Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2016, VOL.16. NO.

Residu Antibiotika Dalam Air Susu Segar yang Berasal Dari


Peternakan di Wilayah Aceh Besar
(Antibiotic Residuesin Water Fresh Milk Derivat From Farms in
TheTerritory of Aceh Besar )
Nellita Meutia1, T. Rizalsyah1, Saiful Ridha1, Mitha Kurnia Sari1
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri1
Email: nellita_meutia@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya residu antibiotika pada susu segar
yang berasal dari peternakan di wilayah Aceh Besar (Pagar air dan Saree) dengan
menggunakan10 sampel susu sapi segar. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala.Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode Kundrat dan Bacillus stearothermophillus sebagai bakteri penguji.Bakteri
pengujian dari 4 tabung Nutrien agar miring, dimasukkan dalam 250 ml Nutrien agar bersuhu
40ºC - 45ºC dengan menggunakan ose, dihomogenkan selanjutnya dimasukkan dalam penangas
air dengan suhu 50ºC selama 20 menit. Diambil 15 ml dimasukkan ke masing-masing cawan
petri steril lalu dibiarkan membeku. Diambil 10 ml susu menggunakan pipet steril masukkan
dalam tabung reaksi steril, dipanaskan menggunakan penangas air pada suhu 80ºC selama 5
menit, didinginkan sampai suhu 65ºC, tuang susu tersebut ke dalam cawan petri steril. Letakkan
kertas cakram steril pada susu menggunakan pinset steril,ditutup dan dibiarkan 15 menit,
diambil kembali dan diletakkan pada permukaan cawan petri berisi Nutrien agar yang berisi
bakteri Bacillus stearothermophillus, dieramkan dalam inkubator dengan suhu 55ºC selama 12
jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel yang diperiksa seluruhnya
mengandung residu antibiotika yang sensitive terhadap kuman penguji. Pagar Air 5 sampel susu
(100%) dan Saree 5 sampel susu (100%)
Kata kunci: Air susu, residu antibiotika, Bacillus stearothermophillus

Abstract
This study aims to determine the presence of antibiotic residues in fresh milk derived
from two farms in the region of Aceh Besar (Pagar Air danSaree) by using fresh milk.
Examination conducted at Microbiology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Syiah
Kuala University. Examination conducted by using Kundrat Method and Bacillus
strearothermophillus as examiner bacteria. Examination bacteria from 4 tubes Nutrients Agar
slant, put in 250 ml nutrient agar have a temperature 40 oC - 45oC by using ose, homogenized
next included in water bath with temperature of 50 oC for 20 minutes. Taken 15 ml inculed to
respective sterile petridist then let freeze. Taken 10 ml milk use sterile pipette input in sterile
test tube, heated use water bath in 80ºC temperature for 5 minutes, cooled until
65ºC temperature,pour the milk into sterile petridist. Putting sterile disk paper in milk use
sterile tweezers, closed and let 15 minutes, taken back and placed in petridist surface contained
nutrient agar which contains Bacillus stearothermophillus bacteria, incubated in incubator
with 55ºC temperature for 12 hours. Research result indicate that from 10 sample examined
entire sample contain antibiotic residue that is sensitive to examiner germ. Pagar Air 5 milk
(100%) sample and Saree 5 milk (100%) sampel.
Keywords: Milk, antibiotic residue, Bacillus stearothermophillus.

Pendahuluan alaminya tidak dikurangi atau ditambah


Susu merupakan cairan yang berasal sesuatu apapun dan belum mendapat
dari ambing ternak perah sehat dan bersih. perlakuan apapun, kecuali proses
Diperoleh dengan cara pemerahan yang benar pendinginan. Antibiotika merupakan zat yang
sesuai ketentuan yang berlaku. Kandungan dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi

1
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2016, VOL.16, NO.1

yang dapat menghambat pertumbuhan atau Residu antibiotika dapat diukur


dapat membasmi mikroba jenis lain dan dengan beberapa cara, salah satunya dengan
merupakan segolongan senyawa, baik alami cara microbiological assay dari Kundrat.
maupun sintesik. Antibiotika mempunyai Metode mikrobiologi dari kundrat adalah cara
efek menekan atau menghentikan suatu proses yang dianggap baik, cepat dan sensitif. Prinsip
biokimia di dalam organisme, khususnya kerja dari metode ini adalah dengan melihat
dalam proses infeksi oleh bakteri. Residu daerah hambatan (zona hambatan = zona
antibiotika merupakan zat antibiotika inhibition) yang dihasilkan oleh antibiotika
termasuk metabolitnya yang terkandung terhadap kuman penguji. Salah satu kuman
dalam daging, telur dan susu, baik sebagai penguji yang biasa digunakan untuk jaringan
akibat langsung maupun tidak langsung dari dan air susu ialah Bacillus
penggunaan antibiotika (SNI 7424: 2008). stearothermophillus (Sudarwanto, 1990).
Residu obat seperti antibiotik dapat dijumpai Pemakaian antibiotika yang terus
pada daging maupun susu bila pemakaian menerus dan tidak memperhatikan waktu
obat-obatan hewan tidak sesuai dengan henti pemberian antibiotika (withdrawal time)
petunjuk yang diberikan, misalnya waktu dalam bidang peternakan akan menimbulkan
henti obat tidak dipatuhi menjelang hewan residu antibiotika dalam produk hewaniyang
akan dipotong. dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas,
Sumber pencemaran antibiotika dalam resistensi dan kemungkinan keracunan
susu diantaranya terapi mastitis, terapi (Yuningsih, 2005).
penyakit dan terapi per Os. Menurut
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Materi dan Metode
Peternakan (2010), keberadaan antibiotika Materi penelitian air susu yang
didalam susu biasanya dihubungkan dengan diperiksa sebanyak 10 sampel yang diperoleh
kejadian mastitis terutama pengobatan dari peternakan di desa Pagar air dan Saree.
mastitis dengan antibiotika secara Air susu ditempatkan dalam labu erlenmeyer
intramamaria. Pengobatan secara parenteral dan dimasukkan ke dalam termos yang berisi
atau per Os juga memungkinkan adanya es, Selanjutnya Bakteri pengujian Basillus
residu antibiotik dalam air susu. Dampak stearothermophillus dari 4 tabung Nutrien
adanya pencemaran residu antibiotika pada Agarmiring dimasukkan ke dalam 250 ml
konsumen diantaranya munculnya reaksi Nutrien Agarbersuhu 40ºC - 45ºC,
alergi (residu penisilin), reaksi keracunan dihomogenkan, dan dimasukkan ke dalam
(residu streptomycin), gangguan penangas air dengan suhu 50ºC selama 20
mikrobiologik, kegagalan pengolahan susu menit. Sebanyak 15 ml Nutrien
(starter), mempengaruhi flora normal pada Agardimasukkan ke cawan dan dan dibiarkan
saluran pencernaan, resistensi terhadap membeku. Media siap digunakan atau
mikroorganisme berpengaruh pada disimpan didalam refrigenerator maksimum
lingkungan dan ekonomi. penggunaannya 7 hari.
Mastitis merupakan salah satu Air susu sebanyak 10 ml dimasukkan
penyakit yang sangat merugikan peternak ke dalam tabung reaksi, selanjutnya tabung
khususnya peternak sapi perah. Hal ini reaksi dimasukkan ke dalam penangas air
disebabkan penurunan produksi air susu dengan suhu 80ºC selama 5 menit,
dalam jumlah besar. Pengobatan terhadap didinginkan sampai suhu 65ºC dan
mastitis dan penyakit infeksi lainnya pada sapi dimasukkan ke dalam cawan petri.
perah umumnya dilakukan dengan antibiotika. Dengan menggunakan pinset, kertas
Penggunaan antibiotika yang kurang hati hati cakram steril dimasukkan ke dalam air susu,
dalam pengobatan ternak khususnya sapi ditutup dan dibiarkan selama 15 menit. Kertas
perah dapat menimbulkan masalah serius cakram tersebut diambil kembali dan
yaitu adanya residu antibiotika dalam air susu diletakkan diatas permukaan cawan petri
segar.Adanya residu antibiotika dalam air berisi Nutrien Agaryang berisi bakteri penguji
susu yang dikonsumsi dapat membahayakan Basillus stearothermophillus, cawan petri
kesehatan manusia seperti alergi, keracunan dieramkan dalam inkubator dengan suhu 55ºC
dan gangguan mikrobiologi. selama 12 jam.

2
Nellita Meutia, dkk. Residu Antibiotika

Tabel 1.Besarnya zona Hambatan yang ditimbulkan dalam pemeriksaan Residu


Antibiotika dalam Air Susu.
A. Tempat Pengambilan sampel Air susu Pagar Air (Banda Aceh).
Rata-rata diameter zona
NO Sampel Contoh Air Susu
hambatan (mm)
1 A1 24 A1+
2 A2 13 A2+
3 A3 24 A3+
4 A4 13 A4+
5 A5 21 A5+
Keterangan: (+) Air susu mengandung Antibiotika.

B. Tempat Pengambilan sampel Air susu Saree (Aceh besar).


Rata-rata diameter zona hambatan
NO Sampel Contoh Air Susu
(mm)
1. B1 23 B1 +
2. B2 26 B2 +
3. B3 24 B3 +
4. B4 20 B4 +
5. B5 22 B5 +
Keterangan: (+) Air susu mengandung Antibiotika

Bila hasilnya positif disekitar kertas produksi air susunya mengandung residu
cakram akan terdapat zona hambatan dan bila antibiotika.
hasilnya negatif maka tidak ditemukan adanya Hal ini dapat disebabkan kerena
zona hambatan. Konsentrasi antibiotika yang beberapa kemungkinan yaitu :Masa henti obat
berada dalam sampel air susu dapat ditentukan belum tercapai, Antibiotika yang digunakan
secara kualitatif, makin tinggi konsentrasinya dengan dosis yang tidak sesuai dengan
makin luas zona/daerah terang disekitar kertas anjuran yang telah ditetapkan oleh
cakram tadi. pemerintah, Ransum yang diberikan
mengandung residu antibiotika.
Hasil dan Pembahasan Antibiotika dalam bidang peternakan
Hasil penelitian ini menunjukkan digunakan untuk tujuan pencegahan dan
bahwa pemeriksaan residu antibiotika dalam pengobatan penyakit. Antibiotika yang sering
air susu berasal dari Pagar Air dan Saree digunakan dalam peternakan antara lain
dengan satu kali pengambilan pada sapi yang golongan penisilin (seperti prokain penisilin G
berbeda dapat dilihat pada tabel berikut. dan kalium penisilin G), golongan tetrasiklina
Jika dilihat gambaran dari masing (seperti tetrasiklin, oksitetrasiklin dan
masing tempat didapat contoh air susu yang klortetrasiklin), golongan aminoglikosida
mengandung residu Antibiotika yang sensitif (seperti gentamisin sulfat, neomisin dan
terhadap bakteri penguji yaitu, Pagar air dihidrostreptomisin sulfat) dan golongan
sebanyak 5 sampel (100%) dan Saree makrolida (seperti eritromisin dan tilosin).
sebanyak 5 sampel (100%). Sedangkan Residu antibiotika dalam makanan dan
perbedaan luas diameter zona hambatan yang minuman kemungkinan merupakan salah satu
terjadi pada air susu segar tersebut disebabkan faktor penyebab resistensi kuman terhadap
karena perbedaan konsentrasi antibiotika . antibiotika (Lestari dan Janahar, 2001).
Dari pemeriksaan 10 sampel air susu Peternak sapi perah umumnya
didapat bahwa 10 sampel tersebut menggunakan antibiotika pada akhir laktasi
menunjukkan hasil yang positif mengandung dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya
residu antibiotika sehingga dapat dinyatakan infeksi dan mencegah terjadinya infeksi baru
bahwa pada kedua peternakan ini hasil pada kelenjar ambing. Menurut Andrew

3
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2016, VOL.16, NO.1

(2001), pemberian antibiotika pada sapi perah disaluran cerna lebih lama daripada absorbsi
sebaiknya diberikan pada 45 sampai dengan didaerah suntikan yang langsung terhadap
60 hari periode kering kandang. Hal tersebut kapiler yang berporek residu antibiotika pada
bertujuan untuk mengurangi resiko dari residu susu pada peternak diantaranya hambatan atau
antibiotika pada susu saat periode laktasi. penolakan terhadap susu oleh loper atau
Lamanya keberadaan antibiotika berada koperasi susu yang akan berdampak pada
dalam susu tergantung dari beberapa faktor, kondisi perekonomian peternak. Pada industri
antara lain : dosis, cara pemberian dan jenis pengolahan susu seperti yogurt, efek residu
antibiotik. Secara umum diterapkan bahwa antibiotika ini akan sangat besar.
withdrawl time antibiotika spektrum sempit Efek yang dapat ditimbulkan
minimal 5 hari setelah pengobatan, untuk diantaranya produk susu akan mengalami
jenis antibiotika yang dapat membentuk depo kegagalan dalam pengolahan, rasa susu akan
(spektrum luas) memiliki withdrawl time berubah dan konsistensi susu tidak mencapai
selama 13 hari. kondisi yang optimal. Dampak negatif
Untuk menghindari terjadinya residu terbesar dari cemaran residu antibiotika pada
antibiotika pada susu dari segi kesehatan pangan asal ternak adalah hambatan atau
masyarakat dapat dilakukan beberapa penolakan terhadap berbagai produk ternak
pencegahan diantaranya pemeriksaan secara oleh negara pengimpor.
rutin dan sapi-sapi perah yang berada dalam Susu yang mengalami cemaran
terapi antibiotika sebaiknya berada di bawah antibiotika akan menunjukan kualitas yang
pengawasan dokter hewan terutama untuk rendah dan tentunya akan memberikan efek
menentukan dosis pemberian dan frekuensi negatif yang sangat tinggi. Oleh karena itu,
pemberian. Dari segi skala industri, susu yang penyingkiran atau penolakan oleh negara
diketahui mengandung residu antibiotika pengimport akan terjadi dan berujung pada
dapat dijadikan susu olahan seperti susu kerugian ekonomi negara (Bahri, 2008).
bubuk, susu kental manis dan susu steril.
Menurut Bahri (2008), pengontrolan Kesimpulan
penyakit secara biologis dengan menghindari Berdasarkan hasil penelitian yang
penggunaan bahan-bahan kimia atau obat- telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa air
obatan berbahaya secara berlebihan juga dapat susu segar yang diperiksa semuanya
dilakukan untuk menghindari terjadinya mengandung residu antibiotika yang sensitif
cemaran antibiotika. Selain itu, pengawasan terhadap kuman penguji. Pagar Air sebanyak
mutu pakan yang beredar perlu ditingkatkan, 5 sampel air susu segar (100%) dan Saree
termasuk terhadap obat hewan yang dicampur sebanyak 5 sampel air susu segar (100%).
dalam ransum ternak. Demikian pula
pemakaian obat hewan yang diberikan Daftar Pustaka
langsung kepada ternak perlu diawasi, baik Andrew, SM. 2001. Effect of Composition of
untuk pengobatan maupun pencegahan. Colostrum and Transition Milk from
Pengawasan sekaligus diikuti dengan Holstein Heifers on Specificity Rates of
penertiban pemakaian obat hewan di Antibiotic Residue Tests. Journal of
lapangan. Sementara menurut Martelet al., Dairy Science 83: 100-106.
2006, pencegahan cemaran antibiotika juga Bahri, S. 2008. Beberapa Aspek Keamanan
dapat dilakukan melalui penggunaan obat Pangan Asal Ternak di Indonesia.
hewan yang harus sesuai dengan ketentuan Pengembangan Inovasi Pertanian 1(3):
yang berlaku dengan memperhatikan antara 225-242. Jakarta: Balai Besar
lain waktu henti dan kesesuaian dosis. Selain Penelitian Veteriner
itu, penyimpanan obat hewan juga harus Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal
mengikuti petunjuk yang ada. Peternakan. (2010). Manajemen
Pada dasarnya waktu paruh untuk Pemeliharaan dan Kesehatan Pedet.
obat yang disuntikkan dan per oral sama, Batu Raden: Balai Besar Pembibitan
namun masa hentinya berbeda. Hal ini Ternak Unggul Sapi Perah.
disebabkan pada per oral adalah lebih panjang Lestari, P. dan Janahar M.2001. Residu
karena dosisnya pasti lebih tinggi. Absorbsi Antibiotika dalam Air Susu Sapi dan

4
Nellita Meutia, dkk. Residu Antibiotika

Peternakan di Jakarta. Jakarta:Pusat


Penelitian dan Pengembangan Farmasi
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Martel AC., Zeggane S., Drajnudel P., Faucon
JP., dan Aubert M. 2006. Tetracycline
Residues In Honey After Hive
Treatment. Food Additives and
Contaminants 23(3): 265-273.
SNI.2008. Metode Uji Tapis (Screening Test)
Residu Antibiotika pada Daging, Telur,
dan susu secara Bioassay. Jakarta: BSN
Sudarwanto.1990. Residu Antibiotika Dalam
Susu Pasteurisasi Ditinjau dari
Kesehatan Masyarakat. Laporan
Penelitian. Fakultas kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai