2012
OGAN KOMERING ULU
A. Gambaran Wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan, dengan luas wulayah 361.760 hektar. Ibu Kota kabupaten ini adalah Baturaja. Dengan UU No. 37
Tahun 2003, kabupaten ini dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten Ogan Komering Ulu (induk)
2. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
3. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
A.2 Topografi
Topografi terdiri dari dataran rendah berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan rata-rata tingginya 45 –
1.643 meter di atas permukaan laut. Puncak yang paling tinggi adalah Gunung Seminung (1.881 meter) yang
terletak di daerah Banding Agung. Bentuk wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu bervariasi dari datar
sampai bergunung-gunung atau dari 0–2 % hingga diatas 40 %, dengan rincian sebagai berikut: lereng 0-2 %
seluas 61.781 ha, lereng 2-15 % seluas 142.968 ha dan lereng 15-40 % seluas 71.564 ha.
A.4 Pemerintahan
Kabupaten Ogan Komering Ulu dikepalai oleh seorang bupati.Bupati dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh 3 (tiga) organisasi perangkat staf pemerintah daerah, yaitu Sektretaris Daerah (Sekda), Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Inspektorat.Bappeda disamping bertugas secara teknis
juga mengkoordinasi dan mengintegrasikan usaha penyusunan rencana dan program kerja.Inspektorat
merupakan unsur pengawasan dengan tugas pokok melakukan pengawasan umum atas jalannya roda
pemerintahan daerah sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.
Wilayah Ogan Komering Ulu meliputi areal seluas 3.617,60 km2. Kabupaten ini terdiri dari 12 kecamatan, yaitu:
Tabel A-1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Tahun 2010
No Nama Kecamatan Luas [km2] No Nama Kecamatan Luas [km2]
1. Lengkiti 700,00 7. Peninjauan 453,69
2. Sosoh Buay Rayap 260,40 8. Lubuk Batang 507,22
3. Pengandonan 94,79 9. Sinar Peninjauan 190,00
4. Semidang Aji 467,53 10. Baturaja Timur 148,87
5. Ulu Ogan 236,00 11. Lubuk Raja 126,00
6. Muara Jaya 298,00 12. Baturaja Barat 134,86
Sumber: Ogan Komering Ulu Dalam Angka 2010/2011
B. Potensi Wilayah
B.1 Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai
sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu daerah (region) tanpa memperhatikan
pemilikan atas sektor produksi.Secara agregatif PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah
menghasilkan pendapatan/balas jasa faktor-faktor yang ikut berproduksi di daerah tersebut. Berikut dibawah
ini tabel PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu yang dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha (9 sektor
ekonomi) dari tahun 2006 hingga tahun 2010.
Rata-rata kenaikan PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun pada periode 2006 – 2010 adalah 4,88%.
Listrik, gas dan air minum merupakan sektor penyumbang PDRB yang paling kecil, hal ini bisa menjadi indikasi
sedikitnya jaringan listrik, gas, dan air minum di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Tabel B-2 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kabupaten Ogan Komering Ulu
Berdasarkan Kecamatan, Tahun 2010
Jumlah
Kepadatan Sex
No Kecamatan Desa Penduduk Rumah
[Jiwa/km2] Ratio
[Jiwa] Tangga
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan penduduk perempuan dan laki-laki. Pada tahun 2010 sex
ratio sebesar 105,13. Jika dilihat sex ratio per kecamatan, sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Ulu Ogan
yaitu sebesar 109,81 dan terendah di Kecamatan Baturaja Timur sebesar 101,32.
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas, mereka terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Perbandingan penduduk yang tergolong angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja
dikenal dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dimana pada tahun 2010 sebesar 65,64%.
Berdasarkan Lapangan pekerjaan dari 228.242 orang yang bekerja, 38,11% bekerja di sektor pertanian,20,05%
bekerja di sektor jasadan 3,89% di sektor industri.
