Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL AUDIT DALAM RANGKA

PENGHITUNGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA


ATAS KASUS/PERKARA PADA PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR DEPARTEMEN A PADA TAHUN 2018

Oleh
DYAH NOVIA NUGRAHENI
123011811014

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
TAHUN AKADEMIK 2019/202
1. Dasar Penugasan
a. Permintaan Penyidik Polri melalui surat Nomor: 255/X/2019 tanggal 13
Mei 2019 tentang Permintaan Bantuan Audit PKKN atas Dugaan
Kasus Penyimpangan pada Pembangunan Gedung Kantor
Departemen “A” pada Tahun 2018.
b. ST Audit PKKN Nomor: ST.12/INPS/PKKN/IV/2019 Tanggal 18 Mei
2019 yang dikeluarkan oleh Inspektorat Jenderal Departemen “A”,
dengan jangka waktu penugasan 20 hari kerja. (Dalam penugasan
PKKN auditor forensic yang ditugaskan adalah: Aman Setia AK, CFrA
sebagai Ketua Tim, Bambang Permadi AK dan Chandra Kusuma AK.
Sebagai Anggota Tim)
2. Ruang Lingkup Penugasan
a. Tujuan penugasan, yaitu untuk melakukan audit dalam rangka
menghitung kerugian keuangan negara pada penyimpangan yang
terjadi dalam Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor
Departemen “A” tahun 2018 yang diduga terdapat penyimpangan yang
merugikan keuangan negara.
b. Ruang lingkup penugasan, “Audit dalam rangka penghitungan
kerugian keuangannegara yang kami laksanakan mencakup kegiatan
Pembangunan Gedung Kantor Departemen “A, Kegiadaan sarana dan
prasarana Departemen A Tahun 2018 yang diduga terjadi
penyimpangan yang merugikan keuangan negara.
c. Batasan tanggung jawab penugasan, diuraikan dengan
a. Tanggung jawab auditor dalam melaksanakan penugasan yaitu
terbatas kepada Pembangunan Gedung Kantor Departemen A
dan menyangkut pendapat atas hasil audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan negara sesuai dengan standar
prosedur audit

1
b. Audit yang dilakukan telah memenuhi kecukupan bukti (cukup,
relevan, dan kompeten) yang digunakan untuk menghitung
kerugian keuangan negara yang diperoleh melalui dan/atau
Bersama Penyidik dengan memperhatikan standar pemeriiksaan
keuangan Negara dan prosedur audit
3. Prosedur Penugasan
Dalam subjudul ini diuraikan langkah-langkah audit yang diperlukan untuk
mencapai tujuan penugasan seperti yang telah disebutkan. Langkah-
langkah audit mencakup:reviu dokumen,prosedur analitis,pengujian fisik,
konfirmasi, observasi, wawancara, dan rekonstruksi fakta berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh.
4. Hambatan Penugasan
Secara prosedural tidak ada hambatan dalam penugasan audit ini.
5. Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
a. Proses Kejadian
a. Pada tanggal 1 Februari 2018 Kontrak pembangunan gedung
kantor pemerintah antara Departemen “A” dan PT. Bintang
Terang sebesar Rp 40,7 M. Kontrak bernomor: K/GDK/II/2018
tanggal 1 Februari 2018.
b. Berdasarkan dokumen kontraktor dan Manajer Konstruksi pada
tanggal 22/12/2018 menunjukkan capaian sebesar 96%. Kontrak
diputus. BAST (Berita Acara Serah Terima) tanggal 24/12/2018.
Tidak terdapat jaminan pemeliharaan.
c. Hasil audit yg dilakukan pihak Eksternal Auditor secara uji petik
pada tanggal 22 Feb 2019 menyatakan bahwa realisasi fisik hanya
mencapai 92%. Terdapat kelebihan bayar senilai 4%. Pada
tanggal 17 Mei 2019, temuan audit tersebut telah di tindaklanjuti
dalam bentuk pengembalian uang ke kas negara.

2
d. Atas LHA tersebut pihak penyidik menindaklanjuti dengan
penyidikan dan menetapkan Ir. Batara sebagai terdakwa. Dari hasil
BAP (Berita Acara Pemeriksaan) terhadap Konsultan Pengawas
pada tanggal 7 Mei 2019, terungkap bahwa realisasi fisik pada
tanggal 19/12/2018 adalah sebesar 22% dengan dukungan
perhitungan progres fisik dari Konsultan yang bersangkutan.
b. Pengungkapan Fakta
a. Sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah pasal 1 poin 44 disebutkan
bahwa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa adalah perjanjian tertulis
antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau
pelaksana Swakelola. Dalamm kasus ini maka perjanjian
pembangunan gedung, telah ditandatangani kontrak pada tanggal
1 Februari 2018 antara Departemen “A” (Ir.Batara
penanggungjawab proyek) dan PT. Bintang Terang sebesar Rp
40,7 M. Kontrak bernomor: K/GDK/II/2018 tanggal 1 Februari 2018.
b. Memperhatikan hasil perhitungan kerugian Negara dimana nilai
sesuai kontrak sebesar Rp40, 7 Milyar, dan dibayar sesuai
progress fisik 96% sebesar Rp39,072,000,000, sesuai audit
eksternal diketahui bahwa progress fisik hanya sebesar 92%
sehingga terdapat kelebihan bayar sebesar Rp1,628,000,000 atau
4%, sesuai perhitungan yang dilakukan secara cermat berpedoman
kepada hasil atas LHA terungkap bahwa sesuai BAP (Berita Acara
Pemeriksaan) terhadap Konsultan Pengawas pada tanggal 7 Mei
2019, terungkap bahwa realisasi fisik pada tanggal 19/12/2018
adalah sebesar 22% dengan dukungan perhitungan progres fisik
dari Konsultan yang bersangkutan sehingga di peroleh kerugian
negara sebesar Rp28,490,000,000,

3
6. Data dan Bukti-Bukti yang Diperoleh
a. Dokumen Kontrak No. K/GDK/II/2018 antara Departemen A dengan
PT Bintang Terang yang senilai 40,7 M
b. Laporan progress Dokumen tanggal 22/12/2018 antara manajer
konstruksi dan kontraktor terkait capaian realisasi 96%
c. Dokumen BAST tanggal 24/12/2018 terkait penyerahan gedung kantor
yang tanpa pemeliharaan
d. Dokumen terkait pemutusan kontrak
e. Dokumen hasil uji petik pemeriksaan fisik oleh pihak auditor eksternal
tanggal 22/2/2019 yang menyatakan hasil realisasi fisik mencapai 92%
sehingga terdapat kelebihan pembayaran sebesar 4%.
f. Dokumen BAP penyidik tanggal 7 mei 2019 terkait progress fisik dari
konsultan pada tanggal 19/12/2018 hanya mencapai 22%. DPA terkait
penyelesaian gedung sebesar Rp. 4 Milyar
7. Metode Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

Berdasarkan pengungkapan fakta dan proses kejadian serta data/bukti-bukti


yang diperoleh sebagaimana disebutkan dalam butir 5 dan butir 6, maka
dilakukan penghitungan kerugian keuangan negara dengan menggunakan
metode Net Loss, yakni metode yang digunakan apabila dalam kasus
pengadaan barang/jasa terjadi kekurangan volume pekerjaan. Hal ini sesuai
dengan perpres 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa
pemerintah

4
8. Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara.
Berdasarkan metode sebagaimana disebutkan dalam butir 7, diperoleh
hasil penghitungan kerugian keuangan negara.

N PERHITUNGA
O TANGGAL TRANSAKSI N
Kontrak Pembangunan Gedung 40,700,00
1 1 PEB 2018 Kantor 0,000
Departemen A dengan
    PT.Bintan Terang  
Progres fisik sesuai Manajer
2 22 DES 2018 Kontruksi  
    sebesar 96%  
Berita Acara Serah Terima tidak
3 24 DES 2018 ada jaminan  
    Pemeliharaan  
- Pembayaran 96% x 39,072,00
    40.700.000.000 0,000
Hasil audit internal fisik hanya
4 22 PEB 2019 92%  
4% uang dikembalikan ke kas
    negara  
39,072,000,00
    - Pembayaran 96% x 40.7 M 0
- Pembayaran seharusnya 92% 37,444,00
    x 40,7M 0,000
1,628,000,00
    Kelebihan pembayaran 0
Pembayaran kelabihan ke kas 1,628,00
5 17 MEI 2019 negara 0,000
Laporan konsultan pengawas
6 7 MEI 2019 realisasi  
fisik per 19 Des 2018 sebesar
    22% 8,954,000,000

5
       
    KERUGIAN NEGARA ADALAH  
    - Jumlah yang dibayarkan 39,072,000,000
- Pengembalian kelebihan ke 1,628,00
    kas negara 0,000
Jumlah pembayaran ke 37,444,000,00
    kontraktor 0
8,954,000,00
    LAporan fisik 22% 0
28,490,000,00
    KERUGIAN NEGARA 0

9. Lampiran-Lampiran yang diperlukan.


a. Kontrak pada tanggal 1 Februari 2018 antara Departemen “A”
(Ir.Batara penanggungjawab proyek) dan PT. Bintang Terang sebesar
Rp 40,7 M. Kontrak bernomor: K/GDK/II/2018 tanggal 1 Februari 2018.
b. Berita Acara Serah Terima, dalam kasus ini Progres fisik berdasarkan
dokumen kontraktor dan Manajer Konstruksi pada tanggal 22/12/2018
menunjukkan capaian sebesar 96%. Kontrak diputus. BAST (Berita
Acara Serah Terima) tanggal 24/12/2018. Tidak terdapat jaminan
pemeliharaan
c. Surat Permintaan Penyidik Polri melalui surat Nomor: 255/X/2019
tanggal 13 Mei 2019 tentang Permintaan Bantuan Audit PKKN atas
Dugaan Kasus Penyimpangan pada Pembangunan Gedung Kantor
Departemen “A” pada Tahun 2018.
d. Surat Tugas Audit PKKN Nomor: ST.12/INPS/PKKN/IV/2019 Tanggal
18 Mei 2019 yang dikeluarkan oleh Inspektorat Jenderal Departemen
“A”, dengan jangka waktu penugasan 20 hari kerja.(Dalam penugasan
PKKN auditor forensik yang ditugaskan adalah: Aman Setia AK, CFrA

6
sebagai Ketua Tim, Bambang Permadi AK dan Chandra Kusuma AK.
Sebagai Anggota Tim tim)
e. Laporan Audit Forensik pada 13 Mei 2019 dan perhitungan atas audit
PKKN (Penghitungan Kerugian Keuangan Negara) dengan
berpedoman kepada bahan-bahan yang telah disiapkan oleh penyidik
yaitu: 1).Laporan Hasil Audit Auditor Eksternal tanggal 22/2/2019 ,
2).BAP Penyidik atas Konsultan Pengawas tanggal 7 Mei 2019, 3).
Bukti-bukti lainnya yang diperlukan telah disita dan disiapkan oleh
penyidik.
f. Perhitungan kerugian Negara dimana nilai sesuai kontrak sebesar
Rp40, 7 Milyar, dan dibayar sesuai progress fisik 96% sebesar
Rp39,072,000,000, sesuai audit eksternal diketahui bahwa progress
fisik hanya sebesar 92% sehingga terdapat kelebihan bayar sebesar
Rp1,628,000,000 atau 4%, sesuai perhitungan yang dilakukan secara
cermat berpedoman kepada hasil atas LHA terungkap bahwa sesuai
BAP (Berita Acara Pemeriksaan) terhadap Konsultan Pengawas pada
tanggal 7 Mei 2019, realisasi fisik pada tanggal 19/12/2018 adalah
sebesar 22% dengan dukungan perhitungan progres fisik dari
Konsultan yang bersangkutan sehingga di peroleh kerugian negara
sebesar Rp28,490,000,000,

“Demikian laporan hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan


negara dibuat untuk dapat digunakan sesuai keperluan.”

Jakarta , 13 Juni 2019

Mengetahui: Tim Audit,


Inspektorat Jenderal Departemen

7
“A”

1. Aman Setia AK, CFrA (Ketua


ttd................. (Penyidik Polri) Tim)
NIP......................... 2. Bambang Permadi AK
Tanpa Cap (AnggotaTim)
3. Chandra Kusuma AK
(Anggota Tim)

Anda mungkin juga menyukai