Anda di halaman 1dari 39

UJIAN TENGAN SEMESTER

BOLA VOLI

Dosen Pengampu : Dr.Palmizal A, S.Pd.,M.Pd


Iwan Budi Setiawan, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Agus Habibi Dalimunthe (K1A118043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI
KESIMPULAN MATERI 1 :
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BOLA VOLI
Olahraga bola voli sebenarnya sudah lama sekali diperkenalkan
dibelahan dunia, pada pertengahan abad permainan bolavoli sudah
diperkenalkan di Romawi, kemudian olahraga permainan bolavoli ini sampai ke
Jerman pada tahun 1893 namun bukan dengan nama bolavoli melainkan dengan
nama Faustball. Faustball ini sebuah permainan dengan ukuran lapangan 50 X
20 meter, lapangan dengan ukuran tersebut dibagi menjadi dua sisi lapangan
dengan sebuah tali pembatas dengan ketinggian 2 meter dari permukaan
lapangan.
 Sejarah Perkembangan Bola voli Asia
Perkembangan bolavoli di dunia telah popular dan sangat
digemari diberbagai belahan dunia. Asia tenggara ikut serta dalam
mengembangkan permainan bolavoli yang dibuktikan oleh Libanon
sebagai anggota pertama asia tenggara yang masuk dalam IVBF pada
tahun 1947. Perkembangan bolavoli di Asia juga memiliki rekam jejak,
Sehingga Perkembangan bolavoli di Asia mudah untuk dilihat secara
detail dan total sebagai pengingat sejarah.
 Sejarah Perkembangan Bola Voli Indonesia
Indonesia mengenal permainan bolavoli sejak tahun 1982 pada
zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan
dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan
bolavoli khususnya. Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara
Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bolavoli di
Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan
terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda
sendiri.
KESIMPULAN MATERI 2 :
PEMBAHASAN BOLA VOLI INTERNASIONAL DAN NASIONAL

A. MATERI INTERNASIONAL

FIVB (Federation Internationale De Volleyball) adalah badan pengatur yang


bertanggung jawab atas semua bentuk bola voli di tingkat global. Bekerja
sama dengan federasi nasional dan perusahaan swasta, FIVB bertujuan
untuk mengembangkan Bola Voli sebagai olahraga media dan hiburan
utama dunia melalui perencanaan kelas dunia dan penyelenggaraan
kompetisi, kegiatan pemasaran dan pengembangan. FIVB adalah bagian dari
Gerakan Olimpiade, memberikan kontribusi bagi keberhasilan Olimpiade.
Presiden FIVB Ary S. Graça F ° dari Brasil terpilih sebagai Presiden
Federasi Bola Voli Internasional pada 21 September 2012 pada Kongres
Dunia FIVB ke-33 yang diselenggarakan di Anaheim, AS. Fédération
Internationale de Volleyball (FIVB) adalah asosiasi yang diatur oleh hukum
Swiss yang didirikan pada tahun 1947 dan berpusat di Lausanne.

Sebagai organisasi pemandu global untuk bola voli, FIVB menjunjung


standar tertinggi untuk memastikan bahwa warisan dan keunggulan olahraga
ini dialami dan dinikmati di seluruh dunia.
 Visi FIVB
Visi FIVB adalah menjadikan bola voli sebagai hiburan olahraga
keluarga nomor 1 di dunia.
 Strategi FIVB
FIVB berkedudukan di Lausanne, Swiss dan diatur dalam bentuk
hukum asosiasi nirlaba. Melalui lembaga yang mengaturnya seperti
Kongres dan Dewan Administrasi, FIVB telah membentuk kerangka
hukum yang
berlaku untuk kegiatan bola voli secara global. Konstitusi FIVB adalah
teks hukum tertinggi FIVB dan setiap amandemennya berada dalam
kewenangan eksklusif Kongres. Konstitusi FIVB edisi terbaru disetujui
oleh Kongres yang diadakan di Cancun, Meksiko pada 15-16 November
2018.

B. MATERI NASIONAL PERSATUAN BOLA VOLI SELURUH


INDONESIA (PBVSI)

LOGO PBVSI

A. Sejarah Permainan Bola Voli


Awal terbentuknya PBVSI
 Tahun 1951, bola voli pertama kali dipertandingkan di pekan
olahraga nasional (pon) ii di jakarta.
 Pada tahun 1954 ikatan perhimpunan volleyball soerabaia (ipvos)
dan persatuan volleyball indonesia djakarta (pervid) mengadakan
pertemuan untuk membentuk induk organisasi bolavoli di
indonesia.
PBVSI terbentuk
 Pada tanggal 22 januari 1955 dibentuk induk organisasi bolavoli
di indonesia yang diberi nama pbvsi (persatuan bolavoli seluruh
indonesia)
Ditunjuk pula ketua umum pbvsi yang pertama yaitu bapak wim j.
Latumeten
 Kongres PBVSI pertama
Kongres pertama pbvsi dilaksanakan pada tanggal 28-30 mei 1955
di jakarta
 Pada tahun 1955 juga pbvsi resmi menjadi anggota fivb
 Ketua umum PBVSI saat ini
Ketua pbvsi saat ini adalah komisaris jenderal polisi (purn) drs.
Imam sudjarwo m.si.

KESIMPULAN MATERI 3 :
PENGEMBANGAN BOLA VOLI DI INDONESIA

Menpora menyampaikan bahwa pentingnya pembinaan olahraga voli di


seluruh Indonesia. Pembinaan olahraga tentu tidak lepas dari pembinaan usia
dini. PBVSI agar terus memperhatikan pembinaan usia dini dan Kemenpora
akan selalu mendukung. faktor penentu prestasi olahraga diklasifikasikan dalam
empat aspek pokok yaitu :
1) aspek biologis
2) aspek psikologis
3) aspek lingkungan
4) aspek penunjang.
Untuk bermain bola voli dengan baik diperlukan suatu pembinaan yang
meliputi fisik, teknik, taktik dan mental serta kematangan bertanding. Hal
tersebut merupakan sasaran utama dan menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan yang
berkesinambungan. Contohnya event proliga 2019 kemarin, jauh-jauh hari
sebelum melakukan event, para atlit putra putri telah melalui proses seleksi
hingga didapatlah pemain lengkap 14 orang,yang terdiri dari 10 spiker,2
tosser,dan 2 libero.
1. Atlet
Pada pembinaan olahraga, seorang atlet harus mempunyai kualitas yang baik
dalam melakukan latihan. Untuk mempunyai kualitas yang baik seorang atlet
harus mempunyai faktor pendukung dalam meningkatkan pembinaan prestasi
yang meliputi, sistem pembinaan, seleksi, usia, dan metode latihan fisik.
2. Pelatih
Seorang pelatih harus mempunyai 3 komponen penting yaitu :
1.)Pengetahuan.
2.) Keterampilan.
3.) Falsafah.
3. Isi Program Pembinaan

Gambaran isi program pembinaan didasarkan atas rencana program yang telah
digariskan sebelumnya, yaitu :

a. Isi program pembinaan pada rencana jangka pendek,

b. Isi program pembinaan pada rencana jangka menengah,

c. Isi program pembinaan pada rencana jangka panjang

4. Pembinaan Prestasi
Pembinaan adalah usaha kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif
untuk memperoleh hasil yang lebih baik .Pembinaan atlet harus dilakukan
secara bertahap, kontinyu, meningkat dan berkesinambungan dengan tahapan
sebagai berikut :
1) Pemassalan,
2) Pembibitan,
3) Pemanduan Bakat (Said Junaedi, 2003:49)

5. Metode melatih kondisi fisik


Unsur-unsur kemampuan gerak yang berpengaruh pada kualitas kondisi fisik
atlet tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kekuatan 3.Daya Ledak 5.Kelentukan 7.Koordinasi 9.Ketepatan
2.Daya tahan 4.Kecepatan 6.Kelincahan 8.Keseimbangan 10.Reaksi

6.) Prestasi
Upaya Pencapaian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.
Untuk meningkatkan prestasi yang baik perlu diperhatikan kondisi internal
dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri
atlet, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. kondisi
eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya sarana
dan prasarana yang memadai.

