Anda di halaman 1dari 57

4 5

PENGANTAR

REDAKSI
PENGARAH
Inspektur Jenderal
redaksi
PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Inspektorat Jenderal

PEMIMPIN REDAKSI Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


M. Arief Priana, S.Hut, M.Si

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI 8 (delapan) dari total 36 artikel menutup lembar penerbitan Buletin
Marjoko, S.Sos, M.Hum Pengawasan tahun 2019. Tercatat 25 nama penulis dari seluruh
SEKRETARIS REDAKSI artikel yang naik cetak tersebut dengan gambaran berdasarkan jenis
Hendro Priyono, S.AP, M.SE,M.A kelamin & komposisi jumlah penulis per judul sbb.
PENYUNTING / EDITOR
Desi Intan Anggraheni, S.Hut, M.Ak
Uli Arriyani, S.Hut, M.Si
Widya Hastuti, S.Hut, M.SE
Drs. Otto Bawer Sembiring, MM 24 orang 1 orang
Indra Febriana, S.Hut

STAF REDAKSI
Salwa Amira, S.Hut
Dianti Marliana Rahayu, SE
Yuniva Nur Laela. A.Md
Agus Triono, A.Md
DESAIN GRAFIS
Didik Triwibowo, S.Kom 12 judul 24 judul
Yogi Nurwana, S.Hut

FOTOGRAFER
Tohap Pasaribu, S.AP
Mulai Januari 2020 - seiring merangkaknya
usia buletin ini di angka 15 - semoga pekik
ISSN
1907-4891 semangat dalam bekerja dan berkreasi
SK Kepala Pusat senantiasa menyertai kita semua.
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI
No. 0004.381/JI.3.02/SK.ISSN/2006
tanggal 11 Mei 2006 Oke guys, happy reading....

Salam,

Pendapat / pandangan dalam artikel buletin ini


bukan merupakan representasi kebijakan M. ARIEF PRIANA
Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

6 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019


ISI
PENGAWASAN BULETIN
ISSN 1907-4891

BULETIN PENGAWASAN
10-15
Trusted Advisors (Atribut

78-84
Tiga Lini Pertahanan untuk Utama untuk menjadi Auditor
Manajemen Risiko yang Efektif Internal yang Hebat)
-Implementasinya pada BRG -
A. Triko Iriandi Ardyanto Nugroho

50-65
Bukan Hanya Sekadar Anomali Rasa
yang Pernah Ada DILAN (Digital, Melayani)
Joko Yunianto & A. A. Latief

16-21
Dwianto C. Subandrio

Merubah Kontrak Tidak


Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Joko Yunianto & Dwi Yuli Widyatmoko

68-73
22-31
Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini
Atas Laporan Keuangan
Dwianto C. Subandrio

78-89
Mengenal One Map Policy
(Kebijakan Satu Peta)

SimPAK - JFA Karno Sasmita


- dari hardcopy menuju less paper -

32-37
Hendro Priyono

SUPLEMEN :
90 Tajuk Pohon ISI
8 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 9
The Three Lines of Defense Model

Dalam the three lines of defense model (tiga lini pertahanan), dibedakan fungsi dari ketiga lini yang
berada dalam model ini dalam mengelola risiko yaitu :

TIGA LINI PERTAHANAN 1. Lini pertama : berfungsi sebagai pemilik dan pengelola risiko,
UNTUK 2. Lini kedua : mengawasi risiko,
MANAJEMEN RISIKO YANG EFEKTIF 3. Lini ketiga : menyajikan penjaminan secara independen dan obyektif.

- IMPLEMENTASINYA PADA BADAN RESTORASI GAMBUT - Satker sebagai pemilik risiko sekaligus pengelola risiko adalah lini pertahanan pertama. Dalam
organisasi BRG, para Deputi dan Sekretaris Badan bersama para Kapokja dan jajarannya berada
pada posisi ini. Kelompok Kerja Pengawasan Internal berada pada posisi lini pertahanan kedua
yang bekerja untuk memastikan bahwa pengendalian risiko yang telah dirancang dan dijalankan
oleh Satker telah berjalan dengan baik. Adapun Itjen KLHK yang bekerja dengan independen
dan objektif, berperan sebagai lini pertahanan ketiga. Masing-masing posisi tersebut memainkan
PENULIS : peran yang berbeda dalam kerangka pengendalian.
A. Triko Iriandi (Kepala Pengawasan Internal BRG)
Sedangkan Kepala BRG diinterpretasikan sebagai Senior Management dan Direktur Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) sebagai Governing Body. Senior
Management dan Governing Body bekerja sama dan bertanggung jawab dalam menentukan tujuan
organisasi dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, tugasnya membangun struktur
tata kelola dan mengelola risiko dalam mencapai tujuan.

P
ada tahun 2013, The Institute of Internal Auditors (IIA) menerbitkan sebuah
position paper: The Three Lines of Defense in Effective Risk Management And Control
yaitu terkait pengelolaan risiko dalam sebuah organisasi dengan pola tiga lini
pertahanan untuk manajemen rIsiko yang efektif. IIA sangat merekomendasikan agar
diimplementasikan pada setiap organisasi. Pada tulisan ini, akan mencoba menyoal
implementasinya dalam organisasi Badan Restorasi Gambut sebagai satker KLHK.

Tantangannya adalah bukan hanya menentukan risiko dan pengendalian saja, tetapi juga
menentukan pihak-pihak mana yang berperan dalam mengendalikan risiko tersebut.
Selain itu, apakah masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dan
dapat saling berkoordinasi dengan efektif dan efisien sehingga ‘gaps’ dalam pengendalian
dapat diantisipasi.

Tanpa kekompakan dan kerjasama yang baik, pengendalian risiko dan kontrol tidak dapat
digunakan dengan efektif serta risiko signifikan tidak dapat teridentifikasi dan dikelola
dengan baik. The three lines of defense menyajikan cara yang efektif dan sederhana
untuk meningkatkan komunikasi pada pengelolaan risiko dan pengendalian dengan
memperjelas peran dan tugas utama masing-masing pihak.

10 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Tiga Lini Pertahanan untuk Manajemen Risiko yang Efektif - Implementasi pada BRG (A. Triko Iriandi) 11
Lini Pertahanan Kedua : Fungsi Kepatuhan dan 4. Membantu manajemen dalam membangun
Pengawasan Risiko proses dan kendali untuk mengelola risiko

Lini kedua berperan dalam kepatuhan dan 5. Menyediakan panduan/petunjuk teknis dan
mengevaluasi pengelolaan risiko. Fungsi pelatihan proses pengelolaan risiko
lini kedua dalam hal ini Kelompok Kerja
Pengawasan Internal BRG adalah : 6. Memfasilitasi dan memonitor implementasi
dari praktik pengelolaan risiko yang efektif
1. Fungsi evaluasi, yaitu mengevaluasi oleh manajemen operasional.
pengelolaan risiko dan memfasilitasi serta
memonitor implementasi pengelolaan risiko 7. Memonitor tingkat efektifitas pengendalian
yang efektif yang dilaksanakan oleh lini internal, akurasi dan penyelesaian laporan,
pertama. Selain itu, lini kedua membantu kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
lini pertama yaitu pemilik risiko dalam
menentukan tingkat risiko dan menyatakan Lini Pertahanan Ketiga : Internal Auditor
risiko signifikan kepada organsiasi.
Internal Auditor dalam hal ini Inspektorat
2. Fungsi kepatuhan, yaitu memonitor Jenderal KLHK menyajikan kepada Senior
berbagai risiko ketidakpatuhan terhadap Management dan Governing Body sebuah
hukum dan peraturan. Dalam kapasitasnya, keyakinan yang memadai berdasarkan
selanjutnya menyampaikan laporan independensi dan obyektifitas dalam
kepatuhan kepada Senior Management. melaksanakan tugasnya terutama terhadap
efektifitas tata kelola, pengelolaan risiko dan
3. Fungsi kendali, yaitu memonitor risiko pengendalian internal.
Lini Pertahanan Pertama : Manajemen Operasional
keuangan dan permasalahan laporan
keuangan. Ruang lingkup lini pertahanan ketiga meliputi :
Lini pertama sebagai Manajemen Operasional yang memiliki dan mengelola risiko, bertanggung
jawab dalam melaksanakan tindakan perbaikan untuk menangani proses dan pengendalian 1. Efektifitas dan efisiensi kegiatan,
yang kurang sempurna. Manajemen operasional juga bertanggung jawab dalam menjaga Organisasi membentuk lini pertahanan kedua
untuk memastikan lini pertahanan pertama pengamanan aset, keandalan laporan,
pengendalian internal yang efektif dan melaksanakan prosedur untuk menghilangkan risiko kepatuhan terhadap peraturan dan hukum.
dalam kesehariannya. Selain itu, mengidentifikasi, menilai, mengendalikan dan memitigasi risiko, bekerja dan memainkan perannya sesuai
menjaga implementasi kebijakan internal dan prosedur serta memastikan bahwa aktifitas berjalan tujuan organisasi. Tanggung jawab Kelompok
2. Menilai seluruh unsur pengendalian risiko
konsisten sesuai dengan tujuan organisasi. Kerja Pengawasan Internal BRG sebagai lini
dan kerangka pengendalian internal,
pertahanan kedua adalah :
diantaranya lingkungan pengendalian,
Siapa lini pertahanan pertama di BRG? Para Deputi dan Sekretaris BRG serta para Kepala identifikasi risiko, pengendalian risiko,
Kelompok Kerja adalah lini pertahanan pertama yang bertanggung jawab mengelola risiko 1. Mendukung kebijakan organisasi,
memperjelas peran dan tunggung jawab, informasi dan komunikasi dan monitoring.
sekaligus pemilikn risiko. Pada prakteknya, manajemen operasional dibantu oleh Satgas SPIP
dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko. Sinergi Satgas SPIP dan para Kapokja dengan dan menentukan tujuan untuk dapat
3. Pengawasan terhadap seluruh entitas
supervisi dari Sekretaris BRG dan para Deputi, adalah kunci keberhasilan lini pertahanan pertama diimplementasikan.
termasuk fungsi pendukungnya.
dalam mengelola risiko.
2. Menyajikan kerangka pengelolaan risiko.
Membangun internal audit yang profesional
3. Mengidentifikasi isu-isu yang muncul. seharusnya sudah menjadi kebutuhan setiap
organisasi, termasuk organisasi yang kecil
karena bisa jadi organisasi yang kecil memiliki
masalah yang jauh lebih besar dan kompleks.

12 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Tiga Lini Pertahanan untuk Manajemen Risiko yang Efektif - Implementasi pada BRG (A. Triko Iriandi) 13
External Auditors, Regulators, dan Badan Eksternal lainnya Kesimpulan

Eksternal Auditors, Regulators dan Badan Eksternal lainnya berada di luar struktur organisasi, Keberadaan Pokja Pengawasan Internal pada BRG adalah sebuah kondisi yang ideal menurut
namun mereka memiliki peran penting dalam organisasi terkait tata kelola dan kontrol. Ketika the three lines of defense model. Keberadaannya sebagai lini pertahanan kedua untuk mengawasi
badan eksternal tersebut berjalan efektif, maka mereka akan berperan sebagai lini pertahanan pengelolaan risiko yang dilakukan oleh lini pertahanan pertama berjalan secara efektif.
tambahan, memberikan kegiatan assurance kepada organisasi termasuk kepada Governing Body Membangun komunikasi yang harmonis dan intensif antar lini, terutama komunikasi dengan lini
dan Senior Management. pertahanan ketiga yaitu Itjen KLHK. Komunikasi dan batas kewenangan yang jelas adalah kunci
utama dari efektifnya pengelolaan risiko menurut model pengelolaan risiko ini.
Koordinasi antar lini pertahanan
Kelemahan dari Pokja Pengawasan Internal BRG sebagai lini pertahanan kedua adalah belum
Pengelolaan risiko biasanya akan lebih kuat dan efektif bila ketiga lini pertahanan tersebut bekerja didukung dengan SDM yang memiliki kualifikasi Auditor yang mampu menjadi mitra strategis bagi
dengan efektif dan jelas peran serta tanggung jawabnya. lini pertahanan pertama. Mungkin ada baiknya jika Itjen KLHK ‘meminjamkan’ Auditornya agar
membantu lini pertahanan kedua untuk menjamin efektivitas pengendalian risiko di BRG.
Lini pertahanan pertama Lini pertahanan kedua Lini pertahanan ketiga
Rujukan:
Pemilik risiko Pengendali risiko dan kepatuhan Risk Assurance
manajemen dalam hal ini • Independensi terbatas • Internal Audit The Institute of Internal Auditors (2013).  Position Paper : The Three Lines of Defense in Effective Risk
Deputi dan jajarannya Management and Control.
• Laporan ditujukan kepada • Independensi yang lebih
manajemen besar

• Laporan kepada Governing


Body

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam praktik pengelolaan risiko menurut model the three
lines of defense adalah :

1. Risiko dan pengendalian harus jelas dan terstruktur.

2. Setiap lini pertahanan harus didukung dengan kebijakan dan peran yang jelas dan memadai.

3. Harus ada koordinasi yang terjalin erat antara ketiga lini pertahanan agar diperoleh
pengelolaan risiko yang efektif dan maksimal.

4. Setiap lini pertahanan harus membagikan informasi kepada sesamanya, agar mereka bisa
saling menjalankan perannya dengan efisien.

5. Tidak boleh menggabungkan lini pertahanan jika hal tersebut akan menghilangkan
efektifitasnya.

14 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Tiga Lini Pertahanan untuk Manajemen Risiko yang Efektif - Implementasi pada BRG (A. Triko Iriandi) 15
Alkisah pada waktu itu tanggal 25 September optimal. Terhadap hal tersebut perlu dilakukan

BUKAN SEKADAR ANOMALI RASA 2019, beredar cuitan di media sosial dengan
hashtag #STMMelawan, para anak sekolah
tersebut tak mau ketinggalan dengan kakaknya
langkah-langkah antisipasi penyelesaian
kegiatan penanaman akhir tahun 2019. Dari
sudut pandang pengendalian internal, terdapat
YANG PERNAH ADA turut meramaikan unjuk rasa di depan
gedung DPR yang notabene lokasi unjuk rasa
risiko signifikan yang perlu diperhatikan dalam
penyelesaian kegiatan penanaman pada akhir
bertetanggaan dengan Gedung Manggala tahun 2019 adalah adanya potensi kemarau
Wanabakti. Situasi yang berkembang semakin panjang dan/atau anomali perubahan cuaca
“panas” atau cenderung mengarah ke keadaan pada periode Oktober – Desember 2019 dan
force majeur. Pada saat yang bersamaan di Januari – Maret 2020 yang mengakibatkan
ruang rapat Inspektorat Jenderal Kementerian perubahan tata waktu penanaman melewati
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun anggaran 2019. Ada dua hal pokok yang
dilakukan pembahasan oleh beberapa auditor, perlu menjadi perhatian untuk memitigasi
adapun materi yang dibahas adalah terkait risiko terhadap kegagalan penanaman yaitu
dengan mengantisipasi langkah-langkah akhir prosedur pengendalian terhadap pelaksanaan
tahun anggaran kegiatan Rehabilitasi Hutan kontrak dan prosedur pengendalian terhadap
dan Lahan (RHL) Tahun 2019, terutama adanya pertanggungjawaban keuangan.
anomali cuaca apakah dapat dimasukkan
sebagai force majeur. Di dalam tulisan berikut Pengendalian Kontrak
ini akan mencoba mensarikan potensi
permasalahan yang dihadapi menjelang Hal yang mendasar untuk diuraikan lebih lanjut
akhir tahun anggaran dari aspek prosedur tentang kontrak RHL adanya kemungkinan
Pengadaan Barang/Jasa dan prosedur penanaman RHL melewati tahun anggaran
pertanggungjawaban keuangan serta solusi 2019. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk
alternatif penyelesaiannya. P0 sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan
kontrak, batas waktu pelaksanaan adalah
Pendahuluan tanggal 31 Desember 2019. Diskusi yang
berkembang adalah apakah kondisi tersebut
Sebagaimana kita ketahui bahwa pelaksanaan termasuk dalam klausul adendum/perubahan
kegiatan RHL tahun 2019 menjadi salah satu kontrak atau pemberian kesempatan,
program prioritas nasional yang menjadi dikarenakan banyak pihak yang sering keliru
tanggung jawab Kementerian LHK c.q. memahami antara adendum/perubahan
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah kontrak dan pemberian kesempatan.
PENULIS : Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Ditjen
PDASHL), dengan target nasional yang Point pertama yang perlu dijelaskan adalah
Joko Yunianto Ahmad Arwani Latief telah ditetapkan adalah rehabilitasi seluas adendum/perubahan kontrak. Adendum
Auditor Madya pada Inspektorat Wilayah II Auditor Muda pada Inspektorat Wilayah I 207.000 Ha. Kegiatan RHL ini merupakan kontrak adalah perubahan suatu kontrak atau
kontrak tahun jamak dengan tahapan pada perjanjian dengan penambahan klausula/
tahun pertama merupakan penanaman atau pasal yang dibuat secara tertulis yang secara
dikenal dengan istilah P0, dilanjutkan dengan fisik terpisah dari perjanjian pokoknya namun
pemeliharaan pada tahun pertama (P1) secara hukum melekat pada perjanjian
dan pemeliharaan tahun kedua (P2). Tahun pokoknya. Perubahan kontrak disebabkan
2019 ini merupakan kegiatan penanaman adanya dua hal utama yaitu perubahan kondisi
sebagai dasar utama untuk keberlangsungan lapangan dan keadaan kahar. Perubahan
kegiatan pemeliharaan dua tahun ke depan. Kontrak karena perbedaan kondisi lapangan
Kegiatan penanaman saat ini telah memasuki pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/
akhir tahun anggaran 2019, namun capaian atau spesifikasi teknis/KAK dalam dokumen
pelaksanaan kegiatan penanaman belum kontrak diberlakukan untuk Kontrak Lumsum,

Bukan Sekadar Anomali Rasa Yang Pernah Ada (Joko Yunianto & A. Arwani Latief) 17
Kontrak Harga Satuan, Kontrak Gabungan dari regulasi pembayaran APBN (Kementerian
Lumsum dan Harga Satuan, dan Kontrak Keuangan) hal tersebut tidak memungkinkan
Terima Jadi (Turnkey). Pejabat Penandatangan apabila sisa anggaran P0 (untuk penyelesaian
Kontrak bersama Penyedia dapat melakukan Kontrak) dilimpahkan (on top) ke tahun
perubahan kontrak, yang meliputi: menambah anggaran berikutnya (P1).
atau mengurangi volume yang tercantum dalam
Kontrak; menambah dan/atau mengurangi
Ketentuan mengenai adendum perpanjangan
jenis kegiatan; mengubah spesifikasi teknis
sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau waktu kontrak diatur secara khusus di dalam
mengubah jadwal pelaksanaan. Sedangkan dokumen pengadaan dan disepakati oleh
yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah kedua belah pihak di awal penandatanganan
suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak kontrak terutama di Syarat-Syarat Umum
para pihak dalam Kontrak dan tidak dapat Kontrak (SSUK). Kondisi seperti apa yang akan
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban disepakati oleh kedua pihak dituangkan dalam
yang ditentukan dalam Kontrak menjadi dokumen dan menjadi satu kesatuan yang tidak
tidak dapat dipenuhi. Contoh keadaan kahar terpisahkan.
dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa tidak
terbatas pada: bencana alam, bencana non Point penting kedua adalah pemberian
alam, bencana sosial, pemogokan, kebakaran, kesempatan. Hal tersebut ditempuh apabila
kondisi cuaca ekstrim, dan gangguan industri dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan
lainnya. Kegagalan salah satu pihak memenuhi pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak maka yang perlu diulas lebih lanjut adalah dilanjutkan ke Tahun Anggaran berikutnya,
kewajiban yang disebutkan dalam Kontrak berakhir, namun Pejabat Penandatangan prosedur pengendalian pembayaran RHL dari PPK melakukan Perubahan Kontrak dengan
bukan merupakan cidera janji/wanprestasi jika Kontrak menilai bahwa Penyedia mampu aspek pengelolaan keuangan. Sebagaimana mencantumkan sumber dana untuk membiayai
disebabkan oleh karena keadaan kahar. menyelesaikan pekerjaan. Terhadap hal kita ketahui bahwa siklus pertanggungjawaban penyelesaian sisa pekerjaan yang akan
tersebut Pejabat Penandatangan Kontrak keuangan berakhir tanggal 31 Desember dilanjutkan ke Tahun Anggaran berikutnya dari
Dalam konteks pekerjaan penanaman memberikan kesempatan Penyedia untuk 2019 sesuai dengan output fisiknya. Dalam DIPA Tahun Anggaran berikutnya.
RHL tahun 2019, tingginya kemungkinan menyelesaikan pekerjaan dengan pengenaan hal pekerjaan tidak terselesaikan sampai
pelaksanaan penanaman (P0) akibat adanya sanksi denda keterlambatan. Pemberian dengan akhir Tahun Anggaran, penyelesaian Penutup
anomali cuaca (musim kemarau yang kesempatan kepada Penyedia untuk sisa pekerjaan dapat dilanjutkan ke Tahun
berkepanjangan) dan hal tersebut berada menyelesaikan pekerjaan dituangkan dalam Anggaran berikutnya. Sisa nilai pekerjaan yang Manajemen risiko berskala nasional untuk
di luar kendali para pihak (pelaku PBJ, adendum kontrak yang di dalamnya mengatur tidak terselesaikan sampai dengan akhir Tahun mengantisipasi risiko kegagalan penanaman
yakni Pejabat Penandatangan Kontrak dan pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Anggaran tidak dapat diluncurkan ke Tahun RHL tahun 2019 mutlak diperlukan, dengan
Penyedia) pada paket pekerjaan RHL, maka Penyedia dan perpanjangan masa berlaku Anggaran berikutnya. menempuh langkah-langkah pengendalian
adendum kontrak berupa perubahan jadwal Jaminan Pelaksanaan (apabila ada). Pemberian sebagai berikut.
pelaksanaan dalam hal terjadi perpanjangan kesempatan kepada Penyedia menyelesaikan Sisa nilai pekerjaan yang tidak dapat
waktu dengan argumentasi keadaan kahar pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari diluncurkan tidak dapat ditambahkan (on a. Perpanjangan pelaksanaan kontrak
akan menjadi pertimbangan yang layak dan kalender, sejak masa berakhirnya pelaksanaan top) ke dalam anggaran Tahun Anggaran penanaman RHL tahun 2019 tidak
wajar. Sehingga, dua penyebab utama yakni pekerjaan. Pemberian kesempatan kepada berikutnya sehingga diperlukan penelitian
Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dapat termasuk dalam pemberian kesempatan,
perubahan kondisi lapangan dan keadaan kahar KPA terhadap pembayaran atas penyelesaian
melampaui Tahun Anggaran. sisa pekerjaan dimaksud dapat dilakukan dikarenakan keterlambatan penyelesaian
berkelindan sebagai argumentasi yang solid
pada tahun anggaran berikutnya dengan pekerjaaan bukan akibat dari kesalahan
dalam melaksanakan adendum/perubahan
kontrak pekerjaan RHL tahun 2019. Ditinjau menggunakan dana yang diperkirakan dapat penyedia, sehingga tidak termasuk cidera
Pengendalian Pembayaran
dari regulasi pengadaan barang/jasa (LKPP), dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran janji/wanprestasi.
perpanjangan waktu untuk penyelesaian Setelah dikupas tuntas terkait prosedur berikutnya melalui revisi anggaran. Dalam
Kontrak dapat melewati Tahun Anggaran, tetapi pengendalian kontrak RHL dari aspek PBJ, rangka menyelesaikan sisa pekerjaan yang

18 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Bukan Sekadar Anomali Rasa Yang Pernah Ada (Joko Yunianto & A. Arwani Latief) 19
b. Dalam adendum kontrak dengan diberikan oleh Dirjen PDASHL a.n.
pertimbangan karena keadaan kahar maka Menteri LHK ditetapkan. Penetapan
mutlak diperlukan justifikasi data dan fakta perubahan komposisi pendanaan
lapangan terkait keadaan kahar berupa antar tahun dalam periode Kontrak
salinan pernyataan resmi dan tertulis dari Tahun Jamak oleh Dirjen PDASHL a.n.
pejabat berwenang perihal penetapan Menteri LHK digunakan sebagai bahan
cuaca ekstrim. revisi anggaran.

c. Sebagai bentuk konkrit Inspektorat Sebagai ilustrasi :


Jenderal KLHK selaku APIP dalam
melakukan consulting activities, ada dua a) Pekerjaan fisik RHL adalah
solusi alternatif yang diberikan kepada pekerjaan jasa lainnya yang
pengguna jasa konsultansi dalam hal ini dilakukan dengan kontrak tahun
Ditjen PDASHL untuk menempuh prosedur jamak (selama 3 tahun anggaran),
sebagai berikut. yaitu P0, P1, dan P2.

