Anda di halaman 1dari 4

CAPAIAN INDIKATOR SASARAN TAHUN 2020

TAHUN 2020
TAHUN
No. INDIKATOR KINERJA
2019 CAPAIAN KATEGORI
TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
1. Derajat Desentralisasi Fiskal % 9,10 10,12 9,99 98,67
(DDF)*

2. Opini BPK WTP WTP WTP WTP

1. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan :


a. Derajat Desentralisasi Fiskal
Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2020 sebesar 9,99% diperoleh dari
komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2020 sebesar Rp 175.518.944.949,09
dibandingkan dengan total Pendapatan Daerah Tahun 2020 sebesar
Rp 1.757.707.108.484,17. Realisasi Derajat Desentralisasi Fiskal Tahun 2020 sebesar 9,99%
lebih rendah 98,67% dibandingkan dengan target nya sebesar 10,12%. Dapat diartikan
indikator ini tidak mencapai target yang sudah ditetapkan karena realisasi jumlah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibawah target jumlah PAD yang ditetapkan.
 Jumlah Pendapatan Asli Daerah
Pada Tahun 2020 dari target PAD sebesar Rp.179.581.644.475,22 terealisasi sebesar
Rp. 175.518.944.949,09 atau 97,74 %, tidak memenuhi target yang ditetapkan,
disebabkan :
 PAJAK DAERAH
Target Pajak Daerah secara keseluruhan ditetapkan sebesar Rp.26.020.835.000
terealisasi sebesar Rp.27.481.457.076,50 atau 105,61%. Semua pajak daerah di
Kabupaten Sampang dikelola oleh BPPKAD Kabupaten Sampang. Realisasi pajak
daerah yang tidak memenuhi target diantaranya :
a) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Realisasi pajak ini sebesar 65,29% disebabkan beberapa hal yaitu :
1. Beberapa objek pajak pertambangan belum memiliki izin pertambangan,
sehingga tidak bisa dikenakan pajak.
2. Sebagian besar material untuk pembangunan jalan dan jembatan berupa
barang pabrikan yang tidak dikenakan Pajak Material Bukan Logam.

 RETRIBUSI DAERAH
Target Retribusi Daerah secara keseluruhan ditetapkan sebesar
Rp.21.453.052.795,00 terealisasi sebesar Rp. 15.910.210.326,00 atau 74,16%.
Sedangkan retribusi yang dikelola oleh BPPKAD adalah retribusi pemakaian kekayaan
daerah dan retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/Villa. Dari kedua retribusi
yang di kelola tersebut, retribusi pemakaian kekayaan daerah yang prosentase
pencapaiannya sebesar 110,26%. Capaian retribusi 110,26% tersebut diperoleh dari
hasil retribusi penyewaan tanah dan bangunan dan ruangan. Sedangkan retribusi
tempat penginapan/pesanggrahan/Villa capaiannya sebesar 135,91%.
 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
Target hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditetapkan sebesar
Rp. 6.526.646.327,00 terealisasi sebesar Rp. 6.451.077.700,01 atau 98,84%.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah berasal dari bagian Laba yg dibagikan kepada
Pemda (Deviden) atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Daerah/BUMD PDAM,
Deviden Bank Jatim, PT. GSM dan PT. BPR BAS.
 LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Target lain-lain PAD yang sah ditetapkan sebesar Rp. 125.581.110.353,22 terealisasi
sebesar Rp. 125.676.199.846,58 atau 100,08%. Lain-lain PAD yang Sah diperoleh dari
hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, hasil penjulan aset lainnya,
penerimaan jasa giro, tuntutan ganti kerugian daerah, pendapatan denda atas
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda
retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian,
dan hasil dari pemanfaatan kekayaan daerah.

b. Opini BPK
Tujuan pemeriksaan atas laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat/opini atas
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan.
Opini WTP diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai dan tidak ada
salah saji yang material atas pos-pos laporan keuangan. Secara keseluruhan Laporan
Keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP). Kriteria pemberian opini, adalah: (a) kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan; (b) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures); (c) kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (d) efektivitas sistem pengendalian intern
(SPI). Keempat jenis opini yang bisa diberikan oleh BPK tersebut dasar pertimbangan
utamanya adalah kewajaran penyajian pos-pos laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Menurut Opini BPK, Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2019,
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah
Kabupaten Sampang tanggal 31 Desember 2019, dan realisasi anggaran, perubahan saldo
anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk Tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) atau disebut
dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), jadi capaian kinerja indicator ini tercapai
100%.

3. Permasalahan
Penyebab permasalahan dari tidak tercapainya target indikator kinerja tersebut adalah :
i. Indikator capaian kinerja Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) dan Jumlah Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tidak tercapai 100% disebabkan Pengelolaan Pendapatan Daerah belum
optimal :
a. Kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai sehingga pengawasan pajak belum
optimal
b. Belum ada integrasi database pajak daerah dengan DPMTSP, KPP Pratama,
Notaris.PPATS
c. Belum ada profiling basis data yang handal, valid, dan tersistem sehingga potensi
dapat diukur
d. Kesadaran dan kepatuhan WP / WR masih rendah
e. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah

4. Upaya Mengatasi

Solusi permasalahan pada belum optimalnya Pengelolaan Pendapatan Daerah


yaitu :

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang perpajakan ( Penagih, Pemeriksa,


penilai pajak dan juru sita pajak, dll
b. Melakukan modernisasi teknologi informasi pajak daerah dan integrasi database pajak
dengan pihak terkait
c. Melakukan pemuktahiran Basis Data Pajak Daerah
d. Sosialisasi kepada masyarakat ( WP/WR) untuk membayar pajak / retribusi tepat waktu

5. Dukungan Program
1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Pendapatan Daerah
2. Program Pengelolaan Akuntansi dan Pelaporan
3. Program Pengelolaan Aset Daerah
4. Program Pengelolaan Anggaran Daerah
5. Program Penatausahaan Belanja Daerah

Anda mungkin juga menyukai