabel.
Tabel 4.2
Uji normalitas kelas ekperimen dan kelas kontrol Self
Regulation
berdistribusi
normal
berdistribusi
normal
Lhitung kelas kontrol adalah 0.125 sedangkan kelas ekperimen adalah 0.103
34
dan Ltabel 0,161, sehingga Lhitung < Ltabel yang berarti data berdistribusi
normal an H0 diterima.
b. Uji homogenitas
Tabel 4.3
Uji homogenitas kemampuan berpikir kreatif
dibawah ini:
Tabel 4.4
Uji homogenitas Self Regulation
Hasil dari tabel diatas mebtikan bahwa data homogen karena F hitung
< F tabel
3. Uji Hipotesis
Trace, dan Roy’s Largest Root yang diuraikan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 4.5
Multivariate Test
36
Multivariate Testsb
a. Exact statistic
Hipotesis
Hotelling's Trace, dan Roy’s Largest Root medapatkan sig lebih tinggi,
Tabel 4.6
Tests of Between-Subjects Effects
Depend
ent
Variabl Type III Sum of
Source e Squares df Mean Square F Sig.
SR 1924.300 58 33.178
Total BK 358675.000 60
38
SR 357079.000 60
SR 2723.650 59
(Y2)
H0 : Tidak terdapat pengaruh Self regulation peserta didik kelas VIII yang
pembelajaran konvensional
pembelajaran konvensional
Kriteria Keputusan:
Hasil data dari puji univariat kemampua berfikir kreatif sig. < 0,05
atau 0,012 < 0,05 maka kesimpulannya H1 diterima dan H0 ditolak sehingga
regulation menunjukan bahwa sig. < 0,05 atau 0,000 < 0,05 sehingga
Data dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan menggunakan soal esay
kemampa berfikir kreatif serta angket untuk self regulation. Kelas VIII B
yang berjumlah 27 peserta didik dan kelas VIII C yang berjumlah 30 peserta
dan Kontrol.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Criteria Hasil
Ekperimen Control
Nilai maksimum 92 80
Nlai minimum 53 31
hasilyang lebih besar disbanding kelas control. Hal ini didapat dari hasil nilai
maksumum dan rata-rata. Dari nlia yang diperoleh dari ela eksperimen dan
berpikir kreatif.
Tabel 4.8
Hasil persentase setiap sub indikator keterampilan berpikir kreatif kelas
Eksperimen
No Indicator Nomor soal persentase Keterangan
Tabel 4.9
Hasil persentase setiap indikator keterampilan berpikir
kreatifkelas kontrol
No Indikator Nomor Soal Persentase Keterangan
Diagram 4.1
Persentase keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol
SMP N 1 Sumberejo
90
80
70
60
50
40 Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
30
20
10
0
Berpikir Lancar Berpikir Lues Berpikir Orisinil Berpikir
Elaboratif
43
Kontrol.
Tabel 4.10
Persentase hasil setiap indikator angket Self Regulation kelas Eksperimen
No Indikator Nomor soal Persentase Keterangan
Tabel 4.11
Persentase hasil setiap indikator angket Self Regulation kelas kontrol
No Indikator Indikator Nomor Soal Persentase Keterangan
Diagram 4.2
Hasil persentase Self Regulationkelas eksperimen dan kelas kontrol
100
80
60
40
20
0
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
C. PEMBAHASAN
peserta didik yang di ambil dari 2 kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas
46
VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Objek
berfikir dan angeket sebanyak 25 soal yang diberikan kepada peserta didik guna
dan self regulation pada peserta didik kelas VIII di SMPN 1 Sumberejo jika
mengetahui pengaruh tiap tiap variable terikat maka menggunakan data hasil tes
univariat, maka diperoleh sebuah hasil yag pertama yaitu adanya pengaruh modl
dengan hasil sig < 0,05, hal ini sejalan dengan hasil temuan M. dwi payana,
regulation, hal I apat diketahui dari hasil sig < 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan
H1 diterima.
dalam kelas . beberapa cara tersebut sangat mendorong peserta didik menjadi
bidang sains sebagai ilmu yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari
peerta ddik dalam menangkap materi yan di sampaikan oleh pendidik an akan
lebih lama dingat dalam memori otak karna peserta didik terlibat secara
langsung.
