Anda di halaman 1dari 17

MODUL METABOLISME 2

Kuosien respirasi

Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan


energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan tumbuhan dalam
bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga
menghasilkan senyawa-senyawa yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai
senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2 yang berperan pada keseimbangan
karbon dunia.  Respirasi berlangsung siang-malam karena cahaya bukan
merupakan syarat.
Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1.      Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya
lengkap sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
2.      Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi
penguraian bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya
dalam keadaan khusus.
Kuosien respirasi (KR) merupakan angka perbandingan antara volume
CO2 dan dibebaskan dengan volume O2 yang di absorbsi secara stimulan oleh
jaringan dalam periode tertentu. Pada suhu dan tekanan tertentu. KR dari glukosa
adalah 1, lemak 0,7 dan protein adalah lebih besar dari 0,7 dan lebih kecil dari 1.
Cahaya matahari pada kaitannya merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap respirasi. Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah : 1) Suhu,
mempengaruhi penyerapan Oksigen (O2) dan produksi karbondioksida (CO2).
Nilai KR akan meningkat dengan kenaikan suhu dan akan menurun juga dengan
penurunan suhu. 2) Asam Organik yang diserap oleh tanaman, digunakan pula
untuk proses sintesis asam organik disamping untuk respirasi. 3) Faktor lain.
Dalam hal ini, CO2 banyak dibentuk pada proses respirasi namun tidak diimbangi
dengan tersedianya O2 dalam jumlah cukup. Keadaan ini terjadi pada tempat
anaerob. Tanaman berdaun merah meiliki nilai KR yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang berdaun hijau.
Pembentukan gula heksosa

Penyimpanan dan perombakan pati


Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan
rnerupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia di seluruh dunia.Pati
terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.Beras, jagung,
dan gandum mengandung 70— 80% pati; kacang-kacang kening, seperti kacang
kedelai, kacang merah dan kacang hijau 30—60%, sedangkan ubi, talas, kentang,
dan singkong 20—30%.
Secara kimia pati merupakan homopolimer dari glukosa dengan ikatan α-
glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya tergantung dari panjang
rantai karbonnya dan percabangan pada rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua
macam fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut
sebagai amilosa merupakan fraksi linear dengan ikatan α(1,4)-D-glukosa.
Sedangkan amilopektin merupakan fraksi tidak terlarut yang memiliki rantai
molekul yang bercabang dengan ikatan α(1,4)-D-glukosa.
Molekul pati (amilosa dan amilopektin.
Amilopektin memiliki susunan bercabang dengan 15—30 unit glukosa
pada tiap cabang. Rantai glukosa tersebut terikat satu sama lain melalui ikatan alfa
yang dapat dipecah dalam proses pencernaan.
Komposisi amilosa dan amilopektin berbeda dalam pati berbagai bahan
makanan.Amilopektin pada umumnya terdapat dalam jumlah lebih besar.Sebagian
besar pati mengandung antara 15% dan 35% amilosa.Pada beras semakin kecil
kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amiopektinnya, semakin pulen
(lekat) nasi yang diperoleh. Berdasarkan kadar amilopektinnya beras dapat
dibedakan menjadi empat golongan yaitu: (1) beras dengan kadar amilosa tinggi
(25-33%); beras dengan kadar amilosa menengah (20-25%); (3) beras dengan
kadar amilosa rendah (9-20%); dan beras yang memiliki kadar amilosa yang
sangat rendah (<9%) contohnya beras ketan hampir tidak mengandung amilosa (1
—2%).
Pati disimpan dalam bentuk butir yang tak larut dalam air dan
mengandung molekul amilopektin bercabang dan amilosa tak bercabang.Pati yang
terhimpun di dalam kloroplas selama fotosintesis merupakan cadangan
karbohidrat terbanyak di daun sebagian besar tumbuhan.Pati yang dibentuk di
amiloplas organ penyimpan hasil dari translokasi sukrosa atau gula bukan
pereduksi lainnya juga merupakan substrat respirasi yang utama dari organ
penyimpanan.
Hanya beberapa molekul glukosa yang berasal dari pati yang dioksidasi
seluruhnya menjadi CO2 dan H2O.molekul glukosa lainnya diubah menjadi
molekul sukrosa di dalam skutelum, dan kemudian diangkut ke akar dan batang
yang sedang tumbuh, dan disitu sebagian lagi diubah menjadi bahan dinding sel,
protein, dan bahan lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan bibit.
Perombakan Pati
Perombakan pati menjadi glukosa  adalah α -ami1ase, β-amilase, dan
fosforilase. Dari ketiga enzim itu hanya α -ami1ase yang dapat menyerang butir
pati utuh, sehingga apabila β-amilase dan pati fosforilase terlibat diduga mereka
bekerja pada produk pertama yang dilepas oleh α -ami1ase.Kemampuan
menghidrolisis α-ami1ase lebih baik dibanding β-amilase. α-ami1ase ini dapat
menghidrolisis pati  menjadi fraksi-fraksi molekul yang terdiri dari 6 sampai 7
unit glukosa.
Alfa amilase secara acak menyerang ikatan 1,4 pada amilosa ataupun
amilopektin, sehingga mula-mula mengakibatkan terjadinya ceruk acak pada butir
pati dan melepas produk yang masih besar. Pada rantai amilopektin, alfa amilase
menyerang secara berulang-ulang sehingga dihasilkan maltosa, yaitu disakarida
yang mengandung 2 unit glukosa.Perhatikan gambar berikut.
Tetapi alfa amilase tidak dapat menyerang ikatan 1,6 pada tiitk cabang
amilopektin, sehingga pencernaan amilopektin terhenti bila desktrin (produk
antara pada pencernaan pati) bercabang yang berantai pendek tetap ada
Enzim β-amilase dapat memecah pati menjadi fraksi-fraksi yang lebih
kecil, misalnya pemecahan amilosa menjadi fraksi kecil yang disebut maltosa,
suatu disakarida dari glukosa. Bila β-amilase direaksikan terhadap pati biasa,
hanya diperoleh 60% sampai 70% dan hasil  dari maltosa teoretis. Bagian pati
yang tidak terurai menjadi residu yang disebut β-amilase limit dextrin.  Hal ini
disebabkan karena ternyata β-amilase tidak mampu  menghidrolisis amilopektin di
luar batas cabang-cabang tertentu. Sehingga dekstrin bercabang tetap tidak
berubah.
Amilase tersebar luas di dalam berbagai jaringan, tapi yang paling aktif
ialah dalam biji kaya pati yang sedang berkecambah.Di daun, alfa amilase
mungkin jauhblebih penting dibandingkan dengan betha amilase bagi
pembentukan pati. Enzim alfa amilase berada di bagian dalam kloroplas, sering
tertempel pada butir pati yang akan diserang. Enzim ini akanberfungsi pada siang
maupun malam hari, walaupun selama siang hari terjadi produksi neto pati dari
fotosintesis.
Dibandingkan alfa dan beta amilase, enzim fosforilase mampu memecah
ikatan 1,4-glikosidik pati dengan bantuan asam atau ion fosfat, sedangkan amilase
memerlukan molekul air.
Pati fosforilase merombak pati mulai dari ujung akhir
nonreduksi.Perombakan ini tidak terjadi dengan menggabungkan air ke dalam
produk seperti yang dilakukan oleh amilase, tapi dengan menggabungkan
posfat.Jadi, ini merupakan enzim fosforolitik, bukannya hidrolitik, dan reaksi
yang dikatalisis dapat balik in vitro.Tetapi, walaupun reaksi ini terbalikan in vitro,
peranan utama pati fosforilase hanyalah pada perombakan pati.Salah satu
alasannya adalah konsentrasi Pi di dalam plastid sering 100 kali lebih tinggi
daripada glukosa-1-fosfat; pada keadaan ini, sintesis pati dapat diabaikan. 
Pembentukan glukosa-1-fosfat tidak memerlukan ATP untuk mengubah glukosa
menjadi glukosa fosfat selama respirasi.  
Fosforilase dapat memecah amilosa secara tuntas, tetapi bila substratnya
amilopektin, hanya sebagian saja dirombak, di samping glukosa terbentuk
dekstrin yang disebut “dekstrin tahan fosforilase” yang molekulnya mengandung
cabang dengan ikatan α-1,6. Reaksi berlangsung secara bertahap dari ujung akhir
nonreduksi dari tiap rantai utama atau rantai cabang ke dalam beberapa residu
glukosa dari ikatan cabang α-1,6, sehingga dekstrin tetap tidak berubah. Amilosa
dengan sedikit cabang, dirombak seluruhnya oleh pengambilan berulang unit
glukosa, dimulai dari ujung akhir nonreduksi rantai.
Ikatan cabang 1,6 pada amilopektin atau dekstrin bercabang yang
tidak diserang oleh salah satu enzim di atas akan dihidrolisis oleh berbagai enzim
pemutus cabang. Tumbuhan mengandung tiga jenis enzim yang agak berbeda
sesuai dengan jenis polisakarida yang akan diserang; jenis pullulanase, isoamilase,
dan limit dekstrinase. Kerja ketiga enzim tersebut pada rantai pati bercabang 
adalah menyediakan gugus akhir tambahan untuk diserang oleh amilase atau oleh
pati fosforilase, dan kerja berikutnya dari limit dekstrinase pada dekstrin
memungkinkan terjadinya pencernaan menyeluruh dari amilopektin menjadi
glukosa, maltose,atau glukosa-1-fosfat.
Maltose jarang terhimpun dalam jumlah yang cukup karena dihidrolisis
menjadi glukosa oleh enzim amilase seagai berikut:
Maltose + H2O  2 α-D-glukosa
Unit glukosa yang dihasilkan sekarang tersedia untuk dirombak oleh
respirasi.Secara ringkas, amilase menghidrolisis rantai amilosa tak bercabang
menjadi maltosa, sedangkan pati fosforilase mengubah rantai seprti itu menjadi
glukosa-1-fosfat.Kerja ketiga enzim itu pada amilopektin menyisakan dekstrin;
ikatan cabang yang harus dihidrolisis oleh enzim pemutus cabang.Maltosa
dihidrolisis menjadi glukosa terutama oleh maltase.
Semua perombakan pati menjadi heksosa mungkin berlangsung di
kloroplas atau amiloplas, sedangkan respirasi heksosa sesungguhnya dimulai di
sitosol.
Hidrolisis Fruktan
Bahan cadangan makanan karbohidrat utama pada beberapa spesies,
terutama batang, daun dan bunga rumputan subtropik serta sebagian angota
asteraceae dan suku lainnya bukanlah pati, melainkan fruktan. Fruktan dihidrolisis
oleh enzim β-fruktofuranosidase dengan kekhususan terhadap ikatan β-2,1atau β-
2,6 yang terlibat. Sebagai contoh, salah satu enzim ini yang berasal dari umbi
artichoke Jerusalem secara berurutan akan memotong unit fruktosa dari inulin
sampai campuran fruktosa dan unit sukrosa paling akhir tidak berubah:
Glukosa-fruktosa-(fruktosa)n + nH2Onfruktosa + glukosa-fruktosa
(fruktan)                                  (sukrosa)
Fruktosa dapat mengalami respirasi secara agak langsung, sedangkan
sukrosa harus dipecah dulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Hidrolisis Sukrosa
Reaksi penting perrombakan sukrosa ialah hidrolisis tak-terbalikkan oleh
invertase menjadi glukosa dan fruktosa bebas:
Sukrosa + H2O  glukosa + fruktosa
Invertase berada di sitosol, vakuola, dan kadangkala di dinding sel.
Invertase sitosol bersifat basa dengan pH optimum sekitar 7,5 sedangkan dua
lainnya merupakan invertase asam dengan pH optimum 5 atau kurang. Invertase
dinding sel, bila ada, menghidrolisis sukrosa terangkut menjadi molekul glukosa
dan fruktosa yang kemudian diserap oleh sel pengguna.
Enzim lainnya yang dapat merombak sukrosa ialah sukrosa sintase.
Sukrosa sintase mengkatalisis reaksi berikut:
Sukrosa + UDP fruktosa UDP-glukosa
Fruktosa menjadi tersedia untuk respirasi, dan glukosa di UDP-glukosa
dapat dilepas dengan satu atau dua cara. Terbukti bahwa sukrosa sintase
merupakan enzim utama yang merombak sukrosa di organ penyimpan pati
(contohnya, benih dan umbi kentang yang sedang tumbuh) atau di jaringan yang
sedang tumbuh cepat, yang mengubah sukorsa terangkut menjadi polisakarida
dinding sel. Bagi sel dewasa dan tumbuh lambat, invertase merupakan enzim yang
lebih penting yang merombak sukrosa dan menyediakan glukosa dan fruktosa
untuk respirasi.
Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu
glukosa yang mempunyai 6 atom C menjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu
asam piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol
(sitoplasma).
Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik
disimpan, diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila
terjadi kelebihan gula dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati
dalam bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa
akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA.
Dan ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk
menghasilkan energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus
krebs, dan transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila
terdapat oksigen dalam jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob
(menghasilkan energi dengan adanya oksigen).
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai
proses yang membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan
energi. Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan
menghasilkan tiga molekul ATP.

Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut:


1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat).
ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah
menjadi ADP.

2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis


oleh enzim fosfohexosa isomerase.

3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini


dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi
dari ATP.

4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-


fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim aldolase.

5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut
bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat
menjadi dihdroksi aseton fosfat.

6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat


oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan
terbentuk NADH.

7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim


fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk
ATP.

8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim


fosfogliserat mutase.

9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.

10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ketika tidak tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses
fermentasi homolaktat atau fermentasi alkohol. Kedua jenis fermentasi tersebut
merupakan proses menghasilkan energi tanpa kehadiran oksigen sehingga disebut
respirasi anaerob.
Dalam keadaan terdapat oksigen, asam piruvat akan masuk tahap
dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs untuk membentuk energi lebih lanjut.
Namun  ketika tidak tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses fermentasi
homolaktat atau fermentasi alkohol. Kedua jenis fermentasi tersebut merupakan
proses menghasilkan energi tanpa kehadiran oksigen sehingga disebut respirasi
anaerob.

Fermentasi
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup
maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs
yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang
cukup maka asam piruvat dan NADH akan tertimbun. Pada keadaan ini tumbuhan
menjalani reaksi fermentasi atau respirasi anaerobic, membentuk etanol atau asam
laktat.

Dua reaksi di atas pada gambar teridiri dari dekarboksilasi untuk membentuk
asetildehid, kemudian direduksi secara cepat oleh NADH membentuk etanol.
Semua reaksi ini dikatalisis oleh asam piruvat dekarboksilase dan alcohol
dehidrogenase. Beberapa sel mengandung asam laktat dehidrogenase, yang
menggunakan NADH untuk mereduksi piruvat menjadi asam laktat. Etanol atau
asam laktat, atau keduanya, merupakan produk fermentasi, bergantung pada
aktivitas tiap-tiap dehidrogenase yang ada. Pada setiap keadaan, NADH ialah
pereduksi dan hanya pada keadaan anaerobiklah NADH tersedia dalam jumlah
yang cukup banyak untuk menjalankan  reduksi.

Struktur mitokondria
Jumlah mitokondria berbeda dalam setiap sel. Beberapa sel sederhana hanya berisi
satu atau dua mitokondria. Namun, sel-sel hewan kompleks yang membutuhkan
banyak energi, seperti sel-sel pada otot, dapat memiliki ribuan mitokondria.
Fungsi utama mitokondria adalah untuk menghasilkan energi untuk sel. Sel
menggunakan molekul khusus untuk energi yang disebut ATP. ATP singkatan
dari adenosin trifosfat. ATP untuk sel dibuat dalam mitokondria. Mitokondria bisa
dikatakan sebagai pabrik energi atau pembangkit listrik sel.
Mitokondria menghasilkan energi melalui proses respirasi selular.
Mitokondria mengambil molekul makanan dalam bentuk karbohidrat dan
menggabungkannya dengan oksigen untuk menghasilkan ATP. Mereka
menggunakan protein yang disebut enzim untuk menghasilkan reaksi kimia.

Mitokondria memiliki struktur yang berbeda yang membantu mereka untuk


menghasilkan energi.

 Membran luar – Lapisan luar dilindungi oleh membran luar yang halus
dan bervariasi dalam bentuk dari mulai bentuk gumpalan bulat sampai berbentuk
batang panjang.
 Membran dalam – Tidak seperti organel lain di dalam sel, mitokondria
juga memiliki membran dalam. Membran dalam berkerut dengan banyak lipatan
dan melakukan sejumlah fungsi untuk membantu membuat energi.
 Krista – Lipatan pada membran dalam disebut krista. semua lipatan ini
membantu untuk meningkatkan luas permukaan membran dalam.
 Matrix – Matriks adalah ruang di dalam membran dalam. Sebagian besar
protein dalam mitokondria disimpan matriks. Matriks juga memegang ribosom
dan DNA yang unik untuk mitokondria.
Selain menghasilkan energi, mitokondria menjalankan beberapa fungsi
lain untuk sel termasuk metabolisme sel, siklus asam sitrat, menghasilkan panas,
mengendalikan konsentrasi kalsium, dan memproduksi steroid tertentu.

Daur krebs

Energi untuk berbagai aktivitas sebagian besar dihasilkan dari katabolisme


glukosa yang terjadi di dalam sel. Awalnya glukosa akan menjalani proses
glikolisis untuk diubah menjadi asam piruvat. Apabila tidak terdapat oksigen,
asam piruvat akan menjalani proses respirasi anaerob untuk diubah menjadi asam
laktat atau alkohol, tergantung dari organismenya. Namun dalam keadaan tersedia
oksigen, asam piruvat akan memasuki proses respirasi aerob untuk diolah menjadi
energi dengan hasil akhir air dan karbondioksida.
Respirasi aerob terjadi melalui glikolisis, siklus krebs dan transfer elekton.
Siklus krebs terjadi di dalam mitokondria sedangkan glikolisis terjadi pada
sitoplasma, oleh karena itu asam piruvat harus masuk mitokondria terlebih dahulu
agar dapat menjalani siklus krebs.
Siklus krebs akan menghasilkan ATP, NADH, FADH 2 dan CO2.
Karbondioksida akan dilepaskan dari sel dan dikeluarkan dari tubuh sebagai sisa
respirasi. Sedangkan ATP, NADH, FADH2 merupakan sumber energi penting bagi
tubuh.
Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk menghasilkan ATP, NADH,
FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi dalam siklus krebs yang terus
berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu siklus.

Siklus krebs

Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.

1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis  enzim sitrat sintase.

2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.


3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO 2 dan dihasilkan
NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan
dihasilkan NADH.

5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah
menjadi ATP.

6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.


Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.

7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.

8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase.


Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1
ATP, 3 NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah
menjadi dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs
akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

Perhitungan Energy Glikolisis

a)    Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                               :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                            :+ 6P
Jumlah                   :+10P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P   : - 2P
            + 8P
b)    Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                             :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                          :+ 0P
 Jumlah :+ 4P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
                                      + 2P

Respirasi resistensi sianida


Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan
spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I.
Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan
kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam
lintasan metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang
dapat menghambat aktivitas enzim.

