Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah menunjukan bahwa bidan merupakan salah satu proIesi tertentu di
dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran dan posisi
bidan di masyarakat sangat di hargai dan di hormati karena tugasnya sangat mulia,
member semangat, membesarkan hati, dan mendampingi, serta menolong ibu
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Dalam naskah kuno, pada zaman sejarah, tercatat bahwa bidan di mesir
(Siphrah dan Poah) berani mengambil resiko menyelamatkan bayi laki-laki
bangsa yahudi (orang-orang yang di jajah bangsa mesir) yang di perintahkan oleh
Iiraun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukan sikap etika moral yang tinggi
dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada di posisi
lemah, yang pada zaman modern ini di sebut peran advokasi. Dalam menjalankan
tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pandangan IilosoIis yang di anut,
keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan, serta kode etik proIesi yang di
milikinya. Meskipun demikian bidan juga perlu memperhatikan beberapa prinsip
dalam proIesinya sebagai bidan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
beberapa prinsip dalam pengembangan karir bidan.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pola Pengembangan Pendidikan Bidan
1. Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil
melalui pendidikan Iormal dan non Iormal.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 19
1. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.

B. Pola Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan karir bidan meliputi karir Iungsional dan karir struktural.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara Iungsional telah disiapkan dengan
jabatan Iungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik Iormal
maupun non Iormal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
proIesional bidan dalam melaksanakan Iungsinya.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan
bertugas,apakah dirumah sakit, di puskesmas, bidan di desa atau bidan diinstitusi
swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan
kebijakan yang ada.
Peran dan Iungsi bidan
1.Sebagai pelaksana
2.Sebagai pengelola
3.Sebagai pendidikan
4.Sebagai peneliti

Tanggung jawab bidan :


1.Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan
2.Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi
3.Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan
4.Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani
5.Tanggung jawab terhadap proIesi
6.Tanggung jawab terhadap masyarakat

. Proses Berubah
1. Pengertian Berubah
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersiIat dinamis, artinya
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup
keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide
atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan
Iungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).
Beberapa pengertian menurut ahli, antara lain :
a. Perubahan adalah proses dinamis di mana yang terjadi pada tingkah laku dan
Iungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).
b. Taiylor, et all (1997), adalah suatu proses transIormasi, mengubah, dan
menodiIikasi sesuatu.
c. Gillies (1994), adalah merupakan proses pergerakan dari suatu sistem ke sistem
lain.
d. Brooten, Himen dan Naylor
Proses membimbing pada alterasi individu atau pola institusi dan tingkah laku.
e. Max dan Miller
Proses terjadinya dalam Iungsi dan struktur masyarakat
I. DeIinisi lain
Suatu proses kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan suatu sistem
klien.

2. SiIat Proses Berubah


Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep atau ide
terbaru. Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan memiliki tiga siIat di
antaranya perubahan bersiIat berkembang, spontan dan direncanakan.
a. Perubahan BersiIat Berkembang
SiIat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik
pada individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses
perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju
keadaan yang optimal atau matang, sebagaimana dalam perkembangan
manusia sebagai makhluk individu yang memiliki siIat Iisik yang selalu
berubah dalam tingkat perkembangannya.
b. Perubahan BersiIat Spontan
SiIat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan
respons tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersiIat alamiah yang di
luar kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi
sehingga sulit untuk diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah
longsor, banjir, dan lain-lain. Semuanya akan menimbulkan terjadi
perubahan baik dalam diri, kelompok atau masyarakat, bahkan pada sistem
yang mengaturnya.
c. Perubahan BersiIat Direncanakan
Perubahan yang bersiIat direncanakan ini dilakukan lagi individu,
kelompok atau masyarakat yang inin mengadakan perubahan ke arah yang
lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari
sebelumnya. Sebagamana perubahan dalam distem pendidikan kebidanan di
Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan
a. Keputusan untuk berubah atau tidak adalah hak individu
b. ProIesional medis tidak mempunyai hak untuk memaksa pasien untuk
menentukan perubahan
c. Keputusan pasien untuk berubah berdasarkan inIormasi. Tidak ada
ketakutan pada balas dendam dari perawat atau proIesional
kesehatan.

d. Perawat dan proIesional lain mempunyai hak untuk mengendalikan


atau menahan pasien untuk berubah.
3. Sebab-sebab Proses Berubah.
1)Menurut Bennis Benne dan Chin
a) Kekuatan KoersiI (Paksaan/Tekanan)
Berdasarkan pemanIaatan kekuatan atau paksaan sebagai suatu legitimasi
pribadi
b). Empiris Rasional
Menggunakan basis perubahan yang mengansumsikan bahwa agen
perubahan mempunyai pengetahuan, kekuatan untuk mempengaruhi pada
proses berubah yang diinginkan. Pemikiran manusia yang rasional.
c). NormatiI reedukatiI
Berlandaskan pada asumsi bahwa kegiatan manusia dibimbing oleh
norma-norma sosial yang tinggi dan berbagai nilai, ditujukan pada
perubahan tingkah laku manusia.
2). Menurut H. C. Kehman
a). Terpaksa
(1) Karena inin imbalan
(2) Karena menghindari hukuman
(3) Karena ingin pengakuan
b). Meniru
Seseorang berubah karena ingin dipersamakan
c). Perubahan didasari oleh kesadaran dan penghayatan(Internalization).
4. Macam-macam proses berubah
Menurut Thomas dan Bennis (1972)
a. Perubahan terencana (Plannet change) merupakan suatu desain yang
disengaja dan implementasi sebuah inovasi secara struktural, kebijakan atau
tujuan baru atau sebuah perubahan yang jelas dalam melaksanakan IilosoIi,
suasana/iklim dan gaya. Perubahan terencana adalah suatu yang sistemik
dan bertujuan dari change agent. Perubahan terencana terjadi pada sebuah
urutan yang pasti, yang setiap tindakan merupakan persiapan bagi tindakan

selanjutnya, semua usaha diarahkan dan ditargetkan untuk menghasilkan


perubahan.
b. Perubahan tidak terencana (unplanned change) atau tidak disengaja hasil
dari ketidakseimbangan dalam sistem atau respons adaptiI terhadap stimulus
eksternal yang diarahkan menuju kestabilan kembali pada keseimbangan
antara sistem dan lingkungan. Perubahan ini terjadi sebagai respons
terhadap beberapa kejadian atau masalah yang meningkat sehingga tidak
ada kejadian tidak ada perubahan.

Perubahan Peraturan, adalah :
1. Perubahan-perubahan yang meliputi kebijakan, hukum, peraturan dan
pernyataan secara Iormal dan inIormal tentang sikap yang benar.
2. Perubahan tata cara atau kebiasaan ditetapkan oleh individu dari orang-
orang yang berada pada posisi atas atau oleh kesepakatan bersama dari
mayoritas individu dalam sebuah group.
3. Perubahan peraturan akan mempengaruhi semua anggota yang lebih eIektiI
jika semua anggota dilibatkan perencanaan dan peraturan
mengimplementasikan perubahan.
Perubahan Lingkungan adalah perubahan yang meliputi beberapa perubahan
dalam bentuk Iisik, meliputi:
1. Perlengkapan ruang kantor
2. Jumlah dan ukuran ruangan
3. Lokasi kamar mandi
4. Panas
5. Cahaya
6. Suara
7. Kualitas udara
Perubahan Teknologi adalah perubahan yang menggabungkan kemajuan
dalam komputer, penelitian medis, ilmu Iarmasi dan berbagai bidang
lainnya ke dalam lingkungan individu.

Perubahan Intitusi
Keuntungan Pembaharu dari dalam institusi:
1. Tahu tentang masyarakat, struktur, kekuatan dan garis/jalur komunikasi
2. Mengerti/memahami tentang norma dan nilai yang berlaku
3. Komitmen pada kelompok, institusi/lembaga
4. Diterima oleh masyarakat/orang didalam sistem
5. Dianggap sebagai seseorang yang memahami/mengetahui serta menguasai
permasalahan.
6. Ada tindak lanjut dukungan terhadap perubahan sebagai seorang pekerja
dalam sistem.
Keuntungan Pembaharu dari luar Institusi, meliputi :
1. Mempunyai dukungan struktur kekuatan yang mandiri
2. Dasar pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas
3. Dapat memandang masalah dan pemecahan yang mungkin dengan cara
baru.
4. Dipandang sebagai seorang yang anti
5. Terbiasa dengan pesan sebagai pembaharu dan mempraktekkan aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan perannya.
Kerugian Pembaharu dari dalam institusi, meliputi :
1. Mungkin mempunyai cara pandang dan melihat masalah hanya dengan satu
pandangan
2. Kekuatan yang tidak adekuat dalam sistem
3. Pengalaman sebagai pembaharu yang tidak adekuat, tidak yakin bagaimana
menghasilkan.
4. Tingkah laku masa lalu yang mungkin dapat berdampak pada penerimaan
oleh orang lain sebagai bagian dari kecakapan pembaharu.
Kerugian Pembaharu dari luar institusi, meliputi :
1. Kegagalan komitmen melebihi waktu
2. Isu-isu, keuangan, biaya untuk pelayanan
3. Dipandang sebagai orang asing yang mungkin tidak memahami/paham.

4. Dibutuhkan untuk menjadi terbiasa/akrab dengan sistem masyarakat dan


permasalahan-permasalahan
5. Dapat mempunyai keterampilan yang tidak adekuat untuk mengkaji dan
membantu pelaksanaan perubahan didalam suatu area yang sangat khusus.
6. Dapat mengalami kegagalan/kurang dukungan orang dalam.
5. Teori Teori Perubahan
1). Tahap-tahap proses berubah terencana
a). IdentiIikasi gejala yang muncul bahwa hal tersebut mengindikasi suatu
kebutuhan perubahan.
b). Menentukan masalah dengan melihat segala dan data yang ada
c). Mencari solusi, alternatiI dari risiko, keuntungan dan kemampuan
(kekuatan yang ada)
d). Pilih salah satu kegiatan diantara alternatiI yang telah diidentiIikasi.
e). Rencanakan tahap-tahap dalam proses berubah seperti tertera dibawah
ini:
(1). Tulislah objek yang dapat diukur
(2). Kenali waktu secara tepat
(3). Rencanakan anggarannya
(4). Siapkan tenaganya
(5). Lihat kemampuan agen perubahan untuk bekerja
(6). Nilai berbagai sumber (kendalikan kekuatan yang ada )
(7). Rancang suatu rencana dari hasil perubahan yang diinginkan
(8). IdentiIikasi untuk mengembangkan perubahan
I). Implementasi
g). Evaluasi
h). Bakukan lagi bahwa perubahan sesuai protap/standar
2). Tahap-tahap proses berubah yang diterima individu
a). Menjadi sadar terhadap ide baru(sistem/praktik)
b). Mencari inIormasi lebih banyak mengenai perubahan
c). Menilai inIormasi yang sesuai dengan hal tersebut pada situasi saat ini.
d). Mencoba mental terhadap perubahan yang direncanakan

e). Mencoba secara nyata perubahan pada skala kecil jika mungkin.
I). Mengadopsi dan integrasi perubahan yang nyata
Perkembangan proIesi kebidanan tidak terlepas dari konsep berubah yang
dimiliki plep para praktisi, akademisi atau seseorang yang masih ingin
mengembangkan kebidanan yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang
dimilikinya. Sebagai gambaran dalam perubahan proIesi kebidanan kearah yang
lebih proIesional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui seperti :
Kurt Lewin (1951)
Menurut pandangan Kurt Lewin, 1951 seseorang yang akan mengadakan
suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam
tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan
mencapai tujuan yang ada. Tahapan tersebut antara lain:
1. Tahapan Pencairan (unIreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau
mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk
berubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang
ada. Di samping itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk berubah atau
melakukan adanya perubahan. Change agent mencairkan kekuatan yang
memelihara statsu quo dengan cara meningkatkan kekuatan pendorong (driving
Iorces) dan menurunkan kekuatan penahan (restraining Iorces). Change target
menyadari suatu kebutuhan untuk berubah.
2. Tahap Bergerak(moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang
baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi
apabila seseorang telah memiliki inIormasi yang cukup serta sikap dan
kemampuan untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami
masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.
Change agent mengidentiIikasi, merencanakan, dan mengimplementasikan
strategi yang dibutuhkan, memastikan bahwa kekuatan pendorong melebihi
kekuatan penahan, dan proses ini membutuhkan waktu lama.

3. Tahap Pembekuan(reIeezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan
dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebtu
dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Change agent
membantu menstabilkan perubahan sistem sehingga menjadi bagian yang
terintegrasi menuju status quo. Change agent harus mendukung dan mendorong
usaha yang adaptiI dari change target. Jika Iase ini tidak lengkap, perubahan
menjadi tidak eIektiI dan tingkah laku sebelum perubahan akan muncul
kembali. Jika dianggap berguna, perubahan kemudian diasimilasi menjadi pola
tingkah laku yang permanen.
Menurut Lewin, alasan dan penyebab terjadi perubahan adalah:
1. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik
2. Perubahan harus secara bertahap
3. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis/mendadak
4. Semua individu yang tekenal perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan
perubahan
Menurut Sullivan dan Decker (1998), ada tiga alasan:
1. Perubahan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
2. Perubahan untuk membuat prosedur kerja menjadi lebih eIektiI
3. Perubahan untruk mengurangi kerja yang tidak perlu.
Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa
langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat
tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Tahap awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam
mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah
apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta
suatu perubahan.

2. Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perataan
minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang
baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong
dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3. Tahap Evaluation
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak
terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan.
Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan
perubahan.
4. Tahap trial
Tahap ini meurpakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya
sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk
diterima oleh lingkungan.
5. Tahap adaption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses
penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji cobah dan
merasakan adanya manIaat dari sesuatu yang baru setelah dilakukan uji
coba dan merasakan adanya manIaat dari sesuatu yang baru sehingga
mempertahankan hasil perubahan.
Lippit (1973).
Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjauan sebagai
seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga
terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan.
Langkah yang dimaksud adalah :
1. Menentukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada, dan kebutuhan
untuk berubah.
2. Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan
dalam perubahan

3. Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manIaat dari suat


perubahan
4. Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang
ditempuhnya.
5. Menetapkan peran dari perubahan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin
dalam pembaharuan
6. Mempertahankan hasil dari perubahan yang dicapainya.
7. Melakukan penghentian bantuan yang diberikan secara bertahap dengan
harapan peran dan tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.
6. Tipe Perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang,
kelompok atau masyarakat yang belum memahami makna dari perubahan.
Apabila dipandang dari tipe peruahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahan
itu sendiri memiliki tujuh tipe sosialisasi, tipe emulatiI, dan tipe alamiah.
a. Tipe indoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau
masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang diharapkan dengan
cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat
berubah.
b. Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan
pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan
tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana.
c. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan
lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak
merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
d. Tipe Interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan
kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai
tujuan yang diharapkan dari perubahan.
e. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan
kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

I. Tipe emultiI, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan


unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-
sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi yang
bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
g. Tipe alamiah, perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja
tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti
kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih
berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya.
7. Proses Terjadinya Perubahan
Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem
perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan
sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen
yang satu dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan perilaku
sosial, perubahan struktural dan institusional dan perubahan teknologi.
Berdasarkan komponen di atas, proses perubahan dapat saling mempengaruhi
komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan adanya penemuan teknologi
tepat guna, maka dimasyarakat akan terjadi perubahan dalam perilaku sosial
kemungkinan masyarakat akan menggunakan dari teknologi yang dihasilkan.
Perilaku sosial di masyarakat dapat merubah struktural institusional dari sistem
organisasi yang ada dimasyarakat.
8. Faktor-Iaktor yang Mempengaruhi Proses Berubah
1) Faktor-Iaktor yang mempercepat/pendukung
1) Predisposisi Factor (Faktor pemudah)
Antara lain: Ilmu pengetahuan, pengalaman, kepercayaan atau
keyakinan, sistem nilai yang meliputi norma, tradisi dan sebagainya
2) Enabling Factor (Faktor Pendukung).
Antara lain : dana, sarana, sumber daya yakni keterampilan dasar yang
dikuasai oleh petugas kesehatan
3). Rein Forcing Factor (Iaktor penguat)
Antara lain : dorongan dari lingkungan, keluarga, teman dan tokoh
masyarakat.

2). Faktor-Iaktor pendukung lainnya


1) Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positiI oleh target perubahan
2) Perubahan sederhana dan konkrit
3) Target berubah dilibatkan sejak awal
4) Perubahan dilakukan pada skala kecil dulu lalu diantisipasi menuju skala
yang besar
5) Pemimpin dan tokoh masyarakat
6) Komunikasi terbuka antara klien dengan agen perubahan
3). Faktor-Iaktor penghambat
Menurut Bennis Benn dan Chin ada beberapa alasan yang dapat
membuat seseorang menolak satu perubahan yaitu :
1). Takut akan sesuatu yang tak pasti (Loss oI Predictability)
2). Takut akan kehilangan pengaruh
3). Takut kehilangan keterampilan
4). Takut kehilangan dukungan
5). Takut gagal
9. Jenis-Jenis Perubahan
Nadler dan Tushman (1995) telah mengembangkan sebuah kerangka kerja
yang dapat membantu kita untuk dapat memahami dengan lebih baik berbagai
jenis perubahan yang dapat dihadapi oleh organisasi layanan kesehatan.
Jenis perubahan dapat dibagi dua dimensi antara lain :
a. Dimensi pertama tekait dengan kompleksitas dinamik situasi yang
dihadapi organisasi layanan kesehatan, terutama kuatnya tekanan
lingkungan yang menuntut perubahan. Dalam beberapa keadaan,
tekanan yang menuntut perubahan ini sangat kuat sehingga
organisasi layanan kesehatan harus segera menanggapi perubahan
dilingkungan tersebut (misalnya, tekanan pemerintah melalui
undang-undang yang mengharuskan statistik mutu layanan
kesehatan dilaporkan kepada kelompok pelanggan. Perubahan
seperti itu disebut perubahan reaktiI, yaitu perubahan yang

dilakukan untuk menanggapi beberapa peristiwa yang jelas terjadi


di lingkungan.
Pada kasus ini, perubahan dilakukan tanpa tuntutan lingkungan
yang jelas terjadi. Tipe perubahan ini disebut sebagai perubahan antisipatiI.
b. Dimensi kedua perubahan terkait dengan kontinuitas atau derajat
penyimpangan perubahan dari pola perilaku organisasi dan tingkat
mutu layanan kesehatan saat itu. Dalam beberapa kasus, didalam
proses perubahan kita menciptakan pekerjaan tambahan yang
sebenarnya telah dilakukan tidak jauh berbeda dari pola kerja yang
telah dibentuk. Dalam hal ini, perubahan meliputi kegiatan mecoba
berbagai komponen untuk memperbaiki Iungsi organisasi lauanan
kesehatan dalam peningkatan yang relatiI kecil.
Perubahan semacam itu, yang tidak memerlukan pergeseran
mendasar dalam kerangka organisasi layanan kesehatan, disebut
sebagai perubahan bertahap. Perbuhan bertahap harus diingat tidak
harus selalu kecil. Perubahan bertahap dapat melibatkan
pengalokasian sumber daya yang besar dan berdampak pada banyak
orang. Perubahan dilakukan secara bertahap hanya dalam arti
bahwa perubahan dilakukan merupakan kelanjutan dari pola hidup
organisasi layanan kesehatan yang dilakukan saat itu. Dipihak,
perubahan yang menyimpang jauh dari kompleks organisasi saat itu
disebut sebagai perubahan sewaktu. Perubahan sewaktu meliputi
penetapan ulang Iungsi organisasi, yaitu visi, indentitas, strategi,
dan bahkan prinsip organisasi (Nadler dan Tushman, 1995).
Perubahan sewaktu mengubah konteks utama atau struktur yang
dipakai disuatu organisasi layanan kesehatan. Jenis perubahan ini
dapat membentuk atau megubah struktur. Sedangkan dalam kasus
yang lebih ekstrem, perubahan tersebut dapat mengganti struktur
yang dipakai dan mengubah organisasi layanan kesehatan ke bentuk
yang berbeda.

Jenis-Jenis Perubahan
1. Perubahan Iisik
2. Perubahan perasaan dan sikap
3. Perubahan kognitiI dna inIormasi
4. Perubahan tingkah laku
5. Perubahan peraturan
6. Perubahan lingkungan
7. Perubahan teknologi
Perubahan Fisik, meliputi :
1. Susunan
2. Kesatuan
3. Bentuk tubuh
Perubahan Fisik Yang Berhubungan Dengan Umur :
1. Kemunduran dari ketajaman indra perasa
2. Penglihatan
3. Pendengaran
4. Kelahiran dan kematian

Perubahan akibat perlakuan Medis :
1. Operasi plastik pada kecacatan tubuh
2. Radiasi dan kemotherapi mengakibatkan
Perubahan Iisik akibat luka pada tubuh :
1. Kecelakaan
2. Luka bakar
Perubahan Perasaan Dan Sikap
1. Adalah perubahan yang behubungan dengan perasaan dan emosi pada
sesuatu atau seseorang
2. Individu berubah sikap mereka ketika emosi mereka dibawa kedalam
sebuah pengalaman
3. Diperlukan tingkat empati tertentu untuk terjadinya suatu perubahan
sikap.

4. Ketika proIesional medis berusaha untuk merubah perilaku pasien


berisiko mengabaikan perasaan pasien dengan perubahan perilaku
5. Langkah awal yang sering dilakukan untuk merubah perilaku pasien
dengan menghargai perubahan yang dibuat untuk memperbaiki kondisi
kesehatan mereka.
6. Perubahan ini ditetapkan untuk :
a. Merubah asisten pekerja
b. Tim anggota kesehatan lain
c. Siswa-siswa
d. Instruktur akademik yang bersangkutan
Perubahan KognitiI atau InIormasi, adlaah
1. Perubahan dimana ada kemajuan di ilmu pengetahuan atau pembetulan
inIormasi yang akurat.
2. Perubahan kognitiI bisa juga mempengaruhi hilangnya kemampuan
intelegensia atau pengetahuan
3. Pendidikan Iormal banyak memberikan pengaruh dalam membentuk perubahan
kognitiI pada siswa.
4. Perubahan kognitiI dapat dievaluasi dengan meminta orang-orang untuk
mengingat inIormasi yang baru/akan menggunakan inIormasi yang baru
dengan menunjukkan perubahan dari pemikiran/pola sikap dari sebelumnya.
5. ProIesional medis dapat membantu pasien untuk meningkatkan pengetahuan
mereka tentang kesehatan dan penyakit yang spesiIik dan pengobatan yang
tepat untuk kebutuhan individu mereka.
6. Perubahan memori dan ingatan serta proses berIikir ditentukan oleh kerusakan
cerbrovaskuler yang memerlukan pembelajaran kembali yang lebih banyak
tergantung pada bagian otak mana yang berpengaruh.
Perubahan Tingkah Laku
1. Perubahan sikap/tingkah laku tidak hanya perubahan pada kemampuan
Iisik dan Iungsi yang menuntut beberapa tingkat koordinasi otot syaraI,
tetapi menyangkut hilang/terkumpulnya kemampuan Iisi sebagai individu
yang dewasa secara Iisik, kekuatan dan koordiansi yang meningkat.

2. Perubahan sikap/tingkah laku yang sangat cepat akan terjadi pada


kehidupan dua tahun pertama.
3. Perubahan sikap menyangkut perubahan sikap yang terdahulu.
Perubahan perilaku dapat terjadi karena beberapa hal berikut :
1. Kekuatan pendorong meningkat. Ini karena adanya rangsangan yang
mendorong terjadinya perubahan perilaku. Rangsangan ini dapat berupa
penyuluhan/inIormasi tentang perilaku yang bersangkutan. Contoh :
seseorang yang belum ikut KB, mengitahui tentang pentingnya KB,
kekuatan pendorong ditingkatkan dengan penyuluhan dan usaha-usaha
lain.
2. Kekutan penahan menurun karena adanya rangsangan yang melemah.
Contoh : pada kasus diatas dengan memberi pengertian bahwa 'banyak
anak banyak rezeki adalah kepercayaan yang salah.
3. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun.
Keadaan semacam ini akan terjadi perubahan perilaku. Contoh:
Penyuluhan KB yang memberi pengertian terhadap orang tersebut
tentang pentingnya ber-KB dan tidak benar kepercayaan 'banyak anak
banyak rezeki akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus
menurunkan kekuatan penahan.
7. Motivasi Dalam Perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki
siIat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan
manusia. Perubahan timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri
manusia.Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia sedangkan
kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain :
a. Kebutuhan Iisiologi seperti makan, minum, tidur, oksigenasi, dan lain-lain
yang secara Iisiologis dibutukan manusia untuk mempertahankan hidupnya,
berdasarkan kebutuhan tersebut, maka manusia akan selalu ingin
mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau selalu
mengadakan perubahan.

b. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuah manusia agar


mendapat jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman
bahaya yang ada sehingga manusia selalu ingin memenuhinya dengan jalan
mengadakan perubahan untuk mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti
mendapatkan pekerjaan yang tetap, bertempat tinggal yangaman dan lain-
lain.
c. Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak
akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, sehingga untuk
memenuhi kehidupan sosialnya manusia selalu termotivasi untuk
mengadakan perubahan dalam memenuhi kebutuhan seperti mengadakan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
d. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin
mendapatkan penghargaan. Dimata masyarakat akan prestasi, status dan
lain-lain untuk itu manusia akan temotivasi untuk mengadakan perubahan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri., kebutuhan perwujudan diri agar diakui
masyarakat akan kemampuannya dari potensi yang dimiliki, akan motivasi
seseorang untuk memacu diri dalam memenuhinya melalui suatu perubahan.
I. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul
bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh
dari lingkungan atau dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk
dikasih dapat menjadiokan motivasi tersendiri dalam mengadakan
perubahan.
Membantu Orang Menghadapi Perubahan
a. Menyediakan inIormasi yang lengkap dan akurat sesuai dengan
tingkatan pemahaman yang dimiliki terhadap masalah dan
perubahan yang diusulkan meningkatkan hal tersebut.
b. Membantu mengidentiIikasi sumber-sumber di lingkungan
mereka untuk membantu memahami perubahan.
c. Membantu membuat tujuan-tujuan realistis untuk membuat
perubahan-perubahan dengan kerangka kerja waktu yang
realistik.

