Anda di halaman 1dari 10

Statistik Materi 9

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik 1 sesi 11

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
1. Indah Triwidi 201366018
2. Mukhamad Abdul Azis 201366035
3. Ale 201366016
4. Esti EsterLina Senandi 201466004
5. Dian Anggraini 201466022
6. Franz Tupan Kornelius 201466008
7. Paulina Margaretha 201466061

FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Jln. Arjuna Utara No. 09
2016
HUKUM PROBABILTAS, PERMUTASI DAN KOMBINASI

A. HUKUM PROBABILITAS
Secara konseptual probabilitas merupakan alat pengukur ketidakpastian suatu
kejadian (uncertainty). Secara sederhana probabilitas merupakan salah satu cabang
ilmu matematika (khususterapan) yang membicarakanpperilaku factor yang
bersifatuntung-untungan.Arti lain dari probabilitas adalah kemungkinan terjadinyya
suatu peristiwa di anatara kejadian seluruhnya yang mungkin terjadi.
Probabiliitas ,munculnya suatu kejadian biasa disingkat dengan huruf p dan
dinyatakan dalam bentuk proporsi atau persen. Misalnya, p=0.05=5% = kejadian
mempunyai kemungkinan (probabilitas) muncul 5 kali di anatara 100 kejadian atau
10 kali di antara 200 kejadian atau 50 kali di anatara 1000 kejadian.1
Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya
suatu peristwa yang aca atau random. Besar probabilitas dari 0 s/d 1 atau jika
dibentuk dalam persen (%) besar probabilitas antara 0% s/d 100%. Probabilitas
disimbolkan dengan P.2
Probabilitas kejadian dengan nilai 0 adalah peristiwa yang tidak mungkin terjadi,
seperti:
(a) Tingkat inflasi dansuku bunga satu tahu takwim di Indonesia 0%
(b) Seluruh tanaman dan ternak di Indonesia mati
(c) Seorang anak balita melahirkan bayi
Probabilitas dengan nilai 1 adalah peristiwa yang pasti terjadi, seperti:
(a) Semua manusia pasti mati
(b) Semua harga barang dan jasa berubah
(c) Tidak ada kondisi manusia yang statis.3
Teori probabilitas atau peluang merupakan teori dasar dalam pengambilan keputusan
yang memiliki sifat ketidakpastian.
Ada 3 pendekatan :

1
Nana Danapriatna dan Rony Setiawan, Pengantar Statistika (graha ilmu, 2005) halaman 51
2
Danang Sunyoto, Statistik Ekonomi Dasar (Yogyakarta: Amara Books, 2008), Halaman 209
3
Suharyadi dan Purwanto S.K., Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 3-Buku 1 (Jakarta:
Salemba Empat, 2016), Halaman 231
1) Pendekatan klasik
2) Pendekatan empiris
3) Pendekatan subyektif

1) Pendekatan Klasik
Apabila suatu peristiwa (Event) E dapat terjadi sebanyak h dari sejumlah n
kejadian yang mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi maka probabilitas
peristiwa E ata P(E) dapat dirumuskan :
h
P(E) =
n
misalnya: Bila sekeping koin dilempar sekali, maka secara logika dikatakan
bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang yang sama , yaitu 0,5 karena koin
hanya terdiri atas dua sisi masing-masing, dan masing-masing sisi mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat. P(A) = P(B) = 0,5.4
Contoh:
Seorang pengusaha mempunyai dua mini market, namanya Alfath dan Dees,
masing-masing mini market sebelumnya diperkirakan berpeluang sukses sebesar
80% dan 90%. Berdasarkan fakta diatas berapakah:
 Probabilitas tidak sukses mini market Alfath?
 Probabilitas tidak sukses mini market Dees)
 Rata-rata probabilitas sukses untuk kedua mini market tersebut?
 Rata-rata probabilitas tidak sukses untuk kedua mini market tersebut?
Jawab:
Diketahui peluang sukses mini market Alfath (P(A)) = 80% dan mini market Dees
(P(D)) = 90%.
 Probabilitas tidak sukses mini market Alfath = P( Á )
P( Á ) = 100% - P(A)
= 100% - 80% = 20%
 Probabilitas tidak sukses mini market Dees = P( D́)
P( D́ ) = 100% - P(D)

4
Immawati, Diktat Statistik II, halaman 1 – 5
= 100% - 90% = 10%
 Rata-rata probabilitas sukses untuk kedua mini market tersebut:
P ( A )+ P( D)
P(rata-rata sukses) =
2
80 %+ 90 %
=
2
= 85%
 Rata-rata probabilitas tidak sukses untuk kedua mini market tersebut:
P ( Á )+ P ( D́ )
P(rata-rata tidak sukses) =
2
20 %+10 %
=
2
= 15%
2) Pendekatan Empiris
Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan empiris adalah atas dasar
pengertian frekuensi relatif. Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan
perhitungan klasik dipandang memiliki beberapa kelemahan. Dalam kenyataan ,
syarat yang ditetapkan jarang dapat dipenuhi.
Suatu peristiwa E mempunyai h kejadian dari serangkaian n kejadian dalam suatu
percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif h/n , dinyatakan sebagai5
h
P (E) = lim
n
Contoh:
Ada dua petinju yang akan bertarung yaitu A dan B. Masing-masing mempunyai
catatan prestasi yang berbeda.
Bertarung Menang Kalah
Petinju A 20x 15x 5x
Petinju B 10x 19x 1x

Tentukan probabilitas kedua petinju tersebut untuk menag maupun kalah!


Jawab:
 Probabilitas petinju A untuk menang P(M)

5
Immawati, Ibid.
Jumla h menang
P(M) =
Jumla h bertarung
15
=
20
= 0,75 =75%
 Probabilitas petinju A untuk kalah P(K)
Jumla h kala h
P(K) =
Jumla h bertarung
5
=
20
= 0,25 =25%
 Probabilitas petinju B untuk menang P(M)
Jumla h menang
P(M) =
Jumla h bertarung
9
=
10
= 0,90 =90%
 Probabilitas petinju B untuk kalah P(K)
Jumla h kala h
P(M) =
Jumla h bertarung
1
=
10
= 0,10 =10%
Kesimpulan peluang untuk berhasil menag berdasarkan probabilitas menang dan
probabilitas kalah adalah petinju B. untuk n mendekati nilai tak terhingga.

3) Pendekatan Subyektif
Pada pendekatan subyektif, beberapa orang dapat saja memiliki keyakinan yang
berbeda terhadap terjadinya suatu peristiwa, meskipun informasi yang diterima
berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah sama. Hal tersebut disebabkan karena
setiap orang berpikir dam mempunyai keyakinan yang berbeda terhadap suatu
masalah yang sama
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum
mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut :
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak)
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 0 ≤ P (E) ≤ 1
Artinya :
Jika P= 0 disebut probabilitas kemustahilan artinya kejadian atau peristiwa
tersebut tidak akan terjadi
Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian , artinya kejadian atau peristiwa tersebut
pasti terjadi
Jika 0< P< 1, disebut probabilitas kemungkinan , artinya kejadian atas peristiwa
tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E disebut P (E) maka besarnya
probabilitas bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah :
P (E) = 1 – P (E)

PROBABILITAS BEBERAPA PERISTIWA


a) Peristiwa saling lepas (mutually exclusive)
Dua peritiwa merupakan peristiwa yang Mutually Eclusive jika terjadinya
peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa
tersebut tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan, peristiwa saling asing.
Jika peristiwa A danb B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah :
P ( A U B) = P (A) + P (B)
b) Peristiwa Non Ecxclusive ( tidak saling lepas)
Dua peristiwa dikatakan non exclusive , bila dua peristiwa tidak saling lepas atau
kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi bersamaan
Dirumuskan sbb :
P (AUB) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
c) Peristiwa Independent (Bebas)
Peristiwa terjadi atau tidak terjadi tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi
peristiwa lainnya.
Apabila A dab B dua peristiwa yang Independent, maka probabilitas bahwa
keduanya akan terjadi bersama-sama dirumuskan sebagai berikut :
Contoh :
Dua buah tas berisi sejumlah bola. Tas peertama berisi 4 bola putih dan 2 bola
hitam. Tas kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Jika sebuah bola diambil
dari masing-masing tas tersebut, hitunglah probabilitasnya bahwa :
a. Keduanya bola putih
b. Keduanya bola hitam
Satu bola putih dan satu bola hitam
Jawab :
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas pertama dan
A2 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas kedua, maka :
P(A1 ∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 4/6 X 3/8 = 1/4
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari tas
pertama (berarti terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan peristiwa tidak
terambilny7a bola putih dari tas kedua (berarti terambilnya bola hitam) maka :
P(A1∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 = 5/24
Probabilitas yang dimaksud adalah :
P(A1∩B2) U P(B1∩A2)6
Asas perhitungan probabilitas dengan berbagai kondisi yang harusdiperhatikan:
1. Hukum Pertambahan
Terdapat 2 kondisi yang harus diperhatikan yaitu:    
a.Mutually Exclusive (saling meniadakan)
Rumus: P (A U B) = P (A atau B)= P (A) + P (B)
Contoh: Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali
sebuah dadu adalah : P(2 U 5) = P (2) + P (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6                 
b. Non Mutually Exclusive (dapatterjadibersama)

6
Immawati, Ibid.
- Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) :  dua peristiwa atau lebih dapat
terjadi bersama - sama (tetapi tidak selalu bersama)
Contoh: penarikan kartu as dan berlian: P (A U B) =P(A) + P (B) – P(A ∩B)

 Hukum Perkalian

Terdapat dua kondisi yang harus diperhatikan apakah kedua peristiwa


tersebut saling bebas atau bersyarat.
a. Peristiwa Bebas (Hk Perkalian)
Apakah kejadian atau ketidakjadian suatu peristiwa tidak mempengaruhi
peristiwa lain.
Contoh: Sebuah coin dilambungkan 2 kali maka peluang keluarnya H
pada lemparan pertama danpada lemparan kedua saling bebas. P(A ∩B)
= P (A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh soal 1: Sebuah dadu dilambungkan dua kali, peluang keluarnya
mata 5 untuk kedua kalinya adalah:  P (5 ∩ 5) = 1/6 x 1/6 = 1/36
Contoh soal 2: Sebuah dadu dan koin dilambungkan bersama-sama,
peluang keluarnya hasil lambungan berupasisi H pada koin dan sisi 3
pada dadu adalah: P (H) = ½, P (3) = 1/  P (H ∩ 3) = ½ x 1/6 = 1/12
b. Peristiwa tidak bebas (Hk. Perkalian)
Peristiwa tidak bebas > peristiwa bersyarat (Conditional Probability).
Dua peristiwa dikatakan bersyarat apabila kejadian atau ketidakjadian
suatu peristiwa akan berpengaruh terhadap peristiwa lainnya.
Contoh: Dua buah kartu ditarik dari set kartu bridge dan tarikan kedua
tanpa memasukkan kembali kartu pertama, maka probabilitas kartu kedua
sudah tergantung pada kartu pertama yang ditarik.
Simbol untuk peristiwa bersyarat adalah P (B│A) -> probabilitas B pada
kondisi A
P(A ∩B) = P (A) x P (B│A)
Contoh soal: Dua kartu ditarik dari satu set kartu bridge, peluang untuk
yang tertarik keduanya kartu as adalah sebagai berikut: 7
7
Siswoyo Haryono, Statistica Penelitian Manajemen dengan Program SPSS (Jakarta,2013 )
Peluang as I adalah 4/52 -> P (as I) = 4/52
                    Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
                    P (as II │as I) = 3/51
                    P (as I ∩ as II) = P (as I) x P (as II│ as I)
                    = 4/52 x 3/51 = 12/2652 =1/221

B. PERMUTASI
Permutasi digunakan untuk mengatahui sejumlah kemungkinan susunan
(arrangement) jika terdapat satu kelompok objek,. Pada permutasi ini berkepentingan
dengan susunan atau urutan dari objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut:
n!
P(n, r) =
( n−r ) !
Dimana:
P : Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n : Jumlah total objek yang disusun
r : Jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r dapat sama sengan
n atau lebih kecil.
! : tanda dari factorial

Contoh:
Ada berapa susunan yang mungkin dari 3 bank yang ada, apabila tiap susunan terdiri
atas 2
bank?
Penyelesaian:
3!
P(3, 2) =
( 3−2 ) !
3!
=
1!
3x 2x 1
=
1
=6
Susunan tersebut adalah:
BCA ,BLP BCA,BNI BLP,BCA BLP,BNI BNI,BCA BNI,BLP

C. KOMBINASI
Kombinasi dipergunakan apabila berapa cara sesuatu diambil dari keseluruhan objek
tanpa memperhatikan urutannya.
Jumlah kombinasi dirumuskan sebagai berikut:
n!
C(n, r) =
r ! ( n−r ) !
Contoh:
Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia. Sementara itu
Bank Indonesia hanya akkan memilih 2 bank saja. Ada berapa kombinasi bank yang
dapat dipilih oleh Bank Indonesia?

Penyelesaian:
5! 5 ! 5.4 .3 !
C(5, 2) = = = = 5 x 2 = 10
2! ( 5−2 ) ! 2! 3 ! 2.1.3 !
Misalkan nama bang adalah A, B, C, D, E, maka kombinasinya:
A A A A B
B C D E C
B B C C D
D E D E E
1 8
Jadi ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi yang terpilih adalah .
10

8
Suharyadi dan Purwanto S.K., op.cit., Halaman 246-248

Anda mungkin juga menyukai