Maka bisa dikatakan, tiap tahun upah minimum kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan
selalu mengalami kenaikkan.
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Rp 662.000 Rp 743.000 Rp 824.750 Rp 927.825 Rp 1.048.440
IV Panjang Jaringan
Tenaga Menengah m 406.883 406.883 406.883
2.Tenaga Rendah m 339.884 339.884 339.884
Air bersih
Air yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2010 sebanyak 4.730.060 m3 dan
air yang disalurkan sebanyak 4.581.848 m3. Sementara itu jumlah konsumen PDAM Kabupaten Ogan
Komering Ulu sampai dengan Desember 2010 sebanyak 9.788 pelanggan yang terdiri dari 9.450 rumah
tangga, 51 perusahaan/hotel/penginapan dan 287 tempat ibadah/sosial lainnya.
Jalan raya
Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan luas 361.760 Hektar merupakan kawasan yang tidak berbatasan
langsung dengan laut, sehingga alat angkut dan sarana perhubungan utama yang ada di daerah ini adalah
sarana perhubungan darat, baik berupa kendaran roda dua, roda empat atau lebih maupun kereta api. Secara
geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup diuntungkan karena daerah ini dilalui oleh jalan lintas tengah
sumatera, akibatnya mobilitas penduduk, barang dan jasa dari dan ke Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup
tinggi sepanjang tahun.
Dengan tingginya mobilitas penduduk,barang dan jasa tersebut mengakibatkantumbuhnya sektor-sektor
ekonomi pendukung, yang tentu saja dapat menyerap tenaga kerja. Untuk itu, agar proses dan keterkaitan
ekonomi tersebut dapat terus tumbuh maka pemeliharaan jalan dan jembatan serta penambahan ruas jalan
harus dilakukan dengan lebih baik lagi. Pada tahun 2010 jalan darat di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang
telah diaspal sepanjang 413.066 km, jalan kerikil sepanjang 100.950 km, dan jalan yang masih tanah sepanjang
98.650 km.
Pos dan Telekomunikasi
Banyak surat yang dikirim dari suatu wilayah ke wilayah lain dapat menunjukkan tingkat hubungan
masyarakat suatu daerah. Selama tahun 2010 banyaknya surat terdaftar yang dikirim melalui Kantor Pos dan
Giro dalam wilayah Ogan Komering Ulu yaitu, surat biasa sebanyak 5.952 surat, dan yang diterima sebanyak
45.639 surat. Selain itu pada tahun 2010 terdapat 2.722 surat kilat dikirim, dan 25.902 surat kilat diterima yang
tercatat di kantor Pos Baturaja.
Saat ini alternatif media komunikasi yang semakin banyak dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain pesawat
telepon, faximile, e-mail, dan lain-lain. Selain itu, dengan semakin maraknya penggunaan telephon genggam
(HP), maka banyak dari masyarakat lebih memilih menggunakan fasilitas SMS (Short Message Service) sebagai
pengganti surat, hal ini tentu saja berdampak pada penurunan jumlah surat yang dikirim melalui Kantor Pos,
dan Giro di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Sementara itu, jumlah satuan sambungan telepon (SST) yang telah terpasang di Kabupaten Ogan Komering
Ulu sampai dengan desember 2010 adalah 1.149 SST untuk bisnis, 4.822 SST untuk rumah tangga, dan 15 SST
untuk sosial. Sementara warung telekomunikasi (Wartelkom) yang beroperasi dalam wilayah Kantor UPP
Baturaja pada bulan Desember 2010 berjumlah 2 dengan banyaknya sambungan 6 SST.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sumbawa menurut draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 – 2032 adalah sebagai berikut:
Tabel B-6 Kawasan Lindung Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 - 2032
Luas
No Kawasan Lindung Lokasi Keterangan
[ha]
1. Hutan Lindung Kecamatan Ulu Ogan, Muara 55.698 Kemiringan lereng >40% atau berada
Jaya, Lengkiti (Bukit Nanti) pada ketinggian 2000 m dpl atau jenis
tanah bersolum dangkal
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Sempadan sungai Sepanjang Sungai Ogan dan 39.246 Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri
sistim anak-anak sungai kanan sungai besar dan 50 meter di kiri
lainnya (ada sekitar 61 anak kanan anak sungai yang berada di luar
sungai) pemukiman. Untuk sungai di kawasan
pemukiman berupa sempadan sungai
yang diperkirakan cukup untuk
dibangun jalan inspeksi (10 – 15 meter)
Sempadan Mata air/danau kecil lainnya Sama dengan kriteria sempadan sungai,
danau/waduk 100 m untuk danau besar, 50 m untuk
danau kecil, dan 10 – 15 m di kawasan
pemukiman
Sekitar mata air Mata air/danau kecil lainnya 233 Radius 200 m dari sumber mata air
Luas
No Kawasan Lindung Lokasi Keterangan
[ha]
Taman wisata Bukit Lesung Bintang Kawasan pelestarian alam yang
alam terutama dimanfaatkan untuk
pariwisata dan rekreasi alam.
5. Kawasan Rawan Bencana Alam
Tanah longsor Kecamatan Ulu Ogan, kemiringan 30-40 %, daerah aliran
Kecamatan Pengandonan, sungai (tebing/gigirsungai)
Kecamatan Muara Jaya,
Kecamatan Lengkiti,
Kecamatan Sosoh Buay
Rayap, Sepanjang Sungai
Ogan dan anak-anak sungai
Banjir Sepanjang Sungai Ogan dan dataran rendah (kemiringan 0-3 %)
anak anak sungai Kecamatan
Baturaja Barat, Kecamatan
Baturaja Timur, Semidang Aji,
Sinar Peninjauan, Peninjauan
dan Lubuk Batang
Bencana gempa Kecamatan Ulu Ogan, Pengaruh gempa vulkanik disekitar
Kecamatan Lengkiti, Pengunungan Bukit Barisan
Pengandonan dan Sosoh
Buay Rayap
Tabel B-7 Kawasan Budidaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 - 2032
Gambar B-1 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering UluTahun 2012 -
2032
Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun, 2012 - 2032
C. Peluang Investasi
Peluang investasi energi terbarukan di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah pembangkit listrik
tenaga panas bumi (PLTPB) dan pembangkit listrik tenaga air skala mikro (PLTMH).Kedua
potensi energi tersebut berada di kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Ogan Ulu. PLTPB
berada di Bukit Jambul Asahan, sedangkan potensi PLTMH adalah air terjun Kambas di Desa Ulak
Lebar.Menurut Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi panas bumi Bukit
Jambul Asahan adalah sebesar 5 MWe, sedangkan potensi air terjun Kambas adalah sebesar
4,083 MW.
Beberapa Profil investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan tenaga air yang menjadi
informasi penting bagi calon investor adalah sebagai berikut:
a. Tahapan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi
Tahapan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi menurut Undang-undang No.
27 Tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Survei pendahuluan
Eksplorasi
Studi kelayakan
Eksploitasi
pemanfaatan
Dari semua kegiatan di atas, pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan survei
pendahuluan dan dapat melakukan eksplorasi, sedangkan kegiatan lainnya sepenuhnya
dilakukan oleh badan usaha.Ijin eksplorasi untuk badan usaha adalah 3 tahun. Ijin tersebut
dapat diperpanjang maksimum dua kali, dengan masa perpanjangan masing-masing satu
tahun.Waktu maksimum yang diberikan pemerintah untuk melakukan uji kelayakan adalah 2
tahun. Ijin studi kelayakan hingga pemanfaatan energi panas bumi diberikan selama 30
tahun.
1
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 Tahun 2009
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di dalam wilayah usahanya dan penggunaan
energi ramah lingkungan, PT. PLN (Persero) ditugaskan untuk membeli tenaga listrik dari
pembangkit listrik panas bumi. Pembelian tersebut dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT. PLN (Persero). Daya listrik tenaga panas bumi dibeli oleh
PT. PLN (Persero) dengan harga patokan tertinggi sebesar 9,70 sen USD/kWh.
c. Harga jual listrik tenaga air2
PT. PLN (Persero) wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang
menggunakan energi terbarukan skala keeil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan
10 MW atau kelebihan tenaga listrik (excess power) dari badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat guna
memperkuat sistem penyediaan tenaga listrik setempat.
Penetapan harga pembelian listrik oleh PT. PLN adalah sebagai berikut:
Rp. 656/kWh x F, jika terinterkoneksi pada Tegangan Menengah;
Rp. 1.004/kWh x F, jika terinterkoneksi pada Tegangan Rendah.
Dimana F merupakan faktor insentif sesuai dengan lokasi pembelian tenaga listrik oleh PT
PLN (Persero).Untuk wilayah Sumatera ditetapkan F = 1,2sehingga tenaga listrik yang
dihasilkan oleh air terjun Kambas dapat dijual kepada PLN dengan harga:
Rp 656/kWh x 1,2 = Rp 787,2/kWh jika terkoneksi pada tegangan menengah, dan
Rp 1.004/kWh x 1,2 = Rp 1.204,8/kWh jika terkoneksi pada tegangan rendah.
d. Kondisi lahan investasi pembangkit listrik tenaga air terjun Kambas
Secara spesifik air terjun Kambas di Desa Ulak Lebar, Kecamatan Uluogan, Kabupaten OKU,
terdiri dari tiga level.Masing-masing level memiliki ketinggian berbeda. Level satu air terjun
dengan ketinggian sekitar 40 meter, level kedua sekitar 12 meter, dan level ketiga ketinggian
sekitar 8 meter. Level ketiga air terjun kambas inilah yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan masyarakat yang dialirkan melalui pipa. Jarak Desa Ulak Lebar berkisar 1 kilometer
dari air terjun Kambas.
Air terjun Kambas dikelilingi oleh perbukitan dan hutan serta terdapat bebatuan besar yang
tak rata. Sedangkan air yang mengalir dari air Terjun Kambas ini menuju sungai Ogan. Lokasi
air terjun Kambas berada dalam kawasan hutan lindung dan tidak terdapat pemukiman
2
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 4 Tahun 2012
penduduk, memiliki ketinggian 425 meter di atas permukaan laut dengan koordinat
04006.765° S dan 103044.785° E.
e. Investasi dibidang pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan pembangkit listrik tenaga air
bukan merupakan daftar negatif investasi menurut Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010
tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan dibidang Penanaman Modal.
Pada tahun 2011 rasio elektrifikasi diKabupaten Ogan Komering Ulu adalah 86%, yang berarti 14%
desa di kabupaten tersebut belum teraliri listrik PLN. Desa-desa tersebut merupakan peluang
pasar bagi investor pembangkit listrik. Pada tabel berikut merupakan keterangan desa yang
belum mendapatkan aliran listrik.
Tabel C-1 Desa Yang Belum Mendapatkan Listrik di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun 2012
No Desa Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga
Total 451
Sumber: Antara News.com
Jika diasumsikan jumlah kepala keluarga setiap desa adalah 300, dan setiap keluarga
membutuhkan daya terpasang minimal 500 W, maka peluang pasar bagi investor adalah 68 MW,
dengan rincian sebagai berikut:
Peluang pasar di Kabupaten Ogan Komering Ulu:
(300 KK + 400 KK) x 500 W = 350.000 W = 0,35 MW
Peluang pasar di kabupaten sekitar Kabupaten Ogan Komering Ulu
451 desa x 300 KK x 500 W = 67.650.000 = 67,65 MW
3
www.indoenergo.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energi_5643.html
Satuan
Biaya Investasi
[USD/kW]
A. Biaya Eksplorasi 150,00
B. Biaya Pengembangan Lapangan 2.620,00
Perizinan 20.00
Pemboran sumur produksi 750.00
Sistem pengelolaan uap 250.00
Pembangkit listrik dan konstruksi 1,500.00
Transmisi 100.00
Total keseluruhan (A + B) 2.770,00
Biaya Operasi dan Pemeliharaan
C. Biaya operasi dan pemeliharaan US¢ 2.2/kWh
Jika seluruh potensi panas Bukit JambulAsahan di eksploitasi untuk mengantisipasi pertumbuhan
kebutuhan listrik setiap tahun, maka investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit
listrik tenaga panas bumi tersebut adalah 2,770 [USD/kW] x 5,000 [kWe] = USD13,850,000 dengan
biaya tambahan untuk operasi, dan pemelihaaran sebesar 0.022 [USD/kWh] x 5,000 [kWe] = 110
[USD/hour].
Pembangkit listrik mikro hidro
Pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Ogan Komiring Ulu telah menghitung biaya
pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk memanfaatkan potensi air terjun
Kambas adalah sebesar 1,5 miliar Rupiah. Berikut tabel rincian biaya/besaran investasi yang
dibutuhkan.
Tabel C-4 Biaya yang Dibutuhkan untuk Pembangunan PLTA Air Terjun Kambas Tahun 2006
3. Pajak 140.000.000
Total 1.500.000.000
Sumber: Sriwijaya Post Mobile, 20 Februari 2012.
Beberapa hukum dan peraturan yang terkait dengan investasi Pembangkit Listrik Tenaga panas
bumi adalah:
1. Undang-undang No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.
Beberapa hal yang diatur oleh Undang-undang ini antara lain penguasaan pertambangan
panas bumi; kewenangan pengelolaan pertambangan panas bumi; wilayah kerja kegiatan
oprasional, dan pengusahaan; perizinan, dan hak, dan kewajiban pemegang izin usaha
pertambangan panas bumi.
2. Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Beberapa hal yang diatur pada Undang-undang ini antara lain kebijakan dasar penanaman
modal; bentuk badan usaha, dan kedudukan; perlakuan terhadap penanaman modal;
ketenagakerjaan; bidang usaha; hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal;
fasilitas penanaman modal; penyelenggaraan urusan penanaman modal; kawasan ekonomi
khusus; dan ketentuan peralihan.
3. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi.
Beberapa hal yang diatur pada Undang-undang ini antara lain kebijakan energi, dan dewan
energi nasional; pengelolaan energi; kewenangan pemerintah, dan pemerintah daerah serta
ketentuan peralihan.
4. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
Beberapa hal yang diatur pada undang-undang ini antara lain rencana umum
ketenagalistrikan, usaha ketenagalistrikan, perizinan, penggunaaan tanah, harga jual, sewa
jaringan, dan tarif tenaga listrik.
5. Peraturan Pemerintah N.o 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi.
Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain tahapan kegiatan usaha panas bumi;
lelang wilayah kerja, Izin Usaha Pertambangan panas bumi (IUP), hak dan kewajiban
pemegang IUP, data panas bumi, dan ketentuan peralihan.
6. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi.
Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain tanggung jawab pemerintah,
pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat, pelaksanaan konservasi energi,
kemudahan, insentif dan disinsentif.
7. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain penggunaan kawasan hutan untuk
kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan (pembangunan instalasi pembangkit
listrik), izin penggunaan kawasan, monitoring, dan evaluasi.
8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 Tahun 2009 tentang Harga
Pembelian Tenaga Listrik Panas Bumi.
9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 4 Tahun 2012 tentang Harga
Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang
Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.
10. Peraturan Menteri Perindustrian No. 04/M-IND/PER/1/2009 tentang Pedoman Penggunaan
Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain tingkat komponen dalam negeri
infrastruktur ketenagalistrikan, pelaksanaan pembangunan, penilaian besaran TKDN, dan
referensi pengadaan barang dan jasa.