PENDAHULUAN
Sejarah menunjukan bahwa bidan merupakan salah satu proIesi tertentu di
dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran dan posisi
bidan di masyarakat sangat di hargai dan di hormati karena tugasnya sangat mulia,
member semangat, membesarkan hati, dan mendampingi, serta menolong ibu
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Dalam naskah kuno, pada zaman sejarah, tercatat bahwa bidan di mesir
(Siphrah dan Poah) berani mengambil resiko menyelamatkan bayi laki-laki
bangsa yahudi (orang-orang yang di jajah bangsa mesir) yang di perintahkan oleh
Iiraun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukan sikap etika moral yang tinggi
dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada di posisi
lemah, yang pada zaman modern ini di sebut peran advokasi. Dalam menjalankan
tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pandangan IilosoIis yang di anut,
keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan, serta kode etik proIesi yang di
milikinya. Meskipun demikian bidan juga perlu memperhatikan beberapa prinsip
dalam proIesinya sebagai bidan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
beberapa prinsip dalam pengembangan karir bidan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pola Pengembangan Pendidikan Bidan
1. Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil
melalui pendidikan Iormal dan non Iormal.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 19
1. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
B. Pola Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan karir bidan meliputi karir Iungsional dan karir struktural.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara Iungsional telah disiapkan dengan
jabatan Iungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik Iormal
maupun non Iormal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
proIesional bidan dalam melaksanakan Iungsinya.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan
bertugas,apakah dirumah sakit, di puskesmas, bidan di desa atau bidan diinstitusi
swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan
kebijakan yang ada.
Peran dan Iungsi bidan
1.Sebagai pelaksana
2.Sebagai pengelola
3.Sebagai pendidikan
4.Sebagai peneliti
Perubahan Intitusi
Keuntungan Pembaharu dari dalam institusi:
1. Tahu tentang masyarakat, struktur, kekuatan dan garis/jalur komunikasi
2. Mengerti/memahami tentang norma dan nilai yang berlaku
3. Komitmen pada kelompok, institusi/lembaga
4. Diterima oleh masyarakat/orang didalam sistem
5. Dianggap sebagai seseorang yang memahami/mengetahui serta menguasai
permasalahan.
6. Ada tindak lanjut dukungan terhadap perubahan sebagai seorang pekerja
dalam sistem.
Keuntungan Pembaharu dari luar Institusi, meliputi :
1. Mempunyai dukungan struktur kekuatan yang mandiri
2. Dasar pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas
3. Dapat memandang masalah dan pemecahan yang mungkin dengan cara
baru.
4. Dipandang sebagai seorang yang anti
5. Terbiasa dengan pesan sebagai pembaharu dan mempraktekkan aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan perannya.
Kerugian Pembaharu dari dalam institusi, meliputi :
1. Mungkin mempunyai cara pandang dan melihat masalah hanya dengan satu
pandangan
2. Kekuatan yang tidak adekuat dalam sistem
3. Pengalaman sebagai pembaharu yang tidak adekuat, tidak yakin bagaimana
menghasilkan.
4. Tingkah laku masa lalu yang mungkin dapat berdampak pada penerimaan
oleh orang lain sebagai bagian dari kecakapan pembaharu.
Kerugian Pembaharu dari luar institusi, meliputi :
1. Kegagalan komitmen melebihi waktu
2. Isu-isu, keuangan, biaya untuk pelayanan
3. Dipandang sebagai orang asing yang mungkin tidak memahami/paham.
e). Mencoba secara nyata perubahan pada skala kecil jika mungkin.
I). Mengadopsi dan integrasi perubahan yang nyata
Perkembangan proIesi kebidanan tidak terlepas dari konsep berubah yang
dimiliki plep para praktisi, akademisi atau seseorang yang masih ingin
mengembangkan kebidanan yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang
dimilikinya. Sebagai gambaran dalam perubahan proIesi kebidanan kearah yang
lebih proIesional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui seperti :
Kurt Lewin (1951)
Menurut pandangan Kurt Lewin, 1951 seseorang yang akan mengadakan
suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam
tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan
mencapai tujuan yang ada. Tahapan tersebut antara lain:
1. Tahapan Pencairan (unIreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau
mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk
berubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang
ada. Di samping itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk berubah atau
melakukan adanya perubahan. Change agent mencairkan kekuatan yang
memelihara statsu quo dengan cara meningkatkan kekuatan pendorong (driving
Iorces) dan menurunkan kekuatan penahan (restraining Iorces). Change target
menyadari suatu kebutuhan untuk berubah.
2. Tahap Bergerak(moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang
baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi
apabila seseorang telah memiliki inIormasi yang cukup serta sikap dan
kemampuan untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami
masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.
Change agent mengidentiIikasi, merencanakan, dan mengimplementasikan
strategi yang dibutuhkan, memastikan bahwa kekuatan pendorong melebihi
kekuatan penahan, dan proses ini membutuhkan waktu lama.
3. Tahap Pembekuan(reIeezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan
dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebtu
dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Change agent
membantu menstabilkan perubahan sistem sehingga menjadi bagian yang
terintegrasi menuju status quo. Change agent harus mendukung dan mendorong
usaha yang adaptiI dari change target. Jika Iase ini tidak lengkap, perubahan
menjadi tidak eIektiI dan tingkah laku sebelum perubahan akan muncul
kembali. Jika dianggap berguna, perubahan kemudian diasimilasi menjadi pola
tingkah laku yang permanen.
Menurut Lewin, alasan dan penyebab terjadi perubahan adalah:
1. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik
2. Perubahan harus secara bertahap
3. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis/mendadak
4. Semua individu yang tekenal perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan
perubahan
Menurut Sullivan dan Decker (1998), ada tiga alasan:
1. Perubahan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
2. Perubahan untuk membuat prosedur kerja menjadi lebih eIektiI
3. Perubahan untruk mengurangi kerja yang tidak perlu.
Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa
langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat
tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Tahap awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam
mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah
apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta
suatu perubahan.
2. Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perataan
minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang
baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong
dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3. Tahap Evaluation
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak
terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan.
Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan
perubahan.
4. Tahap trial
Tahap ini meurpakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya
sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk
diterima oleh lingkungan.
5. Tahap adaption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses
penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji cobah dan
merasakan adanya manIaat dari sesuatu yang baru setelah dilakukan uji
coba dan merasakan adanya manIaat dari sesuatu yang baru sehingga
mempertahankan hasil perubahan.
Lippit (1973).
Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjauan sebagai
seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga
terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan.
Langkah yang dimaksud adalah :
1. Menentukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada, dan kebutuhan
untuk berubah.
2. Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan
dalam perubahan
Jenis-Jenis Perubahan
1. Perubahan Iisik
2. Perubahan perasaan dan sikap
3. Perubahan kognitiI dna inIormasi
4. Perubahan tingkah laku
5. Perubahan peraturan
6. Perubahan lingkungan
7. Perubahan teknologi
Perubahan Fisik, meliputi :
1. Susunan
2. Kesatuan
3. Bentuk tubuh
Perubahan Fisik Yang Berhubungan Dengan Umur :
1. Kemunduran dari ketajaman indra perasa
2. Penglihatan
3. Pendengaran
4. Kelahiran dan kematian
Perubahan akibat perlakuan Medis :
1. Operasi plastik pada kecacatan tubuh
2. Radiasi dan kemotherapi mengakibatkan
Perubahan Iisik akibat luka pada tubuh :
1. Kecelakaan
2. Luka bakar
Perubahan Perasaan Dan Sikap
1. Adalah perubahan yang behubungan dengan perasaan dan emosi pada
sesuatu atau seseorang
2. Individu berubah sikap mereka ketika emosi mereka dibawa kedalam
sebuah pengalaman
3. Diperlukan tingkat empati tertentu untuk terjadinya suatu perubahan
sikap.
eIektiI dan eIisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.
b). Strategi ReedukatiI NormatiI
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatiI yang ada
dimasyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di
masyarakat. Standar norma yang ada dimasyarakat ini didukung dengan sikap dan
sistem nilai individu yang ada dimasyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.
Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam
perubahan harus memiiki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam perubahan.
c). Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
11. Model Dalam Perubahan
Dalam perubahan kita mengenal beberapa model diantaranya model penelitian
pengembangan, model interaksi sosial dan model penyelesaian masalah. Ketiga
model tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengenal perubahan.
Research and Drvelopment Model (model penelitian dan pengembangan)
Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan
model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identiIikasi atas perubahan
yang akan dilakukan, menjabarkan atau, mengembangkan komponen yang akan di
lakukan dalam perubahan, menyiapkan perubahan dan melakukan disimilasi
kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.
Social Interaction Model (Model interaksi sosial)
Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling
kerja sama dalam sistem sosial dengan memIokuskan pada persepsi dan respons
dari perubahan yang akan dilakukan. Model ini menggunakan langkah
sebagaimana dalam teori perubahan Roger diantaranya, menyadari akan
perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentan hal-hal
yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan
dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
Problem Solving Model (model Penyelesaian Masalah)
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan
langkah mengidentiIikasi kebutuhan yang menjadi masalah. Mendiagnosa
masalah, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan digunakan,
melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan
dalam perubahan.
