Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDI MAULINA

NIM : A031181329
MATA KULIAH : MANAJEMEN PAJAK

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)


MATERI 2 – Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap atau objeknya merupakan setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan. Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983. Kemudian
mengalami perubahan berturut-turut, dari mulai UU Nomor 7 Tahun 1991, UU Nomor 10 Tahun 1994, UU Nomor 17
Tahun 2000, dan terakhir UU Nomor 36 Tahun 2008.

Penghasilan yang dimaksudkan dalam UU PPh tidak ditentukan sumbernya, tetapi pada adanya tambahan
kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak merupakan standar terbaik
mengenai kemampuan Wajib Pajak untuk ikut memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan
pembangunan. Karena Undang-undang PPh menganut pengertian penghasilan yang luas maka semua jenis
penghasilan yang diterima dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak.
Dengan demikian, apabila dalam satu Tahun Pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian
tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (Kompensasi Horisontal), kecuali kerugian yang diderita di
luar negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final atau
dikecualikan dari Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang
dikenakan tarif umum.

Objek PPh dalam UU PPh dirincikan sebagai berikut :


1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang industri, atau imbalan dalam
bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
17. Penghasilan dari usaha berbasis industry
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : MANAJEMEN PAJAK

18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan
umum dan tata cara perpajakan
19. Surplus Bank Indonesia

Subjek PPh adalah orang atau pihak yang bertanggungjawab atas pajak penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam tahun pajak maupun bagian tahun pajak. Subjek pajak penghasilan artinya orang yang harus
membayar pajak penghasilan yang disebut sebagai Wajib Pajak (WP). Sebagai WP harus mendaftarkan diri terlebih
dahulu ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dilakukan di
KPP sesuai dengan wilayah domisili yang bersangkutan.

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Subjek PPh meliputi :


1. Orang Pribadi, orang yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun di luar Indonesia.
2. Warisan yang belum terbagi, warisan yang di tinggalkan oleh subjek pajak dalam negeri ini mengikuti
status pewaris. Katika warisan yang di tinggalkan oleh pewaris tersebut belum dibagikan kepada ahli
waris, bisa saja memberikan penghasilan meski pewaris tersebut telah meninggal.
3. Badan, orang dan/atau modal sebagai satu kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak
melakukan usaha, berupa perseroan terbatas (PT), perseroan komanditer (CV), perseroan lainnya, firma,
kongsi, koperasi, dan lainnya.
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT), bentuk usaha yang dipergunakan oleh subjek pajak luar negeri, baik orang
pribadi maupun badan, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

Pajak penghasilan terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan objek dan subjek yang dikenakan PPh.
Berikut ini adalah jenis-jenis PPh :
1. PPh Pasal 21, pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
2. PPh Pasal 22, pajak penghasilan yang dikenakan kepada badan-badan usaha tertentu, baik milik
pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor dan re-impor.
3. PPh Pasal 23, pajak penghasilan yang dikenakan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
4. PPh Pasal 4 ayat (2) atau PPh Final, pajak penghasilan yang dikenakan atas beberapa jenis
penghasilan yang didapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final serta tidak dapat dikreditkan
dengan pajak penghasilan terutang.
5. PPh Final PP 23/2018, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu.
6. PPh Pasal 15, pajak penghasilan yang dikenakan atau dipungut dari wajib pajak yang bergerak pada
industri-industri tertentu yang ditetapkan dalam UU PPh.
7. PPh Pasal 19, perusahaan dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan
perpajakan, dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak
terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.
8. PPh Pasal 24, pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri, di mana pembayaran pajaknya bisa dikreditkan.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : MANAJEMEN PAJAK

9. PPh Pasal 25, pajak yang dibayar secara angsuran setiap bulannya dalam tahun pajak berjalan dengan
tujuan untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam
waktu satu tahun.
10. PPh Pasal 26, pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri
dari Indonesia selain BUT dari pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, dan
perwakilan perusahaan luar negeri.
11. PPh Pasal 29, pajak penghasilan atau PPh Kurang Bayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh,
yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh
(jenis PPh Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan PPh Pasal 25.
12. PPh Pasal 21/26, pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai