Anda di halaman 1dari 10

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN CONCRETE

JACKETING DENGAN PROSENTASE BEBAN RUNTUH YANG BERVARIASI

Arifi Soenaryo, M. Taufik H dan Hendra Siswanto


Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

ABSTRAK

Teknik perbaikan beton bertulang semakin berkembang pesat seiring dengan


kemajuan jaman, tidak hanya material yang digunakan namun perkuatan strukturpun
mengalami berbagai macam perkembangan yang luar biasa terutama dalam hal inovasi
baru, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh kita. Salah satu dari sekian banyak
metode perkuatan struktur adalah perkuatan dengan Concrete Jacketing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kapasitas maksimum kolom
beton bertulang setelah diadakan perbaikan dengan Concrete Jacketing sebagai salah satu
metode perkuatan struktur yang ada.
Persentase pembebanan yang diberikan sebelum diperbaiki dengan Concrete
Jacketing adalah 65%, 75% dan 85% dari beban runtuh dan pengujian dilakukan pada saat
kolom beton bertulang berumur 28 hari. Mutu beton yang digunakan pada kolom eksisting
265,589 kg/cm2 dengan rasio penulangan 2,1904%, sedangkan pada jacket 267,804 kg/cm2
dengan rasio penulangan 1,71% . Dalam analisa mencari kapasitas kolom setelah
Jacketing, mutu beton dianggap sama 267,804 kg/cm2 sesuai dengan batasan masalah yang
kita buat, campuran beton yang digunakan 1 : 2.07 : 1.53 dengan faktor air semen 0,48.
Benda uji berjumlah 12 buah dengan dimensi eksisting 10x10x60, pada saat Jacketing
16x16x60 dengan 4 perlakuan berdasar variasi pembebanan.
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa variasi persentase pembebanan berpengaruh
terhadap kapasitas kolom beton bertulang dalam menerima beban. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa yang paling efektif dilakukan perbaikan dengan menggunakan Concrete
Jacketing adalah pada pembebanan 75% dari beban runtuh, karena menunjukkan
peningkatan yang paling besar.

Kata Kunci : perbaikan beton bertulang, Concrete Jacketing, beban runtuh


PENDAHULUAN Suatu kontruksi, misalnya sebuah
gedung berfungsi antara lain sebagai
Perkuatan struktur beton bertulang tempat yang aman bagi setiap kegiatan
kini juga mengalami kemajuan. Hal ini yang dilakukan di dalamnya. Ketika
terbukti dari penemuan-penemuan seperti fungsi itu tidak lagi dapat dipenuhi oleh
chemical contruction yaitu ilmu kimia gedung tersebut, maka dikatakan bahwa
yang menunjang disiplin ilmu sipil. Ada gedung tersebut telah mengalami
bermacam inovasi perkuatan struktur kegagalan. Artinya gedung tersebut
yang saat ini telah dan sedang diteliti sudah tidak lagi mempunyai karakteristik
diantara metode yang umum dilakukan dan kinerja seperti yang dirancang
adalah memperpendek bentang dari sebelumnya. Misalnya juga suatu gedung
struktur dengan beton maupun baja, yang telah sekian tahun beroperasi.
memperbesar dimensi daripada beton Karena kegiatan yang semakin intensif
(Concrete Jacketing), menambah plat dalam gedung ini maka kemudian gedung
baja, melakukan eksternal prestressing, tersebut perlu ditingkat lebih tinggi lagi.
dll.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 91