1) Pekerjaan di akhir tahun anggaran b) Kegiatan P0 dengan nilai fisik


tetap dibayarkan 100% meskipun dan anggaran sebesar 100%; P1
pekerjaan belum 100%, dengan catatan dengan nilai fisik dan anggaran
penyedia menyerahkan jaminan sebesar 100%; P2 dengan nilai
pembayaran senilai kekurangan fisik dan anggaran sebesar 100%.
Daftar Pustaka
progress pekerjaan, namun hal ini perlu (Masing-masing tahun anggaran
mendapatkan fatwa resmi dan tertulis telah ditetapkan persentase .........., Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaaan Anggaran
dari Kementerian Keuangan. pekerjaan sebesar 100% yang Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir
sejalan dengan nilai anggarannya). Tahun Anggaran Jo. PMK 243 Tahun 2015)
2) Dari sudut pandang kontrak RHL
merupakan kontrak tahun jamak maka c) Dengan asumsi (secara simulasi) .........., Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2018 tentang Persetujuan Kontrak Tahun
Dirjen PDASHL a.n. Menteri LHK pada P0 pekerjaan fisik dan Jamak oleh Menteri Keuangan.
dapat melakukan perubahan komposisi anggaran s.d. 31 Desember
2019 terrealisasi sebesar 75% .........., Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2019 tentang Pedoman Pelaksanaan
pendanaan antar tahun pada Kontrak Penerimaan dan Pengeluaran Negara Pada Akhir Tahun Anggaran 2019
Tahun Jamak yang telah disetujui oleh (berdasarkan hasil penilaian
Menteri LHK. Perubahan komposisi konsultan pengawas dan penilai), ..........,Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/
pendanaan yang telah ditetapkan maka sisa fisik dan anggaran Jasa Pemerintah
oleh Dirjen PDASHL a.n. Menteri sebesar 25% dari P0 tersebut
LHK disampaikan secara tertulis dialihkan komposisi pendanaannya
oleh Menteri LHK kepada Menteri ke P1, sehingga target fisik dan
Keuangan c.q. Direktur Jenderal anggaran P1 menjadi 100% P1 +
Anggaran paling lambat 1 (satu) 25% P0.
bulan setelah penetapan perubahan
komposisi pendanaan antar tahun
dalam periode Kontrak Tahun Jamak

20 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Bukan Sekadar Anomali Rasa Yang Pernah Ada (Joko Yunianto & A. Arwani Latief) 21
RISIKO KEMENTERIAN Risiko yang Dipersepsikan pelaksanaan APBN telah dikelola sesuai Sistem
Akuntansi Pemerintah, semua transaksi telah
BUKAN HANYA Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi
yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
terjelaskan secara memadai (disclosure), dan
penggunaan anggaran telah sesuai peraturan-
OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN ! sedang berlangsung atau kejadian yang akan
datang.
perundangan. Namun, opini WTP tidak
menggambarkan apakah kinerja kementerian
dianggap telah memuaskan. Faktanya,
Sebagai suatu organisasi, sebuah kementerian perhatian Presiden tidak hanya terhadap
memiliki tujuan-tujuan organisasi sehingga opini atas LK KLHK. Saat menghadiri acara
kementerian tersebut menerapkan pengelolaan Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia
risikonya. Tujuan kementerian antara lain Tahun 2017 di Kabupanten Gunungkidul,
efesiensi anggaran dan efektifitas anggaran, Yogyakarta, Presiden menyampaikan sindiran
mencapai target-target yang dicanangkan “... Bertahun-tahun anggaran habis. Kalau saya
Presiden, melayani masyarakat secara lebih tanya pohonnya ada di mana? Mana yang
baik, dan sebagainya. sudah hijau?” ucap Presiden. Jadi, anggaran
yang habis, dan opini WTP bisa tidak terkait
Apa risiko sebuah kementerian? Jawabannya
dengan nilai kinerja.
tergantung pada orang yang ditanyai.
Persepsi Masyarakat Awam terhadap KLHK
Jika kita tanya warga kementerian itu
PENULIS :
sendiri, mungkin dijawab bahwa risiko Misalnya untuk urusan yang dikelola oleh
Dwianto C. Subandrio kementeriannya adalah Laporan Keuangan
Auditor Utama pada Itjen KLHK KLHK. Jika kita tanya orang selain ASN KLHK,
(LK) Tahunan Kementerian dinilai jelek oleh maka jawaban mereka bisa jadi sebagai berikut.
BPK-RI. Mengapa dijawab demikian? Mungkin
karena ASN kementerian itu takut kalau-kalau  Kinerja KLHK buruk jika polusi udara
tunjangan kinerja mereka jadi hilang atau tinggi, terutama di perkotaan dan saat
diturunkan nilainya setelah ada opini BPK-RI ada kebakaran lahan. Catatan: masyarakat
yang buruk. Penulis menilai jawaban seperti awam tidak perlu tahu tentang pembagian
itu adalah jawaban ASN yang melihat ke dalam urusan lingkungan hidup antara pemerintah
(inward looking), melihat ke dirinya sendiri. Pusat dan pemerintah Daerah.

Tulisan ini terkait dengan penyelenggaraan sistem pengendalian internal pemerintah Tapi jika pertanyaan itu ditujukan kepada  Kinerja KLHK buruk jika banyak tumpukan
(SPIP), khususnya tentang unsur kedua yaitu penetapan risiko. Menetapkan risiko dalam Presiden yang membentuk kabinet, atau sampah di mana-mana, termasuk sampah
penyelenggaraan SPIP menjadi tahap yang penting (kritis) karena sekali kita keliru dalam ditujukan kepada masyarakat umum, plastik di laut dan di sungai-sungai.
menetapkannya, maka kegiatan-kegiatan pengendalian yang dilakukan selanjutnya menjadi jawabannya bisa jadi sangat berbeda.
 Kinerja KLHK buruk jika masih banyak
keliru. Jika satker salah menetapkan risiko yang akan dikendalikan, maka akan banyak Presiden atau masyarakat biasa pasti tanah gundul.
sumber-sumber daya yang mubazir karena ‘kesibukan’ kita tidak menghasilkan manfaat memaknasi bahwa opini terhadap LK yang
apa pun. Benarkah risiko kementerian hanya terkait opini BPK-RI atas Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah  Kinerja KLHK buruk jika orang butuh kayu,
kementerian? Tulisan ini berkenaan dengan hal yang sangat mendasar, yaitu tentang capaian yang bagus dari sebuah kementerian. tapi sulit mendapatkannya.
pertanyaan ‘Mengapa kementerianku ini ada?’
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  Bagi calon investor, KLHK buruk jika orang
(KLHK) memperoleh opini WTP. Namun, mengurus ijin berbelit prosesnya dan
opini WTP hanya menggambarkan bahwa waktu penyelesaian perijinan tidak bisa
diprediksi.

22 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini Atas Laporan Keuangan (Dwianto C. Subandrio) 23
 Bagi pelaku industri, kinerja KLHK buruk Sebab, persepsi Presiden mestinya terwujud Tabel 1. Risiko Menteri LHK (Sebagai Ilustrasi)
jika tidak mampu memenuhi pasokan pulp dalam tuntutannya saat beliau mengadakan
bagi industri dalam negeri dan harganya Kementerian LHK dalam kabinetnya. Jika Tuntutan Presiden dan Sasaran Strategis Risiko bagi Menteri LHK
bersaing dari produk impor. tidak ada tuntutan Pre-siden, ngapain beliau Menteri
membuatnya. Tuntutan Presiden dapat Agar mutu udara dan air selalu bersih  Mutu udara dan air di bawah ambang batas
 Bagi para konservasionis, kinerja KLHK dilihat dari rancangan RPJMN 2020-2024, bagi kesehatan;
buruk jika tidak mampu menjaga khususnya dalam misinya yang tersebut dalam (sesuai misi Presiden)
keberagaman plasma nutfah. nomor 4, yaitu ‘Mencapai lingkungan hidup  Tidak tertanganinya kebakaran hutan dan
yang berkelanjutan’. lahan.
 Bagi para milenial, kinerja KLHK buruk jika
Agar sampah terurus dan sedapat mungkin jadi  Sampah menjadi pencemar lingkung-an
mau berwisata alam pun sulit dan obyek- Tuntutan Presiden itu kemudian oleh Menteri potensi ekonomi hidup;
obyeknya tidak menarik. LHK dijabarkan dalam sasaran strategis, yaitu:
(sesuai misi Presiden)  Sampah belum jadi barang ekonomi
Dan opini-opini masyarakat yang lainnya. 1. Terwujudnya lingkungan hidup dan hutan
Namun yang pasti, masyarakat awam tidak yang berkualitas serta tanggap terhadap Agar produksi pulp cukup dan harga-nya Produksi pulp dari hutan negara dan hutan
akan peduli dengan opini BPK-RI atas Laporan perubahan iklim; bersaing rakyat rendah
Keuangan Tahunan KLHK! Tentang opini
(sesuai Sastra Menteri Ke-2 )
atas Laporan Keuangan KLHK, paling-paling 2. Tercapainya optimalisasi pemanfaatan
masyarakat akan membaca di koran ‘sekian sumber daya hutan dan lingkungan sesuai Agar perijinan bisa terbit secara cepat dan clear Banyak peraturan yang menghambat perijinan
Kementerian dan Lembaga memperoleh opini dengan daya dukung dan daya tampung and clean
WTP dari BPK-RI’. Masyarakat juga tidak lingkungan;
mau tahu dengan turunnya tunjangan kinerja (sesuai Sastra MenteriKe-4 )
pegawai pemerintah sekian ribu rupiah. 3. Terjaganya keberadaan, fungsi dan Agar hutan-hutan dan satwa liar les-tari Punahnya tumbuhan dan satwa langka
distribusi manfaat hutan yang
Bagi masyarakat umum, hasil kerja pegawai berkeadilan dan berkelanjutan; dan (sesuai Sastra MenteriKe-1 )
KLHK harus memenuhi harapannya. Titik. Agar berwisata alam jadi mudah dan Obyek wisata alam kurang menjadi
4. Terselenggaranya tata kelola & inovasi mengesankan penyumbang bagi kesejahteraan masyarakat
Kepada masyarakat tidak harus dijelas-jelaskan pembangunan lingkungan hidup dan
bagaimana Menteri LHK menyelengarakan kehutanan yang baik serta kompetensi (sesuai Sastra MenteriKe-3 )
SPIP agar udara selalu bersih, agar sampah sdm lhk yang berdaya saing
terurus, agar produksi pulp cukup dan harganya Risiko KLHK dalam Persepsi Menteri
bersaing, agar perijinan bisa terbit secara cepat, Anggaplah tuntutan Presiden identik dengan
agar hutan-hutan dan satwa liar lestari, agar harapan masyarakat. Tuntutan Presiden adalah Pokok persoalannya adalah bahwa Menteri punya risiko, dan para pejabat seniornya lah yang
berwisata alam jadi mudah dan mengesankan. risiko bagi Menteri LHK. Maka jika kita ambil wajib membantu Menteri mengelola risiko-risikonya. Maka para pejabat eselon-I dan para pejabat
Titik. misi Presiden tersebut dan sasaran strategis eselon-II harus tahu secara tepat apa saja risiko Menteri.
Menteri LHK, risiko Menteri LHK adalah
Persepsi Presiden terhadap KLHK sebagaimana dalam Tabel 1. Risiko Menteri LHK menurut Penulis ada beberapa sumber:

Persepsi Presiden terhadap KLHK wajib 1. Tuntutan atau harapan Presiden, baik yang dikemukakan di depan umum maupun yang
menjadi perhatian bagi mereka yang ditugasi disampaikan secara langsung/terbatas kepada Menteri selaku pembantunya. Yang tertuang
untuk menyusun desain SPIP tingkat dalam Tabel 1 itu hanya sebagai contoh. Mungkin saja risiko Menteri LHK ada di dalamnya.
kementerian. Mengapa demikian?

24 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini Atas Laporan Keuangan (Dwianto C. Subandrio) 25
2. Dokumen perencanaan, misalnya Rencana menyeluruh”. Pasal tersebut kemudian eselon-I. Jika untuk lingkungan KLHK, Dalam Pasal 14 dari peraturan pemerintah
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor Penulis menganggap bahwa risiko paling jauh itu, disebutkan bahwa Menteri menetapkan
tingkat nasional. Di dalam dokumen 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Pengendalian dijabarkan di tingkat eselon-II atau eselon-III struktur pengendalian untuk menangani
RPJMN terlihat kegiatan apa saja yang intern dilakukan atas kegiatan pemerintahan kantor Pusat tergantung pada karakteristik risiko. Demi untuk menjelaskan tentang
menjadi tanggung-jawab Menteri LHK. secara menyeluruh. Artinya, tidak hanya yang yang khusus pada operasionalnya. peran para pejabat senior itu Penulis
Risiko Menteri LHK adalah jika kegiatan berkaitan dengan urusan keuangan dan BMN, membuat gambaran penanggungjawab
yang diamanatkan Pemerintah dalam namun terhadap keseluruhan tugas Presiden, Pengendalian atas Risiko Menteri LHK atas pengendalian risiko yang diambil dari
RPJMN tidak tercapai atau tidak efektif. termasuk urusan lingkungan hidup dan urusan ilustrasi di Tabel 1. Supaya agak familiar,
kehutanan. Menteri punya hak untuk menentukan apa saja Penulis menggunakan istilah penanggung-
3. Visi dan misi Presiden. Walau Presiden risikonya karena beliau lah yang bertanggung- jawab pembuat desain SPIP bagi pejabat
tidak memberi pengarahan secara langsung Mengapa Menteri Keuangan membuat
upaya-upaya yang sangat massive dan sangat jawab kepada Presiden. Dalam menetapkan yang sesuai peraturan perundangan memiliki
dengan Menteri LHK, namun dalam risiko-risiko, Menteri melakukan pembahasan di fungsi tertentu. Lihat Tabel 2.
narasi visi dan misi Presiden ada urusan terstruktur dalam mengendalikan risiko
buruknya pengelolaan keuangan dan risiko tingkat pimpinan, mempertimbangkan sumber-
pemerintahan yang melekat dengan sumber risiko yang Penulis sampaikan di atas, Apakah salah jika Kementerian LHK
kewajiban Menteri LHK. Maka urusan yang buruknya pengelolaan aset atau barang
serta mempertimbangkan temuan audit. mengendalikan risiko-risiko atas pengelolaan
demikian pun jadi risiko Menteri LHK. milik negara (BMN)? Oh, itu karena Menteri
Selain itu ada pertimbangan-pertimbangan urusan dukungan manajemen (antara lain
Keuangan diberi mandat khusus oleh undang-
teknis operasional, misalnya berubahnya fungsi pengelolaan keuangan dan fungsi
4. Tuntutan masyarakat dan dunia undang, agak beda dengan kementerian
peraturan perundang-undangan, pengelolaan BMN)? Pasti tidak salah, hanya
internasional. Contohnya adalah isu pema lain. Dalam Undang-Undang Nomor 1
perkembangan teknologi, bencana alam, seharusnya tidak dikedepankan. Risiko-risiko
nasan global, isu pencemaran udara karena Tahun 2004, di Pasal 58 dan penjelasannya,
keterbatasan anggaran. terkait pengelolaan anggaran dan BMN
kebakaran hutan dan lahan, isu ‘kembali memberi amanat kepada Menteri Keuangan
KLHK pasti harus dikendalikan (lihat tulisan
ke alam’ (go green, eco-city, eco-office, dan selaku Ben-dahara Umum Negara untuk Ada juga faktor lain yang dapat meningkatkan dari Penulis yang berjudul “Sudahkan Kita
semacamnya), isu punahnya satwa liar. menyelenggarakan sistem pengendalian intern atau menurunkan rating sebuah risiko, misalnya Melaksanakan Pengendalian Intern?”). Yang
di bidang perbendaharaan. Upaya Menteri data realisasi penyerapan anggaran Program. harus ditonjolkan oleh Menteri LHK adalah
5. Dokumen Rencana Strategis Kementerian Keuangan dalam menyelenggarakan sistem Selain itu, Menteri dapat mengidentifikasi risiko-risiko yang terkait isu-isu lingkungan
LHK dan masukan dari para pejabat pengendalian intern di bidang perbendaharaan setiap risiko yang melekat, atau hidup dan isu-isu kehutanan agar sesuai
seniornya. Bisa jadi ada pula masukan dari muncul di setiap instansi Pemerintah dalam mengidentifikasi nilai penting dan kompleksitas dengan tujuan kementerian ini dibentuk oleh
akademisi. bentuk aplikasi SAIBA dan aplikasi-aplikasi dari setiap Program atau kegiatan spesifik yang Presiden.
komplemennya. dilaksanakan (dikutip dari Penjelasan atas Pasal
Amanat Undang-Undang: Menteri yang
Menyelenggarakan SPIP 16 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
Sedangkan kepada Menteri/Pimpinan 2008).
Lembaga selaku Pengguna Anggaran
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 (termasuk pengguna BMN) untuk
tentang Perbendaharaan, amanat kepada Dalam peraturan pemerintah tersebut, yaitu
menyelenggarakan sistem pengendalian
Menteri agar melaksanakan pengendalian di Pasal 18 disebutkan bahwa Pimpinan
intern di bidang pemerintahan masing-
intern ada dalam bab tersen-diri, yaitu Bab X Instansi Pemerintah (Menteri LHK) wajib
masing. Tafsir dari amanat undang-undang
Pasal 58. Disebutkan bahwa “Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pengendalian
ini adalah bahwa yang memiliki risiko dan
meningkatkan kinerja, transparansi, dan sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat
yang mengelolanya adalah para Menteri dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dari tugas dan fungsi instansi Pemerintah
pimpinan Lembaga, serta para gubernur dan
Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur yang bersangkutan. Maka, penyelenggaraan
bupati/walikota. Jadi, risiko pemerintahan
dan menyelenggarakan sistem pengendalian pengendalian bagi setiap atau masing-masing
jangan dijabarkan terlalu jauh sampai tingkat
intern di lingkungan pemerintahan secara risiko-nya, Menteri LHK dibantu oleh para
unit pelaksana teknis (UPT) sebuah instansi
pejabat seniornya (para dirjen dan direktur/
kepala biro).

Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini Atas Laporan Keuangan (Dwianto C. Subandrio) 27
26 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019
Tabel 2. Penanggungjawab Pembuat Desain SPIP di KLHK (sebagai Ilustrasi) Banyak peraturan yang 
Penyiapan koordinasi penyusunan Setjen c.q Biro Hukum
menghambat perijinan peraturan perundang-undangan di bidang
Penanggungjawab LHK;
Desain Pengandalian
Risiko Menteri LHK Fungsi Bawahan Menteri LHK Intern Penelaahan
 pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang LHK.
(sesuai P.18/2015)
Mutu udara dan air di Perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan Dirjen PPKL c.q Direk- Penyiapan bahan koordinasi pelak-sanaan

bawah ambang ba-tas sinkronisasi pelaksanaan; penyu-sunan tur Pengendalian Pen- penelaahan administrasi perizinan di
bagi kesehatan NSPK; pelaksanaan bimbingan teknis cemaran Udara dan bidang LHK
dan supervisi dan pelaksanaan evaluasi Direktur Pengendalian Punahnya tumbuhan Perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan Dirjen KSDAE c.q
dan pelaporan atas penye-lenggaraan di Pencemaran Air dan satwa langka sinkronisasi kebijakan; penyu-sunan NSPK; Direktur Konservasi
bidang pencegahan, penanggulangan, dan pemberian bimbing-an teknis di bidang Keanekaragaman Hayati
dan pemulihan pen-cemaran dan/atau pengawetan jenis tumbuhan alam dan satwa
kerusakan media air dan udara liar
Tidak tertanganinya Perumusan, pelaksanaan, koordinasi Dirjen PPI c.q Direktur Obyek wisata alam Perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan Dirjen KSDAE c.q
kebakaran hutan dan dan sinkronisasi kebijakan; penyu-sunan Pengendalian Keba-karan kurang menjadi pe- sinkronisasi kebijakan; penyusun-an NSPK; Direktur Pemanfaatan
lahan. NSPK; pemberian bimbingan teknis, Hutan nyumbang bagi ke- dan pemberian bimbingan teknis di bidang Jasa Lingkungan Hutan
dan pelaksanaan supervisi di bidang sejahteraan masya- pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam Konservasi
perencanaan, pencegahan, penanggulangan, rakat
sistem kemitraan dan masyarakat peduli api,
Urusan Dukungan Manajemen:
tenaga dan sarana prasarana di bidang pe-
ngendalian kebakaran hutan dan lahan Akuntabilitas penge- Pelaksanaan akuntansi dan pelaporan Setjen c.q Biro Keuangan
lolaan keuangan keuangan
Sampah menjadi Perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan Dirjen PSLB3 c.q Direktur
pencemar lingkung-an sinkronisasi kebijakan; penyusun-an NSPK; Pengelolaan Sampah Akuntabilitas penge- Pengelolaan barang milik negara Setjen c.q Biro Umum
hidup pemberian bimbingan tek-nis dan supervisi lolaan BMN
di bidang pembatas-an, daur ulang, dan
pemanfaatan sampah serta pengelolaan
lingkungan perkotaan Risiko Menteri dan Penganggaran
Sampah belum jadi Dirjen PSLB3 c.q Direktur
Bahwa bagi Pemerintah, Menteri lah yang bertanggung-jawab terhadap bidang Pemerintahan
barang ekonomi Pengelolaan Sampah
Idem dito dalam urusan tertentu, termasuk penyelenggaraan pengendalian internnya. Hal ini antara lain
tercermin pada saat proses perencanaan anggaran Negara, khususnya tahap pembahasan dengan
Produksi pulp dari hutan Perumusan, pelaksanaan, kebijakan; Dirjen Pengelolaan Hutan legislatif. Pada saat itu, yang didengar pendapatnya adalah Menteri, bukan pejabat tingkat di
negara dan hutan rakyat penyusunan NSPK, pelaksanaan bim- Produksi Les-tari bawahnya, apalagi pejabat tingkat kepala UPT (Bahwa pada saat Rapat Dengar Pendapat Menteri
rendah bingan teknis; dan pelaksanaan evalu-asi mengajak serta para dirjen atau direktur, atau Kepala Biro Perencanaan, itu hanya karna alasan
dan pelaporan penyelenggaraan pembinaan teknis-operasional).
di bidang usaha hutan alam dan usaha hutan
tanaman secara lestari Risiko kementerian dan penganggaran seharusnya lah saling terkait. Menteri dapat memanfaatkan
risiko-risikonya untuk meminta anggaran lebih dari Pemerintah. Menteri LHK dapat meminta
dukungan anggaran dari DPR untuk menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan. Risiko
dapat untuk menaikkan posisi tawar (bargaining position) Menteri pada saat pengajuan anggaran.
Semakin banyak risiko kementerian yang dianggap sexy oleh DPR, semakin banyak dukungan
anggaran diperoleh.

28 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini Atas Laporan Keuangan (Dwianto C. Subandrio) 29
Anggaran - Akuntabilitas – dan Fungsi urusan PTH. Sebagai direktur, dia dimintai dikerjakan oleh sekian UPT Ditjen KSDAE - Daftar Pustaka
akuntabilitasnya. Pengendalian intern apa saja hanya menyumbang sepuluh persen jumlah
Singkat kata, anggaran Negara yang diperoleh yang dikerjakannya dan apa dampak dari output wisatawan - itu hanya angka karangan Penulis. _____, 2004. Undang-Undang Republik
Kementerian dengan persetujuan DPR itu kegiatannya bagi kesejahteraan masyarakat. Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
akhirnya masuk ke Kementerian LHK. Untuk mengawal akuntabilitasnya itu, Direktur Tetapkan Dulu Risiko Kita Perbendaharaan Negara. Lembaran
PTH menyusun desain pengendalian intern Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Namun, anggaran yang diperoleh tidaklah terkait urusan-urusan perbenihan tanaman Risiko Kementerian LHK tidak hanya terkait
gratisan, karena anggaran itu harus Nomor 5
hutan sekaligus mendesain monitoring opini Laporan Keuangan Tahunan dan
dimanfaatkan sebesar mungkin bagi pengendalian internnya. implikasinya ke tunjangan kinerja pegawainya, _____, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60
kesejahteraan masyarakat. Misalnya, - sesuai melainkan terkait ke urusan pemerintahan yang tentang SPIP. Lembaran Negara Republik
dengan harapan masyarakat di Tabel 1 – untuk Efektifitas pengendalian intern dari dimanatkan kepada Menteri LHK. Maka penulis Indonesia Tahun 2008 Nomor 127.
menjaga mutu udara dan air agar selalu bersih; Direktur PTH itu suatu saat dapat dilakukan berharap agar:
untuk mengurus sampah dan sedapat mungkin evaluasi terpisah. Siapa tahu, hasil evaluasi _____, 2011. Peraturan Kepala Badan
jadi potensi ekonomi; untuk meningkatkan menunjukkan bahwa anggaran kegiatan PTH 1. ASN Kementerian LHK dapat berorientasi Pengawasan Keuangan dan
produksi pulp dan dengan harga yang bersaing; untuk menyediakan bibit bermutu dengan nilai ke pelayanan masyarakat umum (outward Pembangunan Nomor PER- 1391
untuk memperlancar perijinan bisa terbit sekian milyar – termasuk yang dikerjakan oleh looking) sehingga risiko-risiko yang dik- /K/SU/2011 tentang Pedoman
secara cepat dan clear and clean; untuk menjaga UPT Ditjen PDASHL - hanya menyumbang 8 endalikan juga terfokus pada perbaikan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
agar hutan dan satwa liar lestari; untuk (delapan) persen - itu hanya angka karangan pelayanan kepada masyarakat karena Intern Pemerintah dada Sekretariat
meningkatkan pelayanan kepada pelaku wisata Penulis - bagi kegiatan RHL nasional. semua uang yang dipakai ASN berasal dari Utama Badan Pengawasan Keuangan
alam. masyarakat (pajak). dan Pembangunan. Jakarta.
Contoh lain, dalam rangka memenuhi IKP
Untuk mewujudkan harapan masyarakat itu, 2. Menteri menetapkan risiko-risiko strategis _____, 2012. Peraturan Kepala Badan
jumlah kunjungan wisata ke obyek-obyek
maka ada konsep akuntabilitas terhadap tingkat kementerian. Hal ini sebagai arahan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
wisata alam, Direktur Pemanfaatan Jasa
penggunaan anggaran Negara. Untuk mencapai bagi semua bawahannya. Bagi Biro Peren- Nomor Per-687/k/d4/2012 tentang
Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK)
konsepsi itu, Menteri LHK menyelenggarakan canaan, itu digunakan sebagai arahan al- Pedoman Penyusunan Desain
mendapat alokasi anggaran untuk pemasaran
pengendalian intern, agar tugas-tugas lotment anggaran. Bagi APIP, itu digunakan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
obyek-obyek wisata alam. Sebagai direktur, dia
pelayanan kepada masyarakat oleh KLHK sebagai arahan bagi praktek risk-based Instansi Pemerintah (SPIP). Jakarta
dimintai akuntabilitasnya.
dapat dicapai secara efektif, efisien, dan sesuai audit, termasuk dalam menyusun Program
dengan peraturan-perundangan. Pengendalian intern apa saja yang Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). ______, 2015. Peraturan Menteri Lingkungan
dikerjakannya dan apa dampak dari output Hidup dan Kehutanan Republik
3. Inspektorat Jenderal dapat membantu Indonesia Nomor P.18 /Menlhk-Ii/2015
SPIP dengan Pendekatan Fungsi kegiatannya bagi kesejahteraan masyarakat. Menteri dalam menetapkan strategis tentang Organisasi dan Tata Kerja
Untuk mengawal akuntabilitasnya itu, Direktur tingkat kementerian dan membantu satker-
Dalam menyelenggarakan pengendalian PTH menyusun desain pengendalian intern Kementerian Lingkungan Hidup dan
intern itu, Menteri LHK dibantu oleh pejabat- satker eselon-I dalam menetapkan risiko Kehutanan . Jakarta
terkait urusan-urusan pemasaran obyek-obyek tingkat operasional-kegiatan.
pejabat yang secara fungsi bertanggung-jawab wisata alam sekaligus mendesain monitoring
dalam urusan tertentu. Maka dari itu, yang ______, 2019. Rancangan Teknokratis Renstra
pengendalian internnya. Semua itu agar segenap ASN Kementerian
membuat atau merancang pengendalian intern KLHK 2020-2024. Biro Perencanaan
dapat lebih terarah dalam penyelenggaraan
(=desain SPIP) suatu kegiatan adalah pejabat Efektifitas pengendalian intern dari Direktur KLHK; Jakarta.
SPIP demi pelayanan yang lebih baik bagi
yang akuntabel (bertanggung-jawab) atas PJLHK itu suatu saat dapat dilakukan masyarakat. Harapan puncaknya adalah
penggunaan anggaran kegiatan tertentu. https://id.wikipedia.org › wiki › Risiko
evaluasi terpisah. Siapa tahu, hasil evaluasi agar keberadaan Kementerian LHK diakui
menunjukkan bahwa anggaran kegiatan prestasinya oleh masyarakat umum.
Misalnya, urusan perbenihan tanaman hutan pemasaran obyek-obyek wisata alam
(PTH). Direktur PTH harus tahu berapa dengan nilai sekian milyar – termasuk yang
anggaran yang dialokasikan kementerian untuk

30 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Risiko Kementerian Bukan Hanya Opini Atas Laporan Keuangan (Dwianto C. Subandrio) 31
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara menyusun Daftar Usulan Penetapan Angka
Pendayagunaan Aparatur Negara No. Kredit (DUPAK) yang diserahkan kepada
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit dan
Fungsional dan Angka Kreditnya, Angka selanjutnya diteruskan kepada Tim Penilai
kredit adalah satuan nilai dari tiap-tiap butir untuk dinilai kegiatan yang telah dilaksanakan
kegiatan dan/atau akumulasi nilai dari tiap butir yang kemudian dikonversi sebagai angka kredit.
kegiatan yang harus dicapai oleh Auditor yang
merupakan penilaian prestasi kerja sebagai Mekanisme penyusunan DUPAK sebelum
salah satu syarat untuk pengangkatan kenaikan adanya aplikasi ini dibuat secara manual,
jabatan dan/atau pangkat. Senada dengan hal yakni dengan meng-input data kegiatan yang
tersebut, Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional telah dilaksanakan dalam Surat Pernyataan
Auditor Badan Pengawasan Keuangan Melaksanakan Tugas yang dibuktikan dengan
dan Pembangunan dalam situsnya http:// dokumen penugasan serta dokumen hasil.
pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/14-penilaian- Dokumen tersebut diserahkan kepada pejabat
dan-penetapan-angka-kredit-terpusat pengusul, dalam hal ini Inspektur Wilayah bagi
menyatakan bahwa penilaian prestasi dan auditor yang berada di Inspektorat Wilayah
kinerja auditor antara lain dilakukan dengan atau Inspektur Investigasi bagi auditor yang
mekanisme pemberian angka kredit dengan berada di Inspektorat Investigasi, yang
memperhitungkan setiap butir kegiatan dan/ kemudian dikirim kepada Tim Penilai Angka
atau akumulasi butir-butir kegiatan penugasan Kredit melalui Sekretariat Tim Penilai. Bisa
yang dilaksanakan. Masing-masing kegiatan dibayangkan pada saat itu, berapa biaya
penugasan dinilai dengan satuan angka kredit yang dibutuhkan dalam penyusunan DUPAK
sesuai dengan kompleksitas kegiatan dan semester, dikarenakan dokumen tersebut
jenjang jabatan Auditor. Hal tersebut diperkuat berupa hard copy yang wajib dilampirkan.
dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan No. PER-503/K/ Apa yang telah dijelaskan di atas adalah
JF/2010 tentang Prosedur Kegiatan Baku mekanisme penyusunan DUPAK yang
Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor dilakukan oleh seorang auditor. Tim Penilai
yang mendefinisikan penilaian angka kredit Angka Kredit, mempunyai mekanisme sendiri
PENULIS : sebagai kegiatan yang dilakukan oleh Tim dalam melaksanakan penilaiannya. DUPAK
Penilai Angka Kredit dalam menilai angka kredit yang telah diterima oleh Sekretariat Tim
Hendro Priyono yang diajukan oleh Auditor. Penilai didistribusikan kepada Tim Penilai
Kepala Subbagian Rumah Tangga & Kepegawaian untuk dilakukan penilaiannya. Sehingga
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat dibayangkan pula berapa waktu
Itjen KLHK angka kredit dapat dinyatakan sebagai suatu yang dibutuhkan oleh seorang anggota tim

S
aktivitas atau kegiatan penilaian yang penilai untuk menyelesaikan tugas penilaian
epintas apabila membaca judul artikel ini, kita langsung bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit dikarenakan hard copy DUPAK beserta
akan disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. “Dari hardcopy menuju less terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh lampirannya wajib diserahkan kepada dua
paper” adalah tema dari penulis untuk menyampaikan suatu pesan bahwa di era jabatan fungsional yang merupakan penilaian orang tim penilai.
millennial ini, kita harus bisa bermigrasi dari pemikiran konvensional menjadi lebih prestasi kerja. Angka kredit dibutuhkan oleh
modern. Salah satunya adalah dengan perubahan sistematis terhadap penilaian angka seseorang yang menduduki jabatan fungsional Berangkat dari permasalahan di atas, penulis
kredit Jabatan Fungsional Auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dalam hal pengangkatan kenaikan jabatan membuat terobosan dengan membangun
dan Kehutanan. atau pangkat. Demikian pula dengan Jabatan Sistem Administrasi Penilaian Angka Kredit JFA,
Fungsional Audior yang diwajibkan untuk yang diakronimkan dengan SimPAK-JFA yang
mereduksi penggunaan dokumen. Tujuan dari

32 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 SimPAK-JFA dari Hardcopy menuju Less Paper (Hendro Priyono) 33
pembangunan Aplikasi SimPAK-JFA tidak hanya mengurangi penggunaan dokumen tetapi juga
dapat mempersingkat proses penilaian dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
dimungkinkan karena, proses penilaian secara manual mempunyai risiko human error yang tinggi
dalam hal mengkalkulasi penilaian dikarenakan adanya overlap kegiatan yang dapat terjadi di
dalam penyusunan dan penilaian angka kredit, ataupun kesalahan dalam rumus perhitungan angka Screenshot layar user Administrator
kredit. berupa tampilan output Penilaian Angka
Kredit yang siap untuk dicetak
Kesulitan yang muncul, tidak hanya berasal dari Auditor selaku pembuat DUPAK ataupun Tim
Penilai selaku pejabat yang menghitung penilaian angka kredit bagi auditor, namun juga bagi
Sekretariat Tim Penilai yang diwajibkan mengkompilasi semua hasil penilaian yang telah diberikan
oleh Tim Penilai untuk diterbitkan Penilaian Angka Kredit (PAK) beserta penjelasan perbedaannya.

Istilah SimPAK-JFA, mungkin terasa tidak ear catching, namun bagi penulis, istilah tersebut
sengaja digaungkan dengan alasan istilah tersebut berharap menjadi mudah diingat. Hal ini sesuai
dengan arahan dari mentor penulis ketika menyelesaikan Proyek Perubahan (Proper) Diklatpim
Tk. IV. SimPAK-JFA membuat seseorang bisa menjadi salah persepsi dikarenakan istilah tersebut Dalam menjalankan aplikasi tersebut, masih banyak terdapat kendala atau permasalahan yang
terdengar seperti istilah underwear yang berkonotasi negatif, akan tetapi harapan akan aplikasi ini sering muncul, seperti lambatnya mengakses aplikasi dikarenakan belum didukung sepenuhnya
mudah diingat, dapat diwujudkan. dengan infrastruktur, seperti jaringan internet yang lemah dan laptop atau notebook yang sudah
tua, serta masih banyaknya bug-error dalam menjalankan aplikasi tersebut. Belum lagi, dari sisi
SimPAK-JFA terbagi menjadi 3 (tiga) user. Pertama, adalah user auditor, yakni user untuk meng- Sumber Daya Manusia, yakni masih ada pegawai yang belum sepenuhnya memahami teknologi
input data semua kegiatan yang diajukan untuk dinilai oleh Tim Penilai Angka kredit. Dalam dalam mengakses aplikasi tersebut, seperti kemampuan mengkonversi ukuran file pdf yang telah
kegiatan ini, user auditor berkewajiban untuk meng-upload semua dokumen, dalam bentuk .pdf ditentukan oleh sistem.
yang terkait penugasan serta dokumen hasil atas penugasan tersebut. User kedua, adalah user
Penilai, yakni user untuk verifikasi dan validasi dokumen yang telah di-input oleh user Auditor. Guna penyempurnaan aplikasi tersebut, penulis melakukan survey Aplikasi SimPAK-JFA pada
Dokumen yang di-input oleh user auditor akan dilihat apakah telah sesuai dengan kegiatan yang bulan September 2019, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa puas user aplikasi tersebut
dilaksanakan, mempunyai dokumen hasil kegiatan, berikut peran penugasannya apabila kegiatan dalam penilaian angka kredit dan juga ingin mengetahui apakah aplikasi tersebut dapat
tersebut adalah kegiatan pengawasan. User terakhir adalah user Administrator, yakni user untuk membantu auditor dan tim penilai dalam melaksanakan penilaian angka kredit, serta mengetahui
merubah data auditor apabila ada perubahan serta mencetak hasil penilaian yang telah dilakukan permasalahan apa yang sering muncul dalam menjalankan aplikasi tersebut. Informasi tersebut
oleh Tim Penilai untuk ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit, diperlukan untuk menyempurnakan aplikasi SimPAK-JFA.
yang dalam hal ini adalah Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Dokumen DUPAK di atas, tidak lagi berbentuk hardcopy tetapi sudah berupa softcopy, Populasi responden survey adalah seluruh stakeholder yang terkait langsung dan tidak langsung
sedangkan dokumen Penilaian Angka Kredit (PAK) masih berupa hard copy, dikarenakan PAK dengan aplikasi SimPAK-JFA, yang terdiri dari semua auditor, Kepala Subbagian Tata Usaha yang
tersebut masih dibutuhkan untuk pengajuan kenaikan pangkat dan jabatan. ada pada Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, auditor dari Pusat
Pembiayaan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta unsur dari Sekretariat
Tampilan layar dari aplikasi SimPAK-JFA, dapat dilihat pada contoh gambar dibawah ini. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor. Dari populasi yang diinginkan, 90 orang
responden telah berpartisipasi atau sekitar 74% dari total responden. Masih adanya responden
yang tidak mengisi survey disebabkan kurangnya informasi diseminasi terhadap survey dimaksud
atau rendahnya keinginan responden terhadap perbaikan aplikasi.

Secara umum, hasil survey menyatakan bahwa 78% responden menyatakan puas terhadap
aplikasi yang dibangun dengan alasan salah satu perwujudan dari e-government yang mengurangi
penggunaan dokumen secara masif serta dapat membantu penilaian angka kredit semakin lebih
Gambar tampilan layar aplikasi cepat. Hal ini terlihat pada diagram hasil survey rating penggunaan aplikasi dimana semakin
SimPAK-JFA yang diperuntukkan banyak bintang yang diberikan semakin puas responden terhadap aplikasi SimPAK-JFA.
bagi tiga user (Auditor, Penilai dan
Administrator)

SimPAK-JFA dari Hardcopy menuju Less Paper (Hendro Priyono) 35


dimana satu kegiatannya membutuhkan data penyimpanan sebesar 30 Mb, untuk mengupload
file ke dalam sistem. Di Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada
sekitar 110 orang auditor yang mengakses aplikasi ini, sehingga dibutuhkan kurang lebih 40 Gb
storage untuk menyimpan data tersebut setiap tahunnya. Semakin besar storage yang dibutuhkan
semakin kuat jaringan internet yang dibutuhkan untuk mengakses. Terhadap permasalah ini,
manajemen akan mengalokasikan anggaran guna menambah bandwith jaringan internet.

Kedepan, harapan penulis sekaligus penggagas ide pembuatan aplikasi ini adalah SimPAK-JFA
mempunyai tampilan yang menarik, berupa dashboard yang user friendly dan dapat diakses tidak
hanya dengan Personal Computer atau Laptop tetapi juga dapat diakses dengan gadget atau
smartphone, sehingga tidak ada lagi batasan waktu dan tempat pengisian DUPAK sepanjang
terdapat koneksi internet. Harapan penulis juga agar aplikasi ini dapat terintegrasi dengan aplikasi
SIMAWAS (Sistem Manajemen Pengawasan) yang sedang dibangun oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan aplikasi SIMPEG (Sistem Aplikasi Manajemen
Kepegawaian), yaitu aplikasi yang menampilkan data kepegawaian yang dibangun oleh Biro
Kepegawaian dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Gambar 2. Diagram Survey Penilaian SimPAK-JFA
Aamiin…. Barakallahu.
Meskipun mayoritas responden menyatakan menu, yakni pengoperasian dengan mencari
puas dengan aplikasi yang telah dibangun, posisi yang tepat dengan menggulung pada Daftar Pustaka :
tetapi masih perlu perbaikan-perbaikan yang baris menu dibawahnya. Hal ini membuat
• Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
disarankan oleh user guna meningkatkan aplikasi tidak user friendly atau sulit untuk PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. MENPAN, Jakarta, 2008
performa aplikasi tersebut. Survey dioperasikan tanpa penjelasan yang mumpuni.
menunjukkan bahwa mayoritas responden • Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
menyatakan aplikasi tersebut perlu diperbaiki Terhadap hasil survey tersebut, penulis telah No. PER-503/K/JF/2010 tentang Prosedur Kegiatan Baku Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor. BPKP, Jakarta,
menindaklanjuti dengan berkoordinasi dan 2010
bug error-nya seperti penambahan menu
insert yang selalu gagal, disamping bug error berkomunikasi kepada programmer yang • Pusbin JFA BPKP. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Terpusat. Diakses pada 13 November 2019, dari http://
mengenai permintaan agar file yang telah di membuat aplikasi tersebut untuk melengkapi pusbinjfa.bpkp.go.id/halaman/14-penilaian-dan-penetapan-angka-kredit-terpusat.
upload terlihat. Permintaan responden yang keinginan yang telah diutarakan oleh
banyak muncul juga mengenai keinginan responden, sehingga diharapkan pada semester
aplikasi ini menampilkan Penilaian Angka Kredit berikutnya, aplikasi tersebut dapat berjalan
(PAK) sebelumnya sehingga para user dapat sesuai dengan apa yang telah diinginkan.
melihat kesinambungan PAK, sebagai bentuk
cross check balancing Selain permasalahan tersebut di atas, terdapat
permasalahan lain yaitu lemahnya infrastruktur.
Masukan lain terhadap aplikasi ini adalah Aplikasi SimPAK-JFA membutuhkan jaringan
banyak responden yang menginginkan internet dan server yang sangat kuat serta
supaya akses pengisian DUPAK online, dapat storage (penyimpanan data) yang besar untuk
dilaksanakan tidak hanya pada periode tertentu mengakses, karena SimPAK-JFA mewajibkan
saja, namun dapat diakses pada setiap saat, user untuk meng-upload file yang dibutuhkan
sehingga user aplikasi ini bisa meng-input dalam hal pemenuhan dokumen..
DUPAK secara bertahap.
Idealnya, kebutuhan penyimpanan data yang
Tidak kalah pentingnya permintaan dari dibutuhkan oleh satu orang auditor dalam
responden adalah agar aplikasi SimPAK- menginput data selama satu semester adalah
JFA dibuat lebih user friendly. Saat ini sebesar 180 Mb, dengan perhitungan satu
pengoperasian aplikasi masih bersifat scrolling orang user auditor menginput data setiap
bulannya rata-rata sebanyak 2 (dua) kegiatan,

36 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019


Organization di Pentagon.

TRUSTED ADVISORS
(Atribut Utama menjadi Auditor Internal yang Hebat)
Sebelum bergabung dengan IIA, dia pernah bergabung sebagai pimpinan Internal Audit Advisory
Services pada Pricewater House Coopers. Pernah terpilih sebagai “Top 100 Most Influential
People in Accounting” menurut majalah Accounting Today dan pernah mendapatkan penghargaan
tertinggi sebagai CEO of the year menurut jurnal bisnis Amerika yaitu “Orlando business”.

Jadi…sebagai penulis dan auditor internal, dia sangat mumpuni dan tidak perlu diragukan lagi
kemampuannya di dunia Internasional. Tulisan ini, merupakan intisari dari buku yang dia tulis.
PENULIS : Diterjemahkan secara bebas dengan mengambil hal-hal penting yang dapat dijadikan panduan
Ardyanto Nugroho bagi auditor pada Itjen KLHK untuk meningkatkan kemampuannya. Juga dilengkapi dengan
Auditor Madya pada Inspektorat Wilayah I paparan yang disampaikannya pada saat Konferensi Nasional Auditor Internal di Bali Tahun 2018.

Gambaran Umum
Setiap Auditor internal harus mampu memainkan peran sebagai konsultan. Itu kuno! Setidaknya
itu menurut Richard F. Chambers sebagai President and CEO of The Institute of Internal Auditors Menjadi auditor internal yang hebat bukan sesuatu yang instan didapat. Memerlukan waktu
(IIA) Global. Dia mengajak auditor internal menuju tingkat yang lebih tinggi yaitu sebagai trusted tahunan untuk mendapatkan pengalaman penting, pelatihan yang berkelanjutan, dan kepedulian
advisors atau penasihat yang dapat dipercaya. Dalam bukunya, dia menjabarkan atribut apa saja terhadap tren di lingkungan professional. Diharapkan, tulisan ini dapat berfungsi sebagai jalan
yang diperlukan oleh seorang auditor internal agar menjadi trusted advisors. Dan tentu saja, untuk menjadi trusted advisors sehingga dapat memberikan dampak positif bagi organisasi.
mengapa perlu menjadi trusted advisors?
Tulisan ini juga dapat dijadikan sebagai panduan bagi auditor internal untuk introspeksi diri
Siapa Richard F. Chambers? dan menjadi benchmark bagi dirinya sendiri. Selain itu, untuk memvalidasi kekuatan dan
kemampuannya. Tentu saja sebagai bahan untuk memperbaiki kelemahannya.
Sebagai auditor internal, kepercayaan
adalah segalanya. Hal yang sangat krusial Terdapat 3 atribut utama dan 9 sikap yang diperlukan auditor internal agar menjadi orang yang
dalam mencapai kesuksesan dalam kegiatan hebat, sebagaimana diagram di bawah ini
audit. Sangat penting rasanya mendapatkan
kepercayaan auditan dalam kegiatan audit
terutama saat memberikan rekomendasi
untuk isu-isu penting agar diraih outcome
positif. Richard F. Chambers melakukan
riset dengan metode wawancara dan survei
kepada 300 Chief Audit Executive (CAE)—
atau Inspektur Jenderal dalam istilah APIP—
untuk mendapatkan jawaban terkait atribut
utama apa saja yang diperlukan agar menjadi
auditor internal yang hebat.

Richard F. Chambers adalah President dan


CEO IIA Global, yaitu organisasi profesi
dunia untuk auditor internal. Pengalamannya
sebagai auditor internal sangat luas dan
mumpuni. Berkecimpung di dunia auditor
internal selama lebih dari 40 tahun, pernah
bekerja sebagai Inspektur Jenderal dari
Tennessee Valley Authority, Deputi Inspektur
Jenderal U.S. Postal Service dan Direktur
pada U.S. Army Worldwide Internal Review

38 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 39
1. Personal Attributes 1. PERSONAL ATTRIBUTES - Keberanian; berani berbuat benar Auditor internal yang hebat dan berorientasi
meskipun berhadapan dengan bahaya hasil lebih peduli terhadap outcomes daripada
Atribut yang berfokus pada jati diri seorang
Ethical Resilience output.
internal auditor. Seharusnya sudah ada - Jujur; tidak ragu menyampaikan kebenaran
Bagi seorang internal Auditor, etika dan Mereka menyadari bahwa outcome dari laporan
dalam DNA mereka. Hanya memerlukan integritas adalah dasar bagi kemampuannya
waktu dan passion saja untuk mengasah - Akuntabilitas; bertanggung jawab atas hasil audit lebih berarti daripada jumlah temuan
memberikan asurans, rekomendasi dan perbuatan dan hasilnya dan rekomendasi yang tertera dalam laporan
kemampuan. Atribut ini terdiri dari 4 pandangannya yang obyektif. Sikap ethical
sikap yaitu Ethical resilience (Kekuatan tersebut. Kualitas di atas kuantitas.
resilience terdiri dari: - Kepercayaan; membangun perilaku positif
etika), Result focused (berorientasi hasil),
Intelectually curious (Rasa Ingin Tahu) dan agar orang lain menaruh kepercayaan. Lalu apa saja yang diperlukan agar Auditor
Open Mindedness (Keterbukaan pikiran).
Committing to ethics memiliki sikap berorientasi pada hasil? Richard
Menurut hasil survey tersebut, keberanian F. Chambers telah melakukan interview
Internal Auditor harus berpegang teguh dan kejujuran yang paling utama. Bethmara dan survey terhadap 300 CAE terkait hal
2. Relational Attributes pada kebenaran, mengikuti kode etik, Kessler (CAE of Campbell Soup Company) ini. Jawaban dari para CAE tersebut adalah
tidak menyerah pada tekanan yang dapat menyampaikan bahwa keberanian adalah : Produktivitas, etika, keseimbangan, ulet,
Membahas tentang faktor-faktor apa membengkokkan peraturan. Kehancuran
saja yang mempengaruhi kemampuan tantangan terberat bagi internal Auditor. gigih, determinasi, berorientasi waktu,
etika pada seorang auditor tidak hanya dapat Dia sering melihat internal Auditor ragu dan kepemimpinan, dan perspektif.
Auditor untuk berkomunikasi dengan merusak kepercayaan pada 1 individu auditor
auditan ataupun tim audit lainnya. Atribut menghindar dalam mempertahankan temuan
tersebut namun bisa juga merusak orang yang signifikan. Sebagai manusia biasa, internal Akhirnya, auditor internal yang memiliki sikap
pada kategori ini akan membantu Auditor disekelilingnya bahkan organisasinya.
untuk membangun tim yang tangguh, auditor kadang menghindari perdebatan, berorientasi hasil tergambarkan dari citra
mengelola informasi yang diperlukan untuk mereka juga ingin disukai dan diterima dalam dirinya (personal brand) dan mereka bekerja
Semakin tinggi posisi seseorang dalam kehidupan sehari-hari, mereka merasa tertekan keras untuk mempertahankannya.
menyusun laporan dan rekomendasi yang organisasi, semakin besar dampak kerusakan
kuat untuk ditindaklanjuti. Selain itu, perlu berhadapan dengan para pejabat dan mereka
bagi organisasi tersebut. Dalam bukunya “7 takut peluang karirnya tertutup. Intellectually Curious
menyampaikan hasil audit dengan bahasa lenses : learning the principles and practices
yang sederhana dan bermakna untuk of ethical leadership”, Linda Fisher Thornton Terkadang, internal Auditor bisa benar atau bisa Seperti anak kecil yang mencoba memahami
berbagai macam audiens dan pembaca. menyampaikan bahwa umumnya pegawai disukai, tapi tidak bisa menjadi keduanya. dunia di sekelilingnya, auditor harus selalu
menerapkan etika dalam berorganisasi mempertanyakan “mengapa sesuatu bekerja
3. Professional Attributes dipengaruhi oleh pimpinannya. Jika mereka Results Focused (atau tidak bekerja) sesuai peraturan dan
melihat pimpinannya menerapkan etika, sistem?”. Bertanya hingga menemukan
Kategori ini membahas tentang melakukan perubahan positif, mereka akan Bagi seorang auditor internal, hasil audit yang jawaban sesungguhnya. Bertanya “Mengapa”
atribut yang diperlukan oleh Auditor berbuat hal yang sama. baik bukan hanya sekedar menyelesaikan adalah suatu hal yang penting dan fundamental
Internal yaitu skill dan pengetahuan
kegiatan audit dan menyusun laporan bagi auditor. Bertanya “apa yang terjadi?”
yang diperlukan untuk meningkatkan Ethical behaviors hasil audit. Auditor internal yang baik dan tidak akan pernah memuaskan dahaga auditor,
kompetensi dan profesionalisme. Auditor
berorientasi hasil akan berpikir jauh lebih dari namun menemukan jawaban dari “mengapa
internal perlu memiliki kemampuan Menurut hasil survei kepada para pimpinan itu. Dia akan berpikir : sesuatu terjadi?” akan memuaskan dahaga
ini, agar dapat mengambil keputusan Internal Auditor di Amerika, terdapat beberapa
yang terbaik berdasarkan kemampuan keingintahuan auditor. Itulah intellectually
kata sifat yang berkaitan dengan “ethical - Apa yang akan terjadi setelah laporan hasil curious.
menganalisa masalah, mengidentifikasi dan behaviors”, yaitu : audit diterima auditan?
mengevaluasi potensi solusi dari sebuah
permasalahan. Lalu menyampaikan hasilnya Bertanya itu ada seninya. Jika kita hanya
- Integritas; ketaatan mutlak terhadap - Apakah hasil audit memiliki dampak positif bertanya “kenapa” seperti yang dilakukan oleh
kepada auditan. principal moral bagi auditan? anak kecil, maka auditan kita akan kehilangan
Mari kita bahas satu per satu masing-masing kesabarannya. Tentu saja, akan menurunkan
- Apakah ada perubahan positif dan kredibilitas auditor di depan Auditan. Kita harus
atribut dan sikap tersebut. peningkatan produktivitas bagi organisasi? tahu waktu yang tepat untuk bertanya dan
tidak bertanya. Dan yang paling penting, kita
- Apakah ada perbaikan dalam organisasi?
harus tahu pertanyaan apa yang harus diajukan

40 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 41
untuk menemukan akar permasalahan dari Sedangkan sekarang, kita hidup di dunia yang dengan hal yang sudah diraih. Harus Bukan hanya teknik komunikasi yang baik yang
suatu kondisi. Tidak asal bertanya. sangat berfokus pada masa depan. Jika Auditor mampu menggali lebih dalam dan diinginkan oleh para pimpinan lembaga Audit
tidak mampu melihat risiko di balik kegelapan mengungkap penyebab utama. Jika Internal, namun juga kecerdasan emosi.
Ada istilah yang dipahami para CAE, yaitu masa depan, keberadaan tidak, konsekuensi utamanya adalah
‘provocative inquiry’. Dipahami sebagai kredibilitas akan berkurang signifikan. Membangun hubungan yang baik dengan
ketangkasan dalam menyampaikan pertanyaan Auditor Internal tidak ada nilainya. auditan tidak mungkin berhasil tanpa
yang pintar dan ‘meresahkan’. Auditor bukan • Jangan mengabaikan input dari komunikasi yang efektif. Komunikasi bukan
satu-satunya orang yang memiliki waktu dan Auditan sekarang menginginkan Auditor auditan. Auditor harus memiliki hanya berbicara; menjadi pendengar yang
sumber daya yang terbatas. Auditan kita juga. memiliki pendekatan yang lebih kreatif kemampuan mendengar. Terutama baik juga sama pentingnya. Terdengar
Jika kita gagal menyampaikan ‘provocative daripada beberapa dekade lalu. Seperti profesi dari sudut pandang auditan. mudah, namun praktiknya sulit. Terutama
inquiry’ dan menghabiskan waktu, maka kita lainnya, Auditor harus mampu mengenali berdiskusi dan mencari solusi terbaik bagi orang ekstrovert. Pendengar yang
gagal mendapatkan dan memetakan isu-isu perubahan yang tidak terhindarkan. Sehebat bersama auditan. Apresiasi dari baik akan memperhatikan lawan bicaranya.
penting. Auditor yang hebat akan mengetahui apapun organisasi, perubahan bisa terjadi dari auditan akan mudah diraih jika kita Menyingkirkan gawainya. Mematikan lap
motivasi apa sehingga seseorang melakukan segala penjuru. Perubahan tidak akan mampu terbuka terhadap alternatif solusi. top nya. Membangun eye contact. Berusaha
(atau tidak melakukan sesuatu) hanya dengan menggetarkan nyali Auditor. Informasi baru, mencerna informasi dari lawan bicaranya, baik
melihat matanya. Terkadang, intuisi akan ide baru, teknik dan alat baru, solusi baru akan • Jangan melihat dunia dari sisi hitam yang terucap maupun tidak terucap. Ternyata,
memandu Auditor untuk menemukan akar diterima dengan baik oleh Auditor sebagai dan putih. Banyak jalan menuju pendengar yang baik memiliki peluang lebih
permasalahan. referensi. Diharapkan seperti itu. Roma. Auditor paripurna harus tinggi untuk sukses.
mampu mengidentifikasi jalan-jalan
Intellectually curious memiliki kesepahaman Lalu, open mindedness itu seperti apa? tersebut. mengeksplorasi sisi untung Ada 5 frase yang harus dihindari ketika
dengan professional skepticism. Rasa ingin tahu Bagaimana cara kita mengenali karakter itu dan rugi. Lalu menilai risikonya. berkomunikasi dengan auditan. Bukan berarti
tersebut harus mampu didukung dengan bukti- dalam diri kita atau orang lain? Pertama, salah jika menggunakan frase ini. Hanya saja
bukti yang memadai. Keterangan, dokumen dan dapat terlihat dari seseorang dalm menangani 2. RELATIONAL ATTRIBUTES bisa ditafsirkan sebagai serangan personal
bukti fisik adalah alat dukung tersebut. keberagaman. Auditor harus mampu atau serangan terhadap jabatan tertentu.
mengenali perbedaan persepsi dan bijaksana Dynamic Communicator Frase itu adalah “failed (gagal)”, “inadequate
Untuk mendapatkan intuisi, intellectually curious menyikapinya. Sehingga jargon Auditor sebagai (tidak memadai)”, “ineffective” (tidak efektif),
dan professional skepticism maka diperlukan agent of change bukan omong kosong belaka. Berdasarkan hasil penelitian, Auditor “we found” (kami menemukan), and “it appears”
pengalaman dan pengetahuan. Semakin banyak yang memiliki kemampuan komunikasi (terdapat). Bisa jadi, hal tersebut cocok
belajar, semakin banyak nilai tambah yang Ada beberapa tips agar Auditor memiliki yang tinggi baik lisan maupun tulisan digunakan di negaranya Richard F. Chambers,
didapat. Dunia di sekeliling kita tidak diam. karakter open mindedness, yaitu : memiliki tingkat keberhasilan lebih namun tidak cocok untuk digunakan di suatu
Belajar akan memudahkan Auditor untuk tinggi, dan mendapatkan kepercayaan lingkungan dengan budaya yang berbeda
beradaptasi dan tetap relevan dengan proses • Jangan hidup di masa lalu. Auditan perlu dan respect dari auditan. Hasil penelitian seperti di Indonesia. Bisa jadi.
bisnis yang terus berubah. bantuan Auditor untuk mengetahui itu juga menunjukkan angka yang
apa yang harus dilakukan sekarang dan mencengangkan. Bahwa kemampuan Elemen kunci lain dari seni berkomunikasi
Open-Mindedness beberapa tahun ke depan agar tujuan komunikasi menduduki peringkat pertama adalah kemampuan untuk mengubah suatu
organisasi tercapai. Jika Auditor bertahan dalam daftar kemampuan yang harus yang kompleks menjadi sederhana. Terkadang
Kegiatan audit jauh dari inovasi. Ritme dan dengan gaya lama dalam kegiatan dimiliki auditor. temuan menjadi sangat rumit dan detil. Auditor
siklusnya tidak banyak berubah. Bahkan, audit, maka dia tidak akan pernah bisa yang paripurna mampu merangkum temuan
temuan dan rekomendasinya sangat mudah menjadi auditor yang handal. Tentu saja, Ternyata, lebih sulit menemukan Auditor tersebut dan menyajikannya dengan bahasa
ditebak. Tidak jarang copy and paste. Inovasi kredibilitasnya akan turun. Statusnya yang memiliki kemampuan komunikasi yang mudah dimengerti. Sebenarnya, tidak
dan keterbukaan pikiran (open mindedness) sebagai trusted advisor melayang. yang mumpuni dibandingkan dengan hanya merangkai kata. Tapi harus ada ketulusan
perlu di tengah dunia yang terus berubah. Auditor yang memiliki teknik audit yang di balik itu semua. Auditor harus benar-benar
• Jangan takut menggali isu penting. baik. ingin menolong auditan dan menjadikan
Dulu (dan sekarang masih), pendekatan audit Auditor jangan pernah berpuas diri organisasinya lebih baik.
berfokus pada masa lalu, tentu ini berguna di
masa lalu dan tidak relevan dengan saat ini.

42 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 43
Insightful Relationships membuat auditi menerima keberadaan kita dan Dasar dari sebuah konsep membangun mengkonversi tujuan personalnya menjadi
hasil kinerja kita lebih bernilai. Menjadi auditor hubungan adalah “perlakukan mereka seperti tujuan organisasi
Ada beberapa orang yang diberikan bakat yang hebat, dapat dengan cara berkolaborasi kita ingin diperlakukan”. Kedengarannya klise.
untuk membangun pertemanan dengan mudah. dengan auditi dan mendapatkan solusi dari Membangun hubungan akan efektif bila kedua 3. Melatih rekan kerja dan bawahannya
Sepertinya tidak perlu upaya yang banyak permasalahan mereka, tanpa menghilangkan pihak menjunjung profesionalisme dan sikap menjadi orang hebat.
untuk itu. Orang-orang seperti ini tidak banyak. nilai obyektif dan independen serta etika. saling menghormati. Keberlangsungan suatu
Kebanyakan dari kita memerlukan upaya yang hubungan baik akan terbangun karena adanya Pemimpin sejati adalah pemandu bakat hebat.
kuat untuk membangun kepercayaan dengan Beberapa sinopsis untuk memperkuat karakter rasa saling percaya. Hal itu dibangun melalui Mereka mampu menemukan calon pemimpin,
auditan. Perlu waktu, usaha dan ketekunan. social skill sebagaimana berikut : kejujuran, empati dan ketulusan. Tentu saja, hal mengenali kelemahan dan kekuatannya, lalu
Namun, apakah perlu membangun hubungan ini tidak akan terjadi tanpa perjuangan. membangun dan mempertajam kekuatannya
dengan rekan kerja dan auditi? 1. Niat Baik. Penting bagi auditi untuk dan meminimalkan kelemahannya. Pemimpin
mendapatkan keyakinan bahwa auditor Inspirational Leaders akan sangat puas dan bahagia bila anak
Tentu saja jawabannya ‘ya’. Sebelum bekerja dengan tulus, adil, independen dan asuhnya sukses.
membangun hubungan yang kuat dan efektif obyektif. Trusted advisors akan menunjukan Pemimpin yang berpengaruh adalah pemimpin
dengan auditi, auditor harus membangun niat baik dengan menyajikan solusi dari yang berkharisma. Berdasarkan Psychology
permasalahan.
4. Mengutamakan teamwork
hal itu dengan rekan kerjanya dan tentu Today, inspirational leaders defines as the ability
saja dengan Inspektur. Auditor yang mampu to attract, charm, and influence people, often Bekerja dengan tim untuk meraih tujuan
membangun relasi yang kuat dan mampu 2. Diplomasi. Trusted advisors mahir dalam evidence by confidence, exuberance, optimism, melewati batas geografi dan organisasi.
memelihara hubungannya memiliki social skill bekerja, memiliki kemampuan komunikasi a ready smile, expressive body language, and a Kolaborasi adalah kata kuncinya. Musuh
bahkan kecerdasan sosial yang tinggi. yang baik (termasuk mendengarkan), cerdik friendly, passionate voice. utamanya adalah ego. Bila hanya fokus pada
dalam berpolitik, peka dengan budaya
diri sendiri, anda akan gagal menjadi pemimpin.
Kegiatan audit merupakan kegiatan tim. organisasi. Intuisinya terhadap orang Pemimpin sejati mampu menerjemahkan visi
Terkadang anggota tim berjalan bersama dan mengantarkan pada kemampuan membaca dan menyatukan kekuatan untuk mewujudkan
bekerja dengan baik melaksanakan program kondisi. 5. Mampu mengontrol emosi
visi tersebut. Mereka menginspirasi orang
kerja audit. Tim semacam itu biasanya terdiri lain untuk mengejar dan meraih impian yang Auditor bukanlah mesin tak berperasaan.
dari individu yang berorientasi hasil dan 3. Prescience. Memiliki kemampuan tampak tidak mungkin. Mengambil risiko
mengidentifikasi risiko yang akan terjadi, Namun pemimpin sejati tahu, bila emosi
memiliki social skill yang baik. Di sisi lain, dan berkorban untuk meraih mimpinya, dan dimunculkan di waktu dan tempat yang tepat
beberapa tim menghadapi kesulitan dan tidak rasa ingin tahu yang tinggi dan mampu mengajak orang lain meraih mimpinya. Ada
melihat masalah dari segala sudut pandang. maka tujuan akan dicapai, selama disampaikan
mampu menunjukkan kinerja yang diharapkan. beberapa ciri inspirational leaders : dengan tulus dan jujur.
Tidak dapat memberikan nilai tambah yang Mengantisipasi kebutuhan auditi sebelum
diperlukan organisasi. Beberapa diantara auditi tahu kebutuhannya. 1. Membagi pengalamannya.
penyebabnya, konflik antar anggota tim dan
6. Berbudaya
hilangnya hubungan harmonis. Bahkan, konflik 4. Kepercayaan. Memiliki rasa percaya Pengalaman didapatkan dengan susah payah.
diri yang tinggi, karena integritas dan Definisi mudah dari budaya adalah “kebiasan
tersebut bisa juga terjadi antara auditor dengan Seringkali meninggalkan luka dalam. Mencegah yang sering dilakukan di organisasi ini”.
Inspektur. Hampir mustahil seorang auditor kredibilitas yang dimiliki dan dikelola. orang lain mengalami luka yang sama, Berdasarkan pendapat responden, peran
akan menjadi trusted advisors jika tidak ada pemimpin mengarahkan rekannya ke jalan yang pemimpin akan muncul ketika dia mampu
kepercayaan dan hubungan yang baik antara 5. Kepemimpinan. Mampu mempengaruhi
benar. menunjukkan budaya inovasi berkelanjutan.
auditor dengan Inspektur. orang lain, mengelola konflik dan menjadi
pemimpin yang baik.
2. Suksesi kepemimpinan. 7. Berani menghadapi tantangan
Membangun hubungan yang baik dengan auditi
harus dimulai dengan kepercayaan. Auditor 6. Empati. Trusted advisors memiliki
pemahaman dan fokus terhadap sudut Tidak ada orang yang terlahir langsung menjadi Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri
tidak bisa memposisikan diri seperti Polisi. Hal pemimpin, perlu latihan keras. Pemimpin tidak
pandang auditi. untuk “menyampaikan kebenaran dengan
itu akan menimbulkan kesan tidak diterima hanya menciptakan kesempatan, tapi juga power”. Memiliki nyali dan keyakinan untuk
auditi. Ubahlah paradigma itu. Menjadi lebih mampu menciptakan calon penerusnya. Lalu “berjalan tegak di tengah keramaian”.
bersahabat dan berempati. Hal tersebut akan