7. Jaminan Mutu Program Pembinaan

Untuk mendapatkan atlet yang berkompeten dan dapat diandalkan di


masyarakat sebagai pemain bola voli yang terampil, berilmu, dan berwatak
baik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesan positif dan prestasi.

8. Perkembangan Prestasi Atlet


Untuk mengetahui perkembangan prestasi atlet dilakukan evaluasi secara
keseluruhan setiap 3 bulan sekali. Baik itu prestasi teknis, maupun prestasi
yang non-teknisnya. Atlet yang lambat peningkatan prestasinya
dikelompokan ke dalam satu kelompok pembinaan khusus. Sedang atlet yang
prestasinya meningkat dikelompokan ke dalam kelompok pengembangan
khusus.

9. Alternatif peningkatan Prestasi Atlet


Untuk meningkatkan prestasi yang hendak dicapai oleh pemain bola voli,
selain latihan rutin dalam kesehariannya. Juga perlu dilatih melalui
keikutsertaan dalam berbagai even pertandingan pun harus diupayakan secara
intensif. Maksudnya, agar para pemain muda menjadi matang dan siap untuk
menampilkan keterampilan gerak yang telah dikuasainya dalam kondisi yang
terkontrol dan terkendali, sehingga terbentuklah pemain bola voli yang siap
untuk menjadi seorang juara.
10. Sistem Pelatihan
Aspek-aspek latihan
Menurut Tohar (2004 :2) memparkan ada beberapa aspek latihan yang harus
diperhatikaan yaitu
1) latihan fisik
2) latihan teknik
3) latihan takik
4) latihan mental

11. Program latihan


Latihan yang lebih intensif dapat berlangsung 6 sesi seminggu dan bahkan
dapat berlangsung sesi perminggu jika berada dalam pemusatan latihan,
dimana kondisi kesehatan , istirahat dan gizi atlit dapat terkontrol dengan baik
di bawah pengawasan pelatih dan dokter . Masalah yang akan timbul dalam
latihan yang lebih intensif, dengan fekuensi yang lebih banyak, fisik sudah
pulih dari kelelahan dan benar-benar dalam keadaan segar.

12. Kehadiran Latihan Atlet dan Pelatih


Setiap pertemuan dalam proses kegiatan latihan, kehadiran atlet dan pelatih
selalu dicatat dalam buku catatan kehadiran dan buku kegiatan harian.
Maksudnya adalah untuk memberikan dampak terhadap kualitas control dan
pengendalian dalam proses kegiatan pelatihan. Frekuensi dan intensitas
kehadiran dari seorang atlet dan pelatih merupakan landasan utama untuk
menumbuhkan motivasi berprestasi. Kehadiran atlet dan pelatih dilapangan,
atau dalam pertandingan, atau juga dalam berbagai even pertemuan penting
lainnya merupakan parameter adanya suatu pembinaan yang kondusif dan
terprogram.

KESIMPULAN MATERI 4 :

PERATURAN DAN PERALATAN DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

A. Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam cabang olahraga bola
voli adalah lapangan permainan yang datar dan aman. Untuk lapangan di ruang
terbuka, biasanya terbuat dari bahan semen yang halus. Sedangkan lapangan
bola voli di ruangan tertutup pada umumnya menggunakan bahan yang terbuat
dari kayu yang lentur, sehingga membuat nyaman kaki pada saat berpijak.
Panjang lapangan bola voli adalah 18 meter dan lebar 9 meter. Daerah serang
berjarak 3 meter, sedangkan garis tepi lapangan berjarak 5 meter.

B. Bola dan net

Bola dan net menjadi ciri khas dari permainan bola voli. Bola dalam
permainan voli memiliki ukuran keliling lingkaran yang mencapai 67 cm.
Beratnya mencapai 280 gram. Sementara net yang digunakan memiliki
ketinggian yang berbeda. Pada nomor putra, ketinggian net 2,44 meter dan
nomor putri memiliki ketinggian 2,24meter.

C. Sistem Peraturan

Cabang olahraga bola voli dimainkan oleh dua tim yang terdiri atas 6
orang pemain pada setiap timnya dan 4 orang pemain cadangan. Dalam sebuah
tim, terdiri atas beberapa peranan penting pemain, seperti spiker (pemukul pada
daerah serang), tosser (pengumpan bola), libero (pemain bertahan yang berada di
belakang, namun tidak boleh melakukan smash), dan defender (pemain
bertahan). jumlah total skor yang menentukan kemenangan setiap babaknya
adalah 25.

D. Ukuran dan Gambar Lapangan

Lapangan bola voli memiliki ukuran dengan panjang 18 meter dan lebar
9 meter. Garis batasnya dibuat 9 meter sama panjang. Kedua lapangan yang
dibagi tersebut masing-masing memiliki daerah serang dan daerah pertahana.

Lapangan dan net bola voli


KESIMPULAN MATERI 5 :

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLI

Dalam cabang olahraga bola voli terdapat beberapa teknik dasar yang dapat
dipelajari, di antaranya servis, passing, smash, dan blocking. Di antara empat teknik
tersebut, teknik passing merupakan teknik paling dasar yang perlu di kuasai karena
teknik ini bertujuan mengatur jalannya permainan dan pada saat pertahanan.

1. Passing
Teknik dasar passing ini terdiri atas dua jenis, yaitu passing atas dan passing bawah.
Teknik passing atas adalah memukul bola dengan menggerakkan tangan ke atas.

Teknik passing bawah adalah memukul bola dari arah bawah, dengan tahap gerakan
dimulai dari posisi tubuh yang sedikit diturunkan, lutut agak ditekuk, dan posisi
kedua tangan dirapatkan. Pada saat memukul bola, tenaga yang di keluarkan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Servis

Servis dilakukan sebagai awal jalannya permainan. Kadang teknik ini dijadikan
ajang untuk memperlihatkan kemampuan pemain secara individual dalam hal ke
mampuan melakukan pukulan melewati jaring atau net. Tidak jarang, serangan awal
ini menjadi sajian tontonan olahraga yang menarik karena aksi servis yang dilakukan
pemain yang melakukan teknik servis
3. Smash

Smash merupakan teknik memukul bola dengan sangat keras dan terarah.
Teknik ini biasanya untuk menyerang dan mematikan lawan dengan melesatkan bola
hingga jatuh tepat di atas daerah lawan yang kosong.

Pukulan yang dilakukan dengan sangat keras ini biasanya dilakukan bersamaan
dengan gerakan loncatan yang cukup tinggi hingga tangan melebihi ketinggian net.
Teknik ini biasanya dilakukan pada saat akan mematikan lawan dan dilakukan di
tahap akhir penyerangan. Teknik menggabungkan kekuatan dua otot tubuh, yaitu otot
lengan dan kaki atau tungkai.

4. Blocking

Teknik blocking dikenal dengan teknik membendung bola. Teknik ini bertujuan
untuk menghalau bola di dekat net sebelum bola tersebut masuk ke daerah serang dan
jatuh di atasnya. Teknik ini digunakan untuk melakukan pertahanan dari serangan
lawan.
Cara melakukan teknik blocking adalah posisi badan pemain berdiri di area
bawah net, posisi kaki sejajar dengan sedikit menekuk. Sebagai persiapan, kedua
tangan selalu berada di depan dada dan telapaknya menghadap pada net, dengan jari-
jari yang dibuka lebar. Pada saat bola mendekat ke area atas net, posisi badan dan
kaki berada dalam keadaan siap menolak ke atas secara eksplosifdan bersamaan.

KESIMPULAN MATERI 6:

MODEL MODEL LATIHAN BOLA VOLI (I)

MODEL LATIHAN INDIVIDU

1. Latihan “pasing bawah” untuk menerima bola servis dan spike.


2. Latihan pasing bawah dari sikap duduk dan lemparan teman, ke dinding

KESIMPULAN MATERI 7 :

MODEL-MODEL LATIHAN BOLA VOLI (II)

MODEL LATIHAN II

a. Latihan menerima servis dengan pasing bawah diarahkan ke sasaran yang


berada di posisi 2:
1. Menerima bola hasil dari pukulan servis teman latihan
2. Bola pukulan melambung dan tidak cepat
3. Terima bola dengan menggunakan pasing bawah dan diarahkan ke area
posisi 2 (penerima bola).
4. Pasing bawah dinyatakan berhasil apabila bola dapat di terima dan diarahkan
tepat ke sasaran yang berada di posisi 2.
Gambar Latihan menerima servis dengan pasing bawah diarahkan ke sasaran di posisi
2

b. Latihan menerima pukulan spike dengan pasing bawah :


1. Seorang pemain memukul bola dari atas tanpa meloncat, diarahkan ke teman
pasangan latihan
2. Teman pasangannya menerima bola hasil pukulan dengan pasing bawah,
diarahkan ke pemukul.
3. Lakukan secara berulang-ulang dan bergantian setelah masing-masing
melakukan 10 kali sentuhan.
4. Arah dan jalannya bola pukulan divariasikan, kadang-kadang pendek atau
panjang, juga cepat atau lambat.
5. Pasing bawah dinyatakan berhasil apabila bola dapat diterima dengan baik
dan diarahkan kembali melambung tepat ke pemukul bola.

Gambar Latihan menerima pukulan spike dengan pasing bawah

c. Latihan pasing atas dari sikap berdiri dan duduk(untuk mengumpan):


1. Lempar sendiri – tangkap bola dengan ketinggian di atas dahi (posisi
tangan seperti keranjang), rentangkan tangan
2. Bola diarahkan ke dahi teman latihan yang berada dalam posisi duduk - bola
dimainkan secara tegak lurus.
3. Pasing atas dinyatakan berhasil apabila bola yang dilempar dapat ditangkap
di atas dahi dengan posisi tangan dan jari-jari seperti keranjang.

Gambar Latihan pasing atas dari sikap berdiri dan duduk (untuk mengumpan)

d. Latihan pergerakan blok (tanpa bola):


1. Tangan saling diangkat diatas net, tanpa menyentuh net.
2. Variasi: pada saat lompatan horizontal pemain mengikuti posisi tangan
partner atau memblokir serangan.

Gambar 3.29 Latihan pergerakan blok (tanpa bola)

itu adalah beberapa metode latihan untuk passing bawah, passing atas dan
blok.Masih banyak metode lain nya yang bisa kita gunakan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Olahraga merupakan suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan


terstruktur dimana melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani manusia, olahraga adalah uoaya
kesehatan yang difungsikan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Bagi
sebagian orang, olahraga tidak hanya sebagai gerakan untuk mengolah
kebugaran jasmani saja, olahraga ini juga bisa dijadikan sebagai hobi yang dapat
menunjang prestasi dan profesi seseorang. Undang-undang no.3 tahun 2005
tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, Pasal 6 “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk: (a.) melakukan kegiatan olahraga, (b.)
memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga, (c.) memilih dan mengikuti
jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya, (d.)
memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan pengembangan
dalam keolahragaan, (e.) menjadi pelaku olahraga, dan (f.) mengembangkan
industri olahraga.”

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang menjadi tolak ukur dalam
pembinaan atlet dalam berbagai cabang olahraga,karena kota bandung selalu
mendukung dan meningkatkan prestasi sumber daya dalam bidang olahraga.
Keberhasilan Kota Bandung dalam mengelola atlet berbagai cabang olahraga
terbukti, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 dimana Kota Bandung menempati
peringkat pertama dalam perolehan medali dan prestasi di wilayah Jawabarat.
Tabel 1.1

Ranking Perolehan Prestasi Kontingen Jawa Barat

Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat 2018


Tabel 1.1 menunjukan bahwa dari 27 Kota yang terdaftar dalam dinas
pemuda dan olahraga Jawa Barat. 27 kota pesaing yang terdaftar di Jawa Barat
diantaranya Kab.Bogor, Kab.Sukabumi, Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Tasik,
Kab.Ciamis, Kab.Kuningan, Kab.Cirebon, Kab.Majalengka, Kab.Sumedang,
Kab.Indramayu, Kab.Subang, Kab. Purwakarta, Kab.Karawang, Kab.Bekasi,
Kab.Bandung, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandiung, Kota Cirebon, Kota
Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, dan
Kab.Pangandaran.

Cabang olahraga yang selalu dipertandingkan sebanyak 20 cabang


olahraga yaitu angkat besi, atletik,bola basket, bola voli, bulutangkis, dayung,
gulat, judo, karate, panahan, pencaksilat, renang, senam, sepakbola, sepak
takraw, tae kwon do, tenis meja, tenis, tinju, tarung derajat. Ke 20 cabang
olahraga tersebut memperebutkan 284 nomor dan memperebutkan 284 medali
emas, 284 medali perak, dan 420 medali perunggu dengan demikian total medali
yang diperebutkan sebanyak 988 medali.

Tabel 1.1 menunjukan hasil akhir pertandingan 27 kota memperebutkan


282 medali emas, 281 medali perak dan 411 medali perunggu, dimana Kota
Bandung menempati peringkat pertama dengan perolehan medali sebanyak 78
medali emas, 47 medali perak, 62 medali perunggu dan total perolehan medali
Kota Bandung sebesar 187 medali. Dan pada peringkat kedua diisi oleh
Kabupaten Bogor, dimana perolehan medali sebanyak 100 medali dengan 33
medali emas, 34 medali perak, dan 33 medali perunggu. Dan posisi ketiga
ditempati oleh Kabupaten Bandung dengan perolehan medali sebanyak 78 yaitu
20 medali emas, 23 medali perak, dan 35 medali perunggu.
Perolehan medali yang diperebutkan setiap cabang olahraga dan
diperoleh Kota Bandung dapat dilihat pada table 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Perolehan Medali Yang Diperebutkan Kota Bandung

Kelas Emas Perak Perunggu


No Cabang Olahraga
kejuaraan total hasil Total hasil total hasil
1 Angkat Besi 15 15 4 15 2 15 4
2 Atletik 38 38 10 38 6 38 7
3 Bola Basket 2 2 1 2 1 2 -
4 Bola Voli 4 4 4 4 - 4 -
5 Bulutangkis 7 7 1 7 1 14 1
6 Dayung 11 11 4 11 1 11 1
7 Gulat 20 20 1 20 2 40 6
8 Judo 14 14 1 14 5 28 3
9 Karate 15 15 4 15 1 30 4
10 Panahan 12 12 4 12 2 12 3
11 Pencak Silat 23 23 6 23 1 40 7
12 Renang 36 36 13 36 11 36 11
13 Senam 20 20 8 20 3 20
14 Sepak Bola 1 1 - 1 - 2 -
15 Sepak Takraw 2 2 1 2 0 4 0
16 Tae Kwon Do 24 24 4 24 5 48 4
17 Tenis Meja 6 6 1 6 - 12 1
18 Tenis 7 7 3 7 1 14 1
19 Tinju 10 10 2 10 2 20 2
20 Tarung Derajat 17 17 6 17 3 30 7
Total 78 47 62
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga jawa Barat