12. Hambatan Dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak
hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam
diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
a. Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan
karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan
diri contohnya dalam pelaksanaan standarisasi bidan proIesional dimana yang
diakui sebagai proIesi bidan adalah minimal pendidikan D III Kebidanan,
sehingga bagi lulusan Bidan D1 yang dahulu dan tidak melanjutkan pendidikan
akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat
menjadikan hambatan dalam perubahan.
b. Persepsi yang Kurang Tepat
Persepsi yang kurang tepat atau inIormasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala dalam proses perubahan. Berbagai inIormasi yang akan dilakukan dalam
sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau inIormasinya
kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit
menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
c. Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan Iaktor yang menjadi hambatan dalam
perubahan karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam
merespons perbedaan sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan
reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan.
Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktik kebidanan
mandiri bagi bidan. Jika bidan belum menerima secara psikologis, akan timbul
kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
d. Toleransi terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau
masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses
perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah,
maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
e. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu
yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor
kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
I. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam
mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang
yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
g. Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan Iaktor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan
menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
h. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah diubah. Apabila akan mengadakan proses perubahan namun
perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan
mengalami hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip
perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.
13. Perubahan Dalam Kebidanan
Dalam perkembangannya kebidanan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam kebidanan,
antara lain :
a. Kebidanan sebagai proIesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui
asuhan kebidanan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian
dalam proIesi kebidanan, sehingga sebagai proIesi akan mengalami perubahan
kearah proIesional dengan menunjukkan agar proIesi bidang kesehatan yang
sejajar dalam pelayanan kesehatan.
b. Kebidanan sebagai bentuk pelayanan asuhan kebidanan proIesional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan
kebidanan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktik kebidanan.
c. Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang
sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut
selalu mengadakan perubahan melalui penelitian kebidanan, sehingga ilmu
kebidanan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasar
yang kokoh dalam keilmuan.
d. kebidanan sebagai komunitas masyarakat ilmiahharus selalu menunjukan jiwa
proIesional dalam tugas dan tangung jawabnya dan selalu mengadakan
perubahan sehingga citra sebagai proIesi tetap bertahan dan berkembang.
Istilah 'pemasaran sosial (social marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni
strategi bisnis dari produsen untuk menyebarluaskan 'inIormasi tentang barang
dan jasa atau menyebarluaskan 'barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran.
Secara umum 'pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan
implementasi program yang bertujuan untruk memperkenalkan atau
mempromosikan suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat.
Ada dua konsep penting uang ada dalam istilah pemasaran 'inIormasi tentang
barang dan jasa dan 'barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas proses pemasaran
sosial produsen tidak hanya berpikir tentang strategi menyebarkan barang dan jasa
kepada para konsumen melainkan berpikir juga tentang bagaimana mengemas
inIormasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke benak konsumen, ada dua
kelompok orang :satu kelompok berhubungan langsung dengan barang dan jasa,
dan kelompok lain berhubungan langsung dengan inIormasi tentang barang dan
jasa.
DeIinisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Stanton (1997), pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
2. Kotler (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain.
Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan
kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka
butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk dengan pihak lain
3. Teguh Budiarto (1993), pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk
menjalankan usaha (ProIit dan non ProIit) guna memenuhi kebutuhan pasar
degan barang dan jasa, mendistribusikan, mempromosikan melalui proses
pertukaran aga memuaskan konsumen dan mencapai tujuan pemasaran.
4. Dampak sosial, seorang wirausahawan harus beride baru, praktis, dan cukup
berguna, sehingga akan digunakan oleh orang lain begitu ide tersebut
diaplikasikan.
5. Karakter etis, adalah seseorang yang daapt menjalankan Iungsi layanan publik.
Atau orang yang dapat dipercaya dan menjaga kehormatannya.
Proses Pemasaran
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih
pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan
mengorganisasikan, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Proses pemasaran dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah sebagai
berikut.
Langkah ke 1 adalah analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok
sasaran dan mencari institusi-institusi/stakeholder yang dapat membantu dan
bekerjasama
Langkah ke 2 adalah melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat
terutama kelompok sasaran terhadap produk dan jasa pelayanan yang akan
diberikan.
Langkah ke 3 adalah menyusun strategi pemasaran. Strategi yang digunakan
disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitiI
yang berkelanjutan. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor makro, yaitu deograIi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/Iisik dan
sosial/budaya.
Langkah ke 4 adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring adalah
proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang telah
ditetapkan.
Langkah ke 5 adalah pelaksanaan prosens pemasaran
Tujuan pemasaran
Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
2). Pelayanan kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat hubungannya dengan
wewenang proIesi bidan(Kepmenkes RI. No. 900/SK/VII/2002), mencakup :
1)Pelayanan kebidanan
2)Pelayanan keluarga berencana
3)Pelayanan kesehatan masyarakat
3). Desain jasa pelayanan BPS
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu ditentukan karena beberapa
pertimbangan untuk menentukan Iocus pada persiapan :
O Persiapan sumber daya
O Meletakkan harapan konsumen secara tepat
O Memudahkan mengembangkan jasa
* DiIusi inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan inIormasi atau material baru dan satu smuber kepada
para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial, dalam konsep sosiologi-
antropologi, disebut dengan deIusi inovasi.
Asumsi dari suatu inovasi adalah, ada jenis jenis gagasan tertentu yang perlu
diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu sistem sosial karena mereka
membutuhkan inIormasi tersebut daei para pemuka pendapat dalam sistem
sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi terjadi kalau para anggota sistem
sosial itu menerima inovasi tersebut.
Schinke dan Orlandi (1991 Mengemukakan bahwa inovasi itu selalu
menghasilkan suatu perubahan melalui 5 tahap:
a. Mobilisasi
b. Adopsi
c. Implementasi
d. Pemeliharaan
e. Evolusi
* Pemasaran sosial dan Publikasi Kesehatan
mendapatkan produk itu, dll. Pada tahap inilah pemasaran sosial berIungsi
mempengaruhi perilaku audiens, dan advokasi media bermanIaat mengirimkan
inIormasi secara berulang kali sebagai pendamping bagi perubahan audiens.
* Proses Kerja Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial yang akan dibahas disini merupakan konsep yang
dipinjam dari pemasaran komersial yang lajim digunakan untutk menjual
produk atau gagasan demi memenuhi kebutuhan publik.
* Pemasaran Sosial dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi inIormasi tentang kesehatan secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Umumnya para peminat penyuluhan
(pakar dan praktisi penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan
melalui diIusi-inovasi dengan mebagi kategori audiens yang menjadi pangsa
penyuluhan sebagai berikut:
a. 'Inovators atau kira-kira 2,5 dari penduduk
b. Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaru dapat
diketahui sebagai 'early adopters` yang jumlahnya kira-kira 13, 5 dari pasar.
Mereka adalah konsumen baru yang ingin memiliki inovasi pada tingkat
rendah terhadap pelayanan kesehatan baru dengan nilai yang tinggi.
c. 'Early majority dan 'late majority jumlahnya adalah pasar potensial kira-kira
64 dari semua, dan banyak orang ada dalam kategori ini.
d. 'Laggards adalah orang yang baru tertarik dengan pelayanan kesehatan yang
baru, jumlahnya kira-kira 20.
E. Program Menjaga Mutu
1. Pengertian
Adalah proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan sistematis, objektiI
dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan, standar yang ditetapklan menetapkan dan melaksanakan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta
menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindaklanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. Sasaran program menjaga mutu
Adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,jika diketahui bahwa pada
setiap pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur yang bersiIat pokok yakni unsur
masukan(Input), Proses (process), lingkungan (environtment), dan keluaran
(output)
3. Standar pelayanan minimal
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, standar persyaratan minimal yang
harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu
adalah :
a. Sumber daya manusia (Standar oI person)
b. Manajemen (Standar oI organization and Manajemen)
c. Sarana (Standart oI Facilities)
4. Total costumer satisIaction
Kepuasan pelanggan adalah memberikan apa yang sesungguhnya mereka
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan menjalankanMANAJEMEN MUTU TOTAL (total quality
manajemen).
. Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha Dkk. 1997).
Peran yang dilakukan tersebut adalah :
a. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatiI pembelian barang tertentu.
b. InIluencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
InIormasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara
sengaja atau tidak.
c. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Apa yang
akan dibeli, bagaimana membelinya.
d. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut.
1. Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusahan memperoleh
kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya
terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, dimana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan
marginal utiliti yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa
produk yang lain.
2. Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada Iaktor-Iaktor psikologis individu yang
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidan psikologis ini sangan
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak
dapat diamati secara langsung.
3. Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas
sosial dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa prinsip
pengembangan karir bidan tergantung pada
1. Pola Pengembangan Pendidikan Bidan
2. Pola Pengembangan Karir Bidan
3. Proses Berubah
4. Pemasaran Sosial
5. Program Menjaga Mutu dan
6. Konsumen.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan yang tidak bisa kami lengkapi maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna keperluan untuk
melengkapi makalah ini,
DATAR PUSTAKA
Sujianti dan Sunanti, 2009. Buku Afar Konsep Kebidanan. Numed. Jogjakarta