dengan proses kegiatan belajar di dalam kelas. lndikator yang pertama yaitu
berpikie lancar, dalam indikator ini didapatkan persentase 76,00% pada kelas
eksperimen dan 67,00% pada kelas control. Perbedaan hasil yang diperoleh
hambatan atau kesulitan yang dialami peserta didik selama pembelajaran serta
memberikan motivasi keada peserta didik agar hasil yang diperolehnya bisa
konsep yang telah dipahami dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan
didik yang menjadikan suatu prasyarat untuk mendapatkan cara pemikiran logis
yang tinggi, dengan cara pemikiran logis yang tinggi maka keterampilan
25
Hasanah, Evi “ Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Peningkatan Berfikir
Kreatif Peserta Didik. Jurnal Teknologi Pendidikan Pembelajaran. Volume 4 Nomor 1 (2019).H.84
50
diarahkan untuk membat konsep mengenai materi yang akan di pelajari. Melalui
proses sintaks ini peserta didik lebih dibiasakan unuk memperoleh sebuah ide
Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Munandar bah proses kreatif
akan menumbuhkan gasan baru atau inspirasi yang berbagai macam atau
26
bervariasi .
peroleh persentase 67,00% untuk kelas eksperimen dan 6,00% untuk kelas
dengan cara tenaga pendidik menyajikan materi secara umum dan selanjutnya
ini perlu dilakukan agar peserta didik siap dalam proses belajar mengajar
berlangsung. Pendapat ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa hasil
26
Munandar, Utami.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :Rhineka Cipta. 2019
51
belajar yang maksimal berbanding lurus dengan adanya kesiapan perserta didik
diperoleh persentase sebesar 77,00% untuk kelas eksperimen dan 66,00% untuk
kelas kontrol. Perbedaan yang didapat ini tidak terlepas dari model pembelajaran
yang digunakan, pada sintaks aplikasi konsep pserta didik dituntuk untuk
lebih mengebangkan gagasan baru. Dalam sintaks ini kegiatan yang dilakukan
peserta didik adalah pengamatan dan diskusi materi zat aditif dan adiktif yang
selanjutnya peserta didik akan diberikan ksempatan untuk berdiskusi dan Tanya
jawab, pada tahapan ini juga peserta didik belajat untuk megevaluasi dan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi di
dalam kelas, hal ini disebabkan elama proses pembelajaran berlangsung, karena
materi secara rinci, sedangkan peserta didik hanya mnegrjakan latihan soal dan
27
Saparina, riska, slamet santoso, dan maridi. “pengaruh model STM terdahap belajar biologi
siswa kelas X SMA N colomadu. Jurnal bio.pendagogi.vol,4. No. 4, 2018. H.61
52
kemapuan berpikir kreatif peserta didik kurang terlatih. Berbeda dengan proses
Hal ini sejalan dengan pemikiran Yanto Budhi Raharjo, perkembangan optimal
berhubungan erat dengan cara guru mengajar. Pola pembelajaran dan interaksi
self regulation antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Model ini sangat
melainkan juga pada segi sikap sehingga konsep-konsep yang dikuasai dapat
pegetahuan yag tak jarang bersifat abstrak sehingga hal-hal yang dipelajari
peserta didik dapat melekat dengan kuat dan peserta didik tidak hanya belajar
28
Budhi Raharjo, Yanto, “ Pengaruh Model STM Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif
Dan Sikap Ilmiah Siswa “ , Jurnal Pendidikan , Vol. 2, No. 1, 2019, H. 98
29
Anna Poedjiadi,OP.Cit,h.102
53
sadar akan pemikiran sendiri, persentase 81,00% untuk kelas eksperimen dan
76,00% untuk kelas kontrol, sama proses ini peserta didik diharuskan untuk
Persentase nilai 84,20% untuk kelas eksperimen dan 74,00% untuk kels
sebesar 78,00% dan 70,00% untuk kelas kontrol, untuk mencapai indikator ini
tugas.
yang didapat pada kelas ekperimen sebesar 86,00% dan 77,00% pada kelas
kontrol, untuk tercapaiya indikator ini maka pendidik menuntut sikap aktif
peserta didik selama proses pembelajaran dan sensitive jika adanya tugas-
sendiri.31
menukarkan gagasan atau ide maka siswa akan bisa membiasakan dirinya
untuk mendengarkan ide atau pendapat seseorang dan akan lebih menghargai
tiap pemikiran orang lain yang berbeda dengan dirinya, sehingga akan
adalah gaya kognitif, dan peserta didik dituntut untuk aktif dala proses belajar
mementingkan aspek afektif, slah satunya ialah self regulation. Sejalan dengan
yang meliputi sikap positif yang ditunjukkan pada pembelajaran. Ranah aplikasi
dan keterkaitan diantaranya siswa dapat memberikan contoh dan konsep ilmiah
dalam kehidupannya33.
