Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi lanjutan

Dosen : Dr.Tendy Wato,SE.,MSi.,AK.,CPA.,MM.,MKom

Hari/Tanggal : ................................................

KASUS (4 SOAL= 80%)

1. SOAL No.1

• Pada bulan Oktober 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai pembobolan dana
oleh PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) di 14 bank hanya Rp 2,4 triliun, lebih
kecil dari dugaan sebelumnya Bareskrim Polri yang mencapai Rp 14 triliun.
• Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa PT SNP diduga telah melakukan tindak pidana
pemalsuan dokumen, penggelapan, penipuan, dan pencucian uang. "Modusnya dengan
menambahkan, menggandakan, dan menggunakan daftar piutang (fiktif) berupa data
list yang ada di PT SNP”.
• Saat itu SNP Finance dalam status dikenakan sanksi pembekuan kegiatan usaha oleh
OJK. Pembekuan berlaku sejak 14 Mei 2018 karena belum menyampaikan keterbukaan
informasi kepada seluruh kreditur dan pemegang MTN sampai batas waktu sanksi peringatan
ketiga, sesuai pasal 53 POJK nomor 29/2014. "Dengan dibekukannya kegiatan usaha, maka
SNP Finance dilarang melakukan kegiatan usaha pembiayaan,"
• Sanksi PKU dari OJK yang kedua tersebut tertuang dalam surat No. S-555/NB.2/2018 tanggal
27 September 2018. SNP Finance telah melanggar Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 18 ayat (1)
POJK Nomor 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
• Sementara itu, dua kantor akuntan publik (KAP) ditengarai terlibat dalam kasus tersebut. Pada
Oktober 2018, OJK resmi memberikan sanksi administratif berupa pembatalan
pendaftaran kepada Auditor Publik (AP) Marlinna, Auditor Publik (AP) Merliyana
Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan yang
merupakan salah satu KAP di bawah Deloitte Indonesia.
• Laporan Keuangan Tahunan PT SNP Finance, perusahaan pembiayaan, telah diaudit AP dari
KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
• Namun demikian, berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP Finance yang masuk Grup
Columbia (toko yang menyediakan pembelian barang secara kredit ), terindikasi telah menyajikan
laporan keuangan yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya sehingga menyebabkan kerugian banyak pihak.
• Pengenaan sanksi terhadap AP dan KAP oleh OJK mengingat LKT yang telah diaudit tersebut
digunakan SNP untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan menerbitkan MTN (Medium
Term Notes) yang berpotensi mengalami gagal bayar dan/atau menjadi kredit bermasalah.

1
. Pertanyaan:

1. Rekayasa laporan keuangan merupakan salah satu modus yang sering dilakukan korporasi
untuk kepentingan bisnisnya. Jelaskan Pasal Larangan melakukan manipulasi terhadap
audit keuangan yang dilakukan AP dalam UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
dan Peraturan Menteri Keuangan 154/MK.1/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Akuntan Publik.?
2. Apa prinsip Etika yang dilanggar oleh AP dan KAP dengan menggunakan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik (IAPI) ?
3. Pasal SAK dan SPAP yang telah dilanggar oleh AP dan KAP ?

2. SOAL No.2

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (IDX: AISA) merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan.

Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga yang nantinya
berkembang menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPS-Food). Dimulai dari
memproduksi bihun jagung dengan nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo,
Jawa Tengah.

Tiga Pilar Sejahtera memiliki badan hukum perseroan terbatas pada tahun 1992 dan go public
pada tahun 2003. Saat ini, TPS Food sudah memegang sertifikasi ISO 9001:2008, HACCP,
dan Halal (MUI)

Hingga saat ini KAP Amir Abdi Jusuf Aryanto, Mawar & Rekan (Afiliasi dari RSM
International) masih dalam proses penyelidikan terkait over statement pada LKT 2017 PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Hal ini terkait dengan kasus berikut ini:
• Penggelembungan ditemukan setelah manajemen baru AISA meminta dilakukan investigasi
atas LKT perusahaan tahun 2017. Hasil investigasi menemukan over statement hingga Rp 4
triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup TPS Food dan sebesar Rp
662 miliar pada pos penjualan serta Rp 329 miliar pada EBITDA (laba sebelum bunga,
pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis Food.
• Ditemukan pula dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari
Grup TPS Food kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
• Menariknya, investigasi atas lapkeu AISA ini dilakukan oleh PT.EY dan bukan oleh KAP
EY. Adapun PT EY ditunjuk untuk melakukan penelaahan atas beberapa akun dalam
laporan keuangan, di mana ruang lingkup penugasan adalah investigasi berbasis fakta
terhadap EBITDA dan Laporan Posisi Keuangan pada 2017. .
• Khusus KAP tersebut di atas, karena masih dalam penyelidikan, OJK belum merilis sanksi.

2
Pertanyaan:
1. Pasal 3 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik menyebutkan akuntan publik
memberikan jasa assurance seperti histori dari jasa atas informasi keuangan, jasa review
atas informasi keuangan assurance dan jasa assurance lainnya (termasuk investigasi).
Jelaskan dugaan pelanggaran oleh PT.EY terhadap UU No. 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik !
2. Jelaskan kaitan terjadinya Kasus tersebut di atas dengan Sistem Pengendalian Internal
(Internal Control) dari PT AISA !
3. Sambil menunggu pemeriksaan oleh OJK dan PPPK Kementerian Keuangan terhadap AP
maupun KAP yang tersebut di atas, mereka melakukan dengan sinergi antara pemangku
kepentingan. Maka Mengacu pada Undang-Undang (UU) 5/2011 tentang Akuntan Publik
dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 154/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Akuntan Publik, ada beberapa sanksi yang siap menanti.
a. Jelaskan Pelanggaran yang dilakukan Auditor tersebut terhadap Pasal dari SAK,
SPAP dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
b. Menurut Pendapat Saudara Sanksi apa yang akan dikenakan terhadap AP dan KAP
tersebut di atas ?

3. SOAL No.3

Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup suram untuk beberapa kantor akuntan publik
(KAP) terkenal di Tanah Air. Setidaknya, hingga awal Agustus 2019, diantaranya terkait
dengan KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja (Member dari Ernst and Young Global
Limited/EY)
• Akhir bulan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk mengenakan
sanksi kepada Sherly Jakom dari KAP Purwanto, Sungkoro dan Surja karena
terbukti melanggar undang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik.
Alhasil, Surat Tanda Terdaftar (STTD) Sherly dibekukan selama 1 tahun.
• Pemberian sanksi tersebut terkait penggelembungan (over statement) pendapatan
senilai Rp 613 miliar untuk laporan keuangan tahunan (LKT) periode 2016 pada PT
Hanson International Tbk (MYRX).
• PT Hanson International Tbk (MYRX) berdiri pada tanggal 7 Juli 1971 dengan nama
PT Mayer Tex. Perusahaan tersebut awalnya bergerak di bidang tekstil, lantaran
bisnis utama Keluarga Tjokrosaputro semula adalah kain batik. Pada 1991 Mayer
Tex mengubah namanya menjadi PT Hanson Industri Utama Tbk, kemudian berubah
menjadi PT Hanson Internasional Tbk pada 2004. Melalui induk usaha Hanson Grup
itulah, perkembangan bisnis Keluarga Tjokrosaputro melesat hingga mencakup 41
bidang usaha. Mulai perbatikan, pabrik tekstil dan garmen, pabrik serat sintetis,
properti, hotel, konstruksi, pabrik sepatu, angkutan udara, dan beberapa bank.
• Pendapatan yang dimaksud terkait dengan penjualan Kaveling Siap Bangun (Kasiba)
yang diakui dengan metode akrual penuh, meskipun dalam LKT yang dimaksud tidak
diungkapkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
• Atas kesalahan ini OJK juga memberikan sanksi kepada:
a. Direktur Utama Hanson International Benny Tjokrosaputro alias Bentjok sebesar
Rp 5 miliar karena bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut. 
b. Entitas PT Hanson International yang merupakan developer perumahan, juga kena
sanksi denda Rp 500 juta;
c. Direktur Adnan Tabrani juga dinilai bertanggungjawab atas pelaporan ini dijatuhi
sanksi sebesar Rp 100 juta.
d. MRYX juga diminta untuk melakukan restatement atas LKT 2016 dengan
merevisi perolehan pendapatan.

3
Pertanyaan:
1) Sherly Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan Surja
terbukti melanggar Udang-Undang Pasar Modal telah melanggar Pasal 66 Undang-
Undang Pasar Modal jis. paragraf A 14 SPAP SA 200 dan Seksi 130 Kode Etik
Profesi Akuntan Publik - Institut Akuntan Publik Indonesia.
Jelaskan terkait dengan jenis pelanggaran dalam kasus tersebut di atas ?
2) Jelaskan kaitannya kasus tersebut dengan SA 220 : Pengendalian Mutu untuk Audit
atas Laporan Keuangan; SA 240 : Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan
Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan; SA 315 : Pengidentifikasian
dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas
dan Lingkungannya serta SA 330 : Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah
Dinilai
3) Bila dilakukan restatement atas LKT 2016 maka menurut Saudara Opini apa yang
akan dikeluarkan oleh KAP?

4. SOAL No.4

Pada Juni 2019, Kementerian Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(P2PK) juga mengenakan sanksi pembekuan izin selama 12 bulan terhadap Akuntan
Publik (AP) Kasner Sirumpea atas LKT 2018 dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Sanksi ini diberikan karena kesalahan penyajian LKT 2018 terkait dengan perjanjian
kerja sama penyediaan layanan konektivitas dengan PT Mahata Aero Teknologi.
Sementara, KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (Member dari
BDO International), hanya mendapatkan sanksi berupa perintah tertulis untuk
melakukan perbaikan kebijakan dan prosedur.
Nilai perjanjian yang dimaksud mencapai US$ 239,94 juta. Kekeliruan ini menyebabkan
perusahaan mampu mencatatkan keuntungan sebesar US$ 809.946, dari sebelumnya rugi
US$ 216,58 juta. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan
auditor tidak menerapkan sistem pengendalian mutu dalam pemeriksaan laporan Garuda
Indonesia.
Terkait hal tersebut, baik AP dan KAP dikenakan sanksi yaitu Pasal 25 Ayat (2) dan Pasal
27 Ayat (1) UU Nomor 5 tahun 2011 dan Pasal 55 Ayat (4) PMK No 154/PMK.01/2017.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kemenkeu yang berkoordinasi dengan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), regulator terkait, dan Institut Akuntan Publik Indonesia. Adapun hasil
pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. AP Kasner Sirumapea belum sepenuhnya mematuhi Standar Audit (SA) - Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), yaitu SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian
Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya, SA 500 Bukti Audit, dan SA 560 Peristiwa Kemudian.
2. KAP belum menerapkan Sistem Pengendalian Mutu KAP secara optimal terkait
konsultasi dengan pihak eksternal.

Kemenkeu dan OJK berkomitmen mengembangkan dan meningkatkan integritas sistem


keuangan dan kualitas profesi keuangan, khususnya profesi AP. Profesi ini berperan
sebagai penjaga kualitas pelaporan keuangan yang digunakan oleh publik/(stakeholders)
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) mempunyai kewenangan melakukan

4
pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan
Publik(KAP) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik (Pasal 49), Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
Publik, dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 154/PMK.01/2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik.

Pertanyaan:
1) Apakah terjadinya Kasus tersebut di atas menunjukkan adanya kelemahan dari Sistem
Pengendalian Internal PT GIAA. Jelaskan Evaluasi Atas Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal di PT GIAA.
2) Sebutkan secara ringkas Pasal yang dilanggar oleh AP terhadap Kode Etik Profesi
Akuntan Publik.

3) Jelaskan Sanksi terhadap AP atas pelanggaran SAK (SA 315 Pengidentifikasian dan
Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya, SA 500 Bukti Audit, dan SA 560 Peristiwa Kemudian).
4) Jelaskan mengenai jenis pelanggaran atas sanksi yang dikenakan yaitu Pasal 25 Ayat
(2) dan Pasal 27 Ayat (1) UU Nomor 5 tahun 2011 dan Pasal 55 Ayat (4) PMK No
154/PMK.01/2017
5) Jelaskan Pasal Sistem Pengendalian Mutu KAP (SPAP) yang terkait konsultasi dengan
pihak eksternal terkait dengan kasus tersebut di atas..

……………………….SELAMAT BEKERJA…………………………..

Anda mungkin juga menyukai