44 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 45
8. Dapat
dipercaya dan menginginkan auditornya memiliki sikap pada Program Kerja Audit dan check list saja. Mereka tangkas
mempercayai orang lain critical thinking, dan hanya 19 persen yang dalam memahami suatu kondisi kegiatan dan percaya diri dalam
menginginkan intelectual curiousity. menganalisa informasi. Hasil akhirnya adalah mampu menyajikan
Lingkungan kerja menjadi penuh udara akar permasalahan dan bekerja sama dengan auditi memecahkan
saling percaya. Dipimpin oleh seseorang Definisi Critical thinking menurut masalah dan mencari rekomendasi daripada hanya mencari-cari
yang memiliki kemurnian hati. Sehingga National Council for Excellence in Critical masalah saja.
mampu percaya dan dipercaya orang lain. Thinking (NCECT) adalah intelectually
disciplined process of actively and skillfully Ciri utama Auditor yang memiliki sikap critical thinking adalah
Mimpi tidak bisa menjadi kenyataan conceptualizing, applying, analyzing, ‘skeptis’. Skeptisme terkadang diartikan negatif. Sering kali kita
dengan hanya berharap keajaiban. Perlu synthesizing, and/or evaluating information mendengar ‘Jangan terlalu skeptis lah’. Kami para internal auditor
keringat, ketekunan dan kerja keras. IBM reasoning, or communication, as a guide perlu memiliki rasa skeptisme. Bahkan hal itu diatur dalam
mewawancara 1.700 CEO di 64 negara. to belief and action’. Jika anda bingung standar audit kami. Skeptisme adalah rasa keraguan dengan dosis
Pertanyaannya sederhana, “SIkap apa dengan definisi itu, kita buat saja menjadi yang masih wajar, ditambah dengan rasa ingin tahu, yang akan
yang diperlukan agar menjadi pemimpin sederhana...critical thinking adalah proses membawa kita pada area abu-abu atau bahkan fraud.
yang hebat?”. Jawabannya adalah menggunakan alasan dan logika (bukan
berfokus pada kebutuhan pelanggan, emosi) untuk mengevaluasi informasi dan Critical thinking juga memiliki hambatan, yaitu bias. Ketika seorang
berkolaborasi dengan kolega dan mampu mempertimbangkan alternatif informasi auditor yang sudah pernah melaksanakan audit di organisasi yang
menginspirasi orang lain. tersebut. Semua itu harus dilakukan sama atau memiliki business process yang sama atau memiliki jam
dengan objektif dan pikiran terbuka kerja yang tinggi, dia melaksanakan tugasnya tanpa pikiran terbuka
3. PROFESSIONAL ATTIBUTES sehingga didapat kesimpulan. dan menganggap bahwa kondisi organisasi tersebut sama dengan
organisasi sebelumnya, maka itulah bias.
Critical thinkers
Critical thinking itu penting karena
sistematis dan disiplin. Critical thinking Menjadi seorang trusted advisors, kita harus gigih dalam mencari
Salah satu momen yang membuat
adalah inti dari definisi internal solusi bukan hanya mencari permasalahan. Itulah sebenarnya nilai
seorang Pengendali Teknis atau bahkan
audit. Banyak auditor yang berhasil seorang auditor. Auditi sesungguhnya tahu bahwa dia memiliki
Inspektur frustasi adalah ketika tim
dan gagal karena kemampuan (atau masalah. Apa yang mereka butuhkan adalah akar permasalahan
mampu mengumpulkan begitu banyak
ketidakmampuan) menjadi sistematis dan rekomendasi serta solusinya. Dan solusi terbaik dihasilkan dari
data dan informasi dan bukti audit yang
dan disiplin. Para stakeholder sangat critical thinking.
memadai, namun tim tidak mampu
menarik kesimpulan atas bukti-bukti bergantung pada hasil kerja dan
kesimpulan Auditor. Mereka sangat Terkadang hambatan dalam critical thinking berada dalam diri
audit tersebut. Sepertinya tim tidak kita sendiri. Persepsi awal, pikiran yang tertutup, dan keras
mampu menyusun rangkaian puzzle bergantung pada ketelitian dan
obyektifitas auditor dalam menarik kepala. Bahkan beberapa Auditor tidak memahami tanggung
menjadi sebuah gambaran utuh jawabnya dan tidak tahu apa yang terjadi dan tujuan audit.
dan memahami situasi tersebut lalu kesimpulan. Jika Auditor tidak mampu
memahami inti dari permasalahan yang Berpendapat bahwa “semua baik-baik saja” dan “semua sudah
membuat kesimpulan yang benar. bagus” akan menyulitkan untuk mengidentifikasi masalah dan sulit
Tidak tepat dalam menyampaikan kompleks, maka para stakeholders itu
tidak akan pernah menganggap kehadiran mendapatkan solusi.
rekomendasi.
Auditor dan tidak akan pernah ada waktu
untuk Auditor. Technical expertise
Critical thinking dan Intelectual
curiousity memiliki hubungan yang Ini tentang seberapa paham seorang Auditor dengan business
erat. Namun berdasarkan hasil survei Jika ingin menjadi trusted advisors, Auditor
harus mampu memenuhi harapan para acumen (ketajaman bisnis), industry expertise (keahlian industri)
terhadap para Inspektur dan pimpinan dan technology insight (pengetahuan tentang teknologi).
organisasi internal audit di beberapa stakeholder dalam mengevaluasi suatu
negara, diketahui bahwa 49 persen kondisi dan memahami apa yang sedang
dan telah terjadi. Menginterpretasikan Business acumen. Ketajaman bisnis adalah memahami gambaran
pimpinan organisasi internal audit itu umum suatu kegiatan : tujuan, rencana kegiatan, proses bisnis,
informasi dan menyampaikan risiko yang
akan terjadi. Kemampuan Auditor dalam struktur dan budaya organisasi, dan strategi dalam pelayanan dan
critical thinking tidak hanya terpaku produksi. Seorang Auditor yang memiliki ketajaman bisnis akan
mampu membuat keputusan yang tepat untuk suatu outcome

46 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 47
yang diinginkan. Dia akan mampu melihat banyak area kegiatan
seperti keuangan, teknologi informasi, marketing dan lainnya. Tentu
saja, seorang Auditor tidak perlu memahami secara mendalam
layaknya seorang operator karena tidak ada waktu untuk itu. Kita
hanya perlu memiliki dasar pemahaman atas suatu tujuan dan proses
bisnis saja.

industry expertise. Jika Auditor memahami konsep risiko dan


pengendaliannya, maka dia akan bisa melaksanakan kegiatan audit di
mana saja. Namun akan lebih hebat, jika ia memahami bidang kegiatan
tersebut. Comittee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Comission (COSO) menyatakan bahwa disetiap bidang industri ada
risiko dari setiap tujuan organisasi. Auditor yang memiliki keahlian
industri (industry expertise) akan membantu auditan untuk memahami
tujuan, risiko dan pilihan mitigasi risiko. Untuk memiliki kemampuan
industry expertise, maka Auditor harus memiliki hasrat dan keinginan
belajar. Seorang Auditor tidak memiliki nilai apabila tidak memahami
porses bisnis auditan.

Technology insight. Pendapat umum, internal Auditor adalah


sekelompok orang yang tidak mengenal kata ‘inovasi’. Berbeda dengan
profesi peneliti, engineer atau programmer yang lebih akrab dengan
teknologi. Namun kenyataannya, internal auditor telah mengadopsi
dan menggunakan teknologi terbarukan, seperti audit management
systems dan data mining and analysis.

Kesimpulan

Tulisan ini merupakan intisari dari buku yang ditulis oleh Richard F.
Chambers dengan judul ‘Trusted Advisors’. Sudah selayaknya, setiap
internal Auditor merubah paradigma dan perilaku dalam kegiatan
pengawasan agar menjadi seorang trusted advisors. Menjadi auditor
internal yang hebat bukan sesuatu yang instan didapat. Memerlukan
waktu tahunan untuk mendapatkan pengalaman penting, pelatihan
yang berkelanjutan, dan kepedulian terhadap tren di lingkungan
profesional.

Tulisan ini juga dapat dijadikan sebagai panduan bagi auditor internal
untuk introspeksi diri dan menjadi benchmark bagi dirinya sendiri.

Trusted Advisors - Atribut Utama menjadi Auditor internal yang Hebat (Ardyanto Nugroho) 49
Melalui tulisan ini, Penulis menawarkan pendekatan lain, yaitu
DILAN menyelenggarakan SPIP dengan membuat ‘jalan pintas’. Jalan pintas yang
dimaksud adalah instansi pemerintah eselon-1 selaku Penanggungjawab

(DIGITAL, MELAYANI) Program agar membangun sistem informasi manajemen.

Tulisan berikut ini berupaya menjelaskan, mengapa penyelenggaraan SPIP


diidentikkan oleh Penulis dengan membangun sistem informasi (SI).

SI adalah Bagian dari Pengendalian Intern

Batasan Sistem Informasi Manajemen (SIM) – dalam tulisan ini disingkat


PENULIS : sebagi sistem informasi – memiliki berbagai definisi. Salah satunya
Dwianto C. Subandrio menyebut bahwa sistem informasi adalah bagian dari pengendalian
Auditor Utama pada Itjen KLHK intern suatu kegiatan yang meliputi pemanfaatan manusia (administrator,
validator, operator, otorisator, sistem analist, dlsb), dokumen (dokumen
sumber), teknologi (perangkat keras dan lunak) dan prosedur (peraturan-
perundangan) untuk tujuan tertentu dari Pimpinan (adaptasi Penulis dari
www.scribd.com).

Batasan lain dari sistem informasi adalah sistem yang menyediakan


informasi yang bersifat digital untuk kebutuhan pimpinan tingkat
menengah (manajer), baik pada satker eselon-I maupun pada
satker eselon di bawahnya dalam organisasi yang sama (atau dapat
berarti dalam ditjen yang sama atau dalam kementerian yang
sama). SI menggunakan data dari sistem pengolahan transaksi
bersama dengan data lainnya untuk diolah menjadi laporan
tertentu. Sistem informasi manajemen sering juga disebut sebagai
management reporting system (MRS) atau sistem pelaporan manajemen
kna sistem ini menghasilkan berbagai macam laporan untuk kepentingan
manajemen (dalam www.academia.edu dengan adaptasi oleh Penulis).

Pada organisasi yang cukup besar, seperti instansi pemerintah, SI biasa


Itu kata Presiden Joko Widodo awal tahun 2019. Jika agak dipanjangkan, Dilan adalah harapan ditemukan dalam bentuk sistem informasi fungsional. Disebut fungsional
Presiden agar instansi Pemerintah melayani masyarakat secara cepat dan tepat dengan basis informasi karena sistem informasi itu dimaksudkan untuk mengelola fungsi
dalam bentuk digital. Harapan Presiden Joko Widodo itu sudah diberi fondasi oleh Presiden Megawati tertentu dari operasi instansi – dan sering dinamai sesuai pelaporan yang
melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan diharapkan – seperti Sistem Informasi Kehadiran ASN (SI-Kadir), Sistem Informasi
E-Government. Pegawai (SIM-Peg), Sistem Informasi Akuntansi Barang Milik Negara (Simak-BMN)
dan  berbagai sistem informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap
Tulisan ini didasari pada keprihatinan Penulis, bahwa banyak satuan kerja yang belum melakukan Pimpinan satker.
pengendalian intern atas kegiatannya. Menurut pendapat Penulis, hal itu lebih disebabkan karna satker
tidak tahu bagaimana untuk memulainya. Penulis menyatakan: menyelenggarakan SPIP dapat dimulai
dengan membangun sistem informasi manajemen. Pernyataan itu pasti banyak yang menolak. Sebab,
ada arahan bahwa penyelenggaraan SPIP dimulai dengan menyusun Disain SPIP.

50 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 51
Mendasar, Tapi Perintahnya Tersembunyi organisasi pasti mengandung unsur SDM, bahwa pengaturan tentang pengelolaan SI ditunjukkan oleh Peraturan Pemerintah tersebut
keuangan, dan pengawasan. Namun Peraturan secara eksplisit, bukan hasil penafsiran subyektif. Dalam Tabel 1, teks peraturan tersebut ditu-
Pertanyaan pertama yang dikemukakan Pemerintah itu juga menambahkan unsur lis dalam huruf miring.
Pembaca adalah “Mengapa ngomong SPIP tapi pengelolaan informasi ke unsur-unsur yang
koq ngomongin sistem informasi?” Tabel 1. Dominasi Isi PP tentang SPIP dengan Urusan Sistem Informasi
sudah lebih dahulu dikenal.
Istilah ‘sistem informasi’ dalam Peraturan Ingat, PP tentang SPIP Didominasi oleh Isu SI ! No Lokasi Isi Ringkas Amanat
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pasal 7 1. Menteri mendukung sistem manajemen informasi sebagai perwujudan
SPIP muncul delapan kali, dan istilah Memang sulit menerangkan, mengapa kepemimpinan yang kondusif.
‘pengelolaan sistem informasi’ muncul lima kali. penyelenggaraan SPIP bisa dimulai dengan 1
pembangunan SI. Yang Penulis sampaikan Dalam PP ini, sistem informasi diletakkan sejajar dengan pengawasan
Terus, bagaimana peraturan pemerintah adalah fakta-fakta sebagai berikut. intern dan ekstern, dan pengelolaan SDM.
tersebut mengamanatkan agar instansi
pemerintah mengelola sistem informasi? 1. Isi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Dalam Bagian Penjelasan, disebutkan bahwa “Menteri
2008 tentang SPIP didominasi oleh urusan menggunakan fungsi manajemen informasi untuk mendapatkan data
Gabungan Pasal 4 huruf c dan Pasal 7 huruf c, pengelolaan SI. operasional yang penting dan mendukung upaya penyempurnaan
akan didapatkan amanat agar Menteri (dalam sistem informasi sesuai perkembangan teknologi informasi”
PP disebut ‘Pimpinan instansi pemerintah’) Dari 58 pasal yang terkandung dalam PP
‘mendukung fungsi tertentu dalam penerapan itu (di luar satu pasal tentang istilah dan
Dari Daftar Uji Pengendalian Intern Pemerintah, ada arahan sebagai
SPIP’. Dalam penjelasannya, yang dimaksud dua pasal ketentuan peralihan), dua puluh
berikut.
dengan fungsi tertentu antara lain mencakup tiga pasal di antaranya, atau 40 persen-
sistem informasi. nya berisi aturan tentang pengelolaan dan a. Instansi Pemerintah mengembangkan, mengelola sistem informasi
pengembangan SI. untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasi secara
Harus dipahami bahwa amanat agar terus menerus.
Menteri mendukung terbangunnya sebuah Bandingkan dengan pengaturan urusan
sistem manajemen informasi muncul dalam lain, misalnya terkait keberadaan aparat b. Manajemen sistem informasi dilaksanakan berdasarkan suatu
amanah tentang terbangunnya lingkungan pengawas intern pemerintah (APIP) yang rencana strategis sistem informasi yang merupakan bagian dari
pengendalian. Apa artinya? jumlahnya lebih dari 500 instansi di seluruh rencana strategis Instansi Pemerintah secara keseluruhan.
Indonesia. Keberadaan instansi sejumlah
Artinya, sistem manajemen informasi dianggap itu hanya mendapat pengaturan sebanyak PP ini mengharapkan agar dalam renstra kementerian terdapat
sebagai prasyarat atau sebagai hal yang sepuluh pasal, atau 17 persen dari isi PP strategi pembangunan SI.
mendasar agar operasional sebuah kementerian tersebut. Jumlah pasal yang menerangkan
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sistem unsur-unsur SPIP sendiri juga hanya sepu- c. Sebagai bagian dari manajemen informasi, Instansi Pemerintah
manajemen informasi dalam peraturan tersebut luh pasal. Kebijakan terkait risiko ada lima telah memantau, menganalisis, mengevaluasi, dan memanfaatkan
disejajarkan dengan pengelolaan keuangan, pasal. Kebijakan terkait pembinaan SPIP perkembangan dan kemajuan teknologi untuk dapat memberikan
pengelolaan SDM, sistem pengawasan, dan hanya satu pasal. pelayanan lebih cepat dan efisien.
semacamnya. 2. Menteri melindungi informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah.
Mari kita lihat 23 pasal dalam Peraturan
Penulis tidak tahu mengapa perintah agar Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008
Menteri mendukung sistem manajemen tentang SPIP yang secara nyata mengatur
informasi itu diletakkan tersembunyi di dalam tentang SI. Lihat Tabel 1. Catatan, teks
bagian Penjelasan. Yang pasti, para pembaca yang dalam PP tersebut tertulis “Pimpinan
Peraturan Pemerintah tentang SPIP sudah Instansi Pemerintah” langsung Penulis ganti
sangat paham bahwa beroperasinya sebuah dengan kata “menteri”. Penulis sengaja
menjiplak teks PP untuk menunjukkan

52 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 53
2 Pasal 12 Data perlu menjalani “mekanisme saling uji” dari dua atau lebih Instansi 4 Pasal 21 1. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan SI dilakukan untuk memastikan
Pemerintah yang berbeda demi menjamin keabsahan data yang diinput ke akurasi dan kelengkapan informasi.
dalam sistem informasi.
Jadi jelas, bahwa pengelolaan SI dimaksudkan untuk menjamin aku-
Aturan ini sudah biasa kita lakukan untuk menjamin keandalan sebuah rasi dan kelengkapan data. Untuk urusan pelaksanaan DIPA, hal ini
Laporan Keuangan dan keamanan aset, yaitu dengan melakukan rekon- sudah biasa dilakukan, yaitu melalui kegiatan rekonsiliasi. Namun
siliasi data dengan KPPN dan KPKNL dalam kerangka pengelolaan sistem untuk urus-an teknis, hal ini belum melembaga. Contohnya, ada data
informasi anggaran dan BMN. Sedang untuk sistem informasi urusan pemanfaatan jasa air dari kawasan konservasi yang tidak diketahui
kementerian teknis teknis belum melembaga. oleh direktur terkait. Atau data produksi bibit terkini yang tidak di-
3 Pasal 18 Menteri wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian, antara lain: miliki oleh direktur yang besangkutan.

1. pengendalian atas pengelolaan SI;

2. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 2. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan sistem informasi meliputi pen-
gendalian umum; dan pengendalian aplikasi.
3. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;

4. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; Di sini PP ini sudah secara nyata menyebutkan istilah pengendalian
aplikasi. Jadi, instansi Pemerintah dianggap sudah memiliki SI sebe-
5. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; lum terbitnya PP ini.
5 Pasal 22 Pengendalian umum terdiri atas pengamanan sistem informasi; pengen-
6. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi
dalian atas akses; pengendalian atas pengembangan dan perubahan
dan kejadian penting.
perangkat lunak aplikasi; pengendalian atas perangkat lunak sistem;
Aturan ini sudah biasa kita lakukan untuk menjamin keandalan pemisahan tugas; dan kontinuitas pelayanan.
Laporan Keuangan dan keamanan BMN, yaitu memasang ap- 6 Pasal 23 Menerangkan pengamanan sistem informasi sekurang-kurangnya menca-
likasi SAIBA dan Simak-BMN, menetapkan operator, menginput kup enam hal, antara lain pengembangan rencana yang secara jelas
data belanja dan BMN ke dalam aplikasi, menetapkan pejabat meng-gambarkan program pengamanan serta kebijakan dan prosedur
yang berbeda sebagai bendahara, PPK, dan PPSPM; melakukan yang men-dukungnya.
rekonsiliasi data; mencetak dan mengesahkan Laporan Keuangan 7 Pasal 24 Menerangkan bahwa pengendalian atas akses sekurang-kurangnya
dan Laporan BMN. mencakup klasifikasi sumber daya sistem informasi, identifikasi pengguna
yang berhak dan otorisasi akses ke informasi, pengendalian fisik dan
Sedang untuk sistem informasi urusan teknis belum melembaga.
logik untuk mencegah akses tidak sah, dan pemantauan atas akses,
investigasi atas pelanggaran.
8 Pasal 25 Menerangkan bahwa pengembangan dan perubahan perangkat lunak
aplikasi sekurang-kurangnya mencakup otorisasi atas fitur pemrosesan
dan modifikasi program, pengujian atas seluruh perangkat lunak yang
baru dan yang dimutakhirkan; dan penetapan prosedur pengendalian
atas kepustakaan perangkat lunak.

54 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 55
9 Pasal 26 Menerangkan bahwa pengendalian atas perangkat lunak sekurang- 20 Pasal 39 1. Menteri wajib membatasi akses atas sumber daya dan pencatatannya.
kurangnya mencakup pembatasan akses, pengendalian dan
pemantauan atas akses, dan pengendalian atas perubahan yang 2. Menteri wajib memberikan akses hanya kepada pegawai yang ber-
dilakukan terhadap perangkat lunak sistem. wenang.
10 Pasal 27 Menerangkan bahwa pemisahan tugas sekurang-kurangnya mencakup Sumberdaya biasa dikaitkan dengan anggaran. Maka pencatatan
penetapan pengendalian akses; dan pelaksanaan prosedur, dan super- atas perencanaan dan penggunaan anggaran termasuk yang
visi akses. harus dibatasi aksesnya. Hal itu pun sudah diketahui secara luas.
11 Pasal 28 Kontinuitas pelayanan sekurang-kurangnya antara lain mencakup pence- Hanya orang tertentu yang diberi akses ke aplikasi keuangan,
gahan atas kerusakan dan terhentinya operasi komputer, pengembangan seperti aplikasi SAS dan SAIBA. Namun, sumberdaya dapat juga
rencana untuk mengatasi kejadian tak-terduga. dikaitkan dengan data teknis. Implikasinya, data teknis seperti
12 Pasal 29 Menerangkan bahwa pengendalian aplikasi terdiri atas pengendalian data tebangan kayu bulat, data populasi gajah seharusnya juga
otori-sasi, pengendalian kelengkapan, pengendalian akurasi; dan dikemas dalam sebuah aplikasi. Aplikasi tentang produksi kayu
pengendalian terhadap keandalan pemrosesan data. bulat, aplikasi tentang populasi gajah seharusnya juga hanya bo-
leh diakses oleh operator yang ditugasi.
13 Pasal 30 Pengendalian otorisasi sekurang-kurangnya mencakup pengendalian
doku-men sumber, pengesahan dokumen sumber, pembatasan akses ke 21 Pasal 40 Menteri wajib menyelenggarakan dokumentasi yang baik atas Sistem
termi-nal entri data; dan memastikan bahwa seluruh data yang diproses Pengendalian Intern terkait Pasal 18.
telah diotorisasi.
Ketentuan dalam PP ini pun sudah biasa kita temui dalam praktek
14 Pasal 31 Menerangkan bahwa pengendalian kelengkapan sekurang-kurangnya pengendalian intern di bidang keuangan dan aset. Laporan-laporan
men-cakup pengentrian dan pemrosesan seluruh data dalam komputer; tentang keuangan dan aset instansi Pemerintah dapat secara mudah
dan re-konsiliasi data untuk memverifikasi kelengkapan data. dibuat (generated) dari aplikasi SAIBA dan Simak-BMN.
15 Pasal 32 Pengendalian akurasi sekurang-kurangnya mencakup penggunaan
desain entri data, validasi data, investigasi dan perbaikan data yang Namun dokumentasi atas urusan teknis masih banyak yang harus
salah. dibenahi. Misalnya, dalam urusan perjanjian kerjasama penguatan fungsi
kawasan hutan, masih banyak dokumen yang terserak di berbagai
16 Pasal 33 Menerangkan bahwa pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan parapihak. Dokumen yang terserak menggambarkan lemahnya praktek
file data sekurang-kurangnya mencakup pemastian hanya program dan pengendalian intern dalam urusan itu.
file data versi terkini digunakan selama pemrosesan; dll.
22 Pasal 41 Menteri wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan
17 Pasal 34 Menteri wajib melaksanakan pengendalian fisik dan wajib menetapkan, informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.
mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai
tentang prosedur pengamanan fisik; dan rencana pemulihan setelah Tentang unsur keempat SPIP yaitu Informasi dan Komunikasi ini dibahas
bencana. dalam tulisan tersendiri oleh Penulis dengan judul “Membuat Aplikasi
18 Pasal 37 Menteri wajib: adalah Bentuk Penyelenggaraan SPIP”
23 Pasal 42 Menteri harus memanfaatkan dan mengelola, mengembangkan, dan
1. melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting. memperbarui sistem informasi secara terus menerus.
2. menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi.
19 Pasal 38 Menteri wajib melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
transaksi dan kejadian terkait Pasal 18.

56 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 57
Pembaca dapat melihat bahwa pada Pasal 42 secara nyata dan tertulis Jadi membangun sebuah sistem informasi bagi sebuah organisasi samasekali
bahwa Menteri harus: bukan hal baru. Yang baru hanya teknologi yang dipakai untuk mencatatnya,
karena skala kerjanya sudah meningkat, tuntutan kelengkapan, akurasi, dan
1. memanfaatkan dan mengelola, kerapihan juga mening-kat, selain pertimbangan efesiensi dan efektifitas
waktu dan biaya.
2. mengembangkan, dan

3. memperbarui sistem informasi secara terus menerus. Unsur keempat SPIP adalah informasi dan komunikasi. Dalam Pasal 42 dari
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 yang mengamanatkan agar
Dalam Daftar Uji yang ada dalam Peraturan Pemerintah tersebut, menteri mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi
diamanatkan bahwa “Menteri menggunakan fungsi manajemen secara terus menerus. Dalam aturan yang sama sudah ada arahan agar
informasi untuk mendapatkan data opera-sional yang penting menteri perlu mempertimbangkan:
dan mendukung upaya penyempurnaan sistem informasi sesuai
perkembangan teknologi informasi” 1. manajemen sistem informasi,

Logika yang tertangkap adalah jika peraturan pemerintah itu meminta 2. mekanisme identifikasi kebutuhan informasi,
Menteri agar memanfaatkan, mengelola, mengembangkan dan 3. perkembangan dan kemajuan teknologi informasi,
memperbarui SI, pastinya setiap instansi pemerintah dianggap sudah
membangun SI, sebab SI dianggap sebagai unsur dasar dari operasional 4. pemantauan mutu informasi, dan
sebuah instansi. Hal itu sudah Penulis sampaikan sebelumnya, bahwa
instansi pemerintah dianggap sudah membangun sebuah sistem 5. kecukupan sumber daya manusia dan keuangan untuk pengembangan
informasi, sebagaimana telah mengelola SDM dan mengelola keuangan. teknologi informasi.

Dalam hasil audit, Penulis menemukan bahwa masih banyak auditi yang
Jadi, prinsipnya, instansi Pemerintah diwajibkan membangun sebuah SI,
lemah dalam berbagai aspek yang disebutkan di atas. Hal itu sangat
memanfa-atkannya, mengembangkannya, dan memperbaruinya secara
disayangkan karena dengan sistem informasi yang lemah, Pimpinan tidak
terus-menerus.
memiliki dasar yang kuat untuk membuat kebijakan. Padahal, teknologi untuk
Informasi adalah Unsur SPIP mengatasi kelemahan-kelemahan itu sudah tersedia.

Masih juga risih dengan kewajiban Menteri untuk membangun SI? Contoh-contoh kelemahan yang Penulis temui adalah sebagai berikut.
Sebelum ada Peraturan Pemerintah tentang SPIP pun sebuah organisasi
1. Data tidak lengkap. Penulis terkejut, ada juga satker setingkat direktorat
sudah lazim membangun sistem informasi. Sebagai contoh, organisasi
yang sampai 2019 pun belum memiliki informasi dasar. Jika informasi
pengelola hutan produksi terlebih dulu mengumpulkan berbagai
dasar pun belum dimiliki, maka satker itu mustahil sudah membuat
informasi (informasi tentang iklim, bentuk wilayah, jenis tanah, hidrologi,
rencana-rencana kerja. Jangankan ngomong kegiatan pengendalian intern
biota, sosial-ekonomi masyarakat sekitar hutan, dan lain-lain) sebelum
(SPIP), ngomong risiko organisasi pun tentunya belum bisa karena yang
organisasi itu melakukan operasionalnya - yang dalam SPIP - operasional
akan dikerjakan pun belum tahu.
pengelolaan hutan itu dilakukan dengan prinsip-prinsip ‘pengendalian
intern’. Contohnya, sebelum tahun 1900, Perhutani sebagai sebuah 2. Pangkalan data (database) tidak memungkinkan dilakukannya
perusahaan pengelola hutan sudah mengumpulkan berbagai informasi pengendalian kegiatan rutin. Banyak data yang seharusnya ada dalam
yang saat itu pencatatannya masih ditulis dengan tangan. Sekarang database tapi tidak ditemukan. Misalnya, data tanggal mitra kerjasama
sudah lebih dari seabad, prinsip kegiatannya sama, hanya teknologi harus menyerahkan laporan-laporan yang diwajibkan. Tanpa data itu,
yang dipakai sudah berbeda. Banyak informasi yang sudah dikumpulkan Pimpinan tidak tahu kapan harus membuat pembe-ritahuan (notifikasi)
secara digital, dan dikomunikasikan dalam bentuk digital pula. tagihan kepada mitra kerjasama.

58 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 59
Pengembangan E-Government. Dalam Peraturan Presiden itu tidak ada
3. Prosedur pengkinian (up-dating) data terlalu birokratis, lama, dan tidak perintah ‘agar instansi pemerintah membangun sistem informasi’, namun isi
efektif. Nyaris semua input dilakukan secara manual. Bahkan ada data yang dari kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government itu sungguh
harus diminta kepada parapihak menggunakan surat. Penulis hanya melihat sangat menyeluruh dan mendalam.
satu satker - itu pun satker Daerah, bukan satker Pusat - yang melakukan
input data secara real-time. Banyak arahan sangat mendasar bagi Menteri, antara lain:
4. Data tidak bisa dibagi (data-sharing). Yang Penulis temui bukan data-sharing, a. Aspek aksesibilitas. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta
melainkan distribusi data (komunikasi searah). potensi pemanfaatannya secara luas, harus mampu membuka peluang
bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi secara
5. Cara mengkomunikasikan data masih sangat konvensional. Nyaris semua cepat dan akurat;
informasi diolah dan disajikan secara manual dan individual, bukan laporan
yang dihasilkan melalui aplikasi (generated report). b. Aspek efesiensi dan efektifitas informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam e-government akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
Yang cukup mencengangkan, berdasarkan keterangan yang Penulis gali, ternyata transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan;
pembangunan sistem informasi di sebuah Direktorat teknis banyak diinisiasi
bukan oleh pimpinan atau dibuat atas perintah atasan, melainkan oleh staf biasa. c. Aspek kebijakan. Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good
Dari keterangan staf biasa yang tergerak membuat sistem informasi tingkat lokal governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien
(misalnya pada tingkat Seksi/eselon-IV), motivasi mengumpulkan berkas dan diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government.
membuat catatan dalam bentuk spreadsheet adalah karna saat dirinya diminta Namun Penulis mendapati bahwa aspek ini umumnya masih lemah. Ada
menghadiri rapat, dia membutuhkan data tertentu. Atau, karena ada permintaan sebuah direktorat yang sudah berganti direktur sebanyak tiga kali, tidak
data tertentu dari atasannya untuk bahan rapat. Tapi bukan pimpinan yang mengalami kemajuan apa pun dalam membangun sistem informasi.
memerintahkan bawahannya untuk membuat sebuah sistem informasi. Kasus
semacam itu adalah pembuatan SI tanpa pembiayaan dari DIPA. Ada kasus-kasus d. Aspek komitmen pucuk pimpinan. Di dalam Perpres Nomor 3 Tahun 2003
lain, satuan kerja membuat sistem informasi dengan anggaran DIPA. Umumnya, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government,
kasus pembangunan SI ini pun mengandung kelemahan, dimana sistem itu tidak e-government itu dibangun dengan kesamaan pemahaman, keserempakan
terintegrasi dengan sistem informasi di lingkungannya (misalnya, sistem informasi tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerin-
di tingkat seksi atau tingkat sub-direktorat tidak terintegrasi dengan sistem di tah. Namun berdasarkan pengetahuan Penulis di saat audit, keserempakan
tingkat direktorat jenderalnya). Namun, ada SI di KLHK yang dapat dianggap tindak itu masih sulit terlaksana. Penyebab utama adalah komitmen pucuk
sudah mapan yaitu SI-PHPL (Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi pimpinan, yang menurut Penulis, minimal ada dari pejabat eselon-1.
Lestari). SI ini menggambarkan semua karakter yang disebut dalam PP Nomor 60
2. Sebelum diundangkannya PP Nomor 60 Tahun 2008, terbit Undang-Undang
Tahun 2008, yaitu melayani tusinya, terintegrasi dengan operasi pemanfaatan
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Walau ruh
hasil hutan kayu dan tata-usahanya, melayani pelanggan di seluruh Indonesia, dan
undang-undang ini tentang teknologi informasi, namun terbitnya undang-
PNBP yang diperoleh pun dapat diketahui secara real-time.
undang ini tidak terkait langsung dengan urusan SPIP melainkan lebih
Sudah Lama Diminta Melayani Secara Digital dimaksudkan untuk mengantisipasi penyalahgunaan teknologi informasi yang
terkait dengan praktek perdagangan secara daring (e-commerce).
Presiden Joko Widodo meminta aparat pemerintah sangat menguasai teknologi
informasi untuk melayani masyarakat. Seharusnya, instansi pemerintah sudah 3. Dalam tahun yang sama, terbit juga Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tanggap sejak lama. Mari kita lihat riwayat kebijakannya. tentang Keterbukaan Informasi Publik. Walau memakai istilah ‘informasi’,
namun undang-undang itu lebih dimaksudkan untuk mengatur akses
1. Sejak pemerintahan Presiden Megawati, atau lima tahun sebelum masyarakat atas produk-produk informasi dari ‘badan publik’. Kita kemudian
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008, sudah ada Instruksi lebih mengenal Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 sebagai cikal-bakal
Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

60 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 61
adanya Pejabat Pengelola Informasi dan menarik, dari sebelas macam kegiatan ‘perangkat lunak aplikasi, otorisasi atas fitur format laporan dsb, sudah ditentukan
Dokumentasi (PPID) di tiap kementerian/ pengendalian itu: pemrosesan, modifikasi program, kepustakaan aturannya. 
lembaga. Penulis berpendapat bahwa perangkat lunak, pembatsan akses, program
 4 (empat) di antaranya terkait pengelo-  Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
tujuan penerbitan Undang-Undang Nomor dan file data versi terkini, desain entri data, (dan di lingkungan swasta sangat nyata
14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan laan SI (pengendalian atas pengelolaan SI, validasi data, investigasi dan perbaikan data untuk mengurangi biaya operasi)
Informasi Publik tidak ada kaitannya otorisasi atas transaksi dan kejadian yang yang salah, pengendalian fisik dan logik,
dengan penerbitan Peraturan Pemerintah penting, pencatatan yang akurat dan tepat pemulihan setelah bencana.  Menyediakan laporan untuk keperluan
Nomor 60 tentang SPIP. waktu atas transaksi dan kejadian, dan pengambilan keputusan (generated report)
dokumentasi yang baik atas transaksi dan Singkat kata, karena isi peraturan Pemerintah
 Mempermudah akses informasi untuk
Namun, kedua kebijakan itu saling kejadian penting). Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP keperluan Pimpinan.
terkait, dimana dokumen yang diberikan didominasi oleh pengelolaan sistem informasi,
PPID kepada masyarakat adalah output Dalam PP tentang SPIP itu, dalam amanah maka Penulis mengusulkan agar: Praktek pengendalian intern Pemerintah yang
dari operasi instansi pemerintah yang terkait “Kegiatan Pengendalian” yang dikatakan sudah mapan identik dengan adanya
diatur dengan SPIP. Untuk urusan ini, seluruhnya berisi 21 pasal, 62 persen 1. instansi pemerintah membangun SI SI. Banyak di antara SI bahkan sudah sangat
akan ditulis dalam tulisan dengan judul (atau13 pasal) di antaranya berisi amanah sebagai modal atau pendekatan untuk dikenal karena sudah belasan tahun digunakan
“Membuat Aplikasi adalah Bentuk yang berkenaaan dengan pengelolaan sistem menyelenggarakan SPIP; oleh semua instansi Pemerintah. Sebut saja
Penyelenggaraan SPIP”. informasi. misalnya aplikasi Simak-BMN, aplikasi SAIBA.
2. dalam meriviu penyelenggaraan SPIP di Aplikasi Simak-BMN bahkan sudah diterapkan
4. Arahan yang nyata dan telak datang dari  3 (tiga) di antaranya terkait pengelolaan sebuah satuan kerja, Itjen melakukan riviu oleh kantor pemerintah tiga tahun sebelum PP
Presiden Joko Widodo yang melontarkan sumberdaya - lazimnya, sumberdaya itu atas pengelolaan SI-nya. Caranya? APIP Nomor 60 Tahun 2008 terbit.
istilah Dilan itu, yaitu melalui Peraturan berupa anggaran, walau dapat berupa data dapat mengadaptasi dan memperluas
dan informasi. (pemisahan fungsi, pem- Menurut opini Penulis, dua aplikasi itu di KLHK
Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Daftar Uji yang ada di peraturan
batasan akses atas sumber daya dan pen- dianggap seolah bukan wujud dari SPIP.
Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan pemerintah itu, yaitu:
Berbasis Elektronik (SPBE). Presiden catatannya, akuntabilitas terhadap sumber
Dalam bidang akuntansi keuangan negara atau
daya dan pencatatannya); a. Apakah satker menggunakan
secara jelas menyatakan bahwa “untuk dalam kegiatan penyusunan Laporan Keuangan
fungsi manajemen informasi untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan  2 (dua) di antaranya terkait pengelolaan mendapatkan data terkait tugas Pemerintah Pusat itu lah, Pemerintah – dalam hal
yang bersih, efektif, transparan, dan kinerja (reviu atas kinerja Instansi Pemer- pokoknya? ini Kementerian Keuangan – telah membangun
akuntabel serta pelayanan publik yang intah yang bersangkutan, penetapan dan sistim informasi, berupa database pelaksanaan
berkualitas dan terpercaya diperlukan b. Apakah satker mendukung upaya anggaran yang dikenal sebagai Sistim Akuntasi
reviu atas indikator dan ukuran kinerja); penyempurnaan sistem informasi
sistem pemerintahan berbasis elektronik”. Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Aplikasi
 1 (satu) terkait pengelolaan sumberdaya sesuai perkembangan teknologi
informasi? SAIBA telah dibagikan kepada semua instansi
Mengelola SI Sebagai Bagian dari manusia (pembinaan SDM); Pemerintah. Pokoknya, semua instansi yang
Penyelenggaraan SPIP Sudah Ada Contoh SI di Kantornya, tapi Tidak memiliki DIPA, pasti memiliki aplikasi tersebut
 1 (satu) lainnya terkait pengelolaan BMN
Merasa untuk dioperasikan. Sosialisasi atas SAIBA telah
Mengulangi lagi, walau tersembunyi, amanat (pengendalian fisik atas asset);
dilakukan. Otorisasi aplikasi telah dibangun.
agar instansi pemerintah membangun SI Beberapa karakteristik utama dari SI adalah
Artinya, pesan terkait kegiatan pengendalian Manual aplikasi telah disebarkan. Operator
ada dalam unsur kesatu dari SPIP. Kegiatan sebagai berikut (dikutip dari Agung Janisman,
oleh instansi pemerintah didominasi oleh SAIBA telah ditunjuk dan dididik. Pemeliharaan
pengendalian risiko instansi pemerintah ada Makalah SIM dalam Pemerintahan. dalam
pengelolaan SI. dan pengkinian aplikasi selalu dilaksanakan.
dalam unsur ketiga dari SPIP. Dalam Pasal www.academia.edu) Dan, yang kemudian dikenal di lingkungan
18 dari PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Terdapat pemakaian istilah-istilah yang terlalu instansi Pemerintah adalah adanya kegiatan
kegiatan pengendalian, kegiatan pengendalian  Diterapkan pada tugas-tugas yang
teknis untuk sebuah pengelolaan sistim rutin semesteran berupa “rekonsiliasi data”
intern terdiri atas sebelas macam. Yang terstruktur; dimana prosedur,
informasi. Sebut saja adanya istilah-istilah yang diikuti oleh para operator SAIBA dan para
pengambilan kepu-tusan, arus informasi,

62 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 63
operator Simak-BMN. Kegiatan rekonsiliasi itu pun dilakukan secara berjenjang; mulai dari tahap Pembangunan SI dapat saja kita anggap sebagai quick win dari penyelenggaraan SPIP sebagaimana
internal satker yang bersangkutan. Kemudian ada rekonsiliasi data antar Kementerian/Lembaga yang disebut oleh Peraturan Kepala BPKP tentang Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan
dengan data di Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Rekonsiliasi dilakukan SPIP. Quick win adalah sesuatu yang seharusnya tercapai dalam waktu 100 hari kerja. Penulis
secara berjenjang, mulai dari level provinsi sampai level nasional. Kementerian Keuangan selaku membayangkan bahwa sebuah satker Pusat eselon-IV masing-masing dapat merancang dan
penguasa data keuangan dari seluruh Indonesia. Untuk menjaga data, Kementeria Keuangan membangun database masing-masing.
memiliki unit back-up data (Data Recovery Center) yang berlokasi jauh dari ibu kota negara.
Bersamaan dengan dibikinnya SI, unsur SPIP lain yang bisa secara bersamaan dikerjakan, misalnya
Selain ada instrumen rekonsiliasi secara tatap muka, sekarang sudah ada fasilitas e-rekon. Melalui sebagai berikut.
fasilitas ini, mereka yang tidak pernah “ke lapangan” pun langsung dapat mendeteksi adanya
1. Untuk unsur ‘lingkungan pengendalian’ bisa dilakukan peningkatan kompetensi pegawai, riviu
keganjilan-keganjilan data. Di satker mana dan bentuk keganjilannya apa dapat diketahui.
atas struktur tim pelaksana kegiatan, konsolidasi dengan instansi terkait, dll.
Output dari kegiatan itu adalah berupa Laporan Keuangan Instansi Pemerintah (dalam hal ini
2. Untuk unsur ‘identifikasi risiko’ bisa dilakukan riviu atas risiko yang sudah teridentifikasi.
adalah Laporan Keuangan Pemerintah Pusat). Laporan Keuangan ini dibuat secara generated
dari aplikasi (ada Menu Pelaporan dalam aplikasi). SAIBA adalah contoh yang efektif atas 3. Untuk unsur ‘kegiatan pengendalian’ bisa dilakukan riviu atau merevisi peraturan-peraturan
penyelenggaraan SPIP dalam bidang akuntansi Pemerintah. yang ada, atau merumuskan kebijakan baru.
Uraian tentang pengelolaan aplikasi SAIBA dan Simak-BMN oleh satker adalah penggambaran 4. Untuk unsur ‘informasi dan komunikasi’ bisa dilakukan penginputan data atau pengembangan
nyata unsur ketiga dari SPIP, yaitu “kegiatan pengendalian”. database.
Selanjutnya, pada saatnya nanti, Laporan Keuangan tiap Kementerian/Lembaga itu akan 5. Untuk unsur ‘monitoring pengendalian’ bisa dilakukan pembuatan form-form monitoring.
diminta oleh auditor eksternal, yaitu BPK, untuk diperiksa dan dinilai kewajarannya. Dengan
sebuah Laporan Keuangan dan Laporan BMN, Pemerintah dan BPK-RI melakukan komunikasi. Demikian sumbangan pemikiran Penulis. Semoga dapat dimanfaatkan secara nyata dalam
Ini adalah penggambaran nyata unsur keempat dari SPIP secara efektif. Efektifitas dalam perwujudan Dilan, pembangunan sistem informasi untuk melayani masyarakat luas.
mengkomunikasikan informasi adalah amanat SPIP (Pasal 42 Ayat 1).
Daftar Pustaka
Hal utama yang Penulis sampaikan dengan mencontohkan aplikasi SAIBA dan Simak-BMN adalah
agar para Direktur teknis beserta jajarannya dan para auditor menyadari bahwa pengendalian _____, 2003. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government;

intern pengelolaan anggaran dan aset sudah disediakan tool-nya oleh Kementerian Keuangan. _____, 2008. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 58;
Nah, giliran para Direktur teknis yang wajib menyediakan tool untuk mengendalikan risiko-risiko
semua kegiatan teknis yang mendukung pencapaian IKK, IKP, dan IKU secara efektif dan efisien.
_____, 2008. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61;
Ingat, efektifitas dan efesiensi pelaksanaan tugas dan fungsi (urusan teknis K/L) adalah tujuan
SPIP yang pertama. Para penanggungjawab kegiatan di kantor Pusat harus mengupayakan itu. Jika _____, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tentang SPIP. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127.
di setiap satker memiliki SI pengelolaan anggaran dan SI aset, mengapa di satker yang sama tidak
_____, 2012; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol2 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Lembaran Negara
memiliki sistem informasi satwa liar, sistem informasi bibit, sistem informasi perijinan, dan segala Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189
macam sistem informasi untuk mendukung IKU kementerian?
_____, 2018; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2ot8 Nomor 182
Membangun SI sebagai Quick Win Penyelenggaraan SPIP.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pangkalan_data
Apakah satker eselon-I atau eselon-II di kantor Pusat yang telah membangun SI bisa dikatakan
https://www.academia.edu/8446147/Makalah_SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_PEMERINTAHAN_Kepemimpinan_dalam_Sistem_
telah menyelenggaran SPIP? Tentu tidak langsung dapat diterjemahkan demikian. Namun, Informasi_Manajemen_Berbasis_Teknologi_Informasi_dan_Komunikasi
dengan SI yang dipunyainya, satker tersebut telah memiliki tulang punggung (back-bone) untuk
https://www.scribd.com/document/270868397/Sistem-Informasi-dan-Pengendalian-Internal-Sekilas-Mengenai-Sistem-Informasi
melaksanakan tugas dan fungsinya.

64 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Dilan - Digital Melayani (Dwianto C. Subandrio) 65
Sekretaris Itjen KLHK membuka rangkaian acara Asesmen
Auditor yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 Oktober 2019,
26-27 Oktober 2019 dan 2-4 November 2019 bertempat Asesmen Auditor Itjen KLHK Tahun 2019
di Bogor dan Tangerang Selatan

66 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019


Sedikit-sedikit adendum, ini berarti perencananya nggak bagus”, adendum kok sedikit-
sedikit demikian kata seorang pimpinan yang bertindak sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) ketika disodorkan perencanaan untuk melakukan adendum sebuah
pekerjaan fisik di suatu kantor. “Kalau malaikat yang merencanakan, mungkin tidak perlu
ada lagi adendum”,

celoteh salah seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), merespon perkataan pimpinan
tadi. Tentu saja respon itu hanya berani dilontarkan di Arborea Cafe pada saat  jam
istirahat.

Demikian juga Auditor ketika melakukan audit terkait dengan kontrak pihak ketiga, hal
yang mendasar ditegaskan ke auditan adalah dokumen kontrak terdapat adendumnya
atau tidak. Tulisan ini mencoba menguraikan perbedaan kedua persepsi tersebut untuk
mengambil sebuah titik temu kesepahaman. Dengan adanya kesepahaman tersebut,
diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para pengelola pengadaan dalam
melakukan proses perubahan atau adendum kontrak pada tahap pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah.

Pendahuluan

Sebagaimana kita ketahui bahwa pelaksanaan kegiatan RHL tahun 2019 menjadi salah
satu program prioritas nasional yang menjadi tanggung jawab Kementerian LHK c.q.
Ditjen PDASHL, dengan target nasional yang telah ditetapkan adalah seluas 207.000
Ha. Kegiatan RHL ini berupa kontrak tahun jamak dengan tahapan pada tahun pertama
merupakan penanaman atau dikenal dengan istilah P0, dilanjutkan dengan pemeliharaan
pada tahun pertama (P1) dan pemeliharaan tahun kedua (P2). Tahun 2019 ini merupakan
kegiatan penanaman sebagai dasar utama untuk keberlangsungan kegiatan berikutnya.
PENULIS : Dirjen PDASHL telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala UPT lingkup
Ditjen PDASHL untuk memberikan arahan dalam mengambil langkah-langkah
penyelesaian kegiatan penanaman untuk menjamin keberhasilan kegiatan RHL tahun
2019 yaitu Surat Edaran Nomor SE.5/PDASHL/DAS.1/9/2019 tanggal 18 September
2019. Substansi surat edaran dimaksud adalah menginstruksikan Kepala UPT BPDASHL
untuk :

a. melakukan perubahan jenis kontrak kegiatan penanaman dari kontrak lumsum


menjadi kontrak gabungan lumsum dan harga satuan dengan pembayaran
berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan atau termin.

b. menambahkan faktor pergeseran musim penghujan sebagai kondisi cuaca ekstrim


yang termasuk dalam klausul keadaan kahar pada kontrak.
Joko Yunianto Dwi Yuli Widyatmoko
Auditor Madya pada Inspektorat Wilayah II Auditor Muda pada Inspektorat Wilayah II

68
78 BULETIN
BULETINPENGAWASAN
PENGAWASANVolume
Volume1414
NoNo
43Hal.
Hal.11
- 112
- 142 Desember 2019
September 2019 Merubah Kontrak - Tak Semudah Membalikkan Tangan (Joko. Y & Dwi Y. Widyatmoko) 69
Setelah hal tersebut dipahami, sebaiknya Adapun tahap pengendalian kontrak, yang
c. terhadap kontrak jasa konsultansi Perubahan Kontrak Tidak Mudah dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
juga diketahui adanya tahapan yang
pengawasan dan penilaian dengan (PPK) selaku pemilik pekerjaan, bertujuan
Perubahan pekerjaan merupakan salah harus dilakukan dalam melakukan proses
jenis kontrak lumsum agar dilakukan menghasilkan output yang sesuai dengan
satu klausul yang diperbolehkan dalam perubahan kontrak. Perubahan kontrak
adendum menjadi kontrak waktu kebutuhan. Pada proses ini akan ada
proses pengadaan barang/jasa, yang telah tidak mungkin dilakukan dengan ujug-
penugasan dengan pembayaran kemungkinan terjadinya perubahan kontrak
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 ujug atau tiba-tiba tanpa didasari alasan
berdasarkan tahapan penyelesaian dengan tetap mengedepankan prinsip-
Tahun 2018 sebagai berikut. dan argumentasi yang jelas. Belum lagi
pekerjaan atau termin. prinsip pengadaan tadi.
adanya ketentuan yang mengatur bahwa
d. pemeliharaan tahun berjalan dapat “Dalam hal terdapat perbedaan kondisi perubahan kontrak tersebut tidak boleh
melebihi 10% dari harga yang tercantum di Perubahan atau adendum kontrak perlu
dilakukan paling cepat 1 (satu) bulan lapangan pada saat pelaksanaan dengan dilakukan pengujian oleh PPK. Tahapan
setelah tahap kegiatan penanaman gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK kontrak awal. Mengenai waktu perubahan,
perlu dipahami juga bahwa pelaksanaan pengujian dan penelitian dilakukan
selesai dengan dilengkapi rekomendasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak, untuk melihat kesesuaian antara usulan
dari konsultan pengawasan dan PPK bersama penyedia dapat melakukan kontrak merupakan rangkaian kegiatan
yang berkesinambungan, dari awal sampai perubahan dengan ketentuan yang berlaku.
penilaian. Terhadap pekerjaan perubahan kontak, meliputi: 1) menambah Pengujian tersebut terdiri dari pengujian
pemeliharaan tahun berjalan yang atau mengurangi volume yang tercantum dengan akhir pekerjaan. Perubahan
pelaksanaan kontrak akibat adanya atas pokok-pokok perjanjian dalam kontrak,
tidak dapat dilaksanakan maka dalam kontrak; 2) menambah dan/atau pengujian terhadap aturan perpres dan
dilakukan adendum kontrak. mengurangi jenis kegiatan; 3) mengubah perbedaan kondisi lapangan dapat terjadi
pada awal,  pertengahan, atau  bisa jadi petunjuk teknis, serta pengujian atas taat
spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi tidaknya perubahan terhadap ketentuan
e. dalam rangka mengantisipasi lapangan; dan/atau 4) mengubah jadwal pada akhir pelaksanaan pekerjaan.
terkait lainnya.
penolakan masyarakat agar pelaksanaan (Pasal 54 Peraturan Presiden
mengintensifkan kegiatan sosialisasi Nomor 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan Pada awal pelaksanaan kontrak, kebutuhan
perubahan kontrak dapat diidentifikasi Perubahan kontrak bisa saja diusulkan
dan pendampingan dengan melibatkan Barang/Jasa Pemerintah)”. oleh pihak penyedia ataupun pemilik
pemangku kepentingan, peningkatan pada saat pre construction meeting (PCM),
yaitu pertemuan yang diselenggarakan pekerjaan. Usulan atau permintaan/
kapasitas tenaga pendamping, serta Jika mencermati substansi dari pasal perintah perubahan dari pemilik pekerjaan
mewajibkan tenaga pendamping untuk tersebut, secara gamblang terlihat bahwa oleh berbagai unsur yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan. tentunya dilakukan sebagai upaya untuk
aktif berinteraksi dengan masyarakat perubahan kontrak bisa terjadi dan dapat menghasilkan output yang maksimal dan
dan para pihak terkait di lokasi RHL. dilakukan dengan syarat utama yaitu sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja.
adanya perbedaan kondisi lapangan Berbagai unsur terkait tersebut adalah
Apabila disarikan dari 5 (lima) point/arahan dengan dokumen kontrak. pihak direksi pekerjaan sebagai unsur
pengendalian, direksi teknis sebagai Pertama terkait perubahan jenis kontrak
Dirjen PDASHL tersebut adalah terdapat bahwa dijelaskan dalam tahap persiapan
3 point yang mengarah adanya adendum Perubahan kontrak tersebut merupakan pengawas teknis, penyedia jasa sebagai
pelaksana pekerjaan, instansi terkait, dan pengadaan, pada ketentuan angka 2.3.2
atau perubahan kontrak yang harus sebuah keniscayaan dan seharusnya tidak diatur bahwa dalam proses penyusunan
dilakukan oleh BPDASHL. Bagaimana sikap begitu saja dinyatakan sebagai tindakan juga wakil masyarakat setempat.
dan penetapan rancangan kontrak, PPK
Itjen terhadap hal tersebut khususnya kesengajaan untuk menambah nilai atau menyusun rancangan kontrak yang antara
keuntungan melalui perubahan tersebut. PCM dilaksanakan untuk menyamakan
terkait peran Itjen selaku consulting lain memuat: Jenis Kontrak, Bentuk
persepsi masing-masing pihak terhadap
activities. Perubahan kontrak memang Kontrak, Naskah Perjanjian, Uang Muka,
Fakta empiris telah banyak membuktikan seluruh dokumen kontrak, sekaligus
bukan hal yang haram atau dilarang Jaminan Pengadaan, Sertifikat Garansi,
bahwa sangatlah jarang sebuah membuat kesepakatan akan hal-hal
dalam proses PBJ, namun ada beberapa Sertifikat/Dokumen dalam rangka
perencanaan akan sempurna sesuai penting yang belum terdapat dalam
guidance yang harus diperhatikan oleh PPK Pengadaan Barang Impor, Penyesuaian
dengan kondisi di lapangan. Hampir semua dokumen kontrak maupun kemungkinan-
maupun KPA dalam melakukan perubahan Harga, Syarat-Syarat Umum Kontrak
perencanaan akan mengalami perubahan kemungkinan kendala yang akan terjadi
kontrak. Di dalam tulisan selanjutnya akan (SSUK), serta Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dalam pelaksanaannya, sekali lagi, karena dalam pelaksanaan pekerjaan.
dijelaskan sejauhmana perubahan kontrak (SSKK). Dalam tahap pemberian penjelasan
dapat dilakukan. perencanaan disusun oleh perencana
berdasarkan asumsi-asumsi dan perkiraan pada ketentuan angka 4.2.4 diatur
akan sebuah pekerjaan.

70 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Merubah Kontrak - Tak Semudah Membalikkan Tangan (Joko. Y & Dwi Y. Widyatmoko) 71
bahwa Pokja Pemilihan melaksanakan Anggaran, apabila hasil koreksi b. Pelaksanaan kontrak penanaman 4) Apabila terjadi perubahan jenis
pemberian penjelasan pemilihan Penyedia aritmatik melebihi HPS maka RHL tidak dapat dilakukan adendum kontrak yang dilakukan setelah
melalui aplikasi SPSE sesuai dengan penawaran dinyatakan gugur. jenis kontrak dari lumsum menjadi penandatanganan kontrak maka
jadwal yang telah ditetapkan. Pemberian kontrak gabungan lumsum dan harga akan berpengaruh pada rasa
penjelasan merupakan media/forum b. Evaluasi harga jasa konsultansi satuan maupun pelaksanaan kontrak ketidakadilan (unfair) dalam
tanya jawab antara Peserta Tender/ konsultan waslai tidak dapat dilakukan proses pemilihan penyedia
Seleksi dengan Pokja Pemilihan mengenai 1) Evaluasi harga untuk jenis adendum jenis kontrak dari lumsum (tender) khususnya dalam
ruang lingkup paket pengadaan serta kontrak lumsum, Pokja Pemilihan menjadi kontrak waktu penugasan penentuan pemenang tender.
syarat dan ketentuan yang tercantum memeriksa harga penawaran maupun terhadap cara pembayaran Akibatnya adalah adanya potensi
dalam Dokumen Pemilihan. Dalam hal berdasarkan surat penawaran dari sekaligus menjadi termin, dengan gugatan secara hukum dari
hasil pemberian penjelasan dan/atau harga. pertimbangan sebagai berikut. peserta tender/pemilihan yang
pertanyaan tertulis yang disampaikan kalah terhadap proses pemilihan
2) Evaluasi harga untuk jenis kontrak 1) Jenis kontrak telah ditetapkan penyedia, sehingga akan
oleh peserta mengakibatkan perubahan
berdasarkan waktu penugasan, oleh PPK pada awal perencanaan berdampak pada keabsahan hasil
Dokumen Pemilihan, maka perubahan
Pokja Pemilihan melakukan koreksi pengadaan yang merupakan penetapan pemenang penyedia
tersebut harus dituangkan dalam Adendum
aritmatik bagian dari dokumen pemilihan. barang/jasa.
Dokumen Pemilihan. Dalam hal perubahan
Perubahan jenis kontrak
Dokumen Pemilihan terkait Spesifikasi Penutup diperkenankan pada saat tahapan Daftar Pustaka
Teknis/KAK, HPS atau Rancangan Kontrak
pemberian penjelasan oleh Pokja
maka perubahan tersebut harus disetujui Meningkatnya jumlah adendum kontrak .........., Peraturan Presiden RI Nomor 16
Pemilihan kepada peserta tender/
oleh PPK. pembuatan tanaman RHL maupun Tahun 2018 tentang Pengadaan
seleksi dengan melalui Adendum
pengawasan dan penilaian antara lain Dokumen Pemilihan dan harus Barang/Jasa Pemerintah
Kedua, terkait perubahan jenis kontrak disebabkan kelemahan yang terjadi di awal
jasa konsultan pengawasan dan penilaian disetujui oleh PPK.
penetapan maupun karena ketidaksesuaian .........., Peraturan Menteri Keuangan
dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan dengan kondisi lapangan saat pelaksanaan Nomor 60/PMK.02/2018 tentang
2) Penetapan jenis kontrak dalam
pemilihan penyedia (tender) pada sehingga diperlukan perubahan. Terhadap Persetujuan Kontrak Tahun Jamak
dokumen pengadaan akan
ketentuan angka 4.2.7 disebutkan bahwa langkah-langkah yang ditempuh oleh oleh Menteri Keuangan.
berpengaruh dalam proses
evaluasi dokumen penawaran meliputi Dirjen PDASHL sebagaimana diuraikan di evaluasi dokumen penawaran
antara lain atas dapat disimpulkan pendapat penulis ..........,Peraturan LKPP Nomor 9
yaitu evaluasi harga. Koreksi
sebagai berikut. aritmatik diberlakukan pada Tahun 2018 tentang Pedoman
a. Koreksi Aritmatik Pelaksanaan Pengadaan Barang/
jenis kontrak harga satuan dan
a. Adendum kontrak bukanlah sebuah hal kontrak waktu penugasan yang Jasa Pemerintah
1) Untuk Kontrak Harga Satuan, item
yang tabu sepanjang alasan perubahan hasilnya dapat mengubah nilai
pekerjaan dengan harga satuan
didasari oleh ketentuan, sesuai dengan penawaran, sehingga dalam
pada Kontrak Gabungan Lumsum
kondisi lapangan, dan didukung tender/seleksi akan berpengaruh
dan Harga Satuan, dan Kontrak
dengan argumentasi yang logis, baik dalam penentuan pemenang.
Waktu Penugasan dilakukan
secara administrasi maupun teknis.
koreksi aritmatik.
Jika hal tersebut memiliki orientasi 3) Perubahan jenis kontrak maupun
2) Hasil koreksi aritmatik mengubah kemanfaatan, maka adendum kontrak cara pembayaran termasuk yang
nilai penawaran. Untuk pengadaan justru perlu dilakukan demi efektivitas tidak diatur dalam ruang lingkup
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa dan efisiensi sebuah kegiatan perubahan kontrak.
Lainnya dan untuk pengadaan Jasa
Konsultansi dengan metode Pagu

72 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Merubah Kontrak - Tak Semudah Membalikkan Tangan (Joko. Y & Dwi Y. Widyatmoko) 73
Asesmen Auditor Itjen KLHK Tahun 2019 Asesmen Auditor Itjen KLHK Tahun 2019
A. Latar belakang peta, mulai dari pemerintah, BUMN,
swasta, lembaga swadaya masyarakat
Mandat kebijakan satu peta tertuang dan masyarakat itu sendiri dengan
dalam Peraturan Presiden Nomor format dan standar yang berbeda-
9 Tahun 2016 tentang Percepatan beda. Terkait hal tersebut diperlukan
Kebijakan Satu Peta yang dapat satu peta yang akurat dan akuntabel
menjadi solusi untuk menjawab serta dapat digunakan oleh seluruh
berbagai tantangan dan hambatan pemangku kepentingan dalam
serta permasalahan selama proses melaksanakan aktivitasnya.
pembangunan yang seringkali
bermuara pada konflik lahan. Peta tematik dalam pelaksanaan
Berbagai macam permasalahan kebijakan satu peta mencakup 7
muncul akibat banyaknya versi (tujuh) tema yaitu batas wilayah,
peta yang dibuat oleh masing- kehutanan, perencanaan ruang, sarana
masing pemangku kepentingan prasarana, perizinan dan pertanahan,
dengan standar yang berbeda-beda. sumber daya alam dan lingkungan,
Permasalahan tersebut antara lain kawasan khusus dan transmigrasi.
tumpang tindih penggunaan lahan, Target kebijakan satu peta meliputi
konflik perbatasan, sengketa tanah, 85 peta tematik yang mencakup
tumpang tindih perizinan pada lokasi Informasi Geospasial Tematik (IGT)
yang sama, pembangunan yang perencanaan ruang dan potensi yang
tidak sesuai dengan tata ruang dll. tersebar di 34 provinsi di Indonesia
Terkait dengan peta sebagaimana dan menjadi kewenangan 19
kita ketahui banyak diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga yang terlibat
berbagai lembaga dan instansi yang sebagai wali data peta tematik.
terkait dengan pengelolaan ruang/
kawasan diantaranya Kementerian B. Maksud dan Tujuan
Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
Maksud kebijakan satu peta adalah
Pertanian, Kementerian Lingkungan
arahan strategis dalam terpenuhinya
Hidup dan Kehutanan (LHK),
satu peta yang mengacu pada satu
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
referensi geospasial, satu standar, satu
Kementerian Energi dan Sumber
basis data dan satu geoportal pada
Daya Mineral, Kementerian Desa dan
tingkat ketelitian peta skala 1 : 50.000
PENULIS : Transmigrasi, Kementerian Pekerjaan
Karno Sasmita Umum dan Perumahan Rakyat, Kebijakan satu peta bertujuan untuk
Auditor Muda Pemerintah Daerah, serta lembaga- mewujudkan peta tematik seluruh
pada Inspektorat Investigasi lembaga planologi dan perpetaan. wilayah Indonesia yang akurat dan
Pihak pengguna peta pun berbagai akuntabel sehingga dapat dijadikan
pemangku kepentingan menggunakan acuan dalam penyelesaian konflik dan

78 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 79
perbaikan data informasi geospasial 1. Kompilasi  dalam rangka penyelesaian 2. Tim Pelaksana bertanggung jawab
masing-masing sektor. Dalam jangka Kompilasi merupakan kegiatan permasalahan. dalam koordinasi teknis dan teknis
panjang, satu peta dapat digunakan mengumpulkan Informasi pelaksanaan kegiatan PKSP.
sebagai acuan dalam perumusan Geospasial Tematik (IGT) yang Pengerjaan kegiatan Kompilasi,
kebijakan dan pengambilan keputusan dimiliki oleh Kementerian/ Integrasi, dan Sinkronisasi Percepatan Sekretariat 
terkait pemanfaatan ruang yang Lembaga/Pemerintah Daerah. Kebijakan Satu Peta dilaksanakan Sekretariat Tim PKSP diketuai oleh
terintegrasi dalam dokumen tata ruang. IGT yang dikompilasi ini adalah dengan pendekatan kewilayahan. Deputi VI Kementerian Koordinator
85 peta tematik sesuai dengan Pengerjaan sinkronisasi bergantung Bidang Perekonomian dan Deputi II
C. Manfaat lampiran rencana aksi Perpres pada kesiapan IGT yang telah selesai Kantor Staf Presiden sebagai Wakil
Nomor 9 Tahun 2016.  diintegrasi. Ketua 1 serta Deputi IGT Badan
Manfaat dari adanya satu peta adalah Informasi Geospasial sebagai Wakil
2. Integrasi E. Organisasi Pelaksana Kebijakan Satu Ketua 2. Sekretariat Tim PKSP
1. Menyelesaikan konflik tumpang Peta
Integrasi merupakan kegiatan bertanggung jawab untuk mengatur
tindih yang telah terjadi dan
koreksi dan verifikasi IGT implementasi kegiatan PKSP day-to-
mencegah konflik pemanfaatan Tim Percepatan
di atas peta dasar Informasi day basis. Dalam implementasinya,
ruang.
Geospasial Dasar (IGD). Sekretariat dibantu Satuan Tugas
Kegiatannya berupa kegiatan Sesuai dengan Peraturan Presiden yang beranggotakan Kementerian
2. Meningkatkan akurasi perizinan No. 9 Tahun 2016, Tim Percepatan
pemanfaatan lahan overlay peta tematik peta Rupa Koordinator Perekonomian, BIG, dan
Bumi Indonesia (RBI) skala Kebijakan Satu Peta diketuai K/L walidata sebagai berikut:
3. Memberikan kepastian investasi 1:50.000 dan memastikan oleh Menteri Koordinator Bidang
dan mencegah penyalahgunaan kesesuaian antara peta tematik Perekonomian dengan anggota Satuan Tugas 1
kekayaan alam dan peta dasar. Menteri PPN/Kepala Bappenas,
Menteri Keuangan, Menteri Dalam Bertanggung jawab dalam kegiatan
4. Meningkatkan koordinasi lintas 3. Sinkronisasi Negeri, Menteri LHK, Menteri Agraria Kompilasi dan Integrasi, dan dipimpin
sektor dan lintas daerah di Sinkronisasi adalah kegiatan dan Tata Ruang, dan Sekretariat oleh Kepala Badan Informasi
lingkungan pemerintah serta penyelarasan antar IGT yang Kabinet. Tim Percepatan berperan Geospasial.
perencanaan dan pemanfaatan telah selesai diintegrasi, dalam pengambilan keputusan
strategis terkait dengan implementasi  Satuan Tugas 2
ruang. termasuk di dalamnya
penyelesaian permasalahan kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Bertanggung jawab dalam kegiatan
5. Meningkatkan kualitas tumpang tindih antar IGT. Peta (PKSP). Sinkronisasi dan dipimpin oleh
pembangunan yang Kegiatannya berupa analisa
Tim Pelaksana  Kemenko Perekonomian. 
memperhatikan aspek ekonomi, tumpang tindih antar peta
sosial dan lingkungan. tematik yang telah terintegrasi Pokja dan wali data
Tim Pelaksana PKSP diketuai oleh
dan penyelesaian isu terkait Kepala Badan Informasi Geospasial
D. Substansi Kegiatan Pokja dan Wali data bertanggung
tumpang tindih peta. (BIG), dengan Deputi Bidang jawab dalam penyelenggaraan
Kegiatan kebijakan satu peta dibagi Pengembangan Regional Kementerian
4. Penyusunan rekomendasi Informasi geospasial Tematik (IGT)
menjadi 4 tahapan, yang dilakukan PPN/Bappenas sebagai Wakil
dan fasilitasi penyelesaian sesuai dengan kewenangannya.
secara berurutan sesuai dengan Ketua 1, dan Direktur Jenderal Bina
permasalahan IGT termasuk
Perpres Nomor 9 tahun 2016 pada Pembangunan Daerah Kementerian
penyediaan alokasi anggaran
pasal 4, yaitu: Dalam Negeri sebagai Wakil Ketua

80 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 81
F. Jenis-jenis Peta Tematik
1. Tema Batas Wilayah (5 tema peta) h. Peta Izin Lokasi minimal skala 1 4. Tema Kawasan Khusus dan e. Peta Sebaran Bandara skala 1 :
: 50.000. Transmigrasi (8 tema peta) 50.000.
a. Peta Batas Administrasi
Provinsi skala 1 : 50.000. 3. Tema Perencanaan Ruang (9 tema a. Peta Penetapan Kawasan
peta) Ekonomi Khusus (KEK) minimal f. Peta Sebarang Jaringan Rel dan
b. Peta Batas Administrasi a. Peta Peraturan Peraturan skala 1 : 50.000. Stasiun Kereta Api skala 1 :
Kabupaten/Kota skala 1 : Pemerintah Rencana Tata 50.000.
50.000. Ruang Wilayah Nasional skala 1 b. Peta Kawasan Industri Eksisting
skala 1 : 50.000. g. Peta Jaringan Listrik skala 1 :
: 1.000.000.
c. Peta Batas Administrasi Desa/ 50.000.
Kelurahan skala 1 : 10.000. b. Peta Peraturan Daerah Rencana c. Peta Rencana Kawasan Industri
skala 1 : 50.000. h. Peta Sebaran Lokasi Gardu
Tata Ruang Wilayah Provinsi
d. Peta Batas Darat Negara skala Induk skala 1 : 50.000.
skala 1 : 250.000.
1 : 25.000. d. Peta Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas i. Peta Lokasi Pembangkit Listrik
c. Peta Peraturan Daerah Rencana
e. Peta Batas Laut Negara skala (KPBPB) minimal skala 1 : skala 1 : 50.000.
Tata Ruang Wilayah Kabupaten
1 : 1.000.000. skala 1 : 50.000 dan Perda 50.000.
j. Peta Sebaran Pembangkit
2. Tema Perizinan dan Pertanahan (8 RTRW Kota skala 1 : 25.000.a
e. Peta Persebaran Lokasi Listrik skala 1 : 50.000.
tema peta)
d. Peta Rencana Pengelolaan Transmigrasi skala 1 : 50.000.
a. Peta Izin Pemanfaatan k. Peta Jaringan Pipa Migas skala1
Kawasan Hutan (IUPHHK-HA, Jangka Menengah Nasional : 50.000.
f. Peta Persebaran Kawasan
IUPHHK-HT dan IUPHHK-RE) skala 1 : 250.000.
Transmigrasi skala 1 : 50.000.
minimal pada skala 1 : 50.000. l. Peta Jaringan Serat Optik skala
e. Peta Rencana Kerja Pemerintah 1 : 50.000.
g. Peta Kawasan Wilayah
b. Peta Wilayah Izin Usaha skala 1 : 250.000
Pertahanan skala 1 : 1.000.000.
Pertambangan skala 1 : 50.000 m. Peta Jalan Nasional, Jalan
f. Peta Peraturan Presiden Tol, Jalan Provinsi dan Jalan
h. Peta Rinci Wilayah Pertahanan
c. Peta Wilayah Kerja Migas Rencana Tata Ruang KSN skala Kabuapten skala 1 : 50.000.
skala 1 : 50.000
skala 1 : 50.000. 1 : 50.000.
5. Tema Sarana Prasarana (21 tema n. Peta Sebaran Lokasi Tempat
g. Peta RZWPPPK Provinsi skala 1 peta) Pemrosesan Akhir (TPA) skala 1
d. Peta Hak Guna Usaha minimal
skala 1 : 50.000. : 250.000 a. Peta Lokasi Pelabuhan : 50.000.
Perikanan skala 1 : 50.000.
e. Peta Hak Pengelolaan Lahan h. Peta bagian RZWPPPK skala 1 o. Peta Sebaran Lokasi Instalasi
minimal skala 1 : 50.000. : 50.000 b. Peta Sebara Pelabuhan Umum Pengolahan Air Limbah (IPAL)
skala 1 : 50.000. dan Instalasi Pengolahan
f. Peta Hak Guna Bangunan i. Peta Rencana Tata Ruang Laut
Lumpur Tinja (IPLT) skala 1 :
minimal skala 1 : 50.000. Nasional 1 : 1.000.000 c. Peta Sebaran Pelabuhan
50.000.
Penyebrangan skala 1 : 50.000.
g. Peta Tanah Ulayat Hak p. Peta Sebaran Lokasi SPAM
Komunal skala 1 : 50.000. d. Peta Sebaran Terminal Khusus
skala 1 : 50.000.
skala 1 : 50.000.

82 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 83
q. Peta Sebaran Lokasi Bendungan c. Peta Ketersediaan Air skala 1 : r. Peta Jenis dan Kekayaan 3. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
skala 1 : 50.000. 50.000. Perikanan Tangkap di WPPNRI Hutan Kayu Hutan Tanaman skala
skala 1 : 250.000. 1 : 50.000
r. Peta Daerah Irigasi Permukaan d. Peta Penggunaan Tanah skala 1
skala 1 : 50.000. : 50.000. s. Peta Kawasan Bentang Alam 4. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Karst skala 1 : 50.000. Hutan Kayu Restorasi Ekosistem
s. Peta Sebaran Lokasi Sabo DAM e. Peta Lahan Gambut skala 1 : skala 1 : 50.000
skala 1 : 50.000. 50.000. t. Peta Sumber Daya Mineral
skala 1 : 50.000. 5. Peta Hutan Tanaman Rakyat skala
t. Peta Sebaran Lokasi Pengaman f. Peta Daerah Aliran Sungai 1 : 50.000
Pantai skala 1 : 50.000. (DAS) skala 1 : 50.000. u. Peta Sumber Daya Batubara
skala 1 : 50.000. 6. Peta Kawasan Hutan Dengan
u. Peta Sebaran Lokasi Rusunawa g. Peta Geologi skala 1 : 100.000. Tujuan Khusus skala 1 : 50.000
skala 1 : 50.000. v. Peta Sumber Daya Panas Bumi
h. Peta Kawasan Rawan Bencana skala 1 : 50.000. 7. Peta Hutan Adat skala 1 : 50.000
6. Tema Kehutanan (6 tema peta) Gunung Api skala 1 : 50.000.
w. Peta SIstem Lahan (Morfologi) 8. Peta Neraca Sumber Daya Hutan
a. Peta Penetapan Kawasan i. Peta Kawasan Rawan Bencana skala 1 : 50.000. (Fungsi) skala 1 : 250.000
Hutan (Hasil Tata Batas) Gempa Bumi skala 1 : 50.000.
minimal pada skala 1 : 50.000. x. Peta Morfometri Bentang 9. Peta Neraca Sumber Daya Hutan
j. Peta Zona Kerentanan Gerakan Lahan skala 1 : 50.000. (PL) skala 1 : 250.000
b. Peta Hutan Tanaman Rakyat Tanah skala 1 : 50.000.
(HTR) minimal pada skala 1 : y. Peta Potensi Desa (sosial 10. Peta Daerah Aliran Sungai skala 1 :
50.000. k. Peta Kawasan Rawan Bencana ekonomi), minimal skala 1 : 50.000
Tsunami skala 1 : 50.000. 50.000.
c. Peta Kawasan Hutan dengan 11. Peta Penunjukan Kawasan Hutan
Tujuan Khusus, minimal pada l. Peta Hidrogeologi skala 1 : z. Peta Kawasan Cagar Budaya skala 1 : 250.000
skala peta 1 : 50.000. 100.000. skala 1 : 50.000.
12. Peta Zonasi Kawasan Konservasi
d. Peta Neraca Sumber Daya m. Peta Tanah Semi Detail skala 1 aa. Peta Zonasi Kawasan skala 1 : 50.000
Hutan skala 1 : 250.000. : 50.000. Konservasi skala 1 : 50.000.
H. Rencana Aksi percepatan kebijakan
e. Peta Penunjukan Kawasan n. Peta Curah Huja dan Hari Huja ab. Peta Zonasi Kawasan satu peta di Kementerian LHK
Hutan skala 1 : 250.000. skala 1 : 50.000. Konservasi Perairan skala 1 :
1. Kompilasi IGT penunjukan kawasan
50.000.
f. Peta Hutan Adat skala 1 : o. Peta Potensi Energi Matahar hutan
50.000. dan Angin skala 1 : 50.000. G. Klasifikasi Informasi Geospasial 2. Kompilasi IGT penetapan kawasan
7. Tema Sumber Daya Alam dan p. Peta Lahan Sawah skala 1 : Tematik di Kementerian LHK meliputi: hutan
Lingkungan (29 tema peta) 50.000. 1. Peta penetapan kawasan hutan
skala 1 : 50.000 3. Kompilasi IGT Izin Usaha
a. Peta Penutupan Lahan skala 1 : q. Peta Wilayah Pengelolaan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
50.000. Perikanan Negara Republik 2. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil (IUPHHK)
Indonesia (WPPNRI) 1-12 skala Hutan Kayu Hutan Alam skala 1 :
b. Peta Air Tanah skala 1 : 50.000. 1 : 250.000. 50.000
84 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 85
Informasi Geospasial Tematik, KLHK telah sinkronisasi antar data tematik untuk
4. Kompilasi IGT Pelepasan Kawasan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta di lingkup
membangun Sistem Monitoring Hutan penyelesaian permasalahan tumpang
Hutan KLHK difokuskan pada:
Nasional atau disingkat ‘Simontana’. tindih tersebut. Sinkronisasi KSP
5. Kompilasi IGT Izin Pinjam Pakai 1. Pemutakhiran Peta Penetapan Simontana bertujuan untuk mendukung dilaksanakan secara bertahap melalui
Kawasan Hutan. Kawasan Hutan (hasil tata batas), peranan kehutanan dalam menangani proses
minimal perubahan iklim melalui Nationally
6. Kompilasi IGT Peta indikatif pada skala 1: 50.000; Determined Contribution (NDC) pada 1. Identifikasi tumpang tindih yang
penundaan izin Baru upaya penurunan emisi global, dan disajikan dalam Peta Indikatif
2. Mengintegrasikan peta izin sebagai baseline untuk Forest Reference Tumpang Tindih IGT.
7. Kompilasi IGT Fungsi Ekosistem pemanfaatan kawasan hutan, minimal Emission Level. Keunggulan utama
Gambut pada 2. Analisis penyelesaian tumpang
Simontana adalah sistem ini memfasilitasi
skala 1:50.000; tindih, dan
ketersediaan data tutupan lahan nasional
8. Integrasi/Perbaikan IGT
3. Pemutakhiran peta Hutan Tanaman yang telah terpetakan sejak Tahun 1990. 3. Pelaksanaan penyelesaian tumpang
penunjukan kawasan hutan
Rakyat, minimal pada skala 1:50.000; Simontana dapat diakses melalui alamat tindih berupa produk hukum dan IGT
9. Integrasi/Perbaikan IGT website:webgis.menlhk. go.id:8080/nfms_ (Informasi Geospasial Tematik) yang
penetapan kawasan hutan 4. Pemutakhiran peta Kawasan Hutan simontana. telah disinkronisasi.
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK),
10. Integrasi/Perbaikan IGT Izin minimal pada skala 1:50.000; Proses integrasi peta Percepatan KSP Proses sinkronisasi ini dilaksanakan oleh
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan dilaksanakan melalui tahapan kompilasi, tim, yaitu Sekretariat Tim Percepatan
Kayu (IUPHHK) 5. Pemutakhiran peta Neraca Sumber integrasi, dan sinkronisasi. Sembilan tema KSP, bersama Kementerian/Lembaga
daya Hutan, minimal pada skala data yang menjadi tanggung jawab KLHK dan Pemerintah Daerah. KLHK menjadi
11. Integrasi/Perbaikan IGT 1:250.000; telah dikompilasi dan diintegrasikan KLHK salah satu kementerian yang berperan
Pelepasan Kawasan Hutan pada peta RBI skala 1:50.000. Data hasil penting dalam proses sinkronisasi data
6. Pemutakhiran peta Penunjukan integrasi disimpan dalam satu geodatabase tematik tersebut, terutama karena dalam
12. Integrasi/Perbaikan IGT Izin Kawasan Hutan, minimal pada skala KSP, bersama dengan data tematik lain proses percepatan KSP, dikenal dua
Pinjam Pakai Kawasan Hutan. 1:50.000; dari 19 Kementerian/Lembaga yang rezim (pengelompokan besar), yaitu rezim
menjadi target KSP. Penyebarluasan data kehutanan (di dalam kawasan hutan) dan
13. Integrasi/Perbaikan IGT Peta 7. Mengintegrasikan Peta Zonasi Taman produk percepatan KSP menggunakan rezim tata ruang (di luar kawasan hutan).
indikatif penundaan izin Baru Nasional, minimal pada skala Jaringan Informasi Geospasial Nasional
1:50.000; melalui Geoportal Kebijakan Satu Peta. Memperhatikan peran pentingnya
14. Integrasi/Perbaikan IGT Fungsi
Ekosistem Gambut Dalam rangka menjamin nilai keterkinian, dalam pengelolaan hutan dan lahan,
8. Mengintegrasikan Peta Hutan Adat,
secara kontinyu semua tema terintegrasi termasuk pengelolaan berbasis
minimal pada skala 1:50.000.
15. Sinkronisasi penyelesaian dalam Geoportal KSP, sampai saat ini ada keruangan (kebijakan satu peta). Guna
tumpangtindih Pemutakhiran peta dalam rangka 85 tematik, terus dilakukan pemutakhiran mendukung pengelolaan IGT dan
mendukung pelaksanaan KSP (update). Di dalam Geoportal KSP, sampai penguatan perwujudan satu peta di
dilaksanakan pada tahun 2018. Pada saat ini masih ditemukan permasalahan internal KLHK, telah ditetapkan regulasi
tahun 2019, upaya yang dilakukan adanya indikasi tumpang tindih antar penyelenggaraan data geospasial LHK
adalah melaksanakan sinkronisasi tema, yang masih memerlukan upaya melalui Peraturan Menteri LHK No.
antar Informasi Geospasial Tematik di penyelesaian. Untuk itu sampai dengan P.28/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2016
seluruh kementerian/lembaga. Untuk 2019, masih terus melakukan proses tentang Jaringan Informasi Geospasial
memenuhi mandat terkait Sistem

86 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 87
Lingkup KLHK. Dalam Peraturan dan keterbukaan informasi khususnya Demikian sekilas informasi tentang d. Permenko Perekonomian Nomor 7
Menteri LHK ini dijelaskan bahwa untuk kepentingan akses publik, kebijakan satu peta. Kepentingan Tahun 2018 tentang Tata Kelola
KLHK bertugas mengumpulkan, KLHK menyiapkan 25 tema IGT yang dari sisi pengawasan terutama Berbagi Data dan Informasi Geospasial
mengelola dan menyebarluaskan data dapat diakses publik melalui geoportal terkait dengan konflik lahan banyak Melalui Jaringan Informasi Geospasial
geospasial tema-tema pengelolaan dan webgis KLHK. Data tersebut sekali pengaduan masyarakat Nasional Dalam Kegiatan Percepatan
hutan dan lahan, termasuk tema disimpan di Basis Data Geospasial dengan materi aduan terkait Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta.
yang menjadi target KSP. Permen Unit Kliring Informasi Geospasial, dengan tumpang tindih kawasan,
LHK ini menjadi dasar pengelolaan serta disebarluaskan melalui geoportal tumpang tindih perizinan dan klaim e. Peraturan Menteri LHK Nomor P.28/
IGT LHK, yang mencakup geoportal KLHK pada alamat http://geoportal. masyarakat tentang penguasaan Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2016 tentang
KLHK, pengaturan wali data serta menlhk.go.id. Untuk menghasilkan lahan. Dengan adanya kebijakan Jaringan Informasi Geospasial Lingkup
penunjukan Unit Kliring (clearing data geospasial yang semakin lengkap, satu peta yang mengacu pada satu KLHK
house) data dan informasi geospasial akurat dan up to date dalam rangka referensi geospasial, satu standar,
f. Keputusan Sekjen KLHK Nomor SK.99/
KLHK. Tim Pengelolaan Jaringan mendukung pembangunan lingkungan satu basis data melalui tahapan
Setjen/Rokum/Kum.1/9/ 2017 tanggal
Data Geospasial lingkup KLHK hidup dan kehutanan yang terintegrasi, kompilasi, integrasi dan sikronisasi
19 September 2017 Tim Pengelolaan
telah ditetapkan, beranggotakan upaya pengaturan tentang tata kelola serta penyelesaian tumpang tindih
Jaringan Data Geospasial lingkup KLHK
penanggung jawab dan pengelola pengelolaan data geospasial di masa diharapkan dapat meminimalisir
data geospasial dari masing-masing mendatang masih terus diperlukan. terjadinya konflik lahan. g. Http//Satupeta.go.id. Percepatan
wali data, dalam hal ini unit eselon-2, Kebijakan Satu Peta.
dengan dasar Keputusan Sekjen KLHK juga meningkatkan Daftar Pustaka
KLHK Nomor SK.99/Setjen/ Rokum/ pengembangan kapasitas lokal disertai h. h t t p s : // p o r t a l k s p . i n a - s d i . o r . i d ,
dengan a. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
Kum.1/9/2017 tanggal 19 September Geoportal KSP merupakan website
pengembangan kelembagaan, sambil 2016 tentang Percepatan Kebijakan
2017. Hasil yang telah diperoleh berbasis spasial untuk berbagi data dan
mengembangkan sistem inventarisasi Satu Peta.
dan manfaat yang didapatkan untuk informasi geospasial melalui Jaringan
nasional dan LHK sampai tahun dan pemantauan sumber daya hutan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
b. Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun
2019, telah tercatat 54 tematik secara nasional. Untuk mendukung
2018 tentang Kewenangan Akses
LHK dari 33 wali data. Semua data inventarisasi dan pemantauan i. h t t p : // g e o p o r t a l . m e n l h k . g o . i d .
untuk Berbagi Data dan Informasi
tematik yang tersedia tersebut dapat kawasan hutan. Pemerintah telah Geoportal KLHK.
Geospasial Melalui Jaringan Informasi
digunakan sebagai informasi masukan mengembangkan Jaringan Data
Geospasial Nasional Dalam Kegiatan
dalam pengambilan keputusan dan Geospasial Tematik Kehutanan yang
Percepatan Pelaksanaan Kebijakan
kebijakan pembangunan lingkungan merupakan sistem penyelenggaraan
Satu Peta. 
hidup dan kehutanan saat ini dan pengelolaan data geospasial tematik
waktu yang akan datang, diantaranya kehutanan dan apabila diintegrasikan c. Permenko Perekonomian Nomor
dalam kegiatan konservasi sumber dengan Jaringan Informasi Geospasial 6 Tahun 2018 tentang Klasifikasi
daya hutan, pemanfaatan hutan, Nasional (JIGN), diharapkan dapat Kewenangan Akses Untuk Berbagi
penggunaan kawasan hutan, hingga memberdayakan kebijakan Satu Peta Data dan Informasi Geospasial
perhutanan sosial. Namun demikian Indonesia. Melalui Jaringan Informasi
perlu dipahami bahwa tidak semua Geospasial Nasional Dalam
tematik LHK siap untuk akses publik. Kegiatan Percepatan Pelaksanaan
Untuk menjaga nilai-nilai transparansi Kebijakan Satu Peta. 

88 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 Mengenal One Map Policy - Kebijakan Satu Peta (Karno Sasmita) 89
Para Narasumber kegiatan Workshop APIP Tahun 2019
(Irjen Kemenkeu selaku Ketua AAIPI, Deputi Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman BPKP, Irjen Kementerian Perhubungan, Irtama Kementerian
Itjen KLHK bekerjasama dengan AAIPI melaksanakan Workshop APIP Pembangunan Nasional / Bappenas, Inspektur VII Kemenkeu,
Tahun 2019 tanggal 12 November 2019 bertempat di Hotel Sahid Jakarta Vice President Special Audit PT KAI (Persero) dan
dengan tema "Peran APIP sebagai Strategic Partner pada Era Revolusi Assosiate Director Risk Analitycs PT Deloitte Konsultan Indonesia)
Industri 4.0"
Itjen KLHK bekerjasama dengan AAIPI melaksanakan Workshop APIP
Tahun 2019 tanggal 12 November 2019 bertempat di Hotel Sahid Jakarta
dengan tema "Peran APIP sebagai Strategic Partner pada Era Revolusi
Industri 4.0"

114 BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 3 Hal. 1 - 142 September 2019


Itjen KLHK bekerjasama dengan AAIPI melaksanakan Workshop APIP
Tahun 2019 tanggal 12 November 2019 bertempat di Hotel Sahid Jakarta
dengan tema "Peran APIP sebagai Strategic Partner pada Era Revolusi
Industri 4.0"
Rapat Pembahasan Integrasi Sistem Informasi Kehadiran (SIKADIR)
antara Sekjen dan Itjen KLHK yang dilaksanakan di awal November Rapat Pembahasan Analisis Beban Kerja (ABK) lingkup Itjen KLHK
2019 yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 04 November 2019
Workshop Maturitas SPIP tanggal 5 November 2019 bertempat di Jakarta Workshop Maturitas SPIP tanggal 5 November 2019 bertempat di Jakarta
Studi banding Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Kelautan dan
Auditor Itjen KLHK (Sdr. Andri
Perikanan (KKP) ke Itjen Kementerian LHK di akhir Desember 2019 terkait
Gunawan dan Sdr. Sri Rahayu)
pelaksanaan program dan kegiatan Pengarusutamaan Gender (PUG)
saat mengikuti pelatihan
sertifikasi Qualified Internal
Auditor (QIA) Lanjutan pada
bulan November 2019
di Jakarta
Asesmen Auditor Itjen KLHK Tahun 2019
KETENTUAN NASKAH
1. Redaksi menerima tulisan yang berkaitan dengan pengawasan dan atau
pembinaan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
2. Redaksi berhak menolak dan atau menyunting artikel tanpa mengubah
maksud / substansi.
3. Artikel atau tulisan yang dimuat akan diberikan honor sesuai standar yang
berlaku (pembayaran honor berdasarkan hasil penyuntingan akhir Redaksi
yang dicetak dalam kertas ukuran A4 dan bukan berdasarkan jumlah halaman
yang dimuat cetak di Buletin dengan besaran nilai sesuai standar biaya).
4. Naskah dapat dikirim ke alamat redaksi baik dalam bentuk hardcopy dan atau
bentuk softcopy format MS Word ke alamat email : bulwashut@gmail.com
dengan gaya penulisan feature, ilmiah populer serta dilengkapi sumber
informasi / daftar pustaka, dengan format sebagai berikut.
a. Ukuran kertas A4 (21 X 29,7 cm) dan berat 70 -80 gram.
b. Ukuran margin : atas 2,5 cm; bawah 2,5 cm; kanan 2,5 cm dan kiri 3 cm.
c. Jenis huruf Times New Roman ukuran 12 pt.
d. Diketik dengan spasi satu setengah (1,5) dan 1 (satu) sisi halaman saja
(tidak bolak-balik)
e. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan dengan menggunakan
angka arab (dari halaman pertama hingga halaman terakhir).
f. Naskah dalam bentuk hardcopy tidak dijilid, cukup disatukan dengan
binder clip.

KONSEP NASKAH
BULETIN PENGAWASAN

BULETIN PENGAWASAN Volume 14 No 4 Hal. 1 - 112 Desember 2019 111

Anda mungkin juga menyukai