Anda di halaman 1dari 9

KONSEP SIKLUS PROYEK BISNIS

Disusun guna memenuhi tugas makalah individu


Mata Kuliah: Studi Kelayakan Investasi Agribisnis
Dosen Pengampu: Ivan Akmal Nur, S.P, M.P

Oleh:

Nama : Khonita Shalsabila


Nim : 42217005

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS PERADABAN
2020

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Siklus Proyek Bisnis” ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Studi
Kelayakan Investasi.
            Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-
baiknya. Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini. Mohon maaf apabila banyak terjadi kesalahan atas penulisan dan tata bahasa.

   Bumiayu, 5 Oktober 2020

Khonita Shalsabila
42217005

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

BAB III PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut (Gray, 1992), proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat
direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan
sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit). Yang dimaksud dengan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan adalah, baik sumber
daya yang digunakan dalam suatu proyek maupun hasil-hasilnya dapat dipisahkan
dari sumber daya yang dipergunakan untuk kegiatan yang lain, demikian juga
hasilnya dapat dipisahkan dari hasil kegiatan yang lainnya. Sementara kegiatan yang
direncanakan, artinya bahwa biaya-biaya maupun hasil pokok dari proyek dapat
dihitung atau diperkirakan, dan kegiatan-kegiatan dapat disusun sehingga dapat
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Untuk memulai suatu proyek, tidak cukup hanya mengandalkan dugaan bahwa
proyek tersebut menguntungkan, dibutuhkan maupun bermanfaat, tetapi perlu
didukung dengan data dan analisis yang komprehensif untuk mengambil keputusan
yang berdampak jangka panjang dan berdampak secara finansial. Kekeliruan dan
kesalahan dalam menilai investasi suatu proyek akan menyebabkan kerugian dan
risiko yang besar. Maka dari itu perlu adanya tahapan-tahapan atau siklus proyek.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus proyek atau project cycle?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui siklus proyek atau project
cycle.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Siklus proyek ini merupakan tahap tahap atau urut-urutan yang dilalui di
dalam kegiatan suatu proyek yang meliputi berikut ini :
1. Identifikasi Proyek
Tahap ini dilakukan dengan maksud untuk mendapat gambaran mengenai
kemampuan proyek-proyek yang potensial. Pada tahap ini, gambaran proyek
yang potensial bisa datang dari berbagai sumber seperti ahli atau staf teknis atau
pimpinan setempat. Umumnya di negara-negara berkembang mempunyai rencana
pengembangan ekonomi sebagai formalitas yang mengidentifikasi sektor-sektor
yang harus diberi prioritas dan daerah-daerah di mana dibutuhkan suatu investasi
(Gittinger, 1986). Perlu tidaknya proyek dikaji lebih lanjut adalah jawaban atas
pertanyaan : (1) Apakah proyek termasuk dalam sektor yang diprioritaskan? (2)
Apakah proyek secara garis besar akan menguntungkan, (3) Apakah ada bantuan
dan dukungan dari pemerintah atau perusahaan swasta bagi pelaksanaan proyek.
2. Persiapan dan Analisis Proyek
Mengadakan persiapan terhadap pelaksanaan suatu proyek yang akan
dilaksanakan. Hal ini biasanya menyangkut pembuatan feasibility study (studi
kelayakan/FS) dari daerah/lingkungan setempat meliputi kajian berbagai aspek.
Feasibility study harus menegaskan tujuan-tujuan proyek secara jelas, akan
membantu perencana proyek meniadakan alternatif-alternatif yang tidak baik, dan
juga akan memberikan kesempatan untuk menyusun proyek agar bisa cocok
dengan lingkungan fisik dan sosialnya, dan memastikan bahwa proyek akan
memberikan hasil yang optimal (Gittinger, 1986).
Mengadakan persiapan dengan melakukan prastudi kelayakan dengan
meneliti sejauh mana calon proyek dpt dilaksanakan menurut aspek-aspek teknis,
sosial, institusional dan ekstrnalitas. Studi Kelayakan Proyek berisi : ringkasan
proyek, studi teknis, studi pemasaran, studi manajemen/organisasi, studi finansial,
dan studi sosial ekonomi. Melakukan analisis dengan mengadakan appraisal
terhadap laporan-laporan studi kelayakan yang sudah dilakukan. Tujuannya :
untuk memilih yang terbaik diantara berbagai alternatif proyek yang ada

5
berdasarkan kriteria dan ukuran tertentu. Pedoman dan petunjuk yang harus di
pahami adalah kriteria investasi misalnya perhitungan biaya.
3. Penilaian Proyek
Tahap penilaian dari persiapan persiapan yang telah dilakukan. Di dalam
tahap ini, suatu team dapat memberikan pandangannya, apakah suatu feasibility
study disetujui atau harus diperbaiki. Untuk itu, biasanya sekaligus ditetapkan
badan atau lembaga-lembaga yang akan membiayai proyek tersebut (Gittinger,
1986). Pada tahap ini, perencana dan penilai proyek bertanggung jawab dalam
pengawasan selama pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan
financial designnya.
4. Pelaksanaan Proyek
Tahap yang terpenting dalam siklus proyek yang direncanakan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan di dalam tahap ini adalah bahwa proyek yang akan
dilaksanakan harus diusahakan untuk dapat mencapai manfaat yang telah
ditetapkan, misalnya untuk kesejahteraan masyarakat. Hal yang harus
diperhatikan agar proyek bisa dilaksanakan dan menghasilkan manfaat adalah,
pertama proyek bersifat realistis. Kedua, proyek harus fleksibel/luwes, mengingat
keadaan akan selalu berubah. Perubahan ini dapat bersifat teknis, perubahan
harga dan perubahan lingkungan ekonomi dan politik yang akan merubah cara
pelaksanaan suatu proyek. Para analis proyek pada umumnya membagi tahap
pelaksanaan ke dalam tiga (3) periode yang berbeda, yaitu 1) periode penanaman
modal, ketika modal utama ditanamkan; 2) periode pembangunan; 3) periode
kehidupan. (Gittinger, 1986). Pada tahap ini, perlu dipertimbangkan metode-
metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasionalnya, karena laporan tsb
diperlukan untuk tahap selanjutnya seperti evaluasi hasil pelaksanaan
pertanggungjawaban.
5. Evaluasi Proyek
Evaluasi atau penilaian yang telah dilakukan diharapkan juga dapat
digunakan sebagai bahan masukan (input) bagi rencana proyek yang akan datang.
Evaluasi biasanya dilakukan oleh team antar disiplin ilmu. Mengadakan evaluasi
tidak mesti pada akhir proyek, tetapi dapat dilakukan pada saat proyek sedang
berjalan. Dari suatu evaluasi diharapkan dapat diperoleh rekomendasi yang telah
dipertimbangkan secara cermat tentang bagaimana dapat meningkatkan ketepatan
dari setiap aspek dalam satu proyek. Dengan demikian, rencana-rencana untuk

6
pelaksanaan proyek dapat diperbaiki bila proyek sedang berjalan dan juga
proyek-proyek yang akan datang akan dapat direncanakan lebih baik lagi jika
proyek yang dievaluasi sudah selesai (Gittinger, 1986)..
Evaluasi atas hasil-hasil pelaksanaan serta operasi proyek berdasarkan
laporan-laporan yang masuk pada tahap-tahap sebelumnya dipertimbangkan
antara apa yang direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi diperlukan
untuk melakukan perbaikan untuk proyek-proyek berikutnya atau mungkin untuk
mengembangkan gagasan baru dlm memilih proyek-proyek baru.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus proyek dimulai dari tahap identifikasi. Tahap identifikasi dilakukan dengan
maksud untuk mendapat gambaran mengenai kemampuan proyek-proyek yang potensial.
Proyek telah diketahui kemudian mengadakan persiapan dan analisis terhadap
pelaksanaan suatu proyek yang akan dilaksanakan diikuti dengan penilaian terhadap
proyek tersebut. Tahap penilaian ini dari persiapan persiapan yang telah dilakukan.
Penilain proyek telah dilakukan tahap selanjutnya pelaksaan proyek. Pelaksaan proyek
sangat penting karena proyek yang akan dilaksanakan harus diusahakan untuk dapat
mencapai manfaat yang telah ditetapkan, misalnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Proyek yang dilaksanakan kadang tidak sesuai dengan rencana maupun sesuai dengan
rencana tetap dilakukannya tahap akhir yaitu evaluasi. Tahap evaluasi atau penilaian
yang telah dilakukan diharapkan juga dapat digunakan sebagai bahan masukan (input)
bagi rencana proyek yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta: UI-Press-John


Hopkins.
Gray, et al. (1992). Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai