Dokumen - Tips - Thompson Brodie 565b4ad3a2f73
Dokumen - Tips - Thompson Brodie 565b4ad3a2f73
Metode Thomson-Brodie
Pasien dengan kepala tegak diatas kursi, sehingga dataran Frankfurt pada pasien sejajar dengan
lantai. Kemudian tentukan titik-titik :
Nasion (N) yaitu titik pada tengah-tengah sutura frontonasalis yang terdapat pada pangkal
hidung dan merupakan titik potong antara bidang sagital dengan suturafrontonasalis.
Spina nasalis anterior (SNA, yaitu titik yang paling anterior dari spina nasalisanterior pada
bidang sagital.
Gnation (Gn) yaitu titik yang paling bawah dari kontur dagu pada bidang sagital.
Dengan sliding caliper, diukur jarak antara titik N – titik SNA. Jarak ini besarnya (N-SNA) =
43% dari jarak titik N- Gn. Waktu mengukur jarak-jarak ini, rahang dalam keadaan
rest position
.
Jarak dari titik N– titik Gn disebut
total facial heigtau
tinggimukatotal
sebesar 100%.
Sesudah mendapatkan jarak diatas, maka pada mulut pasien letakkan dua potong wax yang telah
dilunakkan, diatas permukaan gigi belakang bawah kanan dan kiri. Pasien diminta menggigit
wax dengan posisi centric relation sampai jarak N ke Gn mencapai100%. Lalu amati secara
langsung atau tidak langsung (pada model gigi) ketebalan waxdibagian posterior dan overbite.
Terdapat 3 kemungkinan hasil gigitan wax, yaitu :
Wax bite bagian posterior hampir habis tergigit, dan overbite masih berlebihan,maka
deep overbite
disebabkan karena adanya
supraoklusi dari gigi anterior
.
Wax bite dibagian posterior masih tebal, sedang overbitenya sudah normal,maka
deep overbite
itu disebabkan infraoklusi dari gigi-gigi posterior.
Wax bite dibagian posterior masih tebal, sedang overbitenya masih juga berlebihan,maka
deep overbite
itu disebabkan oleh supraoklusi dari gigi-gigi anterior daninfraoklusi dari gigi-gigi posterior.
Metode Thomson dan Brodie
Jika pasiennya deep over bite Caranya : Pasien duduk dengan kepala tegak memandang lurus ke
depan dan bidang frankfurt horisontal sejajar lantai. Tentukan titik Spina Nasalis Anterior
(NSA), tandai. Tentukan titik Nation (Na), tandai. Tentukan titik Gnation (Gn), tandai.
Dengan slinding ukurlah jarak SNA ke Na
Catatan : menurut Strang dalam keadaan rest position Jarak Na ke SNA = 43 % x jarak
Na ke Gn Na – SNA = 43 x Na – Gn 100 Dengan rumus tersebut SNA sampai Gn dapat
dihitung.
Misal : Na – SNA = 43, maka SNA – Gn = 57 sebab menurut rumus diatas Na
Gn 100
Modelling sompoun atau stenz dilunakkan dengan air panas. Setelah lunak letakkan di bagian
oklusal gigi posterior bawah kanan dan kiri. Pasien disuruh menggigit stenz tersebut dalam
oklusal position sampai diperoleh jarak Na – Gn (sesuai) = hasil perhitungan. Setelah stenz keras
kita ambil dan kita pasang pada wax model kerja kemudian dipasang pada artikulator. Dari
percobaan tersebut ada 3 kemungkinan :
1. Jika over bite masih berlebihan sedang stenz bagian posterior hampir habis tergigit maka deep
over bite tersebut karena supra oklusi gigi depan (belakang normal).
2. Jika over bite normal dan stenz bagian posterior tebal maka deep over bite tersebut karena
infra oklusi gigi posterior (anterior normal).
3. Jika over bite masih berlebihan sedang stenz bagian posterior tebal maka deep over bite
tersebut karena kombinasi supra oklusi gigi anterior dan infra oklusi gigi posterior.
METODE THOMPSON & BRODIE
• Menentukan lokasi (daerah) sebab-sebab terjadinya deep overbite.
• Deep overbite: suatu kelainan gigi dimana tutup menutup (over lapping) gigi-gigi depan atas
bawah sangat dalam menurut arah bidang vertikal.
• Normal overbite:
3. Kombinasi
• Pada keadaan normal dalam keadaan physiologic rest position (istirahat) proporsi muka pada
ukuran vertikal : Nasion ke Spina Nasalis Anterior (SNA) = 43% dari jumlah panjang Nasion ke
Mentum (Gnathion).
• Ukuran ini sangat penting untuk mengetahui prognosis dari deep overbite yaitu koreksinya
ditujukan pada elevasi (ekstrusi) gigi-gigi bukal dan atau depresi (intrusi) gigi-gigi anterior.
Prognosa:
1. Dental baik.
2. Skeletal tidak menguntungkan.
3. Deep overbite karena kalsifikasi yang jelek dari alveolaris dan basal bone biasanya jelek.