Sehingga yang akan terjadi adalah yang terjadi. Cara ini dilakukan karena
kegagalan kontruksi. lebih efisien baik dari segi waktu maupun
Kegagalan struktur beton bertulang biaya daripada harus membangun
pada gedung dapat disebabkan oleh kembali gedung tersebut.
berbagai faktor antara lain: kesalahan Sebagai penelitian akan diambil
konsep/desain, kesalahan pelaksanaan Sistem Cocrete Jacketing sebagai salah
atau dapat pula terjadi karena perubahan satu alternatif perkuatan struktur yang
pemanfaatan gedung. cukup efesien. Terutama akan difokuskan
Masalah-masalah tersebut dapat pada kolom yang merupakan elemen
diatasi dengan suatu perkuatan struktur struktur yang sangat penting yang
beton dengan bahan tertentu yang tentunya perlu juga ketika konstruksi
dilakukan berdasarkan jenis kerusakan mengalami suatu kegagalan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kolom adalah batang tekan terjadi di seluruh tinggi kolom pada
vertikal dari rangka (frame) struktural lokasi-lokasi tulangan sengkang. Dalam
yang memikul beban dari balok. Kolom keadaan batas keruntuhan (limit state of
meneruskan beban-beban dari elevasi failure), selimut beton pada kolom
atas ke elevasi yang lebih bawah hingga bersengkang (pada kolom bersengkang)
akhirnya sampai ke tanah melalui atau diluar spiral (pada kolom berspiral)
fundasi. Karena kolom merupakan akan lepas sehingga tulangan
komponen tekan, maka keruntuhan pada memanjangnya akan mulai kelihatan.
satu kolom merupakan lokasi kritis yang Apabila bebannya terus bertambah, maka
dapat menyebabkan collapse (runtuhnya) terjadi keruntuhan dan tekuk lokal (local
lantai yang bersangkutan, dan juga buckling) tulangan memanjang pada
runtuh batas total (ultimit total collapse) panjang tak tertumpu sengkang atau
seluruh lantainya. spiral. Dapat dikatakan bahwa dalam
Keruntuhan kolom struktural keadaan batas keruntuhan, selimut beton
merupakan hal yang sangat berarti lepas dahulu sebelum lekatan baja-beton
ditinjau dari segi ekonomi maupun segi hilang.
manusiawi. Oleh karena itu dalam
merencanakan kolom perlu lebih Sistem Perkuatan Concrete Jacketing
waspada, yaitu dengan memberikan Concrete jacketing adalah salah
kekuatan cadangan yang lebih tinggi satu dari sekian banyak teknik yang
daripada yang dilakukan pada balok dan digunakan dalam perbaikan dan
elemen struktur horison lainnya. Terlebih perkuatan beton bertulang. Concrete
lagi karena keruntuhan tekan tidak Jacketing dilakukan dengan cara
memberikan peringatan awal yang cukup memperbesar penampang melintang
jelas. beton bertulang yang telah ada dengan
Apabila beban pada kolom lapisan baru beton tambahan yang juga
bertambah, maka retak akan banyak diperkuat dengan tulangan

Gambar 1. Penampang Melintang Perkuatan Concrete Jacketing

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 92


Concrete jacketing adalah suatu sistem dari semakin berkembangnya pemenuhan
perkuatan atau perbaikan beton dengan kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut
cara meyelimuti beton yang telah ada dapat bermacam-macam bentuknya
dengan beton tambahan. Keuntungan tergantung dari sampai sejauh mana
utama dari sistem ini adalah memberikan teknologi tersebut mempengaruhi
peningkatan dan pertambahan batas efektifitas, nilai dan mutu dari suatu
daripada kekuatan dan duktilitas beton, pekerjaan.
dan keuntungan kedua, bahwasannya Dalam teknologi perbaikan
jacket dalam melindungi dari kerusakan struktur beton bertulang, khususnya
fragment dan struktur yang diperbaiki perbaikan retakan dapat dilakukan
memiliki kemampuan dalam menerima dengan cara injeksi, yaitu injeksi dengan
beban, karena jacket dapat mengurangi low pressure. Retakan yang tidak terlalau
kegagalan geser langsung (direct shear), panjang, biasanya terjadi pada struktur
namun dapat juga menyediakan balok, kolom dan plat lantai dapat
peningkatan kapasitas struktur itu sendiri. diperbaiki denga cara injeksi tekanan
Dalam melakukan perkuatan dengan rendah (low pressure).
Concrete jacketing biasanya digunakan Sedangkan perkembangan
bahan micro concrete yang sifatnya dapat teknologi perkuatan struktur dapat
memadat sendiri tanpa bantuan vibrator bermacam-macam bentuknya. Salah
(self compaction) dimana micro concrete satunya adalah perkuatan dengan sistem
adalah suatu campuran beton dengan concrete jacketing. Selain itu juga
ukuran butiran agregat yang kecil (< 0,25 terdapat teknologi perkuatan lainnya
mm), agregat yang digunakan sebagai seperti dengan menggunakan lembaran
campuran dalam micro concrete ini Carbon Fibre Reinforced Polymer, Steel
biasanya adalah pasir silika yang Bonding Plat, Shotcrete dan lain
mempunyai gradasi yang heterogen. sebagainya
Terdapat cukup banyak teknologi
dalam perbaikan dan perkuatan struktur Hipotesis Penelitian
beton bertulang. Pengembangan Diduga terdapat pengaruh
teknologi dalam perbaikan dan struktur perbaikan kolom beton bertulang dengan
biasanya dilakuakn oleh pihak Concrete Jacketing dengan variasi
perusahaan. Teknologi perbaikan dan pembebanan yang telah ditentukan
perkuatan struktur berkembang cepat terhadap kapasitas kolom beton
sesuai dengan kebutuhan akan teknologi bertulang.
tersebut. Suatu teknologi muncul akibat