Lintas pentosa fosfat


Setelah tahun 1950, mulai disadari bahwa glikolisis dan siklus Krebs
bukan merupakan rangkaian reaksi satu-satunya bagi tumbuhan untuk
mendapatkan energi dari oksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air. Lintasan
reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan siklus Krebs ini disebut Lintasan
Pentosa Fosfat (LPF), karena terbentuk senyawa antara yang terdiri dari 5 atom
karbon. Lintasan ini juga disebut Lintasan Fosfoglukonat.
            Jalur pentosa fosfat menghasilkan NADPH dengan mengeluarkan CO2.
Jalur ini penting karena merupakan salah satu cara sel mendapatkan NADPH yang
diperlukan untuk reaksi reduksi dan sebagai sumber ribose dan deoxyribose untuk
asam nukleat. NADPH dapat terjadi di dalam kloroplas sehingga dapat dipakai
untuk reduksi CO2 pada fotosintesis bila tidak cukup diperoleh dari transpor
electron.
            Reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa 6 P (hasil penguraian pati
oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh aksi enzim fosfoglukomutase pada
glikolisis atau hasil penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil
langsung reaksi fotosintesis). Glukosa 6 P segera dioksidasi (atau
didehidrogenasi) oleh enzim dehidrogenase untuk membentuk senyawa 6
fosfoglukononlakton, yang kemudian dengan cepat dihidrolisis menjadi 6-
fosfoglukonoat oleh suatu enzim laktonase. Senyawa 6 fosfoglukonat kemudian
mengalami dekarboksilasi oksidatif untuk menghasilkan ribulosa 5 P oleh 6
fosfoglukonat dehydrogenase.
            Reaksi-reaksi selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentosa fosfat.
Reaksi-reaksi ini dipacu oleh enzim isomerase dan epirase. Epimerase merupakan
salah satu jenis dari enzim isomerase. Reaksi-reaksi ini dan reaksi selanjutnya
sama dengan yang terjadi pada Siklus Calvin. Enzim-enzim penting lainnya
adalah transketolase dan transdolase. Kedua enzim tersebut menghasilkan 3
fosfogliseraldehida dan fruktosa 6 P, yang merupakan senyawa antara pada
glikolisis. Dengan demikian, LPF dapat dianggap sebagai lintasan alternatif untuk
menghasilkan senyawa-senyawa yang selanjutnya diurai melalui glikolisis.

Produksi molekul melalui respirasi


Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses
fermentasi. Respirasi anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul,
mengingat, bahwa respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul saja. Dalam
respirasi anaerob, oksigen tidak diperlukan; juga di dalam proses ini hanya ada
pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain. Contohnya
perubahan gula menjadi alkohol, di mana pada hakikatnya hanya ada pergeseran
tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol.
Beberapa spesies bakteri dan mikroorganisme dapat melakukan respirasi
intramolekuler. Oksigen yang diperlukan tidak diperoleh dari udara bebas,
melainkan dari suatu persenyawaan. Contoh :
CH3CHOH.COOH + HNO3→  CH3.CO.COOH + HNO2 + H2O + Energi
(asam susu)                                          (asam piruvat)
Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian seperti jagung,
kacang, padi, biji bunga matahari dan lain sebagainya yang tampak kering. Akan
tetapi pada buah-buhan yang basah mendaging pun terdapat respirasi anaerob.
Hasil dari respirasi anaerob di dalam jaringan-jaringan tumbuhan tinggi tersebut
kebanyakan bukanlah alkohol, melainkan bermacam-macam asam organik seperti
asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat dan asam susu.

PERTANYAAN !
1. Glikolisis adalah …
2. Siklus kreb adalah …
3. Transport electron adalah …
4. Jelaskan Hubungan glikolissis, siklus krebs, dan transport electron !
5. Jelaskan rangkaian reaksi glikolisis dari mulai memecahkan satu molekul gula
sampai proses transport electron. Jelaskan secara rinci dan berurutan sampai
menghasilakan ATP. (dari glikolisis sampai transport electron)
6. Amati gambar berikut !

Apabila saat kita melakukan lari cepat ( sprint ) dalam jarak pendek dan waktu
singkat, apakah kita bernapas ? umumnya pelari tidak bernapas saat berlari
jarak pendek dalam waktu singkat, misalnya pada lari 100 m. oleh karena itu,
pelari tidak memperoleh oksigen selama berlari.
a. Apakah peran O2 dalam proses reaksi respirasi !
b. Jika tidak ada oksigen, bagaimanakah pelari tersebut mendapatkan energi?
c. Reaksi tanpa oksigen adalah sebagai berikut !

a. Jelaskan secara singkat tahap – tahap reaksi respirasi berdasarkan


gambar tersebut !
b. Apakah akibat ketiadaan oksigen terhadap reaksi lanjutan dari NADH
dan piruvat yang dihasilkan dalam tahap glikolisis !

Anda mungkin juga menyukai