Tabel 1.2 yang menunjukan prestasi Kota Bandung dalam 20 Cabang olahraga
dengan 284 kelas pertandingan, adapun hal yang menarik perhatian yaitu prestasi bola
voli kota bandung, dimana memperoleh 4 emas dalam 4 kelas pertandingan. Diikuti
dengan prestasi bola basket yang memperoleh 1 emas dan 1 perak dalam 2 kelas
pertandingan. Dengan perolehan prestasi bola voli yang cukup baik, Kota Bandung
merupakan salah satu kota yang menjadi tolak ukur dalam pembinaan atlet bola voli, hal
ini terbukti dengan banyaknya sekolah olahraga bola voli yang dapat menghasilkan
atlet- atlet muda berpotensi. Prestasi Kota Bandung dibidang olahraga bola voli sudah
dikenal hingga tingkat nasional, banyaknya atlet PLATNAS (Pelatihan Nasional)
berasal dari Kota Bandung yang mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat Asia dan
dunia. Kota Bandung selalu mendukung dan meningkatikan keberhasilan bola voli
dalam meraih prestasi yang tidak lepas dari peran sekolah-sekolah pembinaan yang
memfasilitasi para atlet bola voli untuk berlatih dan mengembangkan kemampuan.
IVOBA (Ikatan Voli Bandung) yang merupakan pusat pendataan jumlah atlet bola
voli di Kota Bandung selalu melakukan trobosan terbaik agar dapat menghasilkan atlet-
atlet berprestasi yang siap dipertandingkan setiap tahunnya. Adapun jumlah atlet bola
voli Kota Bandung dati tahun 2013-2017 sebagai berikut:
930
925 924
920 919
915
910
908
905
900 901
895
893
890
885
880
875
20132014201520162017

Gambar 1.1

Jumlah Atlet Bola Voli Kota Bandung


Sumber: IVOBA 2017

Gambar 1.1 menunjukan pada tahun 2015 Kota Bandung memiliki 924 atlet,
jumlah atlet ini meningkat dari yang sebelumnya hanya berjumlah 893 atlet pada tahun
2014 yang semula menurun dari tahun 2013 dimana jumlah atlet voli mencapai 901
atlet., pada tahun 2016 jumlah atlet kota bandung sebanyak 919 mengalami penurunan
jumlah atlet yang berlanjut hingga tahun 2017 jumlah atlet yang bertahan hanya 908.
Berkurangnya jumlah atlet di Kota Bandung dalam dua tahun terakhir dikhawatirkan
akan berlanjut hingga tahun selanjutnya dan berdampak pada prestasi bola voli Kota
Bandung.

Sekolah pembinaan bola voli di Kota Bandung tidak hanya membina atlet-atlet
yang berasal dari Kota Bandung saja, banyak juga atlet dari luar Kota Bandung bahkan
dari luar pulau jawa yang mengikuti pembinaan di beberapa sekolah bola voli di Kota
Bandung, namun hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan kuantitas pelayanan,
proses pelatihan dan fasilitas olahraga yang dibutuhkan para atlet. Sehingga banyaknya
atlet yang bepindah sekolah atau sekolah bola voli bahkan bersedia pindah ke kota yang
menyediakan tempat pelatihan terbaik demi menunjang prestasinya. Selain mencari
fasilitas, para atlet terkadang menari sekolah bola voli yang memiliki citra yang baik
dimana sekolah bola voli tersebut memiliki sponsorship dengan perusahaan besar
sehingga atlet memiliki jalan atau peluang yang lebih terbuka untuk mengembangkan
prestasi dan bakatnya dalam bidang olahraga bola voli.
Sekolah bola voli di Kota Bandung yang tercatat dari tahun 2013 hingga saat ini
memiliki 6 sekolah bola voli putra dan 9 sekolah bola voli putri yang selalu bersaing
dalam menghasilkan prestasi dan atlet-atlet unggul yang siap dipertandingkan pada
ajang olahraga yang lebih besar, hal ini membuat sekolah bola voli saling sikut dalam
memperebutkan atlet berprestasi untuk masuk ke dalam sekolah bola voli binaannya,
sehingga banyak atlet yang mencari peluang yang pada akhirnya berpindah sekolah
demi menemukan kenyamanan dan kesesuaian pelatihan dalam pencapaian target secara
pribadi. Adapun jumlah sekolah dan atlet setiap sekolah di Kota Bandung:

Tabel 1.3

Jumlah Atlet Sekolah Bola Voli di Kota Bandung


2013 2014 2015 2016 2017
PUTRA
ALKO BANDUNG 43 44 46 45 45
TECTONA 109 92 79 74 56
SILVA'S 99 104 107 96 94
PATRIOT 33 33 36 36 35
BANDUNG TIMUR 42 46 49 56 61
PASUNDAN 53 55 58 58 60
Jumlah 379 374 375 365 351
PUTRI
ALKO BANDUNG 47 51 58 60 65
TECTONA 123 112 96 80 51
SILVA'S 89 90 90 96 102
WAHANA EXPRESS GROUP 35 38 45 49 56
BAHANA BINA PAKUAN 97 84 88 83 85
PARAHYANGAN 25 33 35 37 37
KHARISMA BUMI PUTERA 16 26 38 40 45
PATRIOT 41 38 43 43 43
BANDUNG TIMUR 49 47 56 66 73
Jumlah 522 519 549 554 557
Suber:IVOBA

Tabel 1.3 menunjukan jumlah atlet bola voli yang terdaftar di IVOBA dari tahun
2013 hingga 2017. Pada tabel 1.3 dapat dilihat, dibandingkan sekolah voli lain yang ada
di Kota Bandung, PBV Tectona mengalami penurunan yang cukup besar setiap
tahunnya baik team putra maupun team putri, dapat dilihat dari tahun 2013 hingga
2017 Tectona
sudah kehilangan 53% dari atletnya, dibandingkan dengan sekolah voli lain yang justru
mengalami peningkatan jumlah atlet dari tahun 2013 hingga 2017. Hal ini
dikhawatirkan berdampak pada penurunan jumlah atlet yang berprestasi di Kota
Bandung, mengingat BPV Tectona merupakan sekolah voli terlama dan terbaik yang
mendukung perkembangan atlet menuju jenjang lebih tinggi.

PBV Bandung Tectona merupakan sekolah bola voli ternama yang ada di Kota
Bandung yang sudah menghasilkan banyak atlet-atlet berprestasi dalam berbagai
kejuaraan hingga ke tingkat nasional. PBV Bandung Tectona yang berdiri sejak tahun
1988 ini merupakan perwujudan dari keinginan Direksi Perum Perhutani sebagai salah
satu Badan Usaha Milik Negara untuk berperan serta melaksanakan program
pemerintah “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat” sehingga
diputuskan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat diserahi tanggung jawab untuk
membina cabang olahraga bola Voli. Disamping Unit I Jawa Tengah dengan cabang
olahraga tenis lapang dan tenis meja, juga Unit II Jawa Timur dengan cabang olahraga
Bulu Tangkis.

Misi perhutani dalam peran sertanya melaksanakan Program Pemerintah dalam


bidang olahraga akan terwujud dan secara langsung atau tidak langsung dapat dipakai
sebagai salah satu media promosi perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya, dari 4
(empat) cabang olahraga yang dibina, nampaknya hanya cabang olahraga bola voli yang
telah berhasil mencapai sasaran yang sesuai dengan tujuan awal pembentukannya.
Banyaknya atlet berprestasi yang ditarik oleh sekolah dan perusahaan ternama untuk
pembinaan lebih lanjut membuat nama PBV Bandung Tectona semakin tersohor,
sehingga pada tahun 1990 PBV Bandung tectona sudah mulai berani berdiri dan
bersaing dalam meraih prestasi dari berbagai kejuaraan juga mencetak atlet-atlet yang
dapat mengharumkan nama bangsa..
PBV Bandung Tectona merupakan salah satu sekolah tujuan para atlet dari
berbagai daerah di Indonesia, mengingat PBV Bandung Tectona pernah menjadi salah
satu sekolah yang menyediakan atlet-atlet berprestasi yang siap dipertandingkan di
berbagai kejuaraan nasional, Asia dan dunia, hingga banyaknya atlet yang di didik PBV
Bandung Tectona membuat PBV Bandung tectona lebih memiliki peluang menciptakan
atlet berprestasi lebih banyak lagi. Adapun jumlah atlet PBV Tectona per tingkatannya ,
yaitu:
Tabel 1.4

Jumlah Atlet PBV Bandung Tectona per Tingkatan

2013 2014 2015 2016 2017


PUTRA
Yunior 63 58 45 46 38
Senior 46 34 34 28 18
Jumlah 109 92 79 74 56
PUTRI
Yunior 76 69 57 44 31
Senior 47 43 39 36 20
Jumlah 123 112 96 80 51
Total 232 204 175 154 107

Sumber: data atlet PBV Bandung Tectona 2013-2017

Tabel 1.2 menunjukan baik team putra maupun team putri PBV Bandung tectona
mengalami penurunan jumlah atlet setiap tahunnya, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
PBV Bandung Tectona hampir kehilangan separuh atlitnya, hal ini dapat dilihat dari
tahun 2013 ke tahun 2014 PBV Bandung Tectona kehilangan atletnya sebanyak 13%,
pada tahun 2015 PBV Bandung Tectona kembali kehilangan atletnya sebanyak 22%,
dibandingkan tahun 2013 pada tahun 2016 PBV Bandung Tectona kehilangan atlet
sebanyak 26%, hal ini diperparah pada tahun 2017 dimana dibandingkan dengan tahun
2013 PBV Bandung Tectona kehilangan atlet sebesar 36%. Penurunan yang
berkelanjutan ini dikhawatirkan memberikan dampak yang negatif bagi PBV Bandung
Tectona.
Banyaknya atlet senior yang sudah di tarik perusahaan lain tidak sesuai dengan
jumlah atlet dan peningkatan prestasi setiap atlet yang masuk setiap tahunnya, sehingga
dapat mengganggu perkembangan atlet yang berlatih di PBV Bandung Tectona. Para
atlet senior PBV Bandung Tectona yang telah berhasil di berbagai liga pun banyak yang
beralih dan mengikuti pelatihan di sekolah lain dengan iming-iming berbagai hal yang
tentunya dibutuhkan dan di inginkan para atlet.
Rendahnya loyalitas atlet PBV Bandung Tectona, menyebabkan kerugian pada
pihak PBV Bandung Tectona yang akhirnya kehilangan para atlet berpotensinya,
Menjaga loyalitas atlet merupakan hal penting yang harus dipertahankan agar atlet PBV
Bandung Tectona tetap setia dalam menggunakan produk baik barang ataupuun jasa dari
perusahaan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Armstrong (2014:49)
bahwa menjaga pelanggan tetap loyal masuk akal secara ekonomi. Pelanggan yang loyal
akan menggunakan produk perusahaan lebih banyak dan dalam waktu yang lebih lama.
Kehilangan pelanggan yang loyal berarti kehilangan aliran pendapatan akan pelanggan
tersebut dimasa mendatang.

Loyalitas merupakan hal penting bagi suatu usaha, karena loyalitas konsumen
merupakan kunci sukses suatu bisnis atau uasaha untuk terus bertahan dan
memepertahankan konsumen yang loyal menjadi prioritas yang utama. Loyalitas atlet
terhadap sekolah bola voli sangat mempengaruhi perkembangan sekolah bola voli
tersebut. Loyalitas ini merupakan komitmen pengguna terhadap suatu tempat yang
didasarkan pada sikap positif yang tercermin dalam penggunaan secara berulang dan
merekomendasikannya kepada kerabat. Mempertahankan loyalitas pelanggan berarti
meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Manfaat dari loyalitas pelanggan adalah berkurangnya serangan dari kompetitor
perusahaan sejenis dan memperkuat tujuan atau target perusahaan.

Loyalitas pelanggan diukur dengan menggunakan beberapa faktor yang


mempengaruhi loyalitas menurut Griffin (2010) terdapat 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi loyalitas seorang pelanggan yaitu repeat buyer (melakukan pembelian
ulang), purchasses across sproduct and service lines ( melakukan pembelian antar lini
produk/ jasa), referes other (mereferensikan kepada oranglain), dan demonstrates
immunity to the full of competitions (menunjukan daya tahan terhadap pesaing).
Keempat faktor tersebut digunakan peneliti dalam melakukan penelitian pendahuluan
untuk menegtahui tingkat loyalitas atlet PBV Bandung Tectona. Pengukuran loyalitas
yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan nilai standar dimana jika hasil
dalam persen (%) tidak mencapai nilai standar maka itu berarti loyalitas atlet belum
optimal.

Rendahnya loyalitas atlet PBV Bandung Tectona dapat dlihat pada hasil peneltian
pendahuluan yang dilakukan peneliti di PBV Bandung tectona, pada hari selasa tanggal
17 April 2018 dengan jumlah responden sebanyak 20 orang atlet. Berikut adalah hasil
penelitian pendahuluan mengenai loyalitas atlet di PBV Bandung Tectona yang dapat
dilihat pada Tabel 1.5:

Tabel 1.5

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Loyalitas Atlet PBV Bandung Tectona

Frekuensi
Jum- Skor Hasil Stdr
No Pernyataan lah Ideal (%) (%)
Skor
SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Saya akan
merekomendasikan
1 PBV Bandung 5 7 1 5 2 68 100 68% 100%
Tectona pada
oranglain
Saya tidak memiliki
keinginan untuk
2 berpindah ke 5 3 0 7 5 56 100 56% 100%
sekolah bola voli
lain
Jika ada yang
menawarkan untuk
pindah ke sekolah
3 voli lain, saya akan 3 5 1 5 6 54 100 54% 100%
tetap menggunakan
PBV Bandung
Tectona
Saya akan membeli
produk apapun yang
4 3 5 1 7 4 56 100 56% 100%
ditawarkan PBV
Bandung Tectona
Jumlah Skor Rata-rata 59% 100%

F = frekuensi, N = Frekuensi x Skor Jumlah Responden: 20 orang,


Jumlah Pertanyaan: 4 Skor Ideal = Skor tertinggi x Jumlah Respomden

sumber: Hasil Penelitian Pendahuluan 2018

Tabel 1.5 menunjukan bahwa loyalitas atlet PBV Bandung Tectona secara
keseluruhan cukup rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pendahuluan yang
memperoleh hasil sebesar 59% dari standar 100% yang telah ditetapkan. Hasil tersebut
menunjukan bahwa loyalitas atlet PBV Bandung Tectona masih kurang. Adapun point
pertanyaan dengan skor terendah yaitu pada point nomor 3 yang dengan pernyataan Jika
ada yang menawarkan untuk pindah ke sekolah bola voli lain, saya akan tetap
menggunakan PBV Badnung Tectona, memperoleh hasil sebesar 54%. Dengan hasil
jawaban yang demikian maka dapat disimpulakn bahwa sebagian besar responden dapat
berpindah ke sekolah bola voli lain.

Pernyataan nomor 2 dan 4 didapatkan hasil yang sama yaitu 56% dimana
pernyataan nomor 2 yaitu Saya tidak memiliki keinginan untuk berpindah ke sekolah
bola voli lain, dengan hasil 56% maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atlet
PBV Bandung Tectona memiliki keinginan untuk berpindah ke sekolah bola voli lain.
Juga pernyataan nomor 4 yang emiliki hasil sama yaitu 56% dimana pernyataan Saya
akan membeli produk apapun yang ditawarkan PBV Bandung Tectona, dengan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua atlet PBV Bandung Tectona
bersedia membeli produk apapun yang ditawarkan PBV Bandung Tectona. Dan point
tertinggi terdapat pada pernyataan nomor 1 yaitu daya akan merekomendasikan PBV
Bandung Tectona pada oranglain dengan hasil 68%. Dengan jawaban yang demikian
maka dapat disimpulkan bahawa masih adanya atlet yang tidak akan merekomendasikan
PBV Badnung Tectona pada oranglain.

Loyalitas atlet PBV Bandung Tectona ini membuktikan bahwa PBV Bandung
Tectona harus mampu meningkatkan loyalitas atletnya, salah satu faktor yang
mempengaruhi loyalitas yaitu kepuasan. Secara umum kepuasan atlet adalah seleksi dari
dua atau lebih pilihan alternative, oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk
merasa puas terbentuk berdasarkan terpenuhinya kebutuhan dan harapan.

Kepuasan atlet juga memiliki arti yang penting bagi sekolah bola voli, karena
masa depan suatu sekolah bola voli sangat dipengaruhi oleh kepuasan atletnya dalam
menjalani pelatihan dan hasil yang diraih secara individu. Melalui kepuasan atlet, PBV
Bandung Tectona dapat mengetahui seberapa besar harapan atlet yang dapat dipenuhi
oleh PBV Bandung Tectona, apakah harapan atlet tercapai atau tidak.

Kepuasan atlet yang dimana posisinya dalam kasus ini merupakan pelanggan
menjadi sangat penting terhadap pembelian dan penggunaan barang atau jasa. Kepuasan
pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja atau
hasil) yang telah dirasakan dan dibandingkan dengan harapannya. Pelanggan dapat
mengalami salah satu dari ketiga tingkat kepuasan umum yaitu (1) jika kinerja atau hasil
atau realita dibawah harapan, konsumen akan merasa kecewa, (2) jika kinerja atau hasil
atau realita sesuai dengan harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas, dan
(3) jika kinerja atau hasil atau realita melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa
sangat puas, senang, atau gembira, sehingga memunculkan kesan yang positif pada
benak pelanggannya.

Kepuasan pelanggan merupakan faktor penting dalam sebuah bisnis baik


perusahaan profit atau non ptofit, jika konsumen merasa puas,maka secara langsung
akan memberikan respon yang positif terhadap perusahaan. Memuaskan kebutuhan atlet
merupakan keinginan setiap sekolah bola voli, begitu pula PBV Bandung Tectona,
dengan memuaskan kebutuhan para atletnya untuk meningkatkan keunggulan.

Untuk mengetahui kepuasan atlet PBV Badnung Tectona dapat dlihat pada hasil
peneltian pendahuluan yang dilakukan peneliti di PBV Bandung tectona, yang berlokasi
di jalan Persada no.9 Taman Cipadung Indah pada hari selasa tanggal 17 April 2018
dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Berikut adalah hasil penelitian
pendahuluan mengenai loyalitas atlet PBV Bandung Tectona yang dapat dilihat pada
Tabel 1.6:

Tabel 1.6

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasan Atlet PBV Badnung Tectona


Frekuensi
Jumlah Skor Hasil Stdr
No Pernyataan
Skor Ideal (%) (%)
SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Saya merasa
pelayanan yang
diberikan PBV
1 2 7 1 6 4 57 100 57% 100%
Bandung Tectona
sesuai dengan
harapan saya
kualitas yang
ditawarkan PBV
2 Bandung Tectona 3 5 1 7 4 56 100 56% 100%
sesuai dengan
kebutuhan saya
Saya merasa PBV
3 Bandung Tectona 1 4 2 7 6 47 100 47% 100%
sangat baik dalam
memberikan
pelayanannya

Saya merasa biaya


yang dikeluarkan
sebanding dengan
4 5 5 2 5 3 64 100 64% 100%
yang saya
dapatkan di PBV
Bandug Tectona

Jumlah Skor Rata-rata 56% 100%

F = frekuensi, N = Frekuensi x Skor Jumlah Responden: 20 orang,


Jumlah Pertanyaan: 4 Skor Ideal = Skor tertinggi x Jumlah Respomden

Sumber: Hasil Penelitian Pendahulian 2018

Tabel 1.4 peneliti menggunakan teori dimensi Menurut Kotler dan Keller
(2016:157) dalam pembuatan kuesioner pra penelitian, dimana terdapat lima faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan seorang konsumen yaitu kualitas produk, harga, kualitas
pelayanan, faktor emosional, biaya dan kemudahan.

Tabel 1.6 menunjukan bahwa kepuasan atlet PBV Bandung Tectona secara
keseluruhan belum mencapai optimal karena perolehan hasil penelitian pendahuluan
mengenai kepuasan hanya mencapai setengah dari standar yang ditentukan, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian pendahuluan yang memperoleh hasil sebesar 56%
dari standar 100% yang telah ditetapkan. Namun terdapat beberapa point yang memiliki
hasil kurang baik yaitu pada point nomor 3, dimana pernyataan tersebut yaitu Saya
merasa PBV Bandung Tectona sangat baik dalam memberikan pelayanannya. Dengan
hasil jawaban yang demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian responden
merasa pelayanan yang diberikan PBV Bandung Tectona belum baik.

Kepuasan dapat terbentuk setelah pelanggan menggunkan produk yang telah


mereka beli dan rasakan berupa barang atau jasa. Pernyataan ini di dukung oleh Roger
Kerin (2017:13) yang mengemukakan bahwa “Customer satisfaction is defined as the
number of customers, or percentage of total customers, whose reported experience with
a firm, it’s products or it’s services (ratings) exceeds specified satisfaction goals”.
Semakin baik produk yang ditawarkan perusahaan maka akan semakin meningkat pula
kepuasan pelanggan dan jika produk yang ditawarkan kurang baik maka akan
berpengaruh pula pada penurunan kepuasan pelanggan. Hal ini juga di dukung oleh
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Asep Sulaeman (2018:20) bahwa secara
simultan produk berpengaruh signifikan terhdap kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh harga dari produk atau jasa tersebut.
Sebuah harga suatu produk atau jasa dapat mempengaruhi tingkat kepuasan seorang
pelanggan. Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya, harga sangat berkaitan dengan
fasilitas yang disediakan. Seorang pelanggan tidak akan membayar lebih jika fasilitas
yang dia dapatkan tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkannya, perusahaan yang
menetapkan harga yang terlalu tinggi dengan fasilitas yang buruk,akan menyebabkan
minat dan kepuasan pelanggan menurun.

Swastha dan Irawan dalam jurnal Heri Susilo, Andi Tri Haryono dan Moh Mukeri
(2018:7). Salah satu faktor pendorong kepuasan kepada pelanggan adalah harga,
biasanya harga yang murah adalah sumber kepuasan yang penting. Akan tetapi biasanya
faktor harga bukan menjadi jaminan suatu produk memiliki kualitas yang baik.
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade Syarif
Maulana (2016:124) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh Lokasi. Kemuadahan mendapatkan


produk atau jasa dalam hal lokasi tersebut mempengaruhi kepuasan pelanggan.Apabila
lokasi perusahaan mudah diakses maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan,dengan
demikian pelanggan dapat dengan mudah melakukan transaksi, akan tetapi jika lokasi
perusahaan sulit dijangkau maka akan mengurangi kepuasan pelanggan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ainnur Rofiq dan M.Hufrom (2018:163) yang menyatakan bahwa
lokasi secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh faktor promosi. Kegiatan Promosi
meliputi menginformasikan,menawarkan,dan memperkenalkan produk kepada
pelanggan, apabila kegiatakn ini mampu dilakukan dengan baik oleh perusahaan, maka
akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, apanbila kegiatan promosi ini
dulakukan dengan buruk makan akan berpenaruh terhadap penurunan kepuasan
pelanggan, hal ini juga dapat berpengaruh terhadap harapan pelanggan mengenai
informasi lengkap tentang perusahaan. Diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Heri Susilo, Andi Tri Haryono dan Moh Mukeri (2018:8) yang
menyatakan bahwa promosi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu kualitas pelayanan.


Dalam perusahaan, semakin baik pelayanan yang diberikan karywan kepada para
pelanggannya, maka tingkat kepuasan pelanggan akan semakin tinggi. Akan tetapi, jika
pelayanan yang diberikan karyawan buruk maka mampu menurunkan tingkat kepuasan
pelanggan. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Asep Sulaeman (2017:20) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu Citra


Perusahaan. Citra menunjukan kesan suatu objek terhadap objek lain yang terbentuk
dengan memproses informasi setiap waktu dari sumber terpercaya. Citra perusahaan
dapat berupa kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan, kesan yang
dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Dengan terbentuknya
citra perusahaan yang baik dimata pelanggan, hal ini akan meningkatkan kepuasan
pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Erwina Safitri, Maryati Rahayu dan Nur Khusniyah Indrawati
(2016:93) yang menyatakan bahwa Citra perusahaan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu faktor


lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang berupa fasilitas yang disediakan oleh
perusahaan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Semakin baik fasilitas yang disediakan
oleh perusahaan untuk pelanggan maka akan berpengaruh terhadap tingginya kepuasan
pelanggan,sebaliknya jika fasilitas yang disediakan perusahaan untuk pelanggan buruk
maka kepuasan pelangganpun akan berkurang. Hal ini di dukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mandang Cristino, David P.E Saerang, dan Fredrik (2017:19) yang
menyatakan bahwa lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
Setelah mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan pada PBV Bandung Tectona dapat dlihat pada hasil peneltian
pendahuluan yang dilakukan peneliti di PBV Bandung Tectona, yang berlokasi di jalan
Persada no.9 Taman Cipadung Indah pada hari selasa tanggal 17 April 2018 dengan
jumlah responden sebanyak 20 orang. Berikut adalah hasil penelitian pendahuluan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan atlet PBV Bandung Tectona.
Adapun hasil dari penelitian pendahuluan dapat dilihat pada table 1.7 berikut ini:

Tabel 1.7

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kepuasan Atlet PBV Bandung Tectona

Frekuensi
No Pernyataan SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Produk (Product)
Secara keseluruhan sistem pelatihan yang
1 55% 40% 0% 5% 0%
diberikan PBV Bandung Tectona lengkap
2 Prestasi yang diperoleh PBV Bandung 50% 30% 5% 10% 5%
Tectona sangat Baik
Harga (price)
Harga PBV Bandung Tectona sesuai
1 dengan kualitas yang diberikan 40% 55% 0% 5% 0%
Biaya bulanan PBV Bandung Tectona
2 65% 35% 0% 0% 0%
terjangkau
Lokasi (Place)
1 Lokasi PBV Bandung Tectona strategis 35% 65% 0% 0% 0%
Lahan parkir PBV Bandung Tectona
2 30% 70% 0% 0% 0%
cukup luas
Promosi (Promotion)
Pemasaran langsung yang dilakukan PBV
1 Bandung Tectona membuat saya sadar 25% 50% 5% 15% 5%
akan keberadaannya
Saya dapat dengan mudah menemukan
2 25% 40% 5% 10% 20%
iklan mengenai PBV Bandung Tectona
Kualitas Pelayanan (Service Quality)

1 Kualitas Pelayanan PBV Bandung 10% 25% 5% 35% 25%


Tectona sangat baik

2 Pelatih PBV Bandung Tectona merupakan 20% 20% 5% 40% 15%


pelatih yang handal dan berpengalaman
Citra Perusahaan (Corporate Image)

1 Citra PBV Bandung Tectona paling baik 15% 35% 5% 30% 15%
dibandingkan sekolah bola voli lain
PBV Bandung Tectona sangat baik dan
2 20% 25% 10% 65% 10%
stabil
Lingkungan Fisik (Physical Evidence)
Saya Merasa fasilitas yang diberikan PBV
1 Bandung Tectona sudah baik dan lengkap 30% 35% 5% 30% 0%

2 Saya merasa gedung (gor) tempat latihan 10% 35% 0% 40% 15%
PBV Badnung Tectona sudah Bagus
Sumber: Hasil Penelitian Pendahuluan 2018

Berdasarkan Hasil penelitian pendahuluan yang di sajikan pada Tabel 1.7, bahwa
terdapat 2 (dua) faktor dominan terbesar dari 7 (tujuh) faktor yang mempengaruhi
kepuasan atlet PBV Bandung Tectona, yaitu pada faktor Kualitas Pelayanan (Service
Quality) dan Citra Perusahaan (Corporate Image). Pada faktor kualitas pelayanan
(service quality) dapat dilihat pada pernyataan pertama yaitu kualitas pelayanan PBV
Bandung Tectona sangat baik dengan hasil jawaban sangat setuju sebesar 15%, setuju
sebesar 35%, kurang setuju sebesar 5%, tidak setuju sebesar 30%, dan sangat tidak
setuju sebesar 15%.

Jawaban yang demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden merasa


kualitas pelayanan PBV Bandung Tectona kurang baik. Selanjutnya pada pernyataan
kedua yaitu Pelatih PBV Bandung Tectona merupakan pelatih yang handal dan
berpengalaman dengan hasil jawaban sangat setuju sebesar 20%, setuju sebesar 20%,
kurang setuju sebesar 5%, tidak setuju sebesar 40%, dan sangat tidak setuju sebesar
15%. Dengan hasil jawaban yang demikian maka dapat disimpulkan bahwa belum
seluruh pelatih di PBV Bandung Tectona adalah pelatih yang handal dan juga pelatih
yang berpengalaman.

Tabel 1.7 dapat diperhatikan bahwa selain faktor kualitas pelayanan (service
quality) juga terdapat faktor citra perusahaan (corporate image) yang juga memiliki
hasil terendah, pada pernyataan pertama yaitu citra PBV Bandung Tectona paling baik
dibandingkan sekolah bola voli lain dengan hasil jawaban sangat setuju sebesar 15%,
setuju sebesar 35%, kurang setuju sebesar 5%, tidak setuju sebesar 30%, dan sangat
tidak setuju sebesar 15%. Dengan hasil jawaban yang demikian maka dapat disimpulkan
bahwa
Citra PBV Bandung Tectona belum lebih baik dibandingkan dengan sekolah bola voli
lain. Dan pada pernyataan kedua yaitu PBV Bandung Tectona sangat baik dan stabil
dengan hasil jawaban responden yang memilih sangat setuju sebesar 20%, responden
yang setuju sebesar 25%,responden yang kurang setuju sebesar 10%,responden yang
tidak setuju sebesar 65%, dan responden yang sangat tidak setuju sebesar 10%. Dengan
hasil jawaban yang demikian maka dapat disimpulkan bahwa PBV Bandung Tectona
belum baik dan belum stabil dalam mempertahankan citra perusahaannya.

Selanjutnya, untuk mengetahui faktor-faktor dominan apa saja yang paling besar
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan atau atlet PBV Badnung Tectona maka
peneliti mengolah hasil penelitian pendahuluan yang tertera di atas sehingga dapat
mengetahui seberapa besar presentase dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan atlet PBV Bandung Tectona. Cara yang digunakan adalah dengan
menjumlahkan hasil jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dari
setiap dimensi, lalu membuat rata-rata total jawaban kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju sesuai dengan jumlah pernyataan yang ada pada dimensi tersebut,
setelah memperoleh jumlah rata-rata setiap dimensi selanjutnya membagi hasil rata-rata
setiap dimensi tersebut dengan total jumlah rata-rata dari seluruh dimensi, kemudian
dikalikan dengan 100% (seratus persen) sehingga akhirnya diperoleh hasil presentase
dari setiap dimensi.

Presentase dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan


berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tertera di atas, yang berlokasi di Jalan Persada
no.9 Taman Cipadung Indah pada pada hari selasa tanggal 17 April 2018 dengan
responden sebanyak 20 orang, dapat dilihat pada gambar 1.2:
0%
6% 1%

21% 14%

31% 27%

Product Price Place

Promotion Service Quality Corporate Image


Phsical Evidence

Gambar 1.2

Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Faktor-Faktor yang Diduga


Bermasalah yang Mempengaruhi Kepuasan Atlet PBV Badnung Tectona
Sumber: Hasil Penelitian Pendahuluan 2018

Berdasarkan Gambar 1.2 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan


atlet PBV Bandung Tectona, Terdapat 2 (dua) faktor dominan yang mempengaruhi
kepuasan atlet PBV Bandung Tectona yaitu citra perusahaan (corporate image) dan
kualitas pelayanan (service qualityi), dengan faktor terbesar yaitu citra perusahaan
(corporate image) dengan presentase sebesar 31% dan faktor kedua yaitu kualitas
pelayanan (service quality) dengan presentase sebesar 27%.