Self regulation yang tinggi adalah bagian sekaligus akar dari karakter
perbuatan dengan suatu hal yang lebih nyata atau rasional, untuk dapat memilih
antara sesuatu yang ada di dalam batin seseorang dengan suatu yang ada di
kreatif.Hal ini memberikan makna bahwa semakin tinggi self regulation yang
Pendidikan. Volume 8 Nomor 1 (2016).H.109
33
Anna Poedjiadi,OP.Cit,h.126
34
Muhammad Ali dkk, Psikologi Remaja PerkembanganPesertaDidik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2017), h.183
56
ada pada diri peserta didik, maka kemapuan berpikir kreatif pada diri pesesrta
dan intelektual peserta didik dalam berpikir logis dan memecahkan sebuah
35
Sri Hapsari, ”Peran Self Regulation Dalam Maningkatkan Kemapuan Berpikir Kreatif
Sebagai Upaya Menyiapkan Generasi Emas 2045”, Jurnal Pedagogika Dan Dinamika Pendidikan.
Vol,5, No. 1 April 2017. H 8
36
Smarabawa, “Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap
Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol.3, No.1, 2019, H. 19
57
memperoleh prinsip ptinsip baru mengenai sains dan teknologi yang nantinya
akan mereka temui dikehidupan kedepannya, peserta didik lebih bebas dalam
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Self Regulation peserta didik kelas VIII
SMP N 1 Sumberejo
BAB V
A. KESIMPULAN
Berpikir Kreatif danSelf Regulation dan peserta didik kelas VIII SMPN 1
Sumberejo
B. SARAN
Regulation Peserta didik Kelas VIII, maka adapun saran yang diberikan
sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
Ayu Mita Adnyani, I Ketut Ardana, I Ketut Adnyana Putra. “Pengaruh Pendekatan
Sainstifik Berbantu Model STM Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa Siswa
Kelas V”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasa., Vol. 1 No.2, 2017.
Budhi Raharjo, Yanto, “ Pengaruh Model STM Terhadap Keterampilan Berpikir
Kreatif Dan Sikap Ilmiah Siswa “ , Jurnal Pendidikan , Vol. 2, No. 1, 2019, H. 98
60
Budhi Yanto. “ Pengaruh Model STM Terhadap Keterampilan Berfikir Kreatif Dan
Sikap Ilmiah Siswa”. Jurnal Pendidikan . Volume 3 Nomor 1 (2016).
Darmiyati Zuchdi. Humanisasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Eva Latifah. Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar Kajian Meta
Analisis Jurnal Psikologi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga
Vol.3,No.1,Juni Tahun, 2018
Frangkel, R dan Wallen,E.,N. How to Design and Evaluate Reseach in Education.
Edition 6. New York : The Mc Graw Hill Companies,2017
Hasanah, Evi “ Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Peningkatan
Berfikir Kreatif Peserta Didik. Jurnal Teknologi Pendidikan Pembelajaran.
Volume 4 Nomor 1 (2019).
Jensen Eric, BRAIN BASED LEARNING Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak
Cara Baru Dalam Pengajaran Dan Pelatihan. Jogyakarta : Pustaka Pelajar,
2019
Kurnia Eka. “Implementasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kreatif Serta Motivasi Belajar Siswa SMP “. Jurnal pendidikan Unsika.
Volume 2 Nomor 1 (2017).
Lee, T . Shen,P . D, Applying web-enabled problem based learning and self
regulated learning to enhance computing skills of taiwan’s vocational student:
a quasi-experimental study of a short-term module . Electronik Journal of e-
learning Vol.2 No.2, 2007
Martono Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2015
Muhammad Ali dkk, Psikologi Remaja PerkembanganPesertaDidik . Jakarta:
Bumi Aksara, 2017
Mujahir & Rohaeti, Perbedaan Penerapan Pembelajaran STS Dan CTL Terhadap Prestasi
Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, Vol.3, No. 2, 2017, H. 143
61
N.W Heni Desianti, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Dengan Setting Sains
Teknoogi Masyarakat Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP”, Jurnal Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan, Vol 5, No. 2, Tahun 2017 . H, 10
Tatang Yuli Eko Siswono “Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam
Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model
Wallas dan Creative Problem Solving (CPS)”, Jurnal, vol.1,no.3,2016
62