Anda di halaman 1dari 7

1.

) Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah
menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk
yang lebih baik. proses evolusi biasanya berlangsung lama. Dalam konteks penggunaan istilah, evolusi
sering kali digunakan untuk menggambarkan perkembangan yang lambat.

Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan
hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:

memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).

mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.

mempertahankan hidup dari musuh alaminya.

bereproduksi.

merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi
akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.

Hubungan evolusi dan adaptasi

Dari pengertian di atas hubungan antara Evolusi dan Adaptasi adalah jika makhluk hidup dapat
beradaptasi dengan lingkungan maka makhluk hidup tersebut akan berevolusi, namun jika makhluk
hidup tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka makhluk hidup tersebut akan punah.

2.) Karena beragamnya konsep teori administrasi, seperti teori New Public Management ( David
Osborne dan Ted Gaebler ) yang diterapkan di negara maju sukar diterapkan di negara berkembang dan
faktor warisan budaya dan kultur sosial pada negara berkembang masih kental, seperti budaya ikatan
emosional, monarki sebagai penjaga kekuasaan absolut,dll.

Selanjutnya ada perbedaan Ideologi antara negara berkembang dan negara maju. Kebanyakan teori
administrasi di negara maju disesuaikan dengan ideologi negaranya sehingga sulit untuk diterapkan di
negara berkembang

3.) Biosentrisme adalah teori yang menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai
dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini menganggap serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di
alam semesta. Semua makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapatkan
pertimbangan dan kepedulian moral. Menurut teori biosentrisme, subyek moral adalah semua
organisme hidup dan kelompok organisme tertentu Benda-benda abiotik lainnya, seperti batu, udara,
air, tanah dan semacamnya bukan merupakan subyek moral pada dirinya sendiri. Berdasarkan argumen
itu, sebagai pelaku moral manusia dengan sendirinya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral
atas keberadaan dan kelangsungan hidup semua organisme karena mereka adalah subyek moral (Keraf,
2010).

Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan hidup biosentrisme. Kedua teori ini
mendobrak cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas
manusia. Keduanya, memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada
biosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas biotis. Sementara ekosentrisme, etika
diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya.

4.) Metode Partisipasif

-Beberapa nama metode antara lain “Participatory Rural Appraisal”

(PRA), atau “Participtory Learning and Action” (PLA).

-Prinsipnya adalah melakukan pengkajian komunitas sosial secara

partisipatif sebagai upaya untuk menemu-kenali berbagai kebutuhan,

aspirasi dan keadaan pada komunitas tersebut, dan sekaligus dapat

membuat perencanaan lingkungan hidup, khususnya lingkungan sosial

-Pengkajian komunitas sosial secara partisipatif merupakan penelitian

tentang aspek-aspek kehidupan masyarakat dengan didampingi dan

difasilitasi oleh para petugas/pelaksana program


-Informasi mengenai masalah atau kebutuhan yang diperlukan

masyarakat, dan potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumberdaya pengembangan kegiatan masyarakat

-Bagi Masyarakat, metode partisipatif merupakan bagian dari proses

belajar dan proses penyadaran mengenai permasalahan kehidupan dan

lingkungan yang dihadapi; sampai menemukan jalan keluar (solusi)

Langkah-langkah Perencanaan

1. Menemu-kenali (identifikasi) permasalahan-permasalahan yang

terdapat pada masyarakat komunitas sosial tertentu

2. Kaji-ulang terhadap permasalahan-permasalahan yang telah

dikenali dan „penyepakatan” permasalahana yang akan di

selesaikan

3. Pengelompokkan masalah
4. Pemahaman permasalahan sebagai hubungan sebab-akibat antara

satu masalah dengan masalah yang lain

5. Penentuan prioritas masalah yang akan ditangani terlebih dahulu

Beberapa hal yang termasuk dalam perencanaan, antara lain Pemilihan

alternatif kegiatan, Penentuan penanggung jawab kegiatan, Penetapan

pendukung kegiatan, Penentuan cara dan ukuran evaluasi, dan

Pembuatan jadwal pelaksanaan.

PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Beberapa pola pengendalian pengelolaan Lingkungan sosial:

1) Sejumlah peraturan yang mewajibkan dan melarang dengan sangsi-

sangsinya

2) Mengadakan perlengkapan aturan yang protektif agar suatu ancaman


dalam lingkungan sosial tersebut tidak terjadi

3) Pengadaan aturan yang bersifat prosedural secara terus menerus

4) Proses pembelajaran yang didalamnya ada pemahaman akan latar

belakang dari cara prosedural, protektif, dan larangan serta

keharusan.

Pemantauan pengelolaan lingkungan sosial merupakan kegiatan yang

melihat kosekuensi kebijakan tertentu

Kegiatan pemantauan lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan

informasi

Pemantauan yang baik akan memberikan keuntungan :

a. sebagai masukan untuk mengantisipasi masalah yang

bersifat umum

b. Sebagai masukkan untuk mengantisipasi maslah yang


khusus (spesial)

c. Alat untuk mengathui efektivitas program

Tujuan dilakukannya Pemantauan :

1. Mengetahui tingkat efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan

2. Mengetahui dan mengukur antara pelaksanaan di lapangan dengan

standar yang ada

3. Mengkaji kesesuaian tindakan “aktor” pada seluruh tingkatan

4. Mengetahui gambaran indikasi terjadinya perubahan sosial

5. Memperoleh rekomendasi kebijakan

6. Membangun sistem monitoring untuk program-progran selanjutnya

Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan cara-cara:

- Pemantauan terhadap pelaksanaan program sesuai

dengan perencanaan

- Audit Lingkungan Sosial


- Investigasi

- Studi Lapangan yang terancang

5.) Menurut saya, wabah Corona ini adalah bencana besar bagi kehidupan manusia, karena seperti yang
kita ketahui virus ini menyerang bagian paru-paru manusia dan dapat menyebabkan luka permanen
pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh.

Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat, di antaranya
adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang yang ada di seputaran
kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli makanan, baik di warung yang
berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih atau tidak. Apakah pelayan ada
bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci
tangan pada saat mengolah atau memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul
keraguan.

Pada saat kita berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan rumah dan
dengan masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang tua,
sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati yang lebih tua. Namun,
situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan dan harus menjaga jarak ± 2
meter bila ingin berbicara dengan orang lain, apalagi orang yang tidak kita kenal.

Anda mungkin juga menyukai