d. Mengurangi pengeluaran energi external ketika memulai


merubah perilaku.
e. Melibatkan support sistem individual (teman-teman, keluarga )
sedini mungkin dalam merencanakan dan mengimplementasikan
perubahan.
I. Menyatakan bukti-bukti yang membuktikan kesuksesan yang
telah diperoleh dalam beberapa aspek perubahan yang telah
dilakukan
g. Mensupport dan mendorong usaha berulang individu untuk
membuat perubahan yang diinginkan.
h. MenginIormasikan dan mengkoordinasikan usaha-usaha diantara
orang-orang yang menyediakan bantuan bagi individu sehingga
arah dan tujuan perubahan disupport orang lain.
i. Melibatkan individual dalam merencanakan perubahan yang
diinginkan.
j. Memberikan kekuatan pada individu untuk membuat keputusan
penuh saat tiba waktunya untuk menerima atau menolak
perubahan.
Bantu individu tersebut untuk memahami konsekuensi positiI
dan negatiI yang akan timbul setelah menerima atau menolak
perubahan.
8. Bentuk Perubahan :
a. Penambahan
b. Penggantian
c. Membangun kembali
d. Menghilangkan pola perilaku lama
e. Memperkuat pola perilaku lama

9. Tingkat Perubahan
a. Tingkat Berubah
1). Pengetahuan (Knowledge)

2). Sikap (antitude)


3). Perilaku individu (Individual behavior)
4). Perilaku kelompok (Group behavior)
b. Dampak Perubahan
1). Individu
Bagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi
perubahan dan mengelola perubahan tersebut
2). Organisasi atau kelompok
Bagaimana kelompok tersebut beradaptasi terhadap perubahan
tersebut dalam hal pandangan dan pengelolaan program-program
selanjutnya.
3). Geopolitik
Bagaimana badan baik dalam lingkungan nasional maupun
internasional menghadapi tuntutan perubahan dan masalah-masalah
yang bersiIat global.
10. Strategi Dalam Perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, eIektiI dan eIisien. Cara tersebut membutuhkan strategi
khusus dalam perubahan diantaranya :
a). Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan
memiliki siIat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk
mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari
hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang
memiliki siIat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah
perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam
strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi
melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui
secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai denngan
rasional. Stragegi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi

eIektiI dan eIisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.
b). Strategi ReedukatiI NormatiI
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatiI yang ada
dimasyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di
masyarakat. Standar norma yang ada dimasyarakat ini didukung dengan sikap dan
sistem nilai individu yang ada dimasyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.
Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam
perubahan harus memiiki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam perubahan.
c). Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
11. Model Dalam Perubahan
Dalam perubahan kita mengenal beberapa model diantaranya model penelitian
pengembangan, model interaksi sosial dan model penyelesaian masalah. Ketiga
model tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengenal perubahan.
Research and Drvelopment Model (model penelitian dan pengembangan)
Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan
model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identiIikasi atas perubahan
yang akan dilakukan, menjabarkan atau, mengembangkan komponen yang akan di
lakukan dalam perubahan, menyiapkan perubahan dan melakukan disimilasi
kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.
Social Interaction Model (Model interaksi sosial)

Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling
kerja sama dalam sistem sosial dengan memIokuskan pada persepsi dan respons
dari perubahan yang akan dilakukan. Model ini menggunakan langkah
sebagaimana dalam teori perubahan Roger diantaranya, menyadari akan
perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentan hal-hal
yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan
dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
Problem Solving Model (model Penyelesaian Masalah)
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan
langkah mengidentiIikasi kebutuhan yang menjadi masalah. Mendiagnosa
masalah, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan digunakan,
melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan
dalam perubahan.

12. Hambatan Dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak
hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam
diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
a. Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan
karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan
diri contohnya dalam pelaksanaan standarisasi bidan proIesional dimana yang
diakui sebagai proIesi bidan adalah minimal pendidikan D III Kebidanan,
sehingga bagi lulusan Bidan D1 yang dahulu dan tidak melanjutkan pendidikan
akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat
menjadikan hambatan dalam perubahan.
b. Persepsi yang Kurang Tepat
Persepsi yang kurang tepat atau inIormasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala dalam proses perubahan. Berbagai inIormasi yang akan dilakukan dalam
sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau inIormasinya

kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit
menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
c. Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan Iaktor yang menjadi hambatan dalam
perubahan karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam
merespons perbedaan sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan
reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan.
Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktik kebidanan
mandiri bagi bidan. Jika bidan belum menerima secara psikologis, akan timbul
kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
d. Toleransi terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau
masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses
perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah,
maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
e. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu
yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor
kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
I. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam
mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang
yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
g. Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan Iaktor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan
menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
h. Norma

Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah diubah. Apabila akan mengadakan proses perubahan namun
perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan
mengalami hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip
perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.

13. Perubahan Dalam Kebidanan
Dalam perkembangannya kebidanan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam kebidanan,
antara lain :
a. Kebidanan sebagai proIesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui
asuhan kebidanan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian
dalam proIesi kebidanan, sehingga sebagai proIesi akan mengalami perubahan
kearah proIesional dengan menunjukkan agar proIesi bidang kesehatan yang
sejajar dalam pelayanan kesehatan.
b. Kebidanan sebagai bentuk pelayanan asuhan kebidanan proIesional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan
kebidanan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktik kebidanan.
c. Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang
sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut
selalu mengadakan perubahan melalui penelitian kebidanan, sehingga ilmu
kebidanan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasar
yang kokoh dalam keilmuan.
d. kebidanan sebagai komunitas masyarakat ilmiahharus selalu menunjukan jiwa
proIesional dalam tugas dan tangung jawabnya dan selalu mengadakan
perubahan sehingga citra sebagai proIesi tetap bertahan dan berkembang.


