Anda di halaman 1dari 5

Berpikir Kritis dalam Menyikapi Masalah yang Timbul

Nabila Agatha

102019059

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : Nabila.102019059@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak : Berpikir kritis merupakan sebuah landasan seorang manusia dalam berpikir dan
mengambil keputusan. Dengan berpikir kritis akan menentukkan sikap seseorang saat
melihat suatu masalah atau kondisi yang sulit. Pada dunia kedokteran hal ini sering
terjadi,contoh pada kasus yang akan dibahas dimana dokter dihadapkan pada keputusan
tentang pendonoran organ tubuh. Pendonoran organ tubuh merupakan suatu hal yang
sering dilakukan pada dunia kedokteran. Tetapi seringkali terjadi saat pendonoran organ
terdapat masalah yang timbul dimana keluarga tidak setuju apabila organnya didonorkan.
Pada saat itu seorang dokter harus bisa menentukkan keputusannya, dengan berpikir kritis.

Kata Kunci : berpikir kritis,pendonoran organ

Abstract : Critical thinking is a cornerstone of a human being in thinking and making


decisions. With critical thinking will determine one's attitude when seeing a problem or
difficult condition. In the medical world this often happens, examples of cases that will be
discussed where doctors are faced with decisions about donor organs. Donating organs is
something that is often done in the medical world. But it often happens when the organ
donation there are problems that arise where the family does not agree if the organ is
donated. At that time a doctor must be able to determine his decision, with critical
thinking.

Keywords: critical thinking, organ donation

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting untuk setiap manusia. Saat berpikir kritis
seorang manusia bisa berpikir dengan benar secara logis,tidak mudah terpengaruh. Dengan
berpikir secara kritis seseorang akan mengambil keputusan dengan benar.

Di dalam dunia kedokteran, seorang dokter tentunya dituntut untuk berpikir secara kritis.
Dokter seringkali dihadapkan dengan masalah atau kondisi-kondisi yang sulit. Pada saat
kondisi-kondisi itulah seorang dokter harus berpikir secara kritis agar keputusannya yang
diambil tepat. Sebagai contoh dimana seorang dokter harus memilih keputusan dengan
benar adalah disaat proses pendonoran organ. Pendonoran organ merupakan kondisi
dimana seseorang bersedia menyumbangkan atau memberikan organ tubuhnya kepada
orang lain yang membutuhkan. Pendonoran organ bisa dilakukan oleh seseorang yang
masih hidup ataupun sudah meninggal.

Pada kasus ini dimana seseorang dengan inisial Mr.X ingin mendonorkan organnya saat ia
divonis mati oleh dokter. Tetapi keluarga Mr.X tidak setuju sehingga wasiat Mr.X pun
tidak dijalankan. Disaat seperti ini dokter perlu untuk berpikir kritis untuk menentukkan
keputusannya untuk mengikuti keinginan pasien atau keluarganya.

Kasus ini bisa juga ditinjau dengan kajian-kajian epistemologi, kajian-kajian etis
bagaimana sikap pendonor dan sikap keluarganya. Dan juga karena adanya dilema pada
kasus ini, bisa dilihat etika pengambilan keputusan. Semua itu akan berujung pada sikap
rasionalitas tindakan seorang dokter terhadap kasus yang akan dibahas, serta tanggung
jawab seorang dokter.

Rumusan Masalah

Mr. X ingin mendonorkan organ tubuhnya jika divonis mati oleh dokter yang merawatnya.
Tetapi keluarga Mr.X tidak menyetujui sehingga wasiat Mr.X tidak dijalankan

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari kasus ini adalah agar bisa memahami bagaimana berpikir kritis
saat dihadapkan dengan masalah dan memahami faktor-faktor lain yang memengaruhi
seseorang untuk berpikir kritis.

ISI

Berpikir Kritis
Berpikir kritis (critical thinking) adalah proses disiplin intelektual aktif dan kemahiran
dalam mengkonsep, menerapkann, dan mengevaluasi informasi dari hasil pengumpulan
atau ditimbulkan dari pengamatan, pengalaman, perenungan, penalaran atau komunikasi
sebagai petunjuk yang dapat dipercaya dan dalam bertindak

Berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting untuk setiap manusia. Saat berpikir kritis
seorang manusia bisa berpikir dengan benar secara logis,tidak mudah terpengaruh. Dengan
berpikir secara kritis seseorang akan mengambil keputusan dengan benar.

Berpikir kritis membuat seseorang untuk tidak mudah terpengaruh karena dengan berpikir
kritis seseorang tidak akan menerima suatu informasi. Tetapi seseorang yang berpikir kritis
akan menelaahnya terlebih dahulu dengan melihat fakta-fakta yang ada.

Berpikir kritis berperan sangat penting dalam penalaran klinis, karena berpikir kritis
mencakup ketepatan, ketelitian, bukti. Penalaran klinis artinya sebuah proses memecahkan
masalah menggunakan critical thinking atau berpikir kritis. Dengan begitu berpikir kritis
bisa meminmalisir resiko akan terjadinya kesalahan dalam bertindak contohnya pada
dokter.

Pada dokter berpikir kritis membantu nya dalam hampir setiap kegiatannya menjadi
seorang dokter. Seorang dokter bepikir kritis sehingga bisa mengurangi atau meniadakan
kesalahannya dalam bertindak. Dengan berpikir kritis seorang dokter akan mempunyai
kemampuannya untuk menggunakan thinking skills nya dan kemampuan untuk mengambil
pertimbangan klinis yang aman. Sedangkan proses berpikir kritis berlandaskan pada
pengetahuan yang dimiliki harus berjalan beriringan dengan pengalaman klinis dalam
membuat pertimbangan klinis.

Kajian Epistemologi

Epistemologi merupakan salah satu filsafat ilmu,epistemology sendiri memiliki arti tentang
teori pengetahuan. Epistemologi mempelajari hakikat dari pengetahuan dan rasionalitas.
Sedangkan secara epistemologi ada dua aliran atau dua sistem filsafat ilmu pengetahuan
yang mengkaji tentang bagaimana timbulnya dan prosedurnya suatu kebenaran itu sendiri,
aliran atau sistem tersebut adalah rasionalisme dan empirisme.

 Rasionalisme : rasionalisme memiliki arti sebuah pandangan yang berpegang


bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran.
 Empirisme : aliran ilmu pengetahuan berdasarkan metode atau teori yang
mengatakan bahwa pengetahuan didapatkan dari pengalaman
Keputusan Etis
Setiap individu mengambil keputusan atas dasar kemampuan dirinya untuk mengontrol
keputusan tersebut,hal tersebut sejalan dengan pengambilan keputusan etis yang terjadi
pada diri individualisme.
Filsafat Moral
Etika merupakan kata lain dari filsafat moral, filsafat moral mempelajari hal mana yang
dinilai baik dan hal mana yang dinilai buruk. Ajaran moral mengajarkan bagaimana kita
hidup, sedangkan etika prinsipnya lebih ingin mengetahui alas an kita harus menerapkan
sikap moral atau sikap bertanggung jawab ketika kita di hadapi berbagai cobaan
 Teleologi : eetika teleologi merupakan etika yang ditentukan oleh tujuan yang akan
dicapai. Keputusan atau tindakan yang dipilih bukan berdasarkan baik atau buruk
melainkan bergantung pada tujuan awal yang hendak dicapai.
Rasionalitas Tindakan dan Tanggung Jawab
Dalam menentukan tindakan yang benar diperlukan pemikiran rasionalitas untuk
mendukung ketepatan tindakan. Rasionalitas sendiri memiliki makna konsep normative
yang mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan alsan seseorang untuk
percaya.
Sedangkan tanggung jawab menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) adalah
keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.
Pembahasan Kasus
Pada kasus ini dimana seorang dokter dihadapkan dengan pilihan mengikuti kemauan
pendonor atau keluarga pendonor. Kasus ini juga bisa dilihat dari sikap pendonor dan
keluarga pendonor.
Sikap pendonor dan keluarga pendonor dibahas di dalam kajian etis dimana menunjukkan
Lalu pada sudut pandang dokter, terdapat sebuah kajian epistemology yang terbagi menjadi
dua yaitu rasionalisme dan empirisme. Pada kasus ini dokter memakai keduanya dalam
mengambil keputusan. Karena dokter membutuhkan pengetahuan rasionalisme dalam
pengambilan keputusannya, tetapi membutuhkan juga empirisme yang artinya dari
pengalamannya juga yang sudah menemukkan kasus seperti ini. Di dalam kondisi seperti
ini dokter menemukan sebuah kondisi dilema, dimana ia harus membuat suatu keputusan.
Sehingga bisa mengambil tindakan yang rasional serta bisa dipertanggungjawabkan, semua
itu juga berjalan dengan cara dokter berpikir kritis pada setiap keputusan atau langkah
yang akan diambil.

PENUTUP
Kesimpulan
Pada kasus ini dokter mengambil sebuah keputusan yang mungkin dinilai berat sebelah,
tetapi dokter tersebut telah berpikir secara kritis karena tidak melakukan tindakannya
karena keluarga tidak setuju. Karena pada saat pendonor telah meninggal, keputusan
menjadi ada pada keluarga pendonor dan juga proses pendonoran organ merupakan suatu
hal yang harus dilakukan dengan izin. Berpikir secara kritis juga didukung dengan ilmu-
ilmu atau kajian lainnya sehingga tidak langsung menyimpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ivone, J. Critical thinking,intellectual skills, reasoning and clinical reasoning.
2010 : p.5-6.
2. Wilujeng, SR. Upaya memahami hakikat ilmu dalam konteks keindonesiaan.
Filsafat,etika,disiplin. 2012 : p.78-9.
3. Machmud, T. Kontribusi dan dampaknya pada perkembangan filsafat
matematika. 2011 Maret: p.1137
4. Budiyanto. Hukum dan etik kedokteran,standar profesi medis dan audit medis.
2010 diakses pada tangga 2 november 2019. Available
from :https://budi399wordpress.com/2010/11/22/hukum-etik-kedokteran-
standar-profesi-medis-audit-medis/
5. Sinantia, V. Peran intensitas moral dalam proses pengambilan keputusan etis :
kajian lintas budaya. Jurnal psikologi. 2018 :

Anda mungkin juga menyukai