Atlet PBV Bandung Tectona menilai kualitas pelayanan dan citra perusahaan
yang dirasakan belum memenuhi dan sesuai dengan yang diharapan atlet PBV Bandung
Tectona. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya kepuasan atlet terhadap PBV
Bandung Tectona, dengan pendapat responden melalui kuesioner yang disebarkan
semankin menguatkan faktor-faktor yang dikeluhkan tersebut.

Kualitas pelayanan yang tidak sesuai antara kenyataan (kinerja atau hasil) dengan
harapan atau ekspektasi pelanggan akan menimpulkan rasa kurang puas atau bahkan
tidak puas begitupun citra perusahaan yang kurang atau tidak sesuai antara harapan dan
kenyataan akan menurunkan kepuasan pelanggan, ketika pelanggan merasa kurang atau
tidak puas maka akan menimbulkan kemungkinan pelanggan tersebut beralih kepada
perusahaan lain atau pelanggan tidak loyal.

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting dan menjadi perhatian untuk
setiap perusahaan. Kepuasan pelanggan yang penting tersebut dalam penggunaan
sebuah produk baik barang atau jasa dapat memberikan dampak jangka panjang bagi
perusahaan, baik perusahaan besar, kecil dan menengah kemungkinan mereka akan
menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan
tersebut dengan terus menerus melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan
produk baik berupa barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut kepada orang-
orang di sekitarnya yang akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukanan oleh Fandy


Tjipjono (2014:269) Citra korporasi sangat penting dalam sebagian besar jasa. Faktor ini
biasanya mempengaruhi persepsi terhadap kualitas melalui berbagai cara citra yang
positif di benak pelanggan akan memungkinkan dimaafkannya perusahaan apabila
mengalami kesalahan minor, begitu pula sebaliknya jika persepsi mengenai citra
negatif. Kualitas yang baik dan positif diperoleh bila kualitas yang dialami (experienced
quality) memenuhi harapan pelanggan (expected quality). Bila harapan pelanggan tidak
realistis, makas persepsi kualitas total akan rendah, sekalipun kualitas yang dialami
memang baik (diukur dengan berbagai ukuran obyektif). Kualitas yang diharapkan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yakni komunikasi pasar, komunikasi gethok tular,
citra perusahaan, dan keutuhan pelanggan atau loyalitas. Berdasarkan teori diatas,
kualitas pelayanan dan citra perusahan memiliki pengaruh dalam meningkatkan atau
menurunkan kepuasan pelanggan perusahaan yang akhirnya akan berdampak pada
loyalitas pelanggan tersebut apakah akan loyal tetap menggunakan produk atau jasa
perusahaan tersebut, atau justru beralih kepada perusahaan lain.

Berdasarkan penjelasan dari teori dan fenomena permasalahan pada sekolah bola
voli PBV Bandung Tectona yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik pada
penelitian yang akan dibahas dengan mengambil judul penelitian sebagai berikut:
“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan
Pelanggan dan Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan (Studi pada Atlet Sekolah
Bola Voli Bandung Tectona”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Pada sub-sub ini peneliti membuat identifikasi masalah dan rumusan masalah
mengenai kualitas pelayanan, citra perusahaan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas
pelanggan. Identifikasi masalah diperoleh dari latar belakang penelitian yang
peneliti lakukan, dan rumusan masalah menggambarkan permasalahan yang akan
diteliti di dalam penelitian ini, dimana nantinya akan dijawab dalam penelitian ini.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Penurunan jumlah atlet bola voli di Kota Bandung.

2. PBV Bandung Tectona menjadi salah satu sekolah bola voli yang mengalami

penurunan jumlah atlet dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

3. Penurunan jumlah atlet putra dan putri PBV Bandung Tectona

4. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa loyalitas atlet

PBV Bandung Tectona rendah.

5. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa kepuasan

pelanggan PBV Bandung Tectona rendah.

6. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa citra peusahaan

PBV Bandung Tectona tidak sesuai dengan yang diharapkan pelanggan


7. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa atlet merasa

pelayanan yang diberikan PBV Bandung Tectona kurang handal dan baik dalam

melatih atlet PBV Bandung Tectona.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas yang telah diuraikan


sebelumnya, dapat diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tanggapan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan citra


perusahaan pada PBV Bandung Tectona
2. Bagaimana tanggapan pelanggan mengenai kepuasan pada penggunaan
jasa sekolah bola voli PBV Bandung Tectona
3. Bagaimana loyalitas atlet PBV Bandung Tectona
4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap
kepuasan pelanggan
5. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap
loyalitas
6. Seberapa besar pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
7. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap
loyalitas atlet melalui kepuasan pelanggan PBV Bandung Tectona secara
tidak langsung.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan diatas, maka diperoleh
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi dan mengetahui:

1. Tanggapan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan citra perusahaan


pada PBV Bandung Tectona
2. Tanggapan pelanggan mengenai kepuasan pada penggunaan jasa sekolah
bola voli PBV Bandung Tectona
3. Mengetahui loyalitas atlet PBV Bandung Tectona
4. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan citra perusahaan terhadap kepuasan
pelanggan
5. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan citra perusahaan terhadap loyalitas
6. Besarnya pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan
7. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap
loyalitas atlet melalui kepuasan pelanggan PBV Bandung Tectona secara
tidak langsung.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan yang akan menggunakan penelitian ini, terutama yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap kepuasan
pelanggan serta dampaknya pada loyalitas pelanggan. Penelitian ini diharapkan
dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Bagi Peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang cara
menyusun suatu penelitian.
b. Sebagai bahan pengalaman dan pembelajaran baru dalam bidang industri
sekolah olahraga bola voli agar selanjutnya dapat memberikan
pengetahuan tambahan.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman yang belum diperoleh
peneliti dalam perkuliahan biasa dengan membandingkan teori dengan
praktik lapangan.
d. Menambah wawasan baru bagi peneliti mengenai sudut pandang industri
sekolah olahraga bola voli yang telah ditunjukan oleh teori atau konsep
sebelumnya.
e. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen
f. Penelitian ini diharapkan dapat memberi referensi untuk manajemen
pemasaran secara umum dan khususnya tentang pengaruh citra perusahaan
dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan dampaknya pada
loyalitas pelanggan.
2. Bagi Peneliti Lain
a. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah didapat saat
perkuliahan dengan realitas yang ada.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang khususnya ingin meneliti
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan selain citra
perusahaan, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam manajemen pemasaran


pada bidang jasa dan lebih mengetahui tentang pengaruh citra perusahaan
dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan dampaknya pada
loyalitas pelanggan pengguna jasa sekolah bola voli di Kota Bandung.
b. Peneliti memperoleh pengalaman tentang penelitian dan pengembangan
wawasan kemampuan akademik dalam bidang manajemen pemasaran.
c. Peneliti dapat mengetahui bagaimana tanggapan pelanggan mengenai
pengaruh citra perusahaan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan dan dampaknya pada loyalitas pelanggan.
2. Bagi Perusahaan
a. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memenuhi
harapan konsumen
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
menangani masalah yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
mengoptimalkan kualitas pelayanan
e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan citra perusahaan
f. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan perusahaan sebagai
bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pencapaian tujuan
perusahaan.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Membantu pembaca untuk mengetahui dan mengerti pengaruh citra


perusahaan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan
dampaknya pada loyalitas pelanggan.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau sumbangan
fikiran yang bermanfaat untuk para pembaca yang akan mengadakan
penelitian pada bidang sejenis.
c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang sedang melakukan penelitian
dengan bidang kajian yang sama.

Anda mungkin juga menyukai