14. Faktor Penentu Keberhasilan Berubah


a. Perubahan terencana
1). Adanya keuntungan relatiI.
Perubahan akan lebih mudah terjadi jika berbarengan dengan proses
pendidikan, adanya naturalisasi sosial budaya dan pengalaman yang
menjadikan seseorang berubah.
2). Adanya kesesuaian
Perubahan akan terjadi sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, nilai-nilai
hidup.
3). Adanya kerumitan
Perubahan akan lebih sulit terjadi apabila hal yang akan dirubah adalah
sesuatu yang rumit, atau dengan kata lain semakin rumit perubahan itu akan
semakin sulit berhasil dan sebaliknya.
4). Adanya uji coba
Perubahan akan lebih mudah dilaksanakan apabila telah ada bukti nyata.
5). Dapat dikomunikasikan
Perubahan akan lebih mudah dilakukan apabila hal tersebut dapat
dikomunikasikan dengan orang lain sehingga cara-cara atau langkah-
langkah berubah tersebut akan lebih mudah dimengerti.
b. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi perubahan, antara lain :
1). Faktor pendukung
a). Perubahan yang terlihat baik, sesuai dengan dengan norma
b). Change agent, terlihat percaya diri.
c). Perubahan mudah dan nyata.
d). Terdapat contoh perubahan ditempat lain dan berhasil
e). Perubahan dimulai dari skala kecil.
I). Pimpinan terlibat
g). Individu dilibatkan dalam perencanaan
h). Perubahan dapat menyelesaikan masalah
2). Faktor penghambat :
a). Kurangnya Iasilitas

b). Kurangnya material/peralatan


c). Kurangnya dukungan sosial
d). Kurangnya pengetahuan
e). Kurangnya motivasi
I). Kurangnya keterampilan
g). Tidak menetapkan tujuan
Strategi dalam membuat perubahan adalah change agent harus memiliki visi
yang jelas, menciptakan iklim atau budaya organisasi yang kondusiI, sistem
komunikasi jelas, singkat, dan berkesinambungan, serta ada keterlibatan orang
yang tepat.
Keberhasilan perubahan bergantung pada strategi yang diterapkan oleh agent
pembaharu. Hal yang paling penting adalah harus 'mulai (mulai dari diri sendiri,
mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai dari sekarang, jangan menunggu-
nunggu).

D. Pemasaran Sosial
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki
pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan secara lebih
mendalam. Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan
dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Oleh karena itu proses pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan agar dapat
terlaksana dengan baik, perlu diadopsi pemasaran secara umum kemudian
diaplikasikan secara intern sesuai dengan kebutuhan bidan. Sasaran khusus dalam
pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu niIas, bayi,
balita, calon pengantin, pasangan usia subur (PUS), wanita usia menopause dan
lanjut usia (Lansia).
Pengertian Pemasaran
Pemasaran kesehatan saat ini sangat penting dalam setiap program pelayanan
kesehatan. Hal ini karena prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Istilah 'pemasaran sosial (social marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni
strategi bisnis dari produsen untuk menyebarluaskan 'inIormasi tentang barang
dan jasa atau menyebarluaskan 'barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran.
Secara umum 'pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan
implementasi program yang bertujuan untruk memperkenalkan atau
mempromosikan suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat.
Ada dua konsep penting uang ada dalam istilah pemasaran 'inIormasi tentang
barang dan jasa dan 'barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas proses pemasaran
sosial produsen tidak hanya berpikir tentang strategi menyebarkan barang dan jasa
kepada para konsumen melainkan berpikir juga tentang bagaimana mengemas
inIormasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke benak konsumen, ada dua
kelompok orang :satu kelompok berhubungan langsung dengan barang dan jasa,
dan kelompok lain berhubungan langsung dengan inIormasi tentang barang dan
jasa.
DeIinisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Stanton (1997), pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
2. Kotler (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain.
Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan
kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka
butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk dengan pihak lain
3. Teguh Budiarto (1993), pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk
menjalankan usaha (ProIit dan non ProIit) guna memenuhi kebutuhan pasar
degan barang dan jasa, mendistribusikan, mempromosikan melalui proses
pertukaran aga memuaskan konsumen dan mencapai tujuan pemasaran.

4. Kotler dan Roberto, pemasaran sosial dapat merubah perilaku seseorang


sehingga orang yang semula kurang atau bahkan tidak peduli terhadap
perilakunya yang buruk, dapat menjadi seseorang yang peduli terhadap
perilakunya dan mau mencoba memperbaikinya karena ia tahu bahwa
perilakunya yang buruk mengakibatkan eIek yang negatiI terhadap proses
pendidikan.
5. Trioso Purnawarman (2001).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
6. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Konsep pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi :
kebutuhan (Needs), Produk (goods, services, and idea), permintaan (demands),
nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar,
pemasara, serta prospek.
a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan
manusia (human needs) adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki
kepuasan dasar atau kepuasan yang dimiliki seseorang tersebut tidak terbatas.
Misalnya ketika seseorang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
paripurna, pasti pada saat tertentu ia juga ingin mendapatkan pelayanan yang
sama ditempat lain. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau penyedia
barang/jasa, namun sudah ada dalam hati setiap individu.
Keinginan (wants) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya
tersebut.
Permintaan (demands) adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan
kemampuan serta kesediaan membelinya.
b. Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu


kebutuhan/keinginan masyarakat.
c. Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik dengan
memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
d. Pertukaran
Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan atau
dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan. Pertukaran baru akan
terjadi apabila kedua belah pihak dapat menyetujui syarat pertukaran dan masing-
masing mendapatkan keuntungan dari pertukaran tersebut.
e. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan yang
sama dan bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Pemasaran sosial merupakan strategi yang bertujuan merubah pola
pengetahuan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dengan
pendekatan penerapan yang sama dengan pemasaran bisnis (commercial
marketing).
Contoh
1). Kekurangan gisi atau malnutrisi
2). Busung lapar atau marasmus
3). Program keluarga Berencana/KB
Seorang wirausaha harus mempunyai kualiIikasi sebagai berikut :
1. Ide baru yaitu apakah orang tersebut betul-betul memiliki ide baru untuk
menyelesaikan kebutuhan sosial.
2. KreatiI, seorang wirausaha sosial yang sukses haruslah keratiI dalam
menentukan tujuan dan dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak
terelakkan muncul saat ia mengejar visinya tersebut.
3. Kemampuan berwirausaha, wirausaha sosial bersiIat praktis dan pragmatis.

4. Dampak sosial, seorang wirausahawan harus beride baru, praktis, dan cukup
berguna, sehingga akan digunakan oleh orang lain begitu ide tersebut
diaplikasikan.
5. Karakter etis, adalah seseorang yang daapt menjalankan Iungsi layanan publik.
Atau orang yang dapat dipercaya dan menjaga kehormatannya.

Proses Pemasaran
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih
pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan
mengorganisasikan, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Proses pemasaran dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah sebagai
berikut.
Langkah ke 1 adalah analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok
sasaran dan mencari institusi-institusi/stakeholder yang dapat membantu dan
bekerjasama
Langkah ke 2 adalah melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat
terutama kelompok sasaran terhadap produk dan jasa pelayanan yang akan
diberikan.
Langkah ke 3 adalah menyusun strategi pemasaran. Strategi yang digunakan
disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitiI
yang berkelanjutan. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor makro, yaitu deograIi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/Iisik dan
sosial/budaya.
Langkah ke 4 adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring adalah
proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang telah
ditetapkan.
Langkah ke 5 adalah pelaksanaan prosens pemasaran
Tujuan pemasaran
Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pemasaran sosial mempunyai tujuan sebagai berikut :


a. Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar praktik, keterampilan yang
mantap(dalam memberkan pelayanan kepada klien.
Tujuan pemasaran sosial
a. Menurunkan sensitivitas klien pada tariI
b. Rekomendasi (pemasaran) gratis dari mulut ke mulut.
c. Menghemat biaya pemasaran
d. Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan
e. Peningkatan pendapatan(Pembelian silang antara jasa dan produk, peningkatan
Irekuensi pembelian).
ManIaat pemasaran sosial adalah meningkatkan kepuasan kelompok sasaran,
meningkatkan daya tarik program berbagai kemungkinan sumber daya baru, dan
meningkatkan eIektiIitas dan eIisiensi program.
Strategi Pemasaran
Adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitiI yang
berkelanjutan.
Strategi pemasaran dapat di bedakan dari dua sudut pandang yaitu dari penjual
dan pembeli. Strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual dapat
disingkat dalam (4P), yaitu :
a. Tempat yang strategis (place)
b. Produk yang bermutu (product)
c. Harga yang kompetitiI (price)
d. Promosi yang gencar(promotion)
Sedang dari sudut pandang pembeli/costumer, yaitu (4C) :
a. Kebutuhan dan keinginan pelayanan(customer needs and wants)
b. Biaya pembeli (cost to the customer)
c. Kenyamanan (convenience)
d. Komunikasi (Communication)
Pemasaran dilaksanakan berdasarkan lima komponen yang terkenal dengan
istilah 4P 1C, yaitu :

1. Product adlaah produk atau pelayanan yang disediakan dideIinisikan sebagai


objek Iisik, pelayanan organisasi, dan ide. Produk juga dapat diartikan sebagai
paket keseluruhan berupa barang dan jasa yang menjadi Iokus transaksi antara
pemasar dan target pasar.
2. Price adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan penjualannya.
Dalam pemasaran sosial, harga dapat dihitung dari respons perilaku yang
diharapkan, harga psikologis, harga sosial, dan harga yang dibutuhkan karena
waktu dan usaha yang dilakukan.
3. Place adalah tempat jasa ditawarkan atau tempat untuk mendistribusikan
produk.
4. Promotion adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuasiI dalam
memberi kesadaran konsumen tentang kebutuhannya. Promosi dapat
melibatkan iklan, publikasi, kontka personal.
5. Cosumer adlaah pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa individu,
keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.
Selain 4P. Adrian Payne menambahkan perlunya orang (people) yaitu elemen
esensial yang penting dalam produksi dan penyelenggaraan pelayanan yang
dapat menjadi nilai tambah dan lebih kompetitiI, dan process yaitu prosedur,
mekanisme rutin ketika pelayanan diselenggarakan bagi pelanggan.
* Langkah-langkah Pemasaran Jasa
a. Memahami konsumen serta kebutuhan dan keinginannya
1). Mengumpulkan inIormasi
a). Jumlah populasi keseluruhan
b). Jumlah perempuan belum nikah
c). Jumlah perempuan nikah
d). Jumlah bayi dan balita
e). Kondisi ekonomi
I). Kebiasaan mempergunakan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan
reproduksi
2). Analisa/menyimpulkan inIormasi
a). Menentukan prioritas target konsumen yang dituju

b). Prioritas utama 1 : target konsumen utama


c). Prioritas 2 : target konsumen utama
3). Menentukan densain pelayanan
a). Menterjemahkan kebutuhan target konsumen utama dan pendukung
jenis pelayanan apa yang ditawarkan, buat secara rinci.
b). MengidentiIikasikan kebutuhan sumber utama
c). Persiapan operasional pelayanan termasuk pemilihan lokasi
b. Mempromosikan jasa
Jasa yang sudah didesain, dipromosikan dengan menggunakan media.
1. Media promosi sederhana dan praktis
2. Peran 'word oI mauth sebagai sarana promosi
c. Menetapkan tariI pelayanan
TariI pelayanan/harga secara sederhana dapat diartikan sebagai
sejumlah uang yang ditagihkan terhadap suatu produk/jasa. Jumlah tersebut
merupakan nilai yang diperlukan konsumen untuk manIaat karena memiliki
barang/menikmati, menggunakan jasa pelayanan yang diberikan. Harga
merupakan satu-satunya elemen produk yang menghasilkan pendapatan.
Elemen lain mewakili biaya.
d. Membangun kemitraan dan kepercayaan konsumen dan masyarakat
Mitra pelayanan adlaah semua pihak baik institusi/lembaga Iormal dan
nonIormal maupun perorangan/individu yang ada dalam masyarakat yang
memiliki potensi dan kemampuan untuk mendukung bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada konsumen dan masyarakat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Mitra pelayanan tersebut meliputi :
1. Institusi/lembaga pelayanan kesehatan: Puskesmas, rumah sakit, klinik
dokter dll.
2. Muspida : Camat, Lurah, PKK, dll.
3. Institusi/lembaga keuangan : Koperasi, Bank, Perusahaan pemasok dll.
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
5. Institusi keagamaan dan Institusi Pendidikan
e. Membina hubungan dan mendayaguna potensi pelayanan

Mitra pelayanan bisa sangat berperan penting untuk mendukung


keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan mandiri. Bidan
dapat memanIaatkan potensi mitra pelayanan untuk membantu
meningkatkan kualitas dan eIektiIibas pelayanan kebidanan yang diberikan
bidan.
I. Membangun kepercayaan konsumen dan masyarakat
Titik awal keberhasilan pelayanan kebidanan sangat ditentukan oleh
besarnya kepercayaan yang diberikan konsumen dan masyarakat terhadap
individu bidan sebagai penyedia jasa. Kepercayaan konsumen terbangun
melalu proses pembentukan persepsi konsumen yang memakan waktu
panjang.
g. Manajemen pelayanan kebidanan adalah mendayagunakan input yang telah
terstandar (Kajian Mandiri
Bidan Delima) melalui alur dan kiat manajemen operasional (yang
menunjang asuhan) dan manajemen asuhan kebidanan. Manajemen yang
handal (terstandar) akan menghasilkan kesejahteraan ibu, bayi dan kepuasan
pelanggan serta kepuasan bidan sebagai pemberi pelayanan.
* Pemasaran pelayanan Kebidanan
Setiap usaha pada dasarnya menawarkan produk tertentu kepada masyarakat
sebagai target konsumennya. Konsep pemasaran modern terdiri dari 3 tingkat,
yaitu:
a. Mengetahui keinginan calon pembeli
b. Melakukan kegiatan pemasaran terpadu
c. Memperoleh laba dan konsumen puas.
1). Produk Pelayanan Kebidanan
Produk utama yang ditawarkan dalam proIesi bidan adalah jasa pelayanan
kesehatan khususnya bagi perempuan dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan).
Keberhasilan bidan dalam mengelola usahanya sangat ditentukan oleh
kemampuan 'meramu dan mengelola kedua jenis produk tersebut secara
eIektiI. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan kebutuhan
perempuan dan anaknya.



2). Pelayanan kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat hubungannya dengan
wewenang proIesi bidan(Kepmenkes RI. No. 900/SK/VII/2002), mencakup :
1)Pelayanan kebidanan
2)Pelayanan keluarga berencana
3)Pelayanan kesehatan masyarakat
3). Desain jasa pelayanan BPS
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu ditentukan karena beberapa
pertimbangan untuk menentukan Iocus pada persiapan :
O Persiapan sumber daya
O Meletakkan harapan konsumen secara tepat
O Memudahkan mengembangkan jasa
* DiIusi inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan inIormasi atau material baru dan satu smuber kepada
para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial, dalam konsep sosiologi-
antropologi, disebut dengan deIusi inovasi.
Asumsi dari suatu inovasi adalah, ada jenis jenis gagasan tertentu yang perlu
diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu sistem sosial karena mereka
membutuhkan inIormasi tersebut daei para pemuka pendapat dalam sistem
sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi terjadi kalau para anggota sistem
sosial itu menerima inovasi tersebut.
Schinke dan Orlandi (1991 Mengemukakan bahwa inovasi itu selalu
menghasilkan suatu perubahan melalui 5 tahap:
a. Mobilisasi
b. Adopsi
c. Implementasi
d. Pemeliharaan
e. Evolusi
* Pemasaran sosial dan Publikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan dapat dilakukan melalui beragam kegiatan kampanye,


propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain. Setiap kegiatan semacam itu
merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa sehingga dapat memuaskan
audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas inIormasi telah
terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan melalui diIusi-
inovasi. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan model atau strategi yang
dipinjam dari teori belajar sosial (social Learning)- Albert Bandura) dan
pemasaran sosial (social marketing-Philip Kotler (Backer and Rogers, 1992).
Ada beberapa masalah yang sering ada pada audiens, antara lain.
a. Berhadapan dengan peran yang menerpa mereka
b. Memperhatikan peran
c. Berminat terhadap pesan yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari
d. Memahami pesan
e. Menerima pesan demi pembentukan perilaku dia
I. Menerima perubahan
g. Mengingat pesan dan meneruskan persan itu kepada orang yang setuju dengan
dia.
h. BerIikir lebih maju.
i. Membuat keputusan sebagai reaksi atas pesan yang dia terima.
j. Memutuskan perilaku tertentu
k. Menerima pesan sebagai sesuatu yang positiI mendukung perilaku dia yang
sudah ada.
* Pemasaran Sosial dan Advokasi Media
Perkembangan pemasaran kini hampir tidak mungkin tanpa menggunakan
media karena itu peranan media
hampir tidak mungkin diabaikan begitu saja. Inilah yang disebut sebagai jasa
advokasi media. Advokasi media meliputi kesepahaman dan kerjasama dengan
media untuk membangkitkan perhatian publik tehadpa isu atau perilaku yang
akan diadopsikan. Kita akan meminta bantuan media untk menggabarkan
segala sesuatu mengenai produk yang mau diadopsikan itu secara rinci,
misalnya jenis produk itu, apa keuntungan dan kerugian, bagaimana cara

mendapatkan produk itu, dll. Pada tahap inilah pemasaran sosial berIungsi
mempengaruhi perilaku audiens, dan advokasi media bermanIaat mengirimkan
inIormasi secara berulang kali sebagai pendamping bagi perubahan audiens.
* Proses Kerja Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial yang akan dibahas disini merupakan konsep yang
dipinjam dari pemasaran komersial yang lajim digunakan untutk menjual
produk atau gagasan demi memenuhi kebutuhan publik.
* Pemasaran Sosial dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi inIormasi tentang kesehatan secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Umumnya para peminat penyuluhan
(pakar dan praktisi penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan
melalui diIusi-inovasi dengan mebagi kategori audiens yang menjadi pangsa
penyuluhan sebagai berikut:
a. 'Inovators atau kira-kira 2,5 dari penduduk
b. Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaru dapat
diketahui sebagai 'early adopters` yang jumlahnya kira-kira 13, 5 dari pasar.
Mereka adalah konsumen baru yang ingin memiliki inovasi pada tingkat
rendah terhadap pelayanan kesehatan baru dengan nilai yang tinggi.
c. 'Early majority dan 'late majority jumlahnya adalah pasar potensial kira-kira
64 dari semua, dan banyak orang ada dalam kategori ini.
d. 'Laggards adalah orang yang baru tertarik dengan pelayanan kesehatan yang
baru, jumlahnya kira-kira 20.

E. Program Menjaga Mutu
1. Pengertian
Adalah proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan sistematis, objektiI
dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan, standar yang ditetapklan menetapkan dan melaksanakan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta

menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindaklanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. Sasaran program menjaga mutu
Adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,jika diketahui bahwa pada
setiap pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur yang bersiIat pokok yakni unsur
masukan(Input), Proses (process), lingkungan (environtment), dan keluaran
(output)
3. Standar pelayanan minimal
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, standar persyaratan minimal yang
harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu
adalah :
a. Sumber daya manusia (Standar oI person)
b. Manajemen (Standar oI organization and Manajemen)
c. Sarana (Standart oI Facilities)
4. Total costumer satisIaction
Kepuasan pelanggan adalah memberikan apa yang sesungguhnya mereka
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan menjalankanMANAJEMEN MUTU TOTAL (total quality
manajemen).

. Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha Dkk. 1997).
Peran yang dilakukan tersebut adalah :
a. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatiI pembelian barang tertentu.
b. InIluencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
InIormasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara
sengaja atau tidak.

c. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Apa yang
akan dibeli, bagaimana membelinya.
d. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut.
1. Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusahan memperoleh
kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya
terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, dimana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan
marginal utiliti yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa
produk yang lain.
2. Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada Iaktor-Iaktor psikologis individu yang
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidan psikologis ini sangan
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak
dapat diamati secara langsung.
3. Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas
sosial dan sebagainya.









BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa prinsip
pengembangan karir bidan tergantung pada
1. Pola Pengembangan Pendidikan Bidan
2. Pola Pengembangan Karir Bidan
3. Proses Berubah
4. Pemasaran Sosial
5. Program Menjaga Mutu dan
6. Konsumen.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan yang tidak bisa kami lengkapi maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna keperluan untuk
melengkapi makalah ini,







DATAR PUSTAKA

Sujianti dan Sunanti, 2009. Buku Afar Konsep Kebidanan. Numed. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai