Anda di halaman 1dari 4

NAMA : OKTAVIANUS SANJES

NIM : 1803010109

KELAS/SEMESTER : C/IV

DOSEN WALI : DR. PETRUS KASE.M,Soc.Sc

UAS : EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

1. Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu


berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun
berubah menjadi bentuk yang lebih baik. proses evolusi biasanya berlangsung lama.
Dalam konteks penggunaan istilah, evolusi sering kali digunakan untuk menggambarkan
perkembangan yang lambat. Sedangkan, Adaptasi adalah cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
- memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
- mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
- mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
- bereproduksi.
- merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
 Hubungan evolusi dan adaptasi
Dari pengertian di atas hubungan antara Evolusi dan Adaptasi adalah jika
makhluk hidup dapat beradaptasi dengan lingkungan, maka makhluk hidup tersebut akan
berevolusi, namun jika makhluk hidup tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya,
maka makhluk hidup tersebut akan punah.
2. Karena beragamnya konsep teori administrasi, seperti teori New Public Management
( David Osborne dan Ted Gaebler ) yang diterapkan di negara maju sukar diterapkan di
negara berkembang dan faktor warisan budaya dan kultur sosial pada negara berkembang
masih kental, seperti budaya ikatan emosional, monarki sebagai penjaga kekuasaan
absolut,dll.
Selanjutnya ada perbedaan Ideologi antara negara berkembang dan negara maju.
Kebanyakan teori administrasi di negara maju disesuaikan dengan ideologi negaranya
sehingga sulit untuk diterapkan di negara berkembang
3. Biosentrisme adalah teori yang menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini menganggap serius setiap
kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta. Semua makhluk hidup bernilai pada
dirinya sendiri sehingga pantas mendapatkan pertimbangan dan kepedulian moral.
Menurut teori biosentrisme, subyek moral adalah semua organisme hidup dan kelompok
organisme tertentu Benda-benda abiotik lainnya, seperti batu, udara, air, tanah dan
semacamnya bukan merupakan subyek moral pada dirinya sendiri. Berdasarkan argumen
itu, sebagai pelaku moral manusia dengan sendirinya mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab moral atas keberadaan dan kelangsungan hidup semua organisme karena
mereka adalah subyek moral.
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan hidup
biosentrisme. Kedua teori ini mendobrak cara pandang antroposentrisme yang membatasi
keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya, memperluas keberlakuan
etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, etika diperluas
untuk mencakup komunitas biotis. Sementara ekosentrisme, etika diperluas untuk
mencakup komunitas ekologis seluruhnya.
4. Metode Partisipasif
Prinsipnya adalah melakukan pengkajian komunitas sosial secara partisipatif
sebagai upaya untuk menemu-kenali berbagai kebutuhan, aspirasi dan keadaan pada
komunitas tersebut, dan sekaligus dapat membuat perencanaan lingkungan hidup,
khususnya lingkungan sosial. Pengkajian komunitas sosial secara partisipatif merupakan
penelitian tentang aspek-aspek kehidupan masyarakat dengan didampingi dan difasilitasi
oleh para petugas/pelaksana program.
Informasi mengenai masalah atau kebutuhan yang diperlukan masyarakat, dan
potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya pengembangan kegiatan
masyarakat. Bagi Masyarakat, metode partisipatif merupakan bagian dari proses belajar
dan proses penyadaran mengenai permasalahan kehidupan dan lingkungan yang
dihadapi; sampai menemukan jalan keluar (solusi).
 Langkah-langkah Perencanaan
- Menemu-kenali (identifikasi) permasalahan-permasalahan yang terdapat pada
masyarakat komunitas sosial tertentu
- Kaji-ulang terhadap permasalahan-permasalahan yang telah dikenali dan
“penyepakatan” permasalahana yang akan di selesaikan
- Pengelompokkan masalah
- Pemahaman permasalahan sebagai hubungan sebab-akibat antara satu masalah
dengan masalah yang lain
- Penentuan prioritas masalah yang akan ditangani terlebih dahulu
Beberapa hal yang termasuk dalam perencanaan, antara lain Pemilihan alternatif
kegiatan, Penentuan penanggung jawab kegiatan, Penetapan pendukung kegiatan,
Penentuan cara dan ukuran evaluasi, dan Pembuatan jadwal pelaksanaan.
 Pengendalian, Pengawasan, dan evaluasi Pengelolaan Lingkugan Sosial
 Beberapa pola pengendalian pengelolaan Lingkungan sosial:
- Sejumlah peraturan yang mewajibkan dan melarang dengan sangsi-sangsinya
- Mengadakan perlengkapan aturan yang protektif agar suatu ancaman dalam
lingkungan sosial tersebut tidak terjadi
- Pengadaan aturan yang bersifat prosedural secara terus menerus
- Proses pembelajaran yang didalamnya ada pemahaman akan latar belakang dari cara
prosedural, protektif, dan larangan serta keharusan.
 Pemantauan pengelolaan lingkungan sosial merupakan kegiatan yang melihat kosekuensi
kebijakan tertentu. Kegiatan pemantauan lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan
informasi.Pemantauan yang baik akan memberikan keuntungan :
- sebagai masukan untuk mengantisipasi masalah yang bersifat umum
- Sebagai masukkan untuk mengantisipasi maslah yang khusus (spesial)
- Alat untuk mengathui efektivitas program

Tujuan dilakukannya Pemantauan :

- Mengetahui tingkat efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan


- Mengetahui dan mengukur antara pelaksanaan di lapangan dengan standar yang ada
- Mengkaji kesesuaian tindakan “aktor” pada seluruh tingkatan
- Mengetahui gambaran indikasi terjadinya perubahan sosial
- Memperoleh rekomendasi kebijakan
- Membangun sistem monitoring untuk program-progran selanjutnya
 Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan cara-cara:
- Pemantauan terhadap pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan
- Audit Lingkungan Sosial
- Investigasi
- Studi Lapangan yang terancang
5. Menurut saya, wabah Corona ini adalah bencana besar bagi kehidupan manusia, karena
seperti yang kita ketahui virus ini menyerang bagian paru-paru manusia dan dapat
menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh.
Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial
masyarakat, di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan
terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Mungkin
orang itu sudah bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus, Apakah orang itu sudah
mencuci tangan?, dari pemikiran ini timbul keraguan. Pada saat kita berbicang atau
berjumpa baik di lingkungan tempat kerja maupun di lingkungan rumah dan dengan
masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang
tua, sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati
yang lebih tua. Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat
tangan dan harus menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain, apalagi
orang yang tidak kita kenal.

Anda mungkin juga menyukai