METODOLOGI PENELITIAN
Pembuatan benda uji pada masing-masing perlakuan seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Perlakuan Pada Benda Uji
Benda uji Kolom 10 x 10 x 60
Tebal jacket - 3 cm 3 cm 3 cm
% pembebanan runtuh 100% 65% 75% 85%
Jumlah benda uji 3 3 3 3
Prosedur Pembuatan Benda Uji 1. Persiapan material dan peralatan yang
Tahapan-tahapan dalam pembuatan akan digunakan untuk pembuatan
benda uji eksisting adalah sebagai benda uji
berikut:

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 93


2. Analisa bahan meliputi agregrat halus yang baik antara beton kolom
dan kasar eksisting dengan beton jacket
3. Pembuatan cetakan beton (bekisting) 2. Mencuci bagian permukaan beton
4. Pemasangan tulangan yang telah dicoak untuk mebersihkan
5. Pencampuran bahan beton dengan kotoran-kotoran yang bisa
menggunakan mesin pencampur mempengaruhi daya rekat jacket.
beton (Concreting Mixer) 3. Pembuatan bekisting dan pemasangan
6. Memasukan campuran adukan beton tulangan.
kedalam bekisting 4. Pencampuran bahan beton dengan
7. Perawatan (curing) menggunakan mesin pencampur
8. Pelepasan bekisting. beton (Concreting Mixer)
5. Memasukan campuran adukan beton
Tahapan-tahapan dalam perbaikan benda kedalam bekisting
uji dengan concrete jacketing adalah 6. Perawatan (curing)
sebagai berikut: 7. Pelepasan bekisting.
1. Setelah pembebanan sampai 65%,
75%, 85% beban runtuh, benda uji Prosedur pengujian
dipersiapkan untuk diberi perkuatan Tahapan-tahapan pebuatan benda uji
jacketing dimana terlebih dahulu adalah sebagai berikut:
permukaan beton dibuat lebih kasar 1. Setelah perawatan selama 28 hari
dari keadaan semula dengan cara sejak pengecoran, pembebanan
mencoak (chiping) bagian permukaan dilakukan. Kolom beton ditempatkan
beton yang akan diperbaiki. Hal ini pada alat uji. Kemudian kolom diberi
bertujuan untuk memberi perekatan beban aksial eksentris seperti gambar
dibawah.

Gambar 2. Kolom Kondisi Eksisting

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 94


2. Benda uji 1 (jumlah=3) dibebani 4. Permukaan beton eksisting pada
sampai 100% runtuh (preloading) langkah 3 di coak (chiping) dengan
sebagai kolom kontrol, didapat Pmax tujuan untuk memberi lekatan yang
3. Benda uji 2, 3, 4 dibebani sampai cukup dengan jacket.
dengan 65%, 75%, 85% beban runtuh 5. Dipasang concrete jacketing dengan
(Pmax), kemudian beban dihilangkan. tebal 3cm seperti pada gambar
dibawah.

Gambar 3. Kolom Kondisi Jacketing

6. Dilakukan perawatan merupakan variabel bebas adalah


7. Kolom yang telah direpair dibebani prosentase pembebanan runtuh.
sampai 100% runtuh. 2. Variabel terikat (dependent variable)
yaitu variabel yang tergantung pada
Variabel Penelitian variabel bebas. Variabel terikat dalam
1 Variabel bebas (independent penelitian ini adalah P ultimit,
variable) yaitu variabel yang defleksi dan pola retak pada kolom
perubahannya bebas ditentukan oleh beton bertulang.
peneliti. Dalam penelitian ini yang

PEMBAHASAN
Pengujian Kuat Tekan Beton berupa benda uji silinder dengan
Pengujian kuat tekan beton diameter 8 cm dan tinggi 16 cm. Tujuan
dilakukan setelah beton berumur 28 hari dari pengujian ini adalah untuk
atau sesaat sebelum dilakukan mengetahui mutu beton aktual. Tabel 1
pembebanan pada kolom betonnya, yaitu menunjukkan besarnya gaya tekan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 95


hancur beton untuk FAS 0.48, serta beton rata – rata dari hasil pengujian kuat
menunjukkan besarnya nilai kuat tekan tekan beton.
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Silinder
Uji Kuat Tekan Beton Silinder Ø8 cm
Luas Permukaan Silinder = (1/4) π d2 = 50.2654825 cm2
Sebelum Dijaketi
Berat Bacaan Kuat
Silinder alat Tekan f'c rata " f'c rata "
(gr) (kN) (Kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
A 1975 204.4 349.82087
1 B 1853 148.4 253.97953 310.971
C 1960 192.3 329.11229
A 2015 155.3 265.78855
2 B 1865 131.1 224.37141 250.842
C 1932 153.3 262.36565
265.5889
A 1905 123.5 211.36437
3 B 1932 181.3 310.28632 258.144
C 1810 147.7 252.78152
A 1880 148.8 254.66411
4 B 1975 152.6 261.16763 242.399
C 1945 123.5 211.36437

Sesudah Dijaketi
Berat Bacaan Kuat
Silinder alat Tekan f'c rata " f'c rata "
(gr) (kN) (Kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
A 1853 131.7 225.39828
1 B 1905 122.1 208.96834 245.251
C 1905 176.1 301.38676
A 1955 149.4 255.69099
2 B 1832 199.5 341.43475 297.507 267.8043
C 2010 172.6 295.39668
A 1860 143.9 246.278
3 B 1910 141.5 242.17051 260.654
C 1905 171.5 293.51408
Sumber : Hasil Pengujian

Pengujian Kolom dengan kolom setelah dilakukan


Uji pembebanan dilakukan pada perbaikan yang mempunyai dimensi 16 x
frame uji lentur yang telah dipasangi 16 x 60 cm sehingga jumlah total benda
dongkrak hidrolik yang dihubungkan uji sebanyak 12 buah benda uji. Macam
dengan pompa. Kolom yang akan diuji pengujian dikelompokkan menjadi 4
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok berdasarkan pada perlakuan
kolom sebelum dilakukan perbaikan yang yang berbeda, seperti ditunjukkan pada
mempunyai dimensi 10 x 10 x 60 cm, Tabel 3.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 96


Tabel 3. Pengelompokkan Kolom

No Kolom PERLAKUAN

1 KLM Kontrol I Dibebani sampai runtuh dan nilai P yang diperoleh sebagai
acuan (100%)
KLM Kontrol II

KLM Kontrol III

2 KLM 65%. I - Dibebani 65 % Pmaks (preloading)

KLM 65%. II - Kolom diperbaiki dengan sistem “Concreete Jacketing”


- Kolom yang sudah diperbaiki dibebani sampai runtuh
KLM 65%. III (reloading)

3 KLM 75%.I - Dibebani 75 % Pmaks (preloading)

KLM 75%.II - Kolom diperbaiki dengan sistem “Concreete Jacketing”


- Kolom yang sudah diperbaiki dibebani sampai runtuh
KLM 75%.III (reloading)

4 KLM 85%.I - Dibebani 85 % Pmaks (preloading)

KLM 85%.II - Kolom diperbaiki dengan sistem “Concreete Jacketing”


- Kolom yang sudah diperbaiki dibebani sampai runtuh
KLM 85%.III (reloading)

Pengujian Hipotesis Concrete Jacketing sebagai salah satu


Pengujian hipotesis digunakan metode perbaikan.
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh H11 = Hipotesis awal yang menyatakan
variasi persentase beban runtuh terhadap bahwa ada pengaruh perbaikan kolom
kapasitas kolom berdasarkan dari data beton bertulang menggunakan Concrete
kuat tekan maksimum masing – masing Jacketing sebagai salah satu metode
kolom pada saat pengujian di perbaikan.
laboratorium. Pengujian hipotesis ini Dan :
menggunakan analisis T – Test dengan Ho1 = Hipotesa awal yang menyatakan
Software SPSS versi 10. bahwa variasi persentase beban tidak
Pengujian juga dilakuakan untuk berpengaruh pada beban ultimit.
mengetahui ada tidaknya pengaruh H11 = Hipotesis alternatif yang
perbaikan kolom beton bertulang denga menyatakan bahwa variasi persentase
menggunakan Concrete Jacketing pembebanan berpengaruh pada beban
sebagai salah satu metode perbaikan yang ultimit.
dipakai. Dari analisa didapatkan bahwa
Hipotesis yang diambil adalah : variasi pembebanan 65% dengan 85%
Ho1 = Hipotesis awal yang menyatakan dan 75% dengan 85% mempunyai
bahwa tidak ada pengaruh perbaikan pengaruh yang nyata, begitu juga
kolom beton bertulang menggunakan perbaikan kolom beton bertulang dengan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 97


menggunakan Concrete Jacketing dan didapatkan P maks rata – rata sebesar
mempunyai pengaruh yang signifikan. 1584 kg, sehingga dapat diketahui nilai
pembebanan awal sebesar 65%, 75% dan
Pembahasan Mengenai Perbandingan 85% dari P maks rata – rata. Hasil
Kapasitas Kolom yg Diperbaiki perhitungan analitis didapatkan kapasitas
Menggunakan Concrete Jacketing kolom kontrol sebesar P = 2646,0367 kg.
dengan Variasi Beban Runtuh Grafik hubungan antara beban dan
Kolom Kontrol (KLM kontrol I, deformasi (lendutan) pada KLM kontrol
KLM kontrol II, KLM kontrol III) yang I, KLM kontrol II dan KLM kontrol III
dibebani 100% sampai runtuh, digunakan dapat dilihat pada gambar 4. Dan grafik
sebagai acuan untuk menentukan variasi rata – rata hubungan antara beban dan
beban dan menjadi kontrol untuk deformasi (lendutan) pada seluruh
mengetahui peningkatan kekuatan pada pembebanan dapat dilihat pada gambar
kolom setelah dilakukan perbaikan 5.
dengan Concrete Jacketing. Kolom yang telah dibebani
Dari hasil pengujian didapat P dengan persentase beban runtuh yang
maksimum, KLM kontrol I = 1320 kg, telah direncanakan diperbaiki
KLM kontrol II = 1452 kg dan KLM menggunakan Concrete Jacketing
kontrol III = 1980 kg. Dari ketiga nilai P sebagai salah satu metode perbaikan yang
maksimum tersebut diambil rata – rata ada.

Grafik hubungan beban dan lendutan dengan


pembebanan 100% runtuh

2500
BLK Kontrol I

2000 BLK Kontrol II

1500 BLK Kontrol III


P (kg)

1000

500

0
0 5 10 15
Lendutan (mm)

Grafik 4. Grafik Hubungan Beban – Lendutan Kolom Kontrol

Tabel 4. Nilai P maksimum dan Lendutan Kolom Beton Bertulang Saat Runtuh
Persentase Lendutan
P maks Rata - rata Kenaikan Saat Rata - rata
No Kolom
( kg ) ( kg ) P maks Runtuh ( mm )
(%) ( mm )

KLM Kontrol I 1320 13,88


1
KLM Kontrol II 1452 1584 0 12,08 12,55333
KLM Kontrol III 1980 11,7

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 98


KLM I 65% + jkt 8712 5,34
2 KLM II 65% + jkt 8448 8448 433,333333 3,8 6,003333
KLM III 65% + jkt 8184 8,87

KLM I 75% + jkt 9108 6,23


3 KLM II 75% + jkt 9504 9548 502,777778 3,15 4,87
KLM III 75% + jkt 10032 5,23

KLM I 85% + jkt 7128 1,46


4 KLM II 85% + jkt 6864 6908 336,111111 3,14 4,198333
KLM III 85% + jkt 6732 7,995

Sumber : Hasil Pengujian

Grafik rata - rata hubungan beban dan lendutan pada seluruh


pembebanan

10000 Rata KLM Kontrol


Rata KLM 65% + jkt
8000
Rata KLM 75% + jkt
6000
P (kg)

Rata KLM 85% + jkt


4000

2000

0
0 5 10 15
Lendutan (mm)

Grafik 5. Grafik Hubungan Beban – Lendutan Pada Seluruh Pembebanan

Terlihat pada Tabel, pada kolom dengan maksimum rata – rata berturut – turut
65% beban runtuh (KLM I 65%, KLM II sebesar 9548 kg dan 6908 kg, dengan
65% dan KLM III 65%) dengan membandingkan dengan P maksimum
perbaikan Concrete Jacketing didapatkan rata – rata kolom kontrol sebesar 1584 kg
P maksimum rata – rata sebesar 8448 kg. didapat prosentase peningkata P
Sedangkan pada kolom dengan 75% maksimum rata-rata, untuk kolom dengan
beban runtuh (KLM I 75%, KLM II 75% 65% beban runtuh sebesar 433.333%,
dan KLM III 75%) dan kolom 85% kolom dengan 75% beban runtuh sebesar
beban runtuh (KLM I 85%, KLM II 85% 502.778% dan kolom dengan 85% beban
dan KLM III 85% ) didapatkan P runtuh sebesar 336.111%

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan keseragaman dari data uji kuat tekan
yang telah diuraikan, maka dapat beton menunjukkan bahwa data –
disimpulkan sebagai berikut : data tersebut adalah seragam,
1. Hasil pengujian statistik dengan kemudian dari uji T diperoleh
menggunakan uji F untuk mencari kesimpulan bahwa perbaikan dengan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 99
Concrete Jacketing mempunyai Jacketing setelah menerima beban
pengaruh yang signifikan, dan runtuh awal sebesar 75% P
pengaruh yang nyata terlihat pada maksimum.
variasi pembebanan 65% dengan 85% 3. Metode perbaikan dengan
dan varisi pembebanan 75% dengan menggunakan Concrete Jacketing
85%, sedangkan pada variasi dapat diterapkan pada kolom beton
pembebanan 65% dengan 75% tidak bertulang setelah menerima beban
terlihat pengaruh yang nyata. runtuh sebesar 75% - 85% P
2. Kolom beton bertulang paling efektif maksimum agar didapat hasil yang
untuk diperbaiki dengan Concrete signifikan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada pelaksanaan penelitian serta semua pihak
Laboratorium Bahan Konstruksi, Jurusan atas dukungan dan partisipasinya selama
Sipil Fakultas Teknik Universitas penelitian
Brawijaya Malang sebagai tempat

DAFTAR PUSTAKA
G. Nawy, Edward, 1990, Beton Ersoy, Tankut, and Suleiman. 1993,
Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Behavior of Jacketed Column, ACI
Bandung. Eresco Structural Journal, vol.90, no3 Mei-
Mosley, W. H dan Bungley, J. H. 1989, Juni 1993. Detroit. American
Perencanaan Beton Bertulang. Concrete Institute.
Jakarta. Erlangga. Crawford E John, Malvar Javier.L,
Dipohusodo, Istimawan. 1999, Struktur Wesevich W James, Valencius
Beton Bertulang. Jakarta. Gramedia Joseph and Reynold D Aaron, 1997,
Pustaka Utama. Retroit of Reinforced Concrete
R.Park and Paulay, 1975, Reinforced Structures to Resist Blast Effects,
Concrete Structures, New Zealand. ACI Structural Jurnal, Vol.94 No.4,
Departement of Civil Engineering July-August 1997.
University of Canterbury. Adi Prasetya, 2005, Perilaku Kolom
Struktur Beton, ISBN. 979 – 9156 – 22 – Pendek Akibat Temperatur Tinggi
X, Badan Penerbit Universitas Dengan Ketebalan Selimut Beton
Semarang. Yang Berbeda, Jurnal Teknik Sipil,
Dicky Rezaldy Munaf, MS.,MSCE, DR. Vol.5 No.2, April 2005. Program
Ir., dkk 2003. Concrete Repair and Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Maintenance. Jakarta. Penerbit: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Yayasan John Hi-Tech Idetama.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658 100

Anda mungkin juga menyukai